Sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sosial Mon, 05 Feb 2024 04:23:00 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sosial 32 32 3 Perbedaan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/perbedaan-sosial-dan-budaya Mon, 05 Feb 2024 04:20:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47639 Note : revisi yang ditandai warna merah karena masih copas, untuk revisi tetap merah Sosial dan Budaya adalah dua hal yang kerap disandingkan. Padahal keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Istilah sosial lebih luas dibandingkan dengan budaya. Budaya merupakan bagian dari sosial. Tetapi, sosial belum tentu juga budaya. Oleh karena itu, makna sosial lebih luas dibandingkan dengan […]

The post 3 Perbedaan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Note : revisi yang ditandai warna merah karena masih copas, untuk revisi tetap merah

Sosial dan Budaya adalah dua hal yang kerap disandingkan. Padahal keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Istilah sosial lebih luas dibandingkan dengan budaya. Budaya merupakan bagian dari sosial. Tetapi, sosial belum tentu juga budaya.

Oleh karena itu, makna sosial lebih luas dibandingkan dengan budaya. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri sehingga dinamakan dengan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia sering melakukan interaksi dengan orang lain.

Dari interaksi inilah terkadang menghasilkan budaya. Budaya menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, budaya dapat diartikan sebagai cara hidup yang berkembang di masyarakat.

Budaya hadir diciptakan oleh masyarakat yang hidup sebagai makhluk sosial. Budaya ini kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Namun, tidak semua budaya mampu bertahan dengan perubahan zaman.

Semua itu tergantung pada masyarakat yang mau melestarikannya atau tidak. Sosial dan budaya adalah dua hal yang saling berkaitan namun memiliki perbedaan.

Berikut ini perbedaan sosial dan budaya.

Ruang Lingkup

Istilah sosial berasal dari bahasa latin yakni socius yang memiliki arti segala sesuatu yang dilahirkan serta tumbuh berkembang di dalam kehidupan. Sosial menyangkut semua hal yang berhubungan dengan masyarakat.

Oleh karena itu, istilah sosial begitu luas bahkan pada beberapa kata kerap disandingkan dengan istilah sosial. Contohnya seperti hubungan sosial, lembaga sosial dan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan dua arah yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok.

Interaksi sosial terjadi biasanya karena adanya kepentingan atau maksud tertentu. Interaksi sosial ini dapat terjadi ketika adanya komunikasi. Baik oleh sang pembawa pesan maupun penerima pesan sebab hal tersebut menjadi salah satu syarat adanya komunikasi.

Oleh karena itu, ketika terdapat dua orang namun tidak melakukan komunikasi maka tidak dikatakan interaksi sosial. Begitupun ketika hanya salah seorang saja yang melakukan komunikasi, hal tersebut juga tidak dikatakan sebagai interaksi sosial. Interaksi sosial ini nantinya akan menghasilkan sebuah hubungan yaitu hubungan pertemanan, bisnis, ataupun kekeluargaan.

Sebab, dari adanya komunikasi akan menghasilkan sebuah informasi yang diterima oleh keduanya. Terkadang informasi ini yang mengantarkan individu memiliki sebuah hubungan karena informasi yang diberikan memiliki kesamaan sehingga keduanya merasa nyambung dan berlanjut memiliki hubungan.

Lain halnya dengan budaya, budaya diartikan sebagai cara hidup yang ada di masyarakat. Budaya termasuk ke dalam bagian dari sosial. Secara sederhana, budaya adalah hasil dari adanya sosial. Di dalam sosial dikenal interaksi, dari adanya interaksi sosial dapat menghasilkan budaya.

Budaya tidak hanya berkaitan dengan nilai-nilai seni dan estetika semata. Budaya lebih luas dari sekadar seni saja. Bahkan budaya dapat menjadi sebuah simbol dari masyarakat yang membedakan dengan kelompok lain. Contoh salah satu budaya Indonesia adalah batik. Batik menjadi simbol budaya Indonesia yang telah diakui dan membedakannya dengan negara lain.

Mungkin negara lain memiliki seni yang serupa dengan batik, namun batik telah menjadi identitas dari Indonesia. Budaya hadir dari buah pemikiran dan gagasan yang dilahirkan oleh manusia. Gagasan ini kemudian berkembang sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang telah berlangsung lama ini kemudian menjadi sebuah budaya.

Unsur-unsur

Sosial bisa diartikan sebagai suatu sikap yang dimilik oleh manusia. Namun, sosial juga bisa menjadi sekelompok orang yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan secara bersama. Oleh karena itu, sosial memiliki makna yang lebih luas. Menurut Soerjono Soekanto, setidaknya terdapat 5 unsur sosial. Di mana salah satunya adalah kebudayaan.

  • Kelompok Sosial

Kelompok sosial diartikan sebagai sekumpulan individu yang terlibat dalam kegiatan bersama. Di mana mereka saling melakukan interaksi satu sama lain. Mereka juga mengakui bahwa mereka adalah anggota dari kelompok tersebut. Kelompok sosial biasanya terbentuk karena adanya kepentingan yang sama. Oleh karena itu, kelompok sosial ini saling mempengaruhi satu sama lainnya.

  • Kebudayaan

Kebudayaan menjadi unsur dari adanya sosial menurut Soerjono Soekanto. Kebudayaan ini lahir dari buah pikiran dan gagasan manusia. Oleh sebab itu, kebudayaan melibatkan akal serta Budi manusia. Kebudayaan tidak bisa digambarkan secara jelas sebab memiliki sifat abstrak. Namun, kebudayaan ini erat kaitannya dengan masyarakat.

  • Lembaga Sosial

Lembaga sosial diartikan sebagai lembaga yang memiliki tugas untuk mengatur hubungan antar manusia. Keberadaan lembaga sosial juga untuk menegakkan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Lembaga sosial mencakup banyak hal, tergantung dengan bidang yang ada di masyarakat. Sebab, setiap bidang memiliki kepentingan dan tujuan masing-masing. Di mana kepentingan tersebut diatur oleh suatu lembaga sosial.

  • Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkat tertentu. Biasanya pengelompokan masyarakat ini didasarkan atas kekayaan dan jabatan. Stratifikasi sosial sejatinya telah ada sejak zaman dahulu. Di dalam agama Hindu, dikenal istilah kasta. Terdapat kasta tertinggi yang merupakan kasta untuk golongan Brahma serta bangsawan dan kasta terendah untuk masyarakat jelata.

  • Kekuasaan dan Kewenangan

Di dalam tatanan sosial, tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan. Kekuasaan ini tidak selalu bermakna negatif. Adanya penguasa terkadang membuat kehidupan lebih teratur seperti keberadaan kepala daerah atau presiden.

Presiden berfungsi untuk mengatur seluruh kehidupan negara. Oleh karena itu, kekuasaan erat kaitannya dengan kewenangan. Ketika seseorang berkuasa, maka dia memiliki sejumlah kewenangan. Dengan kewenangan tersebut, ia dapat mengatur dan memerintahkan seseorang.

Berbeda dengan budaya, di mana budaya memiliki 7 unsur menurut koentjaraningrat. Di mana unsur budaya meliputi bahasa, organisasi, kesenian, religi, pengetahuan, mata pencaharian, hingga teknologi. Sudah dijelaskan bahwa budaya ini hasil dari pemikiran manusia dan budaya hadir karena telah menjadi kebiasaan di masyarakat.

  • Bahasa

Bahasa menjadi salah satu unsur kebudayaan yang diperkirakan di dunia terdapat sekitar 1000 bahasa. Manusia berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis menggunakan bahasa. Setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda, sekalipun satu negara.

Bahkan dalam satu ras, bisa memiliki banyak bahasa yang berbeda. Seperti halnya di Pulau Jawa, sekalipun bernama Jawa, namun tidak semua masyarakat di Pulau Jawa menggunakan bahasa Jawa. Meskipun masih memiliki bahasa yang sama, terkadang hal tersebut juga dibedakan dari aksennya. Seperti yang terjadi pada bahasa Sunda dan Jawa.

Di mana setiap daerah memiliki aksen bahasa Jawa yang berbeda mislanya Jawa Brebes dengan Jawa Jogja akan terdapat perbedaan. Oleh karena itu, dikenal dengan bahasa Jawa Ngapak dengan Jawa Medok. Begitupun dengan bahasa Sunda yang berbeda antara masyarakat di daerah priangan dengan masyarakat sunda lainnya.

  • Religi

Masyarakat di pulau Jawa bagian barat justru menggunakan bahasa Sunda untuk melakukan komunikasi. Selain bahasa, religi juga termasuk ke dalam unsur budaya. Religi atau kepercayaan yang dianut dan diyakini oleh masyarakat akan melahirkan budaya. Seperti saat masa masuknya agama islam ke Indonesia yang banyak melahirkan budaya. Di mana budaya tersebut merupakan akulturasi dari nilai islam dengan kebiasaan setempat.

Budaya tersebut kemudian dilestarikan dan menjadi warisan bagi generasi yang akan datang. Tidak hanya di dalam agama islam saja. budaya juga hadir ketika masuknya Hindu dan Buddha. Di mana kedua agama tersebut terkenal dengan penghormatan terhadap leluhur. Oleh karena itu, banyak bermunculan upacara keagamaan yang hingga saat ini masih ada dan diterapkan khususnya masyarakat Bali.

Contoh Sosial dan Budaya

Contoh dari sosial bisa berupa kegiatan sosial, perubahan sosial hingga interaksi sosial. Sebab, istilah sosial tidak hanya mencakup pada sifat dasar saja, melainkan juga manusia secara keseluruhan. Sosial dapat diartikan sebagai sifat dasar yang dimiliki oleh manusia.

Setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, sehingga manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk tetap hidup. Misalnya, manusia bisa makan karena dia bekerja. Manusia bekerja dengan orang lain untuk bisa menghidupi dirinya.

Setelah manusia bekerja, maka manusia akan mendapatkan uang untuk makan. Untuk bisa mendapatkan makan, manusia harus membeli makanan tersebut. Oleh karena itu, manusia membutuhkan penjual yang menjual makanan agar manusia bisa makan.

1. Contoh Sosial

  • Kelompok Sosial
Kelompok sosial, contoh sosial

Kelompok sosial adalah sekumpulan individu yang memiliki tujuan yang sama. Biasanya kelompok sosial ini terbentuk karena adanya kepentingan yang sama. Kelompok sosial ini bisa berkaitan dengan agenda-agenda sosial hingga keagamaan. Kelompok sosial ini biasanya terbangun karena memiliki kesamaan baik itu tujuan maupun kebiasaan. Contohnya di dalam masyarakat kita mengenal adanya paguyuban.

  • Lembaga Sosial
Sekolah, contoh lembaga sosial

Lembaga sosial merupakan lembaga yang memiliki kewajiban untuk mengatur kenyamanan di masyarakat. Lembaga sosial juga banyak jenisnya tergantung dengan bidang yang dituju. Di masyarakat ada berbagai macam jenis lembaga sosial sesuai dengan bidang masing-masing seperti bidang hukum, pendidikan, agama, dan sebagainya. Lembaga sosial ini memiliki kewajiban untuk menegakan norma dan nilai sosial agar berjalan semestinya.

2. Contoh Budaya

  • Pakaian
Batik, contoh budaya

Pakaian tradisional termasuk contoh dari budaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Setiap daerah ataupun negara memiliki pakaian tradisional masing-masing yang biasanya terdapat ciri khasnya. Misalnya, pakaian tradisional masyarakat Indonesia adalah kebaya dan batik.

Di mana baik kebaya ataupun batik ini memiliki ragam jenisnya tergantung dengan daerahnya. Seperti batik Pekalongan dengan batik Cirebon akan berbeda dari segi motifnya. Begitupun dengan kebaya yang biasanya digunakan saat acara spesial seperti pesta pernikahan.

