sel hewan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sel-hewan Mon, 20 Nov 2023 08:38:26 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico sel hewan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sel-hewan 32 32 10 Perbedaan Sentriol Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-sentriol-pada-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Mon, 20 Nov 2023 08:38:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46236 Sentriol adalah struktur berbentuk silindris yang hadir dalam sel hewan dan sebagian sel protista. Sentriol memainkan peran penting dalam pembelahan sel dan organisasi sitoskeleton sel. Mereka terletak dekat nukleus sel dan berperan penting dalam pembelahan sel, terutama selama mitosis dan meiosis. Sentriol bertindak sebagai pusat organisasi mikrotubulus dan membantu membentuk spindle selama pembelahan sel. Ini […]

The post 10 Perbedaan Sentriol Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sentriol adalah struktur berbentuk silindris yang hadir dalam sel hewan dan sebagian sel protista. Sentriol memainkan peran penting dalam pembelahan sel dan organisasi sitoskeleton sel. Mereka terletak dekat nukleus sel dan berperan penting dalam pembelahan sel, terutama selama mitosis dan meiosis.

Sentriol bertindak sebagai pusat organisasi mikrotubulus dan membantu membentuk spindle selama pembelahan sel. Ini memungkinkan pemisahan kromosom yang akurat. Sel tumbuhan, sebaliknya, tidak memiliki sentriol.

Sel tumbuhan mengandalkan struktur yang disebut mikrotubulus pusat atau “centrosome” yang memiliki peran serupa dalam pembelahan sel. Perbedaan ini menunjukkan variasi dalam struktur sel hewan dan sel tumbuhan, dengan sentriol menjadi karakteristik khas sel hewan yang memainkan peran penting dalam pembelahan sel.

1. Keberadaan Sentriol

Sentriol adalah organel sel yang terdapat pada sel hewan, tetapi absen dalam sel tumbuhan. Sentriol adalah struktur berbentuk silinder yang terletak di dekat nukleus sel hewan. Perannya sangat penting dalam pembelahan sel, khususnya selama mitosis dan meiosis.

Sentriol bertindak sebagai pusat organisasi mikrotubulus, membentuk spindle selama pembelahan sel, yang diperlukan untuk memisahkan kromosom dengan benar. Sel tumbuhan, sebaliknya, tidak memiliki sentriol.

Mereka mengandalkan struktur yang disebut mikrotubulus pusat atau “centrosome” untuk fungsi serupa dalam pembelahan sel. Perbedaan ini adalah salah satu aspek yang membedakan sel hewan dan sel tumbuhan dalam konteks organellar dan struktural.

Perbedaan pertama yang paling mencolok adalah keberadaan sentriol dalam sel hewan dan sel tumbuhan. Sentriol hadir dalam sel hewan, tetapi tidak hadir dalam sel tumbuhan. Ini adalah perbedaan mendasar dalam organisasi seluler antara dua kerajaan organisme ini.

2. Fungsi Sentriol dalam Pembelahan Sel

Sentriol, yang terdapat dalam sel hewan, memiliki peran utama dalam pembelahan sel. Selama mitosis dan meiosis, sentriol berfungsi sebagai pusat organisasi mikrotubulus. Mereka membantu membentuk struktur yang disebut spindle sel, yang diperlukan untuk memisahkan kromosom dengan benar.

Selama pembelahan, sentriol membantu memandu pergerakan kromosom ke arah yang tepat, sehingga setiap sel anak menerima salinan kromosom yang sama. Di sisi lain, sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, tetapi mengandalkan struktur mikrotubulus pusat yang berperan dalam fungsi serupa selama pembelahan.

Perbedaan ini menggambarkan adaptasi sel untuk memenuhi kebutuhan spesifiknya, karena struktur sel hewan dan sel tumbuhan dapat bervariasi sesuai dengan perbedaan evolusioner dan fungsi biologisnya. Dalam sel hewan, pasangan sentriol yang dikenal sebagai pasangan sentriol berfungsi sebagai pusat organisasi mikrotubulus saat membantu dalam pembentukan spindle selama pembelahan sel. Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, dan pembelahan selnya melibatkan organisasi mikrotubulus yang lebih kompleks.

3. Struktur Sentriol

Struktur sentriol dalam sel hewan dan sel tumbuhan juga memiliki perbedaan. Sentriol dalam sel hewan terdiri dari dua sentriol yang tersusun secara saling tegak lurus satu sama lain. Ini membentuk pasangan sentriol yang terletak di dekat inti sel. Di sisi lain, sel tumbuhan memiliki struktur yang disebut mikrotubulus organisasi center (MTOC) yang menggantikan peran sentriol dalam organisasi mikrotubulus.

4. Organisasi Spindle Selama Pembelahan

Ketika sel hewan memasuki tahap pembelahan sel, pasangan sentriol membentuk spindle yang merupakan kerangka utama dalam segregasi kromosom. Spindle ini membantu dalam pemisahan kromosom ke dalam sel anak selama mitosis dan meiosis. Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, dan pembelahan selnya melibatkan organisasi spindle yang berasal dari MTOC.

5. Pembentukan Silia dan Flagela

Sentriol juga berperan dalam pembentukan silia dan flagela, struktur berbentuk serabut yang digunakan oleh sel hewan untuk pergerakan dan penangkapan makanan. Sementara silia dan flagela hadir pada beberapa jenis protista, sel tumbuhan tidak memiliki struktur ini dan tidak memerlukan sentriol untuk pembentukan mereka.

6. Peran dalam Organel Silia dan Flagela

Sentriol dalam sel hewan adalah pusat bagi pembentukan struktur silia dan flagela. Mereka membantu mengatur organisasi mikrotubulus yang menyusun struktur ini dan memungkinkan pergerakan dan getaran. Sel tumbuhan, seperti yang disebutkan sebelumnya, tidak memiliki silia dan flagela, oleh karena itu, sentriol tidak berperan dalam pembentukan struktur ini.

7. Peranan dalam Sitoskeleton

Sitoskeleton adalah jaringan protein yang memberikan dukungan struktural dan memengaruhi mobilitas dalam sel. Pada sel hewan dan sel tumbuhan, sitoskeleton memiliki peran penting. Dalam sel hewan, sitoskeleton terlibat dalam pembentukan bentuk sel, gerakan, dan pembelahan sel.

Filamen aktin dan mikrotubulus adalah komponen utama yang memfasilitasi kontraksi otot, pergerakan sel, dan pembelahan sel dalam mitosis. Di sel tumbuhan, sitoskeleton mendukung struktur dinding sel dan plastida seperti kloroplas.

Selain itu, mikrotubulus juga berperan dalam distribusi organel selama pembelahan sel tumbuhan yang disebut mitosis sel tumbuhan. Sentriol juga berperan dalam penyusunan sitoskeleton sel hewan. Sitoskeleton adalah jaringan serat protein yang memberikan dukungan dan struktur pada sel.

Sentriol membantu mengatur dan menjaga struktur sitoskeleton dengan mengatur pembentukan mikrotubulus. Jadi, sitoskeleton penting dalam kedua jenis sel ini, tetapi perannya mungkin sedikit berbeda, sesuai dengan perbedaan struktur dan kebutuhan sel hewan dan sel tumbuhan.

8. Organisasi Basal Body

Sentriol dalam sel hewan juga berfungsi sebagai basal body. Basal body adalah pusat pengaturan pembentukan mikrotubulus yang mendukung flagela dan silia. Ini adalah perbedaan penting antara sentriol dalam sel hewan dan sel tumbuhan karena sel tumbuhan tidak memiliki basal body.

9. Pembentukan dan Organisasi Mikrotubulus

Sentriol dalam sel hewan memainkan peran kunci dalam pembentukan dan organisasi mikrotubulus. Mikrotubulus adalah struktur yang penting dalam proses pembelahan sel dan dalam transportasi intraseluler. Sel tumbuhan mengandalkan MTOC yang berbeda untuk mengatur mikrotubulus dan tidak memiliki sentriol.

10. Peranan dalam Sel Hewan Multiseluler

Sentriol dalam sel hewan juga berperan dalam pembentukan jaringan dan organisme multiseluler. Misalnya, sentriol dalam sel hewan memainkan peran penting dalam pengaturan selama pembentukan embrio pada hewan. Sel tumbuhan tidak mengalami perkembangan embrio serupa, dan oleh karena itu, sentriol tidak diperlukan untuk fungsi ini dalam sel tumbuhan.

