seni lukis - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/seni-lukis Sat, 05 Aug 2023 02:34:40 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico seni lukis - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/seni-lukis 32 32 4 Jenis Aliran Seni Lukis Beserta Ciri, dan Tokohnya https://haloedukasi.com/jenis-aliran-seni-lukis Sat, 05 Aug 2023 02:34:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44242 Aliran seni lukis adalah sebuah aliran yang memiliki gaya, genre, dan juga pemahaman yang khas dan diikuti oleh individu atau kelompok yang mengikuti atau menciptakan seni lukis. Aliran dapat diartikan sebagai ide ataupun gagasan yang dilahirkan oleh individu yang dapat mengalir secara alami dan berjalan sesuai dengan perkembangan seni lukis. Aliran seni lukis dapat juga […]

The post 4 Jenis Aliran Seni Lukis Beserta Ciri, dan Tokohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aliran seni lukis adalah sebuah aliran yang memiliki gaya, genre, dan juga pemahaman yang khas dan diikuti oleh individu atau kelompok yang mengikuti atau menciptakan seni lukis. Aliran dapat diartikan sebagai ide ataupun gagasan yang dilahirkan oleh individu yang dapat mengalir secara alami dan berjalan sesuai dengan perkembangan seni lukis.

Aliran seni lukis dapat juga dipengaruhi oleh kondisi masyarakat. Dalam aliran seni lukis terdapat seni lukis yang beraliran besar dan juga kecil. Seni lukis yang beraliran besar memiliki pengaruh yang besar pula begitupun dengan aliran seni lukis yang kecil tidak begitu mendapatkan perhatian yang begitu besar.

Berikut Jenis aliran seni lukis beserta ciri, dan tokohnya

1. Aliran Naturalisme

Aliran naturalisme ialah aliran yang memiliki kehendak untuk menggambarkan alam dengan sebaik, seakurat dengan referensi yang akan dilukisnya. Para seniman biasanya memilih waktu tertentu untuk melukis dengan menggunakan aliran naturalisme, bisa waktu senja atau golden hour di mana waktu yang sangat cantik untuk melukiskan sesuatu yang cantik juga.

Ciri-Ciri aliran naturalisme dalam seni lukis

  • Aliran naturalisme memiliki senjata utama bagi penulis berupa teknik dan kemampuan yang dimilikinya.
  • Aliran naturalisme memiliki keakuratan dan juga kemiripan gambar pada objek yang dilukisnya berdasarkan dengan referensi yang digunakan.
  • Aliran naturalisme menghadirkan tema lukisan yang indah berdasarkan dengan kemurnian yang dimiliki objek yang akan dilukisnya.
  • Aliran naturalisme pada seni lukis selalu mengangkat keindahan alam atau pemandangan yang berada disekitarnya untuk inspirasi seni yang akan dilukisnya.
  • Aliran naturalisme tercipta karena apresiasi oleh para seniman untuk keindahan pada alam dan pemandangan yang berada di sekitar.

Tokoh aliran seni Naturalisme

John Constable

John Constable merupakan pelukis yang berasal dari Inggris yang lahir pada 11 Juni tahun 1776 di Suffolk. John Constable atau Yohanes Constable merupakan seorang pelukis yang menekankan pada intensitas dan citarasa karyanya pada lingkungan kehidupan.

John Constable merupakan pelukis yang pertama kali melakukan lukis dengan menggunakan warna-warna dalam lingkungan kehidupan dan juga kegemerlapan cahaya yang telah dilihat dan diamankan. John Constable mengembangkan lukisannya dengan melihat lukisan dari tokoh belanda.

Selain itu, John Constable juga berhasil mempengaruhi gaya pelukis sesudah dirinya dengan pewarnaan yang dilakukan.

Contohnya

John Constable merupakan seorang pelukis yang revolusioner yang mengasingkan lanskap dibawah genre dengan visi yang digunakan berupa alam yang jujur.

Basuki Abdullah

Basuki Abdullah merupakan slah satu pelukis yang berasal dari Indonesia yang lahir di kota Surakarta pada 25 Januari pada tahun 1915. Basuki Abdullah yang dikenal dengan pelukis yang beraliran realis dan naturalis ini pernah menjadi pelukis resmi istana merdeka pada tahun 1974.

Basuki Abdullah pernah mendapatkan dinobatkan oleh Ratu Yuliana di Belanda dan berhasil mengalahkan 87 pelukis dunia yang dilakukan di Amsterdam. Lukisan miliknya yang memiliki nama Balinese Beauty ini juga berhasil terjual di Christie’s Singapura pada tahun 1996.

Basuki Abdullah sering kali menggelar pameran tunggal baik di dalam dan luar negeri. Basuki Abdullah selain dikenal sebagai pelukis yang beraliran realis dan naturalis juga dikenal sebagai pelukis potret. Meskipun, beliau juga melukis pemandangan alam, flora, fauna, pembangunan, dan juga tema perjuangan.

2. Aliran Realisme

Aliran realisme dalam seni lukis merupakan suatu aliran yang mengangkat suatu peristiwa atau suasana dalam kehidupan sehari-hari. Aliran realisme ini lebih menunjukkan ke keadaan sebenarnya tanpa adanya sebuah drama didalamnya dan hanya lebih realistis atau hal yang dipilih ialah hal yang indah saja.

Ciri-Ciri aliran Realisme

  • Aliran realisme pada seni lukis tidak pernah setuju atau satu pendapat degan subjek seni yang terlalu dilebih-lebihkan atau biasa disebut dengan dramatis yang mengaju pada aliran romantisme.
  • Aliran realisme pada seni lukis seringkali mengangkat tema perihal kehidupan sehari-hari yang terjadi oleh masyrakat pada kebanyakan.
  • Aliran realisme ini memiliki karya yang lebih menunjukkan manusia pada semua tingkatan kelas baik dalam suatu kondisi baik atau tidak.
  • Aliran realisme juga menggambarkan seseorang atau masyarakat dalam kehidupan atau situasi yang khas dengan kehidupan sehari-hari.
  • Pada aliran realisme ini juga gambar yang dimiliki lebih detail seperti aslinya atau natural yang menggunakan teknik melukis yang tinggi yang telah dikuasai oleh pelukisnya.

Tokoh Aliran Realisme

Gustave Courbet

Gustave Corbet merupakan salah satu pelukis yang beraliran realisme. Gustave Courbet memiliki nama asli Jean Desire Gustave Courbet yang berasal dari Perancis dan lahir pada tanggal 10 Juni 1819.

Gustave Courbet memiliki komitmen hanya melukis apa yang dilihatnya saja, beliau menolak untuk meromantisisme dari generasi artis seni rupa yang telah ada pada masa sebelumnya. Hal ini menciptakan indenpendensasi pada diri beliau yang telah berhasil memengaruhi kalangan artis pada masa yang akan datang seperti halnya impresionis dan kubistis.

Edouard Manet

Edouart Manet merupakan salah satu pelukis yang berasal dari Perancis dengan aliran seni lukisnya ialah aliran realisme. Eduoard Manet lahir pada tanggal 23 Januari 1832 yang merupakan salah satu seniman pada abad ke-19 yang telah menjadi seorang pelukis dalam kehidupan modern.

Eduoard Manet ini merupakan seorang tokoh penting dalam beralihnya aliran realisme menuju impresionisme. Pada 20 tahun terakhir, Eduoard Manet berhasil membentuk sebuah ikatan dengan para seniman besar. Eduoard Manet berhasil mengembangkan gaya yang dimiliki menjadi lebih inovatif dan memiliki fungsi sebagai pengaruh besar pada pelukis masa depan.

3. Aliran Impresionisme

Aliran Impresionisme merupakan salah satu aliran seni lukis yang mengimpresi sedikit subjek yang telah di lukis. Aliran ini muncul berhasil mengambil alihfungsi seni sebagai media dokumentasi. Impresionisme menggambarkan warna yang murni dan berdasarkan proses terjadinya pembentukan warna secara alami.

Ciri-Ciri Aliran Impresionisme

  • Aliran impresionisme tidak menggunakan warna hitam.
  • Aliran impresionisme dalam pewarnaannya menggunakan palet warna yang cerah dan juga kontras berdasarkan dengan pengelompokkan lingkaran warna.
  • Aliran impresionisme ini fokus untuk melukis pantulan cahaya yang berada dalam subjek yang akan dilukiskan.
  • Gambar pada lukisan aliran impresionisme ini cenderung tidak detail dan hanya dapat terlihat dari jauh saja.
  • Melukis dengan menggunakan aliran impresionisme menggunakan teknik kuas yang disebut dengan dab.

Tokoh Aliran Impresionisme

Berthe Morisot

Berthe Morisot atau yang memiliki nama panjang Berthe Marie Pauline Morisot ialah seorang pelukis aliran impresialisme sekaligus seorang kritikus seni yang menyebutkan partisipasinya sebagai lima atau enam orang gila. Berthe Morisot merupakan pelukis perempuan yang pastinya memiliki keterbatasan dalam dunia pelukis, berbeda dengan laki-laki yang memiliki kebebasan.

Namun, Berthe Morisot tetap berusaha untuk mengembangkan koneksinya agar dapat terjangkau luas dan mendapat dukungan dari keluarga dan juga koneksi yang dibuatnya.

Pierre-Auguste Renoir

Pierre-Auguste Renoir merupakan seorang pelukis yang berkebangsaan Perancis dengan aliran yang dianutnya ialah impresionisne. Pierre-Auguste Renoir memfokuskan karyanya pada sebuah keindahan feminim yang telah diungkapkan oleh dirinya sendiri.

4. Aliran Romantisisme

Aliran romantisisme dalam seni lukis merupakan suatu aliran yang menggambarkan keadaan dengan cara yang dramatis dan dapat juga diartikan sebagai suasana yang berasal dari mimpi. Romantisisme juga dapat diartikan sebuah keindahan tema danri gaya yang tidak hanya mengandalkan subjek dan juga keindahan didalamnya.

Ciri-Ciri Aliran Romantisisme

  • Aliran romantisisme lebih mengarah pada subjektif berupa nilai ekspresi yang diciptakan seniman untuk dirinya.
  • Aliran romantisisme memiliki suasana yang berkualitas seperti mimpi.
  • Aliran romatisisme dapat menggambarkan perasaan yang kuat dan tidak menggunakan perumpamaan ataupun simbol.
  • Pada aliran romantisme menggunakan emosional yang sangat tinggi dalam mengekspresikan spada seni lukis ini.
  • Aliran romantisisme memiliki sifat yang imajinatif dan juga realistis yang tidak mengandung fantasi dalam aliran romantisisme ini. Selain itu, peran yang dilakukan terlihat lebih dramtis dari kenyataan.

Tokoh Aliran Romantisisme

Raden Saleh

Saleh Sjarif Boestaman yang biasa dikenal dengan Raden Saleh ini merupakan seorang pelukis yang lahir di kota Semarang. Lukisan yang dibuat merupakan perpaduan aliran Romantisisme yang telah populer di Eropa pada saat itu. Lukisan yang telah dibuat oleh Raden Saleh ini memiliki suatu elemen yang menunjukkan latar belakang yang dimiliki oleh pelukis itu sendiri berupa latar belakang Jawa.

Eugene Delacroix

Eugene Declaroix merupakan salah satu pelukis yang berasal dari kebangsaan Perancis. Eugene Delacroix juga salah satu pelukis yang beraliran romantisisme, adapun kebiasaan yang dimiliki oleh Eugene Declaroix ialah menggunakan caman sikat dan studinya pada efek optis warna yang dapat menghasilkan kerja pada impresionisme.

Eugene Declaroix lahir di Perancis pada 26 April 1798, karya yang dimiliki Eugene dan paling terkenal ialah Kemerdekaan Memimpin Rakyat pada Juli 1830.

The post 4 Jenis Aliran Seni Lukis Beserta Ciri, dan Tokohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lukis Fauvisme : Konsep, Ciri, Tokoh dan Contoh Lukisannya https://haloedukasi.com/seni-lukis-fauvisme Tue, 11 Jul 2023 04:00:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44297 Seni lukis Fauvisme adalah gerakan seni lukis yang muncul pada awal abad ke-20 di Perancis. Gerakan ini ditandai oleh penggunaan warna yang kuat, cerah, ekspresif, dan non-naturalistik untuk menciptakan efek emosional yang intens. Kata “fauvisme” berasal dari kata Prancis “les fauves,” yang berarti “hewan buas,” yang merujuk pada penggunaan warna yang liar dan eksentrik oleh […]

The post Seni Lukis Fauvisme : Konsep, Ciri, Tokoh dan Contoh Lukisannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni lukis Fauvisme adalah gerakan seni lukis yang muncul pada awal abad ke-20 di Perancis. Gerakan ini ditandai oleh penggunaan warna yang kuat, cerah, ekspresif, dan non-naturalistik untuk menciptakan efek emosional yang intens. Kata “fauvisme” berasal dari kata Prancis “les fauves,” yang berarti “hewan buas,” yang merujuk pada penggunaan warna yang liar dan eksentrik oleh para seniman Fauvisme.

Konsep Seni Lukis Fauvisme

Pada Fauvisme, seniman-seniman berusaha untuk membebaskan diri dari keterikatan pada representasi realistis dan mengutamakan ekspresi pribadi dan emosi melalui penggunaan warna yang berani dan bentuk yang sederhana. Seniman Fauvisme tidak terlalu memedulikan detail-detail anatomi atau perspektif yang akurat, melainkan berfokus pada kebebasan ekspresi.

1. Penggunaan Warna

Warna dalam seni lukis Fauvisme digunakan secara subjektif dan bebas dari penjelmaan alami. Para seniman memilih warna secara emosional dan menggabungkan kontras warna yang mencolok, seperti merah dan hijau atau biru dan oranye, untuk mencapai efek yang dramatis. Penggunaan warna yang cerah dan ekspresif ini memberikan karya seni Fauvisme energi yang tinggi dan kehadiran yang kuat.

2. Bentuk

Selain itu, seni lukis Fauvisme menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan bentuk-bentuk sederhana dan garis yang ekspresif. Para seniman sering menyederhanakan objek dan bentuk, menciptakan garis-garis yang kuat dan spontan, serta mengabaikan detail-detail halus yang tidak penting bagi seniman.

Henri Matisse, André Derain, Raoul Dufy, dan Kees van Dongen adalah beberapa seniman terkenal yang terkait dengan gerakan Fauvisme. Karya-karya seniman fauvisme sering menggambarkan lanskap, potret, dan adegan kehidupan sehari-hari dengan gaya yang ekspresif, berani, dan memukau secara visual.

Fauvisme memberikan sumbangan penting terhadap perkembangan seni lukis modern. Gerakan ini mengeksplorasi kebebasan ekspresi, penggunaan warna, dan pendekatan non-naturalistik yang mengilhami generasi seniman selanjutnya untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru dalam seni.

Ciri Seni Lukis Fauvisme

Berikut adalah beberapa ciri khas seni lukis Fauvisme:

1. Penggunaan Warna yang Ekspresif

Salah satu ciri paling mencolok dari seni lukis Fauvisme adalah penggunaan warna yang kuat, cerah, dan ekspresif. Para seniman Fauvisme menggunakan warna secara bebas, seringkali memilih palet yang tidak realistis atau non-naturalistik. Para seniman mengutamakan penggunaan warna sebagai sarana untuk mengungkapkan emosi dan menciptakan efek visual yang dramatis.

2. Kontras Warna yang Kuat

Para seniman Fauvisme sering menggabungkan warna-warna yang kontras secara mencolok dalam karya-karyanya. Seniman Fauvisme menggunakan warna-warna cerah yang berseberangan disepanjang roda warna, seperti merah dan hijau, biru dan oranye, atau kuning dan ungu, untuk menciptakan kontras yang tajam dan menarik.

3. Bentuk-Bentuk Sederhana dan Garis yang Ekspresif

Seniman Fauvisme cenderung menggunakan bentuk-bentuk sederhana dan garis yang eksploratif dalam karya-karyanya. Seniman fauvisme menyederhanakan objek dan kadang-kadang mengabaikan detail-detail yang lebih halus. Garis-garis yang digunakan bisa kuat, eksentrik, dan memiliki kualitas yang spontan dan ekspresif.

4. Penekanan pada Ekspresi dan Emosi

Fauvisme sangat menekankan ekspresi dan emosi dalam karya seni. Para seniman berusaha untuk mengkomunikasikan perasaan dan pengalaman yang dimiliki melalui penggunaan warna, garis, dan bentuk yang ekspresif. Seniman fauvisme menciptakan karya seni yang mengandung kekuatan dan intensitas emosional yang dapat dirasakan oleh pemirsa.

