senyawa kimia - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/senyawa-kimia Sat, 27 Jan 2024 05:56:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico senyawa kimia - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/senyawa-kimia 32 32 Unsur Hara : Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya https://haloedukasi.com/unsur-hara Wed, 24 Jan 2024 08:52:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47876 Semua makhluk hidup baik manusia, hewan, hingga tumbuhan membutuhkan zat dan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia sangat beragam meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan lain sebagainya. Apabila tubuh kekurangan nutrisi, segala sistem dan proses yang terjadi di dalam tubuh akan terganggu dan berdampak buruk pada kesehatan. […]

The post Unsur Hara : Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Semua makhluk hidup baik manusia, hewan, hingga tumbuhan membutuhkan zat dan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia sangat beragam meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan lain sebagainya.

Apabila tubuh kekurangan nutrisi, segala sistem dan proses yang terjadi di dalam tubuh akan terganggu dan berdampak buruk pada kesehatan. Selain manusia yang membutuhkan asupan zat dan nutrisi untuk tubuh, tumbuhan juga membutuhkan nutrisi khusus untuk bertahan hidup.

Nutrisi-nutrisi ini akan digunakan untuk membantu tumbuhan bertahan dari segala penyakit, serta mampu membantu tumbuhan untuk terus tumbuh dan berkembang. Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan ini disebut dengan unsur hara.

Pengertian Unsur Hara

Unsur hara adalah segala macam zat, unsur, atau senyawa kimia yang diperlukan oleh tumbuhan untuk bertahan hidup. Semua nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan memiliki fungsi penting sehingga harus tercukupi dalam setiap harinya.

Ada 16 jenis unsur hara yang memiliki fungsi dan peran masing-masing yang dibutuhkan oleh setiap tumbuhan. Beberapa jenis unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan merupakan senyawa kimia yang terkandung di dalam tanah. Namun demikian, unsur hara yang tersedia di dalam tanah juga terbatas.

Di tambah hampir setiap hari, tumbuhan akan menyerap unsur hara yang berasal dari dalam tanah yang menyebabkan senyawa-senyawa ini terus berkurang. Untuk terus memenuhi kebutuhan tumbuhan terhadap nutrisi atau unsur ini, dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik pupuk kandang, kompos, dan lain sebagainya.

Fungsi Unsur Hara

Fungsi unsur hara bagi tumbuhan secara umum adalah sebagai bentuk upaya untuk bertahan hidup. Akan tetapi, unsur hara memiliki fungsi yang cukup beragam bagi keberlangsungan hidup tumbuhan. Berikut ini beberapa fungsi unsur hara bagi tumbuhan.

  • Sebagai penyusun beragam struktur sel jaringan
  • Memperlancar proses fotosintesis
  • Mengatur tekanan osmotik ketika vakuola penuh dengan zat cair
  • Membantu dalam proses transfer energi
  • Sebagai katalisator reaksi atau membantu memperbesar kecepatan reaksi
  • Turut mengatur proses reproduksi pada tumbuhan
  • Mencegah tumbuhan dari kondisi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan
  • Melindungi tumbuhan dari serangan penyakit dan infeksi

Jenis-jenis Unsur Hara

Unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan sangat beragam. Terdapat 16 jenis unsur yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan. Namun, jenis-jenis unsur hara ini terbagi ke dalam dua jenis utama berdasarkan jumlah kebutuhannya yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro.

Unsur hara makro merupakan jenis unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar. Sedangkan untuk jenis unsur hara mikro adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit.

Unsur Hara Makro

  • Karbon (C)

Sebagian besar tumbuhan pasti membutuhkan Karbon untuk keberlangsungan hidupnya. Karbon ini merupakan unsur hara yang dapat membantu tumbuhan dalam menghasilkan beberapa zat penting termasuk protein, pati atau karbohidrat kompleks, hingga selulosa.

Kebutuhan akan unsur C ini didapatkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis yang mengubah karbondioksida (CO2) menjadi karbohidrat yang berguna sebagai tempat penyimpanan cadangan energi dan membantu mengangkut energi ke seluruh bagian dalam tumbuhan.

  • Hidrogen (H)

Unsur hidrogen berfungsi sebagai komponen pembentuk gula yang membantu proses pertumbuhan. Hidrogen didapatkan oleh tumbuhan melalui penyerapan air (H2O) yang berada di dalam tanah. Ion-ion yang terkandung dalam hidrogen dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu melancarkan proses fotosintesis serta digunakan untuk bernafas dalam proses respirasi.

  • Oksigen (O)

Oksigen adalah salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup termasuk tumbuhan. Tumbuhan membutuhkan oksigen untuk menghasilkan ATP. Tumbuhan bisa mendapatkan Oksigen baik dari proses penyerapan karbondioksida, udara, air, atau beberapa enzim lainnya. Selain membutuhkan Oksigen dalam jumlah besar, tumbuhan juga berperan penting dalam menghasilkan unsur Oksigen sendiri melalui proses fotosintesis.

  • Nitrogen (N)

Senyawa nitrogen merupakan senyawa yang berlambang unsur N yang berperan penting bagi keberlangsungan hidup tumbuhan. Unsur ini berfungsi dalam pembentukan setiap sel, jaringan, hingga pembentukan organ pada tumbuhan.

Tak hanya itu, unsur Nitrogen juga berfungsi sebagai bahan sintesis klorofil, protein serta asam amino. Fungsi ini akan membantu mengatur pertumbuhan ketika fase vegetatif agar dapat berjalan secara optimal. Oleh sebab itu, Nitrogen termasuk golongan unsur hara makro karena dibutuhkan dalam jumlah besar.

  • Fosfor (P)

Di dalam tumbuhan, Fosfor termasuk unsur hara yang berperan besar dalam menyusun beberapa enzim. Fosfor yang memiliki unsur lambang P ini merupakan komponen penyusun dari protein, ATP, RNA, dan DNA.

Dalam fungsi ini, Fosfor sebagai pembentuk ATP turut membantu dalam proses transfer energi. Fosfor yang juga berperan dalam pembentukan RNA dan DNA berperan dalam pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.

Ketika tumbuhan dalam fase pembungaan, unsur ini bersama dengan unsur Kalium dibutuhkan dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan Fosfor dan Kalium dapat merangsang proses pembungaan sehingga kebutuhan akan unsur-unsur ini menjadi meningkat.

  • Kalium (K)

Unsur Kalium (K) atau juga disebut dengan Potassium ini merupakan unsur yang berperan besar dalam berjalannya aktivitas atau proses fisiologi tumbuhan seperti fotosintesis, transfer karbohidrat, mengatur fungsi stomata, distribusi air ke sel dan jaringan, akumulasi, translokasi, dan lain sebagainya. Jika tumbuhan kekurangan Kalium, maka dapat menyebabkan daun mudah rontok dan rentan terhadap penyakit.

  • Kalsium (Ca)

Sama halnya dengan tubuh manusia, Kalsium dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan sel. Kalsium mampu menguatkan dan merawat dinding sel serta membantu perkembangan akar pada tumbuhan.

Unsur berlambang Ca ini juga berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel yang menjadi titik tumbuh. Oleh sebab itu, unsur ini dibutuhkan dalam kadar yang cukup besar karena apabila Kalsium rendah dapat mengakibatkan tumbuhan memiliki akar yang tidak kekar dan produksi bunga terhambat.

  • Belerang/Sulfur (S)

Keberadaan belerang atau Sulfur (S) di dalam tumbuhan cukup penting. Sulfur adalah salah satu komponen penyusun asam amino tumbuhan seperti sistein dan metionin. Tumbuhan membutuhkan unsur Sulfur untuk bertahan hidup setara dengan kebutuhannya akan unsur Fosfor. Di perkirakan 90% Sulfur dalam tanaman berbentuk asam amino yang berperan dalam penyusunan protein.

  • Magnesium (Mg)

Berbeda dengan unsur-unsur sebelumnya, Magnesium merupakan senyawa pembawa energi. Magnesium berfungsi sebagai media transportasi energi bagi beberapa enzim di dalam tumbuhan. Apabila senyawa Magnesium pada tumbuhan rendah, maka akan mengakibatkan sejumlah energi yang perlu didistribusikan berkurang.

Hal ini dikarenakan Magnesium sebagai alat transportasi hanya dapat mengangkut unsur lebih sedikit sehingga unsur penting lainnya tidak ikut terbawa. Selain sebagai pengangkut energi, Magnesium juga termasuk komponen penting dalam pembentukan klorofil.

Unsur Hara Mikro

  • Boron (B)

Sebagai salah satu jenis unsur hara mikro, Boron termasuk unsur penting yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Keberadaan Boron dibutuhkan untuk membantu proses pembentukan, pembelahan, dan pembagian tugas sel.

Unsur ini dapat ditemukan di dalam tanah, namun jumlahnya terbatas. Oleh sebab itu, apabila tumbuhan kekurangan unsur ini maka daun akan menunjukkan ciri berwarna lebih gelap, tebal, dan mengerut.

  • Seng (Zn)

Seng adalah unsur hara dengan lambang Zn yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk transkripsi DNA, menyusun klorofil dan membantu kelancaran proses fotosintesis. Tumbuhan yang kekurangan Seng akan mengalami pertumbuhan yang lambat, termasuk gejala daun mengerut dan rontok, hingga bakal buah yang gugur.

  • Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan unsur hara mikro yang memiliki peran penting dalam beberapa proses di dalam tumbuhan. Tembaga dibutuhkan untuk membantu kelancaran fotosintesis, membentuk klorofil, aktivator atau pembawa enzim, hingga membantu dalam proses reproduksi.

Meski kebutuhan tumbuhan akan tembaga tergolong sedikit, tidak banyak tanah yang mengandung unsur ini sehingga perlu menambahkan tembaga melalui modifikasi tanah dengan pupuk.

  • Besi (Fe)

Unsur berlambang Fe ini merupakan unsur hara mikro yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Unsur Besi akan menjadi aktivator beberapa enzim serta berguna sebagai pembawa elektron ketika proses fotosintesis dan respirasi terjadi.

