sel saraf - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sel-saraf Tue, 26 Dec 2023 03:26:44 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico sel saraf - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sel-saraf 32 32 Sel Schwann : Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi dan Struktur https://haloedukasi.com/sel-schwann Tue, 26 Dec 2023 03:26:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47135 Sel saraf merupakan bagian dari sistem saraf yang memiliki peranan untuk menerima dan mengantarkan impuls listrik. Di dalam tubuh manusia terdapat triliunan sel saraf. Sel saraf terdiri dari tiga bagian yakni dendrit, badan sel dan akson. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel yang mempunyai sitoplasma. Di mana badan sel ini memiliki dua jenis serabut […]

The post Sel Schwann : Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi dan Struktur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sel saraf merupakan bagian dari sistem saraf yang memiliki peranan untuk menerima dan mengantarkan impuls listrik. Di dalam tubuh manusia terdapat triliunan sel saraf. Sel saraf terdiri dari tiga bagian yakni dendrit, badan sel dan akson.

Setiap sel saraf terdiri atas badan sel yang mempunyai sitoplasma. Di mana badan sel ini memiliki dua jenis serabut yakni akson dan dendrit. Akson merupakan serabut panjang yang menerima impuls listrik dari badan sel kemudian melanjutkannya ke sel saraf lain. Akson dilindungi oleh selubung mielin.

Di mana selubung mielin ini terdapat di bagian luar akson berupa lapisan lemak. Selubung mielin terbentuk karena adanya sekelompok sel Schwann. Sel Schwann memiliki peranan penting dalam sel saraf dan sistem saraf tepi.

Berikut ini penjelasan mengenai sel Schwann secara lengkap.

Pengertian Sel Schwann

Sel Schwann

Sel Schwann merupakan salah satu jenis sel di perifer sistem saraf yang menghasilkan myelin selubung di sekeliling akson saraf. Nama sel Schwann sesuai dengan penemunya yakni seorang ahli fisiologi yang berasal Jerman, bernama Theodor Schwann yang disebut neuroglia.

Ia menemukan sel Schwann pada abad ke-19. Sel-sel ini sama dengan jenis oligodendrosit, yang terdapat pada sistem saraf pusat. Sel Schwann berdiferensiasi dari sel puncak saraf selama proses perkembangan embrio. Kemudian mereka akan dirangsang untuk berkembang biak oleh beberapa konstituen permukaan aksonal.

Saat sel saraf motorik terputus, maka akan menyebabkan terminal saraf merosot. Kemudian sel Schwann akan mendiami ruang saraf asli. Proses degenerasi kemudian diikuti dengan regenerasi. Serat akan beregenerasi sedemikian rupa sehingga kembali ke lokasi target aslinya. Sel Schwann yang tersisa setelah degenerasi saraf rupanya menentukan jalurnya.

Sel Schwann memiliki peran penting dalam memelihara serta proses regenerasi sel saraf motorik serta sensorik pada sistem saraf tepi (PNS). Hal ini diperlukan pada proses isolasi (mielinasi) serta memberikan nutrisi ke serabut saraf individu (akson) dari sistem saraf tepi.

Adanya proses mielinisasi akan membuat kecepatan konduksi aksonal yang akan diperlukan untuk mengirimkan sinyal listrik yang tepat lewat sistem saraf. Sel Schwann menjadi prasyarat mutlak bagi regenerasi sel saraf pada sistem saraf tepi.

Membran plasma pada sel Schwann mengandung banyak lipid. Di mana lipid ini diperlukan dalam membentuk selubung mielin. Lemak yang terdapat pada membran plasma memiliki peranan penting bagi pembentukan selubung mielin.

Baik kelangsungan hidup dan pematangan prekursor sel Schwann serta tingkat mielinisasi, akan bergantung pada ekspresi Neuregulin tipe III yang terdapat pada permukaan aksonal. Sel Schwann memielinasi akson dengan diameter besar yang mengirimkan impuls listrik dengan kecepatan tertinggi.

Sebaliknya, akson yang berkonduksi lambat disusun bersama untuk membentuk struktur seperti bundel, yang kemudian ditelan oleh sel Schwann yang tidak bermielin.

Ciri-Ciri Sel Schwann

  • Sejenis Sel Glia

Sel Schwann adalah sama dengan sel glia yang terdapat pada sistem saraf tepi. Sel Schwann memiliki peranan untuk memelihara sistem saraf tepi serta akson. Sel Schwann menjadi bahan bagi pembentukan selubung mielin. Nantinya selubung mielin ini akan membungkus bagian luar akson agar terlindungi. (copas)

  • Struktur Tidak Rapat

Tidak hanya itu, bahkan Sel Schwann juga membantu fungsi akson untuk mempercepat mengantarkan impuls listrik. Hal ini dikarenakan sel Schwann tidak memiliki struktur yang rapat. Struktur yang tidak rapat ini membuat impuls listrik mengalami loncatan.

Sel Schwann sama dengan sel neuroglia atau yang dikenal dengan sebutan oligodendrosit. Sel Schwann menempel pada akson. Oleh karena itu, diameter sel Schwann akan sama dengan diameter pada akson.

  • Memiliki Dua Jenis

Sel Schwann memiliki dua jenis tipe yakni sel Schwann yang memiliki mielin dan tidak memiliki mielin. Sel Schwann yang memiliki mielin tidak akan terlibat langsung pada pemeliharaan akson.

Hal ini dikarenakan selubung mielin memiliki fungsi untuk menjaga akson. Sedangkan sel Schwann yang tidak bermielin akan terlihat langsung pada pemeliharaan akson. Terutama ketika terdapat bagian akson yang mengalami kerusakan atau cidera maka sel Schwann akan membantu proses regenerasi.

  • Mengandung Lipid

Sel Schwann memiliki banyak lipid yang berperan penting bagi pembentukan selubung mielin. Untuk membentuk selubung mielin diperlukan banyak sel Schwann. Hal ini dikarenakan setiap pembentukan selubung mielin, akan berbeda Sel Schwann.

