sel - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sel Fri, 22 Dec 2023 03:35:18 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico sel - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sel 32 32 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia https://haloedukasi.com/fungsi-badan-sel Fri, 22 Dec 2023 03:35:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47095 Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima. Sel saraf atau neuron […]

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Sel saraf atau neuron merupakan bagian dari sistem saraf. Sel saraf merupakan struktur yang kompleks. Semua sel saraf, pada umumnya memiliki badan sel. Namun, diameter badan sel memiliki ukuran yang berbeda yakni berkisar antara 5 sampai 140 µm.

Fungsi badan sel pada sistem saraf manusia

Setiap sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang disekitarnya terdapat sitoplasma. Badan sel adalah salah satu penyusunan atau bagian dari sel saraf. Badan sel banyak berada di sistem saraf pusat. Badan sel menjadi tempat diterimanya impuls oleh ujung-ujung saraf.

Ada pula badan sel yang dinamakan dengan ganglia yang terletak di sistem saraf tepi. Badan sel merupakan bagian neutron yang memiliki ukuran besar. Badan sel dinamakan pula dengan soma inti neutron. Di mana badan sel ini akan membawa informasi genetik serta menyediakan energi agar dapat mendorong terjadinya aktivitas. Badan sel memiliki sejumlah fungsi penting pada sistem saraf manusia.

Berikut ini fungsi badan sel pada sistem saraf manusia.

1. Menerima Impuls dari Dendrit

Badan sel memiliki fungsi untuk menerima impuls yang berasal dari dendrit. Di dalam terdapat saraf sensorik yang berfungsi untuk menerima rangsangan. Saraf sensorik ini terdapat di sejumlah organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kulit.

Kulit memiliki saraf sensorik untuk menerima rangsangan suhu yang berasal dari luar. Rangsangan ini kemudian akan diubah menjadi impuls listrik agar dapat diteruskan oleh struktur sistem saraf lainnya. Dendrit akan menerima impuls saraf yang kemudian dilanjutkan menuju badan sel.

Impuls ini selanjutnya diterima oleh badan sel kemudian diteruskan menuju ke akson. Badan sel memiliki neurofibril, yaitu serta serabut halus pada badan neuron yang berfungsi meneruskan jalannya impuls (rangsangan).

Impuls listrik ini akan ditransmisikan oleh sel saraf yang dinamakan dengan potensial aksi. Impuls listrik selanjutnya akan diantarkan menuju sistem saraf pusat atau dalam hal ini adalah otak. Untuk dapat melanjutkan perjalanan, impuls listrik harus melalui celah sinaptik.

Proses melewati celah sinaptik dibantu dengan senyawa kimia neurotransmiter. Di mana selama proses tranmisi sinaptik, impuls listrik akan memicu vesikel sinaptik yang berasal dari neuron presinaptik. Akibatnya, vesikel sinaptik akan mengeluarkan neurotransmiter.

Selanjutnya, neurotransmiter akan melewati celah sinaptik yakni celah antara neuron pre serta pasca sinaptik. Saat melewati celah ini, neurotransmiter akan terikat dengan sebuah reseptor khusus yang terdapat pada neuro pasca sinaptik. Akibat dari neurotransmiter yang terikat akan memicu terjadinya impuls listriknya yang berdekatan.

Impuls listrik ini selanjutnya dibawa menuju ke sistem saraf pusat yakni otak. Di dalam otak impuls listrik akan diterjemahkan menjadi sebuah perintah agar organ dapat melakukan reaksi. Selanjutnya, otak akan memerintahkan organ terkait untuk melakukan reaksi. Tidak hanya itu, otak juga akan menggerakkan otot agar dapat bergerak sesuai dengan perintah.

2. Meneruskan Impuls Listrik Menuju Akson

Selain menerima impuls dari dendrit, badan sel juga berfungsi untuk melanjutkan impuls menuju akson. Badan sel atau soma tertutup oleh sebuah membran. Di mana membran ini berfungsi untuk melindungi serta memungkinkan terjadinya interaksi dengan sekitar.

Di dalam badan sel mengandung organel yang memiliki peranan untuk menghasilkan energi serta enzim. Di dalam badan sel terdapat nukleus atau inti sel. Di mana di sekeliling inti sel terdapat perikarion. Biasanya badan sel memiliki banyak cabang dari dendrit.

Dendrit akan menerima impuls listrik yang berasal dari rangsangan pada saraf sensorik. Kemudian impuls ini akan dilanjutkan menuju struktur sel saraf lainnya yakni badan sel. Badan sel akan menerima impuls yang berasal dari dendrit.

Selanjutnya, impuls tersebut akan diteruskan oleh badan sel menuju akson. Akson akan berusaha membawa keluar impuls ini dari badan sel. Di dalam akson terdapat mielin yakni lapisan padat berupa lemak yang berfungsi untuk melindungi saraf. Selain itu, mielin juga memiliki peranan untuk membawa impuls cepat keluar.

Di dalam saraf tepi, mielin dihasilkan oleh sel schwann. Akson akan membawa impuls keluar dan melewati celah sinaptik. Awal mulanya neuron atau sel saraf akan mengirimkan sinyal atau impuls listrik menggunakan potensial aksi.

Potensial aksi merupakan pergeseran energi listrik potensial sel saraf yang disebabkan oleh adanya aliran partikel bermuatan yang masuk dan keluar melalui membran neuron. Saat potensial aksi dihasilkan, maka potensial aksi dibawa sepanjang akson menuju akhir pra sinaps.

Potensi aksi akan dapat menyebabkan adanya sinapsis kimia dan listrik. Sinapsis adalah tempat di mana sel saraf dapat melanjutkan pesan-pesan listrik dan kimia yang terjadi di antara mereka. Sinapsis ini terdiri dari 3 bagian yakni akhir pra sinaps, celah sinaptik, dan akhir pasca sinaps.

Dalam sinapsis kimia, neuron akan melepaskan pembawa pesan kimia yang dinamakan dengan neurotransmitter. Molekul-molekul ini kemudian akan melewati celah sinaptik. Selanjutnya molekul ini akan berikatan dengan reseptor yang berada di ujung pascasinaps dendrit.

Neurotransmiter dapat memicu respons yang terjadi pada neuron pasca sinaps atau impuls listrik yang berdekatan. Hal ini dapat menyebabkan menghasilkan potensial aksi sendiri. Alternatifnya, hal ini dapat mencegah aktivitas pada neuron pasca sinaps. Dalam hal ini, neuron pasca sinaps tidak menghasilkan potensial aksi.

Proses selanjutnya rangsangan akan dihantarkan menuju otak. Otak akan mengirimkan informasi ke otot, kelenjar serta organ tubuh lainnya untuk dapat melakukan respons. Di dalam otak, terdapat sekitar 100 miliar sel saraf.

Di mana sel saraf ini termasuk di dalamnya ada sel saraf kranial serta 31 saraf tulang belakang. Sel saraf dapat dijumpai pada seluruh tubuh. Sel saraf akan melakukan interaksi dengan satu sama lainnya agar dapat menghasilkan respons serta tindakan yang berupa fisik.

Respons ini dapat berupa gerakan tubuh yang dihasilkan dari interaksi dengan otot. Pada proses ini, otak akan bekerja sama dengan saraf motorik untuk menghasilkan gerakan sebagai respons dari informasi yang diterima.

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Perbedaan Sentriol Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-sentriol-pada-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Mon, 20 Nov 2023 08:38:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46236 Sentriol adalah struktur berbentuk silindris yang hadir dalam sel hewan dan sebagian sel protista. Sentriol memainkan peran penting dalam pembelahan sel dan organisasi sitoskeleton sel. Mereka terletak dekat nukleus sel dan berperan penting dalam pembelahan sel, terutama selama mitosis dan meiosis. Sentriol bertindak sebagai pusat organisasi mikrotubulus dan membantu membentuk spindle selama pembelahan sel. Ini […]

The post 10 Perbedaan Sentriol Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sentriol adalah struktur berbentuk silindris yang hadir dalam sel hewan dan sebagian sel protista. Sentriol memainkan peran penting dalam pembelahan sel dan organisasi sitoskeleton sel. Mereka terletak dekat nukleus sel dan berperan penting dalam pembelahan sel, terutama selama mitosis dan meiosis.

Sentriol bertindak sebagai pusat organisasi mikrotubulus dan membantu membentuk spindle selama pembelahan sel. Ini memungkinkan pemisahan kromosom yang akurat. Sel tumbuhan, sebaliknya, tidak memiliki sentriol.

Sel tumbuhan mengandalkan struktur yang disebut mikrotubulus pusat atau “centrosome” yang memiliki peran serupa dalam pembelahan sel. Perbedaan ini menunjukkan variasi dalam struktur sel hewan dan sel tumbuhan, dengan sentriol menjadi karakteristik khas sel hewan yang memainkan peran penting dalam pembelahan sel.

1. Keberadaan Sentriol

Sentriol adalah organel sel yang terdapat pada sel hewan, tetapi absen dalam sel tumbuhan. Sentriol adalah struktur berbentuk silinder yang terletak di dekat nukleus sel hewan. Perannya sangat penting dalam pembelahan sel, khususnya selama mitosis dan meiosis.

