seni rupa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/seni-rupa Sat, 14 Oct 2023 03:10:12 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico seni rupa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/seni-rupa 32 32 6 Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan https://haloedukasi.com/karya-seni-rupa-zaman-pertengahan Fri, 06 Oct 2023 09:35:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45845 Zaman pertengahan dimulai sejak sekitar tahun 1500 Masehi dimana kala itu kekuatan Roma telah runtuh. Jatuhnya kekuasaan zaman Romawi menandai awalnya kekuasaan zaman pertengahan yang menunjukkan adanya beberapa Negara yang terbebas di bawah kerajaan Romawi. Zaman pertengahan merupakan zaman diantara zaman Romawi dan zaman renaissance dimana keduanya cukup populer dalam bangkitnya dunia seni. Sama halnya […]

The post 6 Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman pertengahan dimulai sejak sekitar tahun 1500 Masehi dimana kala itu kekuatan Roma telah runtuh. Jatuhnya kekuasaan zaman Romawi menandai awalnya kekuasaan zaman pertengahan yang menunjukkan adanya beberapa Negara yang terbebas di bawah kerajaan Romawi.

Zaman pertengahan merupakan zaman diantara zaman Romawi dan zaman renaissance dimana keduanya cukup populer dalam bangkitnya dunia seni. Sama halnya dengan kedua zaman tersebut, zaman pertengahan juga memiliki tipikal seni yang berkembang dengan cukup pesat.

Pada awal zaman pertengahan, karya seni rupa yang muncul mash dipengaruhi oleh zaman romawi yang cenderung datar dan minim eksplorasi warna. Meskipun demikian, keanggunan dari karya seni rupa yang terbentuk juga memiliki perbedaan tersendiri dengan zaman romawi.

Berikut terdapat beberapa karya seni rupa zaman pertengahan dimana beberapa konsep yang muncul pada lukisan mulai terfokus pada pemujaan terhadap tuhan dengan detail yang lebih konkrit.

1. Lamentation

Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan

Lamentation atau lebih dikenal juga sebagai Mourning of Christ merupakan lukisan bergaya fresco yang dipercaya para ahli telah dibuat sekitar tahun 1304 – 1306. Lukisan bergaya fresco ini dibuat oleh seniman berkebangsaan Italia bernama Giotto di Bondone.

Giotto menggambarkan The Mourning of Christ sebagai bentuk kesedihan para pengikut Jesus beserta Ibunya, Virgin Mary, dan keluarga terdekatnya saat kematian menjemputnya sebelum dimakamkan.

Dalam lukisan Mourning of Christ, terlihat bahwa Giotto mulai memperkenalkan gaya lukisan fresco yang lebih mengarah pada zaman renaissance. Kombinasi warna yang cenderung tegas dan berani memunculkan kesan lukisan yang lebih nyata.

Saat ini, lukisan bergaya fresco Mourning of Christ dapat disaksikan di gereja Scrovegni Chapel yang berada di Padua, Italia yang merupakan gereja kecil yang berada satu komplek dengan museum Musei Civici di Padova.

2. Wilton Diptych

Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan

Wilton Diptych merupakan dua panel lukisan yang tertempel dan dijadikan satu frame dengan jenis material serupa sehingga lebih mudah untuk dipindahkan. Teknik menyatukan dua panel menjadi satu frame lukisan cukup populer di abad pertengahan dimana teknik tersebut mulai dipengaruhi oleh Gothic style.

Dalam lukusan Wilton Diptych yang populer di zaman pertengahan menggambarkan King Richard II yang berlutut terhadap the Virgin and child yang kemudian diyakini sebagai Maria dan Jesus, didampingi St. John the Baptist, Edward the Confessor, dan Edmund the Martyr.

Lukisan Wilton Diptych bertema fresco dengan beberapa permainan warna yang cenderung lebih beragam sehingga membuatnya tidak tampak monoton. Lukisan tersebut diyakini telah dibuat di sekitar tahun 1395 – 1399 oleh seniman tidak yang tidak diketahui namanya secara publik tetapi diyakini ilmuwan sebagai seorang berkebangsaan Prancis atau Inggris.

3. Altar Gent

Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan

Altar Gent atau yang lebih populer dengan sebutan Altarpiece Ghent merupakan sebuah lukisan altar yang diyakini sebagai lukisan altar terbesar di zaman pertengahan. Lukisan jenis altar tersebut kini dapat disaksikan di gereja bergaya Gothic bernama Katedral Santo Bavo di Kota Gent yang termasuk dalam Negara Belgia.

Pembuatan lukisan Altar Gent terbilang cukup lama dimana pembuatannya telah dimulai sejak 1420-an dan berhasil diselesaikan di sekitar tahun 1432. Lukisan tersebut dikerjakan oleh seniman Belanda bernama Hubert dan Jan Van Eyck yang mendapat perintah langsung dari walikota Gent dan istrinya.

Penggambaran lukisan Altar Gent tampak lebih kompleks dibandingkan lukisan lain di zaman pertengahan. Hal tersebut tampak dari adanya penggambaran peristiwa perjanjian baru serta perjanjian lama dalam Alkitab.

4. Presentation at the Temple

Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan

Presentation at the temple merupakan lukisan bergaya triptych pada abad pertengahan yang dibuat oleh seniman berkebangsaan Italia bernama Ambrogio Lorenzetti. Berdasarkan tandatangan dan tanggal yang dibubuhkan pada lukisan, Lorenzetti menyelesaikan lukisan tersebut di sekitar tahun 1342.

Presentation at the temple menggambarkan persembahan di kuil yang dilakukan oleh kaum Ibrani sebagai bagian ritual suci yang harus dilakukan dalam waktu empat puluh hari setelah seorang anak dilahrikan.

Penggambaran sosok Madonna atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal sebagai Maria sang Ibu dari Jesus terlihat lebih detail. Penggambaran sosok Simeon, Yusuf, Aureolae, dan Anna juga terlihat lebih mendetail disertai permainan warna khas Gothic Style yang lebih beragam.

Sebagai lukisan yang bergaya triptych dimana teknik lukisan menggunakan beberapa gabungan panel-panel, kompleksitas lukisan terlihat lebih jelas dibandingkan dengan Diptych yang hanya menggunakan dua panel.

Kini lukisan presentation at the temple merupakan bagian dari koleksi museum Uffizzi yang berada di kota Florence, Italia.

5. Diptych of Virgin and Child

Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan

Diptych of Virgin and Child merupakan lukisan khas Diptych yang populer di zaman pertengahan yang mengusung tema perkembangan kehidupan Virgin Mary dan Jesus. Diptych of Virgin and Child menggambarkan bayi Jesus dalam pangkuan ibunya, Virgin Mary.

Yang digabungkan dalam panel berbeda dengan penggambaran saat Jesus disalibkan kemudian diiringi dua sosok wanita yang berkabung dikelilingi oleh beberapa malaikat yang terbang di atas Jesus.

Sama halnya dengan Wilton Diptych, dalam lukisan Diptych of Virgin and Child juga menggunakan teknik dua panel yang dijadikan dalam satu frame. Kompleksitas yang mengarah pada Gothic Style juga terlihat jelas pada penekanan warna yang cenderung lebih kompleks.

6. Trinity

Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan

Trinity merupakan lukisan zaman pertengahan yang diyakini telah dibuat oleh seniman Russia bernama Andrei Rublev di sekitar tahun 1425 atau sekitar awal abad ke-15. Trinity menggambarkan tiga malaikat yang sedang duduk bersama mengunjungi Abraham di kediamannya Oak of Mamre atau yang lebih dikenal dengan Oak of Abraham.

Lukisan Trinity sering juga disebut sebagai Holy Trinity dimana dalam lukisan digambarkan sosok religious yang membawa perdamaian, kemanusiaan, dan cinta kasih yang saling menguntungkan. Trinity merupakan satu-satunya lukisan paling ikonik di Russia.

Lukisan tersebut dibuat pada zaman pertengahan yang menandai adanya perkembangan seni rupa di Russia sebelum zaman renaissance muncul. Saat ini lukisan Trinity dapat dinikmati di gereja Chatedral of Christ the Saviour yang berada di Moscow, ibu kota Russia.

Munculnya beberapa karya seni rupa zaman pertengahan diatas menandakan bahwa perkembangan seni rupa tidak berhenti begitu saja meskipun zaman telah berubah. Perkembangan yang semakin pesat disertai dengan adanya material dan teknik yang lebih modern membuat seni rupa semakin mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

The post 6 Karya Seni Rupa Zaman Pertengahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Karya Seni Rupa Zaman Renaissance https://haloedukasi.com/karya-seni-rupa-zaman-renaissance Thu, 05 Oct 2023 06:39:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45786 Seni rupa merupakan pada zaman renaissance mulai berkembang pesat dimana zaman renaissance merupakan masa kebangkitan seni rupa yang cukup revolusioner. Zaman renaissance terjadi di sekitar abad ke 14 M – 17 M dimana kala itu bermunculan para seniman revolusioner. Tidak heran jika zaman renaissance menjadi titik balik perkembangan seni rupa yang dikenal meluas hingga kini. […]

The post 6 Karya Seni Rupa Zaman Renaissance appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni rupa merupakan pada zaman renaissance mulai berkembang pesat dimana zaman renaissance merupakan masa kebangkitan seni rupa yang cukup revolusioner. Zaman renaissance terjadi di sekitar abad ke 14 M – 17 M dimana kala itu bermunculan para seniman revolusioner.

Tidak heran jika zaman renaissance menjadi titik balik perkembangan seni rupa yang dikenal meluas hingga kini. Terlebih, zaman renaissance memiliki ciri khasnya tersendiri yang berbeda dibandingkan dengan masa lainnya.

Seni rupa klasik yang muncul dari zaman renaissance memiliki nilai budaya yang tinggi dan tidak terlepas dari peradaban Yunani dan Romawi kuno. Beberapa tokoh bahkan menonjol dengan menciptakan karya seni rupa yang tidak terlupakan hingga kini.

Beberapa diantaranya yaitu Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Botticelli, dan beberapa tokoh lainnya merupakan tokoh populer seniman zaman renaissance yang tak lekang oleh waktu.

Berikut terdapat beberapa karya seni rupa zaman renaissance dimana karya-karya tersebut mampu menginspirasi para seniman berbakat dari generasi ke generasi yang bermunculan hingga kini.

1. Mona Lisa

Karya Seni Rupa Zaman Renaissance

Mona Lisa merupakan karya seni rupa dari zaman renaissance yang cukup populer dari abad ke 16 dan semakin populer hingga kini. Karya seni rupa ini dibuat oleh seniman ternama dari Italia, Leonardo Da Vinci.

Mona Lisa yang dalam bahasa Italia lebih dikenal dengan nama Monna Liza atau La Gioconda diartikan sebagai Nyonya Lisa yang digambarkan sebagai sosok perempuan feminin dengan senyumnya yang riang dan menjadi tokoh utama dalam lukisan Leonardo Da Vinci.