Oleh karena itu, untuk membentuk selubung mielin diperlukan bermacam-macam sel Schwann. Dalam satu akson terdapat banyak sel Schwann.

Fungsi Sel Schwann

  • Mempercepat Pengantaran Impuls Listrik

Fungsi dari keberadaan Sel Schwann adalah mempercepat pengantaran impuls listrik atau rangsangan. Proses pembentukan sel Schwann mirip dengan selubung mielin. Sel Schwann merupakan penyusun dari nodus ranvier.

Pembentukan nodus ranvier sama dengan pembentukan pada selubung mielin yakni seperti lapisan lemak. Namun, nodus ranvier yang berisi sel Schwann ini tidak rapat seperti pada selubung mielin. Akibat dari sel yang tidak rapat ini membuat impuls listrik dapat bergerak dengan lompatan.

Dengan begitu, impuls listrik akan lebih cepat diantarkan menuju neuro lainnya. Hal ini dikarenakan sel Schwann memiliki sifat konduktor yang mampu mengantarkan impuls listrik hingga kecepatan 10 kali lipat.

  • Mendukung Proses Regenerasi

Ketika sel saraf tepi mengalami kerusakan, maka sel Schwann akan membantu proses regenerasi. Dengan begitu, kinerja pada sistem saraf tepi tidak akan terganggu. Selain itu, sel Schwann juga akan memakan akson yang sudah mengalami kerusakan.

Proses ini dinamakan dengan istilah fagositosis. Saat akson mengalami kerusakan, maka sel Schwann akan menggantikan dengan akson yang baru. Saat terjadinya kerusakan cedera pada sistem saraf tepi maka akan terjadi perubahan bentuk dan metabolik pada daerah yang mengalami kerusakan Selain itu, akan terjadi pula perubahan anterograde pada wilayah distal daerah yang terkena kerusakan.

Sel Schwann juga berfungsi untuk menumbuhkan kembali akson dalam bentuk mirip seperti kecambah. Kecepatan pertumbuhan akson berlangsung cepat yakni setiap harinya bertambah 1 mm. Proses ini berlangsung secara terus-terusan hingga akson terhubung dengan sel-sel lainnya atau otot.

  • Sumber Nutrisi

Sel Schwann akan menjadi sumber nutrisi bagi akson atau neurit. Akson merupakan salah satu bagian dari sel saraf yang memiliki serabut panjang. Akson berperan dalam mengantarkan impuls listrik. Untuk dapat menjalankan tugasnya, akson memerlukan nutrisi yang dihasilkan dari sel Schwann.

Sel Schwann terdapat banyak kandungan lipid. Di mana lipid ini memiliki peranan dalam pembentukan selubung mielin. Mielin sendiri adalah selubung yang menyelimuti keberadaan akson.

  • Memelihara Keberadaan Akson

Sel Schwann memiliki dua jenis yakni sel Schwann yang bermielin dan tidak bermielin. Pada sel Schwann yang bermielin maka akan membentuk selubung mielin serta sitoplasma pada daerah luarnya. Sementara itu, sel Schwann yang tidak bermielin artinya tidak memiliki mielin dan akson akan langsung diselimuti oleh sel Schwann.

Sel Schwann yang tidak diselimuti mielin ini akan terlibat langsung dalam proses memelihara akson. Hal ini sangat berperan penting bagi perkembangan sel saraf. Meskipun begitu, secara langsung badan sel akan memelihara keberadaan akson lewat aliran aksoplasma. Hal ini akan terjadi jika sewaktu-waktu akson mengalami kerusakan atau putus.

Bagian yang mengalami putus atau kerusakan ini akan mengalami perubahan bentuk. Sitoplasma akan memiliki warna yang lebih bening serta inti sel bergerak menuju permukaan. Sementara itu, sel Schwann akan berproliferasi untuk membentuk selubung mielin yang baru.

Struktur Sel Schwann

Struktur Sel Schwann

Sel Schwann adalah struktur pembentuk selubung mielin lewat produksi lemak dan menyelimuti sel saraf hingga berkali-kali sampai terbentuklah sebuah selubung. Namun, hal ini akan berbeda jika terjadi pada sistem saraf pusat. Di mana selubung mielin bukan terbentuk dari Sel Schwann melainkan oligodendrosit.

Untuk dapat membentuk selubung mielin, dibutuhkan banyak jumlah Sel Schwann. Namun, jumlah sel Schwann ini banyak versinya. Untuk dapat membentuk selubung mielin, sel Schwann memiliki ketebalan hingga 0,15-1,5 mm.

Di mana panjang sel Schwann bisa mencapai 100 mikro meter jika terjadi proses eliminasi. Hal ini akan mengakibatkan di dalam satu akson terdapat 10.000 sel Schwann. Sel Schwann memiliki diameter yang sama dengan diameter akson yang menjadi tempat tinggal Sel Schwann.

Jika Sel Schwann yang menyelimuti akson memiliki diameter yang lebih besar maka pita melingkar tanpa adanya selubung mielin. Oleh karena itu, sel Schwann berada di sekitar terminal dan tombol sinaptik yang bersumber dari sambungan neuromuskuler. Setiap sel Schwann akan membentuk satu selubung mielin pada akson perifer.

Di mana masing-masing selubung mielin selanjutnya akan dibuat oleh sel Schwann yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan banyak sel Schwann untuk membuat selubung mielin di sepanjang akson. Sel Schwann memiliki dua jenis yakni Sel Shwann yang bermielin dan tidak bermielin.

Kedua jenis dari sel Schwann diselimuti oleh lamina basal. Pada bagian luar lamina basal disekitarnya terdapat lapisan jaringan ikat yakni endoneurium yang terdiri atas pembuluh darah, fibroblas, dan makrofag. Sementara itu, pada bagian permukaan dalam, lamina mengarah pada membran plasma sel Schwann.