Sentriol adalah struktur yang memiliki peran penting dalam sel hewan, terutama dalam pembelahan sel, pembentukan mikrotubulus, pembentukan silia dan flagela, dan organisasi sitoskeleton. Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol dan mengandalkan MTOC dalam proses pembelahan sel dan organisasi mikrotubulus. Perbedaan

The post 10 Perbedaan Sentriol Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Perbedaan Plastida Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-plastida-pada-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Tue, 31 Oct 2023 04:02:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46235 Plastida adalah organel sel tumbuhan yang memiliki peran utama dalam proses fotosintesis dan penyimpanan energi. Organel ini ditemukan dalam sel tumbuhan, serta beberapa mikroorganisme seperti alga dan protista. Plastida adalah salah satu karakteristik utama yang membedakan sel tumbuhan dari sel hewan. Ada beberapa jenis plastida, di antaranya plastida yang paling terkenal adalah kloroplas, lekukan yang […]

The post 10 Perbedaan Plastida Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perbedaan Plastida pada Sel hewan dan sel tumbuhan

Plastida adalah organel sel tumbuhan yang memiliki peran utama dalam proses fotosintesis dan penyimpanan energi. Organel ini ditemukan dalam sel tumbuhan, serta beberapa mikroorganisme seperti alga dan protista. Plastida adalah salah satu karakteristik utama yang membedakan sel tumbuhan dari sel hewan.

Ada beberapa jenis plastida, di antaranya plastida yang paling terkenal adalah kloroplas, lekukan yang mengandung pigmen hijau, klorofil. Kloroplas adalah pusat fotosintesis, proses yang memungkinkan tumbuhan dan organisme autotrof lainnya mengubah energi cahaya matahari menjadi glukosa dan oksigen. Glukosa adalah sumber energi utama tumbuhan.

Selain kloroplas, ada dua jenis plastida lain yang penting, yaitu:

  • Kromoplas: Kromoplas mengandung pigmen-pigmen yang memberikan warna pada buah-buahan dan bunga tumbuhan. Mereka berperan dalam pembentukan warna pada berbagai bagian tumbuhan. Contohnya, tomat merah dan wortel oranye adalah hasil dari pigmen dalam kromoplas.
  • Leukoplas: Leukoplas adalah plastida yang tidak memiliki pigmen, dan mereka berperan dalam penyimpanan zat-zat cadangan seperti pati dan minyak dalam sel tumbuhan. Leukoplas adalah plastida tak berwarna dan membantu tumbuhan meyimpan sumber daya untuk digunakan saat dibutuhkan, seperti dalam biji dan umbi.

Plastida memiliki struktur membran ganda, mirip dengan mitokondria. Ini memungkinkan mereka untuk mengatur berbagai proses seluler dengan cara yang efisien. Selama fotosintesis, kloroplas mengambil cahaya matahari dan karbon dioksida untuk menghasilkan glukosa, yang kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Plastida adalah organel sel tumbuhan yang kritis dalam proses fotosintesis dan penyimpanan zat-zat penting. Mereka termasuk kloroplas, kromoplas, dan leukoplas, masing-masing dengan peran unik dalam metabolisme dan fungsi tumbuhan.

Plastida memungkinkan tumbuhan untuk menghasilkan makanan dan pigmen yang memberikan warna pada berbagai bagian tumbuhan, menjadikannya salah satu organel paling penting dalam biologi tumbuhan.

Namun, Plastida juga ada di sel hewan, dan berikut ini adalah perbedaannya

1. Plastida pada Sel Tumbuhan dan Kehadirannya pada Sel Hewan

Plastida adalah organel yang hadir dalam sel tumbuhan. Jenis plastida yang paling terkenal adalah kloroplas, yang berperan dalam fotosintesis. Plastida juga dapat mengandung pigmen lain, seperti kromoplas yang memberikan warna pada buah-buahan.

Dan leukoplas yang berfungsi dalam penyimpanan karbohidrat. Namun, pada sel hewan, plastida tidak hadir, kecuali pada tahap awal evolusi ketika hewan masih memiliki plastida sebagai sisa sejarah evolusi.

2. Fungsi Fotosintesis

Kloroplas adalah plastida yang paling terkenal dan berperan utama dalam fotosintesis. Sel tumbuhan menggunakan kloroplas untuk mengubah energi matahari menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Sel hewan tidak memiliki kemampuan fotosintesis karena mereka tidak memiliki kloroplas.

Sebagai gantinya, hewan bergantung pada organisme yang melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan, untuk memasok makanan.

3. Pigmen Klorofil

Klorofil adalah pigmen hijau yang terlibat dalam fotosintesis. Ini hanya ditemukan dalam kloroplas sel tumbuhan dan memberikan warna hijau pada tumbuhan. Klorofil tidak ada dalam sel hewan karena sel hewan tidak melakukan fotosintesis.

4. Jenis Plastida yang Terdapat pada Sel Hewan

Meskipun plastida umumnya tidak hadir dalam sel hewan, beberapa penelitian telah menunjukkan keberadaan plastida yang sangat tereduksi dalam beberapa jenis hewan. Namun, peran plastida dalam sel hewan ini masih belum sepenuhnya dipahami.

5. Peran Kromoplas dan Leukoplas

Kromoplas dan leukoplas adalah jenis plastida lain yang hadir dalam sel tumbuhan. Kromoplas mengandung pigmen berwarna seperti karotenoid yang memberikan warna pada buah dan bunga. Leukoplas adalah plastida tanpa pigmen yang berfungsi dalam penyimpanan karbohidrat dan lemak. Sel hewan tidak memiliki plastida yang berspesialisasi seperti ini.

6. Fungsi Penyimpanan dan Sintesis Lemak

Sel tumbuhan menggunakan plastida untuk menyimpan lemak dalam bentuk oleum. Plastida ini, dikenal sebagai oleumplas, terutama ditemukan dalam biji dan biji-bijian. Selain itu, plastida juga berperan dalam sintesis lemak. Sementara sel hewan juga memiliki kemampuan sintesis lemak, mereka tidak memiliki plastida khusus untuk tugas ini.

7. Perbedaan dalam Kandungan DNA

Perbedaan utama dalam kandungan DNA plastida di sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa sel tumbuhan memiliki plastida, seperti kloroplas, yang mengandung DNA plastida, sedangkan sel hewan tidak memiliki plastida atau DNA plastida.

Sel Tumbuhan:

  • Sel tumbuhan memiliki plastida, seperti kloroplas, yang mengandung DNA plastida. DNA plastida dalam kloroplas memiliki peran penting dalam pengaturan fotosintesis dan sintesis beberapa molekul penting.
  • DNA plastida dalam sel tumbuhan bersifat sirkuler, serupa dengan DNA bakteri. Ini mengisyaratkan bahwa kloroplas memiliki asal usul endosimbiosis dengan bakteri fotosintetik pada tahap evolusi sel tumbuhan.
  • Sel tumbuhan juga memiliki nukleus yang mengandung DNA inti sel yang mengatur seluruh fungsi sel.

Sel Hewan:

  • Sel hewan tidak memiliki plastida, termasuk kloroplas, sehingga tidak mengandung DNA plastida. Sel hewan mengandalkan mitokondria untuk produksi energi.
  • DNA dalam sel hewan terkonsentrasi di dalam nukleus sel dan mengatur berbagai fungsi sel termasuk sintesis protein dan regulasi genetik.

Dalam perbandingan ini, perbedaan utama adalah bahwa DNA plastida hadir dalam sel tumbuhan melalui plastida, sementara sel hewan tidak memiliki plastida dan oleh karena itu tidak memiliki DNA plastida. Sel tumbuhan memiliki sistem dual DNA.

Dengan DNA nukleus yang mengatur seluruh fungsi sel, dan DNA plastida yang terlibat dalam pengaturan fotosintesis. Sel hewan hanya memiliki DNA nukleus yang mengendalikan sebagian besar proses sel.

Plastida memiliki DNA sendiri, yang disebut DNA plastida. DNA plastida pada sel tumbuhan terus diwariskan dari generasi ke generasi, sementara sel hewan tidak memiliki DNA plastida.

8. Perbedaan dalam Pembelahan Sel

Pembelahan sel plastida, khususnya kloroplas dalam sel tumbuhan, memiliki perbedaan yang signifikan dengan sel hewan. Proses ini disebut pembelahan biner dalam kloroplas sel tumbuhan, sementara sel hewan tidak memiliki kloroplas dan tidak mengalami proses ini.

Pembelahan biner kloroplas adalah cara di mana kloroplas dalam sel tumbuhan bereproduksi. Ini mirip dengan pembelahan sel secara keseluruhan yang dikenal sebagai mitosis atau meiosis, tetapi fokus pada replikasi dan pembelahan kloroplas.

Prosesnya melibatkan beberapa langkah seperti pertambahan organel seluler, duplikasi DNA kloroplas, pembelahan, dan redistribusi kloroplas ke dalam sel-sel anak. Dengan cara ini, sel tumbuhan dapat mempertahankan jumlah kloroplas yang diperlukan untuk fotosintesis yang efisien.

Namun, sel hewan tidak memiliki kloroplas atau plastida lainnya yang dapat mengalami pembelahan biner seperti ini. Sebaliknya, sel hewan memiliki mitokondria yang memainkan peran serupa dengan kloroplas dalam hal memproses energi, tetapi mitokondria bereproduksi melalui pembelahan sel secara keseluruhan, yang berbeda dari pembelahan biner kloroplas.

Jadi, perbedaan utama adalah bahwa pembelahan sel plastida, khususnya kloroplas, adalah proses unik dalam sel tumbuhan untuk memperbanyak organel tersebut, sedangkan sel hewan tidak memiliki plastida dan oleh karena itu tidak mengalami proses tersebut.

