serangga - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/serangga Thu, 20 Jul 2023 04:27:42 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico serangga - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/serangga 32 32 Diptera : Definisi, Ciri, Daur Hidup, Habitat, dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/diptera Thu, 20 Jul 2023 04:27:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44299 Diptera adalah nama ilmiah yang merujuk pada ordo serangga yang dikenal sebagai dua sayap, yang juga dikenal sebagai lalat, nyamuk, dan serangga terbang lainnya. Diptera berasal dari bahasa Yunani, di yang berarti dua dan ptera yang berarti sayap. Hal tersebut mengacu pada ciri khas pada hewan tersebut yang memiliki hanya dua sayap di bagian depan […]

The post Diptera : Definisi, Ciri, Daur Hidup, Habitat, dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Diptera adalah nama ilmiah yang merujuk pada ordo serangga yang dikenal sebagai dua sayap, yang juga dikenal sebagai lalat, nyamuk, dan serangga terbang lainnya. Diptera berasal dari bahasa Yunani, di yang berarti dua dan ptera yang berarti sayap.

Hal tersebut mengacu pada ciri khas pada hewan tersebut yang memiliki hanya dua sayap di bagian depan tubuhnya. Sayap belakang yang telah berevolusi menjadi struktur pendukung yang disebut halteres, sayap tersebut membantu dalam stabilisasi dan pengendalian penerbangan.

Ciri-ciri Diptera

Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari diptera.

Sayap

  • Sayap pada diptera digunakan untuk penerbangan
  • Sayap tersebut memberikan kemampuan lalat dan nyamuk untuk terbang, menjelajahi lingkungan, mencari makanan, dan bereproduksi.
  • Sayap memungkinkan mereka untuk melakukan pergerakan yang cepat dan akrobatik di udara.
  • Halter merupakan struktur sayap yang berukuran lebih kecil dan terletak di belakang sayap belakang serta terlihat seperti janggut pendek atau batang yang mengarah ke atas.
  • Halter berfungsi sebagai alat keseimbangan dan membantu serangga menjaga stabilitas saat terbang. Halter berperan penting dalam memperoleh informasi tentang perubahan posisi tubuh dan gerakan saat terbang.
  • Sayap diptera memiliki vena (venation) yang khas, yaitu pola pembuluh darah yang memberikan kekuatan struktural pada sayap. Pola vena itu membentuk sel-sel kecil yang disebut sel sayap atau kupu-kupu serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan spesies diptera.
  • Sayap yang dimiliki oleh diptera memiliki variasi morfologi yang signifikan antara spesies, termasuk dalam ukuran, bentuk, dan pola vena. Variasi tersebut sering berkaitan dengan adaptasi terhadap lingkungan dan gaya hidup spesies tersebut.

Antena

  • Antena diptera, yang mencakup lalat dan nyamuk
  • Antena adalah organ sensorik yang penting bagi serangga tersebut. Antena berfungsi sebagai alat peraba (sensitif terhadap sentuhan) dan indera penciuman (sensitif terhadap bau dan feromon).
  • Antena diptera memiliki berbagai bentuk dan struktur tergantung pada spesiesnya. Secara umum, antena diptera terdiri dari serangkaian ruas yang disebut segmen.
  • Jumlah segmen pada antena dapat bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari 13 segmen pada lalat dan 14 segmen pada nyamuk.
  • Setiap segmen antena dapat memiliki berbagai struktur yang disebut artikulasi atau artikulasi antena, yang memungkinkan antena untuk melipat dan menggerakkan segmen-segmennya.
  • Pada ujung antena diptera, terdapat struktur yang disebut arista atau sengatan, yang berfungsi sebagai sensor tambahan.
  • Arista biasanya berbentuk rambut halus atau rambut bersekat, dan dapat membantu serangga dalam mendeteksi getaran, angin, atau bau.
  • Antena diptera juga memiliki berbagai jenis sensilium, yaitu organ sensorik yang terdapat di permukaan antena. Sensilium dapat berupa sensilium basiconica, yang berperan dalam mendeteksi bau, atau sensilium trichodea, yang berfungsi sebagai alat peraba dan sensor mekanik.