The post Sel Schwann : Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi dan Struktur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia https://haloedukasi.com/fungsi-badan-sel Fri, 22 Dec 2023 03:35:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47095 Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima. Sel saraf atau neuron […]

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Sel saraf atau neuron merupakan bagian dari sistem saraf. Sel saraf merupakan struktur yang kompleks. Semua sel saraf, pada umumnya memiliki badan sel. Namun, diameter badan sel memiliki ukuran yang berbeda yakni berkisar antara 5 sampai 140 µm.

Fungsi badan sel pada sistem saraf manusia

Setiap sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang disekitarnya terdapat sitoplasma. Badan sel adalah salah satu penyusunan atau bagian dari sel saraf. Badan sel banyak berada di sistem saraf pusat. Badan sel menjadi tempat diterimanya impuls oleh ujung-ujung saraf.

Ada pula badan sel yang dinamakan dengan ganglia yang terletak di sistem saraf tepi. Badan sel merupakan bagian neutron yang memiliki ukuran besar. Badan sel dinamakan pula dengan soma inti neutron. Di mana badan sel ini akan membawa informasi genetik serta menyediakan energi agar dapat mendorong terjadinya aktivitas. Badan sel memiliki sejumlah fungsi penting pada sistem saraf manusia.

Berikut ini fungsi badan sel pada sistem saraf manusia.

1. Menerima Impuls dari Dendrit

Badan sel memiliki fungsi untuk menerima impuls yang berasal dari dendrit. Di dalam terdapat saraf sensorik yang berfungsi untuk menerima rangsangan. Saraf sensorik ini terdapat di sejumlah organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kulit.

Kulit memiliki saraf sensorik untuk menerima rangsangan suhu yang berasal dari luar. Rangsangan ini kemudian akan diubah menjadi impuls listrik agar dapat diteruskan oleh struktur sistem saraf lainnya. Dendrit akan menerima impuls saraf yang kemudian dilanjutkan menuju badan sel.

Impuls ini selanjutnya diterima oleh badan sel kemudian diteruskan menuju ke akson. Badan sel memiliki neurofibril, yaitu serta serabut halus pada badan neuron yang berfungsi meneruskan jalannya impuls (rangsangan).

Impuls listrik ini akan ditransmisikan oleh sel saraf yang dinamakan dengan potensial aksi. Impuls listrik selanjutnya akan diantarkan menuju sistem saraf pusat atau dalam hal ini adalah otak. Untuk dapat melanjutkan perjalanan, impuls listrik harus melalui celah sinaptik.

Proses melewati celah sinaptik dibantu dengan senyawa kimia neurotransmiter. Di mana selama proses tranmisi sinaptik, impuls listrik akan memicu vesikel sinaptik yang berasal dari neuron presinaptik. Akibatnya, vesikel sinaptik akan mengeluarkan neurotransmiter.

Selanjutnya, neurotransmiter akan melewati celah sinaptik yakni celah antara neuron pre serta pasca sinaptik. Saat melewati celah ini, neurotransmiter akan terikat dengan sebuah reseptor khusus yang terdapat pada neuro pasca sinaptik. Akibat dari neurotransmiter yang terikat akan memicu terjadinya impuls listriknya yang berdekatan.

Impuls listrik ini selanjutnya dibawa menuju ke sistem saraf pusat yakni otak. Di dalam otak impuls listrik akan diterjemahkan menjadi sebuah perintah agar organ dapat melakukan reaksi. Selanjutnya, otak akan memerintahkan organ terkait untuk melakukan reaksi. Tidak hanya itu, otak juga akan menggerakkan otot agar dapat bergerak sesuai dengan perintah.

2. Meneruskan Impuls Listrik Menuju Akson

Selain menerima impuls dari dendrit, badan sel juga berfungsi untuk melanjutkan impuls menuju akson. Badan sel atau soma tertutup oleh sebuah membran. Di mana membran ini berfungsi untuk melindungi serta memungkinkan terjadinya interaksi dengan sekitar.

Di dalam badan sel mengandung organel yang memiliki peranan untuk menghasilkan energi serta enzim. Di dalam badan sel terdapat nukleus atau inti sel. Di mana di sekeliling inti sel terdapat perikarion. Biasanya badan sel memiliki banyak cabang dari dendrit.

Dendrit akan menerima impuls listrik yang berasal dari rangsangan pada saraf sensorik. Kemudian impuls ini akan dilanjutkan menuju struktur sel saraf lainnya yakni badan sel. Badan sel akan menerima impuls yang berasal dari dendrit.

Selanjutnya, impuls tersebut akan diteruskan oleh badan sel menuju akson. Akson akan berusaha membawa keluar impuls ini dari badan sel. Di dalam akson terdapat mielin yakni lapisan padat berupa lemak yang berfungsi untuk melindungi saraf. Selain itu, mielin juga memiliki peranan untuk membawa impuls cepat keluar.

Di dalam saraf tepi, mielin dihasilkan oleh sel schwann. Akson akan membawa impuls keluar dan melewati celah sinaptik. Awal mulanya neuron atau sel saraf akan mengirimkan sinyal atau impuls listrik menggunakan potensial aksi.

Potensial aksi merupakan pergeseran energi listrik potensial sel saraf yang disebabkan oleh adanya aliran partikel bermuatan yang masuk dan keluar melalui membran neuron. Saat potensial aksi dihasilkan, maka potensial aksi dibawa sepanjang akson menuju akhir pra sinaps.

Potensi aksi akan dapat menyebabkan adanya sinapsis kimia dan listrik. Sinapsis adalah tempat di mana sel saraf dapat melanjutkan pesan-pesan listrik dan kimia yang terjadi di antara mereka. Sinapsis ini terdiri dari 3 bagian yakni akhir pra sinaps, celah sinaptik, dan akhir pasca sinaps.