Sentriol bertindak sebagai pusat organisasi mikrotubulus, membentuk spindle selama pembelahan sel, yang diperlukan untuk memisahkan kromosom dengan benar. Sel tumbuhan, sebaliknya, tidak memiliki sentriol.

Mereka mengandalkan struktur yang disebut mikrotubulus pusat atau “centrosome” untuk fungsi serupa dalam pembelahan sel. Perbedaan ini adalah salah satu aspek yang membedakan sel hewan dan sel tumbuhan dalam konteks organellar dan struktural.

Perbedaan pertama yang paling mencolok adalah keberadaan sentriol dalam sel hewan dan sel tumbuhan. Sentriol hadir dalam sel hewan, tetapi tidak hadir dalam sel tumbuhan. Ini adalah perbedaan mendasar dalam organisasi seluler antara dua kerajaan organisme ini.

2. Fungsi Sentriol dalam Pembelahan Sel

Sentriol, yang terdapat dalam sel hewan, memiliki peran utama dalam pembelahan sel. Selama mitosis dan meiosis, sentriol berfungsi sebagai pusat organisasi mikrotubulus. Mereka membantu membentuk struktur yang disebut spindle sel, yang diperlukan untuk memisahkan kromosom dengan benar.

Selama pembelahan, sentriol membantu memandu pergerakan kromosom ke arah yang tepat, sehingga setiap sel anak menerima salinan kromosom yang sama. Di sisi lain, sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, tetapi mengandalkan struktur mikrotubulus pusat yang berperan dalam fungsi serupa selama pembelahan.

Perbedaan ini menggambarkan adaptasi sel untuk memenuhi kebutuhan spesifiknya, karena struktur sel hewan dan sel tumbuhan dapat bervariasi sesuai dengan perbedaan evolusioner dan fungsi biologisnya. Dalam sel hewan, pasangan sentriol yang dikenal sebagai pasangan sentriol berfungsi sebagai pusat organisasi mikrotubulus saat membantu dalam pembentukan spindle selama pembelahan sel. Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, dan pembelahan selnya melibatkan organisasi mikrotubulus yang lebih kompleks.

3. Struktur Sentriol

Struktur sentriol dalam sel hewan dan sel tumbuhan juga memiliki perbedaan. Sentriol dalam sel hewan terdiri dari dua sentriol yang tersusun secara saling tegak lurus satu sama lain. Ini membentuk pasangan sentriol yang terletak di dekat inti sel. Di sisi lain, sel tumbuhan memiliki struktur yang disebut mikrotubulus organisasi center (MTOC) yang menggantikan peran sentriol dalam organisasi mikrotubulus.

4. Organisasi Spindle Selama Pembelahan

Ketika sel hewan memasuki tahap pembelahan sel, pasangan sentriol membentuk spindle yang merupakan kerangka utama dalam segregasi kromosom. Spindle ini membantu dalam pemisahan kromosom ke dalam sel anak selama mitosis dan meiosis. Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, dan pembelahan selnya melibatkan organisasi spindle yang berasal dari MTOC.

5. Pembentukan Silia dan Flagela

Sentriol juga berperan dalam pembentukan silia dan flagela, struktur berbentuk serabut yang digunakan oleh sel hewan untuk pergerakan dan penangkapan makanan. Sementara silia dan flagela hadir pada beberapa jenis protista, sel tumbuhan tidak memiliki struktur ini dan tidak memerlukan sentriol untuk pembentukan mereka.

6. Peran dalam Organel Silia dan Flagela

Sentriol dalam sel hewan adalah pusat bagi pembentukan struktur silia dan flagela. Mereka membantu mengatur organisasi mikrotubulus yang menyusun struktur ini dan memungkinkan pergerakan dan getaran. Sel tumbuhan, seperti yang disebutkan sebelumnya, tidak memiliki silia dan flagela, oleh karena itu, sentriol tidak berperan dalam pembentukan struktur ini.

7. Peranan dalam Sitoskeleton

Sitoskeleton adalah jaringan protein yang memberikan dukungan struktural dan memengaruhi mobilitas dalam sel. Pada sel hewan dan sel tumbuhan, sitoskeleton memiliki peran penting. Dalam sel hewan, sitoskeleton terlibat dalam pembentukan bentuk sel, gerakan, dan pembelahan sel.

Filamen aktin dan mikrotubulus adalah komponen utama yang memfasilitasi kontraksi otot, pergerakan sel, dan pembelahan sel dalam mitosis. Di sel tumbuhan, sitoskeleton mendukung struktur dinding sel dan plastida seperti kloroplas.

Selain itu, mikrotubulus juga berperan dalam distribusi organel selama pembelahan sel tumbuhan yang disebut mitosis sel tumbuhan. Sentriol juga berperan dalam penyusunan sitoskeleton sel hewan. Sitoskeleton adalah jaringan serat protein yang memberikan dukungan dan struktur pada sel.

Sentriol membantu mengatur dan menjaga struktur sitoskeleton dengan mengatur pembentukan mikrotubulus. Jadi, sitoskeleton penting dalam kedua jenis sel ini, tetapi perannya mungkin sedikit berbeda, sesuai dengan perbedaan struktur dan kebutuhan sel hewan dan sel tumbuhan.

8. Organisasi Basal Body

Sentriol dalam sel hewan juga berfungsi sebagai basal body. Basal body adalah pusat pengaturan pembentukan mikrotubulus yang mendukung flagela dan silia. Ini adalah perbedaan penting antara sentriol dalam sel hewan dan sel tumbuhan karena sel tumbuhan tidak memiliki basal body.

9. Pembentukan dan Organisasi Mikrotubulus

Sentriol dalam sel hewan memainkan peran kunci dalam pembentukan dan organisasi mikrotubulus. Mikrotubulus adalah struktur yang penting dalam proses pembelahan sel dan dalam transportasi intraseluler. Sel tumbuhan mengandalkan MTOC yang berbeda untuk mengatur mikrotubulus dan tidak memiliki sentriol.

10. Peranan dalam Sel Hewan Multiseluler

Sentriol dalam sel hewan juga berperan dalam pembentukan jaringan dan organisme multiseluler. Misalnya, sentriol dalam sel hewan memainkan peran penting dalam pengaturan selama pembentukan embrio pada hewan. Sel tumbuhan tidak mengalami perkembangan embrio serupa, dan oleh karena itu, sentriol tidak diperlukan untuk fungsi ini dalam sel tumbuhan.

Sentriol adalah struktur yang memiliki peran penting dalam sel hewan, terutama dalam pembelahan sel, pembentukan mikrotubulus, pembentukan silia dan flagela, dan organisasi sitoskeleton. Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol dan mengandalkan MTOC dalam proses pembelahan sel dan organisasi mikrotubulus. Perbedaan

The post 10 Perbedaan Sentriol Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Perbedaan Vakuola Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-vakuola-pada-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Tue, 31 Oct 2023 03:56:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46237 Vakuola adalah organel berbentuk kantong yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan, tetapi peran dan karakteristiknya sangat berbeda di antara keduanya. Di sel tumbuhan, vakuola adalah struktur terbesar dalam sel. Fungsinya utamanya adalah sebagai penyimpanan air, garam, gula, serta pigmen dan zat lainnya. Vakuola juga berperan dalam memberikan turgor pada sel tumbuhan, yang mendukung […]

The post 10 Perbedaan Vakuola Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Vakuola adalah organel berbentuk kantong yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan, tetapi peran dan karakteristiknya sangat berbeda di antara keduanya. Di sel tumbuhan, vakuola adalah struktur terbesar dalam sel.

Fungsinya utamanya adalah sebagai penyimpanan air, garam, gula, serta pigmen dan zat lainnya. Vakuola juga berperan dalam memberikan turgor pada sel tumbuhan, yang mendukung struktur sel dan mencegah kollaps. Selain itu, vakuola digunakan untuk menyimpan cadangan makanan dan mengatur pH sel.

Di sel hewan, vakuola tidak sebesar vakuola pada sel tumbuhan, dan tidak memiliki fungsi penyimpanan air atau nutrisi. Vakuola di sel hewan lebih bersifat sekunder dan biasanya memiliki peran dalam pengangkutan dan penguraian berbagai molekul dalam sel.

Jadi, meskipun ada kesamaan nama, vakuola memiliki peran dan karakteristik yang berbeda dalam sel tumbuhan dan sel hewan.

Vakuola adalah organel seluler yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sel. Meskipun vakuola hadir dalam sel hewan dan sel tumbuhan, perbedaan signifikan dalam struktur dan fungsi vakuola di antara keduanya memengaruhi banyak aspek biologi dan fisiologi sel. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi 10 perbedaan utama antara vakuola pada sel hewan dan sel tumbuhan.

1. Ukuran Vakuola

Perbedaan yang paling mencolok adalah ukuran vakuola. Vakuola dalam sel tumbuhan jauh lebih besar dan lebih menonjol dibandingkan dengan vakuola dalam sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola sentral besar yang dapat mengisi sebagian besar volume sel, sementara vakuola dalam sel hewan relatif kecil dan lebih tersebar.

2. Fungsi Utama Vakuola

Vakuola dalam sel hewan memiliki beberapa fungsi, tetapi perannya utamanya adalah sebagai vesikel penyimpanan sementara untuk berbagai jenis molekul, seperti air, elektrolit, dan berbagai senyawa organik.