Mulut

  • Mulut pada diptera memiliki adaptasi yang khusus untuk memenuhi kebutuhan makanan dan sumber nutrisi mereka.
  • Mulut diptera terdiri dari berbagai jenis struktur yang sesuai dengan jenis makanan yang mereka konsumsi.
  • Beberapa spesies diptera memiliki mulut pengunyah yang digunakan untuk mengunyah makanan padat, contohnya pada beberapa spesies lalat yang memakan sisa makanan atau materi organik yang membusuk.
  • Spesies diptera memiliki mulut penghisap yang digunakan untuk mengisap cairan, seperti nektar bunga atau sari tanaman. Mulut penghisap tersebut dapat berupa probosis yang panjang dan fleksibel yang digunakan untuk mengakses sumber makanan cair.
  • Nyamuk merupakan contoh diptera yang memiliki mulut penusuk. Mulut tersebut terdiri dari maksila yang panjang dan runcing yang digunakan untuk menusuk kulit dan menghisap darah dari inang.
  • Mulut penusuk nyamuk juga dapat disesuaikan untuk menghisap nektar atau cairan lainnya. Dan yang terakhir yaitu mulut penghisap seperti pada spesies lalat, seperti lalat buah (Drosophila), memiliki mulut yang berfungsi sebagai sponging. Lalat buah menghisap cairan menggunakan probosis yang berakhir dengan spons kecil yang dapat menyerap cairan makanan.

Metamorfosis

  • Diptera mengalami metamorfosis sempurna, yang berarti mereka mengalami perubahan dalam bentuk dan struktur tubuh mereka selama siklus hidup.
  • Diptera melewati tahap telur, larva, pupa, dan dewasa.
  • Durasi setiap tahap metamorfosis diptera dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya, kondisi lingkungan, dan faktor-faktor lainnya.
  • Proses metamorfosis tersebut memungkinkan diptera untuk mengalami perubahan morfologi dan perilaku yang signifikan selama siklus hidupnya.

Varietas Habitat

  • Diptera ditemukan di berbagai habitat, termasuk darat, air tawar, dan air laut.
  • Diptera dapat hidup di lingkungan yang berbeda, mulai dari hutan hingga daerah perkotaan.
  • Diptera merupakan salah satu kelompok serangga yang sangat besar dan beragam, dengan ribuan spesies yang telah diidentifikasi. Oleh karena itu, dalam habitatnya dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada spesies yang spesifik.

Peran Ekologis

  • Diptera memiliki peran ekologis yang penting dalam ekosistem.
  • Beberapa spesies diptera seperti lalat penyerbuk dan nyamuk, berperan sebagai penyerbuk bagi tanaman berbunga. Kemudian sebagai pengurai alami yang membantu dalam penguraian bahan organik yang membusuk.
  • Lalat buah dan lalat bangkai, berperan penting dalam proses penguraian dan daur ulang sisa-sisa organik, seperti buah-buahan matang dan bangkai hewan.
  • Diptera adalah salah satu ordo serangga yang paling beragam dan sukses secara evolusioner. Mereka memiliki adaptasi yang unik untuk berbagai cara hidup, dan beberapa spesies dapat menjadi vektor penyakit bagi manusia dan hewan.

Siklus Daur Hidupnya

Diptera mengalami metamorfosis sempurna, yang berarti mereka memiliki siklus hidup dengan beberapa tahap yang berbeda. Berikut merupakan tahap-tahap dalam daur hidup dari diptera.

Telur

Kebanyakan telur diptera diletakkan oleh betina di substrat atau tempat yang sesuai, bisa berupa tanah, tanaman, air, atau bahan organik yang membusuk. Beberapa telur diletakkan secara individu, sedangkan yang lain diletakkan dalam kelompok.

Telur diptera biasanya berbentuk oval atau silinder, serta memiliki dinding luar yang melindungi embrio di dalamnya. Beberapa telur diptera dapat memiliki struktur tambahan seperti kaki serabut atau perlekatan yang membantu menempel pada substrat.

Setelah telur diptera diletakkan, perkembangan embrio dimulai di dalamnya. Waktu yang dibutuhkan untuk menetas bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan. Setelah menetas, larva diptera, yang dikenal sebagai ulat atau cacing, keluar dari telur dan memulai tahap berikutnya dalam siklus hidupnya.

Larva

Setelah menetas dari telur, diptera berada dalam bentuk larva. Larva diptera juga dikenal sebagai ulat atau cacing, memiliki tubuh yang bersegmentasi dan tidak memiliki sayap. Larva trsebut biasanya memiliki rahang yang kuat untuk makan dan berkembang biak. Larva juga hidup dalam berbagai habitat tergantung pada spesiesnya, termasuk dalam tanah, air, atau bahan organik yang membusuk.