Dalam sinapsis kimia, neuron akan melepaskan pembawa pesan kimia yang dinamakan dengan neurotransmitter. Molekul-molekul ini kemudian akan melewati celah sinaptik. Selanjutnya molekul ini akan berikatan dengan reseptor yang berada di ujung pascasinaps dendrit.

Neurotransmiter dapat memicu respons yang terjadi pada neuron pasca sinaps atau impuls listrik yang berdekatan. Hal ini dapat menyebabkan menghasilkan potensial aksi sendiri. Alternatifnya, hal ini dapat mencegah aktivitas pada neuron pasca sinaps. Dalam hal ini, neuron pasca sinaps tidak menghasilkan potensial aksi.

Proses selanjutnya rangsangan akan dihantarkan menuju otak. Otak akan mengirimkan informasi ke otot, kelenjar serta organ tubuh lainnya untuk dapat melakukan respons. Di dalam otak, terdapat sekitar 100 miliar sel saraf.

Di mana sel saraf ini termasuk di dalamnya ada sel saraf kranial serta 31 saraf tulang belakang. Sel saraf dapat dijumpai pada seluruh tubuh. Sel saraf akan melakukan interaksi dengan satu sama lainnya agar dapat menghasilkan respons serta tindakan yang berupa fisik.

Respons ini dapat berupa gerakan tubuh yang dihasilkan dari interaksi dengan otot. Pada proses ini, otak akan bekerja sama dengan saraf motorik untuk menghasilkan gerakan sebagai respons dari informasi yang diterima.

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sinapsis : Pengertian, Ciri, Fungsi, Struktur dan Cara Kerjanya https://haloedukasi.com/sinapsis Fri, 22 Dec 2023 03:03:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47130 Sistem Saraf merupakan sistem yang kompleks dan memiliki peranan penting bagi tubuh. Salah satu bagian dari sistem saraf adalah sel saraf. Sel saraf atau neuron akan mengantarkan rangsangan sampai ke sistem saraf pusat. Rangsangan ini akan bergerak dari satu neuron ke neuron lain. Rangsangan bergerak dengan cara melompat. Untuk dapat mengantarkan rangsangan, diperlukan penghubung antar […]

The post Sinapsis : Pengertian, Ciri, Fungsi, Struktur dan Cara Kerjanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Saraf merupakan sistem yang kompleks dan memiliki peranan penting bagi tubuh. Salah satu bagian dari sistem saraf adalah sel saraf. Sel saraf atau neuron akan mengantarkan rangsangan sampai ke sistem saraf pusat.

Rangsangan ini akan bergerak dari satu neuron ke neuron lain. Rangsangan bergerak dengan cara melompat. Untuk dapat mengantarkan rangsangan, diperlukan penghubung antar neuron. Penghubung inilah yang akan membuat rangsangan bergerak bebas dan sampai pada tujuan. Penghubung ini dinamakan dengan sinapsis.

Sinapsis, celah di ujung sel saraf

Sinapsis memiliki peranan penting selain sebagai penghubung atau penjepit neuron. Sinapsis bahkan membantu neuron untuk mengantarkan rangsangan. Dengan sinapsis, rangsangan akan bergerak dengan cepat. Berikut ini penjelasan mengenai sinapsis.

Pengertian Sinapsis

Istilah Sinapsis berasal dari bahasa Yunani yakni Synapsis yang memiliki arti penjepit atau penghubung. Istilah Sinapsis ini dicetuskan pertama kali pada tahun 1897 oleh Charles S.Sherrington. Kemudian terdapat penelitian yang bertujuan untuk membuktikan subtansi sinapsis yang dilakukan oleh Staford Palay.

Ia melakukan pengamatan pada ultra struktur yang terdapat di sel saraf. Sinapsis berperan sebagai perpanjangan dari sistem saraf. Impuls listrik tidak akan bisa menuju sistem saraf pusat atau tanpa adanya sinapsis. Perpindahan impuls listrik dari satu neuron ke neuron lain menggunakan bantuan sinapsis.

Sinapsis merupakan celah kecil yang berada di ujung sel saraf yang memungkinkan impuls listrik dapat berpindah dari satu sel saraf ke sel saraf selanjutnya. Sinapsis akan menghubungkan sel saraf serta membantu mengirimkan informasi dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya.

Saat impuls listrik telah berada di ujung neuron, sinyal tersebut tidak bisa diteruskan ke sel berikutnya. Sebaliknya, keberadaan impuls listrik ini harus memicu pelepasan neurotransmiter. Pelepasan neurotransmiter dapat membawa impuls melintasi sinapsis menuju sel saraf berikutnya.

Begitu impuls listrik memicu adanya pelepasan neurotransmiter, pembawa pesan kimiawi ini akan melalui celah sinaptik yang berukuran kecil kemudian diambil oleh reseptor yang berada di permukaan sel berikutnya. Reseptor ini bertindak seperti sebuah gembok, sementara neurotransmiter bertindak seperti kunci.

Neurotransmiter dapat merangsang atau menghambat sel saraf yang mereka ikat. Impuls listrik dapat diibaratkan seperti sebuah aliran listrik sedangkan sel saraf adalah kabelnya. Sementara itu, Sinapsis diibaratkan seperti sebuah stopkontak atau kotak sambungan yang dapat menghubungkan arus menuju lampu ataupun peralatan listrik lainnya. Hal inilah yang akan membuat lampu dapat menyala.

Sinapsis disebut pula dengan Neuronal Junction. Hal ini dikarenakan sinapsis membentuk jaringan saraf yang memiliki fungsi untuk mengatur tugas pada sistem saraf pusat dan sel efektor perifer. Di dalam sitoplasma sinapsis terdapat vesikula sinapsis.