Vakuola dalam sel tumbuhan memiliki peran yang lebih beragam dan signifikan. Fungsi utama vakuola dalam sel tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan air, nutrisi, senyawa kimia, serta mendukung turgor sel dan pertumbuhan tumbuhan.

Vakuola dalam sel hewan umumnya memiliki peran yang lebih terbatas dan spesifik dibandingkan sel tumbuhan. Fungsi utamanya adalah terlibat dalam pengangkutan intraseluler. Vakuola membantu dalam penguraian dan pemrosesan molekul-molekul tertentu, terutama dalam proses intraseluler seperti endositosis dan eksositosis.

Sel hewan mengandalkan vakuola untuk mengatur osmosis sel dan menjaga keseimbangan air dalam sel. Ini juga terlibat dalam pengangkutan protein, glikoprotein, dan ion ke dalam dan keluar sel. Meskipun vakuola dalam sel hewan tidak sebesar dan seragam seperti yang ada dalam sel tumbuhan, perannya dalam menjaga homeostasis dan proses intraseluler tetap penting.

3. Vakuola sebagai Tempat Penyimpanan Makanan

Sel hewan menggunakan vakuola untuk menyimpan makanan dalam bentuk vesikel penyimpanan sementara. Ini terutama berlaku untuk sel hewan yang merupakan bagian dari sistem pencernaan. Sel tumbuhan juga menggunakan vakuola untuk penyimpanan makanan, tetapi mereka juga memanfaatkannya untuk menyimpan pigmen, senyawa kimia seperti tannin, serta bahan kimia yang dapat membantu melindungi tumbuhan dari herbivora dan patogen.

4. Vakuola sebagai Tempat Penyimpanan Air

Vakuola dalam sel tumbuhan adalah komponen utama yang memungkinkan tumbuhan untuk menyimpan air dalam jumlah besar. Ini adalah aspek kunci dari regulasi turgor sel, yang berperan penting dalam menjaga kekakuan dan struktur sel tumbuhan.

5. Vakuola sebagai Tempat Penyimpanan Pigmen

Vakuola dalam sel tumbuhan digunakan untuk menyimpan pigmen yang memberikan warna pada bunga dan buah. Ini adalah mengapa warna bunga dan buah tumbuhan sangat beragam dan mencolok. Sel hewan tidak memiliki fungsi serupa dalam penyimpanan pigmen.

6. Regulasi Turgor Sel

Vakuola dalam sel tumbuhan memiliki peran kunci dalam regulasi turgor sel. Turgor sel adalah tekanan internal yang dipertahankan oleh sel tumbuhan karena adanya air yang disimpan dalam vakuola. Ini memberikan dukungan struktural bagi sel tumbuhan dan mencegah kolaps sel.

7. Penyimpanan Zat Garam dan Elektrolit

Sel hewan menggunakan vakuola untuk menyimpan zat garam dan elektrolit dalam konteks regulasi osmosis. Vakuola membantu sel hewan dalam menjaga keseimbangan osmotik. Di sisi lain, sel tumbuhan juga menggunakan vakuola untuk penyimpanan garam dan elektrolit, tetapi ini berkaitan dengan fungsi yang lebih luas dalam menyimpan berbagai senyawa kimia.

8. Penyimpanan Limbah dan Toksin

Vakuola dalam sel tumbuhan juga berperan dalam penyimpanan limbah dan senyawa toksik. Ini membantu menjaga sel tumbuhan tetap aman dan mengurangi efek berbahaya senyawa toksik pada sel hidup.

9. Regulasi pH Intraseluler

Vakuola dalam sel hewan dapat berperan dalam mengatur pH intraseluler dengan menyimpan sejumlah kecil proton (H+) yang dapat memengaruhi keasaman sitoplasma. Di sisi lain, vakuola dalam sel tumbuhan juga memainkan peran dalam mengatur pH sitoplasma, tetapi lebih melibatkan regulasi keasaman dalam lingkungan sekitar sel.

10. Reaksi Fungsi Seluler

Sel hewan menggunakan vakuola untuk berbagai reaksi seluler, seperti fagositosis dan endositosis, yang melibatkan pengambilan dan pencernaan partikel asing atau molekul. Sel hewan juga menggunakan vakuola untuk menciptakan kondisi osmotik yang tepat untuk fungsi enzim intraseluler tertentu.

Vakuola dalam sel tumbuhan juga berpartisipasi dalam berbagai reaksi seluler, tetapi fungsinya lebih luas dalam penyimpanan, regulasi, dan dukungan struktural.

The post 10 Perbedaan Vakuola Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Fungsi Nukleolus Pada Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/fungsi-nukleolus-pada-sel-tumbuhan Thu, 19 Oct 2023 08:19:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46081 Seperti halnya hewan dan manusia, tumbuhan terdiri dari berbagai struktur tubuh. Salah satunya adalah sel. Sel adalah unit terkecil penyusun tubuh. Di dalam struktur sel terdapat nukleus atau inti sel. Lebih lanjut lagi, di dalam nukleus, terdapat nukleolus yang merupakan penyusun dasar sel. Secara sederhana, nukleolus merupakan anak dari inti sel atau nukleus. Pada sel […]

The post 4 Fungsi Nukleolus Pada Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Fungsi Nukleolus pada sel tumbuhan

Seperti halnya hewan dan manusia, tumbuhan terdiri dari berbagai struktur tubuh. Salah satunya adalah sel. Sel adalah unit terkecil penyusun tubuh. Di dalam struktur sel terdapat nukleus atau inti sel. Lebih lanjut lagi, di dalam nukleus, terdapat nukleolus yang merupakan penyusun dasar sel.

Secara sederhana, nukleolus merupakan anak dari inti sel atau nukleus. Pada sel eukariotik seperti tumbuhan, nukleolus adalah sub dominan pada nukleus yang menjadi penyusun ribosom. Nukleolus terdiri dari Asam DNA, RNA dan juga protein yang terdapat pada sel eukariotik.

Nukleolus dapat dilihat dengan bantuan mikroskop yang di mana memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kromatin. Nukleus adalah inti sel, maka nukleolus adalah anak dari inti sel karena menjadi bagian dari nukleus. Oleh karena itu, fungsi nukleolus membantu kinerja nukleus sebagai anak inti sel.

Nukleolus akan meneruskan kinerja nukleus. Nukleolus terdapat baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara garis besar, fungsi Nukleolus pada tumbuhan dan hewan hampir sama.

Berikut ini fungsi Nukleolus pada sel tumbuhan.

1. Memproduksi Ribosom

Fungsi nukloules pada sel tumbuhan adalah untuk memproduksi sub unit ribosom. Ribosom inilah yang nantinya akan membantu kinerja nukleolus. Ribosom adalah salah satu komponen sel yang membentuk protein dari asam amino.

Sementara itu, sub unit merupakan bagian dari ribosom yang berfungsi untuk meningkatkan transfer RNA dan asam amino. RNA sendiri memiliki fungsi untuk memberikan kode, mengatur dan mengekspresi gen. Selain menghasilkan zat-zat penyusun ribosom, Nukleolus memiliki peranan yang penting pada sel tumbuhan karena menjadi pengatur bagi nutrisi yang terdapat pada tumbuhan.

Nukleolus menjadi tempat memproduksi ribosom karena memiliki komponen yang bernama pusat fibriliar. Pusat fibriliar merupakan tempat protein ribosom terbentuk. Sebelum ribosom terbentuk, protein akan diikat oleh komponen nukloules yakni komponen granular .

Fungsi ribosom pada sel tumbuhan dan hewan sedikit berbeda. Pada sel tumbuhan ribosom akan melakukan sintesis protein dengan bantuan mitokondria. Ribosom pada sel tumbuhan memiliki fungsi untuk mengumpulkan mRNA dan tRNA. tRNA merupakan pembawa asam amino. Setiap ribosom akan memiliki satu tempat untuk mengikat mRNA dan tiga tempat untuk mengikat tRNA.

2. Sintesis Protein

Nukleolus memiliki fungsi sebagai penghasil protein. Protein adalah senyawa organik yang kompleks dan memiliki kapasitas molekul yang sangat tinggi. Protein sangat penting bagi makhluk hidup seperti tumbuhan. Protein juga memiliki peranan untuk mengekspresi gen yang dikodekan oleh DNA.

Sintesis protein memiliki fungsi sebagai penghasilan protein yang dibutuhkan oleh tubuh nantinya. Proses sintesis protein dilakukan beberapa tahap. Pertama kode genetik akan disalin dari DNA yang berasal dari nukleus ke dalam mRNA. Kemudian terjadilah proses transkripsi dan translasi.

Proses ini dibantu oleh kinerja ribosom yang menjadi tempat penghasil protein. Tanpa nukleulos, ribosom tidak akan dapat melakukan sintesis protein. Hal ini dikarenakan ribosom dihasilkan oleh nukleulos. Saat protein dibutuhkan oleh tumbuhan, nukleulos akan mengatur pembentukan prptein.

Pembentukan protein akan dihasilkan melalui proses transkripsi dan translasi. Adapun contoh protein yang dihasilkan adalalah enzim, hormon dan plastida termasuk kloroplas. Kloroplas nantinya akan berfungsi untuk memberikan pigmen pada saat fotosintesis berlangsung.