Leonardo Da Vinci melukiskan gambaran feminin dari Mona Lisa yang dituangkan dalam kertas minyak di atas kayu poplar. Kala itu, teknik tersebut belum begitu populer dan hanya sedikit seniman yang berhasil menerapkannya.

Meskipun dibuat di sekitar abad ke 16, Lukisan Mona Lisa lebih lanjut baru dapat diakui secara luas di Eropa sekitar abad ke 19. Kali ini lukisan tersebut dapat dinikmati di Museum Musee de Louvre yang berada di Perancis.

2. The Last Supper

Karya Seni Rupa Zaman Renaissance

The Last Supper merupakan karya lain dari Leonardo da Vinci yang cukup populer selain Mona Lisa di sekitar abad ke 15. Lukisan tersebut menggambarkan perjamuan makan malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama dua belas rasulnya yang tergambar secara rinci oleh Leonardo da Vinci.

Kompleksitas lukisan Leonardo da Vinci dalam The Last Supper terlihat dari adanya sentuhan penggambaran arsitek bangunan dan meja perjamuan yang lebih nyata dan lebih presisi secara geometri. Selain itu, bentuk dan ekspresi Yesus dan para rasulnya juga digambarkan secara detail.

3. Primavera

Karya Seni Rupa Zaman Renaissance

Primavera merupakan salah satu karya seni rupa yang populer di sekitar awal tahun 1480 an. Namun, beberapa ahli juga berpendapat bahwa lukisan primavera telah dibuat dari sekitar akhir 1470 an.

Primavera dibuat oleh salah satu seniman dari Italia bernama Sandro Botticelli yang hidup dari tahun 1445 – 1510. Sama seperti Leonardo Da Vinci yang mengusung ide menggambar pada zaman renaissance, Botticelli juga mulai mengembangkan bakatnya kala itu.

Bahkan, karya-karya Botticelli juga mulai dikenal dari zaman Italian Gothic. Namun yang paling menonjol dan diakui secara meluas adalah lukisannya di zaman renaissance. Kini, lukisan Primavera dapat disaksikan di Museum Uffizi Gallery yang berada di Florence, Italia.

Primavera sendiri merupakan lukisan bertema dewa-dewi pada mitologi Yunani yang berkumpul di sebuah kebun. Para ahli menyimpulkan bahwa tidak ada cerita spesifik mengenai tokoh yang digambarkan oleh Botticelli dalam Primaveranya.

4. Kelahiran Venus

Karya Seni Rupa Zaman Renaissance

Kelahiran Venus atau yang lebih populer dengan The Birth of Venus merupakan karya lain dari Sandro Botticelli yang cukup populer hingga kini. Para ahli berpendapat jika lukisan ini telah dibuat sekitar pertengahan 1480-an.

Dalam The Birth of Venus, para ahli sepakat bahwa lukisan ini lebih jelas penceritaannya dibandingkan dengan Primavera yang dibuat Botticelli sebelumnya. Dalam lukisan tersebut, tema yang diusung juga lebih jelas dimana Botticelli menggambarkan kelahiran dewi Venus.

Beberapa dewa-dewi dalam mitologi Yunani lainnya yang berada di sekitar kelahiran dewi Venus berusaha menyambut dan membantunya mendapatkan pakaiannya. Detail pada lukisan The Birth of Venus juga tampak lebih jelas seperti penggambaran tema floral yang diyakini sebagai dewi Hora of Spring dalam mitologi Yunani kuno.

5. The Creation of Adam

Karya Seni Rupa Zaman Renaissance

Zaman renaissance tidak hanya identic dengan lukisan bertema dewa-dewi pada mitologi Roma dan Yunani kuno seperti yang disampaikan oleh Botticelli tetapi juga penciptaan Adam sebagai manusia pertama di bumi yang disampaikan oleh Michelangelo Buonarroti.

The Creation of Adam menggambarkan cerita asal usul adanya Alkitab dimana Tuhan telah memberikan kehidupan baru pada Adam untuk tinggal di bumi. Lukisan ini menempel pada langit-langit Kapel Sistina yang diperkirakan telah dibuat sekitar tahun 1508 – 1512.

Langit-langit Kapel Sistina merupakan project Michelangelo yang dipesan langsung oleh Paus Yulius II. Lukisan tersebut menjadi karya Michelangelo yang bertema Fresco terbesar di Italia kala itu. Hal tersebut karena penggambaran tokoh-tokoh dilukiskan dengan detail dengan ukuran yang hampir serupa dan tersebar seluas 500 meter persegi.

6. The School of Athens

Karya Seni Rupa Zaman Renaissance

Zaman renaissance menandakan berkembangnya teknik seni rupa fresco yang marak dipraktikkan oleh para seniman di Eropa. The School of Athens merupakan salah satunya dimana lukisan tersebut dibuat oleh seniman Italia bernama Rafaello Sanzio atau lebih dikenal dengan nama Raphael.

Para ahli meyakini bahwa The School of Athens karya Rafaello Sanzio telah dibuat di sekitar tahun 1509 – 1510. Lukisan tersebut berada di Kapel Sistina, Vatikan dengan mengusung tema kehidupan para filsuf di zaman renaissance yang terdiri dari flsuf Yunani dan Romawi.

Penggambaran teknik fresco yang dilukiskan oleh Raphael melalui The School of Athens tampak lebih kompleks dibanding lukisan masa renaissance lainnya. Detail yang dilukiskan Raphael tidak hanya fokus pada sosok manusia tetapi juga teknik penggambaran degan kemampuan arsitek yang memiliki geometri sempurna.

The post 6 Karya Seni Rupa Zaman Renaissance appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Karya Seni Rupa Zaman Romawi https://haloedukasi.com/karya-seni-rupa-zaman-romawi Thu, 05 Oct 2023 06:31:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45777 Karya seni rupa zaman romawi diakui secara meluas mulai sekitar abad 1 Masehi dimana kala itu seni pahat dan lukisan fresco mulai berkembang dan dikenal di kalangan seniman eropa seperti Romawi dan Yunani. Berbeda dengan karya seni zaman renaissance ataupun zaman modern yang cenderung dikenal melalui tokoh populer, karya seni rupa zaman romawi cenderung dikenal […]

The post 8 Karya Seni Rupa Zaman Romawi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya seni rupa zaman romawi diakui secara meluas mulai sekitar abad 1 Masehi dimana kala itu seni pahat dan lukisan fresco mulai berkembang dan dikenal di kalangan seniman eropa seperti Romawi dan Yunani.

Berbeda dengan karya seni zaman renaissance ataupun zaman modern yang cenderung dikenal melalui tokoh populer, karya seni rupa zaman romawi cenderung dikenal dari mulut-mulut.

Zaman romawi kuno tidak terlalu fokus pada siapa yang membuat karya seni melainkan lebih fokus pada karya yang diciptakan. Masyarakat mulai membicarakan dan menuliskan tentang karya seni yang muncul dan fokus pada seni dekoratif dan imajinasi yang tertuang dalam karya seni.

Karya seni rupa zaman romawi kuno merupakan pelopor di dunia sepi dimana karya-karya populer zaman tersebut mengingspirasi seni rupa dari masa ke masa. Termasuk di dalamnya juga mempengaruhi seni rupa modern.

Berbicara mengenai seni karya rupa zaman romawi, berikut terdapat beberapa diantaranya termasuk seni patung, lukisan, mosaic, hingga seni arsitektur yang menginspirasi hingga zaman modern.

1. Patung marmer

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Patung marmer merupakan salah satu karya seni paling populer di zaman romawi dan telah ditemukan di sekitar abad ke-1 dan ke-2 Masehi. Kemunculan patung marmer dengan teknik yang sempurna dalam penggambaran sosok manusia menjadi pusat perhatian perkembangan seni di zaman romawi kuno.

Pada zaman romawi kuno, patung marmer memberikan gambaran yang lebih realistis. Hal tersebut berdampak terhadap adanya paham karya seni rupa. Kemudian paham tersebut meluas berupa pahatan menjadi lebih dikenal penggunaannya.

Tidak hanya untuk mengenang hal-hal penting seperti monumen kematian, tetapi juga pemujaan terhadap sosok dewa dewi pada kepercayaan romawi kuno.

2. Patung Dionisos

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Patung Dionisos merupakan salah satu karya seni rupa zaman romawi yang diyakini para ahli telah dibuat di sekitar abad ke-2 Masehi. berebda dengan zaman Romawi, Dionisos dalam kepercayaan Yunani kuno merupakan dewa anggur dan dewa pesta.

Namun dalam kepercayaan zaman Romawi, Dionisos lebih dikenal sebagai Bakkhus yang diagungkan sebagai gambaran seorang penguasa atau Adonios di zaman Romawi kuno.

Komopleksitas teknik pemahatan patung pada patung Dionisos terlihat lebih rinci dan menyerupai sosok manusia. Kesempurnaan terknik tersebut menjadi populer di kalangan seniman dan kemudian berkembang luas tidak hanya di Romawi tetapi beberapa Negara di sekitarnya.

3. Mosaik Romawi

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Karya seni rupa zaman Romawi kuno tidak hanya fokus pada patung tetapi juga mosaic. Mosaik Romawi sangat populer dengan bentuk penggambaran yang dibuat serealistis mungkin dengan sosok yang digambarkan.

Hal tersebut membuat kekaguman atas perkembangan seni rupa di zaman Romawi yang meluas dengan pesat. Salah satu mosaik di zaman romawi yang populer adalah mosaik yang menggambarkan seorang Gypsy Girl di sekitar abad ke-2 Masehi.

Karya seni rupa zaman romawi yang berupa mosaik terus bertahan hingga abad ke-3 dan ke-4. Penggambarannya pun semakin meluas tidak hanya etrpaku pada sosok dewa dewi tetapi juga raja maupun para bangsawan zaman romawi kuno.

4. Lukisan dinding

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Lukisan dinding juga merupakan salah satu karya seni rupa zaman romawi dan telah ditemukan sejak abad ke-2 Masehi. Kala itu lukisan dinding yang ditemukan pertama kali merupakan Garden Wall Painting bertema fresco.

Garden Wall Painting menggambarkan burung yang terbang di sekitar taman disertai lukisan dedaunan dan bunga yang tampak lebih realistis. Lukisan tersebut menjadikan karya fresco romawi yang paling kuno.

Beberapa tahun setelahnya, muncul lukisan fresco lain yang tidak hanya fokus pada alam tetapi sosok manusia dan kehidupan masyarakat romawi. Penggambaran tersebut juga meuluas hingga penggambaran lukisan fresco terkait dewa dewi kepercayaan romawi kuno.

5. Lukisan Fresco di Villa dei Misteri

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Villa dei misteri atau Villa of Mysteries dalam bahasa Inggris, merupakan karya seni rupa zaman romawi kuno yang merupakan salah satu situs warisan dunia dimana telah diakui oleh UNESCO. Villa dei Misteri merupakan bagian dari situs Pompeii di bagian Italia Selatan.