5. Pengabaian Realisme Tradisional

Fauvisme menolak norma-norma realisme tradisional dalam seni lukis. Para seniman Fauvisme tidak tertarik untuk menciptakan representasi yang akurat atau detail yang sempurna. Disini seniman membebaskan diri dari keterikatan pada peniruan visual yang realistis dan memilih untuk mengekspresikan subjeknya melalui penggunaan warna dan bentuk yang bebas.

6. Pengaruh Seni Primitif

Beberapa seniman Fauvisme terinspirasi oleh seni primitif, seperti seni Afrika dan seni Oseania. Banyak seniman favisme yang tertarik pada kesederhanaan dan ekspresivitas seni primitif, serta penggunaan warna yang kuat dan bentuk-bentuk yang lebih sederhana. Seni primitif memberikan inspirasi bagi seniman Fauvisme untuk menjelajahi ekspresi emosional yang lebih bebas dan spontan.

Tokoh dan Contoh Lukisan

1. Henri Matisse

Henri Matisse adalah salah satu seniman paling terkenal dan berpengaruh dalam gerakan seni lukis Fauvisme. Matisse dianggap sebagai salah satu pendiri gerakan ini dan merupakan tokoh utama dalam mengembangkan estetika dan prinsip-prinsip seni Fauvisme.

Matisse menggunakan warna dengan kebebasan dan ekspresivitas yang besar dalam karyanya. Matisse sering menggunakan warna-warna cerah, kontras yang tajam, dan kombinasi non-naturalistik untuk mencapai efek emosional yang kuat. Matisse percaya bahwa warna memiliki kekuatan sendiri dan dapat menciptakan suasana dan emosi yang intens dalam lukisan.

Woman with a Hat

Contoh karya Matisse yang mencerminkan gaya Fauvisme termasuk “Woman with a Hat” (1905) dan “The Dance” (1910). “Woman with a Hat” menampilkan penggunaan warna yang cerah dan goresan yang energik, dengan penekanan pada ekspresi emosi melalui penggunaan warna dan garis.

“The Dance” adalah sebuah lukisan besar yang menampilkan kelompok figuran dengan gerakan yang dinamis, menggunakan warna-warna yang cerah dan gaya yang lebih sederhana untuk mengekspresikan kegembiraan dan vitalitas.

Matisse juga terkenal dengan penggunaannya yang inovatif dalam memadukan bentuk-bentuk geometris dan eksplorasi ruang dalam komposisi. Seniman satu ini menggunakan bentuk-bentuk sederhana dan garis-garis yang ekspresif untuk menciptakan kesan yang kuat.

Karya-karya Matisse dan pendekatan seni lukisnya dalam Fauvisme memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan seni modern. Penggunaan warna yang ekspresif, perhatian pada emosi dan ekspresi pribadi, serta pendekatan non-naturalistik yang diadopsinya dan telah mempengaruhi seni dan seniman selanjutnya. Karya-karya Matisse memancarkan kegembiraan, vitalitas, dan kebebasan ekspresi yang menjadi ciri khas gerakan seni lukis Fauvisme.

2. André Derain

André Derain adalah seorang seniman Fauvisme yang berpengaruh dan merupakan salah satu tokoh penting dalam gerakan ini. Bersama Henri Matisse, Derain dianggap sebagai salah satu pendiri gerakan Fauvisme dan berkontribusi secara signifikan dalam mengembangkan estetika dan karakteristik seni Fauvisme.

Derain terkenal karena penggunaannya yang berani dan ekspresif terhadap warna. André Derain menggunakan warna dengan cara yang sangat bebas, intens, dan non-naturalistik, menciptakan kontras yang tajam dan kombinasi warna yang mencolok. Karya-karya Derain sering kali menampilkan penggunaan warna yang cerah dan penuh vitalitas untuk mencapai efek emosional yang kuat.

The Turning Road, L'Estaque

Salah satu karya Fauvisme terkenal Derain adalah “The Turning Road, L’Estaque” (1906). Lukisan ini menampilkan pemandangan jalan yang melengkung dengan rumah-rumah di sekitarnya. Derain menggunakan warna yang cerah, seperti oranye, biru, hijau, dan merah, dengan penggunaan kontras yang tajam.

Derain tidak tertarik pada representasi realistis atau detail yang sempurna, melainkan mencoba mengekspresikan kebebasan ekspresi melalui penggunaan warna yang dramatis. Selain itu, Derain juga terkenal dengan kemampuannya dalam menggambarkan pemandangan alam dan lanskap.

André Derain sering menggambarkan pemandangan pedesaan, pantai, dan sungai dengan warna yang ekspresif dan penggunaan garis yang kuat. Karya-karya Derain dan pendekatan seni lukisnya dalam Fauvisme menunjukkan keberanian dalam penggunaan warna, kontras yang tajam, dan pendekatan yang lebih eksperimen terhadap representasi visual.

Karya-karya ini mencerminkan semangat ekspresi pribadi, penggunaan warna sebagai alat ekspresif, dan penekanan pada emosi yang menjadi ciri khas gerakan seni lukis Fauvisme.

3. Raoul Dufy

Raoul Dufy adalah seorang seniman Fauvisme yang memberikan kontribusi penting dalam gerakan seni ini. Meskipun Dufy terlibat dalam gerakan Fauvisme pada awal karirnya, gaya lukisannya berkembang menjadi lebih dekoratif dan ceria seiring berjalannya waktu. Namun, pengaruh Fauvisme masih terlihat dalam karyanya.

Dufy menggunakan warna dengan keceriaan dan kebebasan. Raoul Dufy sering menggunakan palet warna cerah, termasuk warna-warna prima, dan menggabungkannya dengan cara yang cerdik untuk menciptakan efek visual yang menarik. Meskipun lebih dekoratif daripada beberapa seniman Fauvisme lainnya, Dufy tetap menunjukkan keberanian dalam penggunaan warna dan ekspresi emosional melalui komposisi karyanya.

La Fée Électricité

Salah satu karya Fauvisme terkenal Dufy adalah “La Fée Électricité” (1937), yang merupakan mural besar yang menggambarkan sejarah listrik. Lukisan ini menggabungkan unsur-unsur Fauvisme dengan gaya ornamen dan dekoratif yang khas dari Dufy. Raoul Dufy menggunakan warna yang cerah dan kontras yang kuat untuk menciptakan energi dan dinamika dalam karya ini.

Selain itu, Dufy sering menggambarkan pemandangan kota, pelabuhan, dan acara-acara publik dalam karyanya. Raoul Dufy menggunakan warna dengan cara yang ekspresif dan garis-garis yang sederhana, menciptakan suasana yang riang dan penuh vitalitas.

Meskipun gaya lukisannya berkembang menjadi lebih dekoratif seiring berjalannya waktu, pengaruh Fauvisme dalam karya-karya Dufy tetap terlihat dalam penggunaan warna yang cerah, kebebasan ekspresi, dan semangat dalam mengekspresikan emosi melalui seni lukis.

4. Kees van Dongen

Kees van Dongen adalah seorang seniman Fauvisme yang berpengaruh dalam gerakan seni ini. Dongen dikenal karena gaya lukisannya yang sensual dan penekanan pada potret. Van Dongen menggunakan warna dengan keberanian dan ekspresivitas.

Dongen sering menggunakan palet warna cerah dan kontras yang tajam untuk mencapai efek yang dramatis dan menarik. Warna-warna yang digunakannya cenderung non-naturalistik dan digunakan secara subjektif untuk mengekspresikan suasana dan emosi dalam karya-karya lukisannya.

Salah satu ciri khas karya Fauvisme van Dongen adalah potret-potret yang sensual dan ekspresif. Dongen sering menggambarkan sosok perempuan yang memikat dengan warna-warna cerah dan goresan-goresan yang enerjik. Karya-karya ini menampilkan kecantikan dan daya tarik subjek yang ditonjolkan melalui penggunaan warna dan garis-garis yang kuat.

La Gitane

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Kees van Dongen termasuk “Femme à l’éventail” (1908) dan “La Gitane” (1908). Dalam karya-karya ini, Dongen menggambarkan potret wanita dengan keberanian warna dan kontras yang tajam, menonjolkan ekspresi dan karakter subjek yang dilukis.

Meskipun karya-karya van Dongen sering kali menunjukkan karakteristik Fauvisme, seiring waktu, gaya lukisannya berkembang dan mengalami pengaruh lain yang lebih dekat dengan ekspresionisme.

Meskipun demikian, kontribusinya terhadap gerakan Fauvisme tetap berharga dan memperkaya warisan seni lukis Fauvisme. Kees van Dongen adalah salah satu seniman Fauvisme yang berperan penting dalam menggembangkan pendekatan ekspresif dan kebebasan penggunaan warna dalam seni lukis.

5. Maurice de Vlaminck

Maurice de Vlaminck adalah seorang seniman Fauvisme yang berperan penting dalam gerakan seni ini. Vlaminck dikenal karena gaya lukisannya yang enerjik, penggunaan warna yang ekspresif, dan penggambaran pemandangan pedesaan yang berani.

De Vlaminck menggunakan warna dengan kebebasan dan keberanian. Seniman ini sering menggunakan palet warna yang cerah, termasuk warna-warna yang mencolok dan non-naturalistik, untuk menciptakan efek emosional yang kuat. Karya-karya Fauvisme-nya menampilkan warna-warna yang cerah, gesekan kuas yang kuat, dan kontras yang dramatis.

Salah satu ciri khas karya Fauvisme Maurice de Vlaminck adalah penggambaran pemandangan alam dan pedesaan. Vlaminck sering menggambarkan langit, pepohonan, sungai, dan rumah-rumah di pedesaan dengan gaya yang enerjik dan garis-garis yang kuat. Vlaminck memanipulasi warna dan bentuk secara bebas untuk menciptakan suasana yang bersemangat dan ekspresif.

"The River Seine at Chatou

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Maurice de Vlaminck termasuk “The River Seine at Chatou” (1906) dan “The Bridge at Chatou” (1906). Kedua lukisan ini menampilkan pemandangan sungai dengan penggunaan warna yang ekspresif dan goresan kuas yang berani. Vlaminck menggunakan warna yang cerah dan kuat untuk menciptakan energi dan kehidupan dalam karya-karyanya.

Meskipun gaya lukisannya berkembang dan mengalami perubahan selama karirnya, pengaruh Fauvisme dalam karya-karya Maurice de Vlaminck tetap terlihat dalam kebebasan ekspresi, penggunaan warna yang cerah, dan penekanan pada kekuatan emosional dalam lukisan-lukisannya.

Maurice de Vlaminck adalah salah satu seniman Fauvisme yang memberikan sumbangan penting dalam mengembangkan pendekatan seni lukis yang bebas, berani, dan ekspresif. Karya-karyanya memperkaya warisan seni lukis Fauvisme dan mencerminkan semangat inovatif dalam penggunaan warna dan ekspresi dalam seni.

6. Georges Braque

Meskipun Georges Braque sering kali dikaitkan dengan gerakan seni kubisme, Braque juga memiliki hubungan dengan gerakan seni Fauvisme pada tahap awal kariernya. Braque terinspirasi oleh gaya Fauvisme dan seniman-seniman Fauvisme lainnya, dan karyanya pada periode ini menunjukkan pengaruh Fauvisme sebelum Braque mengembangkan dan mempraktikkan kubisme.

Pada awal karirnya, Braque melukis dengan menggunakan warna yang cerah, kuat, dan ekspresif, menampilkan keberanian dalam penggunaan warna seperti yang terlihat dalam gerakan Fauvisme. Braque juga menyederhanakan bentuk-bentuk dan menggunakan goresan kuas yang enerjik, dua ciri penting dalam gaya Fauvisme.

Houses at L’Estaque

Salah satu contoh karya Fauvisme awal Braque adalah “Houses at L’Estaque” (1908), yang menampilkan penggunaan warna yang cerah dan kontras tajam, serta penggunaan garis dan bentuk yang sederhana. Meskipun karya-karya Braque ini masih memiliki pengaruh Fauvisme, kemudian berkembang lebih jauh dengan eksperimen kubisnya yang mengubah arah artistiknya.

Setelah periode awalnya dengan Fauvisme, Braque menjadi salah satu pendiri gerakan seni kubisme bersama dengan Pablo Picasso. Dalam kubisme, Braque dan Picasso memecah objek menjadi bentuk-bentuk geometris yang disusun secara fragmentaris dan memperkenalkan konsep perspektif multi-sudut.

Meskipun hubungan Braque dengan Fauvisme adalah singkat dan merupakan tahap awal dalam perkembangan seninya, pengaruh Fauvisme terlihat dalam karyanya pada masa itu. Gerakan Fauvisme memberikan kontribusi penting dalam membuka jalan bagi eksplorasi warna yang bebas dan ekspresif, serta penyederhanaan bentuk-bentuk dalam seni lukis modern.

7. Albert Marquet

Albert Marquet adalah seorang seniman yang terkait dengan gerakan seni Fauvisme pada awal karirnya. Marquet adalah salah satu seniman yang terlibat dalam pameran Fauvisme pertama yang diadakan di Paris pada tahun 1905.

Marquet mengadopsi pendekatan Fauvisme dalam penggunaan warna yang cerah dan kuat. Albert Marquet menggunakan warna secara ekspresif untuk mengekspresikan suasana dan emosi dalam lukisannya. Karya-karya Fauvisme Marquet menampilkan warna-warna yang cerah dan non-naturalistik, sering kali dengan penekanan pada kontras warna yang tajam.

Port of La Rochelle

Salah satu contoh karya Fauvisme terkenal Albert Marquet adalah “Port of La Rochelle” (1906), yang menampilkan pemandangan pelabuhan dengan penggunaan warna yang cerah dan gaya goresan kuas yang enerjik. Karya ini menunjukkan keberanian dalam penggunaan warna dan pendekatan yang lebih bebas terhadap representasi visual, ciri khas dari gerakan seni lukis Fauvisme.

Namun, seiring berjalannya waktu, Marquet mengembangkan gaya yang lebih tenang dan terkendali dalam seni lukisnya, menjauh dari gaya ekspresif dan non-naturalistik Fauvisme. Albert Marquet lebih condong kepada representasi yang lebih realistis dengan porsi yang lebih besar pada kecerahan cahaya dan komposisi yang lebih tenang.

Meskipun Marquet bergerak lebih jauh dari gaya Fauvisme, kontribusinya pada gerakan seni Fauvisme awal tetap penting. Karya-karyanya pada periode ini menggambarkan semangat eksperimen dan keberanian dalam penggunaan warna yang cerah, serta memperkaya warisan seni lukis Fauvisme.

8. Charles Camoin

Charles Camoin adalah seorang seniman yang terkait dengan gerakan seni Fauvisme. Ia adalah salah satu anggota kelompok seniman yang terlibat dalam gerakan Fauvisme dan berpartisipasi dalam pameran Fauvisme pertama yang diadakan pada tahun 1905.

Camoin menggunakan warna dengan gaya yang ekspresif dan berani. Charles Camoin sering menggunakan palet warna cerah dan mencolok, termasuk kontras yang tajam antara warna-warna primer. Karya-karyanya menampilkan penggunaan warna yang kuat dan non-naturalistik untuk menciptakan efek emosional yang kuat.

Salah satu ciri khas karya Fauvisme Charles Camoin adalah penggambaran lanskap perkotaan dan pemandangan laut. Camoin sering menggambarkan pemandangan Marseille, tempat kelahirannya, dengan gaya yang enerjik dan goresan kuas yang kuat. Charles Camoinmenggunakan warna secara bebas dan ekspresif untuk menangkap suasana dan emosi dalam lukisannya.

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Charles Camoin termasuk “Landscape at Cassis” (1907) dan “The Port of Marseille” (1907). Karya-karya ini menampilkan penggunaan warna yang cerah dan kontras yang kuat, dengan penekanan pada ekspresi emosional dan kebebasan ekspresi.

Meskipun Camoin terkait dengan gerakan seni Fauvisme, Charles Camoin juga mengembangkan gaya seni yang lebih tenang dan terkendali seiring berjalannya waktu. Namun, kontribusinya dalam gerakan Fauvisme tetap penting, dan karya-karyanya pada periode ini mencerminkan semangat eksperimen dan kebebasan dalam penggunaan warna yang menjadi ciri khas gerakan seni lukis Fauvisme.