3. Sintesis RNA

Jika pada nukleus memiliki fungsi sebagai penyimlan materi genetik, lain halnya dengan Nukleolus. Fungsi Nukleolus selanjutnya adalah melakukan sintesis RNA. Nukleolus akan mengumpulkan dan melalukan transkripsi RNA terutama asam nukleat ribosom atau disingkat rRNA.

Nukleolus menjadi tempat berlangsungnya transkripsi gen yang nantinya akan dihasilkan molekul rRNA. rRNA merupakan salah satu jenis RNA yang menjadi pembentuk ribosom. Pada setiap Nukleolus kandungan RNA tidak menentu. Diperkirakan kandungan RNA pada Nukleolus sekitar 5℅ hingga 20%.

Salah satu komponen yang terdapat pada Nukleolus adalah komponen fibriliar padat yang memiliki DNA transkripsi baru yang nantinya terhubung pada protein yang ada di dalam ribosom. Ketika nukleolus berhenti melakukan sintesis RNA, maka nukleolus akan menghilang secara perlahan dan terbentuklah sebuah kromosom.

Nukleolus akan kembali terlihat ketika akhir telofase. Bentuk nukleolus saat itu seperti butir halus yang nantinya akan menjadi sebuah nukleolus. Hal ini dikarenakan telah terbentuknya kromosom dan proses sintesis RNA telah selesai.

Sebagai anak dari nukleus, nukleolus juga bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan oleh ribosom. Hanya saja, nukleolus lebih fokus untuk menyimpan DNA dan melestarikan kromosom yang ada di dalamnya. Jika pada nukleus terdiri dari kromosom, lain halnya dengan nukleolus yang mengandung ribosom sehingga strukturnya akan lebih padat.

4. Penyusun Ribosom

Nukleolus selain berfungsi sebagai tempat untuk menghasilkan ribosom, juga berfungsi untuk menyusun ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas protein dan RNA. Setiap jenis ribosom terdiri dari dua sub unit protein dan RNA yakni sub unit kecil dan besar.

Sub unit kecil memiliki fungsi sebagai pembaca pesan yang dibawa oleh mRNA yang berada dalam asam amino. Sedangkan sub unit besar berperan sebagai pembentuk ikatan peptida yang berada dalam ribosom. Seperti yang sudah diketahui bahwa penyusun dari ribosom adalah protein dan RNA.

Di mana RNA yang akan menjadi penyusun ribosom ini harus terdiri dari asam ribonukleat ribosom. Asam ribonukleat ribosom ini terdapat dalam materi pembentuk nukleolus. Oleh karena itulah, struktur yang terdapat pada ribosom merupakan hasil susunan dari nukleolus.

Pada sel eukariotik seperti tumbuhan, struktur ribosom terdiri atas 40% protein dan 60% RNA dengan ukuran sekitar  32 x 22 nanometer. Biasanya ribosom ini berada di dalam sitoplasma atau terhubung dengan retikulum endoplasma.

Keberadaan ribosom pada sel tumbuhan sangat penting karena protein yang terdapat di dalamnya akan dimanfaatkan untuk kepentingan perkembangan tumbuhan.

The post 4 Fungsi Nukleolus Pada Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Makhluk Hidup Prokariotik dan eukariotik https://haloedukasi.com/contoh-makhluk-hidup-prokariotik-dan-eukariotik Sat, 14 Oct 2023 03:53:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45919 Sel merupakan bagian terkecil yang terdapat pada tubuh makhluk hidup. Sel menjadi tempat terjadinya reaksi kimia yang mengakibatkan keberlangsungan bagi kehidupan. Dilihat dari strukturnya, sel dibedakan menjadi dua yakni sel prokariotik dan eukariotik. Contoh hewan prokariotik Sel prokariotik merupakan sel yang terdapat dalam makhluk hidup. Biasanya makhluk hidup yang terdapat sel prokariotik memiliki sel tunggal. […]

The post 7 Contoh Makhluk Hidup Prokariotik dan eukariotik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sel merupakan bagian terkecil yang terdapat pada tubuh makhluk hidup. Sel menjadi tempat terjadinya reaksi kimia yang mengakibatkan keberlangsungan bagi kehidupan. Dilihat dari strukturnya, sel dibedakan menjadi dua yakni sel prokariotik dan eukariotik.

Contoh hewan prokariotik

Sel prokariotik merupakan sel yang terdapat dalam makhluk hidup. Biasanya makhluk hidup yang terdapat sel prokariotik memiliki sel tunggal. Prokariotik berasal dari bahasa Yunani yakni pro dan karyon. Pro memiliki arti sebelum sedangkan karyon memiliki arti membran. Artinya, sel prokariotik adalah jenis sel yang tidak memiliki membran inti atau nukleus.

Berikut ini makhluk hidup yang termasuk ke dalam sel prokariotik.

1. Archae

Archae. makhluk hidup prokariotik

Archae adalah organisme yang memiliki sel tunggal dan dapat hidup sekalipun di suhu yang tinggi bahkan dapat bertahan hidup di suhu yang mencapai 113 derajat. Archae termasuk makhluk hidup prokariotik karena tidak memiliki membran inti (nukleus). Selain itu organisme ini juga dapat bertahan di lingkungan yang asam bahkan dengan tingkat keasaman yang memiliki pH nol.

Archae termasuk ke dalam mikrobiologi yang tidak memiliki inti sel dan terdapat membran yang membatasi organelnya. Pada mulanya Archae dimasukkan ke dalam bakteri sehingga dinamakan dengan archaebacteria.

Namun, saat ini archae tidak dimasukkan ke dalam kelompok bakteri karena selnya bersifat unik yakni terdiri dari dua domain kehidupan. Meskipun begitu, archae dan bakteri memiliki bentuk yang sama. Namun, pada beberapa jenis archae memiliki bentuk yang unik.

2. Bakteri

Bakteri, bakhluk hidup prokariotik

Bakteri termasuk ke dalam sel prokariotik yang memiliki sel tunggal dan memiliki ukuran yang beragam. Terdapat sekitar lebih dari 1030 bakteri yang terbesar di berbagai belahan bumi. Biasanya bakteri ini dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, hewan hingga tumbuhan.

Bakteri memiliki ukuran mulai dari mikroskopis hingga terdapat beberapa yang dapat dilihat oleh mata telanjang. Sebagian besar bakteri belum diketahui jenisnya. Bakteri termasuk ke dalam makhluk hidup yang adaptif dan dapat tinggal di mana saja seperti tanah, air, mata air panas, limbah bahkan di kerak bumi sekalipun.

Biasanya bakteri hidup dengan melakukan kerja sama baik dengan tumbuhan ataupun hewan. Adapun contoh dari bakteri adalah salmonella anterice, Escherichia coli, staphylococcus aures dan lainnya.

3. Cyanobacteria

Cyanobacteria, makhluk hidup prokariotik

Cyanobacteria atau ganggang hijau biru yang termasuk ke dalam bakteri fotosintetik. Cyanobacteria termasuk ke dalam sel prokariotik yang tertua bahkan muncul sebelum adanya hewan dan tumbuhan di bumi.

Cyanobacteria termasuk salah satu penghasil oksigen yang ada di bumi sehingga keberadaannya begitu penting bagi manusia. Cyanobacteria dapat hidup di manapun seperti perairan, tanah, bebatuan bahkan bongkahan batu sekalipun.

Cyanobacteria ada yang memiliki sel tunggal atau uniseluler dan ada juga yang multiseluler. Biasanya ukuran tubuh Cyanobacteria sekitar 1 mm sampai 60 mm sehingga untuk melihatnya dibutuhkan mikroskop.

Cyanobacteria memiliki peran sebagai tumbuhan perintis yang membentuk permukaan tanah gundul dan menambah unsur organik pada tanah. Adapun contoh dari Cyanobacteria adalah anabaena, nostic, microcystic dan lainnya.

Contoh hewan eukariotik

Eukariotik merupakan sel yang memiliki membran inti atau nukleus. Dalam bahasa Yunani, Eukariotik terdiri dari 2 kata yakni eu dan krayon yang memiliki arti terdapat membran. Artinya, makhluk hidup yang memiliki sel eukariotik akan mempunyai dua membran yakni sitoplasma dan membran inti atau nukleus.

Berikut ini contoh makhluk hidup yang memiliki sel eukariotik.

1. Sel Hewan

sel hewan, makhluk hidup eukariotik

Sel hewan memiliki sel berupa eukariotik dan memiliki semua jaringan sama seperti pada manusia. Sel eukariotik yang terdapat pada hewan mempunyai inti sel yang dikelilingi oleh membran nuklear. Tidak seperti sel eukariotik lainnya, pada sel hewan tidak terdapat dinding sel dan juga kloropas.

Pada sel hewan terdapat banyak Organel seperti mitokondira dan lisosom. Sel hewan memiliki keunggulan untuk menduplikat diri lewat proses pembelahan. Mitokondira memiliki fungsi untuk menghasilkan energi dan lisosom berguna untuk pencernaan.