Pada dasarnya baju pernikahan setiap daerah di Indonesia berjenis kebaya. Hanya saja terdapat beberapa ciri khas yang membedakan pada setiap daerahnya. Misalnya, di wilayah tataran Sunda baju kebaya disatukan dengan siger di kepala.

  • Tarian
Tari piring, contoh budaya

Ada banyak jenis tarian di Indonesia mulai dari tarian yang berasal dari Sabang hingga Merauke. Tarian ini tidak hanya berkaitan erat dengan unsur estetika saja. Namun, pada beberapa tarian terkadang identik dengan nilai-nilai yang bersifat magis dan sakral.

Di mana nilai-nilai sakral ini telah ada sejak zaman dahulu yang kemudian diwariskan. Oleh karena itu, tidak sembarang orang yang bisa melakukannya. Biasanya tarian tradisional akan dilestarikan oleh generasi penerusnya.

Mereka akan menurunkan kepada anak cucunya agar tarian tradisional tetap berkembang sekalipun sudah berbeda zaman. Tarian biasanya dilengkapi dengan sejumlah properti yang menunjang seperti penggunaan selendang hingga piring.

Contohnya tari piring yang menggunakan properti piring ketika menari. Selain itu, ada pula tari jaipong yang menggunakan selendang. Tidak hanya menggunakan properti untuk menari, tarian juga diiringi dengan alat musik tradisional seperti gamelan.

The post 3 Perbedaan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosial Ekonomi : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya https://haloedukasi.com/sosial-ekonomi Wed, 01 Nov 2023 22:29:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46413 Sosial ekonomi merupakan bidang studi yang menyelidiki interaksi antara faktor-faktor sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Hal itu mencakup analisis bagaimana norma, nilai, budaya, struktur sosial, dan faktor-faktor lain mempengaruhi aspek ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, ketidaksetaraan, dan kesejahteraan sosial. Sosial ekonomi berusaha untuk memahami dinamika kompleks di mana aspek sosial dan ekonomi saling memengaruhi dan […]

The post Sosial Ekonomi : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosial ekonomi merupakan bidang studi yang menyelidiki interaksi antara faktor-faktor sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Hal itu mencakup analisis bagaimana norma, nilai, budaya, struktur sosial, dan faktor-faktor lain mempengaruhi aspek ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, ketidaksetaraan, dan kesejahteraan sosial.

Sosial ekonomi berusaha untuk memahami dinamika kompleks di mana aspek sosial dan ekonomi saling memengaruhi dan berkontribusi terhadap pembangunan dan perubahan dalam suatu komunitas. Perkembangan sosial ekonomi di Indonesia adalah hal yang dinamis dan kompleks, dengan progres serta tantangan tersendiri.

Upaya pemerintah dan masyarakat sipil terus mendorong reformasi ekonomi dan sosial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Sosial Ekonomi Menurut Para Ahli

Konsep sosial ekonomi telah menjadi subjek kajian berbagai ahli di berbagai bidang. Berikut adalah pandangan beberapa ahli terkemuka mengenai sosial ekonomi.

1. Karl Marx

Karl Marx merupakan seorang filsuf dan ekonom asal Jerman, mengembangkan teori sosial ekonomi yang berfokus pada konflik kelas dalam masyarakat kapitalis. Menurut Karl Marx, sosial ekonomi adalah pendekatan yang melihat masyarakat dari perspektif konflik kelas.

Marx menekankan bahwa masyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama: proletariat (pekerja) yang memiliki sedikit atau tidak memiliki kepemilikan alat produksi, dan borjuisie (pemilik modal) yang memiliki kontrol atas alat produksi dan memperoleh keuntungan dari kerja proletariat.

Pandangan Marx tentang sosial ekonomi mencakup konsep-konsep penting seperti eksploitasi, alienasi, dan konflik kelas. Selain itu juga berpendapat bahwa dalam sistem kapitalisme, borjuisie mengeksploitasi proletariat dengan mengambil nilai-nilai tambahan dari hasil kerjanya, dan itu menyebabkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.

Marx juga mengusulkan bahwa perkembangan sosial ekonomi akan mengalami perubahan menuju masyarakat komunis di mana kepemilikan alat produksi bersifat kolektif, dan tidak ada lagi eksploitasi kelas.

Hal itu menjadi visi dasar Marx tentang masyarakat yang adil dan setara, di mana kekayaan dan kekuasaan terdistribusi secara merata di antara semua individu. Dalam pandangan Marx, sosial ekonomi adalah alat untuk memahami konflik kelas dalam masyarakat kapitalis dan untuk mendorong perubahan menuju masyarakat yang lebih adil.

2. Max Weber

Menurut Max Weber, sosial ekonomi adalah pendekatan yang memeriksa peran nilai-nilai, norma-norma sosial, dan budaya dalam memengaruhi proses ekonomi dan perkembangan kapitalisme. Weber menekankan hubungan kompleks antara faktor sosial dan faktor ekonomi dalam masyarakat.

Weber mengembangkan gagasan tentang etika Protestan dalam bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam karyanya tersebut, Weber menyatakan bahwa nilai-nilai etika Protestan, seperti kerja keras, disiplin, dan akumulasi modal, berkontribusi pada perkembangan kapitalisme.

Kemudian juga berpendapat bahwa semangat kerja yang dianut oleh Protestan dan etika kerja yang kuat berperan dalam membentuk modalisme kapitalis. Selain itu Weber juga mengemukakan konsep rasionalisasi dalam ekonomi dan masyarakat.

Serta menunjukkan bahwa perkembangan kapitalisme modern sering disertai dengan rasionalisasi ekonomi, di mana tindakan ekonomi didasarkan pada pertimbangan rasional dan perhitungan efisiensi. Denagn demikian, menurut Max Weber sosial ekonomi melibatkan pemahaman tentang bagaimana nilai-nilai sosial, budaya, dan etika yang mempengaruhi perkembangan ekonomi dan struktur sosial dalam masyarakat.

Weber memandang hubungan antara faktor-faktor sosial dan ekonomi sebagai hal yang sangat penting dalam analisis sosial ekonomi.

3. Adam Smith

Adam Smith adalah seorang ekonom asal Skotlandia yang dikenal sebagai bapak ekonomi klasik dan penulis karya berpengaruh Wealth of Nations yang diterbitkan pada tahun 1776. Menurut Adam Smith, sosial ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi kekayaan atau barang dan jasa.

Smith memperkenalkan konsep dasar ekonomi pasar bebas, di mana tindakan individu yang mementingkan diri sendiri (self interest) dalam mencari keuntungan ekonomi akan menghasilkan manfaat sosial yang lebih besar. Smith mengakui peran penting dari invisible hand dalam mengarahkan aktivitas ekonomi dan mengkoordinasikan keinginan individu dengan kebutuhan masyarakat.

Smith juga menyoroti pentingnya spesialisasi dan pembagian kerja dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta melihat perdagangan bebas sebagai alat untuk meningkatkan kemakmuran suatu bangsa.

Pandangannya tentang sosial ekonomi yaitu tentang cara manusia mengorganisasi dan mengelola sumber daya ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial melalui pasar bebas, persaingan, dan divisi kerja. Pandangan tersebut juga menjadi dasar bagi ekonomi klasik dan teori pasar bebas.

4. Amartya Sen

Amartya Sen, seorang ekonom India dan pemenang Nobel. Amartya Sen berpendapat sosial ekonomi adalah pendekatan yang mengintegrasikan aspek-aspek sosial dan ekonomi dalam pemahaman kesejahteraan manusia.

Pendekatan tersebut menekankan pentingnya melihat aspek sosial dan ekonomi sebagai bagian dari satu kesatuan yang tak terpisahkan serta dikenal dengan konsep kemiskinan yang lebih luas daripada sekadar pendapatan yang disebut sebagai capability poverty.

Dalam pendekatannya, kesejahteraan manusia tidak hanya diukur berdasarkan pendapatan, tetapi juga melibatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, makanan, kebebasan individu, dan peluang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.

Pandangan Amartya Sen menekankan bahwa fokus pada kemampuan individu adalah penting dalam mencapai kesejahteraan yang sebenarnya. Dengan memahami aspek sosial ekonomi dalam konteks itu, masyarakat dapat mengidentifikasi hambatan dan ketidaksetaraan yang membatasi kemampuan individu untuk mencapai potensinya.

Secara baris besar, menurut Amartya Sen sosial ekonomi adalah pendekatan yang memandang kesejahteraan manusia dari sudut pandang yang lebih luas, mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi secara bersamaan, dengan fokus pada kemampuan individu sebagai ukuran utama kesejahteraan.

5. Elinor Ostrom

Elinor Ostrom adalah seorang ilmuwan politik yang dikenal dengan kontribusinya dalam pemahaman mengenai manajemen sumber daya alam dan masalah kolektivitas. Menurut Ostrom, sosial ekonomi adalah pendekatan yang memfokuskan pada peran lembaga-lembaga sosial dan cara masyarakat mengelola sumber daya bersama.

Pendekatan Ostrom menekankan pada pengelolaan kolektif sumber daya alam, seperti hutan, sungai, dan lahan pertanian. Ostrom mempelajari berbagai tata kelola yang berhasil di mana masyarakat lokal dapat mengelola sumber daya tersebut dengan berkelanjutan tanpa perlu campur tangan pemerintah atau pemilik properti individual.

Ostrom mengidentifikasi berbagai prinsip desain institusi yang efektif dalam mengatasi masalah sosial ekonomi, termasuk aturan partisipatif, pengawasan bersama, dan penghargaan terhadap hak milik lokal. Pandangan tersebut menekankan bahwa solusi sosial ekonomi tidak selalu harus didasarkan pada pemilikan pribadi atau kontrol pemerintah, tetapi bisa berasal dari tatanan institusi yang didasarkan pada kolaborasi dan peraturan yang dibuat bersama oleh komunitas.

6. John Maynard Keynes

John Maynard Keynes adalah seorang ekonom Inggris yang terkenal karena teori ekonomi makro, terutama selama masa resesi dan depresi. Menurut Keynes, sosial ekonomi adalah pendekatan yang menekankan peran pemerintah dalam mengelola ekonomi untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Keynes mengembangkan teori yang dikenal sebagai Keynesianisme yang menekankan bahwa tindakan pemerintah, terutama melalui pengeluaran fiskal dan kebijakan moneter, dapat digunakan untuk mengatasi fluktuasi ekonomi dan mengurangi pengangguran serta memandang bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur permintaan agregat dan menghindari resesi atau depresi ekonomi yang dalam.

Pendekatan sosial ekonomi Keynesian menekankan perlunya intervensi pemerintah dalam ekonomi untuk mencapai tujuan seperti stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan sosial. Hal itu sangat berbeda dengan pandangan ekonomi klasik yang dipopulerkan oleh Adam Smith yang mendasarkan diri pada pasar bebas.

7. Muhammad Yunus

Muhammad Yunus adalah seorang ekonom asal Bangladesh yang terkenal karena pendirian gerakan perbankan mikro dan pendekatannya terhadap sosial ekonomi. Menurut Muhammad Yunus, sosial ekonomi adalah pendekatan yang menggabungkan elemen sosial dan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pinjaman mikro kepada individu yang kurang mampu.

Muhammad Yunus mendirikan Grameen Bank, yang memberikan pinjaman tanpa jaminan kepada masyarakat miskin, terutama wanita di pedesaan Bangladesh. Pendekatannya tersebut memungkinkan individu yang sebelumnya tidak memiliki akses ke sumber pembiayaan tradisional untuk memulai usaha kecil dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pendekatan sosial ekonomi Muhammad Yunus menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat miskin melalui akses ke modal dan pelatihan, dan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi. Dampaknya akan menciptakan konsep perbankan mikro yang telah menyebar ke seluruh dunia dan diadopsi oleh berbagai organisasi sosial dan lembaga keuangan.