Keberadaan zat besi bergantung pada kadar tembaga dalam tumbuhan, sehingga apabila kekurangan tembaga tentu unsur zat besi juga berkurang. Kekurangan zat besi mengakibatkan tumbuhan mengalami klorosis serta daun menguning atau gejala nekrosis.

  • Mangan (Mn)

Berbeda dengan unsur lainnya, Mangan (Mn) memiliki fungsi khusus di dalam perkembangan tumbuhan. Mangan berfungsi dalam pembentukan protein, vitamin C, serta berperan dalam mempertahankan warna hijau pada daun yang sudah tua.

Unsur ini juga berperan sebagai aktivator dari beberapa enzim. Tumbuhan yang kekurangan unsur ini biasanya akan memiliki kondisi yang berbeda dengan tumbuhan lain yakni memiliki warna aneh pada daun.

  • Molibdenum (Mo)

Molibdenum atau Mau merupakan unsur yang berperan dalam metabolisme nitrogen tumbuhan. Unsur ini termasuk salah satu kofaktor enzim dalam pembentukan asam amino. Selain itu, unsur Molibdenum juga berfungsi sebagai pembawa elektron dalam proses mengubah nitrat menjadi enzim.

  • Silikon (Si)

Unsur hara mikro dengan lambang Si atau Silikon ini adalah unsur yang membuat tumbuhan tahan terhadap hama dan penyakit. Tak hanya itu saja, unsur ini juga membantu kelancaran dalam proses fotosintesis.

Unsur Silikon ini termasuk komponen dari dinding sel yang mampu menginduksi ketahanan tumbuhan. Dengan memanfaatkan unsur hara ini, tumbuhan akan lebih kuat dan mampu melawan berbagai infeksi atau penyakit yang menyerang.

The post Unsur Hara : Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Polimer: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contoh https://haloedukasi.com/polimer-adalah Fri, 22 Sep 2023 08:01:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45601 Polimer adalah bahan kimia yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari plastik yang digunakan dalam peralatan rumah tangga hingga material yang digunakan dalam industri otomotif dan kedokteran, polimer hadir dalam berbagai bentuk dan aplikasi. Namun, apa sebenarnya yang membuat polimer begitu istimewa? Artikel ini akan membahas definisi polimer, sifat-sifat uniknya, serta peranannya yang […]

The post Polimer: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Polimer adalah bahan kimia yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari plastik yang digunakan dalam peralatan rumah tangga hingga material yang digunakan dalam industri otomotif dan kedokteran, polimer hadir dalam berbagai bentuk dan aplikasi.

Namun, apa sebenarnya yang membuat polimer begitu istimewa? Artikel ini akan membahas definisi polimer, sifat-sifat uniknya, serta peranannya yang luas dalam berbagai sektor kehidupan manusia.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang polimer, kita dapat menghargai betapa pentingnya bahan ini dalam dunia modern yang terus berkembang.

Apa Itu Polimer

polimer

Polimer adalah suatu jenis senyawa kimia yang terdiri dari molekul-molekul yang tersusun dalam rantai panjang atau struktur berulang. Istilah “polimer” berasal dari kata Yunani, di mana “poly” berarti banyak, dan “meros” berarti bagian. Dalam arti sederhana, polimer adalah molekul besar yang terbentuk dari pengulangan unit struktural yang disebut monomer.

Monomer adalah unit struktural dasar yang berfungsi sebagai “bahan bangunan” dalam pembentukan polimer. Ketika monomer-monomer ini bergabung bersama melalui ikatan kimia yang kuat, mereka membentuk rantai atau jaringan molekuler yang panjang. Proses ini disebut polimerisasi.

Polimer memiliki berbagai macam sifat tergantung pada jenis monomer yang digunakan dan bagaimana molekul-molekul tersebut tersusun. Beberapa polimer bersifat keras dan kaku, seperti plastik yang digunakan dalam pembuatan botol air minum.

Sementara yang lain bersifat elastis dan fleksibel, seperti karet dalam ban mobil. Polimer juga dapat memiliki sifat isolator listrik atau konduktor panas, tergantung pada komposisi dan struktur molekulnya.

Polimer memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti industri, kedokteran, dan teknologi. Mereka digunakan dalam pembuatan berbagai produk, termasuk pakaian, alat medis, kemasan makanan, komponen otomotif, dan banyak lagi.

Kemampuan untuk mengubah sifat-sifat polimer melalui modifikasi kimia membuatnya menjadi bahan yang sangat serbaguna dan penting dalam perkembangan teknologi modern.

Jenis Polimer

Ada banyak jenis polimer yang ditemukan dalam berbagai aplikasi dan industri. Jenis polimer dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan berbagai faktor, seperti struktur kimia, sifat fisik, dan penggunaan. Berikut adalah beberapa jenis polimer yang umum:

1. Polimer Berdasarkan Sumber Bahan Baku

  • Polimer Alamiah: Polimer ini ditemukan secara alami dalam bentuk polimer yang sudah ada di alam. Contohnya adalah selulosa (ditemukan dalam kayu dan serat tumbuhan), protein (seperti sutra dan wol), dan karet alam (diperoleh dari getah pohon karet).
  • Polimer Sintetis: Polimer ini dibuat melalui proses sintesis kimia. Plastik adalah salah satu contoh paling umum dari polimer sintetis. Jenis-jenis plastik sintetis termasuk polietilen, polipropilena, polivinil klorida (PVC), dan banyak lainnya.

2. Polimer Berdasarkan Struktur Molekuler

  • Polimer Linier: Polimer ini memiliki rantai molekuler yang panjang dan lurus. Contoh polimer linier adalah polietilena.
  • Polimer Bercabang: Polimer ini memiliki rantai molekuler utama dengan rantai-rantai samping yang bercabang. Ini dapat meningkatkan sifat-sifat elastis dan fleksibel polimer. Polipropilena adalah contoh polimer bercabang.
  • Polimer Silang: Polimer ini memiliki ikatan silang antara rantai molekuler, yang membuatnya lebih keras dan kuat. Karet sintetis yang digunakan dalam ban mobil adalah contoh polimer silang.

3. Polimer Berdasarkan Sifat Fisik

  • Polimer Termoplastik: Polimer ini memiliki sifat fisik yang memungkinkan mereka untuk menjadi lunak saat dipanaskan dan keras saat dingin. Mereka dapat dilelehkan dan didaur ulang tanpa mengalami degradasi kimia. Contoh termoplastik meliputi polietilena, polipropilena, dan polistirena.
  • Polimer Termoset: Polimer ini mengalami pengerasan permanen ketika dipanaskan dalam proses yang disebut pengaturan. Mereka tidak dapat dilelehkan atau didaur ulang setelah pengaturan. Contoh termoset meliputi epoksi dan resin fenolik.

4. Polimer Berdasarkan Penggunaan

  • Polimer Plastik: Digunakan dalam pembuatan berbagai produk plastik, termasuk kemasan, mainan, dan komponen elektronik.
  • Polimer Karet: Digunakan dalam pembuatan ban, peralatan karet, dan bahan tahan aus.
  • Polimer Serat: Digunakan dalam industri tekstil untuk membuat pakaian, kain, dan serat yang kuat.
  • Polimer Biodegradable: Polimer ini dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, menjadikannya ramah lingkungan. Mereka digunakan dalam kemasan dan produk ramah lingkungan.

5. Polimer Berdasarkan Aplikasi Khusus

  • Polimer Konduktif: Dirancang untuk menghantarkan listrik dan digunakan dalam elektronik, seperti dioda organik dan panel surya fleksibel.
  • Polimer Bioresorbable: Digunakan dalam kedokteran untuk membuat jahitan bedah dan implant yang akan larut dalam tubuh seiring waktu.

Struktur Polimer

Struktur polimer merujuk pada susunan molekular dari molekul-molekul monomer yang membentuk polimer tersebut. Struktur ini sangat penting karena memengaruhi sifat-sifat fisik dan kimia dari polimer. Ada beberapa jenis struktur polimer yang umum, termasuk:

1. Polimer Linier

Struktur polimer linier adalah polimer yang terdiri dari rantai molekuler panjang dan lurus. Molekul-molekul monomer dihubungkan satu sama lain dalam satu rantai panjang tanpa cabang-cabang samping. Contoh polimer linier adalah polietilena, di mana molekul-molekul etilena saling terhubung membentuk rantai panjang.

2. Polimer Bercabang

Dalam struktur polimer bercabang, rantai molekuler utama memiliki cabang-cabang samping yang terikat pada rantai utama. Ini membuat polimer lebih fleksibel dan elastis daripada polimer linier. Polipropilena adalah contoh polimer bercabang.

3. Polimer Silang

Struktur polimer silang memiliki ikatan silang antara rantai molekuler. Ini terjadi melalui reaksi kimia tambahan yang menghubungkan rantai-rantai molekuler, membentuk jaringan 3D yang kuat.

Polimer silang umumnya lebih keras dan tahan terhadap suhu tinggi daripada polimer linier atau bercabang. Karet vulkanisasi adalah contoh polimer silang.

4. Polimer Berbasis Cincin

Beberapa polimer memiliki struktur berbasis cincin, di mana molekul-molekul monomer membentuk cincin-cincin yang terhubung satu sama lain. Contohnya adalah nilon, yang memiliki struktur berbasis cincin.

5. Polimer Berblok

Struktur polimer berblok terdiri dari dua atau lebih jenis monomer yang berbeda yang digabungkan menjadi satu molekul polimer. Jenis monomer yang berbeda ini membentuk blok-blok dalam struktur polimer, dan setiap blok dapat memiliki sifat-sifat yang berbeda.

Polistiren-butadiena-stiren (SBS) adalah contoh polimer berblok yang digunakan dalam pembuatan karet sintetis.

Fungsi Polimer

Polimer memiliki berbagai fungsi penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan industri. Berikut adalah beberapa fungsi utama polimer:

1. Pembuatan Bahan Plastik

Salah satu fungsi utama polimer adalah sebagai bahan dasar pembuatan plastik. Plastik digunakan dalam berbagai produk sehari-hari, seperti botol minuman, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak, dan kemasan makanan. Kemampuan untuk mengubah sifat-sifat plastik membuatnya sangat serbaguna dalam berbagai aplikasi.