Villa dei Misteri berisi berbagai macam lukisan yang diyakini telah dibuat pada zaman romawi.  termasuk di dalamnya yang sangat populer adalah lukisan fresco yang terlukis dengan baik pada dinding Villa dei Misteri.

Dalam fresco yang muncul pada dinding Villa dei Misteri penggambaran mengenai sosok manusia telah digambarkan bentuk yang sempurna. Hal tersebut membuat lukisan fresco yang terdapat di dalamnya sejak tahun ke-60 Masehi dan menjadi peninggalan sejarah yang berdampak pada perkembangan seni rupa modern.

6. Lukisan Fresco pemujaan

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Zaman romawi kuno telah membuktikan bahwa manusia telah mengenal definisi tuhan beserta dewa dewi yang muncul dalam kepercayaan mitologi Romawi dan Yunani kuno. Munculnya fresco yang menggambarkan pemujaan yang berada di Villa dei Mysteri menguatkan bukti kepercyaan masyarakat romawi kuno yang bercampur dengan kebudayaan mereka.

Fresco pemujaan digambarkan sebagai sosok seorang wanita yang kemudian direpresentasikan sebagai seorang Ibu dari wanita Romawi yang terhormat. Sosok wanita tersebut didampingi oleh seorang laki-laki yang membaca sebuah gulungan.

Gulungan tersebut kemudian diyakini sebagai pembacaan ritual dimana terdapat sosok lain yang membawa bunga. Bunga digambarkan sebagai bentuk persembahan pada dewa dewi pada kepercayaan romawi kuno.

7. Lukisan Fresco tahapan ritual

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Seiring dengan budaya romawi kuno yang kian berkembang di masyarakat, maka tahapan ritual yang dilakukan. Dalam fresco yang ditemukan selanjutnya pada Villa dei Msyteri menunjukkan adanya tahapan ritual yang dilakukan masyarakat romawi kuno dalam memuja dewa dewi.

Dalam lukisan fresco yang bertajuk mengenai tahapan ritual inisiasi ritus terdapat gambaran yang cukup jelas. Gambaran manusia yang diyakini sebagai pendeta wanita didampingi oleh beberapa asistennya yang tengah menyiapkan persembahan dan ditata sedemikian rupa mulai dari dekat kaki sang pendeta.

8. Lukisan Fresco ritus Bakkhus

Karya Seni Rupa Zaman Romawi

Lukisan fresco ritus Bakkhus menggambarkan suatu ritual yang dilakukan masyarakat di zaman Romawi kuno dengan adanya penggambaran sosok Satir. Kepercayaan romawi kuno terhadap Dionisos melebihi keagungan mereka terhadap dewa dewi lainnya.

Dionisos tidak hanya dianggap sebagai dewa anggur seperti dalam kepercayaan Yunani kuno, tetapi juga sebagai dewa kesuburan. Tidak hanya itu, Dionisos juga dianggap sebagai dewa yang menjaga kebebasan tradisi dan masyarakat.

Tidak heran jika pada zaman romawi kuno diselenggarakan ritual Bakkhus atau festival Bakkhus untuk mengagungkan Dionisos.

Beberapa karya seni di atas merupakan karya seni rupa zaman romawi yang menjadi titik balik perkembangan seni rupa yang berkembang pesat hingga zaman modern.

The post 8 Karya Seni Rupa Zaman Romawi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Rupa Dua Dimensi Terapan : Pengertian, Unsur, Jenis, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-rupa-dua-dimensi-terapan Wed, 23 Aug 2023 02:34:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45042 Seni rupa Dua Dimensi Terapan mengacu pada jenis seni yang diciptakan dalam bentuk dua dimensi (panjang dan lebar) dan diaplikasikan pada objek atau media tertentu. Ini berbeda dari seni murni yang mungkin hanya ada dalam bentuk gambar atau lukisan di atas kanvas. Seni rupa dua dimensi terapan sering kali memiliki fungsi praktis atau tujuan tertentu […]

The post Seni Rupa Dua Dimensi Terapan : Pengertian, Unsur, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni rupa Dua Dimensi Terapan mengacu pada jenis seni yang diciptakan dalam bentuk dua dimensi (panjang dan lebar) dan diaplikasikan pada objek atau media tertentu. Ini berbeda dari seni murni yang mungkin hanya ada dalam bentuk gambar atau lukisan di atas kanvas. Seni rupa dua dimensi terapan sering kali memiliki fungsi praktis atau tujuan tertentu di luar ekspresi artistik semata.

Pengertian seni rupa dua dimensi menurut ahli

Berikut pengertian seni rupa dua dimensi terapan oleh para ahli:

1. Edmund Husserl

Seorang filsuf fenomenologi, Edmund Husserl, mungkin telah menganggap seni rupa terapan dua dimensi sebagai perwujudan objek-objek yang muncul dalam kesadaran manusia, mempertanyakan bagaimana manusia mengalami dan memberi makna pada karya seni tersebut.

2. Rudolf Arnheim

Ahli psikologi seni, Rudolf Arnheim, mungkin telah mendekati definisi ini dari sudut pandang persepsi visual. Ia mungkin menganggap seni rupa terapan dua dimensi sebagai interaksi antara elemen-elemen visual seperti bentuk, warna, dan tekstur yang memberikan pengalaman visual yang unik.

3. Arthur Danto

Sebagai seorang filosof seni, Arthur Danto, mungkin melihat seni rupa terapan dua dimensi sebagai manifestasi dari konsep “penciptaan seni.” Danto dapat berpendapat bahwa karya seni menjadi seni melalui proses kontemplasi dan interpretasi, dan seni rupa terapan dua dimensi adalah salah satu contoh tersebut.

4. Susanne Langer

Ahli estetika, Susanne Langer, mungkin mengkaji seni rupa terapan dua dimensi dari perspektif ekspresi dan simbolisme. Ia mungkin berbicara tentang bagaimana karya seni ini mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan ide melalui bentuk-bentuk visual.

5. Nelson Goodman

Seorang filsuf seni, Nelson Goodman, mungkin akan membahas seni rupa terapan dua dimensi dalam konteks pemahaman simbolis. Baginya, karya seni ini mungkin dilihat sebagai sekumpulan simbol dan tanda yang memberikan arti pada realitas.

Unsur utama seni rupa dua dimensi terapan

Dari banyaknya pengertian seni dua dimensi terapan, dapat diambil beberapa unsur utama dalam seni dua dimensi terapan sebagai berikut:

1. Bentuk

Bentuk mengacu pada siluet atau kontur visual dari objek atau gambar dalam karya seni. Bentuk bisa bervariasi dari yang sederhana hingga yang kompleks dan dapat menjadi elemen utama dalam mengkomunikasikan ide atau pesan.

2. Warna

Warna adalah salah satu unsur paling mencolok dalam seni terapan dua dimensi. Penggunaan palet warna dapat menciptakan suasana, menyoroti area tertentu, atau menarik perhatian pengamat.

3. Garis

Garis adalah elemen visual dasar yang digunakan untuk menggambarkan bentuk, tekstur, dan arah dalam karya seni. Garis dapat bersifat lurus, lengkung, berombak, atau bahkan acak.

4. Tekstur

Tekstur menciptakan kedalaman visual dan memberikan dimensi tambahan pada karya seni. Tekstur dapat bersifat nyata (seperti tekstur fisik pada permukaan) atau tersirat (seperti tekstur yang dicetak pada permukaan datar).

5. Ruangan

Penggunaan ruang dalam seni terapan dua dimensi menciptakan kedalaman dan perasaan dimensi tiga pada permukaan datar. Penggunaan perspektif, ukuran, dan penempatan objek dapat mempengaruhi persepsi ruang dalam karya seni.

6. Komposisi

Komposisi merujuk pada cara unsur-unsur visual ditempatkan dan diatur dalam karya seni. Pemilihan komposisi yang tepat dapat memandu mata pengamat, mengarahkan perhatian pada area tertentu, dan memberikan keseimbangan visual.

7. Gerak

Meskipun dalam media dua dimensi gerakan sebenarnya tidak terjadi, tetapi penggunaan garis, bentuk, dan arah dapat memberikan ilusi gerakan dalam karya seni.

8. Titik Fokus

Titik fokus adalah area dalam karya seni yang menarik perhatian paling banyak. Penggunaan elemen visual seperti warna cerah atau kontras dapat membantu menentukan titik fokus.

9. Skala dan Proporsi

Skala mengacu pada ukuran relatif elemen-elemen dalam karya seni, sedangkan proporsi mengacu pada hubungan ukuran di antara elemen-elemen tersebut.

10. Kontras

Kontras melibatkan perbedaan antara elemen-elemen visual, seperti warna yang berlawanan atau bentuk yang berbeda. Ini dapat menciptakan ketertarikan visual dan kejelasan.

Semua unsur ini saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk menciptakan keseluruhan pengalaman visual dalam seni terapan dua dimensi. Kreativitas seniman terletak dalam bagaimana seniman tersebut menggabungkan dan memanfaatkan unsur-unsur ini untuk mencapai tujuan artistik dan komunikatif yang diinginkan.

Jenis dan Contoh Seni Rupa Dua Dimensi Terapan

Seni Dua Dimensi Terapan mencakup berbagai jenis karya seni yang diciptakan dalam bentuk dua dimensi (panjang dan lebar) dan diaplikasikan pada berbagai media atau objek. Berikut adalah beberapa jenis secara umum dan seni dua dimensi terapan.

1. Desain Tekstil

taplak meja

Ini mencakup berbagai jenis seni terapan pada kain, seperti desain pakaian, motif kain, dan pola yang diterapkan pada pakaian, taplak meja, selimut, dan benda-benda lain dari kain.

2. Desain Grafis

desain grafis pada majalah

Termasuk dalam ini adalah berbagai bentuk desain visual yang digunakan dalam media cetak atau digital, seperti ilustrasi, poster, buku, kemasan produk, desain logo, dan lain sebagainya.

3. Seni Kaligrafi

kaligrafi pada kartu ucapan

Seni menulis indah, terutama dalam bentuk kaligrafi, dapat diaplikasikan pada berbagai permukaan, seperti kartu ucapan, undangan, dan hiasan dinding.

4. Lukisan Dinding atau Mural

mural

Seni ini melibatkan lukisan yang diaplikasikan pada permukaan dinding atau bangunan dengan skala yang besar. Mural bisa memiliki tujuan estetika, naratif, atau pesan sosial.

5. Ilustrasi

ilustrasi komik

Ilustrasi digunakan untuk menggambarkan konsep, cerita, atau informasi dalam media seperti buku, majalah, komik, dan media cetak lainnya.

6. Seni Keramik

ubin dekoratif

Seni keramik dapat mencakup berbagai jenis karya, termasuk piring hias, ubin dekoratif, dan hiasan dinding yang dihiasi dengan gambar dua dimensi.

7. Seni Kertas

snei kertas lipat

Ini mencakup seni potong kertas, kertas lipat, dan kolase, yang semuanya dapat menghasilkan karya dua dimensi yang menarik.