9. Peran dalam Sintesis Pigmen dan Aroma

Plastida juga berperan dalam sintesis pigmen dan senyawa aroma yang memberikan rasa dan aroma pada tanaman dan buah. Misalnya, plastida dalam sel tumbuhan menghasilkan senyawa seperti anthocyanin yang memberi warna pada buah dan bunga, serta senyawa aroma seperti terpenoid.

10. Sumber Energi dalam Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Sel tumbuhan menggunakan plastida untuk menghasilkan energi dalam bentuk glukosa melalui fotosintesis. Di sisi lain, sel hewan mengandalkan mitokondria untuk menghasilkan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) melalui respirasi selular.

Perbedaan antara plastida pada sel hewan dan sel tumbuhan mencerminkan peran kunci yang dimainkan oleh plastida dalam fotosintesis, penyimpanan energi, dan pembentukan pigmen dan senyawa aroma dalam tumbuhan.

Sementara plastida adalah organel esensial dalam sel tumbuhan, sel hewan tidak bergantung pada plastida dan menghasilkan energi mereka melalui mitokondria. Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk memahami dasar biologis dari kehidupan tanaman dan hewan serta memahami bagaimana interaksi di alam semesta ini dapat membentuk ekosistem yang beragam dan kaya.

The post 10 Perbedaan Plastida Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Perbedaan Vakuola Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-vakuola-pada-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Tue, 31 Oct 2023 03:56:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46237 Vakuola adalah organel berbentuk kantong yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan, tetapi peran dan karakteristiknya sangat berbeda di antara keduanya. Di sel tumbuhan, vakuola adalah struktur terbesar dalam sel. Fungsinya utamanya adalah sebagai penyimpanan air, garam, gula, serta pigmen dan zat lainnya. Vakuola juga berperan dalam memberikan turgor pada sel tumbuhan, yang mendukung […]

The post 10 Perbedaan Vakuola Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Vakuola adalah organel berbentuk kantong yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan, tetapi peran dan karakteristiknya sangat berbeda di antara keduanya. Di sel tumbuhan, vakuola adalah struktur terbesar dalam sel.

Fungsinya utamanya adalah sebagai penyimpanan air, garam, gula, serta pigmen dan zat lainnya. Vakuola juga berperan dalam memberikan turgor pada sel tumbuhan, yang mendukung struktur sel dan mencegah kollaps. Selain itu, vakuola digunakan untuk menyimpan cadangan makanan dan mengatur pH sel.

Di sel hewan, vakuola tidak sebesar vakuola pada sel tumbuhan, dan tidak memiliki fungsi penyimpanan air atau nutrisi. Vakuola di sel hewan lebih bersifat sekunder dan biasanya memiliki peran dalam pengangkutan dan penguraian berbagai molekul dalam sel.

Jadi, meskipun ada kesamaan nama, vakuola memiliki peran dan karakteristik yang berbeda dalam sel tumbuhan dan sel hewan.

Vakuola adalah organel seluler yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sel. Meskipun vakuola hadir dalam sel hewan dan sel tumbuhan, perbedaan signifikan dalam struktur dan fungsi vakuola di antara keduanya memengaruhi banyak aspek biologi dan fisiologi sel. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi 10 perbedaan utama antara vakuola pada sel hewan dan sel tumbuhan.

1. Ukuran Vakuola

Perbedaan yang paling mencolok adalah ukuran vakuola. Vakuola dalam sel tumbuhan jauh lebih besar dan lebih menonjol dibandingkan dengan vakuola dalam sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola sentral besar yang dapat mengisi sebagian besar volume sel, sementara vakuola dalam sel hewan relatif kecil dan lebih tersebar.

2. Fungsi Utama Vakuola

Vakuola dalam sel hewan memiliki beberapa fungsi, tetapi perannya utamanya adalah sebagai vesikel penyimpanan sementara untuk berbagai jenis molekul, seperti air, elektrolit, dan berbagai senyawa organik.

Vakuola dalam sel tumbuhan memiliki peran yang lebih beragam dan signifikan. Fungsi utama vakuola dalam sel tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan air, nutrisi, senyawa kimia, serta mendukung turgor sel dan pertumbuhan tumbuhan.

Vakuola dalam sel hewan umumnya memiliki peran yang lebih terbatas dan spesifik dibandingkan sel tumbuhan. Fungsi utamanya adalah terlibat dalam pengangkutan intraseluler. Vakuola membantu dalam penguraian dan pemrosesan molekul-molekul tertentu, terutama dalam proses intraseluler seperti endositosis dan eksositosis.

Sel hewan mengandalkan vakuola untuk mengatur osmosis sel dan menjaga keseimbangan air dalam sel. Ini juga terlibat dalam pengangkutan protein, glikoprotein, dan ion ke dalam dan keluar sel. Meskipun vakuola dalam sel hewan tidak sebesar dan seragam seperti yang ada dalam sel tumbuhan, perannya dalam menjaga homeostasis dan proses intraseluler tetap penting.

3. Vakuola sebagai Tempat Penyimpanan Makanan

Sel hewan menggunakan vakuola untuk menyimpan makanan dalam bentuk vesikel penyimpanan sementara. Ini terutama berlaku untuk sel hewan yang merupakan bagian dari sistem pencernaan. Sel tumbuhan juga menggunakan vakuola untuk penyimpanan makanan, tetapi mereka juga memanfaatkannya untuk menyimpan pigmen, senyawa kimia seperti tannin, serta bahan kimia yang dapat membantu melindungi tumbuhan dari herbivora dan patogen.

4. Vakuola sebagai Tempat Penyimpanan Air

Vakuola dalam sel tumbuhan adalah komponen utama yang memungkinkan tumbuhan untuk menyimpan air dalam jumlah besar. Ini adalah aspek kunci dari regulasi turgor sel, yang berperan penting dalam menjaga kekakuan dan struktur sel tumbuhan.

5. Vakuola sebagai Tempat Penyimpanan Pigmen

Vakuola dalam sel tumbuhan digunakan untuk menyimpan pigmen yang memberikan warna pada bunga dan buah. Ini adalah mengapa warna bunga dan buah tumbuhan sangat beragam dan mencolok. Sel hewan tidak memiliki fungsi serupa dalam penyimpanan pigmen.

6. Regulasi Turgor Sel

Vakuola dalam sel tumbuhan memiliki peran kunci dalam regulasi turgor sel. Turgor sel adalah tekanan internal yang dipertahankan oleh sel tumbuhan karena adanya air yang disimpan dalam vakuola. Ini memberikan dukungan struktural bagi sel tumbuhan dan mencegah kolaps sel.

7. Penyimpanan Zat Garam dan Elektrolit

Sel hewan menggunakan vakuola untuk menyimpan zat garam dan elektrolit dalam konteks regulasi osmosis. Vakuola membantu sel hewan dalam menjaga keseimbangan osmotik. Di sisi lain, sel tumbuhan juga menggunakan vakuola untuk penyimpanan garam dan elektrolit, tetapi ini berkaitan dengan fungsi yang lebih luas dalam menyimpan berbagai senyawa kimia.

8. Penyimpanan Limbah dan Toksin

Vakuola dalam sel tumbuhan juga berperan dalam penyimpanan limbah dan senyawa toksik. Ini membantu menjaga sel tumbuhan tetap aman dan mengurangi efek berbahaya senyawa toksik pada sel hidup.

9. Regulasi pH Intraseluler

Vakuola dalam sel hewan dapat berperan dalam mengatur pH intraseluler dengan menyimpan sejumlah kecil proton (H+) yang dapat memengaruhi keasaman sitoplasma. Di sisi lain, vakuola dalam sel tumbuhan juga memainkan peran dalam mengatur pH sitoplasma, tetapi lebih melibatkan regulasi keasaman dalam lingkungan sekitar sel.

10. Reaksi Fungsi Seluler

Sel hewan menggunakan vakuola untuk berbagai reaksi seluler, seperti fagositosis dan endositosis, yang melibatkan pengambilan dan pencernaan partikel asing atau molekul. Sel hewan juga menggunakan vakuola untuk menciptakan kondisi osmotik yang tepat untuk fungsi enzim intraseluler tertentu.

Vakuola dalam sel tumbuhan juga berpartisipasi dalam berbagai reaksi seluler, tetapi fungsinya lebih luas dalam penyimpanan, regulasi, dan dukungan struktural.

The post 10 Perbedaan Vakuola Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Mon, 02 Oct 2023 16:17:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45715 Seperti halnya manusia, tubuh hewan maupun tumbuhan terdiri dari banyak sel penting. Keberadaan sel-sel ini membantu agar para makhluk hidup ini dapat bertahan hidup dengan baik. Terlepas dari sama-sama “sel”, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan baik dari segi bentuk, fungsi, hingga strukturnya. Berikut perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang dapat dipahami. 1. […]

The post 9 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti halnya manusia, tubuh hewan maupun tumbuhan terdiri dari banyak sel penting. Keberadaan sel-sel ini membantu agar para makhluk hidup ini dapat bertahan hidup dengan baik. Terlepas dari sama-sama “sel”, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan baik dari segi bentuk, fungsi, hingga strukturnya.