2. Industri Tekstil

Polimer digunakan dalam pembuatan serat sintetis, seperti nilon, poliester, dan akrilik, yang digunakan dalam industri tekstil. Serat-serat ini digunakan untuk membuat pakaian, kain, tali, dan berbagai produk tekstil lainnya.

3. Karet

Polimer juga digunakan dalam pembuatan produk karet, seperti ban mobil, sepatu karet, selang, dan peralatan tahan aus. Kemampuan karet untuk mengembang dan kembali ke bentuk semula menjadikannya bahan yang sangat cocok untuk berbagai aplikasi.

4. Industri Otomotif

Polimer digunakan dalam berbagai komponen otomotif, termasuk dalam pembuatan bagian-bagian seperti bumper, panel interior, selang-selang, dan seal.

5. Peralatan Medis

Polimer sering digunakan dalam peralatan medis dan perangkat kedokteran, termasuk dalam pembuatan alat bedah, implant, peralatan laboratorium, dan perangkat medis lainnya. Polimer bioresorbable juga digunakan untuk aplikasi medis yang lebih lanjut.

6. Kemasan

Polimer digunakan dalam pembuatan kemasan makanan dan minuman yang aman dan tahan lama. Kemasan plastik dan berbagai jenis kemasan fleksibel menghambat kontaminasi dan memperpanjang umur simpan produk.

Contoh Polimer

Berikut adalah beberapa contoh polimer yang umumnya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari:

1.Polietilena (PE)

Polietilena adalah salah satu plastik paling umum yang digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk kantong plastik, botol, pipa air, dan mainan plastik. Ini hadir dalam dua bentuk utama: polietilena berdensitas rendah (LDPE) yang fleksibel dan polietilena berdensitas tinggi (HDPE) yang lebih keras.

2. Polipropilena (PP)

Polipropilena adalah plastik yang tahan terhadap panas dan memiliki kekuatan yang baik. Ini digunakan dalam pembuatan wadah makanan, kemasan, peralatan rumah tangga, dan bahkan dalam komponen otomotif.

3. Polivinil Klorida (PVC)

PVC adalah polimer yang sering digunakan dalam konstruksi untuk pipa air, kabel listrik, dan material dinding. PVC juga digunakan dalam industri kemasan untuk membuat botol dan film plastik.

4. Polistirena (PS)

Polistirena digunakan dalam berbagai bentuk, termasuk expanded polystyrene (EPS) yang dikenal sebagai “styrofoam” dan polistirena solid yang digunakan dalam wadah makanan, cangkir, dan mainan.

5. Nilon (Polyamida)

Nilai-nilai-nilai seperti nilon 6 dan nilon 66 adalah contoh polimer berbasis nilon. Ini digunakan dalam pembuatan pakaian, tas, tali, dan sikat gigi.

6. Polietilen Tereftalat (PET)

PET digunakan secara luas dalam pembuatan botol air minum, botol minuman berkarbonasi, dan serat sintetis yang digunakan dalam tekstil.

Contoh-contoh ini mencerminkan beragam jenis polimer yang digunakan dalam berbagai aplikasi, dari kemasan hingga konstruksi, otomotif hingga kedokteran, dan banyak lagi. Polimer adalah bahan yang sangat penting dalam kehidupan modern, dan inovasi terus mendorong perkembangan baru dalam bidang ini.

The post Polimer: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kromatografi Kolom: Prinsip, Metode, Tahapan dan Contoh https://haloedukasi.com/kromatografi-kolom Fri, 12 May 2023 05:17:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43078 Kromatografi kolom merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa kimia yang paling umum digunakan di laboratorium. Dalam kromatografi kolom, senyawa-senyawa tersebut dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisik dan kimianya. Teknik ini digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pemurnian sampai analisis senyawa-senyawa kompleks. Dalam artikel ini, akan dibahas secara detail tentang prinsip dasar kromatografi kolom, jenis-jenis kolom yang […]

The post Kromatografi Kolom: Prinsip, Metode, Tahapan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kromatografi kolom merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa kimia yang paling umum digunakan di laboratorium. Dalam kromatografi kolom, senyawa-senyawa tersebut dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisik dan kimianya.

Teknik ini digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pemurnian sampai analisis senyawa-senyawa kompleks. Dalam artikel ini, akan dibahas secara detail tentang prinsip dasar kromatografi kolom, jenis-jenis kolom yang digunakan, serta beberapa contoh penggunaan teknik ini dalam berbagai bidang ilmu.

Apa Itu Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom adalah salah satu teknik pemisahan senyawa kimia berdasarkan perbedaan sifat fisik dan kimianya menggunakan kolom sebagai media pemisahannya. Teknik ini didasarkan pada prinsip partisi atau adsorpsi senyawa-senyawa pada fase diam yang berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan.

Kolom kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak, dimana fase diam berupa bahan pengisi kolom yang dipilih sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan, sedangkan fase gerak adalah cairan atau gas yang mengalirkan sampel senyawa melalui kolom. Kromatografi kolom digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemurnian senyawa, analisis senyawa kompleks, dan penentuan struktur senyawa.

Prinsip Kromatografi Kolom

Prinsip Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan senyawa kimia berdasarkan perbedaan sifat fisik dan kimia mereka. Prinsip kromatografi kolom didasarkan pada pemisahan senyawa-senyawa tersebut melalui interaksi dengan media pemisah atau fase diam.

Fase diam atau bahan pengisi kolom dipilih berdasarkan sifat fisik dan kimia senyawa yang akan dipisahkan, seperti ukuran pori, muatan, kepadatan, dan kelarutan. Beberapa jenis bahan pengisi kolom yang sering digunakan antara lain silika gel, gelatin khusus, polimer, karbon aktif, dan resin penukar ion.

Selama fase gerak atau cairan pelarut dialirkan melalui kolom, senyawa-senyawa tersebut berinteraksi dengan fase diam dan terjadi pemisahan. Interaksi antara senyawa-senyawa dan fase diam dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, seperti adsorpsi, partisi, atau pertukaran ion.

Pada mekanisme adsorpsi, senyawa-senyawa akan menempel pada permukaan bahan pengisi kolom karena adanya gaya tarik antara senyawa dan bahan pengisi. Sedangkan pada mekanisme partisi, senyawa-senyawa akan terdistribusi di antara fase diam dan fase gerak karena perbedaan kelarutan di kedua fase tersebut. Sedangkan pada mekanisme pertukaran ion, senyawa-senyawa yang bermuatan akan berinteraksi dengan gugus penukar ion pada bahan pengisi kolom.

Selama fase gerak dialirkan melalui kolom, senyawa-senyawa yang berinteraksi lebih kuat dengan fase diam akan bergerak lebih lambat melalui kolom, sedangkan senyawa-senyawa yang berinteraksi lebih lemah dengan fase diam akan bergerak lebih cepat. Akhirnya, senyawa-senyawa dipisahkan berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi mereka melalui kolom.

Kromatografi kolom digunakan dalam berbagai aplikasi ilmiah dan industri, seperti dalam pemurnian senyawa kimia, analisis senyawa kompleks, serta penentuan struktur senyawa. Prinsip kromatografi kolom yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan sifat-sifat senyawa yang akan dipisahkan menjadikan teknik ini menjadi salah satu teknik pemisahan yang paling populer dan sering digunakan di laboratorium.

Metode Kromatografi Kolom

Metode kromatografi kolom adalah salah satu teknik pemisahan senyawa kimia yang paling umum dan sering digunakan di laboratorium. Dalam metode ini, sampel senyawa dimasukkan ke dalam kolom yang berisi media pemisah atau fase diam yang dipilih berdasarkan sifat senyawa yang akan dipisahkan.

Kemudian, fase gerak atau cairan pelarut dialirkan melalui kolom sehingga senyawa-senyawa tersebut berinteraksi dengan fase diam dan terjadi pemisahan.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode kromatografi kolom:

1. Persiapan Sampel

Sebelum dimasukkan ke dalam kolom, sampel senyawa harus dipersiapkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sampel memiliki konsentrasi yang tepat dan tidak mengandung kontaminan yang dapat mengganggu hasil pemisahan.

Persiapan sampel bisa dilakukan dengan cara pengenceran, pengeringan, atau penambahan cairan pelarut yang sesuai.

2. Persiapan Kolom

Kolom yang digunakan dalam kromatografi kolom harus disiapkan terlebih dahulu. Kolom yang digunakan bisa berupa kolom kaca atau kolom plastik dengan diameter dan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan. Bahan pengisi atau fase diam yang akan digunakan dalam kolom juga harus dipilih dengan cermat berdasarkan sifat senyawa yang akan dipisahkan.

3. Pengisian Kolom

Setelah kolom disiapkan, bahan pengisi atau fase diam dimasukkan ke dalam kolom dan dikemas dengan rapat agar tidak terjadi kebocoran atau pengendapan. Pengisian kolom bisa dilakukan dengan cara gravitasi atau dengan menggunakan pompa isokratik.

4. Penambahan Sampel

Sampel senyawa yang telah dipersiapkan kemudian dimasukkan ke dalam kolom. Sampel ditambahkan ke dalam kolom menggunakan pipet dan kemudian diikuti dengan penambahan cairan pelarut sebagai fase gerak.

5. Elusi

Setelah sampel dimasukkan ke dalam kolom, fase gerak atau cairan pelarut dialirkan melalui kolom dengan kecepatan yang konstan. Pada saat fase gerak dialirkan, senyawa-senyawa dalam sampel akan berinteraksi dengan fase diam dan terjadi pemisahan.

6. Pemisahan Senyawa

Selama fase gerak dialirkan melalui kolom, senyawa-senyawa yang berinteraksi lebih kuat dengan fase diam akan bergerak lebih lambat melalui kolom, sedangkan senyawa-senyawa yang berinteraksi lebih lemah dengan fase diam akan bergerak lebih cepat. Akhirnya, senyawa-senyawa dipisahkan berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi mereka melalui kolom.

7. Pengambilan Senyawa

Setelah pemisahan selesai, senyawa-senyawa yang telah dipisahkan dapat diambil dengan menggunakan pipet atau alat pengambil sampel. Senyawa-senyawa tersebut kemudian dapat diuji atau dianalisis lebih lanjut.