Selain itu, pada sel hewan vakuola biasanya berukuran lebih kecil atau pada beberapa sel hewan lainnya bahkan tidak ada. Pada sel hewan terdapat karbohidrat dan lipid yang memiliki peranan penting dalam proses pembelahan dan fotosintesis. Lipid juga memiliki peranan sebagai cadangan makanan contohnya seperti lemak dan minyak.

2. Sel Tumbuhan

sel tumbuhan makhluk hidup eukariotik

Sel tumbuhan termasuk ke dalam sel eukariotik seperti halnya sel hewan. Sel tumbuhan mempunyai inti sel, dinding sel yang kokoh dan kloroplas. Dinding sel yang kokoh pada sel tumbuhan dikarenakan terbuat dari selulosa.

Fungsi dinding sel untuk melindungi keberadaan struktur pada sel tumbuhan dari berbagai gangguan sehingga tetap aman. Selain itu, keberadaan dinding sel juga berperan sebagai tempat keluar masuknya zat pada tumbuhan. Zat-zat yang akan masuk ke dalam tumbuhan akan melewati dinding sel.

Sementara itu, kloroplas berfungsi untuk membantu proses fotosintesis pada tumbuhan sehingga sel tumbuhan termasuk autotrof. Makhluk hidup yang bersifat autotrof merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanannya sendiri.

Kloropas sendiri merupakan struktur organel yang memiliki peranan untuk memberikan warna hijau dan membantu proses fotosintesis. Kloorpas akan menyerap energi matahari agar tumbuhan dapat mengubah air dan karbondioksida menjadi glukosa dan oksigen.

3. Fungi

fungi makhluk hidup eukariotik

Fungi termasuk ke dalam makhluk hidup yang memiliki sel eukariotik. Sel fungi dalam berupa uniseluler (sel tunggal) dan multiseluler. Fungi adalah makhluk hidup yang tidak memiliki klorofil dan tumbuh sebagai hifa.

Oleh karena itu, fungi termasuk makluk hidup yang memiliki sifat heterotrof artinya makhluk hidup ini tidak bisa menghasilkan makanan sendiri. Hal ini dikarenakan fungsi tidak memiliki kloropas. Pada fungi biasanya terdapat nukleus dan Organel lain seperti mitokondria, membran yang terdapat sterol dan ribosom.

Fungi termasuk ke dalam sel eukariotik karena memiliki membran inti yang membatasi kromosom yang terdapat DNA dengan intorn dan ekstorn. Intern merupakan bukan daerah pengode sedangkan ekstron adalah daerah pengode.

Fungi dapat tumbuh di mana saja sehingga penyebaran fungi di dunia begitu melimpah. Fungi dapat tetap hidup sekalipun di daerah ekstrim seperti gurun dan dan daerah dengan memiliki garam yang tinggi.

4. Protista

Protista makhluk hidup eukariotik

Protista termasuk organisme yang memiliki satu sel atau bahkan lebih dan di dalamya terdapat membran inti yang bersel tunggal. Protista termasuk ke dalam sel eukariotik karena memiliki membran inti. Protista merupakan mikroorganisme yang eukariotik dan bukan termasuk ke dalam hewan, tumbuhan atau jamur.

Hanya saja, jenis-jenis protista memiliki kemiripan dengan hewan, tumbuhan dan jamur. Terdapat tiga jenis protista yakni protista mirip hewan (protozoa) protista mirip jamur dan protista mirip tumbuhan (algae).

Di dalam protista terdapat organel berupa vakuola kotraktil dan vakuola. Protista termasuk ke dalam kingdom sederhana karena hanya tersusun atas sel. Namun, terdapat pula protista yang memiliki banyak sel atau multiseluler. Protista bisa hidup di lingkungan yang lembab dan juga di daerah dengan kadar garam yang banyak seperti laut.

The post 7 Contoh Makhluk Hidup Prokariotik dan eukariotik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik https://haloedukasi.com/perbedaan-sel-prokariotik-dan-eukariotik Mon, 09 Oct 2023 05:09:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45862 Sel adalah bagian terkecil dari pembentuk makhluk hidup baik yang bersifat uniseluler ataupun multiseluler. Terdapat dua jenis sel yang ada di dalam makhluk hidup yakni sel prokariotik dan eukariotik. Istilah prokariotik berasal dari bahasa Yunani yakni pro yang memiliki arti sebelum dan karyon yang berarti membran inti atau nukleus. Sel prokariotik digolongan ke dalam kingdom […]

The post 8 Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sel adalah bagian terkecil dari pembentuk makhluk hidup baik yang bersifat uniseluler ataupun multiseluler. Terdapat dua jenis sel yang ada di dalam makhluk hidup yakni sel prokariotik dan eukariotik.

Istilah prokariotik berasal dari bahasa Yunani yakni pro yang memiliki arti sebelum dan karyon yang berarti membran inti atau nukleus. Sel prokariotik digolongan ke dalam kingdom mineral yang tidak memiliki batasan yang jelas antara inti sel dan sitoplasma.

Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik

Sel prokariotik merupakan sel yang tidak terdapat membran sel di sekelilingnya sehingga DNA organisme ini hidup bebas dalam sitoplasma. Biasanya sel prokariotik dapat ditemukan pada bakteri dan arkea. Sementara itu, sel eukariotik adalah jenis sel yang terdapat membran sel yang berfungsi untuk pelindung DNA dan berbagai macam organik yang mengelilingi membrannya.

Istilah eukariotik berasal dari bahasa Yunani yakni eu yang berarti sejati dan karyon berarti inti. Biasanya sel eukariotik ditemukan pada semua makhluk hidup yakni manusia, tumbuhan, dan hewan. Baik sel eukariotik maupun prokariotik memiliki struktur yang sama. Namun, terdapat sejumlah perbedaan yang mendasar.

Berikut ini perbedaan yang terdapat dalam sel eukariotik dan prokariotik.

1. Struktur sel

Sel prokariotik dan eukariotik memiliki struktur sel yang berbeda. Pada sel prokariotik, struktur sel yang dimiliki cenderung sederhana dan bersifat uniseluler. Sementara itu, sel eukariotik memiliki struktur yang lebih kompleks dan biasanya bersifat multiseluler.

Sel prokariotik tidak mempunyai inti sel, sedangkan pada sel eukariotik terdapat inti sel. Inti sel pada eukariotik terpisah dari sitoplasma. Baik sel prokariotik maupun eukariotik sama-sama terdapat membran plasma dan sitoplasma.

Selain itu, keduanya juga sama-sama memiliki nukleus dan ribosom. Membran plasma merupakan sekat yang membatasi bagian luar dan dalam. Sitoplasma adalah cairan yang mengisi sel dan mengandung zat koloid.

Nukleus sendiri merupakan inti sel dan memiliki bentuk oval atau bulat dan berada di bagian tengah sel. Ribosom sendiri adalah tempat dilakukannya sintesis protein. Terlepas dari itu, keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Dapat terlihat struktur pada eukariotik memiliki jumlah yang banyak terutama pada penyusun organelnya.

Terdapat 8 bagian pada struktur sel prokariotik. Adapun struktur sel pada sel prokariotik meliputi sebagai berikut.

  • Membran plasma
  • Sitoplasma
  • Nukleus
  • Ribosom
  • Dinding sel
  • Kapsul
  • Dinding rambut
  • Flagel

Sementara itu, pada sel eukariotik Organel tersusun dari beberapa struktur yang lebih kompleks. Berikut ini struktur sel pada eukariotik.

  • Membran plasma
  • Sitoplasma
  • Dinding sel
  • Organel
  • Nukleus
  • Retikulum Endoplasma
  • Ribosom
  • Sentriol
  • Badan golgi
  • Lisosom
  • Mitokondria
  • Plastida
  • Vakuola

2. Ukuran Sel

Umumnya, sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Biasanya sel ini memiliki diameter yang berukuran 1 sampai 10 mikrometer. Setiap sel prokariotik merupakan sel tunggal hanya saja ketika dalam rantai sering terlihat berjumlah banyak.

Lain halnya dengan sel eukariotik yang memiliki diameter sekitar 10 sampai 100 mikrometer. Ukuran sel prokariotik lebih kecil dibandingkan eukariotik dikarenakan struktur pada organisme ini jauh lebih sederhana.

Lain halnya dengan struktur pada eukariotik yang lebih kompleks sehingga berukuran lebih besar. Meskipun begitu, keduanya ini termasuk ke dalam kelompok sel yang artinya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan yang lain.

3. Struktur DNA

Pada sel prokariotik tidak terdapat inti sel sehingga DNA mereka terdapat dalam nukleoid yang tidak dilapisi oleh membran. Bahan gen DNA dapat ditemukan di dalam sitoplasma dan berbentuk seperti cincin bulat.

Berbeda halnya dengan sel eukariotik. Sel ini memiliki inti sel yang dilindungi oleh membran nukleus sehingga DNA mereka ada di dalam kromosom. DNA yang terdapat pada sel prokariotik memiliki bentuk sirkuler dan dinamakan dengan nukleoid. Namun, di luar nukleoid terdapat pula DNA sirkuler lainnya.

Hanya saja ukurannya jauh lebih kecil dan dinamakan dengan plasmid. Pada sel prokariotik terdapat DNA sirkular yang tidak mengandung histon. Materi genetiknya (DNA) terpusat pada suatu daerah yang dinamakan dengan nukleotid.