9. Jean Puy

Jean Puy adalah seorang seniman Fauvisme yang berperan penting dalam gerakan seni ini. Meskipun Puy mungkin tidak sepopuler beberapa seniman Fauvisme lainnya, kontribusinya dalam gerakan ini tetap signifikan.

Puy menggunakan warna dengan keberanian dan ekspresivitas yang khas dalam karyanya. Puy sering menggunakan palet warna cerah, termasuk warna-warna yang mencolok dan non-naturalistik, untuk menciptakan efek visual yang kuat. Penggunaan warna yang berani dan kontras yang tajam adalah ciri khas gaya lukisannya dalam gerakan Fauvisme.

Karya-karya Fauvisme Jean Puy sering menampilkan pemandangan alam, potret, dan adegan kehidupan sehari-hari dengan penggunaan warna yang cerah dan kuat. Puy menggunakan warna secara bebas dan ekspresif untuk mengekspresikan emosi dan suasana dalam lukisannya.

Salah satu contoh karya Fauvisme terkenal Jean Puy adalah “Landscape with Red Trees” (1906). Lukisan ini menampilkan pemandangan alam dengan penggunaan warna merah yang mencolok dan kontras yang kuat, menciptakan efek visual yang dramatis.

Meskipun popularitas Puy tidak sebesar beberapa seniman Fauvisme lainnya, kontribusinya dalam gerakan seni lukis Fauvisme adalah penting. Gaya lukisannya menunjukkan semangat eksperimen, kebebasan ekspresi, dan penggunaan warna yang cerah, yang menjadi ciri khas gerakan Fauvisme secara keseluruhan.

10. Othon Friesz

Othon Friesz adalah seorang seniman Prancis yang terkait erat dengan gerakan seni Fauvisme. Friesz adalah salah satu anggota utama dari kelompok seniman yang terlibat dalam gerakan Fauvisme pada awal abad ke-20.

Friesz menggunakan warna dengan keberanian dan kebebasan dalam karyanya, yang merupakan salah satu ciri khas gerakan Fauvisme. Othon Friesz sering menggunakan palet warna cerah, termasuk warna-warna yang mencolok dan non-naturalistik, untuk menciptakan efek emosional yang kuat.

Karya-karya Fauvisme Othon Friesz menampilkan lanskap, potret, dan adegan kehidupan sehari-hari dengan penggunaan warna yang berani dan ekspresif. Othon Friesz menggunakan warna secara bebas dan kuat, dengan kontras yang tajam, untuk mengekspresikan suasana dan emosi dalam lukisannya.

The Canal Saint-Martin

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Othon Friesz termasuk “The Canal Saint-Martin” (1907) dan “La Ciotat” (1907). Karya-karya ini menampilkan penggunaan warna yang cerah dan kontras yang kuat, dengan goresan kuas yang enerjik, menciptakan suasana yang bersemangat dan ekspresif.

Kontribusi Friesz dalam gerakan seni Fauvisme adalah penting. Gaya lukisannya yang berani, penggunaan warna yang cerah, dan penekanan pada ekspresi emosional merupakan ciri khas gerakan Fauvisme secara keseluruhan. Karyanya menggambarkan semangat eksperimen dan kebebasan dalam penggunaan warna, yang merupakan inti dari gerakan seni lukis Fauvisme.

The post Seni Lukis Fauvisme : Konsep, Ciri, Tokoh dan Contoh Lukisannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Fauvisme : Pengertian, Ciri, Konsep, Tokoh, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-fauvisme Mon, 06 Mar 2023 04:39:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41721 Seni fauvisme merupakan seni yang asal mulanya berkembang di Perancis pada akhir abad ke-19. Seni fauvisme ini yang akhirnya berkembang hingga ke beberapa tempat di Eropa dengan berlandaskan konsep ekspresionisme yang dipelopori oleh Van Gogh. Seni fauvisme ini berasal dari sebuah kata sandiran yaitu fauve yang memiliki arti binatang liar. Kata tersebut muncul berawal dari […]

The post Seni Fauvisme : Pengertian, Ciri, Konsep, Tokoh, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Seni fauvisme merupakan seni yang asal mulanya berkembang di Perancis pada akhir abad ke-19. Seni fauvisme ini yang akhirnya berkembang hingga ke beberapa tempat di Eropa dengan berlandaskan konsep ekspresionisme yang dipelopori oleh Van Gogh.

Seni fauvisme ini berasal dari sebuah kata sandiran yaitu fauve yang memiliki arti binatang liar. Kata tersebut muncul berawal dari Louis Vauxcelles yang ketika itu beliau sedang mengomentari pameran yang berada di Salon d’Automne.

Seni Fauvisme, merupakan seni yang menghargai konsep ekspresi dalam menangkap sebuah perasaan dengan suasana yang akan dilukiskan. Seni fauvisme ini memiliki perbedaan dengan karya-karya yang lainnya seperti karya impresionisme.

Ketika para seniman fauvisme saling berpendapat bahwa harmoni yang tidak terpaut dengan sebuah kenyataan di alam, akan lebih memperlihatkan sebuah hubungan yang pribadi dari seniman dengan alam sekitarnya.

Seni Fauvisme lebih menekankan pada kualitas dan juga unsur-unsur seni, seperti halnya garis, bentuk, juga warna-warna kuat di atas nilai -nilai yang realistis yang masih dipertahankan oleh seni Impresionisme.

Hal ini, dapat diartikan, bahwa seni fauvisme menggunakan gaya yang memiliki kesamaan dengan gaya dari seni Impresionisme, tetapi Fauvisme lebih menolak ide dasar dari peniruan alam. Seniman dari seni fauvisme ini, lebih memilih untuk menggunakan setiap elemen dalam karyanya agar menjadi karya yang mandiri sehingga tidak perlu dikaitkan dengan kemiripan ataupun kerealistisan gambar.

Misalnya, penggunaan warna sebagai simbolisme dari gambar tersebut. Warna-warna yang dipakai jelas dan juga tidak lagi disesuaikan dengan warna yang ada di lapangan, akan tetapi mengikuti hati serta keinginan dari seorang seniman.

Penggunaan garis pada seni fauvisme juga sederhana, sehingga penikmat dari seni ini dapat mendeteksi garis yang jelas serta kuat dalam sebuah seni fauvisme. Oleh karena itu, bentuk benda dalam sebuah lukisan fauvisme pun lebih mudah dikenali tanpa perlu mempertimbangkan banyak detail lainnya.

Seniman seni fauvisme juga menyuarakan mengenai pemberontakan pada kemapanan seni lukis yang sudah lama terbantu oleh objektivisme dari sebuah ilmu pengetahuan seperti yang berada dalam seni Impersionisme.

Meskipun demikian, Ilmu dari seniman terdahulu tetap dapat dipakai sebagai dasar untuk melukis. Pergolakan ini pun terjadi pada tahun 1904-1907 yang merupakan masa awal bagi seni fauvisme yang populer pada masa itu.

Ciri-Ciri Seni Fauvisme

Seni fauvisme, memiliki beberapa ciri-ciri, berikut ini merupakan ciri-ciri dari seni fauvisme :

  • Seni fauvisme, merupakan sebuah model gambar dalam lukisan fauvisme yang tidak memiliki akurasi yang sama seperti dengan referensi pada model lukis.
  • Penggunaan dan juga pemilihan warna pada seni fauvisme ini cenderung lebih kontras, cerah, dan juga terang. Warna yang dipilih mencolok sebab warna tersebut tidak dapat melihat sisi keakuratan yang sesuai dengan referensi model lukisnya.
  • Warna-warna yang kontras dan juga mencolok digunakan sebgai salah satu cara untuk mengekspresikan gagasan dari seniman tersebut.
  • Objek yang digunakan untuk seni fauvisme ini, menggunakan model yang digariskan dengan garis-garis yang terlihat dengan jelas dan juga tegas. Contohnya, seperti gambar yang ditemukan dalam bentuk-bentuk gambar tokoh kartun dan yang lainnya.
  • Seni fauvisme ini, menyampaikan apa yang ada pada pikiran juga gagasan yang dimiliki oleh seniman tersebut.
  • Seniman fauvisme, ada yang melukis dengan bentuk landscape juga tedapat yang masih terikat dengan tipe-tipe objek tertentu.
  • Marka kuas pada lukisan dari seni fauvisme ini cenderung sangat mencolook dan juga kontras, serta tidak disamarkan dengan shading.

Konsep Seni Fauvisme

Konsep seni fauvisme berawal dari usaha untuk menyempurnakan seni impresionisme yang lebih dulu hadir serta meinstream digunakan oleh para seniman. Seni fauvisme ini juga berawal dari gaya Paul Gauguin yang mengusung gaya dekoratif serta ekspresionisme dari Van Gogh.

Seni Fauvisme ini merupakan sebuah lukisan-lukisan dari fauves yang memperlihatkan teknik yang konsisten. Perbedaannya, yaitu pada lukisan seni fauvisme yang selalu memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang sama yang memiliki sebuah kekuatan pada penggunaan warnannya.

Garis yang putus-putus juga tegas dan penampilan dari objek lukisan yang tidak teratur atau bisa disebut dengan disorganized appearance. Seni fauvisme memiliki sebuah kebebasan dan juga spontaniitas yang merupakan salah satu dari tanggapan pribadi di mana para seniman fauves dapat disamakan dengan seni ekspresionisme. Seni fauvisme termasuk ke dalam sejarah seni rupa yang ikut serta di Barat dan juga di timur.

Tokoh-Tokoh dalam Seni Fauvisme

Dalam seni fauvisme terdapat beberapa tokoh penting yang ikut mengusung dalam setiap karya-karya yang diciptakan. Berikut ini, tokoh-tokoh seni fauvisme, ialah :

1. Henri Matisse

Henri Matisse merupakan tokoh pertama dalam aliran seni fauvisme yang memiliki peran besar dlam seni tersebut. Beliau merupakan sosok bapak fauvisme yang dikenal sebagai salah satu rival terbesar dari seniman terkenal yaitu Pablo Picasso.

Henri Matisse, mulanya tertarik pada aliran kubisme, tetapi Henri Matisse menolak gagasan umum dari aliran tersebut. Matisse lebih memilih untuk mengembangkan seni fauvisme bersama dengan kelompok yang dimilikinnya.

Seni fauvisme muncul pada setiap karya Henri Matiise yaitu pada ciri juga gagasan yang menjadi kunci dari seni auvisme itu sendiri. Beliau tidak terlalu teknis dari terpaku pada sebuah akurasi. Sehingga seluruh beban atau proses dalam melukis muncul pada setiap karya-karya yang dibuatnya.

Dalam setiap karya Matisse ini, terdapat sebuah anatomi ataupun kemelencengan benuk, yang menjadi ekspresi yang digambarkan oleh Martisse yang tidak tertutup oleh kesalahan pada sebuah lukisan. Sebagai bapak fauvisme, Henri Matisse berpendapat bahwa seni tidak boleh membuat senimannya kesulitan. Sebaliknya, seharusnya seni dapat memberikan sebuah kegembiran dalam prosesnya.

2. Maurie de Vlaminck

Maurie de Vlaminck ini merupakan salah satu dari teman Henrie Mattise yang juga turut bersaing dengan para seniman aliran kubisme, seperti halnya Pablo Picasso. Kedua seniman fauvisme ini memiliki sebuah kesamaan untuk melakukan inovasi juga menciptakan hal yang baru.

Bagi Pablo Picasoo, ide adalah sebuah kubisme, sementara menurut Vlaminck dan juga rekannya, inovasi adalah sebuah penggunaan warna cerah serta ekspresif dan tidak lain ialah seni fauvisme. Vlaminck ialah salah satu seniman yang memiliki peran sebagai pelopor seni modern sejati.

Vlaminck juga termasuk sebagai salah satu seniman vokla yang mengkritisi perkembangan dari seni rupa modern. Keunikan yang dimiliki Vlaminck ialah beliau menggunakan outline yang lebih tegas sekaligus berat serta gelap berlawanan dengan warna dari bentuk yang dibuatnya sendiri. Seperti halnya, warna lembut, ringan, dan juga cerah.

Ciri khas dari Vlaminck ialah menjadi suatu focal point dan tambahan untuk gaya fauvisme yang sebenarnya sudah sangat kontras juga ekspresif dari aliran lainnya. Ciri khas yang dimiliki tidak hanya terlihat dalam lukisan tetapi juga terlihat dari sikapnya. Seperti sikapnya yang seperti hipokrit pada seni modern, tetap dalam gaya lukisannya juga.

3. Andre Derain

Andre Derain merupakan anggota kelompok dari seni fauvisme yang memiliki peran yang besar dalam pengembangan dua gerakan artistik yang signifikan pada awal abad ke-20. Derain berbeda dengan anggota kelompok seni fauvisme karena beliau terhitung cukup dekat dan juga tidak menjadi rival dari seni kubisme seperti dua tokoh sebelumnya.

Andre Derain cukup dekat dengan Pablo Picasso sehingga kehadiran beliau dianggap sebagai proses terjadinya sintesis dari seni fauvisme serta berbagai gagasan dari Pablo Picasso yang menjadi bagian dari integral seni kubisme awal.

Meskipun demikian, kontribusi Derain ini berhasil menghasilkan beberapa gagasan di balik gerakan yang telah diperdebatkan. Beberapa juga beranggapan bahwa Derain hanya memberikan beberapa ide turunan saja.

Perdebatan ini terus terjadi, mengenai gagasan dari Derain karena adanya sebuah fakta, mengenai Derain yang kala itu secara terus menerus mencari tau mengenai artistik juga berusaha agar menciptakan sebuah seni yang abadi.

Namun, sepanjang hidupnya, beliau hanya melakukan sebuah eksperimen dengan menggunakan sebuah idiom gaya lukis, yang menyebabkan beliau menjadi tokoh penting yang mengawali penyebaran seni modern di dunia.

Contoh Seni Fauvisme

Green Stripe

Model dari lukisan ini, merupakan istri dari Amelie, yang merupakan salah satu lukisan terkenal pada abad-20. Pengambilan subjek dengan menggunakan pakaian sehari-hari ialah sebuah ciri khas tersendiri dari salah satu seniman modern pada masa itu.

Tidak seperti lukisan renaisans yang memiliki sebuah kecenderungan yang hanya melukiskan subjek dengan menggunakan pakaian terbaiknya dalam sebuah lukisan. Matisse justru menggunakan sebuah warna untuk menggambarkan wajah sang istri yang dalam artiannya beliau tidak menggunakan shading ataupun highlight yang realistis.

Garis hijau yang membagi wajah Amelie menjadi dua bagian, yang biasanya dalam teknik pencahayaan side lighting lukisan maupun sebuah fotografi, namun pada lukisannya menggunakan warna bukan value.

The Dancer at Rat Mort

Karya The Dancer at Rat Mort ini merupakan sebuah karya representasi dari penari dalam sebuah klub malam bohmia di Paris yang memiliki nama Le Rat Mort yang memiliki sebuah arti Tikus Mati. Namun karya ini, tidak dapat dikategorikan sebagai lukisan potret meskipun terdapat sebuah model.

Dalam lukisan tersebut ada banyak sebuah fitur yang disederhanakan, seperti halnya mata besar yang tidak sesuai dengan sebuah proporsi realistis.

Turning Road

Turning Road merupakan sebuah karya seni lukisan yang menggambarkan lokasi populer yang dilukis oleh banyak seniman modern lainnya. Karya ini, menunjukkan banyaknya pengaruh teknik Derain oleh leluhur artistik langsungnya.

Secara bersamaan beliau berhasil mengembangkan ke arah yang lebih baru. Pada lukisan ini membangkitkan sebuah gagasan deformasi dekoratif yang dikenal secara simbolis dan mampu membangkitkan kebenaran esensial dalam sebuah pencarian seni yang abadi.

The post Seni Fauvisme : Pengertian, Ciri, Konsep, Tokoh, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Ekspresif : Ciri, Jenis, dan Teknik https://haloedukasi.com/seni-ekspresif Wed, 22 Feb 2023 03:40:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41626 Seni Ekspresif merupakan sebuah karya seni dengan luapan ekspresi dari perasaan seorang seniman yang menciptakan karya tersebut. Perasaan yang diciptakan dapat berupa sebuah perasaan yang positif ataupun negatif. Seni Ekspresif inilah yang membuat penikmat seni dapat merasakan ekpresi dari seni itu sendiri, seseorang dapat merasakan bahwa karya seni tersebut dapat mengeskspresikan perasaan yang berbeda-beda, dengan […]

The post Seni Ekspresif : Ciri, Jenis, dan Teknik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Seni Ekspresif merupakan sebuah karya seni dengan luapan ekspresi dari perasaan seorang seniman yang menciptakan karya tersebut. Perasaan yang diciptakan dapat berupa sebuah perasaan yang positif ataupun negatif.