Pupa

Setelah larva melewati serangkaian perkembangan dan pertumbuhan, larva kemudian memasuki tahap pupa. Pupa adalah bentuk wadah atau cangkang yang terbungkus dalam kulit yang disebut puparium. Di dalam puparium, larva mengalami transformasi menjadi bentuk dewasa yang lebih kompleks. Selama periode trsebut, sel-sel larva berubah menjadi struktur-struktur yang membentuk tubuh dewasa, termasuk sayap dan kaki.

Diptera Dewasa

Setelah proses metamorfosis selesai, diptera dewasa keluar dari puparium. Kemudian memiliki bentuk tubuh yang lebih kompleks dan berkembang biak secara seksual. Diptera setelah dewasa akan terbang dan dapat mencari pasangan untuk berkembang biak. Untuk diptera betina, biasanya meletakkan telur, dan siklus hidup dimulai kembali.

Proses tersebut memiliki variasi antara spesies yang berbeda. Beberapa spesies memiliki siklus hidup yang singkat, sementara yang lain dapat menghabiskan waktu yang lebih lama dalam tahap larva atau pupa tergantung pada kondisi lingkungan dan faktor-faktor lainnya.

Habitat dari Diptera

Habitat diptera, yang mencakup lalat dan nyamuk, dapat beragam tergantung pada spesiesnya. Diptera ditemukan di hampir semua habitat di seluruh dunia, kecuali di lingkungan yang sangat ekstrem seperti daerah kutub dan lautan yang jauh dari pantai. Berikut adalah beberapa contoh habitat diptera.

Air

Habitat air merupakan tempat penting bagi perkembangan larva diptera. Di dalam habitat air trsebut, larva akan mencari makanan, tumbuh, dan mengalami pergantian kulit (molting) hingga mencapai tahap pupa.

Setelah melalui tahap pupa, mereka akan keluar dari air sebagai nyamuk dewasa yang siap untuk berkembang biak dan terbang. Nyamuk betina sering meletakkan telur di air atau sekitar air. Larva nyamuk, yang dikenal sebagai lumut air atau jentik, yang berkembang di air.

Larva nyamuk memiliki tubuh bersegmentasi dengan kepala yang relatif besar, serta rahang yang digunakan untuk makan serta menggunakan sirip atau struktur pernapasan khusus yang memungkinkannya bernapas di dalam air.

Beberapa contoh nyamuk yang memiliki larva air adalah nyamuk Aedes (vektor demam berdarah), Anopheles (vektor malaria), dan Culex (vektor filariasis).

Daerah Perkotaan

Beberapa diptera dapat menghuni area pemukiman manusia, terutama jika ada sumber makanan yang mudah dijangkau. Lalat rumah, misalnya, sering ditemukan di sekitar dapur, tempat penyimpanan makanan, dan sampah rumah tangga.

Selain itu, taman kota dan area hijau perkotaan sering menawarkan habitat yang baik bagi beberapa spesies diptera. Sehingga diptera dapat ditemukan di sekitar tanaman bunga, tempat air, atau tempat teduh di taman.

Contoh diptera yang sering ditemukan di taman kota adalah lalat kumbang (Syrphidae) yang sering mengunjungi bunga untuk mencari nektar. Kemudian, benera diptera juga dapat ditemukan di dalam bangunan, terutama jika ada kelembapan yang tinggi atau keberadaan sumber makanan. Misalnya, lalat buah dapat terjebak di dalam rumah jika ada buah yang membusuk di dalamnya.

Hutan

Hutan-hutan yang memiliki sungai, rawa, atau kolam juga menyediakan habitat air bagi diptera. Beberapa nyamuk, misalnya, berkembang biak di air yang tenang atau di tepi sungai. Diptera air, seperti lalat air keluarga Chironomidae, juga dapat ditemukan di daerah perairan di hutan.

Selain di dalam hutan, juga dapat ditemukan di batang pohon atau bagian pohon yang membusuk. Lalat dan nyamuk yang berspesialisasi dalam membusuknya bahan organik, seperti lalat kayu atau lalat daun, dapat menghuni tempat-tempat tersebut untuk mencari sumber makanan.

Hal itu disebabkan karena diptera dapat beradaptasi dengan berbagai tipe hutan, termasuk hutan hujan, hutan gugur, dan hutan berdaun jarum. Keberagaman habitat di hutan memberikan kesempatan bagi diptera untuk memanfaatkan sumber daya yang berbeda dan berkontribusi pada keragaman ekosistem hutan.