8. Grafitti Seni

grafiti

Grafitti bisa menjadi bentuk seni dua dimensi terapan ketika diaplikasikan dengan tujuan estetika atau pesan kreatif pada dinding atau permukaan publik.

9. Seni Stensil

seni stensil

Seni stensil melibatkan penggunaan cetakan atau stensil untuk menghasilkan gambar atau pola yang diaplikasikan pada berbagai permukaan.

10. Seni Bordir

seni bordir

Seni bordir melibatkan penggunaan benang dan jahitan untuk menciptakan gambar atau pola yang diterapkan pada kain.

11. Seni Batik

seni batik

Seni batik melibatkan penciptaan pola atau gambar pada kain dengan teknik pewarnaan khusus.

12. Seni Kertas Dinding

seni kertas dinding

Karya seni dua dimensi yang diterapkan pada kertas dinding untuk menghiasi interior ruangan.

Setiap jenis seni dua dimensi terapan memiliki ciri khasnya sendiri dan digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Semua jenis ini menunjukkan bagaimana seni dapat menghiasi dan memperkaya lingkungan dengan kreativitas visual.

The post Seni Rupa Dua Dimensi Terapan : Pengertian, Unsur, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Rupa Eropa Klasik : Gaya, Teknik, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-rupa-eropa-klasik Sat, 08 Jul 2023 02:39:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44152 Karya seni rupa Eropa klasik merujuk pada periode seni yang berkembang di Eropa antara abad ke-5 hingga ke-19. Selama periode ini, seni rupa Eropa mengalami transformasi yang signifikan dari gaya-gaya kuno klasik Yunani dan Romawi hingga mencapai kemuncaknya dalam seni Renaisans. Gaya Seni Rupa Eropa Klasik Karya seni rupa Eropa klasik dapat dibagi menjadi beberapa […]

The post Seni Rupa Eropa Klasik : Gaya, Teknik, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya seni rupa Eropa klasik merujuk pada periode seni yang berkembang di Eropa antara abad ke-5 hingga ke-19. Selama periode ini, seni rupa Eropa mengalami transformasi yang signifikan dari gaya-gaya kuno klasik Yunani dan Romawi hingga mencapai kemuncaknya dalam seni Renaisans.

Gaya Seni Rupa Eropa Klasik

Karya seni rupa Eropa klasik dapat dibagi menjadi beberapa gaya utama yang mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan sejarah pada saat itu. Beberapa gaya yang terkenal antara lain:

Gaya Klasik Yunani

Gaya seni rupa Eropa klasik yang pertama adalah gaya Klasik Yunani. Gaya ini terinspirasi oleh seni Yunani kuno yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-5 SM. Salah satu ciri khas gaya ini adalah idealisasi tubuh manusia dan keindahan proporsinya.

Seniman Yunani kuno menciptakan patung-patung yang menampilkan keharmonisan dan kesempurnaan, dengan fokus pada detail anatomi yang halus. Contohnya adalah Venus de Milo, sebuah patung yang menggambarkan dewi kecantikan Yunani, dengan pose yang anggun dan tubuh yang ideal.

Selain itu, patung Dewa Zeus di Olympia adalah contoh lain dari gaya Klasik Yunani, dengan kekuatan dan kebesaran yang terpancar melalui bentuk dan ekspresi wajahnya.

Gaya Romawi

Gaya seni rupa Eropa klasik berikutnya adalah gaya Romawi. Gaya ini dipengaruhi oleh seni Romawi kuno yang berkembang setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 M. Dalam gaya Romawi, seniman lebih fokus pada realisme dan menggambarkan orang-orang terkenal dalam patung kepala atau patung tubuh utuh.

Salah satu contoh terkenal dari gaya ini adalah Patung Augustus dari Prima Porta, yang menggambarkan Kaisar Augustus dengan sikap yang anggun dan ekspresi wajah yang serius. Arsitektur Romawi juga menjadi penanda gaya ini, terutama melalui Koloseum di Roma.

Koloseum adalah amfiteater megah yang menampilkan arsitektur lengkung yang indah dan digunakan untuk pertunjukan gladiator serta acara-acara publik.

Gaya Gotik

Gaya seni rupa Eropa klasik selanjutnya adalah gaya Gotik. Gaya ini muncul pada abad ke-12 dan mencapai puncaknya pada abad ke-15. Salah satu ciri khas gaya Gotik adalah arsitektur gereja yang megah, dengan menara tinggi, lengkungan lancip, dan jendela-jendela berwarna kaca yang indah.

Contoh yang terkenal adalah Katedral Notre-Dame di Paris, yang memiliki arsitektur Gotik yang memukau. Selain arsitektur, gaya Gotik juga dipengaruhi oleh seni rupa dalam gereja, seperti ukiran kayu, vitraux, dan hiasan dinding yang rumit.

Gaya Gotik menggambarkan keagungan dan kebesaran agama Kristen pada masa itu, serta menampilkan detail hiasan yang sangat halus dalam karya seni rupa yang dihasilkan.

Gaya Renaisans

Gaya seni rupa Eropa klasik berikutnya adalah gaya Renaisans. Gaya ini muncul pada abad ke-14 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16. Seni Renaisans ditandai oleh kebangkitan minat terhadap warisan seni klasik Yunani dan Romawi.

Gaya ini menekankan pada keseimbangan, proporsi, dan realisme dalam karya seni. Lukisan menjadi medium yang sangat penting dalam gaya Renaisans, dan seniman seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Raphael menciptakan karya-karya yang sangat berpengaruh.

Contoh terkenal dari gaya Renaisans adalah lukisan “Mona Lisa” karya Leonardo da Vinci, yang menampilkan detail yang halus, teknik sfumato, dan ekspresi misterius. Selain itu, patung “Daud” karya Michelangelo adalah contoh lain dari gaya Renaisans, dengan perpaduan sempurna antara kekuatan fisik dan keanggunan.

Teknik dalam Karya Seni Rupa Eropa Klasik

Seniman Eropa klasik menggunakan berbagai teknik untuk menciptakan karya seni rupa mereka. Beberapa teknik yang umum digunakan antara lain.

Lukisan Minyak

Dalam karya seni rupa Eropa klasik, teknik lukisan menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Seniman menggunakan berbagai teknik dan media untuk menciptakan lukisan-lukisan yang indah dan detail. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah teknik cat minyak.

Cat minyak memberikan kekayaan warna, tekstur, dan kehalusan yang memungkinkan seniman untuk menciptakan detail yang sangat halus. Teknik lain yang digunakan adalah teknik tempera, yang menggunakan pigmen campuran dengan kuning telur atau bahan lain sebagai media.

Teknik ini memberikan kecerahan warna dan ketahanan yang baik. Contoh terkenal dari teknik lukisan dalam karya seni rupa Eropa klasik adalah “The Last Supper” karya Leonardo da Vinci, yang menggunakan teknik cat minyak pada dinding gereja.

Patung Marmer

Teknik patung juga sangat penting dalam karya seni rupa Eropa klasik. Seniman menggunakan berbagai media, seperti marmer, perunggu, atau kayu, untuk menciptakan patung-patung yang indah. Teknik ukiran dengan tangan menjadi umum dalam menciptakan detail pada patung.

Seniman dengan cermat memahat setiap detail anatomi dan ekspresi wajah untuk menghasilkan karya yang realistis dan memukau. Dalam patung marmer, seniman menggunakan alat-alat tajam untuk memahat dan membentuk marmer yang keras.

Sedangkan dalam patung perunggu, mereka menggunakan teknik pengecoran. Contoh terkenal dari teknik patung dalam karya seni rupa Eropa klasik adalah patung “Venus de Milo” yang terbuat dari marmer, yang memperlihatkan detail anatomi tubuh yang halus.

Fresko

Fresko adalah salah satu teknik lukisan yang telah digunakan sejak zaman kuno dan menjadi sangat populer dalam seni rupa Eropa klasik. Fresko adalah lukisan yang diaplikasikan pada dinding atau langit-langit yang telah diaplikasikan plesteran basah.

Teknik ini melibatkan penggunaan cat air atau cat mineral yang diaplikasikan langsung ke lapisan plesteran basah, sehingga cat menyerap ke dalam permukaan plesteran dan mengering bersama-sama dengan plesteran yang mengeras.

Hal ini menghasilkan hasil akhir yang tahan lama dan kuat, karena cat terikat secara permanen dengan permukaan plesteran. Proses pembuatan fresko melibatkan beberapa tahap. Pertama, dinding atau langit-langit dipersiapkan dengan menerapkan beberapa lapis plesteran basah.

Lukisan kemudian dilakukan pada plesteran yang masih basah dengan menggunakan cat air atau cat mineral. Seniman harus bekerja dengan cepat dan tepat, karena cat akan mengering seiring dengan mengerasnya plesteran.

Proses ini membutuhkan ketelitian dan keahlian teknis yang tinggi untuk menciptakan detail dan gradasi warna yang diinginkan. Keindahan dan ketahanan fresko membuatnya menjadi teknik yang sering digunakan dalam seni rupa gereja pada zaman klasik.

Banyak gereja dan kapel di seluruh Eropa yang dihiasi dengan fresko-fresko yang megah dan bersejarah. Contoh terkenal dari fresko adalah karya Michelangelo di Kapel Sistina di Vatikan. Lukisan-lukisan ini menggambarkan adegan-adegan Alkitab dan menghasilkan efek yang dramatis dan memukau.

Fresko memungkinkan seniman untuk menciptakan karya seni monumental yang menghiasi ruang dan menceritakan cerita yang berhubungan dengan tempat tersebut, menjadikannya salah satu teknik lukisan yang berpengaruh dalam seni rupa Eropa klasik.

Contoh-contoh Karya Seni Rupa Eropa Klasik

Berikut adalah beberapa contoh terkenal dari karya seni rupa Eropa klasik.

Mona Lisa (1503-1506) oleh Leonardo da Vinci

Lukisan ini menjadi salah satu simbol paling ikonik dari seni Renaisans. Mona Lisa menggambarkan seorang wanita dengan senyuman misterius. Lukisan ini terkenal karena penggunaan teknik sfumato oleh Leonardo da Vinci, yang memberikan kesan kehalusan dan peralihan yang halus antara warna dan bayangan.

Ekspresi wajah Mona Lisa yang misterius dan mata yang menatap langsung ke penonton telah menarik minat dan rasa ingin tahu sejak lama. Lukisan ini juga menunjukkan keahlian Leonardo da Vinci dalam menangkap detail anatomi manusia dan memperlihatkan keindahan alami.

David (1501-1504) oleh Michelangelo

Patung ini menggambarkan tokoh Daud dari kisah Alkitab. Patung ini menggambarkan kekuatan, keindahan, dan kepercayaan diri. David diwujudkan sebagai seorang pahlawan yang tegap dan siap untuk bertempur melawan raksasa Goliat.

Patung ini menunjukkan detail anatomi yang luar biasa dan keahlian Michelangelo dalam mengolah marmer. Ekspresi wajah David mencerminkan ketenangan dan tekad yang kuat, sementara tubuh yang proporsional dan otot-otot yang terdefinisi dengan baik menunjukkan keanggunan dan kekuatan.