Seni Ekspresif inilah yang membuat penikmat seni dapat merasakan ekpresi dari seni itu sendiri, seseorang dapat merasakan bahwa karya seni tersebut dapat mengeskspresikan perasaan yang berbeda-beda, dengan ekspresi perasaan dapat membantu kita untuk mengapresiasi suatu karya yang dihasilkan.

Berdasarkan dengan hasil ungkapan manusia, ekspresi dibagi menjadi dua, yaitu ekspresi kreatif dan ekspresi tidak kreatif.

  • Ekspresi kreatif, ialah perasaan manusia yang ungkapannya diselaraskan dengan ciptaan seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni sastra atau drama.
  • Seni tidak kreatif, ialah ungkapan yang tidak menghasilkan karya seni, yakni ungkapan yang membebaskan diri dari rasa tertentu seperti marah, menangis, menjerit, tersenyum dan lain sebagainya.

Ciri – Ciri Seni Ekspresif

Seni ekspresif ialah seni yang dibuat dengan bebas berdasarkan ppenafsiran dan juga imajinasi dari seorang seniman terhadap objek yang dituju. Seni ekspresif ini juga memiliki ciri-ciri :

  • Melebih-lebihkan atau yang biasa disebut dengan mendramatisir reduksi bentuk
  • Penggunaan warna yang bebas berbeda dengan objek aslinya, menerapkan asas-asas menggambar secara bebas
  • Dapat mengkomposisi secara bebas juga
  • Merupakan seni ekspresif objek yang digunakan tidak jelas.

Seni ekspresif ini memiliki kegunaan yang sangat melimpah, baik dilihat dari media yang digunakan dalam mengekspresikan para seniman secara bebas, juga dapat merekam sebuah kejadian, sebagai pelengkap sebuah cerita agar lebih hidup, mengkritisi kondisi sosial yang sedang terjadi, juga sebagai sarana komunikasi.

Jenis-jenis Seni Ekspresif

Seni Ekspresif memiliki beberapa jenis, meliputi ;

Seni visual

Berupa gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi juga lukisan, serta seni pahat yang dapat mengekspresikan ekspresinya seperti emosi, pikiran, atau juga pengalaman.

Seni tari

Berupa dengan menggunakan dan memanfaatkan gerakan fisik berupa tarian yang diciptakan untuk membantu mengatasi gejala kesehatan mental seperti stress, depresi, dan juga kecemasan. Hal ini, merupakan cara untuk mengekspresikan emosi yang terpendam dan tidak mudah untuk diungkapkan.

Seni musik

Seni musik ini berupa mendengarkan musik , untuk membantu meningkatkan suasana hari dan dapat mengurangi kecemasan dalam diri.

Seni sastra

Dengan menulis adalah salah satu bentuk mengekspresikan diri, dengan cara eksplorasi pikiran, emosi melalui tulisan yang dapat menghasilkan sebuah karya. Karya tersebut dapat berupa puisi ataupun cerita fiksi.

Teknik yang digunakan dalam seni ekspresif

Teknik yang digunakan untuk seni ekspresif, sama halnya dengan dasar yang teknik yang dilakukan untuk seni yang lain, perbedaannya hanya terletak pada saaat ingin mendapatkan objek dan cara mengolah objek tersebut agar lebih bebas. Meliputi :

Media

Merupakan seni ekspresif khusunya pada karya seni gambar tidak hanya menggunakan kanvas saja. Tetapi, juga dapat menggunakan kanvas sepatu, karton, kertas linen, juga kertas diamond dalam bidang datar yang akan digunakan.

Media tersebut dapat digunakan dengan cara melukis arklik atau cat air, yang dapat dilakukan dengan jari agar lebih ekspresif dalam mengeluarkan emosi, mendengarkan atau membuat lagu, seperti halnya menulis lirik, mengaransemen nada dalam musik yang akan dikerjakan.

Objek

Objek yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan objek yang akan ditargetkan. Dapat menggunakan juga dengan lingkungan sekitar ataupun menggunakan objek berupa orang. Mengambil foto suatu objek yang dapat membuat diri menjadi tenang dengan perasaan yang tersalurkan, lalu dapat dibuat bingkai agar mudah dilihat.

Teknik

teknik yang digunakan untuk seni ekspresif melibatkan emosional pada setiap senimannya. Teknik merupakan unsur penting dalam seni ekspresif itu sendiri. Teknik tersebut seperti halnya, Menekankan spontanitas.

Dalam artiannya adalah dalam menggambar suasana secara spontan dengan membuat garis besarnya. Yang kemudian, bertahap dapat diselesaikan atau juga disempurnakan. Mengekspresikan dengan warna dan garis secara bebas tanpa harus sesuai dengan warna dan bentuk benda asli suatu objek.

Selain itu, dapat menuangkan emosi sesuai dengan keadaan hati yang dapat dikendalikan jika sudah terbiasa dengan membuat gambar ekspresi. Dapat juga, merekam suasana yang dalam artiannya setiap kejadian yang pernah dilalui, dapat dituangkan dalam sebuah gambar ataupun karya seni yang lainnya. Sehingga, dapat terwujud karya seni yang lebih dinamis dan tidak monoton atau didramatisir.

Kenapa seni harus memiliki sifat ekspesif ?

Seni dapat bersifat ekspresif karenaseni memiliki sebuah tujuan untuk mengekspresikan dan dapat menyalurkan ekspresi tersebut dalam sebuah karya seni baik karya seni berupa lukisan, musik, ataupun tarian, juga seni teater. Pada hal ini, seniman mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai dan mengekspresikan perasaan estetisnya melalui sebuah karya yang diciptakan.

The post Seni Ekspresif : Ciri, Jenis, dan Teknik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Eksperimental : Pengertian, Jenis, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-eksperimental Wed, 22 Feb 2023 03:23:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41590 Seni eksperimental dalam KBBI, merupakan sebuah seni yang diciptakan untuk di ujicoba agar dapat dinilai dan juga diapresiasi. Seni Eksperimental, secara intrinsik merupakan sebuah eksperimen dalam perspektif seni. Seperti halnya yantg dikemukakan oleh James Rooses Evans dalam bukunya yang populer, menyatakan bahwa eksperimental itu lebih berarti sebagai sesuatu seni yang belum memiliki nama, karena para […]

The post Seni Eksperimental : Pengertian, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni eksperimental dalam KBBI, merupakan sebuah seni yang diciptakan untuk di ujicoba agar dapat dinilai dan juga diapresiasi. Seni Eksperimental, secara intrinsik merupakan sebuah eksperimen dalam perspektif seni.

Seperti halnya yantg dikemukakan oleh James Rooses Evans dalam bukunya yang populer, menyatakan bahwa eksperimental itu lebih berarti sebagai sesuatu seni yang belum memiliki nama, karena para senman masih mengeksplorsi perihal hal tersebut.

Dalam buku James Rooses Evans, membuat beberapa tinjauan kepada para seniman yang sedang melakukan pencarian sampai mereka menjadi bagian dari proses eksperimentasi atau penemuan-penemuan yang belum mendapatkan realitas baru dalam seni.

Hal ini, juga terdapat sebuah keberlangsungan pengandaian bahwa kesenian harus ditemukan dan diciptakan dalam upaya-upaya pencarian, penelitian, ataupun penjelajahan yang dilakukan secara terus menerus yang dilakukan dengan cara berpusat pada tindakan seni dari pelaku pegiat seni tersebut.

Jenis Seni Eksperimental

Seni Eksperimental memiliki beberapa jenis dan juga bentuk desain eksperimen, meliputi:

1. Pre-Eksperimental designs (nondesigns)

Merupakan jennis desain yang belum atau dapat bisa dikatakan dengan eksperimen sungguh-sungguh, hal ini diungkapkan oleh (Sugiyono, 2017). Desain pra-eksperimen ini menerapkan perlakuan kepada subjek penelitian tanpa adanya suatu kelompok kontrol.

Selain itu, Pra-eksperimen proses penelitiannya fokus pada dampak perubahan dari perlakuan subjek penelitian yang diamati. Terdapat beberapa bentuk pra-eksperimental yang meliputi, One-shot case study, one-group pretest postest design, one-group pretest posttest design, dan juga intact-group comparison.

2. True Exsperimental Design

Pada eksperimen kali ini benar-benar dilaksanakan. Desainer dapat mengontrol semua variabel luar luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen, dengan demikian validitas internal dapat diandalkan. Pada desain ini, dibagi menjadi Posttest-only control design, dan pretest-posttest control group design.

3. Factorial Design

Eksperimen pada desain faktorial ini merupakan sebuah modifikasi dari true eksperimental design, yakni dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil variabel.

Contoh dari Seni Eksperimental

Berikut ini, terdapat contoh dari seni eksperimental yang merupakan seni yang diciptakan atau sebagai uji coba agar mendapatkan sebuah apresiasi, antara lain:

1. Lukisan tiga dimensi oleh Patriot Mukminin

Karya Residensi yang diciptakan oleh Patriot Mukminin merupakan sebuah karya yang menggunakan berbagai metode dan pendekatan artistik, Pameran yang dilakukannya tidak hanya sekedar menyuguhkan para penikmat seni dengan pengalaman sebuah visual tetapi juga kepuasan indrawi yang lainnya.

Karena karya yang telah dipamerkan ini, ialah sebuah meditasi untuk pikiran-pikiran yang berisik didalam kepala dan bertujuan menjadi obat dengan ketenangan yang diberikan dalam karya tersebut.

Karya-karya milik Patriot Mukminin ini tidak biasa, karena karyanya terbuat dari potongan kanvas yang disusun berjajar seperti pagar yang menjadikan karyanya sebagai lukisan semi tiga dimensi yang dapat dinikmati dari tiga bagian, meliputi tampak depan, sisi kanan, juga sisi kiri.

2. Karya seni kontemporer oleh Deni Ramdani

Karya seni kontemporer oleh Deni Ramdani ini, merupakan bagian dari seni eksperimental karena kesederhanaan yang dituangkan mengandung pesan mendalam, seperti pada salah satu karyanya yaitu terdapat kantong plastik yang berisi air dan sekumpulan ikan.

Air yang berada dalam kantong tersebut perlahan-lahan terus menetes seolahair tersebut akan habis. Makna tersirat yang didapatkan dari karya seni tersebut, ialah ikan-ikan yang berada pada plastik tersebut diibaratkan manusia.

3. Karya seni dua dimensi berbasis teks oleh Antonio S. Sinaga

Karya dua dimensi oleh Antonio S. Sinaga inilah berbentuk sebuah kritik pada agama secara nyata dengan sebuah seni yang berbasis teks, dengan tujuan yang dimilikinya yaitu untuk mempertanyakan, mengekplorasikan dan menjaga pikiran agar tetap terbuka setiap kali melihat karya yang diciptakan.

4. Karya seni Instalansi Bale Kambang oleh Eko Pratowo

Karya seni Instalansi Bale Kambang oleh Eko Pratowo ini, termasuk ke dalam seni eksperimental . Eko Prastowo merupakan seorang arsitek dan juga perupa yang mengembangkan karya seni yang berasal dari bambu.

Bale Kambang sendiri ini, dirakit dengan bambu dan dapat terlihat seperti mengambang di atas air. Tetapi, konstruksi karya yang dibuat oleh Eko Pratowo ini kokoh dan pengunjung yang mendatangi tempat tersebut dapat memijak diatas rakitan bambu yang telah diciptakan oleh Eko Prastowo.

5. Logo Dia, Lo, Gue

Seni karya Logo Dia, Lo, Gue ini didirikan oleh tiga sekawan, yaitu Hermawan Tanzil, Franky Sadikin, dan juga Windi Salomo. Kombinasi yang dilakukan merdeka menghasilkan satu karya yang desainnya mengusung gaya urban tropis yaitu

  • Kombinasi antara struktur beton polos
  • Ornamen kayu
  • Konsep semi terbuka yang merupakan sebuah suguhan dengan ciri khas Andra Matin,

Seorang arsitek yang mengerjakan Potato Head Bali. Dengan bermodal desain interior yang sedang trend di masyarakat, yaitu dia, Lo, Gue yang berhasil merangkul beragam segmen. Berbeda dengan tempat atau ruang seni yang lain yang terkesan dengan ruangan yang intimidatif terhadap publik yang awam seni.

Ruangan milik Logo Dia, Lo, Gue ini justru sering dijadikan wadah kongko oleh grup wanita ekspatriat, atau kelompok arisan, juga pelajar. Mereka, seolah sedang nonkrong dengan ruang paling belakang yang memiliki langit-langit tinggi dan dapat terkoneksi dengan sepetak tanah yang rindang.

6. C20 Library and Collabtive

C20 Library and Collabtive merupakan sebuah seni eksperimental yang diciptakan karena keresahan dari masyarakat Surabaya, karena Surabaya merupakan kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia setelah Ibu Kota.

Kurangnya ruang komunal untuk berbagi pengetahuan dan juga gagasan, maka terciptalah C20 Library and Collabtive yang dirintis 10 tahun yang lalu. Selain menjadi ruang perpustakaan, tempat ini sudah memiliki ruang seni untuk pameran, bediskusi, dan juga sebagai tempat pertunjukkan.

C20 ini aktif dalam menggelar sebuah penelitian, lokakarya, dan juga diskusi . Perpustakaan yang berad di san pun sudah menyediakan 7.000 liteartur dengan berfokus pada desain, sastra, seni, juga sejarah. Selain 7,000 literatur juga terdapat 1.000 film yang mayoritas tidak dilirik oleh bioskop lokal.

Pendiri dari C20 ialah Kathleen Azali. yang berhasil menyelesaikan tesisnya dengan judul Perpustakaan Alternatif di Universitas Airlangga. C20 sendiri ini, selain menjadi tempat yang telah dijelaskn di atas, juga menjadi tempat untuk menggelar pagelaran yang meriah khusus anak muda, seperti halnya Surabaya Pre-Loved Bazaar Flea Market yang menjajakan barang bekas.

The post Seni Eksperimental : Pengertian, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lukis Surealisme : Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya https://haloedukasi.com/seni-lukis-surealisme Thu, 29 Dec 2022 02:34:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39553 Surealisme sesuai dengan namanya dari kata realisme yang berarti kenyataan. Pada dasaranya seni lukis surealisme adalah suatu aliran yang menggambarkan kontradiksi yang cukup kentara antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang secara langsung menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti antara mimpi dan alam bawah sadar manusia pada umumnya. Pengertian seni luksi […]

The post Seni Lukis Surealisme : Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Surealisme sesuai dengan namanya dari kata realisme yang berarti kenyataan. Pada dasaranya seni lukis surealisme adalah suatu aliran yang menggambarkan kontradiksi yang cukup kentara antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang secara langsung menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti antara mimpi dan alam bawah sadar manusia pada umumnya.

Pengertian seni luksi surealisme

Secara harfiah seni lukis surealisme adalah keadaan dimana suatu karya lukis tertuang dari ide yang berupa sutu keadaan atau kejadian tidak mungkin menjadi mirip sesuai dengan realita atau kenyataan dan dituangkan pada sebuah kanvas.

Surealisme sendiri mulanya bukan berasal dari seni lukis. Kelahiran surealisme pertama kali ada dalam dunia seni sastra berupa tulisan aliran surealisme pada abad ke-20. Barulah seiring dengan perkembangan jaman surealisme memasuki dunia seni lukis.

Dalam ilmu psikologi, aliran seni lukis surealisme sendiri dipercaya mendekati teori psikologi yang dikemukakan oleh Freud. Hal ini disampaikan bawah lukisan yang dihasilkan akan menyampaikan maksud atau mengeksplorasi alam bawah sadar, yakni citra mimpi manusia sebagai ekspresi keinginan manusia itu sendiri.

Alam bawah sadar atau pemikiran bawah sadar dan mimpi pada penyampaian lukisan ini dimaksudkan untuk menunjukkan kebutuhan dan keinginan manusia yang sebenarnya. Tetapi terkubur di alam bawah sadar karena tekanan sosial dan hal-hal lain yang tidak manusia itu sendiri tidak ingin mengungkapkan secara gamblang.