Daerah Tropis

Daerah tropis juga memiliki banyak lahan basah, seperti rawa-rawa, danau, dan sungai yang melintasi hutan. Diptera yaitu nyamuk, dapat berkembang biak di perairan yang tenang dan kaya nutrisi. Nyamuk Aedes, yang merupakan vektor penyakit demam berdarah sering ditemukan di lahan basah tropis.

Keberagaman habitat di daerah tropis menyediakan lingkungan yang kaya bagi diptera untuk berkembang biak dan memanfaatkan sumber daya yang beragam. Namun, beberapa spesies diptera juga dapat menjadi vektor penyakit yang penting bagi kesehatan manusia dan hewan di daerah tropis.

Tanaman

Tanaman yang menghasilkan buah sering menjadi habitat bagi diptera. Lalat buah, seperti lalat buah Drosophila, sering ditemukan di dalam buah yang membusuk. Betina lalat buah meletakkan telur pada permukaan buah, dan larva yang menetas memakan daging buah sebagai sumber makanan dan tempat berkembang biak.

Selain itu, daun tanaman juga dapat menjadi tempat bertelur bagi beberapa spesies diptera. Lalat biasanya meletakkan telur pada daun, dan setelah larva menetas akan memakan jaringan daun sebagai sumber makanan. Beberapa lalat tanah juga hidup di antara daun-daun yang jatuh di lantai hutan.

Terestrial

Diptera dapat ditemukan di padang rumput terbuka dan padang rumput yang dihuni oleh tumbuhan rendah. Lalat pengunjung bunga, seperti lalat syrphidae, sering ditemukan di padang rumput karena mencari nektar dari bunga-bunga liar.

Beberapa diptera juga telah beradaptasi dengan kondisi gurun yang kering. Diptera dapat hidup di habitat gurun yang memiliki sedikit vegetasi, seperti di antara batu-batuan atau tanah berpasir. Beberapa spesies lalat dan nyamuk yang hidup di gurun hanya muncul pada saat musim hujan ketika ada sumber air yang tersedia.

Beberapa contoh habitat umum diptera, dan ada ribuan spesies diptera dengan preferensi habitat yang berbeda. Setiap spesies dapat memiliki preferensi khusus terhadap lingkungan yang sesuai untuk kelangsungan hidup dan berkembang biak mereka.

Klasifikasi Diptera

Diptera adalah ordo serangga yang termasuk dalam kelas Insecta (serangga) dan filum Arthropoda. Diptera dibedakan dari ordo serangga lainnya dengan adanya satu pasang sayap yang dikenal sebagai sayap belakang. Dan sepasang sayap termodifikasi yang dikenal sebagai halter yang berperan dalam keseimbangan saat terbang.

Klasifikasi Diptera dapat dibagi lebih lanjut menjadi beberapa keluarga, sub keluarga, genus, dan spesies.

  • Kerajaan (Kingdom): Animalia (Hewan)
  • Filum (Phylum): Arthropoda
  • Subfilum (Subphylum): Hexapoda
  • Subkelas : Pterygota (Serangga dengan sayap)
  • Kelas : Insecta (Serangga)
  • Infrakelas : Neoptera (Serangga dengan perubahan sayap setelah keluar dari kepompong)
  • Superordo (Superorder): Endopterygota (Serangga dengan metamorfosis sempurna)
  • Ordo (Order): Diptera (Lalat dan nyamuk)

Ordo Diptera terdiri dari dua subordo utama yaitu Nematocera dan Brachycera. Nematocera mencakup nyamuk dan beberapa lalat yang memiliki antena yang lebih panjang dan lebih banyak segmen, sementara Brachycera mencakup sebagian besar lalat yang memiliki antena yang lebih pendek dan lebih sedikit segmen.

Contoh Diptera

Berikut adalah beberapa contoh diptera.

Muscidae (Lalat)

Lalat (Musca domestica) adalah spesies lalat yang paling umum ditemui di seluruh dunia serta sering dijumpai di sekitar permukiman manusia, terutama di daerah yang kaya akan sumber makanan dan tempat pemrosesan limbah.

Lalat memiliki ukuran kecil hingga sedang dengan panjang tubuh sekitar 6-7,5 mm, serta memiliki sayap transparan dengan vena gelap di sepanjang sayapnya. Tubuh lalat rumah ditutupi oleh bulu-bulu halus yang membantu dalam persepsi lingkungan.