Hanya saja, pada sel prokariotik tidak terdapat membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya. Sementara itu, sel eukariotik yang memiliki bentuk multiple dan memiliki histon. Kromosom pada eukariotik terdiri dari asam deoksiribo nukleat.

Asam nukleat akan membentuk kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok sel eukariotik umumnya mempunyai nukleus sejati. Dinding sel eukariot biasanya jauh lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot.

Dinding sel sendiri terdiri dari pepligodikan, lemak dan protein. Pepligodikan membuat dinding sel terlihat kaku karena fungsi dinding sel melindungi maka harus bersifat kaku.

4. Struktur Membran

Membran sel adalah batas antara bagian luar dengan bagian dalam sel. Sel prokariotik dan eukariotik memiliki struktur membran yang berbeda. Pada sel prokariotik membran selnya jauh lebih sederhana dan hanya terdiri dari satu lapisan fosfilipid.

Sedangkan pada sel eukariotik membran sel jauh lebih kompleksitas dan terdiri dari dua lapisan fosfilipid yakni lapisan fosfilipid dan protein. Lapisan protein akan membentuk dua jenis lapisan yakni lapisan protein perifer dan lapisan protein integral.

Lapisan protein perifer merupakan lapisan yang membungkus kepala lipid bilayer pada bagian luar. Sementara itu, lapisan protein integral adalah lapisan yang membungkus kepala lipid bilayer pada bagian dalam.

Lapisan lipid sendiri tersusun dari bagian fosofolipid yang terdiri atas gugus fosfat. Selain itu, lipid juga terdiri dari glikopid dan sterol. Membran sel pada eukariotik memilliki sifat semipermeabel yang artinya hanya dapat dilalui oleh zat-zat tertentu saja. Membran sel berfungsi sebagai tempat keluar masuknya zat ke dalam tubuh.

Plastida adalah badan bermembran rangkap dan mengandung membran tertentu. Terdapat tiga jenis plastida yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Kloropas mengandung pigmen hijau sedangkan lekoplas memiliki warna putih dan menjadi tempat menyimpan makanan. Sementara itu, kromoplas adalah plasmid yang mengandung pigmen seperti pigmen biru, kuning, dan merah.

5. Struktur Organel

Organel merupakan bagian tertentu yang berfungsi dalam pembentukan organ. Seperti sebuah perusahaan, Organel terdiri dari kelompok kerja yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Pada sel prokariotik tidak terdapat Organel karena sel ini tidak mempunyai membran inti. Membran inti berfungsi untuk membatasi ruang yang ada dalam sel.

Meskipun begitu, pada sel prokariotik terdapat membran sel yang memiliki fungsi sebagai pelindung dan alat transportasi sel dan penerima rangsangan yang berasal dari luar. Bentuk membran plasma pada prokariotik membentuk ke dalam dan membentuk mesosom.

Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dapat memproduksi energi yang digunakan sehari-hari. Organel yang terdapat pada sel prokariotik adalah berupa riboso yang terdiri dari RNA dan protein.

Ribosom sendiri merupakan tempat terjadinya proses sintesis protein. Berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki banyak jenis Organel. Organel tersusun atas beberapa struktur seperti nukleus, Retikulum Endoplasma, ribosom, sentriol, plastida, vakuola, badan golgi, lisosom dan mitokondria.

Retikulum Endoplasma adalah saluran yang terdapat pada sitoplasma yang berfungsi untuk menghubungkan nukleus dengan membran plasma. Badan golgi berfungsi untuk alat sekresi protein dan lendir. Lisosom mengandung enzim pencernaan sehingga memiliki fungsi untuk mencerna struktur sel yang telah mengalami kerusakan.

6. Tempat Tinggal

Sel prokariotik memiliki habitat di lingkungan yang cenderung ekstrim seperti suhu yang tinggi, pH yang rendah serta bertekanan tinggi. Bahkan organisme yang bersel prokariotik ini mampu hidup dengan suhu yang mencapai 100 derajat Celcius.

Mereka juga mampu hidup di lingkungan dengan kadar salinitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan, organisme prokariotik tidak bergantung dan tinggal pada lingkungan yang memiliki ketersediaan oksigen.

Sel prokariotik biasanya hidup secara menyendiri, berkelompok dan bersifat parasit meskipun hidup dengan cara menumpang pada individu lain, prokariotik tidak merugikan organisme yang ditumpanginya. Hal ini berbeda dengan tempat tinggal pada sel eukariotik.

Sel eukariotik dapat bertahan hidup di lingkungan yang memiliki ciri-ciri tertentu. Mereka dapat bertahan hidup di berbagai Habitat mulai dari air tawar sampai Padang pasir. Hanya saja, lingkungan tempat tinggal eukariotik tidak seekstrem prokariotik.

7.Cara Reproduksi

Sel prokariotik melakukan proses reproduksi dengan cara pembelahan biner. Biasanya sel akan membelah menjadi dua anak sel yang serupa secara genetika. Pembelahan dengan cara biner memiliki tiga tahapan yakni :

  • Pembelahan sel menjadi dua sel anak yang serupa secara genetik
  • Adanya pembesaran ukuran serta munculnya kopi, terakhir baru dinding sel prokariotik akan terbentuk. Biasanya pembelahan biner ini akan terjadi pada cyanobacteria, archae, dan eubacteria.

Tidak hanya itu, proses reproduksi pada sel prokariotik juga dapat dilakukan dengan cara aseksual. Adapun tahapan proses reproduksi aseksual pada prokariotik adalah konjugasi, tranduksi dan transformasi.

Proses konjugasi akan menyebabkan penyatuan pada dua buah sel. Ketika terjadinya proses transformasi, materi genetik akan diambil dan disatukan dengan kromosom yang berasal dari bakteri. Baru pada saat roses tranduksi, terjadi adanya pertukaran gen yang dilakukan dengan cara viral infeksi.

Hal ini berbeda dengan proses eukariotik yang jauh lebih kompleks karena memiliki banyak jenis sel. Sel tersebut harus direplika dan dipertahankan. Cara reproduksi yang terjadi pada sel eukariotik dilakukan dengan cara seksual dan aseksual. Proses aseksual dilakukan dengan cara pembelahan atau dinamakan dengan mitosis.

Sel akan membelah menjadi dua anak sel yang serupa Secara genetik. Sementara itu, proses reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembelahan secara meiosis. Pembelahan secara meiosis dilakukan untuk pembentukan sel anak yang berbeda secara genetik.

The post 8 Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Fungsi Sentriol pada Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/fungsi-sentriol-pada-sel-tumbuhan Mon, 09 Oct 2023 02:49:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45904 Sentriol pada sel tumbuhan memiliki peran yang sangat terbatas, bahkan tidak hadir pada sebagian besar sel tumbuhan dewasa. Sentriol adalah struktur yang umumnya ditemukan pada sel hewan, dan perbedaan struktural dan kebutuhan biologis antara sel tumbuhan dan sel hewan menyebabkan sentriol menjadi kurang penting dalam sel tumbuhan. Contoh organisme tumbuhan yang mungkin memiliki struktur mirip […]

The post 4 Fungsi Sentriol pada Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Sentriol pada sel tumbuhan memiliki peran yang sangat terbatas, bahkan tidak hadir pada sebagian besar sel tumbuhan dewasa. Sentriol adalah struktur yang umumnya ditemukan pada sel hewan, dan perbedaan struktural dan kebutuhan biologis antara sel tumbuhan dan sel hewan menyebabkan sentriol menjadi kurang penting dalam sel tumbuhan.

Contoh organisme tumbuhan yang mungkin memiliki struktur mirip dengan sentriol adalah alga hijau seperti Chlamydomonas. Alga adalah organisme tumbuhan yang memiliki flagela, dan mereka memiliki struktur yang disebut basal bodies yang mirip dengan sentriol pada sel hewan.

Basal bodies pada alga hijau tersebut berperan dalam mengatur flagela dan silia yang digunakan untuk pergerakan. Namun, dalam sebagian besar sel tumbuhan, terutama pada sel-sel dalam jaringan akar, batang, dan daun, sentriol tidak hadir dan tidak memiliki peran yang signifikan.

Fungsi sentriol pada sel tumbuhan umumnya lebih terkait dengan organisme tumbuhan yang memiliki flagela atau silia, seperti alga hijau dan bukan pada tumbuhan berbunga atau tumbuhan lebih kompleks. Alga hijau seperti Chlamydomonas adalah organisme tumbuhan yang memiliki flagela, dan sentriol pada alga hijau berperan dalam beberapa fungsi penting.

Berikut Fungsi Sentriol pada Sel Tumbuhan

1. Pembentukan Flagela

Flagela adalah struktur panjang dan bergerak yang digunakan oleh alga hijau dan beberapa organisme tumbuhan lainnya untuk pergerakan. Sentriol memainkan peran kunci dalam pembentukan dan pertumbuhan flagela dengan mengatur pertumbuhan mikrotubulus dan pola pergerakannya.

Sebagai hasilnya, flagela dapat digunakan oleh alga hijau untuk bergerak melalui air, mendeteksi rangsangan lingkungan, dan bahkan mengambil nutrisi.