Sekalipun lukisan tersebut adalah buah pemikiran atau perasaan tersembunyi, bukan berarti apa yang sebenarnya diinginkan atau diinginkan seseorang adalah sesuatu yang negatif. Banyak sekali hasil karya aliran surealisme yang sekalipun beridekan hasil dari pemikiran. Atau dari perasaan yang tersembunyi dan atau mimpi malah menghasilkan maksud yang memiliki makna mendalam tentang kehidupan dijaman tersebut.

Karya-karya aliran ini berasal daripada ide surealisme yang tidak lepas sebagai seni dan diimbangi dengan keteraturan untuk menampilkan dan memiliki elemen menakjubkan di setiap gambarnya. Citra surealisme tidak pernah terjadi dalam pikiran manusia, pembangunan citra surealisme sendiri tentunya bermula dari perasaan manusia yang dituangkan sesuai keadaan kenyataan sesuai dengan jaman lukisan tersebut dilukiskan.

Selain menempatkan benda-benda aneh, surealisme juga menambahkan pesan moral didalamnya meskipun sangat aneh dan bisa saja sulit untuk dimengerti atau dipahami dengan sekali atau sekilas melihat hasil karya aliran ini.

Surealisme sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1920-an bersamaan dengan berkembang pesatnya aliran seni sastra surealisme pada tahun tersebut. Aliran seni lukis ini sendiri merupakan yang paling banyak digunakan oleh seniman pada jamannya. Beberapa nama seniman surealistik adalah Artefak, André Breton dan Guillaume Apollinaire.

Lukisan surealis pertama kali dibuat di Paris dan kemudian disebarluaskan di berbagai wilayah Eropa hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Konsep surealisme adalah aliran yang ada di bawah kesadaran manusia, sehingga gambarannya tidak realistis tetapi memiliki keunikan sendiri yang enak untuk dinikmati oleh para penikmat seni lukis.

Pesan dan kesan yang ditampilkan pelukis tampak seolah tidak nyata tetapi memiliki makna yang begitu mendalam. Hasil karya seni lukis aliran ini juga menjadi salah satu bukti perkembangan industri di benua Eropa yang saat itu sedang berkembang dengan begitu pesatnya.

Ciri-Ciri Karya Lukis Surealisme

Seni lukis surealisme sama dengan seni lukis aliran lainnya yang memiliki suatu ciri-ciri. Dari banyaknya hasil karya para seniman aliran surealisme dapat dirangkum menjadi suatu ciri khusus lukisan aliran surealisme. Berikut ini adalah beberapa ciri dari aliran surealisme yang perlu diketahui:

  • Seni lukis surealisme memiliki suatu kontras yang tinggi, sebagai contoh banyak sekali hasil karya seni lukis surealisme yang melukiskan adanya suatu wujud yang besar dan berdampingan secara langsung dengan wujud yang kecil.
  • Jika hanya dilihat secara sepintas seolah-olah karya lukis surealisme terkesan seperti sebuah fantasi pelukisnya, namun jika dilihat secara mendalam karya lukis aliran ini tetap berpegangan pada referensi yang ada di dunia nyata.
  • Sudah menjadi terkenal bahwa seni lukis surealisme memiliki pencitraan seolah seperti dalam subuah mimpi alam bawah sadar manusia.
  • Seni lukis surealisme selalu menghadirkan suatu pengamatan objek yang dalam dunia nyata sekalipun hasil tampak lukisannya seolah dalam kondisi yang tidak ada dalam dunia nyata.
  • Banyak pendapat yang menyatakan bahwa ciri-ciri seni lukis surealisme adalah permainan sebuah imaji yang ada dalam alam mimpi dan dituangkan dalam alam nyata atau alam sadar manusia.

Pada dasarnya gambar-gambar yang terbentuk pada aliran surealisme menjalin suatu kerja sama dengan gambar lain yang menghasilkan gambar yang berbeda tetapi tetap sangat berharga. Teknik yang digunakan untuk menggambar surealisme sendiri adalah imajinasi bawah sadar seseorang yang kemudian dituangan atau diwujudkan dalam alam sadar manusia.

Hal tersebut diwujudkan dengan menggambar gambar seperti mimpi yang abstrak. Ada bentuk moral yang menceritakan bagaimana orang melihat gambar tersebut. Jadi jika tampak aneh atau berbeda dengan bentuk realism, gambar surealisme tetap memiliki makna yang mendalam.

Sejarah Surealisme

Surealisme sendiri adalah suatu aliran yang pertama kali lahir dari dunia seni sastra Kelahiran aliran seni lukis surealisme pertama dipercayai bermula dalam tahun 1920-an. Hal ini dibuktikan melalui karya berdasarkan Andre Breton pada goresan pena Manifesto Surealisnya dalam tahun 1924.

Pada karyanya, Andre melukiskan syarat akan unsur surealisme melalui goresan pena. Pada tahun yang sama seni sastra surealisme telah memiliki kemajuan yang begitu pesat, sedangkan seni lukis surealisme baru mengalami kelahirannya.

Kemudian akhirnya aliran karya seni surealisme berhasil berkembang karena seni sastra ke seni rupa. Jadi aliran seni surealisme pertama kali lahir berasal dari seni sastra yang kemudia merambah ke seni rupa terutama seni lukis.

Karya seni surealisme terus berkembang hingga akhir popularitasnya tanpa ada yang mengetahui kapan aliran ini dapat dihentikan. Banyak perdebatan tentang kapan tepatnya genre karya seni ini berakhir. Sebagian ahli seniman dan sejarah beropini bahwa genre ini berakhir dalam perang global ke-2.

Sebagian yang lainnya beropini bahwa seni lukis surealisme tidak akan pernah berakhir karena masih banyak para seniman yang mengembangkan aliran seni lukis surealisme.

Akan tetapi terdapat pula yg beropini bahwa kematian Andre Breton dalam tahun 1966 sebagai akhir berdasarkan seni surealisme. Namun, ada pula perdebatan yang menyatakan bahwa beberapa ahli mengklaim bahwa genre surealisme sendiri muncul dari tahun 1917 melalui karya Giorgio de Chirico.

Pada karyanya Chirico yang menghadirkan pemandangan trotoar kota yang tampak seperti gaya halusinasi. Chirico akhirnya menyerah pada gaya melukisnya, tetapi karyanya mendesak Max Ernst untuk mengadopsi gaya yang sama.

Seperti hampir semua sekolah seni pada umumnya, surealisme adalah produk baru dari era sejarahnya. Aliran ini ini muncul dari reruntuhan Dadaisme, yang memberontak terhadap zona nyaman yang diciptakan oleh kelas menengah.

Pada saai itu Dadais tidak setuju dengan kepuasan kelas menengah, dimana sampai dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kelas menengah adalah kelas tersempit di zona nyamannya sendiri. Hingga masyarakat kelas menengah itu sendiri tidak menyadari bahwa sebenarnya kelas itu adalah salah satu kelompok yang paling dirugikan dalam kehidupan masyarakat modern.

Hal ini menjelaskan bagaimana Dadais mencoba menarik kelas menengah menjauh dari ide umum dengan ide yang sangat tidak biasa. Surealisme masih mengadopsi ide ini, tetapi membawa gambaran imajinatif mimpi ke objek nyata.

Di sisi lain, Dadais menunjukkan sesuatu yang mengejutkan, tidak disengaja, atau tidak biasa di mata publik karena citranya yang buruk. Seni surealisme ini akan selalu ingin membebaskan pikirannya dari batas praktis yang telah diciptakan oleh masyarakat modern.

Ada kontroversi di antara sejarawan tentang akhir sekolah ini. Menurut sejarawan, aliran surealisme berakhir setelah Perang Dunia II saat gerakan seni kontemporer lainnya mulai meluas.

Selain itu, ada beberapa yang berpendapat bahwa kematian André Breton pada tahun 1966 menjadi tanda berakhirnya gerakan surealisme. Di sisi lain, menurut pendapat lain, tren ini terus berlanjut hingga hari ini dan sangat tercermin dalam seni rupa kontemporer.

Unsur-Unsur Surealisme

1. Unsur Mitos

Mitos atau yang biasa dikenal dengan mite adalah suatu folklor yang isinya berupa kisah yang bersetting lampau dan biasanya mengandung penafsiran tentang alam semesta, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Mitos sendiri biasanya berasal dari cerita tradisional yang dikenal dari mulut ke mulut.

Pada dasarnya mitos merupakan sebuah ungkapan dari dalam jiwa manusia. Tiap manusia pastinya mempunyai ketakutan di dalam dirinya yang sesuai dengan kepercayaannya. Sementara di dalam surealisme, para senimannya akan menampilkan mitos-mitos tersebut.

Lukisan dari hasil karya tersebut sebagian besar dipercayai oleh penikmatnya dan sebagai lainnya tidak mempercayainya hanya menyukai keindahannya. Dengan memasukkan mitos dalam suatu karya seni aliran ini, nilai sebuah seni dari karya surealis akan semakin bertambah.

2. Mimpi

Para seniman surealisme seringkali menuangkan apa mimpinya sebagai hasil karyanya. Hal ini dipercaya sebagai salah satu jalan terbaik untuk mengungkapkan suatu hal yang berasal dari alam bawah sadar.

Unsur mimpi dianggap sebagai inspirasi untuk menciptakan atau merealisasikan dalam bentuk karya nyata. Mimpi dianggap sebagai sumber ide bagi para seniman surealisme untuk mengembangkan apa yang dianggap abstrak menjadi suatu hal yang dapat diwujudkan secara kasat mata.

3. Metamorfosis

Dalam dunia surealisme metamorfosis biasanya akan menggunakan teknik automatic, frottage , drawing, fumage, decalcomania, cadavre exquis, dan teknik pengembangannya. Teknik automatic atau otomatis adalah teknik yang biasanya digunakan oleh para seniman dimana biasanya langsung menggambar di atas kanvas apa yang sedang dirasakan.

Frottage adalah aktivitas ketika seorang seniman membuat permukaan lukisan yang memiliki tekstur dan menggosoknya menggunakan bahan yang lembut seperti krayon. Dalam dunia surealisme yang dimaksud adalah seniman menggosok sampuan kuasnya yang membetuk tekstur pada lembar kanvas menggunakan cat minyak.

Drawing adalah penggunaan teknik menggambar yang khas ala seniman aliran surealisme. Fumage adalah gambaran berupa asap yang biasanya sering kali dijumpai pada lukisan aliran surealisme. Decalcomania adalah penggambaran sosok manusia yang tidak seperti bentuk manusia umumnya atau lebih tampak seperti stiker.

Cadavre exquis adalah penggambaran seniman aliran surealisme pada suatu bentuk tubuh yang indah. Bentuk tubuh yang sering digambarkan oleh seniman surealisme adalah bentuk tubuh manusia.

Tokoh dan Karya Lukis Surealisme

Tokoh dalam aliran surealisme di dunia terhitung dengan jumlah yang cukup banyak. Hal ini mengingat aliran ini lahir dimasa adanya perkembangan dalam segala bidang yang cukup pesar. Di bawah ini adalah beberapa tokoh dari aliran surealisme yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam pergerakan seni Surealis. Tokoh-tokoh seniman aliran surealisme tersebut, antara lain:

1. Rene Magritte

Rene Magritte

Rene Magritte adalah seniman aliran surealisme yang lahir pada tanggal 21 November 1898. Magritte adalah sosok seniman yang merupakan salah satu seniman asal Belgia dan paling terkenal di abad ke-20. Magritte memperoleh banyak sekali pujian dan sanjungan atas pendekatannya yang sangat istimewa terhadap aliran surealisme.

Sekalipun menjadi sosok seniman yang ternama, Magritte sebelumnya menghabiskan waktu hingga bertahun-tahun untuk bekerja mendesain dan memproduksi cover buku untuk menunjang kehidupannya.

Salah satu hal yang menjadi daya tarik Magritte adalah keberadaan kaum kelas menengah, yaitu kaum yang menghabiskan hampir sebagian besar waktunya untuk bekerja dan menghabiskan uang mereka untuk bertahan hidup.

Pandangan Magritte terhadap kaum tersebut adalah menganggapnya kurang miskin untuk mendapatkan subsidi dari pemerintah, tapi juga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti rumah. Kehidupan tersebut dilambangkan oleh Magritte melakui lukisan pria yang mengenakan topi bowler. Lukisan tersebut terkenal dengan nama Golconda.

Golconda

Pada lukisan dengan judul Golconda menampilkan sebuah adegan hujan manusia. Dimana semua orang terlihat hampir identik atau mirip satu sama lain dan menggunakan pakaian yang sama, lengkap dengan topi bowler.

Sekalipun demikan, pria-pria yang ada di lukisan tersebut dilukiskan seolah-olah hanya melayang karena tidak adanya indikasi gerakan yang tersirat. Latar belakang dari lukisan tersebut adalah kawasan yang ada di pinggiran kota yang mirip dengan kawasan dimana Magritte tinggal.

Magritte juga menggunakan pakaian dengan cara yang sama, yaitu seperti orang-orang yang ada di lukisan tersebut. Topi bowler merupakan sebuah topi yang biasa digunakan oleh kaum kelas menengah pada jaman tersebut.

Hal yang menjadi titik penafsiran atau interpreatsi yang diproduksi yaitu bahwa Magritte ingin menonjolkan garis batas antara individualitas dan asosiasi atau kelompok yang sudah hilang dan kabur di masa modern ini.

Semua pria menggunakan pakaian yang sama, mempunyai fitur atau bentuk serta pakaian tubuh yang serupa, dan semuanya melayang secara bersamaan di tempat yang sama. Kebebasan individu sudah hilang, padahal hal tersebut adalah salah satu dasar dari Hak Asasi Manusia (HAM) untuk mengekspresikan dirinya sendiri dengan cara yang mereka inginkan.

2. Frida Kahlo

Frida Kahlo

Simbolisme visual yang berasal dari rasa sakit fisik yang Ia alami dalam upaya untuk lebih memahami penderitaan emosional sering kali digunakan oleh seniman Frida Kahlo. Hal ini juga didukung dengan kondisi Kahlo yang memang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit.

Dari semenjak kecil, Kahlo sudah menderita polio yang membuat kakinya tidak seimbang. Penyakit inilah yang membuat Kahlo merasakan sakit sepanjang hidupnya. Sebelum Kahlo hadir dalam dunia seni, ada banyak para seniman pria yang meniliti bahasa kematian, kehilangan, dan juga kesendirian yang ada dalam suatu lukisan surealisme.

Kahlolah seniman wanita pertama yang membedah dan menemukan arti dari bahasa lukisan yang diteliti para kaum pria tersebut. Tidak hanya itu saja, Kahlo juga tidak hanya masuk ke ranah simbolisme yang umum saja, namun Ia juga memperluas hal itu dengan cara membuat simbol miliknya sendiri.

Berkat semua pemikiran dan karya yang dihasilkan Kahlo tidak hanya dikategorikan sebagai seorang seniman surealisme. Kahlo juga menjadi salah satu tokoh pergerakan seni feminis. Hasil karya Kahlo menjelaskan sudah banyak membuat simbol atau ikon yang khas yang dipakai sepanjang karirnya, termasuk rambut, hewan, dan pita.

Kahlo berhasil menciptakan cara baru untuk membahas mengenai aspek dari identitas wanita, sekalipun yang paling kompleks. Tidak hanya menjadi seniman yang hebat, Kahlo juga menjadi sosok seorang yang banyak dikagumi karena pribadinya yang unik. Potret dari wajah Kahlo yang juga sangat ikonik yaitu dengan ciri khas alis tebal dan bersatu.

Hal ini tentunya juga mempunyai pengaruh besar untuk seniman lainnya. Sampai sekarang, masih banyak seniman kontemporer yang menggunakan citra potretnya untuk dipakai sebagai referensi karya-karnyanya.

the wounded dear

Salah satu lukisan Frida Kahlo yang menampilkan sosok hibrida antara rusa dan manusia yang merupakan potret wajah sang pelukis. Kahlo sendiri menempatkan dirinya menjadi makhluk yang seolah tidak berdaya dan terluka karena anak panah yang menancap di seluruh tubuhnya. Pada lukisan tersebut si makhluk hibrida ini terlihat seperti sedang diburu di hutan.

Jika dilihat mendalam dalam adegan yang ada dilukisan tersebut, Kahlo menegaskan bahwa dirinya masih hidup. Sekalipun pada gambar tersebut terlihat jelas bahwa ada banyak anak panah yang menancap di sekujur tubuhnya perlahan-lahan pasti akan membunuhnya.