Siklus hidupnya dimulai dari tahap telur, larva, pupa, dan imago (dewasa). Lalat betina biasanya meletakkan sekitar 100-150 telur dalam siklus hidupnya. Lalat rumah berperan sebagai sumber penyakit dengan membawa bakteri, virus, dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

Mereka dapat mengontaminasi makanan dan permukaan dengan patogen yang mereka bawa. Oleh karena itu, pengendalian populasi lalat rumah dan menjaga kebersihan sanitasi sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan manusia.

Culicidae (Nyamuk)

Culicidae adalah keluarga nyamuk yang terdiri dari banyak spesies yang ditemukan di seluruh dunia. Beberapa spesies nyamuk dalam keluarga ini memiliki peran penting sebagai sumber penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan hewan.

Nyamuk dalam keluarga Culicidae memiliki tubuh kecil hingga sedang dengan ukuran berkisar antara 3 hingga 9 mm, memiliki sayap panjang dan ramping yang memungkinkan mereka untuk terbang. Nyamuk betina biasanya sering menggigit untuk memperoleh darah yang diperlukan untuk perkembangan telur, sedangkan jantan biasanya memakan nektar atau sumber makanan lainnya.

Metamorfosis nyamuk berawal dari telur, larva, pupa, dan menjadi imago. Nyamuk betina biasanya meletakkan telur di atau dekat perairan, seperti kolam, rawa, sungai, atau wadah air yang menggenang. Beberapa spesies nyamuk dalam keluarga Culicidae banyak yang menjadi sumber penyakit yang signifikan.

Nyamuk dapat menyebarkan patogen seperti virus, bakteri, dan parasit ke manusia dan hewan saat menggigit untuk mengambil darah. Contoh penyakit yang ditularkan oleh nyamuk termasuk malaria, demam berdarah, Zika, chikungunya, filariasis, dan banyak lagi.

Tipulidae (Belalang)

Keluarga ini dikenal dengan sebutan belalang atau kucing-kucingan. Tipulidae memiliki tubuh panjang dan ramping dengan kaki yang panjang. Ukuran mereka bervariasi, tetapi biasanya memiliki sayap yang besar dan panjang.

Warna tubuh mereka umumnya pucat atau cokelat keabu-abuan. Belalang betina memiliki ovipositor yang panjang untuk meletakkan telur. Larva Tipulidae, yang dikenal sebagai belalang bayi, hidup di tanah dan sering kali memiliki penampilan mirip dengan ulat.

Serta memakan bahan organik yang terdekomposisi dan memainkan peran penting dalam penguraian materi organik di lingkungan. Hewan ini biasanya ditemukan di lingkungan yang lembap seperti padang rumput, hutan, dan daerah berair. Selain itu, hewan ini lebih sering aktif pada malam hari dan cenderung menghindari cahaya.

Tipulidae membantu mendekomposisi bahan organik, seperti dedaunan dan serasah, dan mengubahnya menjadi nutrisi yang tersedia untuk organisme lain. Sebagai lalat dewasa, mereka juga sebagai penyerbuk bagi beberapa tanaman.

Drosophilidae (Lalat buah)

Drosophila Melanogaster, adalah kelompok diptera yang dikenal karena penggunaannya dalam penelitian genetika serta merupakan keluarga lalat kecil yang terkenal dengan sebutan “lalat buah atau lalat anggur. Hewan ini termasuk dalam ordo diptera dan banyak spesiesnya ditemukan di seluruh dunia.

Lalat buah memiliki peranan ekologis yang penting, terutama dalam penguraian bahan organik dan penyerbukan tanaman. Biasanya, memiliki ukuran kecil hingga sedang, dengan panjang tubuh sekitar 2-4 mm.

Memiliki tubuh yang ramping, sayap transparan, dan warna tubuh yang bervariasi, termasuk cokelat, kuning, atau oranye. Lalat buah memiliki kaki yang kuat dan lengket yang memungkinkan mereka untuk berpindah dengan mudah di atas buah dan substrat lainnya.

Lalat buah dapat ditemukan di berbagai habitat, terutama di sekitar tempat-tempat dengan sumber makanan yang membusuk seperti buah-buahan, ragi, atau cairan fermentasi. Mereka sering ditemukan di kebun, dapur, pasar, dan tempat-tempat lain di sekitar manusia di mana buah-buahan dan bahan organik terurai tersedia.

Lalat buah lebih aktif pada siang hari dan sering terlihat bergerombol di sekitar sumber makanan serta telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang penting dalam bidang genetika dan biologi perkembangan. Kemampuan mereka untuk berkembang dengan cepat dan reproduksi yang efisien telah membuat mereka menjadi model organisme yang sering digunakan dalam penelitian genetika dan biologi molekuler.