Jadi, menurutnya sosial ekonomi adalah pendekatan yang mengintegrasikan aspek sosial dan ekonomi dengan memberikan akses ke pembiayaan mikro kepada masyarakat miskin untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

Beberapa pandangan tersebut sangat beragam dari para ahli dalam bidang sosial ekonomi. Para ahli tersebut memiliki kontribusi penting dalam memahami hubungan antara faktor sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Ciri-Ciri Sosial Ekonomi

Adapun ciri-ciri sosial ekonomi antara lain sebagai berikut.

1. Berpendidikan

Pendidikan menjadi salah satu faktor sosial ekonomi yang sangat penting dan memiliki dampak luas dalam memahami ketidaksetaraan, distribusi kekayaan, perkembangan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi sering kali membuka akses ke pekerjaan yang lebih baik dan peluang karier yang lebih baik. Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi, yang memengaruhi distribusi pendapatan dalam masyarakat.

Selain itu, pendidikan juga dapat meningkatkan kesejahteraan individu dan masyarakat, termasuk kesehatan, keberlanjutan, dan kualitas hidup. Ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan dapat menjadi faktor penting dalam analisis ketidaksetaraan sosial ekonomi. Sehingga, tingkat pendidikan individu dan masyarakat dapat memiliki dampak signifikan pada aspek-aspek sosial ekonomi,

2. Memiliki status sosial

Status sosial sering kali terkait erat dengan ketidaksetaraan ekonomi, di mana individu dengan status sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya dan kesempatan ekonomi.

Orang dengan status sosial yang lebih tinggi mungkin memiliki pendapatan yang lebih besar. Selain itu juga dapat memengaruhi akses individu ke pendidikan berkualitas dan pekerjaan yang baik. Orang dengan status sosial yang lebih rendah mungkin menghadapi banyak hambatan dan mempengaruhi akses individu dalam layanan kesehatan, kesejahteraan sosial, dan perlindungan sosial.

Dengan kata lain, memiliki status sosial adalah salah satu ciri atau faktor yang relevan dalam analisis sosial ekonomi. Status sosial mengacu pada kedudukan, peran, dan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan faktor-faktor seperti kelas sosial, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.

3. Memiliki tingkat mobilitas yang baik

Salah satu ciri atau faktor yang relevan dalam analisis sosial ekonomi adalah mobilitas sosial. Mobilitas sosial mengacu pada kemampuan individu atau kelompok untuk naik atau turun dalam hierarki sosial atau ekonomi masyarakat. Tingkat mobilitas sosial yang baik menunjukkan bahwa individu memiliki peluang untuk meningkatkan status sosial atau ekonomi dalam masyarakat.

Mobilitas sosial yang baik adalah ciri yang diinginkan dalam masyarakat, karena menunjukkan adanya peluang dan keadilan sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. Namun, mobilitas sosial juga dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti kelas sosial, pendidikan, dan faktor-faktor sosial ekonomi lainnya dalam suatu masyarakat.

4. Memiliki banyak aset

Memiliki banyak aset bisa menjadi salah satu ciri dalam analisis sosial ekonomi, terutama dalam konteks individu atau keluarga. Aset dapat mencakup kepemilikan properti, investasi, simpanan, atau sumber daya lain yang memiliki nilai ekonomi.

Pemilikan aset dapat memengaruhi kondisi ekonomi dan sosial individu atau keluarga, serta berkontribusi pada kesejahteraannya. Namun, dalam analisis sosial ekonomi yang lebih luas, ciri utama adalah lebih terkait dengan aspek struktural dan sistemik dalam masyarakat, seperti ketidaksetaraan, distribusi pendapatan, interaksi antara kelas sosial, lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya.

Memiliki banyak aset dapat menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat.

5. Menjalankan ekonomi seperti perdagangan

Menjalankan ekonomi seperti perdagangan atau sistem ekonomi yang didasarkan pada aktivitas perdagangan adalah salah satu aspek dalam analisis sosial ekonomi. Perdagangan dan sistem ekonomi merupakan bagian penting dari studi sosial ekonomi.

tetapi, hal tersebut merupakan salah satu elemen yang lebih khusus daripada ciri utama dari disiplin tersebut. Studi sosial ekonomi melibatkan pemahaman tentang kompleksitas hubungan sosial dan ekonomi dalam masyarakat, dan bagaimana faktor-faktor itu saling memengaruhi dalam membentuk kondisi sosial ekonomi.

6. Memiliki pekerjaan spesifik

Salah satu ciri sosial ekonomi yang relevan adalah pekerjaan atau pekerjaan yang spesifik. Pekerjaan yang seseorang miliki dapat memiliki dampak signifikan pada kondisi sosial ekonominya. Pekerjaan juga biasanya menjadi sumber pendapatan utama bagi individu atau keluarga.

Dan tingkat pendapatan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan tingkat keterampilan yang diperlukan. Jenis pekerjaan sering digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam kelas sosial tertentu, yang merupakan aspek penting dalam analisis sosial ekonomi.

7. Memiliki pemahaman tentang kredit

Pemahaman tentang kredit atau pembiayaan adalah faktor yang relevan dalam analisis sosial ekonomi, terutama ketika membahas aspek-aspek seperti akses ke modal, pertumbuhan ekonomi, atau ketidaksetaraan ekonomi.

Selain itu pemahaman tentang kredit atau pembiayaan bisa menjadi bagian dari analisis dalam kerangka sosial ekonomi ketika mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat, tetapi ciri sosial ekonomi yang lebih umum tidak terkait langsung dengan pemahaman tentang kredit.

Jenis Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi seseorang juga sering dilihat dari statusnya. Status ekonomi biasanya terbagi atas beberapa kelas antara lain sebagai berikut.

1. Kelas atas-atas (Upper Upper Class)

Kelas atas-atas atau Upper Upper Class adalah salah satu jenis sosial ekonomi yang merujuk kepada kelompok individu atau keluarga yang memiliki kekayaan dan pengaruh ekonomi yang sangat tinggi dalam masyarakat.

Kelompok tersebut seringkali merupakan bagian teratas dari piramida sosial ekonomi dan memiliki akses ke sumber daya dan peluang yang luar biasa. Ciri-ciri kelas atas-atas termasuk kepemilikan aset besar, gaya hidup mewah, dan peran yang signifikan dalam dunia bisnis, politik, atau keuangan.

Kelas tersebut juga sering kali memiliki hubungan sosial dan ekonomi yang kuat dengan kelompok sebayanya atau mungkin memiliki akses ke pendidikan berkualitas tinggi, lingkungan tinggal yang elit, dan akses ke layanan kesehatan dan hiburan yang eksklusif. Definisi dan karakteristik kelas atas-atas dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya, dan geografis.

2. Kelas atas bawah (Lower Upper Class)

Kelas atas bawah adalah salah satu kategori dalam analisis sosial ekonomi yang merujuk kepada kelompok individu atau keluarga yang memiliki status sosial dan ekonomi yang tinggi, tetapi berada di bawah kelompok elit ekonomi tertinggi atau kelas atas-atas.

Kelompok tersebut memiliki tingkat kekayaan dan pengaruh yang signifikan dalam masyarakat, tetapi mungkin tidak sekuat atau sekuasa kelas atas-atas. Kelas atas bawah sering kali mencakup profesional yang sukses, pengusaha yang mapan, dan individu dengan pendapatan yang sangat tinggi serta memiliki akses ke pendidikan berkualitas, rumah yang mewah, dan fasilitas kesehatan yang baik.

Namun, kelompok ini mungkin memiliki batasan dalam hal pengaruh politik atau akses ke sumber daya ekonomi yang sama dengan kelas atas-atas. Definisi kelas atas bawah juga dapat bervariasi tergantung pada konteks dan wilayah geografis.

Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada kelompok ekonomi tinggi yang berada di bawah kelompok paling elit dalam masyarakat. Ini adalah kelompok yang sering mendekati atau berada pada puncak piramida sosial ekonomi.

Untuk mencapai tingkat ini tentu dibutuhkan usaha yang sangat keras baik di pendidikan formal atau pengembangan diri secara mandiri. Contoh, pemilik perusahaan baru yang sedang berkembang, investor baru, dan lain-lain.

3. Kelas menengah atas (Upper middle Class)

Kelas menengah atas menjadi salah satu kategori dalam analisis sosial ekonomi yang merujuk kepada kelompok individu atau keluarga yang memiliki tingkat pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi daripada rata-rata masyarakat, tetapi masih di bawah kelompok elit ekonomi seperti kelas atas-atas (Upper Upper Class) atau kelas atas bawah (Lower Upper Class).

Kelas menengah atas seringkali terdiri dari profesional yang sukses, pengusaha, dan pekerja berpendidikan tinggi. Selain itu mungkin memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, rumah yang nyaman, dan gaya hidup yang lebih baik daripada kelas menengah yang lebih umum.

Kelas menengah atas juga seringkali memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan hiburan, serta memiliki keamanan finansial yang lebih besar. Karakteristik dan definisi kelas menengah atas dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, ekonomi, dan geografis serta menjadi kelompok yang berada di tengah-tengah dalam spektrum sosial ekonomi, dan perannya dalam masyarakat dapat berbeda-beda di berbagai negara dan budaya.

4. Kelas menengah bawah (Lower middle Class)

Kelas menengah bawah adalah kelompok individu atau keluarga yang memiliki tingkat pendapatan dan status sosial yang berada di bawah kelas menengah yang lebih mapan. Kelas menengah bawah seringkali merupakan kelompok yang memiliki tingkat pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Tetapi, mungkin memiliki keterbatasan dalam hal kekayaan dan akses ke sumber daya ekonomi. Kelas menengah bawah dapat mencakup berbagai pekerjaan dan profesi, dan karakteristiknya dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan geografis.

Selain itu memiliki rumah, pendidikan yang cukup untuk memasuki pasar kerja, dan akses ke layanan kesehatan dasar. Namun, tidak memiliki tingkat kekayaan atau akses ke fasilitas yang sama dengan kelas menengah yang lebih mapan.

Kelompok menengah bawah menjadi kelompok yang berada di tengah-tengah dalam spektrum sosial ekonomi, dan seringkali merupakan kelompok yang besar dalam masyarakat serta seringkali menghadapi tantangan ekonomi seperti biaya hidup yang meningkat dan ketidakpastian keuangan, yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya.

5. Kelas bawah atas (Upper Lower Class)

Kelas ini menjadi kategori dalam analisis sosial ekonomi yang mengacu kepada kelompok individu atau keluarga yang berada di bawah kelas menengah, tetapi masih memiliki tingkat pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi daripada kelas pekerja atau kelas bawah (Lower Class).

Kelas bawah atas mungkin memiliki pekerjaan yang stabil dan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, meskipun tidak memiliki akses ke gaya hidup yang sama seperti kelas menengah yang lebih mapan.

Karakteristik dari kelas bawah atas dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan geografis. Beberapa kelompok mungkin memiliki rumah, pendidikan yang mencukupi, dan akses ke layanan kesehatan dasar, tetapi mungkin tetap menghadapi beberapa tantangan ekonomi. Kelas bawah atas dapat mencakup berbagai pekerjaan dan profesi. Contohnya seperti karyawan toko, karyawan pabrik, dan lain-lain.

6. Kelas bawah bawah (Lower Lower Class)

Kelompok dalam kelas ini memiliki pendapatan dan status sosial yang sangat rendah dalam masyarakat serta merupakan kelompok yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan perumahan, dan mungkin menghadapi ketidakstabilan ekonomi yang signifikan.

Kelas bawah bawah adalah kelompok yang mungkin menghadapi tantangan yang sangat besar, termasuk masalah kemiskinan, pengangguran, dan akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas. Kemudian juga kurang memiliki akses ke hiburan dan fasilitas yang disediakan untuk kelas sosial yang lebih tinggi.

Ciri utama dari kelas bawah bawah adalah rendahnya pendapatan dan status sosial. Pada tingkat ini, pendidikan yang layak hanya bisa di jangkau sesuai dengan kemampuannya atau mungkin tidak sampai pada tingkat pendidikan minimal. Contohnya saja seperti buruh, berbagai jenis pengangguran, dan lain-lain.