Patung David menjadi salah satu karya paling terkenal dalam sejarah seni rupa, menggambarkan keagungan manusia dan kemampuan seniman untuk menciptakan karya abadi.

Koloseum (70-80 M)

Koloseum adalah sebuah amfiteater besar yang menjadi simbol dari kejayaan Romawi. Bangunan ini memiliki arsitektur yang megah dan digunakan untuk pertunjukan gladiator dan acara-acara publik. Koloseum memiliki bentuk elips dengan tiga tingkat arka dan puluhan ribu tempat duduk untuk penonton.

Arsitektur Koloseum menunjukkan keahlian Romawi dalam konstruksi dan teknik arsitektur. Koloseum juga memperlihatkan penggunaan ornamen yang indah dan detil pada fasadnya. Meskipun telah mengalami kerusakan akibat peristiwa sejarah dan waktu, Koloseum tetap menjadi salah satu peninggalan arsitektur paling spektakuler dari masa Romawi.

Katedral Notre-Dame di Paris (1163-1345)

Katedral ini adalah salah satu contoh paling terkenal dari arsitektur Gotik. Menara tinggi, jendela-jendela berwarna kaca, dan detail hiasan menunjukkan keindahan gaya Gotik. Katedral Notre-Dame di Paris adalah sebuah karya arsitektur yang megah dan kompleks.

Yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur Gotik seperti lengkungan lancip, batu hias, dan vitral yang indah. Struktur bangunan ini mencerminkan tekad dan keterampilan para arsitek dan pekerja yang terlibat dalam pembangunannya selama beberapa abad. Katedral Notre-Dame di Paris menjadi ikon budaya dan sejarah, dan keindahannya terus menginspirasi orang-orang hingga saat ini.

Karya seni rupa Eropa klasik mencerminkan keindahan, kemegahan, dan perubahan budaya yang terjadi selama periode waktu yang luas. Gaya-gaya yang berbeda, tema-tema yang bervariasi, dan teknik-teknik yang terampil.

Gaya tersebut digunakan oleh seniman-seniman klasik untuk menciptakan karya seni yang masih dihargai dan dikagumi hingga saat ini. Karya-karya seperti Mona Lisa, David, Koloseum, dan Katedral Notre-Dame menjadi warisan berharga dari periode seni Eropa klasik.

The post Seni Rupa Eropa Klasik : Gaya, Teknik, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Rupa Dwimatra : Pengertian, Fungsi, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-rupa-dwimatra Wed, 21 Jun 2023 02:50:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43756 Seni Rupa Dwimatra menghadirkan pengalaman multisensori yang memadukan unsur-unsur visual dan suara. Penglihatan dan pendengaran, sebagai dua indera utama manusia, memiliki kemampuan yang kuat dalam mempengaruhi emosi dan persepsi. Dalam Seni Rupa Dwimatra, elemen visual seperti bentuk, warna, tekstur, dan komposisi dipadukan dengan elemen suara seperti musik, suara alam, atau rekaman suara manusia. Melalui perpaduan […]

The post Seni Rupa Dwimatra : Pengertian, Fungsi, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Rupa Dwimatra menghadirkan pengalaman multisensori yang memadukan unsur-unsur visual dan suara. Penglihatan dan pendengaran, sebagai dua indera utama manusia, memiliki kemampuan yang kuat dalam mempengaruhi emosi dan persepsi.

Dalam Seni Rupa Dwimatra, elemen visual seperti bentuk, warna, tekstur, dan komposisi dipadukan dengan elemen suara seperti musik, suara alam, atau rekaman suara manusia. Melalui perpaduan ini, seniman menciptakan pengalaman holistik yang mempengaruhi berbagai aspek indra dan menciptakan kekayaan dalam ekspresi artistik.

Pengertian Seni Rupa Dwimatra

Seni Rupa Dwimatra adalah bentuk seni yang menggabungkan dua unsur indra utama, yaitu penglihatan dan pendengaran. Ini berarti bahwa karya seni dwimatra tidak hanya berfokus pada aspek visual, tetapi juga melibatkan penggunaan elemen suara.

Dalam seni rupa tradisional, pengalaman estetik sering kali terbatas pada penglihatan saja, tetapi Seni Rupa Dwimatra merespon kebutuhan manusia untuk merangkul dan memadukan berbagai aspek sensorik.

Dengan menggabungkan unsur-unsur ini, seniman dapat menciptakan karya seni yang lebih kuat, emosional, dan mendalam. Pengertian Seni Rupa Dwimatra melibatkan eksplorasi dan kreativitas yang lebih luas dalam menciptakan karya seni.

Kombinasi visual dan suara memperluas batasan tradisional seni rupa dan membuka ruang baru untuk inovasi dan eksperimen artistik. Seniman dapat menggabungkan berbagai teknik, media, dan alat yang berbeda untuk menciptakan karya seni yang unik dan menarik.

Dengan menggabungkan unsur-unsur ini, Seni Rupa Dwimatra mengajak penonton untuk terlibat secara aktif dan mendalam dalam pengalaman seni, serta membangkitkan berbagai respons emosional dan intelektual.

Fungsi Seni Rupa Dwimatra

Ekspresi Emosi

Salah satu fungsi utama Seni Rupa Dwimatra adalah menyampaikan dan mengungkapkan emosi dengan lebih kuat. Kombinasi unsur visual dan suara menciptakan pengalaman estetik yang lebih dalam dan mempengaruhi penonton secara emosional.

Seniman dapat menggunakan elemen suara, seperti musik atau suara yang terkait dengan gambar atau instalasi, untuk memperkuat pesan emosional yang ingin disampaikan melalui karya seni.

Melalui interaksi antara indera penglihatan dan pendengaran, Seni Rupa Dwimatra mampu menciptakan pengalaman yang menggugah perasaan dan memperdalam pemahaman kita tentang berbagai emosi yang diungkapkan melalui seni.

Komunikasi Lebih Efektif

Seni Rupa Dwimatra memiliki fungsi komunikasi yang kuat. Dengan menggabungkan unsur visual dan suara, seniman dapat menyampaikan pesan dan konsep yang lebih jelas dan kuat kepada penonton. Kombinasi antara gambar, instalasi, atau objek seni dengan musik, suara alam, atau narasi memberikan dimensi baru dalam komunikasi visual.

Penonton dapat merasakan pesan yang lebih luas, mendalam, dan beragam melalui penggabungan elemen-elemen ini. Seni Rupa Dwimatra memungkinkan seniman untuk berkomunikasi dengan penonton secara lebih intens dan menyentuh berbagai lapisan pemahaman dan interpretasi.

Pengalaman Sensorik yang Kaya

Salah satu fungsi yang paling menonjol dari Seni Rupa Dwimatra adalah memberikan pengalaman sensorik yang lebih kaya dan komprehensif. Melalui penggabungan unsur visual dan suara, karya seni ini menciptakan suasana yang mendalam dan memperkaya pengalaman estetik penikmatnya.

Kombinasi penglihatan dan pendengaran dalam satu karya seni memperluas batasan pengalaman estetik, memperkaya sensasi dan persepsi kita terhadap dunia seni. Seni Rupa Dwimatra memungkinkan penonton untuk merasakan dan mengeksplorasi berbagai dimensi sensorik, menciptakan ikatan yang lebih kuat antara karya seni dan penontonnya.

Contoh Seni Rupa Dwimatra

Instalasi Audiovisual

Instalasi audiovisual merupakan salah satu contoh yang menonjol dari Seni Rupa Dwimatra. Karya seni ini melibatkan penggunaan elemen visual seperti proyeksi gambar, instalasi ruang, dan objek seni dalam kombinasi dengan elemen suara seperti musik, suara alam, atau rekaman suara manusia.

Dalam instalasi audiovisual, penonton berinteraksi dengan ruang yang diisi dengan karya seni visual dan suara, menciptakan pengalaman imersif dan multisensori. Melalui perpaduan elemen visual dan suara, instalasi audiovisual mampu menghadirkan pengalaman yang memadukan indera penglihatan dan pendengaran dengan cara yang unik dan menggugah.

Seni Panggung Multimedia

Seni panggung multimedia, seperti teater musikal atau pertunjukan seni rupa, merupakan contoh lain dari Seni Rupa Dwimatra. Dalam seni panggung multimedia, unsur visual seperti aksi panggung, tata lampu, dan visualisasi digital dipadukan dengan unsur suara seperti musik, dialog, atau efek suara.

Kombinasi antara aksi panggung dan tampilan visual dengan pengiringan suara menciptakan pengalaman yang lebih kompleks dan kuat. Seni panggung multimedia mampu memperkuat narasi dan ekspresi artistik melalui perpaduan elemen visual dan suara yang menciptakan kesan yang mendalam dan menyentuh.

Video Seni

Video seni adalah bentuk Seni Rupa Dwimatra yang menggunakan media rekaman video untuk menggabungkan unsur visual dan suara. Seniman menciptakan karya seni yang memadukan gerakan gambar, animasi, atau film pendek dengan musik, suara lingkungan, atau narasi.

Video seni memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengeksplorasi interaksi antara elemen visual dan suara secara dinamis dan memberikan pengalaman estetik yang kaya. Penonton dapat terlibat secara aktif dalam pengalaman visual dan auditori yang lebih dalam, menciptakan suasana emosional dan persepsi yang unik dan penuh arti.

Seni Interaktif

Seni Rupa Dwimatra juga dapat melibatkan partisipasi aktif dari penonton. Contohnya adalah instalasi seni interaktif yang merespons gerakan atau suara pengunjung. Melalui sensor atau teknologi interaktif lainnya, karya seni tersebut dapat menghasilkan respons visual dan suara yang berubah sesuai dengan interaksi penonton.

Hal ini menciptakan pengalaman yang unik dan personal bagi setiap individu yang terlibat, sambil menggabungkan unsur visual dan suara dalam waktu nyata. Seni Rupa Dwimatra menciptakan dimensi baru dalam dunia seni dengan menggabungkan unsur penglihatan dan pendengaran.

Melalui perpaduan ini, seniman dapat menciptakan karya seni yang memengaruhi penonton dengan cara yang lebih intens dan mendalam. Dalam era di mana pengalaman multisensori semakin penting, Seni Rupa Dwimatra memberikan kontribusi yang berharga dalam memperkaya dunia seni dan menghadirkan pengalaman estetik yang lebih komprehensif bagi penikmatnya.