Di mana saat impuls sampai di terminal saraf, maka vesikula sinapsis bergerak serta menyatu dengan membran pra sinapsis dan melepaskan zat asetiskolin. Asetiskolin merupakan zat kimia yang dapat mengantarkan rangsangan. Asetiskolin akan berdifusi melalui celah sinapsis kemudian melekat pada reseptor yang terdapat di membran paska sinapsis.

Setelah melakukan fungsinya, zat asetiskolin akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase. Terdapat jutaan sel saraf pada sistem saraf pusat yakni otak. Di mana sel saraf ini dihubungkan oleh sinapsis. Jumlah sinapsis yang terdapat pada tubuh manusia berbeda sesuai dengan usianya.

Pada anak-anak, jumlah sinapsis sekitar 1016 atau 10 quadrillion. Sementara itu, pada orang dewasa, jumlah neuron akan semakin berkurang. Oleh karena itu, sinapsis pada orang dewasa jauh lebih sedikit yakni berkisar antara 1 quadrillion sampai 5 quadrillion

Ciri-Ciri Sinapsis

  • Sinapsis memiliki tiga bagian utama yakni pra sinaptik, celah sinaptik dan paska sinaptik. Di mana ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda.
  • Pra sinaptik merupakan bagian dari sinaptik yang terdapat vesikel sinaptik. Di mana di sekitarnya terdapat zat penghantar rangsangan. Di bagian ujung pra sinaptik terdapat neurontransimeter serta mitokondria.
  • Celah sinaptik merupakan bagian dari sinaptik yang mempunyai lebar sekitar 20 mm. Celah sinaptik ini bisa dikatakan sebagai ruang di antara dua sel yang berdekatan. Celah sinaptik ini membatasi antara pra sinaptik dan paska sinaptik.
  • Paska Sinaptik merupakan bagian dari struktur sinaptik yang memiliki reseptor untuk mengikat neurontransmiter. Hal ini memiliki fungsi untuk menghambat atau meningkatkan arus impuls listrik dari neuron satu ke neuron lain.
  • Jumlah sinapsis pada setiap orang berbeda-beda tergantung dengan usia dan jumlah nueron. Pada anak-anak memiliki jumlah sinapsis sekitar 10 quadrillion sedangkan pada orang dewasa hanya 1 sampai 5 quadrillion saja. Hal ini dikarenakan neuron pada orang dewasa semakin mengalami pengurangan.
  • Sinapsis merupakan penghubung atau konektor pada setiap sel yang terdapat di otak. Di otak sendiri terdapat banyak sel saraf yang memiliki peranan masing-masing.

Fungsi Sinapsis

Sinapsis memiliki sejumlah fungsi sebagai berikut:

  • Sebagai konektor antar neuron

Neuron atau sel saraf merupakan bagian dari sistem saraf yang memiliki fungsi untuk mengantarkan impuls listrik. Impuls listrik akan dialirkan oleh neuron satu ke neuron lainnya. Namun, untuk dapat mengantarkan neuron ini harus ada penghubung antar neuron. Penghubung antar neuron ini kemudian dikenal dengan sinapsis.

  • Membentuk ingatan pada manusia maupun hewan

Sinapsis memiliki fungsi untuk membentuk ingatan baik pada manusia ataupun hewan. Bahkan hantaran listrik sinapsis diperkirakan dapat memanggil kembali ingatan yang sudah ada. Saat kita lahir ingatan akan terbentuk. Begitupun ketika kita masih hidup, ingatan itu akan terus terbentuk.

Setiap sel berperan untuk menyimpan satu ingatan atau memori. Memori akan mencatat informasi dari rangsangan yang diterima oleh otak. Rangsangan ini akan dialirkan oleh sel saraf. Di mana untuk mengantarkan rangsangan dibutuhkan sinapsis yang menghubungkan antar sel.

  • Mengoordinasikan transmisi sel saraf

Transmisi sel saraf merupakan bagian dari tugas sel saraf. Untuk melaksanakan tugas ini, sel saraf memiliki tiga bagian utama yakni, dendrit, badan sel dan akson. Setiap bagian ini akan mentransmisikan sel saraf. Di mana untuk mentransmisikan sel saraf diperlukan penghubung yang menghubungkan antara sel saraf satu dan yang lain yakni sinapsis. Tanpa sinapsis, tidak akan bisa mentransmisikan sel saraf.

  • Memberi rangsangan pada sel otot

Bagian yang memiliki fungsi untuk menggerakkan bagian tubuh adalah sistem saraf motorik. Di mana sistem saraf ini melibatkan sistem saraf pusat dan tepi. Sistem saraf motorik juga berhubungan dengan saraf sensorik yang akan menerima rangsangan.

Ketika saraf sensorik menerima rangsangan, maka rangsangan ini akan diteruskan menuju sistem saraf pusat yakni otak. Untuk meneruskan rangsangan diperlukan bantuan sel saraf. Di mana sinapsis berperan penting di bagian ini sebagai penghubung antar sel.

Rangsangan dari otak akan dikirim ke sumsum tulang belakang lalu menuju sel saraf tepi. Sel saraf motorik kemudian akan menggerakkan otot sebagai reaksi dari rangsangan.

Struktur Sinapsis

Struktur pada sinapsis terdiri dari sebagai celah sinaptik, ujung terminal serta reseptor sel trager. Celah sinaptik merupakan ruang yang berada di antara dua sel. Sementara itu, ujung terminal akson adalah bagian dari struktur akson yang terletak di bagian paling akhir.

Reseptor sel trager merupakan bagian yang berhubungan dengan neurontransmiter. Di mana, reseptor akan mengikat impuls listrik. Selain itu, sinapsis terdiri dari empat jenis yakni sebagai berikut:

  • Sinapsis Kimia

Sinapsis kimia memiliki kesenjangan antara 20 nano meter. Di mana sinapsis kimia memiliki kecepatan hingga beberapa mili detik. Sinapsis kimia tidak ada kehilangan kekuatan sinyal dan memiliki sifat sebagai rangsangan atau hambatan.