Contoh Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi dapat dilihat dari profesi yang dimiliki, berikut merupakan beberapa contoh sosial ekonomi yang ada di lingkungan sehari-hari.

  • Profesi guru adalah contoh nyata bagaimana faktor sosial dan ekonomi saling berhubungan dalam masyarakat, dan bagaimana peran sosial ekonomi mereka dapat memengaruhi perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Gaji guru bisa menjadi contoh ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat serta dapat bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman, dan lokasi geografis, dan dalam beberapa kasus, pendapatan guru mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Guru juga sering memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan sering memerlukan pendidikan lanjutan untuk meningkatkan kualifikasinya. Hal tersebut mencerminkan bagaimana pendidikan memengaruhi status sosial dan ekonomi. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan memiliki dampak besar pada profesi guru. Kebijakan seperti upah guru, sumber daya pendidikan, dan standar kurikulum memengaruhi kesejahteraan sosial dan ekonomi guru tersebut.
  • Akuntan sering memiliki pendapatan yang relatif tinggi, terutama setelah mencapai sertifikasi dan pengalaman yang cukup. Pendapatan akuntan menunjukkan ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat. Untuk menjadi akuntan, seseorang perlu mendapatkan pendidikan tinggi dan seringkali harus melewati ujian sertifikasi. Tingkat pendidikan dan sertifikasi yang di ambil mencerminkan bagaimana pendidikan memengaruhi status sosial dan ekonomi individu. Profesi akuntan juga memiliki norma etika dan tanggung jawab sosial yang harus diikuti, juga mencerminkan bagaimana faktor sosial memengaruhi praktik akuntansi. Selain itu juga memainkan peran penting dalam memastikan klien mereka mematuhi peraturan perpajakan. Kepatuhan perpajakan memiliki dampak besar pada penerimaan pajak negara dan infrastruktur sosial.
  • Profesi karyawan pabrik atau perusahaan adalah contoh bagaimana faktor-faktor sosial dan ekonomi berinteraksi dalam lingkungan kerja dan memengaruhi kondisi sosial ekonomi individu dalam masyarakat. Pendapatan karyawan pabrik atau perusahaan dapat menunjukkan tingkat ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat. Gaji mereka bervariasi berdasarkan pekerjaan, pengalaman, dan industri. Pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk berbagai pekerjaan dalam pabrik atau perusahaan mencerminkan bagaimana pendidikan memengaruhi akses pekerjaan dan status sosial ekonomi. Jam kerja, kondisi kerja, dan penghargaan karyawan dalam bentuk upah lembur dan tunjangan kerja lainnya mencerminkan bagaimana faktor sosial dan ekonomi memengaruhi kesejahteraan karyawan.
  • Buruh seringkali ditempatkan dalam kelas sosial tertentu, tergantung pada jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Kondisi kerja buruh, termasuk jam kerja, penggunaan teknologi, dan lingkungan kerja, mencerminkan dampak faktor-faktor sosial dan ekonomi pada kesejahteraan mereka. Buruh juga memiliki akses perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan, cuti, atau pensiun melalui perusahaan atau pemerintah. Hal tersebut mencerminkan bagaimana perlindungan sosial dapat memengaruhi kondisi sosial ekonomi. Profesi buruh juga dapat memberikan peluang mobilisasi sosial bagi individu dan keluarganya, tetapi juga dapat memberikan batasan akses ke peluang ekonomi.

The post Sosial Ekonomi : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konteks Komunikasi: Pengertian, Jenis dan Pentingnya https://haloedukasi.com/konteks-komunikasi Fri, 01 Apr 2022 04:31:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33208 Konteks komunikasi merupakan kemudahan untuk memahami proses dalam komunikasi yang lebih kompleks. Ada banyak jenis konteks dalam komunikasi, mulai dari intrapersonal hingga lintas budaya. Konteks yang dimaksud disini bersifat situasional, ini berarti proses komunikasi akan dibatasi sejumlah faktor. Mulai dari jumlah orang yang berkomunikasi, umpan baliknya, jarak diantara orang yang sedang berkomunikasi, dan saluran yang […]

The post Konteks Komunikasi: Pengertian, Jenis dan Pentingnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konteks komunikasi merupakan kemudahan untuk memahami proses dalam komunikasi yang lebih kompleks. Ada banyak jenis konteks dalam komunikasi, mulai dari intrapersonal hingga lintas budaya.

Konteks yang dimaksud disini bersifat situasional, ini berarti proses komunikasi akan dibatasi sejumlah faktor. Mulai dari jumlah orang yang berkomunikasi, umpan baliknya, jarak diantara orang yang sedang berkomunikasi, dan saluran yang dipakai.

Pengertian Konteks Komunikasi

Berdasrkan Richard West dan Lynn H. Turner pada buku Introducing Communication Theory: Analysis and Application (2007), konteks komunikasi dapat diartikan sebagai tempat atau lingkungan terjadinya komunikasi.

Konteks komunikasi berfungsi tidak cuma mempermudah manusia tapi mempelajari proses komunikasi. Tapi menjadi salah satu latar belakang untuk para para peneliti dan teoretikus buat menganalisis suatu fenomena.

Jenis Konteks Komunikasi

Ada beragam konteks komunikasi, mulai dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi dalam kelompok kecil, komunikasi di organisasi, komunikasi di publik/ retorika, komunikasi massa, serta komunikasi antar budaya.

  • Komunikasi Intrapersonal

Dalam buku Hafied Cangara yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi (2016), konteks komunikasi intrapersonal merupakan proses komunikasi yang berada didalam diri individu, ataupun proses komunikasi terhadap dirinya sendiri.

Misalkan, komunikasi intrapribadi disaat membandingkan suatu hal serta mengambil keputusan berdasarkan individu.

  • Komunikasi Interpersonal

Konteks komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi diantara dua orang ataupun lebih yang terjadi langsung.

Misalkan, komunikasi interpersonal diantara pasien dan dokter, orang tua serta anak, kakak dan adik, guru serta siswa, dan juga dosen dan mahasiswa.

  • Komunikasi dalam Kelompok Kecil

Konteks komunikasi adalah komunikasi yang terjalin diantara beberapa orang yang telah bekerja sama buat mencapai tujuan bersama.

Menurut beberapa ahli menyatakan jika komunikasi dalam kelompok kecil termasuk konteks komunikasi interpersonal. Dikarenakan anggota yang terlibat langsung melakukan tatap muka sehingga semua peserta yang terlibat berada pada kedudukan yang sama.

Misalkan, komunikasi dalam kelompok kecil seperti ceramah, rapat, diskusi, aktivitas pembelajaran, perkuliahan, hingga kerja kelompok.

  • Komunikasi dalam Organisasi

Konteks komunikasi dalam organisasi terjadi lebih luas daripada komunikasi dalam kelompok kecil. Komunikasi dalam organisasi merupakan beragam konteks komunikasi yang terjadi mulai dari interpersonal sampai komunikasi depan publik.

Menurut Andre Hardjana didalam buku Komunikasi Organisasi Strategi dan Kompetensi (2016), komunikasi dalam organisasi merupakan suatu proses komunikasi yang terjadi secara langsung buat menggerakkan kegiatan antar karyawan yang terkoordinasi, untuk meraih tujuan organisasi.

Misalkan, komunikasi organisasi diantara atasan dengan bawahannya ataupun komunikasi diantara divisi.

  • Komunikasi di Publik

Komunikasi publik merupakan penyebaran informasi ke banyak orang dari satu orang. Konteks komunikasi akan memperlihatkan proses meyampaikan pesan dari pembicara pada suatu situasi tatap muka di khalayak yang jauh lebih besar.

Saat berkomunikasi di depan publik, kurang lebih nemiliki tiga tujuan untuk meraih sang pembicara, yaitu memberikan informasi, membujuk/persuasi serta menghibur, misalkannya orasi atau pidato.

  • Komunikasi Massa

Konteks komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi terjadi secara langsung diantara komunikator lembaga dengan massa melalui alat yang bersifat mekanis, misalkan koran, radio, film, hingga televisi.

Misalkan, komunikasi massa yang terjadi dalam penyampaian berita yang ditayangkan televisi atau penyampaian pesan melalui film.

  • Komunikasi Antar Budaya

Konteks komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang terjadi antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok yang punya latar belakang budaya berbeda.

Lain halnya dengan konteks komunikasi sebelumnya, komunikasi lintas budaya menjadi satu-satunya konteks komunikasi yang membahas serta melibatkan budaya.

Contohnya, komunikasi lintas budaya antara orang Jawa dengan Medan, serta komunikasi antara orang Indonesia dengan orang Amerika.

Pentingnya Konteks Komunikasi

Belajar komunikasi juga mempunyai banyak keuntungan dan beragam manfaat yang bisa dirasakan saat bersosialisasi di masyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan manusia baik dalam sosial ataupun pribadi.

Karena itu mempelajari teori komunikasi dan penerapannya sangat penting bagi kita. Komunikasi sangat efektif untuk membantumu memecahkan beragam permasalahan di dalam kehidupan sosial, pribadi serta profesional dan juga memperbaiki hubungan dalam bermasyarakat.

Banyak masalah terjadi di kehidupan sosial dikarenakan terjadinya kegagalan saat berkomunikasi seperti konflik artis, konflik politik, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, semakin seseorang menarik diri dari komunikasi, semakin dia tidak bisa berkomunikasi, sehingga orang tersebut tidak dapat memiliki relasi yang baik dengan sesama manusia. 

Kemudian banyak sekali keuntungan yang didapat saat kita belajar ilmu komunikasi seperti, dapat berkomunikasi dengan efektif, agar tidak salah persepsi, dan agar mendapatkan banyak relasi.

Selain itu, didalam dunia kerja keterampilan dalam berkomunikasi sangat dibutuhkan dan jarang sekali dimiliki oleh setiap orang. Itulah mengapa ilmu komunikasi sangat penting untuk kita pelajari.

Kemudian Ilmu Komunikasi juga mempunyai definisi yaitu situasi-situasi yang memungkinkan seseorang untuk menstramisikan suatu pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi penerima. Kemudian ada beberapa definisi komunikasi menurut para ahli seperti menurut Frank Dance, Infante, Little John, Wenburg dan Wilmot.

The post Konteks Komunikasi: Pengertian, Jenis dan Pentingnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Dampak Persebaran Penduduk yang Tidak Merata https://haloedukasi.com/dampak-persebaran-penduduk-yang-tidak-merata Wed, 29 Dec 2021 02:35:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30102 Dewasa ini kegiatan transmigrasi merupakan hal yang lumrah, seiring dengan kemudahan moda transportasi dan iming-iming kemudahan untuk memperoleh pendapatan pada daerah tujuan kerap kali memancing kegiatan persebaran penduduk ini menjadi sesuatu hal yang biasa. Namun demikian tidak semua daerah memiliki keunggulan yang sama satu dengan yang lainnya. Hal ini yang memicu terjadinya persebaran penduduk yang […]

The post 10 Dampak Persebaran Penduduk yang Tidak Merata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dewasa ini kegiatan transmigrasi merupakan hal yang lumrah, seiring dengan kemudahan moda transportasi dan iming-iming kemudahan untuk memperoleh pendapatan pada daerah tujuan kerap kali memancing kegiatan persebaran penduduk ini menjadi sesuatu hal yang biasa.

Namun demikian tidak semua daerah memiliki keunggulan yang sama satu dengan yang lainnya. Hal ini yang memicu terjadinya persebaran penduduk yang tidak merata, yang memiliki dampak antara lain:

1. Potensi Timbulnya Pengangguran pada Daerah Tertentu

Tidak meratanya persebaran penduduk dapat memicu terjadinya pengangguran yang berimbas negatif pada perekonomian suatu negara. Hal ini diakibatkan karena jumlah pekerjaan yang tersedia di daerah tersebut lebih sedikit dari jumlah pencari kerja yang ada.