The post Seni Rupa Dwimatra : Pengertian, Fungsi, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tekstur Seni Rupa : Pengertian, Jenis, dan Unsur https://haloedukasi.com/tekstur-seni-rupa Mon, 12 Jun 2023 07:37:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43686 Tekstur merupakan sebuah ukuran atau susunan pada bagian suatu benda. Tekstur juga dapat disebut dengan suatu bagian jaringan yang dapat membentuk suatu benda. Hal ini yang telah dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tekstur merupakan suatu hal yang dapat dirasakan dengan rabaan baik pada permukaan yang terasa nyata ataupun semu. Tekstur nyata merupakan ketika […]

The post Tekstur Seni Rupa : Pengertian, Jenis, dan Unsur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tekstur merupakan sebuah ukuran atau susunan pada bagian suatu benda. Tekstur juga dapat disebut dengan suatu bagian jaringan yang dapat membentuk suatu benda. Hal ini yang telah dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Tekstur merupakan suatu hal yang dapat dirasakan dengan rabaan baik pada permukaan yang terasa nyata ataupun semu. Tekstur nyata merupakan ketika suatu benda yang dilihat dengan diraba menghasilkan sesuatu yang sama. Sedangkan, tekstur semu memiliki sebuah perbedaan apabila dilihat dan juga diraba.

Pengertian Tekstur Seni Rupa

Tekstur seni rupa merupakan sifat dalam permukaan pada bidang karya seni atau suatu objek pada latar belakang yang terdapat pada karya seni rupa. Objek tersebut dapat pada seni dua dimensi ataupun tiga dimensi.

Tekstur seni rupa dimanfaatkan untuk mengimplementasikan nilai raba yang berada dalam seni rupa itu sendiri dengan objek yang memiliki karakter dalam seni tersebut. Tekstur juga dapat dimanfaatkan untuk mengolah karakter dalam suatu seni agar tercipta suatu artistik ataupun nilai estetika didalamnya.

Tekstur juga memiliki kegunaan lainnya berupa untuk mendeskripsikan karya seni rupa baik dua dimensi ataupun tiga dimensi yang mengarah pada sebuah rasa yang berbentuk visual. Tekstur seni rupa dapat dibagi menjadi tekstur raba dan tekstur lihat.

Tekstur raba digunakan untuk dirasakan oleh indra peraba. Sedangkan, tekstur lihat dapat dirasakan oleh indra penglihat yaitu mata. Tekstur sendiri juga memiliki sebuah pengertian bahwa sekumpulan titik baik kasar ataupun halus yang tidak beraturan di suatu permukaan benda.

Jenis Tekstur Seni Rupa

Berdasarkan dengan wujud dari tekstur seni rupa, terdapat beberapa jenis tekstur dalam seni rupa, yaitu

  • Tekstur asli

Terdapat sebuah perbedaan pada permukaan objek atau benda yaitu pada ketinggian objek tersebut berupa yang nyata ataupun pada objek yang dapat diraba. Seperti halnya yang terjadi pada barik kayu, barik nangka ataupun barik durian. Barik-barik tersebut memiliki permukaan yang kasar dan juga halus jika diraba.

  • Tekstur buatan

Tekstur buatan ini terdapat pada permukaan objek yang terbuat pada suatu bidang dan mengalami sebuah pengolahan berupa garis, ruang, warna, dan juga gelap terang pada suatu objek tersebut. Barik buatan bisa ditemukan pada kertas, logam, dan juga pasir.

  • Tekstur abstraksi

Tekstur abstraksi merupakan tekstur yang memiliki karakteristik bahwa tekstur terlihat seperti kasar namun jika diraba tekstur terasa halus.

  • Tekstur semu

Tekstur semu merupakan sebuah tekstur yang pastinya memiliki sebuah perbedaan pada tekstur nyata itu sendiri. Karena pada tekstur semu terdapat perbedaan jika dilihat dan pada saat permukaan objek disentuh.

  • Tekstur nyata

Tekstur nyata merupakan sebuah tekstur yang memiliki kesamaan jika pada suatu permukaan objek diraba dan juga dilihat tidak adanya perubahan didalamnya.

Unsur Tekstur Seni Rupa

Dalam tekstur seni rupa terdapat unsur penyusunnya yang merupakan suatu yang bisa dirasakan dengan cara diraba. Tekstur juga dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang dapat dilihat dan juga dirasakan. Unsur tekstur pada seni rupa ini dapat juga didefinisikan sebagai sebuah kualitas dalam permukaan dengan sentuhan pada suatu objek tersebut.

Unsur dalam tekstur seni rupa ini memiliki sebuah kegunaan untuk menjelaskan suatu objek dua dimensi ataupun tiga dimensi. Objek tersebut dapat dirasakan dengan diraba dan dapat merujuk ke sebuah karya yang visual.

Para seniman membuat karya tersebut untuk menuangkan respons emosional yang terdapat dalam dirinya. Selain itu, bagi mereka yang melihat dapat merasakan emosi yang telah dituangkan pada karya tersebut. Sehingga pesan yang telah dituangkan dapat tersampaikan dan juga dinikmati.

Unsur tekstur dalam seni rupa dapat dijelaskan juga dengan kata sifat seperti halnya halus dan kasar. Kedua kata sifat ini merupakan hal yang paling umum dan dapat didefinisikan lebih jauh lagi.

The post Tekstur Seni Rupa : Pengertian, Jenis, dan Unsur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Warna : Pengertian dan Jenisnya https://haloedukasi.com/seni-warna Thu, 08 Jun 2023 04:02:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43685 Warna dalam seni rupa merupakan unsur yang paling menonjol jika digunakan karena warna memiliki peran keestetikan yang sangat tinggi dalam seni rupa. Warna memiliki peran penting karena dapat memberikan sebuah nilai dalam seni rupa tersebut. Pengertian Seni Warna Seni warna merupakan kesan yang telah dimunculkan oleh cahaya dari mata. Warna muncul akibat cahaya dari suatu […]

The post Seni Warna : Pengertian dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Warna dalam seni rupa merupakan unsur yang paling menonjol jika digunakan karena warna memiliki peran keestetikan yang sangat tinggi dalam seni rupa. Warna memiliki peran penting karena dapat memberikan sebuah nilai dalam seni rupa tersebut.

Pengertian Seni Warna

Seni warna merupakan kesan yang telah dimunculkan oleh cahaya dari mata. Warna muncul akibat cahaya dari suatu benda yang berhasil diterima oleh mata. Sehingga, warna merupakan kelompok dari pigmen-pigmen.

Warna memiliki banyak kegunaan, dapat digunakan sebagai mengindikasikan gelap dan terang juga dapat digunakan untuk melambangkan sebuah perasaan bagi yang terlibat dalam seni ataupun penikmat seni itu sendiri.

Warna juga memiliki kegunaan lain seperti halnya digunakan untuk perspektif, menunjukkan jauh dekatnya suatu benda, juga dapat digunakan untuk mengetahui watak benda itu sendiri.

Fungsi warna dalam seni

Warna memiliki sebuah fungsi yang dapat digunakan untuk seperti hal yang akan dijelaskan dibawah ini :

  • Warna sebagai isyarat, merupakan warna dapat menjadi sebuah firasat terhadap suatu kondisi ataupun sifat.
  • Warna sebagai identitas, merupakan warna digunakan untuk mengenali sesuatu dengan menggunakan warna. Seperti halnya pada bendera, seragam, ataupun logo.
  • Warna sebagai Alamiah, merupakan penanda untuk sebuah properti benda seperti halnya daun memiliki warna cenderung hijau.
  • Warna sebagai Psikologis, merupakan warna memiliki sebuah kesan bagi siapapun yang melihat sebuah warna dan dapat memberikan efek tenang maupun menyenangkan.

Warna menurut Aristoteles berasal dari dua warna yaitu hitam dan juga putih. Aristoteles juga memiliki asumsi atau pendapat bahwa terdapat warna dasar yang juga dapat mewakili apa yang berada di dunia seperti halnya warna merah dapat dilambangkan dengan api, biru sebagai udara, hijau lambang dari air, dan abu-abu dilambangkan dengan bumi.

Selain Aristoteles yang memiliki argumen mengenai warna, Isac Newton juga mengungkapkan pendapatnya mengenai warna yang telah digolongkan menjadi tujuh bagian, diantaranya warna oranye, kuning, merah, hijau, biru, ungu, dan juga nila.

Setelah mengalami sebuah perkembangan warna juga dituliskan menjadi sebuah atribut dasar yang dapat diukur. Perkembangan warna tersebut, dinamakan hue, value dan chroma atau bisa disebut juga dengan intensitas. Perkembangan ini disampaikan oleh salah satu tokoh yang bernama Pater Mark Rogen yang telah dituliskan oleh Albert Henry Munson.

warna berdasarkan sifat

Warna berdasarkan dengan sifat yang telah dimiliki digolongkan menjadi dua bagian, yaitu

  • Warna Panas, warna yang termasuk ke dalam warna panas terdiri dari warna merah dan juga jingga sejenis warna tersebut karena mampu memberikan sebuah penghangatan, perasaan segar, dan juga menyenangkan.
  • Warna dingin, warna dingin identik dengan warna biru dan juga hijau yang termasuk bagian dari warna dingin itu sendiri. Warna dingin ini memiliki sifat yang menenangkan.

Jenis-Jenis Warna

Warna Primer

Warna Primer merupakan warna yang tidak memiliki campuran atau kontribusi dari warna lain dalam pembentukannya. Warna primer biasanya digunakan untuk membentuk warna baru dengan cara menggabungkan warna primer. Warna Primer terdiri dari:

  • Warna Merah, warna yang memiliki nama lain yaitu magenta memiliki warna yang semu ungu, yang memiliki kecenderungan lebih kuat.
  • Warna Kuning, yang memiliki nama lain yaitu Yellow cenderung memiliki sifat yang lebih kalem.
  • Warna Biru, merupakan warna biru semu hijau atau biasa disebut dengan warna Cyan

Warna Sekunder

Warna sekunder merupakan warna yang dihasilkan dari percampuran dua warna primer. Seperti halnya percampuran warna primer merah dan kuning menghasilkan warna sekunder yaitu orange. Adapun Warna-warna Sekunder terdiri dari:

  • Warna Hijau, merupakan perpaduan atau gabungan dari warna kuning dan juga biru.
  • Warna Ungu, merupakan perpaduan dari warna primer juga yaitu warna biru dan merah yang dapat menghasilkan warna ungu.
  • Warna Orange, seperti halnya yang dijelaskan diatas, bahwa warna orange dihasilkan dari perpaduan warna primer merah dan juga kuning.

Warna Tersier

Warna tersier tercipta dari kedua warna primer dan juga warna sekunder. Adapun warna yang termasuk ke dalam warna tersier ialah

  • Warna Coklat Kuning merupakan warna yang tercipta dari percampuran antara warna kuning dan juga warna ungu.
  • Warna Coklat Biru merupakan warna yang tercipta dari percampuran warna biru dan juga orange.
  • Warna Coklat Merah merupakan warna yang tercipta dari percampuran warna hijau dan juga merah.

Warna Kuarter

Warna kuarter tercipta dari gabungan dua warna dari kedua warna tersier, seperti halnya yang terjadi pada

  • Warna Coklat Hijau merupakan warna yang tercipta dari perpaduan antar warna biru tersier dan juga kuning tersier.
  • Warna Coklat Jingga merupakan warna yang tercipta dari kolaborasi antara warna merah tersier dan juga kuning tersier.
  • Warna Coklat Ungu, merupakan warna yang tercipta dari perpaduan antar warna biru tersier dan juga merah tersier.