Peralatan Kromatografi Kolom

Peralatan kromatografi kolom terdiri dari beberapa komponen penting yang harus dipilih dan dipersiapkan dengan cermat agar proses pemisahan senyawa berjalan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa peralatan yang diperlukan dalam kromatografi kolom:

1. Kolom Kromatografi

Kolom kromatografi merupakan peralatan yang paling penting dalam kromatografi kolom. Kolom ini dapat terbuat dari bahan kaca atau plastik, dan memiliki diameter dan tinggi yang bervariasi. Kolom harus dipilih dengan tepat agar ukurannya sesuai dengan volume sampel yang akan dipisahkan.

2. Fase Diam

Fase diam atau media pemisah adalah bahan pengisi dalam kolom kromatografi yang berguna untuk memisahkan senyawa berdasarkan sifatnya.

Bahan pengisi yang sering digunakan dalam kromatografi kolom antara lain silika gel, alumina, dan resin. Fase diam harus dipilih dengan cermat agar dapat memberikan pemisahan yang optimal.

3. Fase Gerak

Fase gerak atau cairan pelarut adalah cairan yang digunakan untuk mengalirkan sampel melalui kolom kromatografi. Cairan pelarut ini harus dipilih berdasarkan sifat senyawa yang akan dipisahkan. Beberapa jenis fase gerak yang sering digunakan antara lain air, asetonitril, metanol, dan etanol.

4. Pompa Isokratik

Pompa isokratik adalah peralatan yang digunakan untuk mengalirkan cairan pelarut dengan kecepatan yang konstan dan terkontrol. Pompa ini sangat berguna untuk memastikan bahwa fase gerak dialirkan dengan kecepatan yang sama selama proses kromatografi berlangsung.

5. Detector

Detector adalah peralatan yang digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang telah dipisahkan dari kolom kromatografi. Beberapa jenis detector yang sering digunakan dalam kromatografi kolom antara lain detector UV-Vis, detector fluoresensi, dan detector refraktometer.

6. Alat Pengambil Sampel

Alat pengambil sampel seperti pipet atau sprayer digunakan untuk mengambil senyawa yang telah dipisahkan dari kolom kromatografi. Alat pengambil sampel harus dipilih dengan cermat agar dapat mengambil sampel dengan akurasi dan presisi yang baik.

7. Oven

Oven adalah peralatan yang digunakan untuk mengeringkan dan mempersiapkan sampel sebelum dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Oven ini dapat disesuaikan dengan suhu yang sesuai dengan sifat sampel yang akan dipisahkan.

8. Wadah Penyimpanan

Setelah senyawa-senyawa dipisahkan, perlu disimpan dalam wadah yang sesuai agar tidak terjadi kerusakan atau pencemaran. Wadah penyimpanan harus dipilih berdasarkan jenis senyawa yang disimpan dan harus steril serta tahan lama.

Peralatan kromatografi kolom yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam memastikan keberhasilan proses pemisahan senyawa kimia.

Tahapan Kromatografi Kolom

Tahapan kromatografi kolom terdiri dari beberapa langkah penting yang harus dilakukan secara berurutan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam sampel. Berikut adalah tahapan kromatografi kolom secara umum:

1. Persiapan Kolom

Tahap pertama dalam kromatografi kolom adalah persiapan kolom. Kolom kromatografi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan memilih fase diam yang sesuai, mengisinya ke dalam kolom, dan memadatkannya dengan menggunakan pompa isokratik. Selain itu, fase gerak juga harus dipilih dan dimasukkan ke dalam wadah fase gerak.

2. Loading Sampel

Setelah kolom siap, sampel yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Sampel dapat dimasukkan menggunakan pipet atau sprayer dan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak fase diam dalam kolom.

3. Elusi

Tahap elusi adalah proses pengaliran fase gerak melalui kolom kromatografi. Cairan pelarut akan mengalir melalui fase diam dan akan mengikuti senyawa-senyawa dalam sampel. Selama proses elusi, senyawa-senyawa yang memiliki afinitas lebih besar terhadap fase diam akan memperlahankan pergerakan, sementara senyawa-senyawa yang memiliki afinitas lebih kecil akan bergerak lebih cepat.

4. Pengumpulan Fraksi

Saat fase gerak keluar dari kolom, senyawa-senyawa dalam sampel akan terpisah menjadi beberapa fraksi. Fraksi-fraksi ini kemudian dikumpulkan dengan menggunakan alat pengambil sampel dan disimpan dalam wadah penyimpanan yang sesuai.

5. Analisis Fraksi

Setelah semua fraksi dikumpulkan, fraksi-fraksi tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan berbagai teknik analisis kimia seperti spektroskopi, kromatografi, atau reaksi kimia. Analisis fraksi bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa dalam sampel dan menentukan komposisi kimianya.

Tahapan kromatografi kolom harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan pemisahan senyawa yang optimal. Pemilihan fase diam dan fase gerak yang tepat serta kondisi kromatografi yang optimal sangat penting untuk keberhasilan proses pemisahan.

Manfaat dan Contoh Kromatografi Kolom

Manfaat kromatografi kolom sangatlah luas, terutama dalam bidang kimia dan biologi. Beberapa manfaat kromatografi kolom antara lain:

  1. Memisahkan senyawa-senyawa dalam sampel yang sulit dipisahkan dengan teknik lain.
  2. Mengidentifikasi senyawa-senyawa dalam sampel dengan akurasi yang tinggi.
  3. Mengisolasi senyawa-senyawa dalam jumlah yang besar dan murni.
  4. Menentukan konsentrasi dan murni senyawa dalam sampel.

Contoh-contoh aplikasi kromatografi kolom meliputi:

  1. Pemisahan senyawa dalam obat-obatan dan produk farmasi.
  2. Analisis protein dalam bidang biologi dan farmasi.
  3. Pemisahan senyawa dalam minyak mentah dan bahan bakar.
  4. Pemisahan senyawa dalam makanan dan minuman untuk menentukan kandungan nutrisi atau kontaminan.
  5. Analisis senyawa dalam sampel air untuk menentukan kontaminasi.

Kromatografi kolom juga digunakan dalam produksi bahan kimia, farmasi, dan makanan. Proses ini membantu produsen untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memenuhi standar keamanan pangan dan kesehatan. Oleh karena itu, kromatografi kolom memiliki peran penting dalam berbagai industri dan penelitian ilmiah.

The post Kromatografi Kolom: Prinsip, Metode, Tahapan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Senyawa Karbon: Pengertian, Ciri, Penggolongan, dan Reaksi https://haloedukasi.com/senyawa-karbon Mon, 13 Mar 2023 09:39:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41946 Senyawa kimia memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga senyawa kimia tidak bisa dilepaskan dari berbagai proses dalam keseharian. Senyawa kimia tidak hanya terdapat dalam makanan atau bahan-bahan lain yang kita gunakan, melainkan tubuh manusia pun terdiri dari susunan senyawa kimia, yang disebut senyawa organik. Senyawa organik sebagian besar disusun dari unsur karbon. Oleh karena […]

The post Senyawa Karbon: Pengertian, Ciri, Penggolongan, dan Reaksi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Senyawa kimia memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga senyawa kimia tidak bisa dilepaskan dari berbagai proses dalam keseharian. Senyawa kimia tidak hanya terdapat dalam makanan atau bahan-bahan lain yang kita gunakan, melainkan tubuh manusia pun terdiri dari susunan senyawa kimia, yang disebut senyawa organik.

Senyawa organik sebagian besar disusun dari unsur karbon. Oleh karena itu, senyawa organik lebih dikenal dengan sebutan senyawa karbon. 

Berikut ini penjelasan lengkap tentang senyawa karbon:

Pengertian Senyawa Karbon

Senyawa karbon merupakan salah satu unsur kimia yang memiliki keunikan. Komponen utama dari senyawa karbon yaitu tersusun dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), serta unsur-unsur organik lain. Karbon diketahui sebagai komponen terbesar dalam senyawa kimia yang ada di bumi.

Senyawa karbon memiliki keunikan yaitu elektron valensi atom karbon berjumlah 4. Hal ini memungkinkan karbon dapat dapat mengikat 4 atom atau bisa jadi lebih. Karbon dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap dua, serta rangkap tiga. Dengan demikian, atom karbon bisa membentuk rantai karbon mengikat gugus fungsi yang beragam. Hal ini yang membuat cakupan senyawa karbon sangat luas.

Ciri-Ciri Senyawa Karbon

Senyawa karbon atau senyawa organik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Titik leleh dan titik didihnya relatif rendah
  • Bersifat non-polar, menjadikan kelarutannya rendah di dalam air dan tinggi di pelarut non-polar
  • Mudah terbakar
  • Tidak dapat menghantarkan listrik
  • Dalam proses reaksi kimianya berlangsung relatif lambat
  • Memiliki isomer. Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi strukturnya berbeda
  • Jenis ikatan kimianya sebagian besar merupakan ikatan kovalen

Penggolongan Senyawa Karbon

Cakupan senyawa karbon sangat luas, sebab kemampuan yang dimiliki atom karbon yaitu dapat membentuk rantai karbon dan mengikat gugus fungsi yang beragam. Berdasarkan pada gugus fungsi yang dimilikinya, senyawa karbon digolongkan menjadi 7 jenis, yaitu Alkohol, Eter, Aldehid, Keton, Asam Karboksilat, Ester, dan Alkil Halida.

Di bawah ini merupakan tabel penggolongan senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya: 

Penggolongan senyawa karbon
Penggolongan senyawa karbon

Penjelasan singkatnya, golongan senyawa dengan rumus molekul yang sama, tetapi fungsinya berbeda selalu memiliki selisih satu atom hidrogen.

  • Alkohol (- OH) dan Eter (-O-)
  • Aldehid (- CHO) dan Keton (-CO-)
  • Asam alkanoat (-COOH) dan Ester (-COO-)

Golongan Senyawa Karbon dan Karakteristiknya

1. Alkohol (Alkanol)

a. Pengertian dan Penggolongan Alkohol

Alkohol adalah senyawa karbon dengan gugus fungsi -OH (gugus hidroksi) yang rumus umumnya yaitu R- OH. Alkohol mudah larut dalam air dan memiliki titik didih relatif tinggi. Hal ini dikarenakan adanya ikatan hidrogen. 