Dalam sinapsis kimia, aktivitas listrik di neuron prasinaps memicu adanya pelepasan pembawa pesan kimiawi yakni neurotransmiter. Kebanyakan sinapsis bersifat kimia. Neurotransmiter akan berdifusi melewati sinaps serta diikat oleh reseptor khusus yang terdapat pada sel pascasinaps.

Neurotransmitter kemudian akan menggairahkan atau menghambat sel saraf pada pasca sinaps. Eksitasi akan mengakibatkan adanya pelepasan potensial aksi sementara penghambatan mencegah penyebaran sinyal.

  • Sinapsis Listrik

Sinapsis ini dihubungkan lewat saluran khusus yang kemudian dikenal dengan persimpangan celah neuron. Keberadaan sinapsis listrik akan membuat adanya pemindahan impuls listrik secara cepat dari sel pra sinaps menuju pasca sinaps.

Hal inilah yang kemudian membuat adanya percepatan transfer impuls listrik. Di dalam saluran yang menghubungkan kedua sel terdapat protein khusus yang bermanfaat bagi pergerakan arus positif dari neuron pra sinaps langsung menuju ke sel pasca sinaps.

Kesenjangan antara sinaps listrik jauh lebih kecil dibandingkan dengan sinaps kimia. Di mana sinaps listrik hanya memiliki kesenjangan sebesar 3,5 nano meter. Selain itu, keberadaan sinaps listrik akan mempercepat penyebaran impuls listrik dibandingkan sinaps kimia.

Selain itu, Kecepatan sinaps listrik juga lebih cepat dibandingkan sinaps kimia. Sinaps listrik memiliki kecepatan hampir seketika dibandingkan sinaps kimia yang memiliki kecepatan beberapa mili detik. Meskipun memiliki kecepatan yang lebih cepat, hanya saja sinaps listrik memiliki kelemahan. Di mana kekuatan sinyal akan mengalami pengurangan saat berpindah dari satu sel ke sel lainnya.

Dikarenakan adanya pengurangan kekuatan sinyal, maka dibutuhkan neuron pra sinaps yang jauh lebih besar agar dapat mempengaruhi neuron pasca sinaps yang jauh lebih kecil. Hal ini berbeda dengan sinaps kimia yang tidak memiliki kehilangan sinyal sekali pun kecepatannya bergerak lambat. Sinapsis listrik yang memiliki sifat sebagai rangsangan.

  • Sinapis Penghambat

Sinapsis penghambat merupakan sinapsis yang bisa menghambat kinerja potensial aksi dengan hiperpolarisasi pada neuron paska sinaptik. Di mana hal ini akan mengakibatkan proses transmisi informasi melalui neuron paska sinaptik akan sulit untuk dilakukan.

  • Sinapsis Rangsangan

Sinapsis rangsangan merupakan jenis sinapsis yang dapat mentransmisikan pesan melalui efek rangsangan. Selain itu, jenis sinapsis ini akan memberikan ruang bagi paska sinapsis untuk memproduksi kemampuan aksi dan menyampaikan informasi secara terus menerus saat menghasilkan membran depolarisasi.

Cara Kerja Sinapsis

Cara kerja sinapsis diawali dengan sinapsis yang mendekati pra sinapsis. Keberadaan impuls listrik ini akan memicu adanya pelepasan neurontransmiter. Kemudian bagian ini akan mengeluarkan neurontransmiter.

Neurontransmiter memiliki fungsi untuk mengantarkan impuls listrik melalui sinapsis menuju ke sel saraf lainnya. Neurontransmiter ini dilepaskan lewat celah sinaptik, ruang yang membatasi antara pra sinaptik dan paska sinaptik.

Neurontransmiter merupakan pembawa pesan kimia. Neurontransmiter akan diikat oleh reseptor agar dapat terbuka pesan kimia tersebut. Sebab, reseptor ini seperti sebuah gembok yang dapat dibuka oleh neurontransmiter.

The post Sinapsis : Pengertian, Ciri, Fungsi, Struktur dan Cara Kerjanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Fungsi Sel Saraf Pada Hewan https://haloedukasi.com/fungsi-sel-saraf-pada-hewan Thu, 19 Oct 2023 08:33:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46139 Sel saraf atau neuron adalah unit dasar sistem saraf yang berfungsi sebagai sel listrik khusus yang mampu mentransmisikan informasi dalam bentuk sinyal listrik. Neuron adalah komponen utama dari sistem saraf, dan mereka bertanggung jawab atas pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman informasi di dalam tubuh hewan, termasuk manusia. Jaringan saraf dalam hewan tersebar di seluruh tubuh, mulai […]

The post 7 Fungsi Sel Saraf Pada Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Sel saraf atau neuron adalah unit dasar sistem saraf yang berfungsi sebagai sel listrik khusus yang mampu mentransmisikan informasi dalam bentuk sinyal listrik. Neuron adalah komponen utama dari sistem saraf, dan mereka bertanggung jawab atas pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman informasi di dalam tubuh hewan, termasuk manusia.

Jaringan saraf dalam hewan tersebar di seluruh tubuh, mulai dari otak dan sumsum tulang belakang hingga jaringan saraf perifer yang menghubungkan seluruh organ, otot, dan jaringan tubuh. Sel saraf memiliki tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan akson.

Sel saraf bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi, yaitu sinyal listrik singkat yang bergerak sepanjang akson. Kemudian neuron berkomunikasi satu sama lain melalui sinapsis, yaitu tempat di mana sinyal listrik diubah menjadi sinyal kimia dan kemudian dikirimkan ke neuron lain.

Sistem saraf sangat penting dalam mengoordinasikan semua fungsi tubuh, termasuk persepsi sensorik, respons motorik, pengaturan otomatis, pengolahan informasi, dan berbagai aspek perilaku. Fungsi utama sel saraf adalah menerima, mengintegrasikan, dan mentransmisikan informasi.