Berikut perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang dapat dipahami.

1. Bentuk Sel

Sel hewan terbentuk oleh pengaruh sitoskeleton (jenis jaringan protein) sehingga lebih fleksibel dengan ketiadaan dinding sel. Adanya sisi fleksibilitas ini, sel hewan tidak kaku dan cenderung mudah berubah bentuk.

Sedangkan pada sel tumbuhan, struktur dinding sel lebih kuat sehingga lebih kaku. Ditambah dengan adanya perlindungan tambahan pada dinding sel, sel tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk berubah bentuk secara fleksibel.

2. Dinding Sel

Selain dalam hal bentuk, dinding sel hewan maupun dinding sel tumbuhan juga berbeda dari segi komponennya. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga fleksibilitasnya sangat tinggi dengan gerakan bebas tidak terbatas.

Sel hewan tanpa dinding sel kaku membuat sel-sel mudah bergerak dari satu tempat untuk pindah ke tempat lain. Sementara pada sel tumbuhan, serat selulosa yang kuat memengaruhi pembentukan dinding sel sehingga menjadikan bagian ini cukup kaku.

Serat selulosa (zat kayu) yang terbentuk dari glukosa tersebut menjadikan tumbuhan memiliki batang yang keras dan tidak fleksibel. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa tumbuhan hanya tumbuh di satu tempat saja.

Struktur dari dinding sel yang lebih kuat membuat sel tumbuhan tidak mudah bergerak. Namun dari segi perlindungan bagi sel, dinding sel yang lebih kaku menawarkan proteksi dari tekanan osmotik.

3. Plastida

Sel hewan tidak memiliki plastida, sebab plastida adalah bagian inti dari sel tumbuhan. Peran plastida adalah sebagai pendukung dan tempat untuk proses fotosintesis tumbuhan.

Klorofil atau pigmen hijau merupakan salah satu jenis plastida (kloroplas) sehingga saat tumbuhan terkena sinar matahari, energi matahari ini dapat diubah menjadi energi kimia. Sel tumbuhan juga memiliki kromoplas yang merupakan pigmen karotenoid.

Pigmen merah ini ada pada mahkota bunga serta akar wortel yang menyebabkan tumbuhan berwarna kemerahan atau keoranyean. Jenis plastida lain adalah leukopas yang berfungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil metabolisme tumbuhan; oleh sebab itu, leukopas tidak berpigmen.

4. Vakuola

Tidak semua sel hewan memiliki vakuola, namun semua sel tumbuhan pasti memilikinya. Jikapun pada sel hewan terdapat vakuola (jarang dijumpai), fungsinya tidak sebesar vakuola yang ada pada sel tumbuhan.

Pada tumbuhan, vakuola berperan penting sebagai penyimpan cadangan air dan makanan. Keberadaan vakuola juga membantu penyimpanan senyawa serta zat lain yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup.

Dari hasil cadangan makanan yang tersimpan, vakuola dapat mengandung protein, gula, asam amino hingga asam organik.

5. Sentrosom

Sel hewan memiliki sentrosom, sedangkan sel tumbuhan tidak memilikinya. Proses pembelahan sel mitosis di dalam tubuh hewan terjadi berkat keberadaan sentrosom.

Pembelahan sel mitosis membutuhkan sentrosom yang berbentuk seperti tabung ini agar terhasilkan dua sel anakan. Dua sel anakan hasil pembelahan tersebut biasanya memiliki karakter yang sama dengan sel induk.

6. Sentriol

Seperti sentrosom, sentriol hanya dimiliki oleh sel hewan dan tidak ada pada sel tumbuhan. Sentriol adalah sepasang struktur dengan bentuk mirip silinder namun memiliki lubang di bagian tengahnya.

Protein mikrotubulus adalah jenis protein yeng menyusun sentriol. Adanya sentriol pada sel hewan berperan penting dalam pembelahan sel sehingga terjadi pemisahan kromosom yang sempurna di dalam tubuh hewan.

7. Lisosom

Sel hewan pasti memiliki lisosom, sedangkan sel tumbuhan sangat jarang yang memilikinya atau bahkan cenderung tidak ada. Fungsi lisosom pada tubuh hewan adalah untuk mendukung proses pencernaan intraseluler.

Terdapat eznim hidrolitik di dalam lisosom untuk bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan dapat terpecah-pecah dengan baik.

8. Nukleus

Nukleus adalah satu kesamaan sekaligus perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan. Terlepas dari fakta bahwa nukleus ada pada sel hewan dan sel tumbuhan, lokasinya bisa berbeda-beda. Nukleus atau juga disebut dengan istilah inti sel ada di bagian tengah pada sel hewan dan ada di bagian tepi sel pada sel tumbuhan.

Di dalam nukleus sendiri juga terdapat zat-zat genetik yang jika terjadi penggandaan maka terjadi perubahan bentuk. Molekul DNA atau kromosom adalah hasil perubahan bentuk akibat penggandaan zat genetik yang dimaksud.

9. Glioksisom

Sel hewan tidak memiliki glioksisom, sebab hanya sel tumbuhan yang memilikinya. Dalam dunia perkecambahan biji tumbuhan, proses metabolisme asam lemak dapat terjadi secara sempurna berkat keberadaan glioksisom.

Itulah beberapa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang meliputi bentuk hingga fungsi. Sebagian sel hewan berpotensi memiliki bagian yang ada pada sel tumbuhan, walaupun dari segi fungsi dan letak keduanya tidak sama, begitu pula sebaliknya.

The post 9 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Fungsi Kromatin pada Sel Hewan https://haloedukasi.com/fungsi-kromatin-pada-sel-hewan Fri, 25 Aug 2023 03:54:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45026 Dalam dunia sel, terdapat proses yang kompleks dan mendalam yang mengatur berbagai aspek kehidupan. Salah satu elemen yang memainkan peran sentral dalam regulasi ini adalah kromatin. Kromatin adalah struktur yang terdiri dari DNA, protein, dan RNA, yang membentuk inti dari kromosom dalam sel. Berikut fungsi kromatin pada sel hewan 1. Mengatur Ekspresi Gen Kromatin memiliki […]

The post 5 Fungsi Kromatin pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Dalam dunia sel, terdapat proses yang kompleks dan mendalam yang mengatur berbagai aspek kehidupan. Salah satu elemen yang memainkan peran sentral dalam regulasi ini adalah kromatin. Kromatin adalah struktur yang terdiri dari DNA, protein, dan RNA, yang membentuk inti dari kromosom dalam sel.

Berikut fungsi kromatin pada sel hewan

1. Mengatur Ekspresi Gen

Kromatin memiliki peran utama dalam mengatur ekspresi gen. Gen adalah segmen DNA yang mengandung informasi untuk sintesis protein dan pengaturan berbagai fungsi sel. Proses ini disebut sebagai transkripsi dan translasi.

Kromatin memiliki kemampuan untuk mempengaruhi ekspresi gen dengan cara mengubah aksesibilitas DNA. Bagian kromatin yang mengandung lebih banyak protein akan mengalami kondensasi yang membuat akses ke gen menjadi lebih sulit, sementara bagian yang kurang padat memungkinkan akses lebih mudah.

Dengan demikian, kromatin berperan dalam mengontrol gen mana yang diekspresikan dan dalam tingkat apa. Contohnya, dalam perkembangan embrio, beberapa gen harus diaktifkan atau dinonaktifkan pada waktu yang tepat untuk menghasilkan jenis sel yang berbeda. Kromatin membantu mengatur gen-gen ini untuk menjaga perkembangan yang terkoordinasi dan harmonis.

2. Reparasi dan Replikasi DNA

Kromatin juga memiliki fungsi penting dalam proses reparasi dan replikasi DNA. DNA rentan terhadap kerusakan dari berbagai faktor eksternal seperti radiasi atau bahan kimia. Kromatin membantu melindungi DNA dengan mencegah atau memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Protein yang berinteraksi dengan kromatin dapat mendeteksi kerusakan DNA dan memicu respons perbaikan yang sesuai. Selain itu, kromatin juga memainkan peran dalam replikasi DNA, yaitu proses pembentukan salinan DNA selama pembelahan sel.

Proses ini penting untuk memastikan bahwa setiap sel anak memiliki salinan genetik yang identik dengan sel induknya.

3. Regulasi Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah proses kunci dalam perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan jaringan. Kromatin turut berperan dalam regulasi pembelahan sel dengan mengontrol ekspresi gen yang terlibat dalam siklus sel.

Pada tahap-tahap tertentu dalam siklus sel, kromatin akan mengalami perubahan struktural yang memungkinkan replikasi DNA dan pembelahan sel terjadi.

4. Diferensiasi Sel

Dalam tubuh manusia, terdapat berbagai jenis sel yang memiliki fungsi dan karakteristik unik. Proses diferensiasi sel terjadi ketika sel-sel embrionik mengembangkan spesialisasi menjadi berbagai jenis sel yang berbeda.