Syrphidae (Lalat kumbang)

Syrphidae merupakan keluarga lalat yang dikenal sebagai lalat kumbang atau lalat bunga. Mereka termasuk dalam ordo diptera dan banyak spesiesnya ditemukan di seluruh dunia. Lalat kumbang memiliki penampilan yang menyerupai kumbang, tetapi hewan ini lebih dekat dengan lalat daripada kumbang sejati.

Hewan ini memiliki ukuran kecil hingga sedang, dengan panjang tubuh berkisar antara 5 hingga 15 mm dan memiliki tubuh yang ramping dengan warna tubuh yang bervariasi, termasuk kuning, hitam, atau cokelat. Kemudianmemiliki kepala yang besar, mata yang besar, dan sayap bening dengan pola unik yang mirip dengan kumbang.

Hewan ini juga dapat ditemukan di berbagai habitat, terutama di sekitar tumbuhan berbunga. Biasanya sering ditemukan di taman, kebun, padang rumput, dan hutan terbuka. Lalat kumbang dewasa sering mengunjungi bunga untuk mencari nektar dan serbuk sari sebagai sumber makanan.

Beberapa spesies lebah juga dikenal memiliki kemampuan meniru kumbang yang beracun sebagai strategi pertahanan. Lalat kumbang memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai penyerbuk bagi berbagai tanaman.

Ketika lalat tersebut mengunjungi bunga untuk mencari nektar, juga membawa serbuk sari dari satu bunga ke bunga lain, membantu bunga dalam proses penyerbukan dan reproduksi tanaman. Selain itu, larva lalat ini juga memainkan peran sebagai predator serangga, membantu dalam pengendalian populasi serangga yang merugikan. Setiap keluarga diptera memiliki karakteristik morfologi dan perilaku yang unik.

The post Diptera : Definisi, Ciri, Daur Hidup, Habitat, dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Peredaran Darah Serangga: Organ – Fungsi dan Mekanismenya https://haloedukasi.com/sistem-peredaran-darah-serangga Tue, 31 Aug 2021 05:41:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26676 Serangga atau disebut juga sebagai insecta adalah kelompok hewan avertebrata atau hewan tidak bertulang belakang. Hewan yang tergolong dalam filum arthropoda ini memiliki sistem peredaran darah yang berbeda dengan hewan vertebrata. Sistem peredaran darah pada serangga merupakan sistem peredaran darah terbuka. Berikutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem peredaran darah serangga. Apa itu Sistem Peredaran […]

The post Sistem Peredaran Darah Serangga: Organ – Fungsi dan Mekanismenya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Serangga atau disebut juga sebagai insecta adalah kelompok hewan avertebrata atau hewan tidak bertulang belakang. Hewan yang tergolong dalam filum arthropoda ini memiliki sistem peredaran darah yang berbeda dengan hewan vertebrata. Sistem peredaran darah pada serangga merupakan sistem peredaran darah terbuka.

Berikutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem peredaran darah serangga.

Apa itu Sistem Peredaran Darah Serangga?

Sistem peredaran darah serangga  adalah suatu sistem kompleks yang berfungsi sebagai alat  transportasi nutrisi, dan zat-zat sisa metabolisme pada serangga. Serangga memiliki sistem peredaran darah yang terbuka, artinya darah sistem peredaran darahnya tidak berlangsung melalui pembuluh-pembuluh darah.

Organ Sistem Peredaran Darah Serangga

Organ Sistem Peredaran Darah Serangga

Sistem peredaran darah atau sirkulatori serangga melibatkan organ sebagai berikut:

Jantung

Jantung serangga berupa pembuluh dorsal yang bergerak secara peristaltik untuk memompa darah. Jantung serangga berbentuk tabung panjang dilengkapi dengan gelembung pembuluh darah ata jantung pembuluh dan pembuluh arteri.

Lokasi jantung serangga terdapat pada bagian punggung, yaitu pada bagian sinus.  Sedangkan pembuluh darah besar atau aortanya keluar dari jantung dan bercabang-cabang untuk membawa hemolimfa (darah serangga) ke berbagai jaringan dan organ tubuh serangga.

Jantung pembuluh terletak di bagian paling belakang dan tertutup, sedangkan di bagian depan terdapat aorta yang terbuka. Jantung pembuluh memiliki ostium atau pori-pori yang halus dan berdenyut.