Berdasarkan letak dari gugus hidroksinya, alkohol dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Alkohol primer
  • Alkohol sekunder
  • Alkohol tersier

Berikut ini gambar ketiga jenis alkohol dari perbedaan gugus fungsinya:

3 jenis alkohol dari perbedaan gugus fungsinya
3 jenis alkohol dari perbedaan gugus fungsinya

b. Tata Nama Senyawa Alkohol

IUPAC menjelaskan bahwa tata nama alkohol ialah sebagai berikut:

  • Rantai terpanjang yang menjadi nama alkoholnya harus mengikat gugus fungsi -OH.
  • Penomoran pada atom karbon dimulai dari yang paling dekat dengan atom karbon pengikat gugus fungsi -OH.
  • Apabila terdapat lebih dari satu gugus hidroksil, maka digunakan penandaan “di”, “tri”, dan seterusnya kemudian diakhiri akhiran -ol.

c. Reaksi pada Alkohol

Supaya lebih memudahkan, berikut ini tabel penjelasan jenis reaksi pada alkohol:

Reaksi pada alkohol
Reaksi pada alkohol

2. Eter (Alkohol Alkana)

a. Pengertian Eter

Eter merupakan senyawa karbon yang memiliki rumus molekul R-O-R’, dengan R dan R’ adalah gugus alkil, baik alkil yang sejenis maupun tidak sejenis. Pada molekul eter, atom oksigen bertindak sebagai gugus fungsi. 

Eter tidak mudah larut dalam air, sebab memiliki sifat yang nonpolar. Sifat dari eter mudah terbakar dengan titik didih yang relatif rendah.

b. Tata Nama Eter

Penjelasan dari IUPAC, tata nama eter adalah sebagai berikut:

  • Rantai karbon paling pendek yang mengikat gugus fungsi -OH- ditetapkan sebagai gugus fungsi alkoksinya
  • Rantai karbon yang lebih panjang diberi nama sesuai dengan senyawa alkananya. Bagi nama trivial, penamaan eter dilakukan dengan menyebutkan nama kedua gugus alkil yang mengapit gugus -OH, dan diberi akhiran eter.

c. Reaksi pada Eter

Berikut ini tabel penjelasan reaksi pada eter:

Reaksi pada Eter
Reaksi pada Eter

3. Aldehid (Alkanal)

a. Pengertian Aldehid

Aldehid merupakan senyawa karbon dengan rumus molekul R – COH yang mengandung gugus karbonil. Gugus karbonil adalah suatu gugus fungsi yang terdiri dari sebuah atom karbon dan atom oksigen yang memiliki ikatan rangkap.

Aldehid bersifat polar, sehingga bisa larut dalam air. Aldehid dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens. Apabila Aldehid dioksidasi dengan pereaksi Fehling, maka akan menghasilkan endapan bata merah. Sedangkan yang menggunakan pereaksi Tollens akan menghasilkan cermin perak.

b. Tata Nama Aldehid

Tata nama aldehid menurut IUPAC adalah sebagai berikut:

  • Rantai terpanjang yang menjadi nama alkanalnya harus mengikat gugus – CHO
  • Penomoran atom karbon dimulai dari atom karbon pengikat gugus – CHO

4. Keton

a. Pengertian Keton

Keton adalah senyawa karbon yang memiliki rumus umum R-CO-R’. Nama lain keton yaitu senyawa karbonil karena memiliki gugus fungsi C= O. 

Keton dapat dibuat dari oksidasi alkohol sekunder. Perbedaan keton dengan aldehid ialah keton tidak bisa dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens.

b. Tata Nama Keton

Tata nama keton menurut IUPAC sebagai berikut:

  • Rantai karbon terpanjang yang menjadi nama alkanol harus mencakup gugus fungsi -CO-
  • Atom C gugus karbonil harus memiliki nomor serendah mungkin, dan untuk nama trivial keton kedua gugus alkil yang terikat pada gugus karbonil disebutkan paling dulu berdasarkan alfabet, lalu diikuti dengan kata keton

5. Asam Karboksilat

a. Pengertian Asam Karboksilat

Asam karboksilat merupakan senyawa karbon yang memiliki rumus umum R – COOH (gugus karboksil). Gugus karboksil pada asam karboksilat adalah gabungan dari gugus karbonil dan gugus hidroksil. 

Oksidasi kuat alkohol primer dapat membentuk asam karboksilat ini. Asam karboksilat dapat larut dalam air karena bersifat polar. 

b. Tata Nama Asam Karboksilat

Berikut ini tata nama asam karboksilat menurut IUPAC:

  • Pada rantai karbon terpanjang pengikat gugus karboksil akhiran -ana diganti dengan akhiran -anoat
  • Pada nama alkanoatnya diberi awalan asam

c. Reaksi pada Asam Karboksilat

Tabel di bawah ini menjelaskan tentang reaksi pada asam karboksilat:

Reaksi pada Asam Karboksilat
Reaksi pada Asam Karboksilat

6. Ester

a. Pengertian Ester

Ester adalah senyawa karbon yang memiliki rumus umum R – COO – R’. Ester bisa dihasilkan dari proses reaksi alkohol dengan asam karboksilat. Reaksi pembentukan ester tersebut disebut reaksi esterifikasi, mengikuti persamaan ini:

R – COOH – R’ – OH → R – COO -R’ + H2O

b. Tata Nama Ester

Tata nama atau penamaan ester menurut IUPAC yaitu dengan cafa menyebutkan gugus alkalinya terlebih dahulu, lalu diikuti dengan gugus alkanoat.

c. Reaksi pada Ester

Reaksi trigliserida basa yang menghasilkan sabun (garam alkanoat) dan gliserol merupakan satu reaksi substitusi penting pada ester. Sebutan dari reaksi itu adalah reaksi penyabunan atau saponifikasi dengan mengikuti persamaan berikut:

Persamaan Reaksi pada Ester
Persamaan Reaksi pada Ester

Berikut ini tabel yang menjelaskan reaksi pada ester:

Reaksi pada Ester
Reaksi pada Ester

7. Alkil Halida (Haloalkana)

a. Pengertian Alkil Halida

Alkil halida merupakan senyawa turunan yang dihasilkan dari alkana yang terbentuk dari proses reaksi substitusi atom hidrogen oleh unsur yang berasal dari golongan halogen (golongan VII A). Alkil halida memiliki rumus umum R – X, dimana X adalah halogen (F, Cl, Br, I).

b. Tata Nama Alkil Halida

Penamaan atau tata nama pada alkil halida menurut IUPAC adalah seperti berikut:

  • Rantai terpanjang dengan gugus X dipilih sebagai rantai utama, dan nomor gugus X dibuat serendah mungkin
  • Apabila terdapat lebih dari satu unsur atom halogen, urutan penomorannya didasarkan pada tingkat kereaktifan halogen, sementara penamaannya berdasarkan pada urutan abjad
  • Apabila jumlah atom sejenis lebih dari satu, maka digunakan awalan “di”, “tri”, dan seterusnya 

Isomer pada Senyawa Karbon

Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul atau atom penyusun sama, tetapi strukturnya berbeda. Keisomeran yang terjadi pada senyawa karbon yaitu isomer struktur  dan isomer ruang.

1. Isomer Struktur

Isomer struktur bisa berupa:

  • Isomer Rangka, yaitu dua senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi berbeda rantai utamanya. Contohnya n-butana dengan 2-metil propana
  • Isomer Posisi, adalah dua senyawa yang rumus molekulnya sama, namun posisi gugus fungsinya berbeda. Contohnya 1-propanol dengan 2-propanol
  • Isomer Fungsi, yaitu isomer dengan rumus molekul sama, tapi gugus fungsinya berbeda. Contohnya seperti propanal dengan propanon (aldehid dan keton)

2. Isomer Ruang

Sedangkan untuk isomer ruang bisa berupa:

  • Isomer Geometri, yaitu isomer yang terjadi pada senyawa yang memiliki bagian molekul tetap, misalnya ikatan rangkap atau cincin

Bentuk isomer geometri ada dua, yaitu senyawa cis yang terbentuk ketika gugus yang sejenis berada pada satu sisi. Contohnya cis – dikloroetena.

Sedangkan bentuk yang kedua ialah senyawa trans yang terbentuk ketika gugus sejenis berada pada sisi yang berseberangan. Contohnya trans – dikloroetena.

  • Isomer Optik, adalah isomer yang terjadi pada senyawa dengan atom karbon asimetris atau atom karbon kiral (C kiral), yaitu atom karbon yang mengikat 4 gugus atau unsur yang berbeda

Senyawa dengan isomer optik disebut senyawa optis aktif, memiliki ciri dapat memutar bidang polarisasi. Contohnya asam amino alanin yang memiliki rumus molekul CH(NH2)(COO)(CH3).

Reaksi Senyawa Karbon

Reaksi-reaksi umum yang terjadi pada senyawa karbon dijelaskan pada tabel yang ada di bawah ini:

Contoh Soal Senyawa Karbon

Agar lebih dapat dipahami, di bawah ini merupakan contoh soal dari pembahasan senyawa karbon:

Jumlah maksimum isomer optik yang bisa dimiliki oleh suatu senyawa dapat ditentukan berdasarkan jumlah atom C asimetris atau C kiral yang dimiliki. Jumlah maksimum isomer optik = 2n dengan n adalah jumlah atom C kiral. 

Apabila jumlah maksimum isomer optik untuk senyawa 2-metil-2,4-dihidroksi pentana dan 2,4-dihidroksi pentana dinyatakan sebagai p dan q berturut-turut, manakah pernyataan yang tepat dari pilihan di bawah ini?

A. p = q

B. p > q

C. p < q

D. p = 2q

E. p = 4q

Jawaban: C

Demikian pembahasan dan penjelasan singkat tentang senyawa karbon. Untuk mendalami peranan senyawa karbon pada cakupan yang luas Diperlukan pembahasan atau pembelajaran yang lebih mendalam lagi. Artikel ini hanya memberikan penjelasan dasar atau garis besar yang memberikan gambaran tentang senyawa karbon. Diharapkan setelah membaca artikel ini akan jadi lebih mengetahui tentang berbagai hal dasar dari senyawa karbon. 