Makhluk hibrida tersebut terlihat dengan jelas menggunakan anting-anting mutiara, seakan-akan menyoroti keinginannya untuk menjadi seorang wanita lainnya yang mungkin bisa hidup lebih lama karena tidak menderita penyakit seperti dirinya. Kahlo sendiri juga terlihat dengan jelas menunjukkan keinginannya untuk hidup lebih bebas di alam terbuka.

Kahlo tidak menggambarkan dirinya sebagai seekor rusa jantan yang memiliki tanduk besar. Hal tersebut menunjukkan spiritualitasnya terhadap pemikiran feminis. Seperti halnya keadaan satir terhadap kondisi dunia seni yang selalu dikuasai oleh seorang pria.

Pada saat itu sangat jarang sekali ada wanita yang mendapatkan tempat untuk menjadi seniman. Pada lukisan ini, Kahlo juga menunjukkan ketertarikannya untuk mengapresiasi seniman besar lainnya yang ada di masa lalu. Lukisan tersebut diasosiasikan dengan lukisan yang bertema St. Sebastian yang mempunyai adegan serupa, yaitu anak panah yang menancap diseluruh tubuh.

3. Salvador Dali

Salvador Dali

Diantara para dunia seniman surealisme, Salvador Dali merupakan salah satu seniman Surealis yang paling terkenal, dominan, dan juga produksi di era abad ke-20. Sebutan sebagai pioner seniman yang mengetahui bahwa keteran komersil juga dibutuhkan untuk seorang seniman juga tersemat di Dali.

Tidak hanya dalam dunia seni lukis, Dali juga menyelami media seni lain seperti seni grafis, seni pahat, seni periklanan, seni desain, sastra, film, dan yang cukup terkenal adalah kolaborasi yang dilakukan bersama dengan Luis Buñuel dan Alfred Hitchcock.

Kepriadian Dali juga tidak kalah menariknya untuk diulas selain keahlian tekninya di dunia seni lukis. Dali juga terkenal karena kepribadiannya yang eksentrik dan flamboyan. Dalam penggunaan awal morfologi organik, karya yang Dali hasilkan selalu memiliki membawa ciri khas seniman Spanyol, Pablo Picasso dan Joan Miro.

Lukisannya itu juga menunjukkan ketertarikannya terhadap seni klasik dan renaisans. Hal tersebut tampak jelas melalui gaya hiper realistik dan pemakaian simbolisme religius di dalam karyanya.

the persistance of time

Salah satu lukisan Dali yang cukup terkenal adalah lukisan dengan judul The Persistence of Time. Lukisan ini memiliki simbol ikonik yang cukup unik. Lukisan tersebut menampilkan berbagai macam jam dinding dan juga weker yang terlihat meleleh.

Di dalam lukisan ini, Dali membuat sebuah benda yang seharusnya keras menjadi terlihat lunak. Adanya pohon yang tampak seperti tumbuh di atas blok kayu yang mirip seperti sebuah meja menambah kesan kontras yang terjadi antara realita dan dunia mimpi.

Tampak jelas dalam gambaran Dali horison yang terlihat luas tapi tampak kosong, ditambah dengan tebing yang digambarkan secara jelas walaupun jaraknya tidak dekat, membuat latar belakang lukisan menjadi terlihat seperti di dunia mimpi, atau hanya ilusi. The Persistence Of Time, atau keteguhan waktu tampaknya memang menjadi sorotan utama di dalam karya ini.

4. Roby Dwi Antono

Roby dan lukisan ciri khasnya

Salah satu seniman lukis dengan aliran surealisme yang berasala dari Indonesia dan sangat terkenal dikancah mancanegara adalah Roby Dwi Antono. Seniman muda kelahiran Ambawarawa ini namanya sendiri jarang terdengar di Indonesia, namun berbagai karyanya telah dipajang diberbagai pameran seni berkelas dunia.

Roby sendiri pertama kali menciptakan karyanya pada tahun 2011. Roby mengambil aliran seni surealisme karena terinspirasi dari Mark Ryden. Hal unik yang menjadikan ciri khas karya Roby dalam karyanya adalah kehadiran seekor kelinci yang disebutnya sebagai kincy.

Karyanya yang menjadi debut pertamanya adalah karya dengan judul The House and Space Yogyakarta pada tahun 2012 yang digelar pada acara Bazaar Art Jakarta. Kemudian, berlanjut pada tahun 2016 hasil karya Roby lainnya dipamerkan pada acara Fundamental 2.0 yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang.

Serta baru-baru ini pada bulan Mei 2022 Roby menjadi satu-satunya seniman lukis asal Indonesia yang memperoleh kesempatan untuk mengisi pada acara art collaboration project di Parco Osaka, Jepang dengan lukisan yang berjudul Mickey Mouse Now and Future.

5. Juan Miro

Juan Miro adalah salah satu pelukis aliran surealisme yang memiliki kelahiran Barcelona, Spanyol. Miro lahir pada 20 April 1893. Juan Miro mulai menekuni dunia senia lukis pada tahun 1918. Barulah pada tahun 1925 Juan Miro memutuskan pindah ke Perancis dan menekuni dunia seni lukis surealisme.

The Tilled Field

Adapun rekan sesama alirannya seperti Bretton menganggap bahwa Miro adalah pelukis yang paling surealis pada tahun 1928. Gaya dan aliran yang diciptakan oleh Juan Miro sendiri lebih mirip seperti otomatic psikis yang hampir mirip aliran abstrak.

Beberapa karya lukis Miro yang terkenal antara lain Tilled Field (1921-1922), Catalan Landscape (1924), Harlequin’s Carnival (1928), Dog Barking The Moon (1926), dan masih banyak karya lainnya.

The post Seni Lukis Surealisme : Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Seni Lukis Deformatif dan Jenisnya https://haloedukasi.com/pengertian-seni-lukis-deformatif Wed, 21 Dec 2022 06:23:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40257 Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensi yang terbentuk dan tersusun dari berbagai unsur-unsur rupa yaitu titik, garis, bentuk, bidang, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni lukis adalah seni mengenai gambar-menggambar dan melukis-melukis. Seni lukis merupakan sebuah pengembangan dalam menggambar dengan ciri khas atau keunikan tersendiri. […]

The post Pengertian Seni Lukis Deformatif dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensi yang terbentuk dan tersusun dari berbagai unsur-unsur rupa yaitu titik, garis, bentuk, bidang, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni lukis adalah seni mengenai gambar-menggambar dan melukis-melukis.

Seni lukis merupakan sebuah pengembangan dalam menggambar dengan ciri khas atau keunikan tersendiri. Ciri khas tersebut berdasarkan pada tema, corak atau gaya teknik, serta bahan dan bentuk karya seni tersebut.

Seni lukis deformatif  merupakan seni lukis perubahan. Maksudnya, seni lukis deformatif adalah aliran seni lukis yang melakukan perubahan kepada lukisan asli menjadi sebuah lukisan baru namun tanpa mengganti bentuk lukisan asli itu sendiri.

Jenis-jenis Seni Lukis Deformatif

Ada empat jenis yang termasuk kedalam aliran seni lukis deformatif, yaitu:

1. Ekspresionisme

Ekspresionisme merupakan salah satu jenis yang termasuk seni lukis deformatif. Ekspresionisme adalah aliran seni lukis deformatif yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang pelukisnya yang spontan saat melihat objek lukisannya. Tokoh pelukis yang termasuk aliran ekspresionisme yaitu Affandi dan Vincent Van Gogh.

2. Impresionisme

Impresionisme adalah aliran seni lukis deformatif yang penggambarannya berdasarkan dengan kesan sang pelukis ketika objek lukisannya dilukis. Tokoh-tokoh pelukis yang termasuk dalam aliran ini yaitu S. Sudjojono, Claude Monet, Georges Seurat, Auguste Renoir, Edgar Degas, Paul Gauguin, dan Paul Cezanne.

3. Surealisme

Surealisme adalah aliran seni lukis deformatif yang penggambarannya sebagai besar menyerupai bentuk-bentuk yang sering dijumpai dalam mimpi. Pelukis aliran surealisme akan berusaha untuk tidak menggambar bentuk secara keseluruhan untuk menghasilkan sebuah lukisan yang memiliki kesan tertentu tanpa perlu mengetahui bentuk aslinya. Salah satu tokoh pelukis aliran ini yang terkenal yaitu Salvador Dali.

4. Kubisme

Kubisme adalah seni lukis deformatif yang gaya penggambarannya berupa bidang segi empat seperti persegi ataupun berbentuk bidang dasar kubus. Tokoh pelukis yang beraliran kubisme diantaranya Pablo Picasso, Fajar Sidik, Mochtar Apin, But Mochtar, dan Srihadi.

Dalam seni lukis bahan yang digunakan berbeda-beda, ada yang menggunakan tinta, cat minyak, cat air, pensil, dan spidol. Media yang digunakan juga berbeda-beda, ada yang menggunakan kanvas, kertas, kaca, tembok, dan lainnya.

Seni lukis memiliki banyak aliran atau jenis, salah satunya yaitu seni lukis berdasarkan pengungkapannya, digolongkan menjadi tiga aliran, yaitu representatif, deformatif dan nonrepresentatif. Dari tiga aliran seni lukis tersebut yang akan dibahas yaitu seni lukis deformatif. Mari simak pembahasan mengenai pengertian dan jenis dari seni lukis deformatif.

The post Pengertian Seni Lukis Deformatif dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lukis Ekspresionisme : Pengertian, Sejarah, Ciri, Tokoh, Contoh Karya https://haloedukasi.com/seni-lukis-ekspresionisme Sat, 17 Dec 2022 03:15:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39554 Pada dunia seni lukis, aliran seni lukis ekspresionisme sudah lama dikenal sebagai suatu gerakan seni rupa yang merupakan reaksi terhadap aliran impresionisme yang telah ada sebelumnya, serta adanya kecenderungan aliran kubisme oleh Paul Cezanne dan pointilisme George Seurat yang berkembang pada akhir abad ke-19. Ekspresionisme pertama kali lahir dan mulai dikenal pada abad 20 di […]

The post Seni Lukis Ekspresionisme : Pengertian, Sejarah, Ciri, Tokoh, Contoh Karya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada dunia seni lukis, aliran seni lukis ekspresionisme sudah lama dikenal sebagai suatu gerakan seni rupa yang merupakan reaksi terhadap aliran impresionisme yang telah ada sebelumnya, serta adanya kecenderungan aliran kubisme oleh Paul Cezanne dan pointilisme George Seurat yang berkembang pada akhir abad ke-19. Ekspresionisme pertama kali lahir dan mulai dikenal pada abad 20 di Jerman dan dalam beberapa waktu lamanya berkembang disana.

Pengertian seni lukis ekspresionisme

Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang menganggap bahwa seni merupakan sesuatu yang keluar dari diri seniman, bukan dari peniruan penampakan alam dunia. Gerakan seni rupa ini dipelopori oleh beberapa seniman dunia seperti Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan James Ensor, seniman-seniman inilah yang sangat berpengaruh pada munculnya aliran ekspresionisme.

Ciri-ciri dari aliran ekpresionisme tidak mengutamakan kemiripan objek yang dilukis, sapuan kuas yang berani dan ekspresif, serta menitikberatkan pada ekspresi individu seniman dibandingkan dengan peniruan alam.

Seniman ekspresionis menghiraukan berbagai teknik penciptaan formal untuk mendapatkan ekspresi yang lebih murni dan tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik seni itu sendiri. Singkatnya dapat dikatakan bahwa ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa tanpa menghiraukan berbagai teknik dalam seni itu sendiri.

Meskipun begitu, biasanya seorang ekspresionis tetap memiliki kemampuan teknis yang hebat dan sensitibilitas tinggi terhadap issue-issue seni. Baik secara langsung seperti mempelajarinya sendiri, maupun secara tidak langsung.

Yang berarti, terpengaruh dari lingkungannya yang kaya akan khazanah seni. Hanya saja aliran ini memang menentang teknik-teknik yang telah mapan sebelumnya dan memilih untuk menggunakan formulanya sendiri, gejala yang biasa terjadi dalam proses perkembangan seni.

Sejarah Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah gerakan modernis yang muncul di awal abad ke-20 di Jerman dan Austria. Sementara kata ekspresionis sendiri telah digunakan sejak tahun 1850 dan pada lukisan yang dipamerkan pada tahun 1901 di Paris oleh seniman Julien-Auguste Hervé, yang diberi judul ekspresionisme.

Seni lukis beraliran ekspresionisme dirangkum berasal dari Negara Jerman yang banyak dikenalkan melalui karya-karya Seniman Lukis dari Tanah Bavaria tersebut. Ekspresionisme lahir dan menyeruak diseluruh Jerman sebagai suatu bentuk tanggapan terhadap kecemasan yang tersebar luas tentang hubungan manusia yang semakin “tidak harmonis” dengan alam dunia.

Hal ini diakibatkan berbagai konflik dan revolusi yang terjadi di berbagai Negara di daratan Eropa pada abad ke-19. Jika ditilik dari kelahirannya aliran ini mencemaskan perasaan kehilangan unsur keaslian dan spiritualitas dari seni yang hanya mengkopi.

Ekspresionisme muncul sebagai bagian dari reaksi terhadap impresionisme dan seni akademis klasik yang sudah mencapai puncak artistik yang mapan yang dianggap terlalu kaku karena hanya meniru alam. Aliran ekspresionisme lahir dipercaya bahwa diilhami oleh aliran Simbolisme pada seni abad ke-19. 

Beberapa yang berkecimpung dalam kelahiran aliran seni ini antara lain Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan James Ensor adalah seniman-seniman yang sangat memiliki pengaruh kuat terhadap kemunculan ekspresionisme. Hal ini berlangsung dari sekitar tahun 1905 hingga 1920 dan menyebar ke seluruh Eropa bahkan dunia. Pengaruhnya akan terasa sepanjang sisa abad ini dalam seni Jerman.

Kemunculan ekpresionisme terjadi di tengah-tengah perubahan teknologi baru dan upaya urbanisasi besar-besaran mengubah pandangan masyarakat dunia. Para seniman ekresionisme pada dasarny ingin mencerminkan dampak psikologis dari perkembangan tersebut.

Cara yang mereka lakukan adalah dengan menjauh dari meniru apa yang para seniman lihat, ke arah ekspresi emosional dan psikologis tentang bagaimana dunia mempengaruhi pemikiran para seniman ekspresionis dalam karyanya. Akar ekspresionisme dapat ditelusuri ke seniman post-impresionisme seperti Vincent Van Gogh.

Penggunakan kata atau istilah “Ekspresionisme” diperkirakan diciptakan pada tahun 1910 oleh sejarawan seni asal Ceko, Antonin Matejcek, yang bermaksud untuk menunjukkan karya yang tampak kebalikan dari aliran impresionisme.

Para impresionis berusaha untuk mengekspresikan keindahan alam dan wujud manusia melalui lukisannya. Berbeda jauh dengan para seniman ekspresionis justru hanya berusaha untuk mengekspresikan dunia yang diingat dan dirasakan olehnya.

Pada mulanya penggunaan istilah aliran ekspresionisme juga pada awalnya sering digunakan untuk mengkategorikan para seniman post-impresionisme. Hal inilah yang menyebabkan Vincent Van Gogh juga sering disebut sebagai pengusung aliran ekspresionisme. Vincent sendiri juga dapat dikatakan sebagai seorang ekspresionis, karena karya dan usahanya merupakan salah satu tokoh penting dari kemunculan aliran ini.

Ciri-Ciri Ekspresionisme

Ekspresionisme memiliki ciri-ciri yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan aliran lainnya. Beberapa ciri dari aliran ekspresionisme antara lain:

  • Lukisan ekspresionisme tidak mengutamakan kemiripan atau kenaturalan objek yang dilukis
  • Pada hasil seni lukis ekspresionisme sapuan kuas tampak sangat berani, tidak malu-malu dan ekspresif
  • Teknik yang digunakan untuk menggambar tampak naif, namun tetap memiliki komposisi yang indaj sehingga dapat menciptakan lukisan yang enak dipandang
  • Aliran ekspresionis lebih mementingkan ekspresi individu seniman dibandingkan dengan peniruan alam
  • Menggunakan warna sebagai simbol untuk suatu hal, bukan sebagai pewarna objek
  • Secara tegas ekspresionis menolak ideologi modern yang berlebihan dan memberikan imbas semakin tidak memanusia
  • Mencemaskan keorisinalitasan seni terhadap imitasi alam

Tokoh dan Karya dari Ekspresionisme

Aliran ekresionisme sendiri melahirkan banyak seniman didalamnya baik seniman luar negeri maupun seniman dalam negeri. Berikut adalah beberapa tokoh yang memiliki untuk menekuni bidang seni lukis aliran ekspresionisme baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang memiliki kiprah sangat fenomenal dalam seni lukis ekpresionisme:

1. Edvard Munch

edvard munch

Edvard Munch adalah seorang seniman yang dikenal dalam karyanya dimana selalu mengangkat issue-issue kematian yang berhubungan dengan penyakit kronis, pembebasan stigma seksual, dan aspirasi religius.