Kromatin memainkan peran penting dalam proses ini dengan mengatur ekspresi gen yang memungkinkan perkembangan sel-sel menjadi jenis yang berbeda-beda. Misalnya, sel otot akan memiliki ekspresi gen yang berbeda dari sel saraf, dan kromatin membantu mengatur perbedaan ini.

5. Respons terhadap Sinyal Lingkungan

Kromatin juga sensitif terhadap sinyal lingkungan. Lingkungan sel, seperti suhu, nutrisi, dan stres, dapat mempengaruhi struktur kromatin dan ekspresi gen. Ketika sel menghadapi perubahan lingkungan, kromatin dapat mengalami modifikasi yang memungkinkan sel untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Ini memungkinkan sel untuk tetap berfungsi secara efektif dalam kondisi yang berubah.

The post 5 Fungsi Kromatin pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Fungsi Badan Golgi pada Sel Hewan https://haloedukasi.com/fungsi-badan-golgi-pada-sel-hewan Sun, 20 Aug 2023 16:24:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45013 Hewan merupakan makhluk hidup yang memiliki beragam organel dengan fungsi berbeda dalam setiap sel. Sel hewan mengandung organel yang difungsikan untuk membantu dalam meningkatkan kinerja metabolisme tubuh termasuk badan golgi. Badan golgi adalah organel yang bisa ditemukan hampir di seluruh makhluk hidup dengan sel eukariotik. Badan golgi ini memiliki bentuk seperti kantong khas yang kerap […]

The post 6 Fungsi Badan Golgi pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Hewan merupakan makhluk hidup yang memiliki beragam organel dengan fungsi berbeda dalam setiap sel. Sel hewan mengandung organel yang difungsikan untuk membantu dalam meningkatkan kinerja metabolisme tubuh termasuk badan golgi.

Badan golgi adalah organel yang bisa ditemukan hampir di seluruh makhluk hidup dengan sel eukariotik. Badan golgi ini memiliki bentuk seperti kantong khas yang kerap di kaitkan dengan fungsi ekskresi sel. Pada sel hewan, biasanya terdapat 10 hingga 20 badan golgi dengan ukuran panjang 1-3 μ dan lebar 0,5 μ.

Dinamai dengan badan golgi, karena organel ini ditemukan Camilio Golgi pada tahun 1898. Selain disebut dengan badan golgi, istilah lainnya organel ini adalah aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom.

Dari berbagai organel yang terdapat pada sel hewan, badan golgi merupakan organel yang membantu dalam proses sintesis protein. Tak hanya itu saja, badan golgi juga memiliki fungsi lainnya yang tak kalah penting.

Badan golgi memiliki peran dan fungsi yang cukup penting dalam sel. Organel ini membantu dalam beberapa peran penting untuk menunjang aktivitas sel. Berikut fungsi badan golgi pada sel hewan.

1. Memproses Sintesis Polisakarida

Sintesis polisakarida ini sebenarnya sudah diproses melalui retikulum endoplasma, namun belum tersintesis sempurna. Polisakarida adalah susunan polimer yang berjumlah ratusan hingga ribuan monosakarida yang bentuknya memanjang.

Sederhananya, polisakarida termasuk jenis karbohidrat yang terbentuk dari tiga monosakarida atau lebih. Polisakarida ini merupakan tempat penyimpanan energi serta menjadi sumber energi cadangan pada sel hewan. Proses sintesis polisakarida ini akan disempurnakan kembali pada badan golgi atau juga disebut dengan aparatus golgi.

2. Mengemas Bahan Sekresi dari Sel

Badan golgi juga berperan penting dalam mengemas dan menyortir bahan sekresi yang akan dikeluarkan dari sel. Dalam hal ini, badan golgi akan menyortir dan mengemas bahan sekresi yang akan dibebaskan dari sel guna mentransfer setiap zat yang sesuai dengan lokasi yang sesuai. Badan golgi akan menyaring berbagai molekul yang akan dipakai atau mendaur ulang zat pada proses sekresi sel.

3. Tempat Modifikasi Protein yang Disintesis oleh RE dan Ribosom

Setelah protein selesai melalui proses sintesis oleh Retikulum Endoplasma (RE) dan Ribosom, protein sintesis ini kemudian akan dimodifikasi ulang oleh badan golgi. Protein dan lipid dimodifikasi secara berurutan untuk menyintesis bagian karbohidrat dari glikoprotein.

Pada fungsi ini, badan golgi akan memodifikasi protein. Protein yang dimodifikasi akan berubah menjadi protein fungsional, protein struktural, serta dapat menjadi organel baru.

4. Membentuk Membran Plasma Baru

Membran plasma dalam sel hewan berfungsi sebagai pelindung sel dari benda-benda yang berada di luarnya. Membran plasma pada sel hewan lebih elastis dibanding membran pada sel tumbuhan yang cenderung kaku.

Adanya membran ini digunakan sebagai dinding sel yang melindungi organel-organel di dalamnya. Disinilah fungsi badan golgi yang turut membentuk membran plasma baru guna melindungi struktur dan organel dalam sel tetap terlindungi.

5. Membantu dalam Proses Metabolisme Lipid

Metabolisme lipid juga berlangsung pada badan golgi. Proses metabolisme yang terjadi pada badan golgi ini adalah sintesis glikolipid dan sfingomielin yang berasal dari ceramide. Adanya penambahan karbohidrat ke dalam ceramide, nantinya akan menghasilkan glikolipid yang berbeda.

6. Menentukan Protein untuk Dibagikan pada Berbagai Sel

Menentukan protein untuk ditransfer ke berbagai sel yang membutuhkan. Badan golgi selain berfungsi menyortir zat-zat yang akan disekresi, juga akan menentukan protein untuk disalurkan sesuai kebutuhan tiap organel. Dengan penyaluran protein yang sesuai, maka kinerja dalam aktivitas sel akan berjalan lancar.

The post 6 Fungsi Badan Golgi pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Fungsi Retikulum Endoplasma pada Sel Hewan https://haloedukasi.com/fungsi-retikulum-endoplasma-pada-sel-hewan Sun, 20 Aug 2023 02:11:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45010 Retikulum Endoplasma (RE) adalah sistem membran kompleks yang terdapat dalam sitoplasma sel hewan. Struktur-struktur tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian utama: Retikulum Endoplasma Kasar (RER) dan Retikulum Endoplasma Halus (SER). Retikulum Endoplasma (RE) pada sel hewan memiliki beberapa fungsi utama. Berikut beberapa fungsi RE pada sel hewan. 1. Membantu dalam Proses Sintesis Protein Retikulum endoplasma […]

The post 4 Fungsi Retikulum Endoplasma pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Retikulum Endoplasma (RE) adalah sistem membran kompleks yang terdapat dalam sitoplasma sel hewan. Struktur-struktur tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian utama: Retikulum Endoplasma Kasar (RER) dan Retikulum Endoplasma Halus (SER). Retikulum Endoplasma (RE) pada sel hewan memiliki beberapa fungsi utama.

Berikut beberapa fungsi RE pada sel hewan.

1. Membantu dalam Proses Sintesis Protein

Retikulum endoplasma Kasar (RER) merupakan tempat di mana ribosom terikat pada permukaannya. Retikulum Endoplasma (RE) dalam sel hewan, khususnya Retikulum Endoplasma Kasar (RER), memiliki peran sentral dalam membantu proses sintesis protein.

RER memiliki ribosom yang menempel pada permukaan luarnya. Ribosom adalah struktur yang bertanggung jawab atas translasi informasi genetik dari RNA menjadi rantai polipeptida, yang membentuk protein.

Kemudian Ribosom yang terikat pada RER menerjemahkan informasi genetik yang terkandung dalam RNA (mRNA) menjadi urutan asam amino yang membentuk protein. Proses tersebut melibatkan penyusunan asam amino secara berurutan sesuai dengan kode genetik, seiring dengan sintesis protein, polipeptida yang terbentuk akan melalui pori-pori di membran RER menuju lumen (ruang internal) RER.

Di dalam lumen RER, protein tersebut dapat mengalami modifikasi lebih lanjut. Di dalam lumen RER, protein dapat mengalami berbagai modifikasi post-translasional, seperti penambahan gula, lipida, atau bagian lain.

Proses modifikasi yang terjadi sangat penting untuk mengubah protein menjadi bentuk yang aktif dan sesuai dengan fungsinya. Setelah protein mengalami sintesis dan modifikasi di RER, protein-protein itu dapat dikemas dalam vesikel dan diangkut ke tempat tujuan akhir mereka.

Hal itu bisa berupa sekresi ke luar sel melalui proses eksositosis atau transportasi ke berbagai organel seluler seperti golgi atau lisosom. Dengan demikian, Retikulum Endoplasma Kasar (RER) berperan penting dalam tahap awal sintesis protein, termasuk pembentukan polipeptida dari asam amino dan modifikasi awal protein, yang nantinya akan berkontribusi pada fungsi seluler dan keseimbangan dalam organisme

2. Kemampuan Untuk Modifikasi Protein

Retikulum endoplasma (RE) dalam sel hewan memiliki kemampuan untuk memodifikasi protein. Khususnya, Retikulum Endoplasma Kasar (RER) memiliki peran dalam memodifikasi protein yang baru disintesis.