Ketimpangan inilah kemudian yang memicu muncul banyaknya para pengangguran yang ada di daerah tersebut. Menumpuknya para pengangguran tersebut diperparah oleh iming-iming ketersediaan pekerjaan yang banyak pada suatu daerah tertentu.

Sehingga banyak sekali orang yang datang ke suatu daerah dalam rangka untuk dapat mencari pekerjaan bagi dirinya sendiri.

2. Potensi Timbulnya Kemiskinan pada suatu Daerah

Akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata tersebut salah satunya adalah kemiskinan.

Hal ini dimungkinan oleh karena para pencari kerja yang berbondong-bondong datang ke daerah tertentu tersebut tidak memperoleh pekerjaan, sedangkan di satu sisi dari segi keuangan para pencari kerja yang berubah menjadi pengangguran tersebut makin menipis.

Dikarenakan kebutuhan seperti misalkan pangan harus tetap tersedia, maka bekal keuangan dari para pengangguran tersebut lambat laun semakin menipis dan akhirnya habis.

Menyisakan hanya kemiskinan yang ada para daerah tersebut.

3. Kemacetan akibat Kendaraan yang Menumpuk

Kemacetan menjadi salah satu permasalahan yang timbul akibat persebaran penduduk yang tidak merata. Kemacetan tersebut diakibatkan dari jumlah kendaraan yang banyak akibat penumpukkan dari jumlah orang atau warga daerah tertentu yang semakin banyak.

Peningkatan jumlah kendaraan tersebut tidak didukung oleh perkembangan jalur transportasi dari daerah itu sendiri. Sehingga terciptalah kemacetan yang melanda sepanjang waktu dan sangat menimbulkan efek yang negatif bagi daerah tersebut.

4. Kecenderungan Gesekan Politik yang Mencuat

Potensi timbulnya gesekan dari segi politik semakin besar seiring dengan semakin tidak meratanya persebaran penduduk yang terjadi.

Hal ini dimungkinkan karena dengan terjadinya suatu penumpukan jumlah penduduk pada suatu daerah, akan mudah menimbulkan polemik pada daerah itu sendiri.

Dengan banyaknya jumlah penduduk pada suatu daerah, sedikit percikan kecil saja mampu menimbulkan gesekan besar yang berpotensi terjadinya kericuhan pada daerah yang terdampak dari persebaran penduduk yang tidak merata tersebut.

5. Kriminalitas makin Meningkat yang Menimbulkan Keresahan

Dengan banyaknya jumlah pengangguran yang ada pada suatu daerah yang terdampak dari persebaran penduduk yang tidak merata, menimbulkan kemiskinan akibat lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mencukupi untuk sebagian orang yang datang demi mencari pekerjaan di daerah tersebut.

Akibat dari kemiskinan tersebut dan dengan didorong oleh kebutuhan hidup khususnya segi ekonomi dan kebutuhan primer berupa makanan, maka mendorong kecenderungan dari para pengangguran tersebut untuk berbuat kejahatan seperti menodong, merampok, menjambret, mencuri demi memenuhi kebutuhannya tersebut.

6. Timbulnya banyak Pemukiman Kumuh

Salah satu dari dampak akibat persebaran penduduk yang tidak merata adalah hilangnya estetika tatanan keindahan daerah akibat pembangunan bangunan semi permanen dan bahkan tumpukan sampah dari orang-orang para pengangguran tersebut.

Para pengangguran tersebut yang terpaksa harus membangun tempat tinggal sendiri karena tidak memiliki biaya untuk menyewa tempat tinggal alih-alih membeli tempat tinggal semakin mengurangi keindahan dari suatu daerah akibat penumpukkan pemukiman kumuh.

7. Pembangunan yang tidak Merata antar Daerah

Pembangunan dan dorongan ekonomi pun menjadi tidak lancer dan timbulnya kesenjangan pembangunan daerah yang berakibat pada timpangnya tingkat pembangunan dari satu daerah dengan daerah yang lain.

Pada daerah yang menjadi tujuan dari persebaran penduduk tersebut, cenderung lebih cepat dalam proses pembangunan yang ada.

Sebaliknya pada daerah yang kurang diminati, pembangunan dari daerah tersebut cenderung lebih lambat akibat tidak meratanya persebaran penduduk di antara daerah-daerah tersebut.

8. Kemungkinan Pencemaran Lingkungan makin Besar

Akibat lain dari persebaran penduduk yang tidak merata adalah kecenderungan untuk terjadinya pecemaran lingkungan, baik pada sungai maupun lahan-lahan yang dijadikan tempat pembuangan sampah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Hal ini cenderung terjadi karena penumpukan jumlah orang yang kian besar dari hari ke harinya, akan semakin memperbesar jumlah sampah dan limbah rumah tangga yang dihasilkan per harinya.

Ditambah dengan kurangnya wawasan akan kepedulian lingkungan menjadikan lingkungan semakin tercemar.

9. Kelestarian Alam yang makin Terancam

Akibat semakin banyaknya penumpukan jumlah warga di suatu daerah karena persebaran penduduk yang tidak merata, maka kebutuhan lahan dan perumahan akan semakin meningkat.

Hal ini menyebabkan penggundulan hutan dan area hijau lainnya yang digunakan untuk lokasi pemukiman para penduduk tersebut.

10. Kesenjangan Tingkat Pendidikan antar Daerah

Dengan munculnya perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan antar daerah, memicu pula perbedaan dari segi Pendidikan.

Hal ini dapat terjadi lantaran pada daerah yang ramai penduduk, tingkat kemajuan akan makin pesat didukung pula dengan pembangunan sekolah dan yayasan pendidikan lainnya.

Sebaliknya pada daerah yang sepi penduduk, tingkat pendidikan akan menjadi lebih lambat perkembangannya.

The post 10 Dampak Persebaran Penduduk yang Tidak Merata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Stratifikasi Sosial Secara Umum dan Menurut Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-stratifikasi-sosial Mon, 16 Nov 2020 08:50:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15014 Pada dasarnya penggolongan masyarakat telah dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan seorang ahli filsafat dari Yunani, Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Menurut Aristoteles orang-orang kaya ditempatkan dalam lapisan atas, sedangkan orang-orang melarat ditempatkan dalam lapisan bawah, dan […]

The post Pengertian Stratifikasi Sosial Secara Umum dan Menurut Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada dasarnya penggolongan masyarakat telah dikenal sejak zaman dahulu.

Bahkan seorang ahli filsafat dari Yunani, Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.

Menurut Aristoteles orang-orang kaya ditempatkan dalam lapisan atas, sedangkan orang-orang melarat ditempatkan dalam lapisan bawah, dan orang-orang di tengah ditempatkan dalam lapisan masyarakat menengah.

Dalam sosiologi, lapisan-lapisan ini dinamakan lapisan sosial atau stratifikasi sosial.

Pengertian Umum Stratifikasi Sosial

Secara harfiah stratifikasi sosial berarti tingkatan yang ada dalam masyarakat. Beberapa ahli sosiologi berikan definisi stratifikasi sosial sebagai berikut.

Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut Ahli

  • Soerjono Soekanto

Stratifikasi sosial adalah perbedaan posisi seorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Stratifikasi umum pada masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern yang heterogen.

Pada umumnya, stratifikasi sosial didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkaian usaha perjuangan berdasarkan kepiawai seseorang dalam melangsungkan interaksi nya di dalam masyarakat.

  • Robert M. Z. Lawang

Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

  • Pitiram A. Sorokin

Sistem ratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah.

Dasar dan inti sistem stratifikasi masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu-individu atau kelompok-kelompok dalam suatu sistem sosial.

  • Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Sratifikasi sosial adalah perbedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang diwujudkan dalam tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.

The post Pengertian Stratifikasi Sosial Secara Umum dan Menurut Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengaruh Kondisi Geografis Indonesia Terhadap Ekonomi, Sosial dan Budaya https://haloedukasi.com/pengaruh-kondisi-geografis-indonesia Wed, 21 Oct 2020 22:52:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12054 Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Ekonomi Secara internasional, wilayah laut Indonesia yang sangat luas dengan keanekaragaman sumber daya laut yang potensial telah diak ui sebagai negara maritim yang ditetapkan dalam UNCLOS tahun 1982. Sumber daya laut baik hayati maupun non hayati tersebut antara lain ikan, terumbu karang, wisata bahari, sumber energi minyak dan gas bumi, serta […]

The post Pengaruh Kondisi Geografis Indonesia Terhadap Ekonomi, Sosial dan Budaya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Ekonomi

Secara internasional, wilayah laut Indonesia yang sangat luas dengan keanekaragaman sumber daya laut yang potensial telah diak

ui sebagai negara maritim yang ditetapkan dalam UNCLOS tahun 1982. Sumber daya laut baik hayati maupun non hayati tersebut antara lain ikan, terumbu karang, wisata bahari, sumber energi minyak dan gas bumi, serta mineral.

Peluang ekonomi yang sangat besar dari pemanfaatan sumber daya laut tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat pesisir.

Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Sosial

Indonesia yang terletak di antara Benua Australia dan Asia mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat karena menjadi jalur perdagangan dunia, sehingga banyak pedagang dari berbagai negara melewati dan singgah di Indonesia.

Keanekaragaman latar belakang adat budaya pedagang dari berbagai negara lambat laun akan bercampur dan melebur dengan adat budaya asli Indonesia. Beberapa pengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat yaitu:

  • Komunikasi dan interaksi antar penduduk indonesia maupun dengan pendatang menjadi lebih mudah karena didukung adanya kemajuan teknologi di bidang pelayaran.
  • Terjadinya pembauran, pencampuran, dan peleburan nilai-nilai antar pulau maupun antar negara.
  • Munculnya perkampungan etnis tertentu, seperti Pecinan dan Kampung Arab.
  • Perubahan perilaku masyarakat karena pengaruh pola dan nilai perilaku yang baru.
  • Adanya perpindahan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Budaya

Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera menjadi hal yang menyebabkan Indonesia sebagai negara dengan kebudayaan yang beragam.

Ciri Keberagaman Budaya Lokal Indonesia:

  • Keberagaman Suku Bangsa

Keragaman suku bangsa Indonesia disebabkan adanya pencampuran antara nenek moyang yang berasal dari Yunan, Cina Selatan dengan penduduk indigenous dan indo-arian dari Asia Selatan.

  • Keberagaman Bahasa

Indonesia masuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Rumpun ini terbagi menjadi dua sub rumpun yaitu Bahasa Austronesia Barat atau Indonesia/Melayu dan Bahasa Austronesia Timur atau Polinesia.

  • Keberagaman Religi

Indonesia memiliki enam agama yang diakui yaitu Islam, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu serta berkembang pula aliran-aliran kepercayaan.

  • Keberagaman Seni dan Budaya

Wujud dari keberagaman seni dan budaya adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama atau pertunjukkan, seni rupa, dan sebagainya.

Dampak dari Kondisi Geografi Indonesia pada Segi Kebudayaan

  • Mudahnya pengaruh luar masuk ke Indonesia, salah satunya dalam bidang musik. Masyarakat Indonesia lebih mengenal aliran musik luar, seperti Hip-Hop, Jazz, RnB dibandingkan dengan karawitan atau gambang kromong.
  • Kebudayaan Indonesia yang semakin dikenal akibat perdagangan dan pariwisata.
  • Timbulnya beraneka ragam kebudayaan dan adat seperti seni wayang di Jawa Timur yang terinspirasi dari cerita India dan hukum adat di Aceh yang terpengaruh oleh hukum Islam.