The post Senyawa Karbon: Pengertian, Ciri, Penggolongan, dan Reaksi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ikatan ION: Pengertian, Sifat dan Contohnya https://haloedukasi.com/ikatan-ion Sat, 25 Feb 2023 04:57:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41710 Pengertian Ikatan ION Ikatan ION merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang wujud elektronnya sama seperti gas mulia. Gaya elektrostatik dapat mengikat ion positif dan ion negatif. Senyawa yang diproduksi dapat disebut dengan senyawa ion. Dalam ikatan ionik terdapat perpindahan elektron dari satu atom ke […]

The post Ikatan ION: Pengertian, Sifat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Ikatan ION

Ikatan ION merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang wujud elektronnya sama seperti gas mulia. Gaya elektrostatik dapat mengikat ion positif dan ion negatif.

Senyawa yang diproduksi dapat disebut dengan senyawa ion. Dalam ikatan ionik terdapat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Perpindahan tersebut menyebabkan atom yang mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif.

Sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan negatif. Namun, apabila terdapat atom yang ketambahan elektron maka atom tersebut akan menjadi ion negatif yang disebut dengan anion.

Lain halnya apabila atom yang kehilangan elektron, maka atom tersebut akan menjadi ion negatif yang dapat disebut dengan kation. Perbedaan muatan antara ion positif dan ion negatif, akan menyebabkan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Peristiwa tersebut merupakan dari ikatan ionik.

Ikatan ion juga dapat dipahami sebagai ikatan yang terbentuk antara atom logam dan non-logam yang ditandai dengan peristiwa serah terima elektron. Adapun ciri-ciri ikatan ion, antara lain sebagai berikut.

  • Terangkai berdasarkan atom logam dan non logam
  • Memiliki gaya elektrostatik atau saling tarik antara ion positif dan ion negatif.

Sifat Fisis Ikatan ION

Ikatan ion memiliki sifat fisis yang didasarkan oleh gaya elektrostatis yang kuat antara ion positif dan ion negatif. Berikut beberapa sifat fisis ikatan ion, diantaranya.

1. Memiliki sifat konduktor listrik.

Senyawa ion memiliki sifat konduktor listrik. Senyawa ini dapat menghantarkan listrik sebab mempunyai unsur yang bermuatan atau ion yang dapat membawa elektron dari satu tempat ke tempat lainnya.

Namun tidak semua senyawa ion dapat menghantarkan listrik dengan baik, hanya senyawa ion dalam bentuk lelehan atau larutan saja yang mampu melakukan hal tersebut. Senyawa ion yang berbentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik sebab ion-nya terkunci dan tidak dapat berpindah tempat.

2. Memiliki sifat keras namun ada rapuh.

Dalam fase padat ikatan ion tidak dapat menghantarkan listrik, sedangkan apabila ikatan ion sedang dalam leburan atau larutan maka dapat menghantarkan listrik. Senyawa ion bersifat keras seperti kristal namun dapat dengan mudah hancur saat dikenakan gaya yang dapat memicu perpecahan.

Senyawa ion yang berbentuk kristal dan bersifat keras dengan struktur yang teratur, yang mana kation dan anion terangkai secara bergantian dan membentuk struktur tiga dimensi.

3. Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi.

Ikatan ion mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, kurang lebih sekitar 500 derajat celcius. Hal tersebut disebabkan oleh energi yang dibutuhkan besar untuk dapat memutuskan ikatan ion yang kuat dan kristal.

Sedangkan apabila energi bersumber dari panas maka untuk mendapatkan energi yang besar diperlukan panas yang besar pula. hal tersebut secara otomatis dapat meningkatkan titik lebur dan titik didih pada senyawa ion.

4. Mudah larut dalam air

Senyawa ion akan mudah larut apabila ada dalam pelarut air dan tidak larut apabila dalam pelarut organik. Hal tersebut disebabkan karena senyawa ion dapat terdisosiasi dengan sempurna.

Proses Pembentukan Ikatan ION

proses pembentukan ikatan ION
proses pembentukan ikatan ION

Dalam kaidah oktet setiap unsur harus memiliki wujud elektron seperti gas mulia, dapat dengan melepaskan elektron ataupun menerima elektron agar stabil. Kejadian serah terima elektron terjadi pada senyawa NaCl atau garam dapur.

Natrium (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil apabila melepaskan satu elektron sehingga konfigurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (CI), yang memiliki konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil apabila mendapatkan satu elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8).

Untuk menstabilkan konfigurasi natrium dan klorin, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin mendapatkan satu elektron dari natrium. Apabila natrium sudah kehilangan satu elektron maka natrium berubah menjadi lebih kecil.

Sedangkan klorin berubah menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Hal tersebut menjadi penyebab ukuran ion positif selalu lebih kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan berubah menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan ukuran sebelumnya.

Peristiwa pertukaran elektron menyebabkan Na akan menjadi bermuatan positif sehingga simbolnya akan berubah seperti ini (Na+) dan klorin yang berubah menjadi bermuatan negatif akan disimbolkan seperti ini (CI-). Selanjutnya ikatan ionik terbentuk ketika terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan CI-.

Perbedaan Ikatan ION dan Ikatan Kovalen

Terdapat beberapa perbedaan antara ikatan ion dengan ikatan kovalen, berikut diantaranya.

  • Ikatan ion mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikatan kovalen.
  • Ikatan ion yang ada pada atom logam dengan non logam, sedangkan ikatan kovalen terjadi antar atom non logam saja.
  • Ikatan kovalen hanya dapat menyalurkan listrik dalam bentuk larutan. Sedangkan ikatan ion dapat menyalurkan listrik dalam bentuk lelehan maupun larutan.
  • Ikatan ion terjadi disebabkan oleh perpindahan elektron dari kation ke anion, sedangkan ikatan kovalen terjadi disebabkan oleh penggunaan bersama pasangan elektron dari atom yang sama-sama kurang elektron.

Contoh Ikatan ION

Secara umum ikatan ion terjadi pada peristiwa atim logam dan non logam. Atom logam pada golongan IA dan IIA memiliki peran sebagai kation, sementara itu atom-atom non-logam pada golongan VIIA dan VIA dapat memiliki peran sebagai anionnya. Sebagai contoh senyawa yang mengandung ikatan ion adalah sebagai berikut.

  1. Ikatan ionik dimiliki KF sebab K termasuk jenis logam pada golongan IA dan F merupakan jenis non-logam sebab termasuk jenis logam pada golongan VIIA.
  2. Ikatan ionik dimiliki K20 sebab K termasuk jenis logam pada golongan IA dan O termasuk jenis non-logam pada golongan VIA.
  3. Ikatan ionik dimiliki MgCI2 sebab Mg termasuk jenis logam pada golongan IIA dan CI termasuk jenis non-logam pada golongan VIIA.
  4. Ikatan ionik dimiliki BaCI2 sebab Ba termasuk jenis logam pada golongan IIA dan CI termasuk jenis non-logam pada golongan VIIA.
  5. Ikatan ionik dimiliki LiF sebab Li termasuk jenis logam pada golongan IA dan F termasuk jenis non-logam pada golongan VIIA.

The post Ikatan ION: Pengertian, Sifat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis-jenis Logam Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-logam Sat, 13 Feb 2021 01:49:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=21253 Kita pasti sering mendengar tentang logam dikehidupan sehari-hari, namun apakah kalian tahu apa yang dimaksut dengan logam dan apa sajakah jenisnya?? Logam adalah salah satu jenis unsur kimia. Yang mana memiliki berbagai sifat bawaan yang sangat menguntungkan penggunaan. Mempunyai sifat kuat, keras, memiliki titik cair yang tinggi dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan sangat baik. Kemampuannya dalam […]

The post Jenis-jenis Logam Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kita pasti sering mendengar tentang logam dikehidupan sehari-hari, namun apakah kalian tahu apa yang dimaksut dengan logam dan apa sajakah jenisnya??

Logam adalah salah satu jenis unsur kimia. Yang mana memiliki berbagai sifat bawaan yang sangat menguntungkan penggunaan. Mempunyai sifat kuat, keras, memiliki titik cair yang tinggi dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan sangat baik. Kemampuannya dalam menghantarkan panas dan listrik sangatlah baik dan maksimal dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. 

Adapun berikut adalah jenis-jenis logam.

Logam Berat 

Pada kelompok logam berat, umumnya berasal dari logam seluruhnya. Misalnya ada logam berupa nikel, besi, krom, timah, tembaga, seng, timah hitam dan putih, serta banyak lainnya. 

Logam Ringan 

Dalam kelompok logam ringan ini, tersusun dari logam juga hanya saja tidak sepenuhnya atau dapat dikatakan bahwa logam penyusunnya ringan. Sebagai contoh ada logam seperti magnesium, aluminium, titanium, kalsium, natrium, barium dan kalium. 

Logam Tahan Api

Selanjutnya ada kelompok tahan api. Hal ini tidak diketahui bahwa jenis logam ini mampu terhadap api dengan kisaran suhu tertentu. Contohnya antara lain titanium, zirkonium, wolfram dan molibden. 

Logam Mulia

Dan untuk yang terakhir ada logam mulia. Biasanya dipakai dan digunakan untuk perhiasan dan peralatan lainnya. Tak hanya itu, untuk jenis logam mulia ini biasanya dibandrol dengan harga yang lumayan mahal. Sebagai contoh emas, platina dan perak.

The post Jenis-jenis Logam Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Asetilkolin: Pengertian – Fungsi dan Cara Kerja https://haloedukasi.com/asetilkolin Thu, 12 Nov 2020 10:42:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=14536 Tubuh memiliki beragam jenis neurotransmitter, senyawa kimia yang berperan dalam penyampaian sinyal antarsel. Beberapa yang terkenal yakni dopamin dan serotonin. Namun, di antara semua neurotransmitter, senyawa yang pertama ditemukan bernama asetilkolin. Sudah pernah mendengar tentang senyawa ini sebelumnya? Pengertian Asetilkolin Asetilkolin adalah neurotransmiter yang akan menstimulasi otot sehingga berkontraksi untuk menyampaikan sinyal dari satu sel ke […]

The post Asetilkolin: Pengertian – Fungsi dan Cara Kerja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tubuh memiliki beragam jenis neurotransmitter, senyawa kimia yang berperan dalam penyampaian sinyal antarsel. Beberapa yang terkenal yakni dopamin dan serotonin.