Mereka memainkan peran kunci dalam sistem saraf hewan, yang mengontrol fungsi tubuh, perilaku, persepsi sensorik, ingatan, dan banyak fungsi lainnya. Sel saraf merupakan komponen esensial dalam berfungsinya sistem saraf hewan. Sel saraf atau neuron, memiliki berbagai fungsi penting dalam sistem saraf hewan.

Berikut adalah beberapa fungsi utama sel saraf.

1. Persepsi Sensorik

Sel saraf pada hewan berperan sebagai alat utama dalam persepsi sensorik dengan cara menerima, dan mengirimkan informasi sensorik dari lingkungan eksternal dan internal hewan. Banyak hewan, termasuk mamalia, burung, dan beberapa reptil, memiliki penglihatan yang baik.

Hewan-hewan tersebut dapat memproses informasi visual untuk menemukan makanan, menghindari bahaya, dan berinteraksi dengan anggota spesies mereka. Dengan demikian, sel saraf memungkinkan hewan untuk merasakan suara, cahaya, sentuhan, rasa panas, dingin, rasa sakit, dan berbagai rangsangan lainnya.

Ini adalah langkah pertama dalam memahami dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Neuron mentransmisikan sinyal listrik dari satu ke neuron lain atau ke organ efektor seperti otot atau kelenjar. Selain itu memungkinkan hewan untuk melakukan tindakan dan berkomunikasi dalam tubuhnya.

2. Pembentukan memori

Fungsi sel saraf pada hewan juga termasuk dalam pembentukan ingatan atau memori. Meskipun otak lebih luas dalam hal pengolahan ingatan, sel saraf berperan dalam menyimpan dan mengambil informasi yang digunakan dalam proses memori.

Ketika hewan mengalami sebuah petistiwa atau pembelajaran, sinapsis antara sel saraf dapat mengalami perubahan yang memungkinkan informasi untuk disimpan dalam bentuk memori jangka pendek atau jangka panjang.

Hal itu memungkinkan hewan untuk belajar dari pengalamannya dan beradaptasi dengan lingkungan. Sel saraf juga terlibat dalam pembentukan memori jangka pendek dan jangka panjang. Memori jangka pendek melibatkan perubahan sementara dalam aktivitas sinaptik, sedangkan memori jangka panjang melibatkan perubahan yang lebih stabil. Dengan demikian, sel saraf juga memiliki peran dalam proses pembentukan memori.

3. Bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan

Sel saraf motorik mengirimkan sinyal kepada otot-otot tubuh, memicu gerakan dan kontraksi otot serta memungkinkan hewan untuk berjalan, berlari, berenang, terbang, dan melakukan berbagai tindakan fisik.

Selain itu membantu dalam koordinasi gerakan tubuh hewan, memastikan bahwa gerakan tersebut dilakukan dengan presisi dan seimbang. Hewan juga menggunakan kemampuan sensorik untuk menemukan makanan, baik dengan mendeteksi mangsa atau menilai kualitas sumber makanan.

4. Mengontrol fungsi tubuh

Sistem saraf hewan dapat berperan dalam mengontrol berbagai fungsi tubuh yang sangat penting untuk menjaga homeostasis dan memastikan fungsi tubuh yang optimal. Selain itu, sistem saraf bekerja sama dengan sistem lain dalam tubuh untuk mencapai keseimbangan dan regulasi yang tepat.

Sistem saraf otonom yang mencakup saraf-saraf motorik, dapat mengontrol laju jantung. Misalnya, simpatis, cabang sistem saraf otonom, dapat meningkatkan denyut jantung dalam situasi stres, sementara parasimpatis dapat menguranginya saat istirahat.

Kemudian, mengatur laju pernapasan, memastikan ketersediaan oksigen yang cukup di dalam tubuh serta mengatur fungsi sistem pencernaan, termasuk gerakan usus dan sekresi enzim pencernaan. Hal tersebut dapat memungkinkan pemecahan dan penyerapan makanan.

Sehingga peran sel saraf dapat mengontrol berbagai fungsi tubuh yang esensial untuk menjaga homeostasis dan memastikan fungsi tubuh yang optimal.

5. Komunikasi antar sel

Fungsi dari sel saraf pada hewan juga meliputi komunikasi antar sel atau neuron. Sel saraf memiliki kemampuan untuk berkomunikasi satu sama lain melalui sinapsis, yaitu tempat di mana sinyal listrik diubah menjadi sinyal kimia dan kemudian dikirimkan ke neuron lain.

Hal tersebut menjadi cara sel saraf berpartisipasi dalam komunikasi antar sel dalam sistem saraf. Ketika sinyal listrik mencapai ujung akson dari sebuah neuron, neurotransmiter dilepaskan ke celah sinapsis. Kemudian berinteraksi dengan reseptor pada dendrit neuron berikutnya, memulai sinyal listrik baru di sel saraf tersebut.

Semua itu menjadi dasar komunikasi neuron ke neuron, yang memungkinkan sistem saraf untuk mengoordinasikan fungsi tubuh, merespons rangsangan, dan menjalankan berbagai proses kognitif dan motorik.

6. Mengatur emosi dan perilaku hewan

Di dalam otak, terdapat berbagai struktur yang berperan dalam pengaturan emosi dan perilaku. Sel saraf atau neuron dalam otak terlibat dalam pemrosesan informasi sensorik, memori, dan komunikasi yang pada akhirnya memengaruhi reaksi emosional dan perilaku hewan.

Beberapa bagian otak, seperti amigdala, hipotalamus, dan korteks prfrontal, adalah pusat penting dalam mengendalikan emosi dan perilaku. Misalnya, amigdala berperan dalam pengenalan bahaya dan respons terhadap rangsangan yang berpotensi mengancam, seperti rasa takut.