The post Pengaruh Kondisi Geografis Indonesia Terhadap Ekonomi, Sosial dan Budaya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Multikulturalisme: Pengertian, Jenis dan Ciri-Cirinya https://haloedukasi.com/multikulturalisme Thu, 30 Apr 2020 13:27:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6180 Indonesia sebagai negara yang mempunyai beragam suku, bahasa, budaya, dan agama menjadikan negara ini mendapat julukan negara multikultural. Perlu diketahui jika multikultural dengan multikulturalisme mempunyai perbedaan. Pengertian Multikulturalisme Multikulturalisme berasal dari kata “multi” yang mempunyai arti plural, “cultural” yang artinya kultur atau budaya, sedangkan “isme” yakni aliran atau paham. Dapat disimpulkan jika multikulturalisme merupakan sebuah […]

The post Multikulturalisme: Pengertian, Jenis dan Ciri-Cirinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia sebagai negara yang mempunyai beragam suku, bahasa, budaya, dan agama menjadikan negara ini mendapat julukan negara multikultural. Perlu diketahui jika multikultural dengan multikulturalisme mempunyai perbedaan.

Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme berasal dari kata “multi” yang mempunyai arti plural, “cultural” yang artinya kultur atau budaya, sedangkan “isme” yakni aliran atau paham.

Dapat disimpulkan jika multikulturalisme merupakan sebuah filosofi atau ideologi yang menginginkan adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan, di mana terdapat hak dan status sosial politik yang sama di dalam lingkungan masyarakat modern.

Menurut Fay, Jary dan Watson: Multikulturalisme yakni ideologi yang mengakui dan mengagungkan adanya perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individu ataupun kelompok.

Menurut Parsudi Suparlan: Akar kata multikulturalisme yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia.

Menurut Azyumardi Azra: Multikulturalisme pada dasarnya merupakan pandangan dunia yang jika diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan kebudayaan, menekankan penerimaan realitas pluralitas agama dan multikultural yang ada di kehidupan masyarakat. Multikulturalisme bisa juga dipahami sebagai pandangan dunia yang nantinya diwujudkan ke dalam kesadaran politik.

Menurut S. Saptaatmaja: Dikutip dari buku yang berjudul Multiculturalisme Educations: A Teacher Guide to Linking Context, Process And Content karya Hilda Hernandes, multikulturalisme bertujuan untuk kerjasama, kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang semakin kompleks dan tidak monokultur lagi.

Menurut Blum, dikutip Lubis: Multikulturalisme meliputi pemahaman, apresiasi dan juga penilaian budaya dari seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan mengenai budaya etnis orang lain.

Menurut Reed: Multikulturalisme digambarkan sebagai mosaic, sehingga masyarakat dipandang menjadi sebuah kesatuan hidup manusia yang memiliki kebudayaan berlaku umum di dalam masyarakat.

Menurut M. Atho Muzhar, dikutip A. Rifai Harahap: Gagasan dari multikulturalisme yakni perspektif, kebijakan, sikap dan tindakan yang dilakukan oleh orang-orang dari negara, beragam dalam etnis, budaya, agama dan lain sebagainya, namun bercita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan kebanggaan dalam membela pluralitas.

Perbedaan dengan Multikultural

Perlu diketahui jika multikulturalisme dan multikultural memiliki perbedaan arti. Multikulturalisme yakni cara mengartikulasikan demokrasi di mana antara satu negara dengan negara lainnya memiliki perbedaan. Dan semua negara adalah multikultural namun tidak semuanya multikulturalisme.

Multikulturalisme menjadi sebuah acuan utama dalam terbentuknya masyarakat multikultural yang damai. Sedangkan menurut J.S Fyrnivall masyarakat multikultural yakni masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih kelompok di mana secara kultural dan ekonomi saling terpisah dan mempunyai struktur kelembagaan berbeda-beda antara satu dengan lainnya.

Multikultural membahas mengenai masyarakat pada negara, bangsa, daerah, letak geografis yang terbatas (kota atau sekolah), yang terdiri dari beragam orang dengan budaya yang berbeda-beda. Sedangkan Multikulturalisme merupakan sebuah ideologi yang mengakui adanya keragaman dan mengutamakan perbedaan yang terdapat pada individu dan kelompok.

Multikultural sendiri adalah sebuah istilah yang digunakan dalam menjelaskan pandangan seseorang mengenai ragam kehidupan di dunia bahkan kebijakan kebudayaan, menekankan pada penerimaan terhadap keragaman budaya di lingkungan masyarakat yang berhubungan dengan sistem, budaya, politik, dan kebiasaan yang dianut.

Konsep Multikulturalisme

Konsep atau gagasan dari multikulturalisme sangat penting dalam menjaga keaslian dari masing-masing identitas budaya. Keaslian dari identitas setiap budaya dapat menciptakan keragaman yang diperlukan sebagai pembeda dalam keberagaman.

Konsep multikulturalisme yakni sebuah pandangan dunia pada akhirnya dapat diimplementasikan dalam sebuah kebijakan. Kebijakan ini mengenai kesediaan dalam menerima kelompok lain secara sama sebagai sebuah kesatuan, tanpa memperdulikan adanya perbedaan budaya, etnik, bahasa ataupun agama.

Pembeda tersebut menimbulkan kepercayaan diri bagi setiap individu maupun kelompok kebersamaan. Konsep dan kerangka dalam multikulturalisme dijelaskan oleh B. Hari Juliawan terbagi menjadi empat kerangka, antara lain:

  1. Multikulturalisme berhubungan dengan istilah multikulturalisme itu sendiri. Multikulturalisme menunjukan sikap normatif mengenai fakta keragaman, memilih keragaman kultur yang diwadahi oleh negara dengan kelompok etnik yang diterima oleh masyarakat luas serta diakui keunikannya.
  2. Konsep multikulturalisme kedua adalah turunan dari kerangka pertama yakni akomodasi kepentingan karena sesuai dengan menejemen kepentingan. Kepentingan ini terbagi menjadi 2 macam yakni bersifat umum dan khusus. Kepentingan yang bersifat umum artinya memenuhi setiap orang tanpa membedakan identitas budayanya. Sedangkan kepentingan bersifat khusus berhubungan dengan aspek khusus kehidupan atau survival dari suatu kelompok.
  3. Konsep multikulturalisme yaitu ideologi politik dengan menjadikan setiap individu atau kelompok minor agar dapat menyampaikan aspirasi politik tanpa terjadi penindasan dan ancaman.
  4. Konsep multikulturalisme terakhir berkaitan dengan puncak dan tujuan dri multikulturalisme yang patut diperjuangkan sebab ada tujuan hidup bersama, dengan pemenuhan hak-hak hidup. Hal ini disebabkan karena di dalam multikulturalisme merupakan bentuk penghargaan terhadap perbedaan.

Unsur Multikulturalisme

Ada beragam unsur untuk multikulturalisme, khususnya yang berada di Indonesia. Seperti yang kita ketahui jika Indonesia mempunyai beragam etnik, budaya, bahasa dan lain sebagainya, berikut ini adalah unsur-unsur multikulturalisme yang berada di Indonesia:

  1. Ras. Ras-ras yang ada di Indonesia muncul karena adanya pengelompokan besar manusia dengan ciri biologis seperti warna kulit, warna rambut, ukuran tubuh, dan lain sebagainya.
  2. Suku Bangsa. Indonesia mempunyai suku bangsa yang sangat beragam dan tersebar dari Sabang hingga Merauke.
  3. Agama dan Keyakinan. Selain suku dan ras, Indonesia juga mempunyai agama dan keyakinan yang beragam dan telah diakui oleh negara antara lain agam Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
  4. Politik. Politik dibutuhkan untuk menegakkan ketertiban sosial.
  5. Ideologi. Ideologi mempunyai pengaruh yang amat kuat terhadap tingkah laku.
  6. Tata Krama. Tata krama yakni segala macam tindakan, perilaku, sikap, adat istiadat, tutur kata, sopan santun, tegur sapa yang sesuai dengan norma ataupun kaidah tertentu.
  7. Kesenjangan Sosial. Kesenjangan sosial terdapat penggolongan manusia berdasarkan kastanya.
  8. Kesenjangan Ekonomi. Kesenjangan ekonomi yakni adanya penghasilan yang berbeda-beda antar individu atau personal.

Ciri-Ciri Multikulturalisme

  1. Terjadi segmentasi dalam kelompok dengan sub kebudayaan yang berbeda.
  2. Terdapat struktur sosial yang terbagi menjadi lembaga-lembaga nonkomplementer.
  3. Cendrung sering terjadi konflik maupun perdebatan.
  4. Mempunyai dominasi politik terhadap kelompok lain.
  5. Konsensus antara anggota kelembagaan tergolong rendah.
  6. Integrasi terjadi karena adanya paksaan.

Jenis-Jenis Multikulturalisme

1. Multikulturalisme Akomodatif

Multikulturalisme ini terdapat masyarakat yang mempunyai kultur dominan membuat penyesuaian serta akomodasi tertentu untuk kultur minorotas.

Masyarakat memberikan kebebasan kepada kaum minoritas dalam mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka, begitupun sebaliknya kaum minoritas tidak menentang kultur dominan. Multikulturalisme akomodatif banyak diterapkan di negara-negara Eropa.

2. Multikulturalisme Otonomis

Multikulturalisme ini terdapat masyarakat plural yang memiliki kultur utama, berusaha mewujudkan kesetaraan atau equality. Mereka akan menantang kelompok dominan dan juga berusaha membuat suatu kelompok masyarakat agar semua kelompok dapat setara dan eksis.

3. Multikulturalisme Isolasionis

Multikulturalisme ini mengacu pada masyarakat yang terdapat berbagai kelompok kultural, menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi minimal satu sama lainnya.

4. Multikulturalisme Kosmopolitan

Multikulturalisme yang mencangkup usaha penghapusan batas-batas kultural dalam menciptakan sebuah masyarakat yang tidak terikat kepada budaya tertentu.

Justru sebaliknya, bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.

5. Multikulturalisme Interaktif atau Kritikal

Multikulturalisme ini meliputi masyarakat plural yang terdapat kelompok-kelompok kultural di mana mereka tidak terlalu fokus terhadap kehidupan kultural otonom. Mereka lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan juga menegaskan perspektif mereka sendiri.

Contoh Multikulturalisme

Berikut ini beberapa contoh dari multikulturalisme:

  1. Menghargai setiap perayaan upacara keagamaan.
  2. Tidak mencela perbedaan dari fisik dari ras lain.
  3. Mengizinkan menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan azan bagi umat Muslim.
  4. Tidak membuat keributan saat perayaan upacara Nyepi di Bali.
  5. Membuat peraturan anti diskriminasi terutama di fasilitas publik.
  6. Seorang wanita yang tidak diperbolehkan mengenakan hijab saat bekerja di kantor swasta karena dianggap mengurangi nilai penampilan.
  7. Melaksanakan kegiatan gotong royong setiap minggunya dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
  8. Menghadiri undangan yang berasal dari kelompok suku lain selain suku yang diyakini.
  9. Memperbolehkan pendatang yang berasal dari daerah lain untuk tinggal di wilayah baru.
  10. Terdapat larangan dalam mengadakan peribadatan karena dianggap mengganggu.

The post Multikulturalisme: Pengertian, Jenis dan Ciri-Cirinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penelitian Sosial: Pengertian, Tujuan dan Jenisnya https://haloedukasi.com/penelitian-sosial Wed, 29 Apr 2020 13:40:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6124 Pengertian Penelitian Sosial Seperti yang kita ketahui jika penelitian harus dilakukan menggunakan metode ilmiah agar menjamin kebenaran dari data yang diperoleh. Sedangan penelitian sosial merupakan sebuah usaha rasional atau masuk akal, dapat diamati atau empiris yang disusun secara sistematis dan dapat digunakan sebagai suatu metode dalam mencari kebenaran ilmiah. Dengan kata lain penelitian sosial dapat […]

The post Penelitian Sosial: Pengertian, Tujuan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Penelitian Sosial

Seperti yang kita ketahui jika penelitian harus dilakukan menggunakan metode ilmiah agar menjamin kebenaran dari data yang diperoleh. Sedangan penelitian sosial merupakan sebuah usaha rasional atau masuk akal, dapat diamati atau empiris yang disusun secara sistematis dan dapat digunakan sebagai suatu metode dalam mencari kebenaran ilmiah.