Warna Intermediate

Warna Intermediate merupakan warna yang berada diantara warna primer dan juga warna sekunder. Adapun warna yang termasuk ke dalam warna intermediate ialah

  • Warna Merah Violet merupakan warna yang letaknya berada ditengah warna merah dan juga ungu atau violet.
  • Warna Merah Jingga merupakan warna yang terletak diantara warna merah dan juga jingga atau orange.
  • Warna Biru Violet, merupakan warna yang terletak diantara warna biru dan juga violet atau ungu.
  • Warna Biru Hijau merupakan warna yang terletak diantara warna biru dan juga hijau.
  • Warna Kuning Hijau merupakan warna yang terletak pada warna kuning dan juga hijau
  • Warna Kuning Jingga merupakan warna yang terletak pada warna kuning dan juga jingga atau orange.

The post Seni Warna : Pengertian dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Fauvisme : Pengertian, Ciri, Konsep, Tokoh, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-fauvisme Mon, 06 Mar 2023 04:39:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41721 Seni fauvisme merupakan seni yang asal mulanya berkembang di Perancis pada akhir abad ke-19. Seni fauvisme ini yang akhirnya berkembang hingga ke beberapa tempat di Eropa dengan berlandaskan konsep ekspresionisme yang dipelopori oleh Van Gogh. Seni fauvisme ini berasal dari sebuah kata sandiran yaitu fauve yang memiliki arti binatang liar. Kata tersebut muncul berawal dari […]

The post Seni Fauvisme : Pengertian, Ciri, Konsep, Tokoh, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Seni fauvisme merupakan seni yang asal mulanya berkembang di Perancis pada akhir abad ke-19. Seni fauvisme ini yang akhirnya berkembang hingga ke beberapa tempat di Eropa dengan berlandaskan konsep ekspresionisme yang dipelopori oleh Van Gogh.

Seni fauvisme ini berasal dari sebuah kata sandiran yaitu fauve yang memiliki arti binatang liar. Kata tersebut muncul berawal dari Louis Vauxcelles yang ketika itu beliau sedang mengomentari pameran yang berada di Salon d’Automne.

Seni Fauvisme, merupakan seni yang menghargai konsep ekspresi dalam menangkap sebuah perasaan dengan suasana yang akan dilukiskan. Seni fauvisme ini memiliki perbedaan dengan karya-karya yang lainnya seperti karya impresionisme.

Ketika para seniman fauvisme saling berpendapat bahwa harmoni yang tidak terpaut dengan sebuah kenyataan di alam, akan lebih memperlihatkan sebuah hubungan yang pribadi dari seniman dengan alam sekitarnya.

Seni Fauvisme lebih menekankan pada kualitas dan juga unsur-unsur seni, seperti halnya garis, bentuk, juga warna-warna kuat di atas nilai -nilai yang realistis yang masih dipertahankan oleh seni Impresionisme.

Hal ini, dapat diartikan, bahwa seni fauvisme menggunakan gaya yang memiliki kesamaan dengan gaya dari seni Impresionisme, tetapi Fauvisme lebih menolak ide dasar dari peniruan alam. Seniman dari seni fauvisme ini, lebih memilih untuk menggunakan setiap elemen dalam karyanya agar menjadi karya yang mandiri sehingga tidak perlu dikaitkan dengan kemiripan ataupun kerealistisan gambar.

Misalnya, penggunaan warna sebagai simbolisme dari gambar tersebut. Warna-warna yang dipakai jelas dan juga tidak lagi disesuaikan dengan warna yang ada di lapangan, akan tetapi mengikuti hati serta keinginan dari seorang seniman.

Penggunaan garis pada seni fauvisme juga sederhana, sehingga penikmat dari seni ini dapat mendeteksi garis yang jelas serta kuat dalam sebuah seni fauvisme. Oleh karena itu, bentuk benda dalam sebuah lukisan fauvisme pun lebih mudah dikenali tanpa perlu mempertimbangkan banyak detail lainnya.

Seniman seni fauvisme juga menyuarakan mengenai pemberontakan pada kemapanan seni lukis yang sudah lama terbantu oleh objektivisme dari sebuah ilmu pengetahuan seperti yang berada dalam seni Impersionisme.

Meskipun demikian, Ilmu dari seniman terdahulu tetap dapat dipakai sebagai dasar untuk melukis. Pergolakan ini pun terjadi pada tahun 1904-1907 yang merupakan masa awal bagi seni fauvisme yang populer pada masa itu.

Ciri-Ciri Seni Fauvisme

Seni fauvisme, memiliki beberapa ciri-ciri, berikut ini merupakan ciri-ciri dari seni fauvisme :

  • Seni fauvisme, merupakan sebuah model gambar dalam lukisan fauvisme yang tidak memiliki akurasi yang sama seperti dengan referensi pada model lukis.
  • Penggunaan dan juga pemilihan warna pada seni fauvisme ini cenderung lebih kontras, cerah, dan juga terang. Warna yang dipilih mencolok sebab warna tersebut tidak dapat melihat sisi keakuratan yang sesuai dengan referensi model lukisnya.
  • Warna-warna yang kontras dan juga mencolok digunakan sebgai salah satu cara untuk mengekspresikan gagasan dari seniman tersebut.
  • Objek yang digunakan untuk seni fauvisme ini, menggunakan model yang digariskan dengan garis-garis yang terlihat dengan jelas dan juga tegas. Contohnya, seperti gambar yang ditemukan dalam bentuk-bentuk gambar tokoh kartun dan yang lainnya.
  • Seni fauvisme ini, menyampaikan apa yang ada pada pikiran juga gagasan yang dimiliki oleh seniman tersebut.
  • Seniman fauvisme, ada yang melukis dengan bentuk landscape juga tedapat yang masih terikat dengan tipe-tipe objek tertentu.
  • Marka kuas pada lukisan dari seni fauvisme ini cenderung sangat mencolook dan juga kontras, serta tidak disamarkan dengan shading.

Konsep Seni Fauvisme

Konsep seni fauvisme berawal dari usaha untuk menyempurnakan seni impresionisme yang lebih dulu hadir serta meinstream digunakan oleh para seniman. Seni fauvisme ini juga berawal dari gaya Paul Gauguin yang mengusung gaya dekoratif serta ekspresionisme dari Van Gogh.

Seni Fauvisme ini merupakan sebuah lukisan-lukisan dari fauves yang memperlihatkan teknik yang konsisten. Perbedaannya, yaitu pada lukisan seni fauvisme yang selalu memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang sama yang memiliki sebuah kekuatan pada penggunaan warnannya.

Garis yang putus-putus juga tegas dan penampilan dari objek lukisan yang tidak teratur atau bisa disebut dengan disorganized appearance. Seni fauvisme memiliki sebuah kebebasan dan juga spontaniitas yang merupakan salah satu dari tanggapan pribadi di mana para seniman fauves dapat disamakan dengan seni ekspresionisme. Seni fauvisme termasuk ke dalam sejarah seni rupa yang ikut serta di Barat dan juga di timur.

Tokoh-Tokoh dalam Seni Fauvisme

Dalam seni fauvisme terdapat beberapa tokoh penting yang ikut mengusung dalam setiap karya-karya yang diciptakan. Berikut ini, tokoh-tokoh seni fauvisme, ialah :

1. Henri Matisse

Henri Matisse merupakan tokoh pertama dalam aliran seni fauvisme yang memiliki peran besar dlam seni tersebut. Beliau merupakan sosok bapak fauvisme yang dikenal sebagai salah satu rival terbesar dari seniman terkenal yaitu Pablo Picasso.

Henri Matisse, mulanya tertarik pada aliran kubisme, tetapi Henri Matisse menolak gagasan umum dari aliran tersebut. Matisse lebih memilih untuk mengembangkan seni fauvisme bersama dengan kelompok yang dimilikinnya.

Seni fauvisme muncul pada setiap karya Henri Matiise yaitu pada ciri juga gagasan yang menjadi kunci dari seni auvisme itu sendiri. Beliau tidak terlalu teknis dari terpaku pada sebuah akurasi. Sehingga seluruh beban atau proses dalam melukis muncul pada setiap karya-karya yang dibuatnya.

Dalam setiap karya Matisse ini, terdapat sebuah anatomi ataupun kemelencengan benuk, yang menjadi ekspresi yang digambarkan oleh Martisse yang tidak tertutup oleh kesalahan pada sebuah lukisan. Sebagai bapak fauvisme, Henri Matisse berpendapat bahwa seni tidak boleh membuat senimannya kesulitan. Sebaliknya, seharusnya seni dapat memberikan sebuah kegembiran dalam prosesnya.

2. Maurie de Vlaminck

Maurie de Vlaminck ini merupakan salah satu dari teman Henrie Mattise yang juga turut bersaing dengan para seniman aliran kubisme, seperti halnya Pablo Picasso. Kedua seniman fauvisme ini memiliki sebuah kesamaan untuk melakukan inovasi juga menciptakan hal yang baru.

Bagi Pablo Picasoo, ide adalah sebuah kubisme, sementara menurut Vlaminck dan juga rekannya, inovasi adalah sebuah penggunaan warna cerah serta ekspresif dan tidak lain ialah seni fauvisme. Vlaminck ialah salah satu seniman yang memiliki peran sebagai pelopor seni modern sejati.

Vlaminck juga termasuk sebagai salah satu seniman vokla yang mengkritisi perkembangan dari seni rupa modern. Keunikan yang dimiliki Vlaminck ialah beliau menggunakan outline yang lebih tegas sekaligus berat serta gelap berlawanan dengan warna dari bentuk yang dibuatnya sendiri. Seperti halnya, warna lembut, ringan, dan juga cerah.

Ciri khas dari Vlaminck ialah menjadi suatu focal point dan tambahan untuk gaya fauvisme yang sebenarnya sudah sangat kontras juga ekspresif dari aliran lainnya. Ciri khas yang dimiliki tidak hanya terlihat dalam lukisan tetapi juga terlihat dari sikapnya. Seperti sikapnya yang seperti hipokrit pada seni modern, tetap dalam gaya lukisannya juga.

3. Andre Derain

Andre Derain merupakan anggota kelompok dari seni fauvisme yang memiliki peran yang besar dalam pengembangan dua gerakan artistik yang signifikan pada awal abad ke-20. Derain berbeda dengan anggota kelompok seni fauvisme karena beliau terhitung cukup dekat dan juga tidak menjadi rival dari seni kubisme seperti dua tokoh sebelumnya.

Andre Derain cukup dekat dengan Pablo Picasso sehingga kehadiran beliau dianggap sebagai proses terjadinya sintesis dari seni fauvisme serta berbagai gagasan dari Pablo Picasso yang menjadi bagian dari integral seni kubisme awal.

Meskipun demikian, kontribusi Derain ini berhasil menghasilkan beberapa gagasan di balik gerakan yang telah diperdebatkan. Beberapa juga beranggapan bahwa Derain hanya memberikan beberapa ide turunan saja.