Salah satu cara modifikasi protein disebut glikosilasi terjadi di RER, di mana gula-gula kompleks dapat ditambahkan pada protein yang sedang disintesis. Glikosilasi memberikan berbagai fungsi pada protein, termasuk stabilisasi struktur dan pengenalan protein oleh sistem kekebalan tubuh.

Dengan kemampuannya untuk memodifikasi dan mengarahkan protein menuju tempat tujuannya, Retikulum endoplasma memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi seluler. Modifikasi protein di RE penting dalam menghasilkan protein yang berfungsi secara efisien dan sesuai dengan tuntutan lingkungan sel dan organisme.

3. Sebagai Sekresi Protein

Mekanisme retikulum endoplasma (RE) dalam sekresi protein melibatkan beberapa langkah yang penting untuk memastikan protein yang disintesis di dalam sel dapat mencapai tujuan akhir mereka, baik itu di luar sel atau ke dalam organel lain.

Protein yang disintesis di RER dapat mengalami modifikasi awal, seperti penambahan gula atau lipid. Proses tersebut membantu mempersiapkan protein untuk perannya yang akan datang. Setelah disintesis dan dimodifikasi di RER, protein dikemas dalam vesikel transportasi. Vesikel tersebut akan mengangkut protein ke berbagai tempat dalam sel sesuai dengan tujuan akhirnya.

Vesikel yang mengandung protein dari RER berfusi dengan aparatus Golgi, yang merupakan kompleks organel membran. Di dalam golgi, protein dapat mengalami modifikasi lebih lanjut dan disortir untuk tujuan akhirnya.

Golgi dapat mengubah struktur protein dengan modifikasi seperti penambahan gula dan penataan protein dalam kompleks glikoprotein. Golgi dapat membungkus protein yang telah dimodifikasi dalam vesikel sekresi.

Vesikel tersebut siap untuk diangkut ke permukaan sel atau ke organel lain, tergantung pada sifat protein dan fungsinya. Vesikel sekresi yang berisi protein yang dimodifikasi dan siap untuk dilepaskan diserahkan ke membran sel dan melepaskan isinya ke luar sel melalui proses yang disebut eksositosis. Hal itu memungkinkan protein mencapai tujuan akhirnya, seperti berinteraksi dengan sel lain atau berfungsi di luar sel.

4. Membangun Membran Sel dan Organel

RER merupakan tempat di mana lipid dan protein yang digunakan untuk membangun membran sel dan organel disintesis. Protein yang disintesis di ribosom terikat pada RER dapat diintegrasikan langsung ke dalam membran, sementara lipid-lipid yang disintesis di RER dapat digunakan untuk membangun lapisan lipid membran.

Protein yang dihasilkan di RER untuk membentuk membran biasanya mengandung sekuens-skuens yang memungkinkan mereka ditempatkan dalam membran dengan benar. Namun, beberapa protein memerlukan modifikasi tambahan untuk berfungsi dengan baik dalam lingkungan membran.

RER dapat membantu dalam modifikasi tersebut sebelum protein diintegrasikan ke dalam membran. RER berkontribusi dalam pembentukan vesikel transportasi yang mengandung protein dan lipid untuk pengiriman ke berbagai organel atau membran sel.

Vesikel-vesikel itu dapat membawa komponen struktural yang dibutuhkan untuk pembentukan atau peremajaan membran. Setelah sintesis dan modifikasi awal di RER, protein dan lipid-lipid yang terlibat dalam pembentukan membran dapat diangkut melalui vesikel ke Golgi atau ke organel lain, seperti mitokondria atau kloroplas.

Selain membran sel, RE juga membantu dalam pembentukan selaput organel. Misalnya, membran inti dan membran endosom dapat melibatkan peran aktif dari RER dalam sintesis komponen membran dan pengangkutan.

Selain fungsi-fungsi tersebut, RER juga memiliki peran dalam menjaga keseimbangan ion kalsium dalam sel dan berkontribusi pada regulasi keseimbangan lipid dalam sel. Dengan demikian, retikulum endoplasma memiliki peran krusial dalam proses-proses vital dalam sel hewan.

The post 4 Fungsi Retikulum Endoplasma pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Fungsi Lisosom pada Sel Hewan https://haloedukasi.com/fungsi-lisosom-pada-sel-hewan Fri, 18 Aug 2023 01:07:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44991 Lisosom merupakan organel yang berukuran kecil dengan bentuk bulat yang dapat ditemukan pada sel hewan. Fungsi penting organel ini sebagai organel yang membantu kelancaran proses pencernaan, penyerapan, dan pengurangan zat atau molekul pada sel hewan agar tetap seimbang sehingga aktivitas sel tetap berjalan dengan baik. Meski organel ini hanya berukuran kecil, organel ini mengandung 40 […]

The post 7 Fungsi Lisosom pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Lisosom merupakan organel yang berukuran kecil dengan bentuk bulat yang dapat ditemukan pada sel hewan. Fungsi penting organel ini sebagai organel yang membantu kelancaran proses pencernaan, penyerapan, dan pengurangan zat atau molekul pada sel hewan agar tetap seimbang sehingga aktivitas sel tetap berjalan dengan baik.

Meski organel ini hanya berukuran kecil, organel ini mengandung 40 hingga 50 jenis enzim yang berbeda. Maka tak heran, lisosom termasuk organel yang terdapat dalam sel hewan yang memiliki peran penting dalam pengaturan aktivitas zat dan molekul pada sel hewan.

Sebagai organel yang menyusun dalam sel hewan, lisosom memiliki beragam fungsi penting yang membantu mekanisme kinerja tubuh pada hewan. Meski lisosom berukuran sangat kecil, namun peran yang dilakukan oleh organel ini cukup penting. Berikut fungsi lisosom pada sel hewan:

1. Tempat Pencernaan Intraseluler

Fungsi lisosom yang utama dalam sel hewan adalah sebagai tempat pencernaan intraseluler. Pencernaan intraseluler merupakan proses penguraian bahan organik kompleks menjadi molekul-molekul yang sederhana. Lisosom mengandung lebih dari 50 jenis enzim hidrolitik, seperti lipase protease, nuklease, dan glukosidase

Enzim-enzim ini bekerja memecah berbagai molekul termasuk protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat menjadi komponen yang lebih kecil. Hasil dari pemecahan ini nantinya akan digunakan untuk membentuk energi pada sel hewan dan membangun struktur seluler yang baru.

2. Membantu Menghancurkan Bahan dan Sel Rusak

Dala lisosom terdapat bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja tubuh. Namun, apabila bahan-bahan ini sudah tidak lagi dibutuhkan maka lisosom akan membantu menghancurkan bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi.

Lisosom juga berperan dalam memecah sel-sel yang rusak menjadi komponen yang lebih kecil. Pemecahan ini dilakukan agar sel yang mulanya sudah tidak lagi berfungsi dapat berubah menjadi komponen yang dapat digunakan kembali atau sebaliknya, yakni dikeluarkan dari lisosom.

3. Organel Autofagi

Lisosom pada sel hewan berfungsi sangat penting karena organel ini sebagai organel autofagi. Autofagi merupakan sebuah tahapan pada sel yang akan menguraikan dan mendaur ulang komponen dan bahan dalam sel untuk mempertahankan keseimbangan internal.

Dalam hal ini, lisosom akan menggabungkan vesikel autophagosome yang di dalamnya terdapat sel-sel yang sudah usang atau rusak, dengan memilahnya dan mengeluarkan molekul-molekul sel sehat yang dapat digunakan kembali.

4. Melindungi Sel dari Patogen

Peran dan fungsi penting lainnya yang pada organel lisosom adalah dapat melindungi sel dari patogen. Lisosom dapat berfungsi melawan berbagai macam patogen, termasuk bakteri, virus dan mikoorganisme lainnya. Apabila sel mendeteksi adanya patogen yang masuk ke dalam, maka

sel dapat mengeluarkan enzim lisosom yang mematikan untuk membunuh patogen yang masuk dalam vesikel tersebut. Oleh karena itu, lisosom dapat membantu melindungi sel dari patogen dan mencegah adanya infeksi atau kerusakan pada sel hewan.

5. Berfungsi pada Proses Endositosis

Endosistos adalah mekanisme sel hewan yang menyerap zat-zat atau partikel dari eksternal. Dalam proses endosistosis ini, lisosom berperan dalam dua jenis yakni pinositosis dan fagositosis. Pada proses pinositosis, lisosom akan bergabung pada vesikel yang berupa benda cair atau molekul kecil sementara dalam  fagositosis, lisosom akan menghancurkan mikroorganisme, benda padat atau molekul yang lebih besar yang terdapat di dalam sel.