Dengan kata lain penelitian sosial dapat diartikan sebagai salah satu metode analisis dalam merumuskan berbagai macam persoalan yang ada dikehidupan sosial. Hal ini agar menemukan aspek baru, memahami sebab akibat termasuk hubungannya, mengadakan verifikasi, mengoreksi serta memperluas pengetahuan.

Menurut Sanapiah Faisal, penelitian sosial merupakan suatu aktivitas dalam memahami suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara tertata dan juga sistematis. Penelitian ini berguna untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat dibuktikan kebenarannya mengenai dunia sosial dan juga dunia alam.

Bahkan menurut Fred N. Kerlinger, penelitian adalah proses penemuan yang memiliki karakteristik yang sistematis, empiris, terkontrol, dan juga berdasarkan pada teori serta hipotesis (jawaban sementara).

Dapat disimpulkan jika penelitian sosial sebagai cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi dalam menjawab suatu pertanyaan di bidang sosial menggunakan serangkaian metode ilmiah sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan Penelitian Sosial

Tujuan umum dilakukan penelitian sosial tentunya memperoleh kebenaran dengan cara mengumpulkan data-data untuk kemudian mengolah data tersebut. Adapun tujuan lain dari dilakukannya penelitian sosial yakni:

  • Mendeskripsikan berbagai macam fenomena yang ada di masyarakat.
  • Menjelaskan hubungan antarfenomena di masyarakat.
  • Memprediksi fenomena sosial yang kemungkinan dapat terjadi.
  • Mengembangkan program atau teknik tertentu.

Jenis Penelitian Sosial

Penelitian sosial ada berbagai jenis antara lain:

Berdasarkan Manfaat atau Penerapannya

  • Penelitian dasar (basic research), metode penelitian sosial yang memiliki sifat murni dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta kajian dalam sosiologi.
  • Penelitian terapan (applied research), penelitian sosial yang dirancang untuk memecahkan berbagai macam masalah secara praktis.

Berdasarkan Tempat Penelitiannya

  • Field research, yaitu jenis penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan. Penelitian ini dapat menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
  • Library research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan literatur atau kepustakaan dalam penerapannya dan juga pembahasan.
  • Laborato research, yakni penelitian sosial yang dilakukan di suatu tempat tertentu seperti pada laboratorium.

Berdasarkan Tujuannya

  • Penelitian eksploratif, merupakan penelitian sosial yang bertujuan untuk dapat menemukan suatu fakta dan juga ilmu pengetahuan baru.
  • Penelitian deskriptif, yakni salah satu jenis penelitian sosial yang bertujuan dalam memberikan gambaran mengenai fenomena tertentu di dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Penelitian verifikatif, adalah sebuah penelitian sosial yang memiliki tujuan menguji teori dari sebuah penelitian yang sudah ada sebelumnya.
  • Penelitian tindakan, merupakan jenis penelitian sosial dengan tujuan untuk menemukan cara baru agar lebih efisien dan efektif.
  • Penelitian pengembangan atau development, salah satu jenis penelitian sosial yang bertujuan memperluas, mengembangkan, serta memperdalam suatu teori dan pengetahuan yang ada di dalam masyarakat.

Berdasarkan Pendekatan Kuantitatif

Jenis penelitian sosial dengan pendekatan kuantitatif banyak menggunakan data-data yang berada di masyarakat. Data yang dibutuhkan dalam metode penelitian sosial ini pada umumnya menggunakan nomor di dalam statistika.

Berdasarkan Pendekatan Kualitatif

Penelitian yang berdasarkan pada pendekatan kualitatif yaitu salah satu jenis penelitian sosial yang menggambarkan masalah sosial secara deskripsi atau penjelasan dalam membangun ilmu pengetahuan sosial yang diperoleh.

Jenis pendekatan kualitatif ini cendrung lebih memperbanyak teori dan studi literatur di mana durasi waktu yang dibutuhkan relatif lama.

Syarat Penelitian Sosial

Untuk melakukan sebuah penelitian sosial harus mengikuti beberapa syarat tertentu. Syarat tersebut antara lain:

  1. Dilakukan secara sistematis, agar penelitian dapat dilakukan secara berpola.
  2. Terencana, terdapat unsur kesengajaan dan telah ditentukan terlebih dahulu langkahnya.
  3. Skeptis, memiliki rasa ingin tahu yang amat tinggi.
  4. Analitis, melakukan analisa di setiap pertanyaan yang ada di dalam sebuah data.
  5. Kritis, selalu berpikir berdasarkan pada logika dan data.
  6. Jujur
  7. Terbuka
  8. Konsisten, terdapat kesesuaian di antara unsur-unsur.
  9. Operasional, dapat menjelaskan tentang bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan.
  10. Mengisi Rancangan Penelitian meliputi:
    • Latar belakang masalah
    • Rumusan dan manfaat penelitian
    • Tujuan dan manfaat penelitian
    • Tinjauan kepustakaan
    • Batasan konsep
    • Metodologi penelitian
    • Menentukan topik penelitian

Manfaat Penelitian Sosial

Penelitian sosial memberikan beberapa manfaat, antara lain:

  1. Dapat digunakan dalam menemukan kemungkinan terbaik di dalam proses memecahkan permasalahan sosial.
  2. Digunakan sebagai analisis gejala sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat.
  3. Memberikan suatu gambaran mengenai penyebab dan akibat suatu kebijakan, perubahan sosial dan kondisi tertentu.
  4. Untuk mengetahui suatu pencapaian sekaligus keberhasilan dari program kerja.
  5. Memberikan sumbangan dari sebuah pemikiran agar hasil dari penelitian mampu mendorong perubahan yang memiliki sifat progres.
  6. Memprediksi adanya suatu kemungkinan fenomena sosial yang kemungkinan dapat terjadi berdasarkan pada fakta yang tengah dihadapi.
  7. Sebagai sarana dalam memenuhi syarat dari akademik dan peningkatan karier.
  8. Mendorong para peneliti dalam mengembangkan sikap kritis, pantang menyerah dan bekerja keras.

Metode Penelitian Sosial

Dalam melakukan penelitian sosial setidaknya terdapat dua metode yang bisa dipilih yakni metode kuantitatif dan metode kualitatif. Namun seiring berjalanya waktu, terkadang dapat juga menggunakan gabungan dari kedua metode tersebut yang dikenal dengan istilah mixed method.

Metode Kuantitatif

Metode penelitian yang dilakukan secara kuantitatif menggunakan data numerik atau berbentuk angka. Meskipun pada prosesnya melakukan wawancara terbuka, pada metode kuantitatif mengubah narasi ke dalam angka menggunakan proses kuantifikasi atau koding.

Pada proses penelitian kuantitatif dimulai dengan membuat variabel, misalnya penelitian tentang pengaruh pendapatan bulanan keluarga terhadap tingkat pendidikan anggota keluarga. Dalam hal ini pendapatan bulanan keluarga dan tingkat pendidikan anggota keluarga merupakan variabel, di mana kedua variabel tersebut saling berhubungan membentuk hipotesis.

Pengumpulan data untuk metode kuantitatif dilakukan dengan cara kuesioner, alat polling, formulis survei, dan lain sebagainya. Selama proses pengumpulan data, peneliti harus fokus pada isi instrumen penelitian yang telah dibuat. Dengan kata lain tidak perlu ada unsur subjektivitas dan menonjolkan unsur objektivitas.

Metode Kualitatif

Metode penelitian yang dilakukan dengan kualitatif membutuhkan data naratif atau kata-kata. Narasi yang didapat selama proses pengumpulan data nantinya akan diinterpretasikan. Meskipun begitu, ada proses pengolahan data melalui koding, akan tetapi bukan dalam rangka menilai namun melihat pola jawaban dari informan.

Metode kualitatif dimulai dengan meninggalkan asumsi-asumsi teoritis, maskipun ada pula penelitian kualitatif yang berdasarkan asumsi teroritis. Salah satu perbedaan yang jelas yakni penelitian kualitatif tidak membutuhkan hipotesis di dalam rancangan penelitiannya.

Contohnya tentang penelitian mengenai perkembangan musik jazz di Indonesia. Peneliti tidak perlu menulis sebuah hipotesis, misalnya cukup dengan internet telah menjadi media utama dalam membentuk selera generasi muda terhadap musik jass. Asumsi tersebut bisa saja hanya di dalam pemikiran peneliti, namun tidak pada proposal.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ataupun wawancara. Melalui kedua cara tersebut peneliti mengumpulkan data naratif berupa koleksi cerita yang diberikan oleh informan sesuai kondisi di lapangan.

Selama proses pengumpulan data, unsur subjektif mempunyai peran yang penting sebab peneliti menginterpretasi cerita yang telah diperoleh saat pengumpulan data. Metode kualitatif menggunakan panduan wawancara, buku harian, atau apapun yang dapat digunakan dalam mencatat narasi di lapangan sebagai instrumen penelitian.

Contoh Penelitian Sosial

Judul : Analisis Sosial Petani Di Kecamatan Sukacita

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan andalan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia karena sebagian masyarakat Indonesia tinggal di desa dan bekerja di sektor pertanian. Menurut Todaro (2000), kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi antara lain sebagai penyerap tenaga kerja, berkontribusi terhadap pendapatan, berkontribusi dalam penyediaan pangan, pertanian sebagai penyedia bahan baku, berkontribusi dalam bentuk kapital serta pertanian sebagai sumber devisa. Oleh karena pentingnya bidang pertanian dalam pembangunan ekonomi, maka kemampuan petani dalam usahataninya harus benar-benar diperhatikan.

Usahatani adalah organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi pertanian. Petani sebagai pengelola usahatani termasuk pembiayaannya adalah seseorang yang membutuhkan dan berperan dalam perencanaan bisnis yang meliputi penyediaan dan pengalokasian dana, menciptakan dana melalui pengendalian sumber-sumber serta mengelolanya dalam kegiatan produksi seefektif mungkin.

Manfaat Penelitan

Manfaat penelitian yaitu :

  1. Berguna untuk meningkatkan kemampuan penelitian ilmiah, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi data sampai pada penulisan laporan ilmiah di bidang sosial pertanian.
  2. Bagi petani, hasil kajian ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai potensi yang dimiliki dan hal-hal yang harus dikembangkan sehingga produktivitas meningkat.
  3. Bagi pengambil kebijakan di wilayah ini, hasil kajian digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi kepada semua pihak dengan memperkenalkan petani dan kehidupannya. Dalam kaitan ini dapat diarahkan untuk bisa mengkaji :

  1. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki petani, khususnya untuk dapat digunakan dalam proses produksi pertanian
  2. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah setempat untuk meningkatkan pendapatan petani

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan, untuk menemukan, atau untuk menguji suatu kebenaran. Penelitian dikatakan ilmiah bila langkah-langkahnya runtut, benar, dan mudah untuk dimengerti.

Ketepatan dalam memilih cara pengambilan sampel dalam penelitian sangat penting agar sampel dapat menggambarkan masalah yang akan dipelajari.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian yang mendasarkan pada pembahasan masalah-masalah aktual yang ada sekarang. Data dikumpulkan kemudian dianalisis. Perolehan data dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

  • Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang dihadapi. Metode observasi juga dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik hal-hal yang diselidiki.

  • Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung terhadap rumah tangga petani yang sudah diperoleh secara acak. Metode wawancara dilakukan secara lisan dengan mendatangi rumah keluarga petani dan bertanya langsung terhadap anggota rumah tangga petani. Bahan pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya dengan menggunakan kuesioner.