Munch mengungkapkan wacana tersebut melalui karya-karyanya yang semi abstrak, subjek misterius dan warna simbolis yang intens. Munch memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Ayahnya. Dalam setiap karyanya banyak sekali gambaran dari hasil pemikiran Munch terhadap apa yang Ayahnya pikirkan tentang kematian Ibunya. Salah satu lukisannya yang terkenal adalah The Scream.

The Scream

The Scream adalah salah satu lukisan Munch yang merupakan potret dirinya sendiri yang sedang berjalan bersama kedua temannya di trotoar yang menghadap ke kota Oslo. Munch baru saja pulang atau sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit jiwa, dimana kakak perempuannya Laura Catherine sedang dirawat. Hal ini dijelaskan sendiri oleh pernyataan Munch yang menjelaskan tentang maksud dan isi lukisan The Scream.

Banyak para kritikus seni yang memuji karya Munch The Scream atas kekaburan aliran yang telah dihasilkan. Langit dan awan pada lukisan ini mengingatkan kita pada karya Starry Night dari Van Gogh. Namun, pada lukisan ini juga dapat menemukan elemen estetika dari aliran Fauvisme, Ekspresionisme, dan Surealisme yang muncul secara berbarengan.

2. Ernst Ludwig Kirchner

Ernst Ludwig Kirchner

Ernst Ludwig Kirchner sosoknya dikenal sebagai pemimpin kelompok seni Die Brücke yang berkembang di Dresden dan Berlin sebelum Perang Dunia I. Kirchner dianggap sebagai salah satu seniman ekspresionisme yang paling berbakat di Jerman.

Kiprahnya dalam membentuk kelompok tersebut karena termotivasi oleh pandangan manusia di dunia modern dan perasaan kehilangan wacana spiritualitas dan orisinalitas. Kirchner sendiri menolak gaya akademik dan ide dari dunia modern yang dianggap semakin tidak memanusiakan manusia.

Saat terjadinya Perang Dunia Kirchner mengasingkan diri di Davos, Swiss. Ditempat inilah Kirchner menghasilkan banyak karya lukis namun karyanya tidak berhasil menarik perhatian dunia seni mainstream Jerman.

Ketika Nazi menguasai Jerman di awal tahun 1930-an Kirchner juga menjadi korban kampanye Nazi yang ingin memusnahkan perkembangan seni lukis pada saat itu dengan mneyebut sebagai “Kemerosotan Seni”. Depresi dan tertekan yang membuat Kirchner mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Salah satu hasil harya Kirchner yang sangat terkenal adalah Marzella.

Marzella

Lukisan ini menggambarkan seorang gadis bernama Marzella, putri dari seorang janda yang bekerja di sirkus yang Kirchner kunjungi. Marzella adalah penggambaran yang sangat jelas tampak provokatif terhadap seorang gadis muda yang bahkan belum melewati masa pubernya.

Warna-warna kontras yang tidak wajar pada wajahnya,  dan bahasa tubuh posenya yang menirukan pose dewasa membuat suatu simbol kedewasaan yang dipalsukan. Ernst mungkin prihatin dengan keadaan anak-anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya karena imbas dari kehidupan modern yang saat itu berkembang dengan pesat.

Lukisan Marzella adalah salah satu teknik sketsa cepat yang digunakan oleh anggota Die Brücke. Teknik ini dianngap oleh para anggota Die Brücke dapat menangkap ekspresi dan jiwa sebenarnya dari subjek. Melalui sapuan kuas yang spontan, seluruh ekspresi alami dari model akan tergambar lebih murni. Lukisan ini juga menunjukkan pengaruh Edvard Munch pada karya Kirchner, karena komposisi lukisan ini tampaknya didasarkan dari apresiasinya terhadap karya Puberty (1892) oleh Munch.

3. Affandi Koesoema

Affandi

Affandi lahir di Cirebon, Indonesia atau yang masih dikenal dengan sebutan Hindia Belanda pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema yang berprofesi sebagai mantri ukur di pabrik gula Ciledug. Affandi hanya menyelesaikan pendidikannya hingga AMS (Algemene Middelbare School) setara dengan SMA.

Affandi adalah seorang pelukis ekspresionis yang berasal dari Indonesia. Affandi sendiri terkenal dengan teknik khas menumpahkaan cat dari tube-nya langsung pada kanvas. Pelukis satu ini menyebut dirinya sendiri sebagai “Pelukis Kerbau” yang secara eksplisit berarti terlalu bodoh untuk menjadi seniman.

Namun dalam perjalanan karirnya Affandi tetap mampu memahami dan menggeluti bidang seni rupa. Affandi adalah tipe seniman yang lebih senang mempelajari sesuatu dengan cara langsung terjun menggelutinya.

Pelukisa satu ini adalah seniman yang pengaruhnya cukup besar pada perkembangan seni rupa Indonesia. Affandi juga sempat ikut andil dalam perjuangan negeri ini dalam meraih kemerdekaannya melalui dunia seni. Salah satu karya lukisan Affandi yang terkenal adalah yang berjudul “Potret Diri”.

potret diri

Salah satu lukisan Affandi yang mencuri perhatian banyak pihak adalah yang berjudul potret diri. Pada lukisan ini fokus utama terletak pada wajah sosok laki-laki tua yang merupakan dirinya sendiri. Komposisi lukisan terdiri dari garis-garis melengkung, bergelombang, tebal, berantakan dan bertekstur kasar.

Warna yang digunakan sangatlah kontras dan hangat. Tampak jelas dari lukisan ini adalah suasana hati pelukis yaitu terkesan sangat spiritual dan emosional (berkontemplasi, bukan marah). Subjeknya adalah cerminan diri yang sudah tua karena memiliki rambut putih dan kepala yang hampir botak.

Potret tampak sedang menghisap pipa tembakau, yang bisa jadi menunjukan insting self destruction yang makin menjadi pada usianya yang sudah tidak lagi muda. Meskipun begitu melalui tumpahan catnya, Affandi masih menunjukkan gairah estetis yang membara pada masa tuanya.

4. Popo Iskandar

Popo Iskandar

Popo Iskandar atau yang lebih sering dipanggil dengan nama panggilan Popo adalah seniman kelahiran Garut pada 18 Desember 1926 dan meninggal pada 29 Januari 2000. Pada tahun 1947, Popo Iskandar belajar dari seniman Hendra Gunawan dan Barli Saminta Winata.

Popo memelajari seni lukis dan merupakan lulusan dari Jurusan Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1958. Popo Iskandar sendiri juga dikenal sebagai akdemisi di ITB dari tahun 1957 hingga 1961, sebelum berpindah dan mengajar Pendidikan Seni di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung dari tahun 1961 hingga 1993.

Popo telah menuliskan sejumlah essai dan kritik seni dan telah dicetak di sejumlah media di Indonesia antara tahun 1958 dan 1995. Popo merupakan pelukis yang memiliki gaya melukis ekspresif, terlebih untuk ekspresi figuratifnya yang telah menjadi panutan untuk generasi pelukis setelahnya. Lukisan kucing berikut adalah salah satu hasil karya dari Popo Iskandar.

kucing

5. Egon Schiele

Egon Schiele

Egon Schiele adalah seorang pelukis berkebangsaan Autria yang lahir pada 12 Juni 1890 dan wafat pada 31 Oktober 1918. Schiele adalah seorang pelukis figuratif utama pada awal abad ke-20.

Karyanya dikenal karena intensitasnya dan seksualitas, dan beberapa lukisan diri artis yang diproduksi, termasuk lukisan diri telanjang. Guru utama Schiele terhadap seni lukis ekspresionisme adalah Cristian Griepenkerl. Berikut adalah beberapa karya Schile yang berkaitan dengan lukisan diri.

lukisan diri

6. Heinrich Campendonk

Heinrich Campedonk

Heinrich Campedonk adalah seorang pelukis yang lahir di Jermana pada 3 November 1889 di Krefeld. Sekalipun lahir di Jerman, Campendonk adalah seorang warga negara Belanda. Campendonk wafat pada 9 Mei 1957 di Amsterdam, Belanda.

Ayahnya bernama Heinrich Gottfried Campendonk dan ibunya bernama Catharina. Ayahnya menjalankan sebuah bisnis kecil dan bisnisnya sempat berada dalam masa kesulitan keuangan. ada tahun 1904 Campendonk meninggalkan Fünfzehnjährige den Besuch der Oberrealschule dan bekerja di Fachschule für Textilkunde milik Fredel.

Saat Nazi mulai menguasai Jerman keluarga Campendonk memutuskan pergi beremigrasi. Pada tahun Heinrich Campedonk 1935 diperkenankan mengajar di Rijksacademie van beeldende Kunsten di Amsterdam. Berikut adalah hasil karya Heinrich dalam bidang seni ekspresionisme.

lukisan karya Heinrich

7. Rolf Nesch

Rolf Nesch

Rolf Nesch adalah salah satu seniman kelahiran Oberesslingen 7 Januari 1893 di Jerman dan wafat pada 28 Oktober 1975 di Oslo, Norwegia. Selain terkenal sebagai pelukis ekspresionisme, Nesch juga dikenal sebagai seniman metal.

Nesch mengawali karirnya di dunia seni lukis ketika sedang duduk di bangku sekolah seni di Stuttgart dan Dresden, Jerman. Karya lukisnya terpengaruh dari gaya ekspresionis Ernst Ludwig Kirchner dan seorang seniman ekspresionisme Norwegia bernama Edvard Munch. Nesch sendiri berpindah ke Norwegia untuk berlindung dari pasukan Nazi pada tahun 1933. Berikut adalah beberapa hasil seni lukis yang dihasilkan.

Miss K

The post Seni Lukis Ekspresionisme : Pengertian, Sejarah, Ciri, Tokoh, Contoh Karya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lukis Impresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya https://haloedukasi.com/seni-lukis-impresionisme Thu, 15 Dec 2022 09:38:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39555 Seni lukis impresionisme merupakan seni lukis yang menitik beratkan pada penyajian gambar objek yang sesuai dengan kesan saat objek tersebut sedang dilukiskan. Seni lukis aliran ini mengusung keakuratan warna pada pencahayaan objek yang dilukis berdasarkan teori proses terjadinya warna tersebut melalui sapuan kuas sekalipun kecil. Edwin Buyung Syarif mendefinisikan perngertian seni lukis impresionisme dari ciri-ciri […]

The post Seni Lukis Impresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni lukis impresionisme merupakan seni lukis yang menitik beratkan pada penyajian gambar objek yang sesuai dengan kesan saat objek tersebut sedang dilukiskan. Seni lukis aliran ini mengusung keakuratan warna pada pencahayaan objek yang dilukis berdasarkan teori proses terjadinya warna tersebut melalui sapuan kuas sekalipun kecil.

Edwin Buyung Syarif mendefinisikan perngertian seni lukis impresionisme dari ciri-ciri yang paling mencolok sebagai upaya untuk merekam realitas visual secara akurat dan objektif dalam hal efek sementara cahaya dan warna.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seni lukis impresionisme memiliki pengertian sebagai sebuah aliran yang berusaha mempertunjukkan kesan-kesan pencayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk. 

Sejarah Seni Lukis Impresionisme

Impresionisme sendiri adalah perkembangan dari aliran seni lukis aliran realisme yang lebih menekankan melukis obyek langsung dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan aliran impresionesme dengan realisme adalah pada penggunaan warna-warna terang pada pengammbaran objeknya.

Sejarah impresionisme diawali ketika para seniman merasa tidak puas di awal karirnya dengan adanya penekanan pengajaran akademis. Hal ini terutama pada bidang penggambaran materi pelajaran sejarah atau mitologis dengan nuansa sastra atau anekdot.

Monet, Pissaro, Renoir, dan lainnya pada akhir tahun 1860-an, mulai melukis pemandangan sungai dimana lukisan yang dilukis mencoba merekam warna dan bentuk obyek saat muncul dalam cahaya alami pada waktu tertentu.

Lukisan ini dimulai dengan melukis permainan cahaya di atas air dan warna pantulan dari riak-riaknya, mencoba mereproduksi berbagai macam efek animasi dari sinar matahari dan bayangan dan cahaya langsung serta pantulan yang dihasilkan dari indera penglihatan secara langsung saat pelukis sedang melukis. Dari penekanan pantulan cahaya pada lukisan para seniman ini, terbentuk aliran impresionisme.

Pengaruh aliran impresionisme tidak hanya terjadi dalam dunia seni lukis, tetapi juga sampai ke beberapa bidang lain seperti musik dan sastra. Khusus pada bidang sastra, pada tahun 1880 di Perancis terjadi sebuah gerakan impresionisme.

Gerakan tersebut memiliki fokus dengan tujuan untuk menyampaikan pendapat melalui sebuah isyarat dibandingkan dengan pernyataan langsung. Kemudian, di bidang seni musik, impresionisme menjadi sebuah gaya yang terkesan kabur.

Karena hal itu disebabkan oleh ambiguitas harmoni yang tercipta dari tangga kromatik dan pentatonis. Musik dengan aliran impresionisme dapat membuat suasana lebih impresionistik dibandingkan dengan seni musik lain.

Pada abad ke-19, menjadi sebuah sejarah untuk kemunculan aliran impresionisme. Aliran seni ini lahir untuk menjembatani jalan menuju era yang lebih modern dengan menyajikan keragaman dan juga eksperimentasi yang belum pernah dibuat oleh aliran-aliran seni lukis lainnya. Ciri-ciri dari aliran lukis impresionisme akan dijelaskan lebih lanjut dijelaskan di bawah ini.

Ciri-Ciri Lukisan Impresionisme

Beberapa pendapat juga ada yang menyatakan bahwa lukisan dari aliran impresionisme hampir sama dengan lukisan dari aliran naturalisme. Hal itu didukung dengan bukti bahwa lukisan Impresionisme cenderung menampilkan objek lukisan yang sederhana dan apa adanya, seperti lukisan alam sekitar tanpa ada yang dilebih-lebihkan dan dibuat-buat.

Kemudian objek yang dilukis juga dibuat semirip mungkin. Perbedaan yang mencolok terlihat bahwa lukisan aliran impresionisme tidak menggambarkan detail yang akurat seperti lukisan naturalisme. Akan tetapi, lukisan beraliran impresionisme juga terkesan seperti lukisan dari aliran romantisme dan juga aliran ekspresionisme.

Hal itu terjadi karena adanya impresi dan juga kesan yang ditunjukkan. Sehingga menjadi salah satu karakteristik yang ditonjolkan. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri lukisan dari aliran Impresionisme yang perlu dipahami:

  • Lukisan tidak menampilkan objek dengan detail dan tajam serta hanya menampilkan impresi dan menunjukkan kesan warna yang cerah.
  • Mempunyai komposisi penggambaran objek yang bersifat terbuka, baik lukisan outdoor maupun indoor.
  • Pemilihan warna yang digunakan cenderung kontras dan cerah berdasarkan pengelompokan warnanya. Sapuan kuas pendek dan tebal yang menyerupai teknik lukisan sketsa. Hal ini akan membuat sebuah objek lebih details sebagai subjek ketimbang detailsnya secara rinci.
  • Marka dari kuas yang ada pada lukisan terlihat cukup jelas dan tidak ada kesan untuk ditutup-tutupi. Cat yang digunakan tidak ditunggu kering untuk ditimpa lagi dengan warna berikutnya.
  • Pantulan cahaya menjadi suatu variasi objek sekunder yang lebih ditonjolkan dalam lukisan ini.
  • Menghindari dan bahkan tidak memakai warna hitam dan warna gelap lain pada semua lapisan lukisan. Pada saat melukis bayangan suatu objek, maka pilihan warna yang digunakan adalah warna komplementer yang berasal dari warna-warna yang dicampurkan.
  • Lebih sering melukis mengenai pemandangan alam dan dilukis secara spontan di alam terbuka oleh para seniman.
  • Lukisan dari aliran impresionisme menyajikan kesengajaan gaya lukis yang berbeda dan didasarkan pada selera para pelukisnya.