Hemolimfa

Hemolimfa merupakan cairan yang tersusun dari darah serangga dan cairan interstisial. Hemolinfa berfungsi sebagai pertukaran zat antar jaringan, mengangkut hormon, membawa nutrisi dari usus ke seluruh tubuh, serta mengangkut  zat sisa metabolisme ke organ ekskretori serangga.

Sebagian besar lintasan hemolimfa pada serangga mengalir melalui rongga-rongga tubuh serangga dan menggenangi diantara jaringan dan organ tubuh dalam serangga.  Sistem peredaran darah seperti ini disebut dengan Lacunar System atau sistem peredaran darah terbuka, sebab darah mengalir di dalam tubuh tanpa melalui pembuluh darah.

Fungsi Sistem Peredaran Darah Serangga 

Sebagaimana sistem peredaran darah pada hewan lainnya, peredaran darah serangga mempunyai fungsi sebagai alat transportasi darah serangga (disebut hemolimfa) yang membawa atau mengangkut sejumlah zat untuk dierdarkan ke seluruh bagian tubuh serangga atau sebaliknya.

Adapun fungsi hemolimfa pada serangga adalah:

  • Sebagai bahan pelumas organ-organ serangga
  • Sebagai medium atau perantara hidraulik
  • Sebagai media transportasi nutrisi dan zat sisa metabolisme.
  • Sebagai organ pelindung
  • Dan sebagai media transfer panas.

Tidak sebagaimana hewan vertebrata, darah serangga yang disebut hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak bisa mengikat oksigen. Peredaran oksigen pada serangga dan pengambilan karbondioksida sebagai zat sisa dilakukan melalui sistem pernapasan trakea.

Tujuan Sistem Peredaran Darah Serangga

Tujuan dari keberadaan sistem peredaran darah serangga adalah untuk menyampaikan nustrisi dan yang diperlukan dalam aktivtas  sel, jaringan, dan organ serangga. Selain itu, sistem peredaran darah juga bertujuan untuk pengangkutan zat-zat sisa metabolisme sel dan jaringan tadi menuju ke organ-organ ekskretori atau organ pembuangan.

Manfaat Sistem Peredaran Darah Serangga

Manfaat dari adanya sistem peredaran darah pada serangga adalah fungsi sistem tubuh serangga akan berjalan dengan baik, sebab dengan adanya sistem peredaran darah maka seluruh sel, jaringan, dan organ serangga bisa mendapatkan nutrisi  yang dibutuhkannya untuk menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Sebaliknya tanpa adanya sistem peredaran darah, maka organ-organ tubuh serangga akan sekulitan mendapatkan nutrisi dan zat lain yang dibutuhkannya.

Mekanisme Sistem Peredaran Darah Serangga

Secara singkat, mekanisme  sistem peredaran darah serangga  diawali dengan dipompanya hemolimfa pada abdomen oleh jantung menuju aorta kemudian ke bagian atas (kepala) serangga dan ke jaringan-jaringan sebelum kemudian kembali ke abdomen. Siklus kemudian akan berulang kembali.

Berikut mekanisme lebih rincinya, yaitu:

  • Saat jantung berkontraksi dan sementara ostia tertutup oleh klep, maka darah yang berada di dalam jantung serangga akan terdorong dan mengalir ke bagian depan tubuh serangga melalui aorta.
  • Selanjutnya darah mengalir ke bagian kepala serangga dan masuk ke rongga-rongga tubuh (homocel) dan menggenangi organ serta jaringan di dalamnya.
  • Darah yang terdapat pada rongga tubuh serangga tadi kemudian akan kembali lagi ke jantung melalui ostia.
  • Sebagian darah yang ada akan mengalir ke organ embelan dan sayap serangga

Sistem peredaran darah pada serangga diatur oleh sistem pompa otot-otot melewati rongga tubuh yang dipisahkan oleh septa. Kebanyakan serangga hemoselnya terbagi menjadi beberapa rongga.  

Kesimpulan Pembahasan

Kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas:

  • Serangga merupakan hewan avertebrata yang memiliki sistem peradaran darah terbuka. Sistem peredaran darah terbuka merupakan sistem peredaran darah dimana darah tidak mengalir melalui pembuluh darah.
  • Sebagian besar darah serangga atau hemolimfa, mengalir ke organ tubuh melalui rongga tubuh yang disebut homocel.
  • Di dalam homocel, hemolimfa akan menggenang diantara organ dan jaringan dan melalukan transfer nutrisi makanan serta mengambil zat sisa untuk dikeluarkan dari tubuh serangga.
  • Secara singkat, mekanisme  sistem peredaran darah serangga  diawali dengan dipompanya hemolimfa pada abdomen oleh jantung menuju aorta kemudian ke bagian atas (kepala) serangga dan ke jaringan-jaringan sebelum kemudian kembali ke abdomen. Siklus kemudian akan berulang kembali, begitu seterusnya.