Perdebatan ini terus terjadi, mengenai gagasan dari Derain karena adanya sebuah fakta, mengenai Derain yang kala itu secara terus menerus mencari tau mengenai artistik juga berusaha agar menciptakan sebuah seni yang abadi.

Namun, sepanjang hidupnya, beliau hanya melakukan sebuah eksperimen dengan menggunakan sebuah idiom gaya lukis, yang menyebabkan beliau menjadi tokoh penting yang mengawali penyebaran seni modern di dunia.

Contoh Seni Fauvisme

Green Stripe

Model dari lukisan ini, merupakan istri dari Amelie, yang merupakan salah satu lukisan terkenal pada abad-20. Pengambilan subjek dengan menggunakan pakaian sehari-hari ialah sebuah ciri khas tersendiri dari salah satu seniman modern pada masa itu.

Tidak seperti lukisan renaisans yang memiliki sebuah kecenderungan yang hanya melukiskan subjek dengan menggunakan pakaian terbaiknya dalam sebuah lukisan. Matisse justru menggunakan sebuah warna untuk menggambarkan wajah sang istri yang dalam artiannya beliau tidak menggunakan shading ataupun highlight yang realistis.

Garis hijau yang membagi wajah Amelie menjadi dua bagian, yang biasanya dalam teknik pencahayaan side lighting lukisan maupun sebuah fotografi, namun pada lukisannya menggunakan warna bukan value.

The Dancer at Rat Mort

Karya The Dancer at Rat Mort ini merupakan sebuah karya representasi dari penari dalam sebuah klub malam bohmia di Paris yang memiliki nama Le Rat Mort yang memiliki sebuah arti Tikus Mati. Namun karya ini, tidak dapat dikategorikan sebagai lukisan potret meskipun terdapat sebuah model.

Dalam lukisan tersebut ada banyak sebuah fitur yang disederhanakan, seperti halnya mata besar yang tidak sesuai dengan sebuah proporsi realistis.

Turning Road

Turning Road merupakan sebuah karya seni lukisan yang menggambarkan lokasi populer yang dilukis oleh banyak seniman modern lainnya. Karya ini, menunjukkan banyaknya pengaruh teknik Derain oleh leluhur artistik langsungnya.

Secara bersamaan beliau berhasil mengembangkan ke arah yang lebih baru. Pada lukisan ini membangkitkan sebuah gagasan deformasi dekoratif yang dikenal secara simbolis dan mampu membangkitkan kebenaran esensial dalam sebuah pencarian seni yang abadi.

The post Seni Fauvisme : Pengertian, Ciri, Konsep, Tokoh, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Figuratif : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya https://haloedukasi.com/seni-figuratif Tue, 28 Feb 2023 04:36:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41685 Seni figuratif merupakan ragam hias yang biasanya terdapat pada bahan berjenis tekstil, kayu dan juga lainnya yang dapat dikenali oleh orang yang melihatnya. Selain itu, Seni figuratif melansir dari tate.org.uk, istilah seni figuratif telah digunakan sejak datangnya seni abstrak. Seni figuratif merujuk pada bentuk seni modern yang dapat mempertahankan referensi dengan dunia nyata yang kuat […]

The post Seni Figuratif : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Figuratif

Seni figuratif merupakan ragam hias yang biasanya terdapat pada bahan berjenis tekstil, kayu dan juga lainnya yang dapat dikenali oleh orang yang melihatnya. Selain itu, Seni figuratif melansir dari tate.org.uk, istilah seni figuratif telah digunakan sejak datangnya seni abstrak.

Seni figuratif merujuk pada bentuk seni modern yang dapat mempertahankan referensi dengan dunia nyata yang kuat sebagai subjek dari mereka. Seni figuratif juga dijelaskan sebagai penggambaran dari sebuah karya seni yang jelas-jelas diperuntukkan dari objek nyata, sehingga seni figuratif ini dapat diartikan secara representasional.

Seni figuratif juga dapat disebut sebagai Figurativism. Dalam seni figuratif, penekanan yang diberikan yaitu pada sebuah keterampilan penggambaran dan penampilan fisik dari sebuah subjek, dan bentuk artistik lainnya yang didasarkan pada bentuk dan juga proporsi yang akurat serta realistis.

Sejarah seni figuratif dapat dilihat dari zaman prasejarah, dimana manusia purba dapat mengukir atau melukis gambar-gambar pada dinding batu-batu besar yang menggambarkan makhluk hidup dan juga objek-objek yang ada disekitar.

Seiring dengan perkembangan zaman, seni figuratif menjadi semakin sangat kompleks dan juga beragam yang melibatkan teknik dan gaya yang berbeda-beda tergantung pada zaman dan juga tempat dimana seni diciptakan.

Di zaman modern ini, seni figuratif dapat ditemukan diberbagai jenis media, meliputi lukisan, patung, gambar, dan juga grafik.

Ciri-Ciri Seni Figuratif

Seni figuratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini:

  • Menggambarkan sebuah objek atau tokoh yang dapat dikenali

Dengan ciri paling utama dari seni figuratif ialah penggambaran pada objek atau tokoh yang dapat dikenali dan juga terlihat seperti objek atau tokoh nyata yang ada di dunia nyata.

  • Menekankan pada keterampilan penggambaran dan penampilan fisik subjek

Dalam seni figuratif, seniman dapat menekankan pada keterampilan penggambaran dan juga penampilan fisik subjek dengan memberikan sebuah penekanan pada akurasi dan realisme dari bentuk dan juga proporsi.

  • Ekspesi emosi dan perasaan

Beberapa jenis seni figuratif, seperti halnya seni figuratif ekspresionis, yang menekankan pada ekspresi emosi dan perasaan dalam penggambaran objek atau tokoh yang ada di dunia nyata.

  • Menggunakan teknik-teknik seperti perspektif, bayangan, dan pencahayaan

Hal ini, terjadi dalam seni figuratif realis, seniman sering menggunakan teknik-teknik seperti halnya perspektif, bayangan, dan pencahayaan agar dapat menciptakan sebuah ilusi kedalaman dan dimensi pada karya seni.

Jenis Seni Figuratif

Setelah mengetahui ciri-ciri dari seni figuratif, terdapat juga jenis-jenis seni figuratif, meliputi :

1. Realisme

Realisme, merupakan jenis seni figuratif yang menekankan pada akurasi dan juga realisme dalam bentuk dan juga proporsi objek atau tokoh yang digambarkan. Seniman yang mengadopsi gaya seni figuratif realis akan mencoba untuk menciptakan sebuah karya seni yang seolah-olah seperti benda atau orang aslinya.

2. Ekspresionisme

Jenis seni figuratif ekspresionisme ini menekankan pada ekspresi emosi dan juga perasaan dalam penggambaran objek atau tokoh. Seniman dapat mengadopsi gaya seni figuratif ekspresionis dengan sebuah kecenderungan menciptakan sebuah karya snei yang memiliki sebuah kesan emosional yang sring kali memiliki warna-warna yang kuat dan juga ekspresif.

3. Impresionisme

Impresionisme pada seni figuratif, menekankan pada sebuah kesan visual dari suatu objek atau tokoh yang dapat digambarkan dan juga dapat memperhatikan perubahan cahaya, warna, dan juga suasana yang dapat memberikan kesan yang berbeda-beda pada seorang pengamat.

4. Seni Figuratif Klasik

Merupakan seni figuratif yang merujuk pada sebuah karya seni yang dihasilkan dalam sebuah periode klasik, dimana suatu objek atau tokoh yang digambarkan dijelaskan secara rinci dan juga proporsional, serta dapat menekankan pada nilai estetika juga keindahan.

5. Seni Figuratif Modern

Merupakan sebuah seni yang lebih mengarah pada seni rupa yang dihasilkan dari teknologi modern seperti halnya, fotografi, digital, dan seni multimedia. Seni figuratif modern sering juga menggabungkan sebuah elemen-elemen tradisional dan juga kontemporer yang menampilkan objek atau juga tokoh yang memiliki makna dan simbolik tertentu.

Contoh Seni Figuratif

1. Topeng

Seni Figuratif

Contoh dari seni figuratif ini, ialah topeng yang dikenal sebagai bentuk seni rupa yang juga kerap menjadi bagian dari sebuah dekorasi rumah. Tidak hanya dua dimensi saja, tetapi topeng juga merupakan sebuah karya seni rupa yang memiliki tiga dimensi dari ragam hias figuratif.

2. Wayang

Seni Figuratif

Contoh dari seni figuratif selanjutnya ialah wayang, yang merupakan sebuah karya seni rupa tiga dimensi dari ragam hias figuratif yang terbuat dari material kayu yang menyerupai bentuk manusia atau tokoh pewayangan yang lainnya di mahabharata, Selain itu, wayang juga merupakan sebuah ragam hias yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

3. Gambar Figuratif

Seni Figuratif

Gambar figuratif merupakan bagian dari seni figuratif yang umumnya digambar pada sebuah kertas yang dapat dilihat jika gambar tersebut dapat menyerupai manusia yang dibuat dengan tidak realistis atau dalam bentuk wujud manusia.

4. Lukisan Figuratif

Seni Figuratif

Lukisan adalah sebuah contoh dari seni figuratif. Salah satu lukisan figuratif yaitu The Potato Eaters karya dari Van Gogh. Lukisan tersebut merupakan sebuah lukisan yang menggambarkan keluarga seorang petani yang sedang duduk di meja makan dengan menyantap kentang serta ditemani lampu yang temaram.

5. Patung

Seni Figuratif

Patung juga merupakan salah satu contoh dari seni figuratif karena bentuknya tiga dimensi yang dapat dilihat dari berbagai sisi, realis atau juga representatif. Hal ini, dikarenakan patung dibuat dengan meniru bentuk-bentuk secara alamiah yang ada dalam kehidupan nyata. Contoh dari patung sendiri, meliputi patung hewan, patung pahlawan, dan lain-lain yang menyerupai dari bentuk aslinya.

6. Batik Figuratif

Seni Figuratif

Contoh dari seni figuratif selanjutnya, ialah Batik figuratif yang salah satunya ialah batik betawi dengan gambar ondel-ondel. Ondel-ondel sendiri ini, menyerupai sebuah objek manusia dalam motif batik betawi tersebut. Ondel-ondel pun sebagai ikon dairi suku betawi sendiri dipercaya dapat menolak bala dari marabahaya.

7. Songket

Seni Figuratif

Songket juga merupakan sebuah contoh dari seni figuratif, bukan hanya batik, songket juga menjadi salah satunya terlebih lagi songket tenun dari Sumba. Seni figuratif pada tenun ikat Sumba juga menggunakan manusia sebagai objek dan juga motif penggambaran.

Motif dan juga gayanya meniru bentuk tubuh manusia mulai dari bagian kepala sampai kaki. Gambar pada songket ini hanya bentuk tiruan tubuh manusia karena dikreasikan dengan gaya tertentu.

The post Seni Figuratif : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>