Namun, di antara semua neurotransmitter, senyawa yang pertama ditemukan bernama asetilkolin. Sudah pernah mendengar tentang senyawa ini sebelumnya?

Pengertian Asetilkolin

Asetilkolin adalah neurotransmiter yang akan menstimulasi otot sehingga berkontraksi untuk menyampaikan sinyal dari satu sel ke sel lainnya. Nama “asetilkolin” diambil dari struktur kimianya, yakni asam asetat (acetic acid) dan kolin.

Asetilkolin memiliki sejumlah fungsi di sistem saraf pusat, dan dianggap penting dalam proses menangkap perhatian, memori, dan berbagai proses lainnya.

Fungsi Asetilkolin

Secara umum, fungsi asetilkolin yakni berperan dalam fungsi otot serta kinerja otak, meliputi:

1. Berperan dalam kinerja otot

Asetilkolin memainkan peran vital dalam sistem saraf somatik dan bekerja untuk mengaktifkan otot. Asetilkolin juga berperan dalam pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sekresi tubuh, dan menurunkan detak jantung.

Seperti yang disampaikan di atas, asetilkolin ditemukan di semua sel saraf tubuh. Pergerakan otot tubuh pun melibatkan peran dari asetilkolin, mulai dari pergerakan lambung, pergerakan jantung, hingga kedipan mata.

2. Berperan dalam fungsi otak

Asetilkolin berperan berbagai area di kinerja sistem saraf pusat. Misalnya, motivasi diri, gairah dalam beraktivitas, perhatian, daya nalar, dan daya ingat. Asetilkolin pun terlibat dalam mendorong terjadinya tidur REM (tidur yang ditandai dengan gerakan cepat dan acak dari mata).

Cara Kerja Asetilkolin

Di otak mamalia, informasi antara neuron ditransmisikan melalui bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Zat ini dilepaskan dalam sinapsis sebagai respons terhadap stimulus tertentu dan ketika dilepaskan ia mentransmisikan informasi tertentu ke neuron berikutnya.

Neurotransmitter yang mengeluarkan bertindak di situs reseptor khusus dan sangat selektif, sehingga, karena ada berbagai jenis neurotransmiter, masing-masing bertindak dalam sistem tertentu.

Neuron kolinergik akan dapat menghasilkan asetilkolin (tetapi bukan neurotransmiter jenis lain), demikian pula, neuron ini dapat menghasilkan reseptor spesifik untuk asetilkolin tetapi tidak untuk neurotransmiter jenis lain.

Pertukaran informasi yang dilakukan oleh asetilkolin dilakukan dalam neuron dan sistem spesifik dan disebut kolinergik.

Agar asetilkolin bekerja, diperlukan neuron pengirim yang menghasilkan zat ini dan neuron penerima yang menghasilkan reseptor kolinergik yang mampu mengangkut asetilkolin ketika dilepaskan dari neuron pertama.

The post Asetilkolin: Pengertian – Fungsi dan Cara Kerja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aktinium: Pengertian – Sejarah dan Karakteristiknya https://haloedukasi.com/aktinium Mon, 09 Nov 2020 02:22:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13941 Kali ini kita akan membahas mengenai aktinium, berikut pembahasannya. Apa itu Aktinium? Aktinium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ac dan nomor atom 89. Ia adalah unsur kimia radioaktif yang ditemukan tahun 1899. Ia adalah unsur radioaktif non-primordial pertama yang diisolasi: polonium, radium dan radon diamati sebelum aktinium, namun baru diisolasi […]

The post Aktinium: Pengertian – Sejarah dan Karakteristiknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kali ini kita akan membahas mengenai aktinium, berikut pembahasannya.

Apa itu Aktinium?

Aktinium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ac dan nomor atom 89. Ia adalah unsur kimia radioaktif yang ditemukan tahun 1899.

Ia adalah unsur radioaktif non-primordial pertama yang diisolasi: polonium, radium dan radon diamati sebelum aktinium, namun baru diisolasi tahun 1902.

Aktinium memberi nama pada deret aktinida, golongan yang berisi 15 unsur serupa antara aktinium dan lawrencium pada tabel periodik. Ini juga kadang-kadang dianggap sebagai logam transisi periode ke-7 yang pertama, walaupun lawrencium kurang umum berada pada posisi itu.

Aktinium dapat ditemukan padat di alam, ia memiliki tampilan visual berwarna perak. Nomor atom 89 dan simbol kimianya adalah Ac.

Titik lebur aktinium adalah 1 derajat Kelvin atau -271,15 derajat celsius atau derajat celcius, titik didihnya adalah 3 derajat Kelvin atau -269,15 derajat celsius atau derajat celcius.

Sejarah Aktinium

André-Louis Debierne, seorang kimiawan Prancis, mengumumkan penemuan unsur baru pada tahun 1899. Dia memisahkannya dari residu pitchblende yang ditinggalkan oleh Marie dan Pierre Curie setelah mereka mengekstraksi radium.

Pada sekitaran tahun 1899, Debierne menggambarkan zat itu serupa dengan titanium dan (pada tahun 1900) sebagai mirip dengan torium. Friedrich Oskar Giesel secara terpisah menemukan aktinium pada tahun 1902 sebagai zat yang mirip dengan lantanum dan menyebutnya “emanium” pada tahun 1904.

Setelah membandingkan waktu paruh zat yang ditentukan oleh Debierne, Harriet Brooks pada tahun 1904, dan Otto Hahn serta Otto Sackur pada tahun 1905, pilihan nama Debierne untuk unsur baru ini dipertahankan karena pertimbangan senioritas, meskipun terdapat pertentangan sifat kimia yang ia klaim untuk unsur ini pada waktu yang berbeda.

Artikel yang diterbitkan pada tahun 1970an dan kemudian menunjukkan bahwa hasil Debierne yang diterbitkan pada 1904 bertentangan dengan yang dilaporkan pada tahun 1899 dan 1900.

Selanjutnya, kimia aktinium yang diketahui sekarang ini menghalangi kehadirannya sebagai sesuatu selain konstituen minor dari hasil Debierne pada tahun 1899 dan 1900.

Sebenarnya, sifat kimia yang dia laporkan membuat kemungkinan dia telah, secara tidak sengaja mengidentifikasi protaktinium, yang tidak akan ditemukan selama empat belas tahun lagi, hanya untuk membuatnya menghilang karena hidrolisis dan adsorpsi pada peralatan laboratoriumnya.

Hal ini menyebabkan beberapa penulis menganjurkan agar Giesel sendiri yang harus diberi kredit dengan penemuan tersebut. Visi penemuan ilmiah yang lebih adem diajukan oleh Adloff.

Dia menyarankan agar kritik terhadap publikasi awal harus dimaklumi dengan keadaan radiokimia yang baru lahir dengan menyoroti kehati-hatian klaim Debierne di surat kabar awal, dia mencatat bahwa tidak ada yang dapat berpendapat bahwa zat Debierne tidak mengandung aktinium.

Debierne, yang sekarang dianggap oleh sebagian besar sejarawan sebagai penemunya, kehilangan minat pada unsur tersebut dan meninggalkan topik tersebut.

Giesel, di sisi lain, akan dapat dikreditkan dengan pertama diberi kredit dengan preparasi pertamanya atas aktinium murni secara radiokimia dan dengan identifikasi dari nomor atomnya 89.

Karakteristik Aktinium

Salah satu karakteristik aktinium yang paling menonjol adalah logam radioaktif, seperti halnya semua aktinida, meskipun memiliki warna perak. Karena radioaktivitas tinggi yang dimilikinya, ia bersinar dalam gelap dengan cahaya kebiruan.

Isotop 227Ac, ​​yang hanya dapat ditemukan di jejak dalam mineral uranium, adalah penghasil langsung partikel α dan β dengan waktu paruh 21,773 tahun per partikel.

Jejaknya sangat rendah sehingga satu ton bijih uranium hanya mengandung satu gram aktinium.

Perilaku unsur kimia ini sangat mirip dengan perilaku dari sisa-sisa tanah jarang, di atas semua itu dari lantanum, sebuah unsur yang terletak tepat di atasnya dalam tabel periodik.

Aktinium bereaksi cepat dengan oksigen dan uap air di udara membentuk lapisan putih aktinium oksida yang menghambat oksidasi lebih lanjut. Seperti kebanyakan lantanida dan aktinida, aktinium berada pada keadaan oksidasi +3, dan ion Ac3+ tidak berwarna dalam larutan.

Keadaan oksidasi +3 berasal dari konfigurasi elektron aktinium [Rn]6d17s2, dengan tiga elektron valensi yang mudah dilepaskan untuk memberikan struktur kelopak tertutup gas mulia radon yang stabil.

Keadaan oksidasi +2 yang langka hanya dikenal untuk aktinium dihidrida (AcH2); bahkan ini sebenarnya adalah senyawa elektrida seperti kongenernya yang lebih ringan LaH2.

Sifat Aktinium

Actinium adalah unsur logam radioaktif yang lunak, berwarna putih keperakan. Diperkirakan modulus gesernya serupa dengan timbal.

Karena radioaktivitasnya yang kuat, aktinium bercahaya dalam gelap dengan cahaya biru pucat, yang berasal dari udara sekitarnya yang terionisasi oleh partikel energik yang dipancarkan.

Aktinium memiliki sifat kimia yang serupa dengan lantanum dan lantanida lainnya, dan oleh karena itu unsur-unsur ini sulit dipisahkan saat mengekstraksinya dari bijih uranium.

Ekstraksi pelarut dan kromatografi ion adalah metode pemisahan yang biasa digunakan.

Unsur pertama dari aktinida, aktinium digunakan untuk nama golongannya, seperti lantanum untuk lantanida.