6. Mengatur Sistem Katabolisme

Katabolisme pada sel hewan dilakukan oleh lisosom. Lisosom akan berfungsi dalam mengatur katabolisme, yakni mekanisme tubuh dalam memecah nutrisi untuk menghasilkan energi. Disini, lisosom akan melakukan pemecahan molekul besar dan kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yang dapat digunakan sebagai energi seperti pemecahan glukosa pada proses glikolisis.

7. Media Penyimpanan Enzim dan Zat

Selain fungsi di atas, lisosom juga berperan sebagai media penyimpanan sementara untuk enzim dan zat lain sebelum digunakan. Lisosom menjadi tempat sementara bagi zat-zat yang mengatur aktivitas sel sehingga semua sel dan enzim akan berada dalam lisosom sebelum akhirnya dibutuhkan pada suatu proses dalam sel hewan. Dengan demikian, dapat dipastikan sel-sel dan enzim yang ada hanya berfungsi ketika dibutuhkan.

The post 7 Fungsi Lisosom pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sentriol Pada Sel Hewan : Pengertian, Fungsi dan Jenisnya https://haloedukasi.com/sentriol-pada-sel-hewan Thu, 10 Aug 2023 06:28:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44843 Pengertian Sentriol Pada Sel Hewan Sentriol adalah struktur berbentuk silinder yang ditemukan dalam sel hewan dan beberapa organisme lain. Sentriol merupakan bagian penting dari sentrosom, yang merupakan pusat pengaturan mikrotubulus dalam sel. Secara struktural, sentriol terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang diatur dalam tiga pasang lingkaran, membentuk struktur yang mirip roda berjari-jari. Ada dua jenis […]

The post Sentriol Pada Sel Hewan : Pengertian, Fungsi dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Pengertian Sentriol Pada Sel Hewan

Sentriol adalah struktur berbentuk silinder yang ditemukan dalam sel hewan dan beberapa organisme lain. Sentriol merupakan bagian penting dari sentrosom, yang merupakan pusat pengaturan mikrotubulus dalam sel.

Secara struktural, sentriol terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang diatur dalam tiga pasang lingkaran, membentuk struktur yang mirip roda berjari-jari. Ada dua jenis sentriol yaitu sentriol tengah (centriole) dan sentriol perifer (peripheral centriole).

Edouard van Beneden dan Theodor Boveri mengamati dan mengidentifikasi sentriol untuk pertama kalinya pada tahun 1883 dan 1888. Struktur duplikasi sentriol pertama kali ditemukan oleh Joseph G. Gall dan Etienne de Harven pada tahun 1950-an.

Sentriol ditemukan di semua sel hewan, namun sentriol tidak dapat ditemukan pada tumbuhan berpembuluh maupun fungi. Apabila sentriol pada sel hewan tidak berfungsi dengan baik atau rusak, hal ini dapat memiliki konsekuensi serius terhadap berbagai proses seluler dan fungsi sel.

Fungsi Sentriol pada Sel Hewan

Berikut adalah fungsi sentriol pada sel hewan.

  • Membentuk pada Pembelahan Sel

Sentriol berfungsi untuk membentuk kutub-kutub pada pembelahan sel. Sentriol juga ikut berpartisipasi dalam proses mitosis dan dalam penyelesaian sitokinesis. Sentriol diketahui sebelumnya diperlukan dalam pembentukan mitosis pada sel hewan. Akan tetapi, dari beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa sel-sel sentriol yang sudah dihapus dengan laser masih dapat berkembang sebelum sentriol dapat digabungkan.

  • Mengorganisir mikrotubulus dalam sitoplasma

Sentriol merupakan bagian yang terpenting dari sentrosom, yaitu berpartisipasi dalam mengorganisir mikrotubulus dalam sitoplasma. Letak sentriol tesebut dapat menentukan posisi inti sel dan berperan dalam susunan sel spesial.

Buehler berindikasi bahwa sentriol bisa membentuk penunjuk arah, yang sensitif terhadap panjang gelombang tertentu di spektrum infra merah serta sudah berhasil menunjukkan jika sel-sel dapat bekerja satu sama lain dalam kejauhan dan bahkan saat dipisahkan oleh sebuah kaca film.

  • Sentriol berfungsi sebagai benda kutub dalam proses mitosis dan meiosis

Sentriol berfungsi sebagai benda kutub atau kutub selama proses mitosis dan meiosis serta membentuk struktur spindle serat yang membantu memisahkan kromosom selama pembelahan sel. Spindle serat merupakan jaringan mikrotubulus yang membantu mengarahkan pergerakan kromosom selama proses pembelahan, memastikan bahwa materi genetik yang dibagi dengan benar di antara sel-sel anak.

  • MTOC bagi mikrotubula

MTOC (Microtubule Organizing Center) atau pusat pengaturan mikrotubulus dalam sel. Mikrotubulus adalah struktur silinder yang terlibat dalam dukungan struktural sel, transportasi intraseluler, dan berbagai proses seluler lainnya.

Sentriol berperan penting dalam mengatur mikrotubulus dengan membentuk spindle serat selama pembelahan mitosis dan meiosis, serta berkontribusi pada pembentukan basal body yang mendukung pertumbuhan cilia dan flagella. Sebagai MTOC, sentriol membantu mengorganisasi dan mengarahkan pergerakan mikrotubulus dalam sel.

  • Membentuk benang spindel dengan bentuk aster

Sentriol berperan dalam membentuk benang spindel selama proses mitosis dan meiosis. Selama pembelahan sel, sentriol membantu membentuk struktur yang dikenal sebagai aster yang merupakan jaringan mikrotubulus bintang-bintang di sekitar sentriol.

Aster membantu mengatur dan mengarahkan pergerakan kromosom selama pembelahan, serta membantu dalam membagikan materi genetik secara merata ke sel-sel anak. Selain itu, sentriol juga membantu membentuk spindle serat yang merupakan jaringan mikrotubulus yang lebih besar yang membantu memisahkan kromosom selama pembelahan.

Benang spindel dan aster yang dihasilkan oleh sentriol penting dalam memastikan pembelahan sel yang tepat dan distribusi materi genetik yang akurat kepada sel-sel anak.

  • Mengatur poros mitosis

Sentriol berfungsi dalam mengatur poros mitosis selama pembelahan sel. Poros mitosis adalah struktur yang menghubungkan kedua sentriol dalam pasangan sentriol tengah selama proses pembelahan mitosis.

Poros mitosis memainkan peran penting dalam membentuk spindle serat dan memastikan pergerakan kromosom yang tepat selama pembelahan sel. Poros mitosis memungkinkan sentriol tengah untuk berkomunikasi dan berinteraksi, sehingga mereka dapat bersama-sama membentuk struktur spindle serat yang mendukung pemisahan kromosom.

Kombinasi sentriol tengah dan poros mitosis membantu mengatur mikrotubulus dan berkontribusi pada pembelahan sel yang akurat dan efisien.

  • Membentuk serat fiber pada ekor sperma

Sentriol berperan dalam membentuk serat serat (microtubule fibers) yang membentuk struktur dasar pada ekor sperma, yang juga dikenal sebagai flagellum. Dalam kasus sperma, sentriol berperan sebagai basal body yang menjadi titik awal bagi pertumbuhan mikrotubulus yang membentuk flagellum atau ekor sperma.

Flagellum tersebut memungkinkan sperma untuk bergerak dan berenang menuju sel telur selama proses fertilisasi. Kehadiran sentriol dan perannya dalam pembentukan basal body dan mikrotubulus sangat penting untuk fungsi mobilitas sperma dan keberhasilan fertilisasi.

  • Bertanggung jawab terhadap kanker

Terdapat kaitan antara sentriol dan regulasi siklus sel yang dapat mempengaruhi perkembangan kanker. Sentriol memiliki peran penting dalam mengatur siklus sel dengan mengontrol proses pembelahan sel dan pertumbuhan. Gangguan dalam regulasi siklus sel dapat berkontribusi pada perkembangan kanker. Berikut adalah bagaimana keterlibatan sentriol dalam siklus sel.

  • Regulasi siklus sel. Sentriol berperan dalam mengatur siklus sel dengan mengawasi pembelahan sel yang tepat. Gangguan dalam sentriol atau proses pembelahan sel yang terkait dengannya dapat menyebabkan sel membelah tanpa kendali, yang merupakan salah satu karakteristik kanker.
  • Stabilitas genom. Sentriol membantu memastikan distribusi kromosom yang tepat selama pembelahan mitosis. Gangguan sentriol dapat menyebabkan ketidakstabilan genomik dan mutasi, yang dapat menjadi langkah awal menuju kanker.
  • Pertumbuhan sel. Sentriol juga terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel dan apoptosis (kematian sel terprogram). Gangguan sentriol dapat mengganggu keseimbangan antara pembelahan dan apoptosis, yang dapat mengarah pada pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

Namun, kanker merupakan penyakit yang kompleks dengan banyak faktor yang berkontribusi, termasuk genetika, lingkungan, gaya hidup, dan faktor lainnya. Sentriol mungkin menjadi salah satu komponen yang terlibat dalam proses kanker, tetapi bukan satu-satunya faktor yang berperan.