2. Peran dalam Pembelahan Sel

Sentriol membantu dalam pembentukan spindle sel selama mitosis dan meiosis. Spindle sel adalah struktur yang terdiri dari mikrotubulus yang membantu dalam memisahkan kromosom selama pembelahan sel. Sentriol memainkan peran penting dalam mengatur dan mengorganisasi mikrotubulus yang membentuk spindle tersebut.

3. Organisasi Struktural

Sentriol membantu mengatur dan memelihara struktur flagela, yang penting untuk memastikan bahwa flagela berfungsi dengan baik untuk pergerakan alga dan mendeteksi rangsangan lingkungan. Selama pembelahan sel, sentriol membantu dalam menarik dan memisahkan kromosom ke dalam sel anak yang sedang terbentuk.

Hal itu untuk memastikan bahwa setiap sel anak menerima jumlah yang benar dari kromosom dan materi genetik. Jadi, sentriol pada alga hijau seperti Chlamydomonas, memiliki fungsi penting dalam pembelahan sel, membantu memastikan bahwa proses pembelahan berjalan dengan benar dan bahwa materi genetik terdistribusi dengan tepat ke dalam sel anak yang terbentuk.

4. Berperan Sebagai Sensorik

Flagela yang dipengaruhi oleh sentriol pada alga hijau berperan dalam mendeteksi perubahan dalam lingkungan sekitarnya serta dapat merespons perubahan cahaya, komposisi kimia, atau tekanan air, misalnya.

Kemudian, flagela yang dikendalikan oleh sentriol membantu dalam mengarahkan gerakan sel. Ketika alga hijau mendeteksi rangsangan lingkungan, flagela dapat merespons dengan mengarahkan gerakan sel, seperti berenang menuju sumber cahaya atau nutrisi.

Dengan demikian, sentriol dalam alga hijau memiliki peran sensorik penting yang membantu organisme ini berinteraksi dengan lingkungannya dan merespons perubahan yang terjadi di sekitarnya. Pada alga hijau, sentriol memiliki peran penting dalam mengatur flagela dan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pergerakan dan respons terhadap lingkungan.

Namun, perlu dipahami bahwa sentriol pada sel tumbuhan yang lebih kompleks, seperti tumbuhan berbunga, umumnya tidak memiliki peran yang serupa. Kemampuan flagela untuk mendeteksi dan merespons rangsangan lingkungan membantu alga hijau bertahan hidup dan berkembang dalam kondisi yang berubah-ubah.

The post 4 Fungsi Sentriol pada Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan https://haloedukasi.com/perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan Mon, 02 Oct 2023 16:17:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45715 Seperti halnya manusia, tubuh hewan maupun tumbuhan terdiri dari banyak sel penting. Keberadaan sel-sel ini membantu agar para makhluk hidup ini dapat bertahan hidup dengan baik. Terlepas dari sama-sama “sel”, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan baik dari segi bentuk, fungsi, hingga strukturnya. Berikut perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang dapat dipahami. 1. […]

The post 9 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti halnya manusia, tubuh hewan maupun tumbuhan terdiri dari banyak sel penting. Keberadaan sel-sel ini membantu agar para makhluk hidup ini dapat bertahan hidup dengan baik. Terlepas dari sama-sama “sel”, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan baik dari segi bentuk, fungsi, hingga strukturnya.

Berikut perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang dapat dipahami.

1. Bentuk Sel

Sel hewan terbentuk oleh pengaruh sitoskeleton (jenis jaringan protein) sehingga lebih fleksibel dengan ketiadaan dinding sel. Adanya sisi fleksibilitas ini, sel hewan tidak kaku dan cenderung mudah berubah bentuk.

Sedangkan pada sel tumbuhan, struktur dinding sel lebih kuat sehingga lebih kaku. Ditambah dengan adanya perlindungan tambahan pada dinding sel, sel tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk berubah bentuk secara fleksibel.

2. Dinding Sel

Selain dalam hal bentuk, dinding sel hewan maupun dinding sel tumbuhan juga berbeda dari segi komponennya. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga fleksibilitasnya sangat tinggi dengan gerakan bebas tidak terbatas.

Sel hewan tanpa dinding sel kaku membuat sel-sel mudah bergerak dari satu tempat untuk pindah ke tempat lain. Sementara pada sel tumbuhan, serat selulosa yang kuat memengaruhi pembentukan dinding sel sehingga menjadikan bagian ini cukup kaku.

Serat selulosa (zat kayu) yang terbentuk dari glukosa tersebut menjadikan tumbuhan memiliki batang yang keras dan tidak fleksibel. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa tumbuhan hanya tumbuh di satu tempat saja.

Struktur dari dinding sel yang lebih kuat membuat sel tumbuhan tidak mudah bergerak. Namun dari segi perlindungan bagi sel, dinding sel yang lebih kaku menawarkan proteksi dari tekanan osmotik.

3. Plastida

Sel hewan tidak memiliki plastida, sebab plastida adalah bagian inti dari sel tumbuhan. Peran plastida adalah sebagai pendukung dan tempat untuk proses fotosintesis tumbuhan.

Klorofil atau pigmen hijau merupakan salah satu jenis plastida (kloroplas) sehingga saat tumbuhan terkena sinar matahari, energi matahari ini dapat diubah menjadi energi kimia. Sel tumbuhan juga memiliki kromoplas yang merupakan pigmen karotenoid.

Pigmen merah ini ada pada mahkota bunga serta akar wortel yang menyebabkan tumbuhan berwarna kemerahan atau keoranyean. Jenis plastida lain adalah leukopas yang berfungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil metabolisme tumbuhan; oleh sebab itu, leukopas tidak berpigmen.

4. Vakuola

Tidak semua sel hewan memiliki vakuola, namun semua sel tumbuhan pasti memilikinya. Jikapun pada sel hewan terdapat vakuola (jarang dijumpai), fungsinya tidak sebesar vakuola yang ada pada sel tumbuhan.

Pada tumbuhan, vakuola berperan penting sebagai penyimpan cadangan air dan makanan. Keberadaan vakuola juga membantu penyimpanan senyawa serta zat lain yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup.

Dari hasil cadangan makanan yang tersimpan, vakuola dapat mengandung protein, gula, asam amino hingga asam organik.

5. Sentrosom

Sel hewan memiliki sentrosom, sedangkan sel tumbuhan tidak memilikinya. Proses pembelahan sel mitosis di dalam tubuh hewan terjadi berkat keberadaan sentrosom.

Pembelahan sel mitosis membutuhkan sentrosom yang berbentuk seperti tabung ini agar terhasilkan dua sel anakan. Dua sel anakan hasil pembelahan tersebut biasanya memiliki karakter yang sama dengan sel induk.

6. Sentriol

Seperti sentrosom, sentriol hanya dimiliki oleh sel hewan dan tidak ada pada sel tumbuhan. Sentriol adalah sepasang struktur dengan bentuk mirip silinder namun memiliki lubang di bagian tengahnya.

Protein mikrotubulus adalah jenis protein yeng menyusun sentriol. Adanya sentriol pada sel hewan berperan penting dalam pembelahan sel sehingga terjadi pemisahan kromosom yang sempurna di dalam tubuh hewan.

7. Lisosom

Sel hewan pasti memiliki lisosom, sedangkan sel tumbuhan sangat jarang yang memilikinya atau bahkan cenderung tidak ada. Fungsi lisosom pada tubuh hewan adalah untuk mendukung proses pencernaan intraseluler.

Terdapat eznim hidrolitik di dalam lisosom untuk bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan dapat terpecah-pecah dengan baik.

8. Nukleus

Nukleus adalah satu kesamaan sekaligus perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan. Terlepas dari fakta bahwa nukleus ada pada sel hewan dan sel tumbuhan, lokasinya bisa berbeda-beda. Nukleus atau juga disebut dengan istilah inti sel ada di bagian tengah pada sel hewan dan ada di bagian tepi sel pada sel tumbuhan.

Di dalam nukleus sendiri juga terdapat zat-zat genetik yang jika terjadi penggandaan maka terjadi perubahan bentuk. Molekul DNA atau kromosom adalah hasil perubahan bentuk akibat penggandaan zat genetik yang dimaksud.

9. Glioksisom

Sel hewan tidak memiliki glioksisom, sebab hanya sel tumbuhan yang memilikinya. Dalam dunia perkecambahan biji tumbuhan, proses metabolisme asam lemak dapat terjadi secara sempurna berkat keberadaan glioksisom.

Itulah beberapa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang meliputi bentuk hingga fungsi. Sebagian sel hewan berpotensi memiliki bagian yang ada pada sel tumbuhan, walaupun dari segi fungsi dan letak keduanya tidak sama, begitu pula sebaliknya.

The post 9 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Ribosom pada Sel Bakteri https://haloedukasi.com/fungsi-ribosom-pada-sel-bakteri Thu, 07 Sep 2023 10:37:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45459 Sel bakteri adalah unit dasar struktural dan fungsional dari organisme prokariotik yang disebut bakteri. Bakteri tersebut merupakan sel prokariotik karena tidak memiliki inti sejati yang dikelilingi oleh membran (nukleus), seperti yang ditemukan dalam sel eukariotik. Sel bakteri adalah organisme uniseluler yang sederhana dan memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari sel eukariotik. Sel bakteri tidak memiliki […]

The post 3 Fungsi Ribosom pada Sel Bakteri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Sel bakteri adalah unit dasar struktural dan fungsional dari organisme prokariotik yang disebut bakteri. Bakteri tersebut merupakan sel prokariotik karena tidak memiliki inti sejati yang dikelilingi oleh membran (nukleus), seperti yang ditemukan dalam sel eukariotik.