Golongan unsur ini lebih beragam daripada lantanida dan oleh karena itu pada tahun 1928 Charles Janet mengusulkan perubahan yang paling signifikan pada tabel periodik Dmitri Mendeleev sejak pengakuan lantanida, dengan memperkenalkan aktinida, sebuah gerakan yang disarankan ulang pada tahun 1945 oleh Glenn T. Seaborg.

Aktinium bereaksi cepat dengan oksigen dan uap air di udara membentuk lapisan putih aktinium oksida yang menghambat oksidasi lebih lanjut. Seperti kebanyakan lantanida dan aktinida, aktinium berada pada keadaan oksidasi +3, dan ion Ac3+ tidak berwarna dalam larutan.

Keadaan oksidasi +3 berasal dari konfigurasi elektron aktinium [Rn]6d17s2, dengan tiga elektron valensi yang mudah dilepaskan untuk memberikan struktur kelopak tertutup gas mulia radon yang stabil.

Keadaan oksidasi +2 yang langka hanya dikenal untuk aktinium dihidrida (AcH2); bahkan ini sebenarnya adalah senyawa elektrida seperti kongenernya yang lebih ringan LaH2.

The post Aktinium: Pengertian – Sejarah dan Karakteristiknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Disakarida : Pengertian – Struktur dan Contoh https://haloedukasi.com/disakarida-pengertian-struktur-dan-contoh Wed, 28 Oct 2020 17:39:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13006 Pengertian Disakarida Disakarida merupakan senyawa karbohidrat yang dihasilkan oleh dua monosakarida. Dua monosakarida tersebut menyatu dalam ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik merupakan jembatan yang menyatukan antara dua monosakarida. Mengabungnya 2 monosakarida membuat hilangnya molekul air. Ketika 2 monosakarida bergabung dan membentuk disakarida tunggal, maka karbohidrat akan mudah larut di dalam air. Bentuk disakarida yang paling umum […]

The post Disakarida : Pengertian – Struktur dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Disakarida

Disakarida merupakan senyawa karbohidrat yang dihasilkan oleh dua monosakarida. Dua monosakarida tersebut menyatu dalam ikatan glikosidik.

Ikatan glikosidik merupakan jembatan yang menyatukan antara dua monosakarida. Mengabungnya 2 monosakarida membuat hilangnya molekul air.

Ketika 2 monosakarida bergabung dan membentuk disakarida tunggal, maka karbohidrat akan mudah larut di dalam air. Bentuk disakarida yang paling umum adalah sukrosa, laktosa dan maltosa.

Sifat dan Jenis Disakarida

Seperti telah disebutkan bahwa disakarida terbentuk dari 2 monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosidik. Disakarida biasanya memiliki 12 atom karbon seperti halnya sukrosa, laktosa dan maltosa.

Ada 2 Jenis disakarida yaitu

  1. Tanpa gugus hemiasetal bebas
  2. Dengan gugus hemiastetal bebas
  • Disakarida tanpa gugus hemiasetal bebas

Contohnya yaitu sukrosa, terbentuk melalui 2 glikosidik gugus hidroksi dengan gugus glikosil glikosida. Disebut juga disakarida non reduktor.

  • Disakarida dengan gugus hemiasetal bebas

Jenis ini dapat disebut juga disakarida reduktor. Contohnya maltosa, yang terbentuk dari satu glikosil digantikan oleh atom hidrogen dari gugus hidroksi alkoholik dari glikosil glikosa.

Fungsi Disakarida

Disakarida berfungsi sebagai sumber energi dan sebagai fungsi organik pada membran sel dan glikoprotein pada manusia dan hewan.

  • Fungsinya bagi tumbuhan

Disakarida disintesis dari triose fosfat dari siklus reduksi fotosintesa.

Tumbuhan mensintesis sukrosa dan memindahkannya ke bagian akar, biji dan daun yang masih muda. Ketiganya tidak menggunakan fotosintesis sebagai yang utama.

  • Fungsinya bagi manusia

Monosakarida berintegrasi ke rantai metabolisme sintesis atau katabolisme menyesuaikan dengan kebutuhan. Utamanya pada organ hati.

Laktosa dan gula memberi kebaikan bagi kesehatan pencernaan, yaitu untuk perkembangan flora usus.

Galaktosa memberi sumbangan imun pada tubuh, yaitu melalui komponen kelompok ABO pada dinsing sel darah merah.

Struktur Disakarida

Struktur disakarida sukrosa

Disakarida terdiri dari karbon, oksigen dan hidrogen.

Pada setiap oksigen terdapat 2 hidrogen. Disebut juga karbohidrat (aldehida polihidroksilasi (R-CHO).

Di dalam aldehida terdapat gugus karbonil (c=0). Gugus ini terikat pada 1 hidrogen.

Sedangkan di dalam keton gugus karbonil tidak terikat pada hidrogen

Maltosa, sukrosa dan laktosa jika dipanaskan dengan asam encer (enzimatik) atau hidrolis membuat 2 glukosa dan laktosa menjadi galaktosa dan glukosa.

Contoh Disakarida

Contoh disakarida yang banyak dijumpai antara lain sukrosa, maltosa dan laktosa.

  • Sukrosa

Sukrosa banyak ditemukan pada buah-buahan. Sukrosa merupakan gula alami yang ada di alam dan disakarida ini sangat mudah difermentasi ragi.


Sukrosa merupakan senyawa organik dan salah satu sumber energi yang larut di dalam air. Sukrosa terbentuk dari alfa glukopiranosa dan beta fruktofuranosa.

  • Maltosa

Maltosa terbentuk dari 2 glukosa dan terbentuk saat enzim amilase menghidropolis pati pada tanaman. Pada proses pencernaan, amilase saliva dan amilase paknreas memecah pati lalu menjadi maltosa.

  • Laktosa

Laktosa terbentuk dari galaktosa dan glukosa. Air susu mamalia adalah salah satu laktosa yang mengandung nutrisi.


Laktosa, atau gula susu, terbuat dari galaktosa dan glukosa. Susu mamalia mengandung banyak laktosa dan memberikan nutrisi bagi bayi.

  • Trehalosa

Trehalosa terbentuk dari 2 molekul glukosa atau seperti maltosa, hanya saja molekulnya sedikit berbeda.

Contohnya pada tanaman, hewan dan jamur. Hewan yang dimaksud yaitu udang dan serangga

Serangga menggunakan trehalosa sebagai molekul penyimpanan yang berisi energi.

The post Disakarida : Pengertian – Struktur dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Natrium Karbonat: Sifat – Keguaan dan Rumus Kimia https://haloedukasi.com/natrium-karbonat Wed, 30 Sep 2020 08:50:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10953 Unsur senyawa berikutnya yang akan dibahas yaitu natrium karbonat, berikut ini penjelasannya. Apa itu Natrium Karbonat? Natrium karbonat merupakan garam natrium asam karbonat yang mudah larut di dalam air. Biasanya natrium karbonat berbentuk senyawa murni dengan berwarna putih dan berbubuk tanpa warna yang mampu menyerap embun dari udara serta mempunyai rasa alkalin atau pahit dan […]

The post Natrium Karbonat: Sifat – Keguaan dan Rumus Kimia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Unsur senyawa berikutnya yang akan dibahas yaitu natrium karbonat, berikut ini penjelasannya.

Apa itu Natrium Karbonat?

Natrium karbonat merupakan garam natrium asam karbonat yang mudah larut di dalam air.

Biasanya natrium karbonat berbentuk senyawa murni dengan berwarna putih dan berbubuk tanpa warna yang mampu menyerap embun dari udara serta mempunyai rasa alkalin atau pahit dan membentuk larutan alkali yang kuat.

Sifat Natrium Karbonat

Natrium karbonat memiliki sifat yang berbebtuk padat, serbuk atau kristal serbuk dan granul serta berwarna putih dan tidak bau.

Natrium karbonat memiliki berat molekul 105,99, titik lebur 1563,8ºF (851ºC ), berat jenis 2,532 (air = 1).

Kelarutan natrium karbonat yaitu 45,5 g/100 mL air @ 100oC (212oF) serta larut dalam air panas dan gliserol, bahkan larut sebagian dalam air dingin namun tidak larut dalam aseton dan alkohol.

Kegunaan Natrium Karbonat

Berikut ini beberapa kegunaan dari natrium karbonat, yaitu:

  • Sebagai bahan dari pembuatan kaca dimana senyawa soda abu bisa menjadi fluks untuk silika dengan menurunkan titik cair campuran ke bagian yang dapat diterima tanpa material khusus.
  • Sebagai bahan dari jenis kaca soda kapur yang mudah larut dalam air. Dimana kata soda untuk natrium karbonat sedangkan kapur untuk kalsium karbonat.
  • Sebagai tambahan untuk kolam renang, dimana dapat menetralkan efek korosi dari klorin dan menaikkan pH.
  • Sebagai pelembut air di dalam mencuci pakaian, dimana senyawa ini akan beradu di dalam air dengan ion magnesium dan kalsium serta mencegah berikatan dengan deterjen yang dipakai.
  • Dapat digunakan untuk menghilangkan minyak, karat anggur dan oli.
  • Dapat digunakan sebagai tambahan pangan seperti pengatur keasaman, anti lengket pada kue, pengembang kue serta penstabil.
  • Dapat digunakan untuk pengganti air alkali sebagai bahan kue dan beberapa roti serta mie Tiongkok.
  • Dapat juga digunakan di dalam pasta gigi sebagai bentuk busa dan abrasi untuk sementara menaikkan pH mulut.

Rumus Kimia Natrium Karbonat

Rumua kimia dari natrium karbonat yaitu Na2CO3. Dimana terdiri dari ion Natrium yaitu Na⁺ dan ion Karbonat yaitu CO₃²⁻.

Bahaya Natrium Karbonat

Umumnya natrium karbonat berbentuk bubuk sehingga sangat berbahaya apabila terhirup.

Apabila terhirup dapat menyebabkan iritasi pada pernapasan dan pencernaan.

Selain itu, apabila bubuk dari natrium karbonat terbang mengenai mata atai kulit dapat menyebabkan iritasi mata serta kulit dengan luka bakar.

The post Natrium Karbonat: Sifat – Keguaan dan Rumus Kimia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>