Penelitian terus berlanjut untuk memahami lebih lanjut tentang hubungan antara sentriol dan perkembangan kanker, namun hingga saat ini belum ada kesimpulan pasti tentang peran sentriol dalam patogenesis kanker.

Jenis-jensi Sentriol

Secara umum, terdapat dua jenis sentriol yaitu sentriol tengah (centriole) dan sentriol perifer (peripheral centriole). Kedua jenis sentriol tersebut bekerja bersama untuk mengatur mikrotubulus dan memainkan peran penting dalam berbagai proses seluler dalam sel hewan. Berikut merupakan jenis sentriol yang ada pada sel hewan.

  • Sentriol Tengah (Centriole)

Sentriol tengah atau centriole merupakan struktur berbentuk silinder yang ditemukan dalam sel eukariotik, termasuk sel hewan. Sentriol tengah biasanya berada di dalam sentrosom, yaitu pusat pengaturan mikrotubulus dalam sel.

Memiliki struktur berbentuk silinder pendek dengan diameter sekitar 0,2 mikrometer dan panjang sekitar 0,5 mikrometer. Terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang diatur dalam tiga pasang lingkaran. Setiap pasang mikrotubulus membentuk sudut 90 derajat satu sama lain, menciptakan struktur mirip roda berjari-jari.

Fungsi dari sentriol tengah yaitu berperan dalam mengatur mikrotubulus di dalam sel, dimana mikrotubulus adalah komponen penting dari sitoskeleton sel yang terlibat dalam dukungan struktural, transportasi intraseluler, dan pembelahan sel.

Selama proses pembelahan sel (mitosis dan meiosis), sentriol tengah berperan dalam membentuk spindle serat. Spindle serat adalah struktur yang membantu memisahkan kromosom selama pembelahan sel. Sentriol tengah juga berfungsi sebagai basal body yang mendukung pertumbuhan dan organisasi cilia (rambut pendek) dan flagella (cambuk) di permukaan sel.

Basal body tersebut merupakan titik awal pertumbuhan mikrotubulus yang membentuk cilia dan flagella, memungkinkan sel hewan bergerak atau menghasilkan aliran cairan di sekitarnya.

  • Sentriol Perifer (Peripheral Centriole)

Sentriol perifer atau peripheral centriole adalah salah satu komponen dari pasangan sentriol dalam struktur sentrosom pada sel hewan. Sama seperti sentriol tengah, sentriol perifer juga berbentuk silinder pendek dengan diameter sekitar 0,2 mikrometer dan panjang sekitar 0,5 mikrometer.

Serta terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang diatur dalam tiga pasang lingkaran, membentuk struktur yang mirip roda berjari-jari. Sentriol perifer berperan dalam pengaturan dan organisasi mikrotubulus di dalam sel.

Salah satu peran utamanya adalah membantu dalam pembentukan cilia (struktur berbentuk rambut pendek) dan flagella (struktur cambuk) di permukaan sel. Selain itu berfungsi sebagai basal body, yaitu struktur dasar yang mendukung pertumbuhan dan organisasi cilia dan flagella.

Cilia dan flagella yang dibentuk oleh sentriol perifer memungkinkan sel untuk bergerak melalui media cair atau menghasilkan aliran cairan di sekitarnya. Misalnya, flagella pada sperma memungkinkan sperma bergerak menuju sel telur.

The post Sentriol Pada Sel Hewan : Pengertian, Fungsi dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Fungsi Mitokondria pada Sel Hewan https://haloedukasi.com/fungsi-mitokondria-pada-sel-hewan Sun, 06 Aug 2023 15:12:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44826 Mitokondria adalah organel pada organisme eukariotik yang berasal dari bahasa Yunani, yakni mitos yang bermakna “benang” dan chondros yang artinya “butir”. Mitokondria juga disebut dengan organel sel yang memiliki bentuk elips yang terdiri dari membran ganda, yakni membran luar dan membran dalam. Organel ini memiliki ukuran yang cukup beragam tergantung pada jenis selnya. Akan tetapi, […]

The post 5 Fungsi Mitokondria pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Mitokondria adalah organel pada organisme eukariotik yang berasal dari bahasa Yunani, yakni mitos yang bermakna “benang” dan chondros yang artinya “butir”. Mitokondria juga disebut dengan organel sel yang memiliki bentuk elips yang terdiri dari membran ganda, yakni membran luar dan membran dalam.

Organel ini memiliki ukuran yang cukup beragam tergantung pada jenis selnya. Akan tetapi, rata-rata ukurannya berkisar 0,5 hingga 10 mikrometer. Mitokondria mengandung lemak, protein, DNA, dan ribosom. Organel mitokondria dapat ditemukan di dalam sitoplasme, nukleus, atau sel.

Struktur Mitokondria

Mitokondria tersusun atas membran luar dan membran dalam. Setiap membran ini memiliki struktur yang berbeda. Yang menjadi persamaannya yaitu dua membran ini memiliki sifat yang kuat, fleksibel, dan stabil.

  • Membran luar merupakan membran pembungkus yang difungsikan untuk melindungi mitokondria bagian luar dan bagian dalam. Pada bagian membran luar, lapisannya dapat melindungi namun mudah ditembus oleh air dan ion. Membran luar mengandung banyak protein dan enzim yang dibutuhkan oleh tubuh.
  • Membran dalam adalah lapisan bagian dalam pada mitokondria yang tersusun atas lembaran yang berlipat-lipat atau disebut juga dengan krista. Dalam membran dalam, terdapat ruang kosong antara lipatan membran bagian dalam yang dikenal dengan matriks.

Mitokondria dalam sel hewan memiliki beberapa fungsi dan tugas. Masing-masing bagian dari organel mitokondria ini memiliki fungsi yang membantu untuk setiap proses respirasi dalam sel hewan.

Berikut fungsi mitokondria pada sel hewan

1. Sebagai Penghasil Energi

Mitokondria dalam sel hewan berperan besar sebagai penghasil energi dalam tubuh. Fungsi mitokondria sebagai penghasil energi dalam sel hewan dianggap sebagai fungsi utama. Mitokondria akan bekerja setiap ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Pada fungsi ini ketika semua asupan makanan masuk ke tubuh, kemudian terjadi proses pemecahan zat dalam makanan menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana yakni dengan mengubahnya menjadi karbohidrat, lemak, dan molekul lainnya.

Molekul yang telah terpecah selanjutnya akan dikirimkan oleh tubuh menuju ke mitokondria untuk proses lanjutan. Proses ini disebut dengan proses fosforilasi oksidatif yang mana setiap molekul yang masuk ke mitokondria akan diolah menjadi molekul ATP (Adenosin Tripospat). Molekul ATP inilah yang akan memberikan energi pada tubuh.

2. Membantu Membentuk Bagian Tertentu dalam Tubuh

Fungsi mitokondria lainnya adalah mampu membantu pembentukan bagian lain dalam tubuh. Di dalam sel hewan juga terdapat hormon yang harus dibuat setiap hari. Dalam hal ini, mitokondria turut membantu membentuk hormon testosteron dan esterogen.

kedua hormon ini nantinya berperan untuk meningkatkan kinerja dalam tubuh. Mitokondria juga membantu dalam pembentukan bagian tertentu dalam darah sehingga adanya mitokondria sangat berguna untuk membentuk bagian-bagian lain yang dibutuhkan tubuh.

3. Membantu Menghilangkan Sel Rusak dalam Tubuh

Setiap tubuh hewan juga akan mengalami penurunan, dimana sel-sel dalam tubuh mulai rusak atau berkembang secara tidak normal. Sel-sel yang demikian ini akan mengganggu kinerja tubuh dalam melakukan aktivitasnya sehingga sebaiknya dihilangkan.

Untuk membuat sel-sel rusak ini cepat hilang dengan cara mempercepat proses kematian sel yang disebut apoptosis. Mitokondria sangat berguna untuk membantu mempercepat proses kematian. Dengan begitu, mitokondria juga berperan dalam menjaga keseimbangan fungsi organ dan mencegah adanya kerusakan dalam tubuh.

4. Menjaga Konsentrasi Ion Kalsium

Ion kalsium dalam tubuh hewan berfungsi sebagai bahan pembentukan tulang dan gigi, proses metabolisme dan lain sebagainya. Disini, mitokondria berfungsi untuk menjaga konsentrasi ion kalsium agar seluruh asupan kalsium pada bagian sel tertentu selalu tercukupi.

Mitokondria pada fungsi ini juga berperan sebagai media penyimpan cadangan ion kalsium, sehingga mitokondria dapat mensuplai ion kalsium kapan saja bila dibutuhkan apabila terjadi kekurangan.

5. Melakukan Detoksifikasi Amonia

Fungsi mitokondria yang terakhir dalam sel hewan adalah dapat melakukan detoksifikasi amonia. Detoksifikasi amonia dilakukan agar tidak merusak organ lain sehingga penting amonia untuk dikeluarkan. Mitokondria ikut berperan dalam membantu proses detoksifikasi amonia karena memiliki enzim yang fungsinya untuk mendukung proses detoksifikasi

The post 5 Fungsi Mitokondria pada Sel Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>