Sel bakteri adalah organisme uniseluler yang sederhana dan memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari sel eukariotik. Sel bakteri tidak memiliki membran inti seperti sel eukariotik. Material genetik dalam sel bakteri terletak dalam area yang disebut nukleoid, yang merupakan bentuk tersusun dari DNA.

Kemudian memiliki dinding sel yang kuat yang terbuat dari peptidoglikan. Dinding sel tersebut memberikan struktur dan melindungi sel dari lingkungan luar. Ukuran sel bakteri umumnya memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik serta dapat terlihat dengan mikroskop serta biasanya lebih sederhana dalam struktur dibandingkan sel eukariotik.

Sel tersebut tidak memiliki banyak organel internal seperti mitokondria atau retikulum endoplasma. Perkembang biakan sel bakteri melalui pembelahan biner, suatu proses aseksual di mana sel induk membelah menjadi dua sel anak yang identik.

Sel bakteri sangat beragam dalam bentuk, ukuran, dan fungsinya, serta dapat ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk tanah, air, udara, dan bahkan dalam tubuh manusia. Beberapa bakteri memiliki peran yang bermanfaat, seperti yang terlibat dalam siklus biogeokimia, pembusukan bahan organik, dan banyak proses biologis lainnya.

Namun, beberapa bakteri juga dapat menjadi patogen dan menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, atau tumbuhan. Ribosom adalah struktur seluler yang penting dalam semua bentuk kehidupan, termasuk bakteri.

Di dalam sel bakteri, ribosom memiliki beberapa fungsi penting antara lain.

1. Melakukan sintesis protein

Fungsi utama ribosom adalah melakukan sintesis protein. Ribosom menerjemahkan informasi genetik dari DNA menjadi urutan asam amino yang membentuk protein. Ribosom dalam bakteri terdiri dari dua subunit, yang disebut subunit kecil (30S) dan subunit besar (50S). Ribosom-rinosom trsebut bekerja sama untuk membaca urutan RNA messenger (mRNA) dan merakit rantai polipeptida protein.

2. Memproduksi enzim dan struktur sel

Ribosom juga membantu dalam produksi enzim dan struktur sel. Enzim merupakan molekul protein yang memfasilitasi reaksi kimia yang diperlukan untuk berbagai fungsi seluler, seperti metabolisme. Selain itu, ribosom juga menghasilkan protein struktural yang membantu dalam pembentukan dinding sel, membran sel, dan struktur lainnya dalam sel bakteri.

3. Regulasi genetik

Ribosom juga berperan dalam regulasi ekspresi genetik dan dapat mengikat molekul RNA khusus yang disebut ribosom switch, yang dapat mengubah cara ribosom berinteraksi dengan mRNA dan mengontrol laju produksi protein tertentu.

Hal itu dapat membantu sel bakteri beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan memenuhi kebutuhan spesifiknya. Waktu yang dibutuhkan oleh ribosom untuk melakukan sintesis protein di dalam sel bakteri dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk panjang protein yang akan disintesis, tingkat ekspresi gen, dan kondisi lingkungan.

Secara umum, proses translasi oleh ribosom pada sel bakteri bisa sangat cepat, mungkin hanya memerlukan beberapa detik hingga beberapa menit untuk merakit protein tunggal. Beberapa protein mungkin memiliki tingkat ekspresi yang lebih tinggi, yang berarti ribosom harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk menghasilkan jumlah protein yang cukup.

Dalam sel bakteri, efisiensi sintesis protein sangat penting karena bakteri sering kali perlu merespons dengan cepat terhadap perubahan lingkungan dan memproduksi protein yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya.

The post 3 Fungsi Ribosom pada Sel Bakteri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Ribosom pada Sel Manusia https://haloedukasi.com/fungsi-ribosom-pada-sel-manusia Fri, 01 Sep 2023 08:51:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45329 Ribosom adalah organel sel yang memiliki peran penting dalam sintesis protein. Dalam sel manusia, ribosom bertanggung jawab untuk membaca informasi genetik dalam mRNA dan menghasilkan rantai polipeptida dengan menghubungkan asam amino yang sesuai bersama-sama. Semua itu adalah proses kunci dalam produksi protein, yang merupakan molekul penting untuk fungsi seluler dan fisiologi tubuh manusia. Beberapa faktor […]

The post 3 Fungsi Ribosom pada Sel Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Ribosom adalah organel sel yang memiliki peran penting dalam sintesis protein. Dalam sel manusia, ribosom bertanggung jawab untuk membaca informasi genetik dalam mRNA dan menghasilkan rantai polipeptida dengan menghubungkan asam amino yang sesuai bersama-sama.

Semua itu adalah proses kunci dalam produksi protein, yang merupakan molekul penting untuk fungsi seluler dan fisiologi tubuh manusia. Beberapa faktor seperti obat-obatan dan terapi medis dapat mempengaruhi sintesis protein dalam sel.

Contohnya, antibiotik dapat mempengaruhi ribosom bakteri, dan kemoterapi dapat menghambat sintesis protein dalam sel kanker. Selain itu, dalam kondisi stres, baik fisik maupun psikologis, dapat memicu respons sel yang memengaruhi aktivitas ribosom.

Sel dapat mengubah produksi protein untuk merespons stres atau ancaman serta kondisi lingkungan sel, seperti ketersediaan nutrisi dan oksigen, dapat memengaruhi sintesis protein. Ketersediaan asam amino, gula, dan energi adalah faktor-faktor yang penting dalam regulasi aktivitas ribosom.

Adapun fungsi ribosom pada sel manusia adalah sebagai berikut.

1. Sebagai tempat untuk sintesis protein

Ribosom adalah tempat di mana asam amino dihubungkan bersama untuk membentuk rantai polipeptida dalam proses yang disebut translasi serta merupakan langkah penting dalam pembuatan semua jenis protein yang diperlukan oleh sel manusia untuk berbagai fungsi biologis. Proses tersebut terjadi dalam dua tahap antara lain sebagai berikut.

Transkripsi

Proses dimulai di dalam inti sel, di mana DNA berperan sebagai templat untuk membuat mRNA (messenger RNA). mRNA tersebut adalah salinan dari informasi genetik yang diperlukan untuk membuat protein tertentu. Transkripsi terjadi saat enzim RNA polimerase membaca dan menyalin urutan basa DNA menjadi urutan basa RNA dalam bentuk mRNA.

Translasi

Setelah mRNA dibentuk di dalam inti sel, kemudian akan keluar menuju sitoplasma, tempat ribosom berada. Di dalam ribosom, proses translasi dimulai. Ribosom membaca urutan basa mRNA satu per satu, dan berdasarkan urutan tersebut, menghubungkan asam amino yang sesuai dari tRNA (transfer RNA) ke dalam rantai polipeptida.

Asam amino yang dihubungkan bersama oleh ribosom membentuk rantai polipeptida yang selanjutnya melipat menjadi protein jadi.

2. Pembuatan protein dalam sel

Fungsi ribosom dalam sel manusia yaitu berfungsi sebagai tempat utama untuk pembuatan protein melalui proses yang disebut sintesis protein. Dalam proses tersebut, ribosom membaca informasi genetik dari mRNA dan merakit asam amino menjadi rantai polipeptida, yang kemudian melipat menjadi protein yang berperan penting dalam berbagai fungsi seluler dan fisiologi tubuh manusia.

3. Memproduksi protein untuk proses sekresi

ribosom di dalam sel manusia juga memproduksi protein yang akan digunakan dalam proses sekresi. Protein yang dihasilkan merupakan bagian penting dari sistem sekresi seluler. Ada dua jenis ribosom dalam sel manusia yang berperan dalam produksi protein untuk proses sekresi antara lain sebagai berikut.

Ribosom bebas

Ribosom bebas dalam sitoplasma sel manusia memproduksi protein yang akan digunakan di dalam sitoplasma atau di berbagai organel sel, seperti mitokondria. Hal tersebut termasuk protein yang terlibat dalam fungsi seluler yang umum.

Ribosom terikat pada retikulum endoplasma kasar (RER)

Ribosom yang terikat pada membran retikulum endoplasma kasar adalah tempat penting di mana protein yang akan disekresi dihasilkan. Hal itu termasuk protein-protein yang akan diekspor dari sel. Ribosom tersebut menghasilkan protein yang akan dikirim ke membran sel, dimodifikasi di dalam retikulum endoplasma kasar, dan kemudian dikemas untuk diekspor dari sel, seperti hormon, enzim pencernaan, atau protein yang diperlukan di luar sel.

Dengan demikian, ribosom adalah komponen penting dalam sel manusia yang memainkan peran utama dalam pembuatan protein, yang merupakan molekul penting untuk fungsi seluler dan fisiologi tubuh manusia.

The post 3 Fungsi Ribosom pada Sel Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>