The post Sistem Peredaran Darah Serangga: Organ – Fungsi dan Mekanismenya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tipe-tipe Mulut Serangga Beserta Gambarnya https://haloedukasi.com/tipe-tipe-mulut-serangga Tue, 03 Aug 2021 04:10:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26013 Serangga atau dapat juga disebut insekta merupakan makhluk hidup yang berasal dari golongan Arthropoda dimana ia memiliki tubuh yang dibagi bersegmen-segmen. Secara anatomi, tubuh serangga dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut). Kepala serangga tersusun atas tujuh ruas dengan mata yang terdiri dari mata majemuk dan mata tunggal. Sedangkan untuk mulut […]

The post Tipe-tipe Mulut Serangga Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
tipe mulut serangga

Serangga atau dapat juga disebut insekta merupakan makhluk hidup yang berasal dari golongan Arthropoda dimana ia memiliki tubuh yang dibagi bersegmen-segmen. Secara anatomi, tubuh serangga dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut).

Kepala serangga tersusun atas tujuh ruas dengan mata yang terdiri dari mata majemuk dan mata tunggal. Sedangkan untuk mulut serangga terdiri dari empat bagian yaitu mandibula (untuk menyobek makanan), maksila (untuk menhancurkan makanan), labium (untuk memegang dan merasakan makanan) dan labrum (untuk memasukkan makanan ke rongga mulut).

Karena fungsi utama mulut berkaitan dengan cara serangga mendapatkan makanan, maka tipe-tipe mulut serangga dibagi berdasarkan jenis makanannya.

  1. Mulut Tipe Pengunyah (Chewing)
    Tipe mulut ini biasanya dimiliki oleh serangga muda dan serangga dewasa. Hal ini dikarenakan mandibula pada mulut serangga mengalami sklerotisasi (perubahan tekstur organ dari lunak menjadi keras). Karena suatu pergerakan sehingga dapat digunakan untuk memotong seperti pisau.
  2. Mulut Tipe Pemotong-penyerap (Cutiing-sponging)
    Tipe mulut ini berfungsi sebagai stilet untuk menusuk kulit. Contoh serangga dengan tipe mulut ini adalah lalat hitam.
  3. Mulut Tipe Penyerap (Sponging)
    Serangga dengan tipe mulut ini akan membasahi makanannya dengan sekresi air liur terlebih dahulu. Kemudian menjilati makanan tersebut. Contohnya ialah lalat rumahan dewasa.
  4. Mulut Tipe Penyedot (Shiponing)
    Mulut tipe penyedot akan menghisap cairan melalui probosis yang berbentuk memanjang dan tergulung. Probosis ini berfungsi untuk menghisap cairan nektar ke dalam tubuh serangga dengan membuka gulungan probosis ketika hingga pada bunga. Kemudian probosis akan menggulung secara alami ketika serangga berpindah. Contohnya ada pada kupu-kupu dan ngengat.
  5. Mulut Tipe Penusuk-penghisap (Piercing-sucking)
    Tipe mulut ini dimodifikasi untuk mempenetrasi penghalang luar dari inang dan cairan di keluarkan dari tubuh untuk mempermudah proses penyerapan makanan. Stilet adalah salah satu alat yang berperan penting pada tipe mulut ini karena berfungsi untuk menusuk jaringan hingga menemukan tabung kapiler darah dan mengeluarkan cairan ludah yang berfungsi sebagai cairan racun dan antikoagulan pada hewan. Mulut tipe ini biasanya dimiliki oleh , contohnya seperti serangga parasit (kutu dan nyamuk) serta serangga karnivora (kutu pembunuh).
  6. Mulut Tipe Pengunyah-penelan (Chewing-lapping)
    Serangga tipe ini dapat menggunakan stilet pada mulutnya untuk memotong, sebagai alat pertahanan dan untuk membuat sarang. Selain itu, tipe mulut ini juga termodifikasi sehingga dapat digunakan untuk menghisap makanan cair seperti nektar dan madu untuk dimasukkan ke dalam tubuh. Contoh serangga tipe mulut ini adalah lebah madu.

The post Tipe-tipe Mulut Serangga Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>