Hipotalamus mengatur respons fisik terhadap emosi, seperti respon stres. Korteks prfrontal berperan dalam pengambilan keputusan, kendali impuls, dan pemantauan perilaku sosial. Jadi, fungsi sel saraf dalam otak hewan sangat penting dalam mengatur respons emosional dan perilaku yang diperlukan untuk interaksi, kehidupan sehari-hari, serta adaptasi dengan lingkungan.

7. Mendeteksi rasa sakit

Sel saraf pada hewan juga berperan dalam mendeteksi rasa sakit. Hal itu melibatkan sel saraf sensorik khusus yang merespons rangsangan yang menciptakan sensasi rasa sakit. Sel-sel tersebut memiliki reseptor yang peka terhadap tekanan, suhu tinggi atau rendah, atau zat kimia tertentu yang terkait dengan rasa sakit.

Ketika terjadi cedera, rangsangan yang merusak atau mengancam jaringan tubuh akan memicu respon dari sel saraf sensorik. Sinyal-sinyal rasa sakit dikirimkan ke otak melalui sistem saraf, dan di sinilah rasa sakit dikenali dan dipahami.

Peran mendeteksi rasa sakit sangat penting dalam melindungi hewan dari bahaya dan cedera serta menjadi mekanisme pelindung alami yang memungkinkan hewan untuk merespons dengan cepat terhadap kondisi yang berpotensi merusak tubuh mereka.

Selain itu, rasa sakit juga merupakan mekanisme yang memberi tahu hewan untuk menghindari perilaku atau tindakan yang dapat menyebabkan cedera lebih lanjut. Seluruh sistem saraf hewan terdiri dari jutaan sel saraf yang berinteraksi secara kompleks untuk mengkoordinasikan fungsi tubuh dan perilaku.

The post 7 Fungsi Sel Saraf Pada Hewan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Fungsi Nukleus pada Sel Saraf https://haloedukasi.com/fungsi-nukleus-pada-sel-saraf Wed, 04 Oct 2023 10:00:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45759 Tubuh manusia dapat berfungsi dengan baik karena terdiri dari banyak sel yang bekerja satu sama lain. Salah satu sel yang perlu diketahui adalah nukleus atau disebut dengan inti sel. Seperti otak yang penting untuk kelangsungan hidup manusia, nukleus sebagai pusat sel dalam tubuh pun memiliki peran sama vitalnya. Sebagai pusat sel, artinya nukleus merupakan organel […]

The post 4 Fungsi Nukleus pada Sel Saraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Tubuh manusia dapat berfungsi dengan baik karena terdiri dari banyak sel yang bekerja satu sama lain. Salah satu sel yang perlu diketahui adalah nukleus atau disebut dengan inti sel. Seperti otak yang penting untuk kelangsungan hidup manusia, nukleus sebagai pusat sel dalam tubuh pun memiliki peran sama vitalnya.

Sebagai pusat sel, artinya nukleus merupakan organel paling besar dan paling menonjol di antara sel tubuh lainnya. Karena merupakan inti sel, terdapat lapisan selubung inti disebut membran yang membungkus nukleus. Di dalam membran tersebut, terdapat kandungan berupa kromosom.

Berikut ini adalah fungsi nukleus pada sel saraf tubuh manusia yang perlu dipahami.

1. Sebagai Pusat Informasi

Nukleus mengandung kromatin serta kromosom di dalamnya sehingga nukleus dapat berfungsi sebagai penyimpan dan pusat informasi genetik. Informasi genetik dapat tersimpan dengan baik karena nukleus memiliki membran inti yang mempertahankan DNA.

DNA pada nukleus berperan penting dalam meningkatkan peluang kemiripan antara satu angggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya.

2. Sebagai Pengendali Aktivitas Sel Saraf (Neuron)

Sel saraf atau neuron bekerja di dalam tubuh sebagai penerima sekaligus pengirim informasi. Terdapat sinyal listrik dan kimia yang digunakan oleh  sel saraf untuk dapat menransmisikan informasi ke seluruh bagian tubuh.

Keberadaan sel saraf memampukan manusia melakukan berbagai macam aktivitas, mulai dari sekadar berpikir, bergerak, hingga merasakan sesuatu. Ketika sel saraf tidak ada atau bermasalah, sistem saraf tidak dapat bekerja secara normal.Namun, sel saraf juga tidak dapat bekerja dengan baik ketika tidak ada nukleus atau inti sel.

Nukleus memiliki fungsi untuk mengatur dan mengendalikan seluruh kegiatan sel saraf. Nukleus memiliki kemampuan dan kontrol terhadap pertumbuhan sel-sel tunggal, baik itu sel yang membelah maupun sel-sel yang hanya bisa membesar.

3. Sebagai Pengendali Metabolisme

Sel saraf mengandung metabolisme yang bekerja dengan membrannya dan bertugas sebagai pemompa ion-ion dalam tubuh. Metabolisme yang ada pada sel saraf mampu memindahkan dan mengirimkan ion kalium dan florida ke bagian dalam membran neuronal dan ion natrium serta kalsium ke area luar membran neuronal. Keberadaan nukleus atau inti sel berperan penting untuk menjaga metabolisme di dalam sel saraf terkendali.

4. Sebagai Tempat Replikasi dan Transkiripsi

Fungsi lain nukleus pada sel saraf adalah menjadi tempat terjadinya replikasi maupun transkripsi. Replikasi sendiri adalah terjadinya penyalinan 2 buah DNA menjadi 2 DNA baru melalui pemadatan kromosom yang mengakibatkan peningkatan dua kali lipat jumlah DNA.

Sedangkan transkripsi adalah terjadinya penerjemahan mRNA ke protein setelah proses penyalinan dan pengubahan salah satu DNA menjadi mRNA. Fungsi nukleus pada sel saraf dan keseluruhan fungsi tubuh begitu vital untuk kelangsungan hidup manusia.

The post 4 Fungsi Nukleus pada Sel Saraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>