Dari ciri-sini di atas ada beberapa pelukis dari aliran seni lukis impresionisme yang dikenal oleh banyak kalangan baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Berikut adalah para pelukis aliran seni impresionisme.

Tokoh dan Contoh Karya Aliran Seni Lukis Impresionisme

1. Claude Monet

Claude Monet merupakan seseorang yang ditengarahi sebagai sosok pencetus gerakan impresionisme di Perancis. Monet sendiri telah dikenal sebagai sosok seorang seniman yang hebat dan inspirasional jauh sebelum masuk ke dunia seni impresionisme.

Claude Monet tergolong dalam tokoh penting yang membentuk sebuah kelompok seni independen yang menjadi pencetus lahirnya aliran impresionisme. Monet sendiri lebih menyukai gaya melukis di luar, di udara terbuka, dan menangkap peristiwa cahaya di waktu tertentu.

Hasil dari karya Monet yang cukup terkenal adalah lukisan yang berseri yang dihasilkan dengan melukis sebuah objek pemandangan yang sama secara berulang kali di berbagai waktu, yaitu pagi, siang, sore, malam.

Truth of nature

Beberapa kaum impresionisme menganggap bahwa pelukis asal Perancis ini merupakan penggagas, pemimpin dan advokat yang teguh dari kaum impresionis. Monet mengembangkan metodenya untuk menghasilkan studi berulang dari motif yang sama mengubah kanvas dengan cahaya dalam semua kerya aliran impresionismenya.

Metode ini menjadi salah satu ciri khas Monet dalam menghasilkan karya-karyanya. Karya-karya Claude Monet yang terkenal, antara lain The Magpie (1868-1869), The Beach at Sainte-Adresse (1867), Poplars in The Sun (1891) dan Woman with Parasol (1886).

2. Berthe Morisot

Berthe Marie Pauline Morisot atau lebih sering dikenal dengan nama Berthe Morisot adalah seorang pelukis kelahiran 14 Januari 1841 dan berwarganeraan Perancis yang memiliki gaya impresionisme. Selain itu, Morisot juga tergabung dalam anggota perkumpulan pelukis impresionis. Berthe Morisot adalah seorang istri dari Eugène Manet, saudara dari Edouard Manet yang merupakan rekan sesama pelukis.

Berbeda dengan banyak pelukis impresionis lain, Morisot sebenarnya diterima di Salon de Paris. Tidak lama lukisannya sering muncul di Salon dan mendapat banyak pujian. Salon sendiri adalah pameran resmi tahunan dari Academie des beaux-arts yang disponsori oleh pemerintah dan dinilai oleh para akademisi.

Morisot mulai mendapat penghargaan tampil di pameran ini sejak umur 23 tahun, yaitu pada tahun 1864, dengan dua lukisan pemandangan yang dibuat. Karyanya dipilih dalam enam kali sub pameran berturut-turut pada tahun 1874.

 
Jour d'été Summer's Day

Namun pada tahun itu pula, Morisot mulai mengikuti pameran para pelukis impresionis. Hanya pada tahun 1878 lukisannya absen, saat harus melahirkan anaknya. Sejak bergabung denga aliran impresionisme Morisot langsung bergabung dengan pameran pertama para pelukis impresionisme seperti Paul Cézanne, Claude Monet, Camille Pissaro, Pierre-Auguste Renoir, dan Alfred Sisley.

Pameran seni lukis impresionisme sendiri pertama kali digelar di studio fotografi Nadar. Bagi kalangan impresionesme, Morisot memiliki julukan sebagai les trois grandes dames bersama Marie Bracquemond dan Mary Cassatt.

Makna dari les trois grandes dames adalah tiga wanita hebat dalam dunia seni impresionisme. Berikut adalah karya-karya yang telah dihasilkan oleh Berthe Morisot antara lain

  • The Sister (1869),
  • The Artist’s Sister at a Window (1869),
  • The Harbor at Lorient (1869),
  • On the Balcony (1872),
  • Reading (1873),
  • Le Berceau (The Cradle, 1872),
  • Portrait of Mme Boursier and Her Daughter, c. (1873),
  • Hanging the Laundry out to Dry (1875),
  • Lady at her Toilette (1875),
  • Eugène Manet on the Isle of Wight (1875),
  • The Dining Room, c. (1875),
  • Winter aka Woman with a Muff (1880),
  • Child among the Hollyhocks (1881), 
  • The Artists’ Daughter Julie With Her Nanny (1884),

Berbagai karya Morisot hingga saat ini dipajang diberbagai lokasi seperti National Galery of Art, Cleveland Museum of Art, Musée d’Orsay, Brookyln Museum, The Art Institue of Chicago, National Gallery London, Dallas Museum of Arts, dan masih banyak di museum-museum Eropa lainnya.

3. Pierre-Auguste Renoir

sisters oil

Renoir adalah salah satu pelukis yang pada awalnya menggunalan aliran impresionisme untuk menerapkan hasil potret impresionisme dari kehidupan nyata. Namun, pada pertengahan tahun 1880-an, Renoir menerapkan teknik formal yang lebih disiplin pada potret dan lukisan sosok. Beberapa karya Renoir dengan aliran impresionisme antara lain The Skiff (1879-1880), St.Mark’s Square (1881) dan Luncheon of the Boating Party (1880-1881).

4. Camillie Pissaro

morning

Kunci dalam sejarah perkembangan seni lukis aliran impresionisme dipegang oleh Pissaro. Dalam aliran ini Pissaro tergolong sebagai satu-satunya seniman yang berhasil menunjukkan hasil karyanya di delapan pameran kelompok impresionis.

Selain itu, Pissaro juga turut andil memberi banyak pemikiran untuk alternatif dalam kelompok impresionis. Beberapa karya Pissaro antara lain Le Boulevard de Montmarte, Matinee de Printemps (1896), Hay Harvest at Eragny (1901), dan Pont Boieldieu in Rouen, Rainy Weather (1896).

5. Marie Bracquemond

Marie Bracquemond adalah seorang seniman lukis aliran impresionisme yang lahir pada tanggal 1 Desember 1840 dan wafat pada 17 Januari 1916. Bracquemont adalah seniman berkebangsaan Perancis. Sama seperti Berthe Morisot, Bracquemont juga memiliki julukan sebagai les trois grandes dames bersama dengan Mary Cassatt dan Eva Gonzales.

Sejak kecil Bracquemont telah mempelajari seni lukis dan memamerkan hasil karyanya pada even Paris Salon bersamaan dengan Morisot juga mempublish hasil karyanya. Bracquemont sendiri tidak pernah mengikuti sekolah melukis secara formal.

Pendidikan mengenai seni lukis didapat dari guru les lukis yang bernama Jean Auguste Dominique Ingres dan saran-saran yang diberi oleh Paul Gauguin yang mana sangat berpengaruh terhadap gaya melukisnya.

On the terrace at Sèvres (1880)

Semasa hidupnya Marie sendiri mengikuti tiga pameran seni lukis impresionisme sekala besar yaitu pada tahun 1879, 1880, dan 1889. Selain itu, Marie juga menghasilkan 157 lukisan aliran impresionisme semasa hidupnya, dimana 31 diantaranya masih dapat dinikmati hingga saat ini. Beberapa karyanya yang terkenal yaitu The Lady in White (1880), On the Terrace at Sèvres (1880), Afternoon Tea (1880), dan Under the Lamp (1887).

6. Eva Gonzales

Eva Gonzalès adalah seniman aliran impresionisme yang lahir di Paris, Perancis. Eva jika ditilik dari latar belakang keluarganya telah diperkenalkan ke lingkaran sastra dan seni yang tergolong canggih sejak dini oleh ayahnya, Emmanuel Gonzalès.

Pembelajaran seni lukis pertama kali diperoleh oleh Eva saat berusia enam belas tahun, tahun 1865 dengan mengikuti pelatihan profesional dan pelajaran seni di menggambar dari pelukis potret masyarakat Charles Chaplin.

Ayahnya yang memiliki banyak jaringan koneksi sebagai presiden Société des gens de lettres, Eva memiliki kesempatan bertemu dengan berbagai anggota elit budaya Paris. Sejak itulah dirinya terpapar berbagai ide-ide baru seputar dunia seni dan sastra pada saat itu.

Gonzalès terkenal karena dia memulai sebagai murid artis Édouard Manet pada Februari 1869. Gaya lukisan yang ditorehkan oleh Eva Gonzales sangat selaras dengan periode Spanyol Manet. Hanya ada sedikit perubahan yang dibuat selama bertahun-tahun.

Perubahan ini dikarenakan terbentuk dari seni sendiri yang terdiri dari disiplin dengan palet yang sadar. Subyek yang Gonzales pilih untuk digunakan adalah representasi dari kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya tercipta dengan berada di bawah bimbingan Manet.

Portrait of Jeanne Gonzalès in Profile

Selama tahun 1871, Manet mengupayakan penggabungan warna yang lebih cemerlang dan permukaan lukisan yang terkesan aktif bagi kaum impresionis dalam karyanya. Sementara itu, berbeda dengan Gonzales yang memutuskan untuk mempertahankan skema warna netral dan kontur yang tepat dari tahun enam puluhan.

Selain itu, Eva Gonzales juga membiarkan warna pastelnya lebih lembut yang menciptakan palet yang lebih ringan untuk digunakannya. Karya Gonzales mungkin tidak bisa dibilang inovatif, tetapi tetap menyimpan pesona dan rasa ekspresi pribadi yang tulus yang memberinya nilai signifikan.

Terlepas dari asosiasinya sebagai salah satu murid Manet, karyanya masih membawa makna dan kemajuan ke arah yang sangat selaras dengan temperamennya. Berikut adalah karya Gonzales antara lain,

  • Lady with a Fan (1869),
  • Enfant de troupe (The Little Soldier, 1870),
  • L’Indolence (1871), La jeune élève (Portrait of Sister as Artist, 1871-72),
  • Plage de Dieppe, vue depuis la falaise Ouest ( Dieppe Beach towards the west cliffs, 1871),
  • L’Avant Port (Dieppe) ( The Front Port, 1871),
  • Une loge aux Théâtre Italiens (1874),
  • Le petit lever (The Little Lever, 1875),
  • Morning Awakening (1876),
  • Nounou avec enfant (Nanny with a child, 1877–78),
  • Secretly (1877–78),
  • The Milliner (1877),
  • La Toilette (1879),
  • Portrait of a Woman in White (1879),
  • Woman in White (1879),
  • White Shoes (1879–80),
  • Reading in the Forest (1880),
  • Afternoon Tea, or On the Terrace (1875),
  • The Donkey Ride (1880),
  • Roses dans un verre (Roses in a Glass, 1880-82),
  • Portrait of Jeanne Gonzalès in Profile, dan
  • Pommes d’Api ( Sweet Apples, 1877-78).

The post Seni Lukis Impresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lukis Prasejarah Indonesia Beserta Gambarnya https://haloedukasi.com/seni-lukis-prasejarah-indonesia Mon, 12 Dec 2022 07:12:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39558 Seni lukis adalah salah satu cabang seni yang ditandai dengan hasil karya dua dimensi yang terbentuk dan tersusun dari unsur-unsur rupa yaitu titik, garis, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Adapula yang menafsirkan bahwa seni rupa merupakan cabang seni yang menghasilkan karya yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan dan dirasa oleh kulit. Perkembangan seni […]

The post Seni Lukis Prasejarah Indonesia Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni lukis adalah salah satu cabang seni yang ditandai dengan hasil karya dua dimensi yang terbentuk dan tersusun dari unsur-unsur rupa yaitu titik, garis, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Adapula yang menafsirkan bahwa seni rupa merupakan cabang seni yang menghasilkan karya yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan dan dirasa oleh kulit.

Perkembangan seni lukis yang saat ini dapat dirasakan tidak lepas dari adanya perkembangan dari berbagai jaman. Di Indonesia sendiri perkembangan seni lukis telah melewati beberapa jaman yaitu seni lukis prasejarah, seni lukis sejarah Indonesia-Hindu, seni lukis sejarah Indonesia-Islam, dan seni lukis Indonesia modern.

Agar mengenal dengan details perjalanan perkembangan seni lukis di Indonesia maka berikut akan dijelaskan dimulai dengan Seni Lukis Prasejarah Indonesia. Jika bertolak kebelakang pada jaman prasejarah, seni lukis memiliki artian yang penting pada jaman tersebut. Setiap lukisan yang ada pada jaman ini memiliki makna dan maksud tertentu.

Sebagian besar seni lukis pada zaman ini dilukiskan pada dinding-dinding gua. Penanda lukisan pada jaman ini juga masih sederhana. Tanda lukisan pada jaman ini adalah dengan menempelkan tangan pada dinding-dinding gua lalu disemprotkan warna yang berasal dari kunyak-kunyahan daun ataupun batu mineral warna.

Teknik penyemprotan warna yang dari awal dikenalkan ini disebut sebagai aerograph. Selain melalui gua, media lukis yang digunakan pada jaman prasejarah Indonesia adalah tanah liat. Pewarna yang digunakan pada saat itupun seratus persen masih menggunakan pewarnaan alami seperti lemak hewan ataupun bahan pewarna alami yang berasal dari mineral. Banyaknya lukisan yang ada pada zaman ini sebagian besar masih berfokus digunakan sebagai kepercayaan masyarakat.

Lukisan Gua Leang-Leang Pattakere di Maros, Sulawesi Selatan

lukisan tangan di gua

Salah satu contoh lukisan zaman prasejarah Indonesia yang masih dapat dinikmati sampai saat ini yaitu lukisan di Gua Leang-Leang Pattakere di Maros, Sulawesi Selatan. Lukisan yang dilukis pada gua ini menggambarkan dengan jelas adanya perburuan.

Selain itu, ada pula lukisan pada gua-gua yang terletak di Papua (Irian Jaya). Beda tempat, beda pula makna lukisan yang disampaikan. Pada lukisan di gua Papua lebih banyak menceritakan tentang kehidupan nenek moyang.

Salah satu hal menarik dari lukisan prasejarah yang tersebar di Indonesia adalah gambar siluet tangan yang tercecer di lokasi lukisan dan tampah seolah tidak rata. Seni lukis berupa cap tangan sebarannya terletak di Sulawesi Selatan pada lukisan yang ada di tebing batu di Teluk Sulaeman Seram, dan di Teluk Berau Papua, serta di Pulau Arguni, dan Kepulauan Kei.

Selain motif bayangan tangan, motif lain yang sering ditemui yaitu lukisan berupa sosok manusia, bulan, matahari, bulan, burung, ikan, kura-kura, kaki kadal, babi, dan rusa. Selain itu, objek lain yang seringkali ada pada lukisan jaman prasejarah yaitu objek alam berupa gunung, bukit, sungai, dan laut.

Lukisan banteng

seni lukis prasejarah

Pada lukisan jaman prasejarah juga sering ditemui lukisan yang menonjolan salah satu bagian dari keseluruhan bagian yang dilukiskan. Contohya lukisan banteng yang ditemui biasanya lebih menonjolkan gambar tanduk yang besar.

Tanduk yang digambar lebih besar dari proposinya merupakan suatu pencitraan yang dipengaruhi oleh pemahaman gambar yang menganggap bahwa tanduk adalah bagian yang paling menonjol dari seekor banteng.

Pemahaman lukisan inipun antara satu daerah dan daerah lainnya biasanya berbeda. Oleh sebab itu, citra mengenai satu objek menjadi berbeda-beda tergantung dengan pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Pada jaman prasejarah sendiri setelah diteliti ditemukan pula suatu jaman dimana masyarakartnya tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berburu. Masyarakat yang demikian lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar ketimbang mencari makanan.

Masyarakay pada jaman ini lebih mahir menggambar dan semakin menemukan suatu bentuk dan susunan rupa tertentu. Jika rupa tersebut disusun sedemikian rupa maka akan menghasilkan karya yang lebih menarik daripada biasanya.

Masyarakat pada jaman ini semakin lama melukis semakin lama menemukan kemahiran dalam bidang lukis. Bahkan sebagain peneliti menafsirkan bahwa masyarakat inilah yang menjadi seniman pertama dimuka bumi. Dari sinilah seni lukis terus berkembang hingga saat ini.

The post Seni Lukis Prasejarah Indonesia Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>