  • Pencatatan

Pencatatan dilakukan bersamaan dengan wawancara. Informasi yang diperlukan dicatat pada kuesioner yang sudah disiapkan. Jawaban dari pertanyaan yang tercantum dari kuesioner ditulis dalam kuesioner dan dibahas secara mendetail dan rinci.

Pencatatan dapat membantu untuk mengingat apa yang telah dikatakan oleh anggota rumah tangga petani dan membantu untuk membangun pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.

Hasil Penelitian

Kelembagaan Sosial

1. Tradisional

Kelembagaan masyarakat yang dilakukan di kecamatan ini khususnya di bidang sosial yaitu gotong royong. Dalam gotong royong, seseorang menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama dengan saling berbagi tugas dan saling tolong menolong.

Kegiatan ini masih memiliki nilai kekerabatan yang sangat tinggi. Dalam kegiatan gotong royong ini, masyarakat saling membantu tanpa diupah, mulai dari mendirikan rumah, mengerjakan sawah, membantu tetangga yang sedang berduka dan lainnya.

Meskipun kegiatan gotong royong ini sudah mulai berkurang, namun sebagian masyarakat masih ingin terus melestarikannya.

2. Modern

Kelembagaan masyarakat terutama pada kegiatan di bidang sosial modern yaitu gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Gapoktan tersebut merupakan kumpulan petani terutama petani pemilik lahan pertanian.

Kelompok yang sangat penting demi kemajuan pertanian sebab pertanian merupakan salah satu bidang penghasilan utama masyarakat. Dengan adanya Gapoktan tersebut petani akan lebih mudah mendapatkan bantuan, misalnya subsidi bibit padi, pupuk dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pertanian.

Terdapat pula organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT). KWT ini merupakan kumpulan petani-petani wanita yang tidak mengharuskan memiliki lahan. Kegiatan yang dilakukan oleh anggota KWT antara lain mengolah bahan-bahan hasil pertanian menjadi makanan yang memliki nilai jual lebih tinggi.

Keuntungan menjadi anggota KWT selain mendapatkan pelatihan, yaitu berkesempatan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah yang berkaitan dengan pertanian.

Kelembagaan Pemerintahan

1. Tradisional

Kelembagaan Masyarakat di bidang pemerintahan secara tradisional tidak ada, hal ini disebabkan karena desa ini tergolong desa yang struktur aparatur desanya sudah maju sehingga sistem birokrasinya sudah menuju ke sistem birokrasi yang modern.

2. Modern

Kelembagaan masyarakat di bidang birokrasi-pemerintahan secara modern, yaitu RT dan RW. Masyarakat telah membentuk sebuah desa yang berstruktur dari segi birokrasinya.

Setiap desa terdapat beberapa dusun yang mana dusun tersebut memiliki ketua RT dan RW yang terstruktur kegiatannya serta keanggotaannya.

Hal ini untuk membahas kondisi masyarakat mereka dari waktu ke waktu dan juga untuk mempererat rasa persaudaraan di tingkat RT karena tingkat RT merupakan tingkatan yang paling rendah dalam birokrasi pedesaan.

Kesimpulan

  1. Sumber daya yang dimiliki petani berupa sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berupa lahan. Sumber daya manusia terdiri atas petani beserta keluarganya dan pemanfaatan sumber daya lahan digunakan untuk mengusahakan tanaman semusim dan tanaman tahunan.
  2. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani yaitu dengan memberikan bantuan berupa benih atau pupuk melalui kelompok tani.

The post Penelitian Sosial: Pengertian, Tujuan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi https://haloedukasi.com/pengertian-pengendalian-sosial-menurut-para-ahli Fri, 24 Jan 2020 10:20:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3298 Kontrol sosial dapat mempengaruhi bentuk – bentuk struktur sosial dan juga Pengendalian sosial yang merupakan suatu usaha yang berlangsung secara kolektif, terencana maupun tidak. Untuk mengajak dan membimbing hingga memaksa individu untuk dapat mematuhi nilai dan norma sosial yang dianut dalam kelompoknya. Menurut para ahli sosiologi atau para sosiolog, pengertian pengendalian sosial adalah sebagai berikut: […]

The post 8 Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kontrol sosial dapat mempengaruhi bentuk – bentuk struktur sosial dan juga Pengendalian sosial yang merupakan suatu usaha yang berlangsung secara kolektif, terencana maupun tidak.

Untuk mengajak dan membimbing hingga memaksa individu untuk dapat mematuhi nilai dan norma sosial yang dianut dalam kelompoknya.

Menurut para ahli sosiologi atau para sosiolog, pengertian pengendalian sosial adalah sebagai berikut:

1. Rifhi Siddiq

Pengendalian sosial merupakan suatu cara dan metode yang dilakukan kepada individu atau kelompok tertentu agar perilaku dan tindakan dapat disesuaikan dengan nilai dan norma sosial yang dianut dalam masyarakat tersebut.

Interaksi sosial antar individu dengan kelompok dapat dipengaruhi oleh pengendalian sosial.

2. Bruce J. Cohen

Pengertian pengendalian sosial menurut para ahli dari Bruce J. Cohen adalah suatu metode yang digunakan untuk mendorong seseorang supaya dapat berperilaku sesuai dengan kehendak kelompok tertentu atau masyarakat luas tertentu.

3. Horton

Pengendalian sosial merupakan semua cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga membuat para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok dan masyarakat.

4. Joseph S. Roucek

Pengendalian sosial merupakan istilah kolektif yang merujuk pada proses yang terencana atau tidak direncanakan untuk mengajarkan, membujuk atau memaksa individu agar menyesuaikan diri dengan kebiasaan – kebiasaan dan nilai – nilai di dalam kelompok.

5. Peter L. Berger

Pengertian pengendalian sosial menurut para ahli dari Peter Berger adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan para anggota yang membangkang.

6. Soetandyo Wignyo Subroto

Pengertian pengendalian sosial menurut para ahli dari Soetandyo bahwa pengendalian sosial adalah sanksi, sebentuk penderitaan yang diberikan oleh masyarakat secara sengaja.

7. Astrid S. Susanto

Kontrol sosial atau pengendalian sosial menurut Astrid Soekamto adalah pengontrol psikologis dan juga sekaligus pengontrol non fisik, sebab hal ini adalah tekanan mental kepada individu sehingga dapat bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian di dalam kelompoknya.

8. Soerjono Soekanto

Pengendalian sosial merupakan proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan, yang tujuannya untuk mengajak, membimbing dan memaksa warga di masyarakat untuk mematuhi nilai – nilai dan kaidah yang berlaku.

Bentuk  – bentuk Pengendalian Sosial

Adapun pengendalian sosial bisa dilakukan melalui beberapa hal berikut yang ada di dalam tatanan masyarakat yaitu:

1. Gosip

Gosip sering juga disebut sebagai rumor, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas perilaku negatif seseorang tanpa didukung oleh fakta yang berhubungan dengan topik tersebut.

Penyebaran gosip dari mulut ke mulut pada akhirnya dapat menyebar di dalam masyarakat dan sampai kepada orang yang digosipkan tersebut.

Contoh gosip mengenai kawin siri seorang artis dengan pengusaha kaya yang sudah beristri sah ramai diperbincangkan di kalangan media dan tersebar dalam waktu singkat.

Ini bisa menjadi contoh hubungan sosiologi dengan gejala sosial yang terjadi di masyarakat.

2. Teguran

Pada umumnya teguran dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada individu atau kelompok lain yang dianggap melakukan hal yang tidak etis atau mengganggu.

Teguran adalah kritik sosial yang dilakukan langsung dan terbuka sehingga orang yang ditegur akan khawatir dan menyadari kesalahannya serta berusaha tidak mengulanginya lagi.

Contoh teguran yang diberikan oleh aparat keamanan kepada pemuda dan pemudi yang berduaan di tempat umum yang sepi pada malam hari.

3. Sanksi dan hukuman

Sanksi dan hukuman merupakan imbalan negatif yang diberikan kepada individu dan sekelompok orang yang melakukan penyimpangan perilaku sosial.

Manfaat dari adanya sanksi tersebut akan membuat seseorang atau kelompok yang sensitif sehingga tidak akan mengulanginya lagi dan menjadi peringatan bagi anggota masyarakat lain agar tidak melakukan perilaku menyimpang.

Contohnya yaitu seorang oknum polisi yang dipecat karena terbukti melakukan penyalahgunaan narkotika.

4. Pendidikan

Melalui pendidikan dapat berlangsung proses pengendalian sosial sebagai suatu upaya sadar yang dilakukan oleh individu atau kelompok, untuk mempengaruhi individu atau kelompok lainnya sehingga dapat mematangkan diri secara sosial.

Melalui pendidikan orang akan memahami dan melatih sistem nilai serta norma yang berlaku di masyarakat.

Contoh hubungan sosiologi dengan pendidikan dapat dilihat melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maka seorang anak akan memahami mengenai perannya di dalam masyarakat beserta hak dan kewajibannya.

5. Agama

Melalui agama, semua umat manusia diajarkan untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia lainnya dan juga dengan makhluk Tuhan lain dan tentu saja antara manusia dengan Tuhannya.

Kegiatan beragama juga dapat menjadi contoh interaksi antara individu dengan individu.

Contoh bagi umat Islam hubungan yang baik antara sesama makhluk ciptaan Allah bisa didapatkan dengan menjalankan semua syariat Allah dan menjauhi semua laranganNya.

6. Pengucilan atau hinaan

Kerap kali seseorang atau kelompok yang berperilaku menyimpang akan diejek, disindir, dihina atau dicela dan dicemooh secara sosial sehingga diharapkan malu dengan perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi.

Contoh seorang artis yang ketahuan membuat video porno mendapat sanksi sosial dari masyarakat berupa cemoohan dan cibiran dalam waktu yang lama sehingga karirnya menurun dan tidak lagi disukai masyarakat.

7. Intimidasi dan kekerasan

Pengendalian sosial juga bisa dilakukan melalui intimidasi dan kekerasan yang biasanya dilakukan oleh aparat berwenang, tetapi juga bisa dilakukan oleh anggota masyarakat mana saja untuk melakukan kontrol sosial.

Contoh :

  • Memaksa wanita tuna susila, pengamen, anak jalanan dan gelandangan untuk ikut ke dinas sosial ketika dilakukan razia oleh aparat,
  • Ayah yang memberlakukan jam malam untuk anak gadisnya dengan ketat agar ia tidak terjerumus kepada pergaulan bebas,
  • Penggusuran paksa para pedagang kaki lima untuk menempati lokasi yang telah ditetapkan pemerintah kota.
  • Intimidasi dan kekerasan bisa menjadi contoh kontak sosial primer dan contoh kontak sosial negatif.

Untuk mencapai efektivitas dalam pengendalian sosial, maka diperlukan adanya perilaku yang sesuai dari setiap anggota masyarakat dengan nilai dan norma sosial yang telah menjadi aturan dalam kehidupan bermasyarakat.

Agar setiap anggota masyarakat dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan aturan tersebut, maka dibutuhkan proses penanaman nilai dan norma melalui berbagai cara kontrol sosial.

Dengan adanya proses nilai dan norma dapat mengendalikan anggota masyarakat agar tidak melakukan penyimpangan perilaku sosial dengan mengetahui apa saja contoh kontak sosial positif dan negatif serta melalui contoh interaksi sosial di lingkungan keluarga.

The post 8 Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Pengertian Hubungan Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi https://haloedukasi.com/pengertian-hubungan-sosial-menurut-para-ahli-sosiologi Fri, 24 Jan 2020 10:10:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3332 Hubungan sosial seringkali dikaitkan dengan interaksi sosial dalam ilmu sosiologi, karena keduanya memang terkait secara erat dalam konsep dan prakteknya. Interaksi sosial bisa disebut sebagai bentuk paling dasar dari suatu hubungan sosial dan tidak ada hubungan sosial yang terjalin tanpa adanya interaksi sosial. Hubungan sosial dalam pengertian umum bisa digambarkan sebagai suatu hubungan yang melibatkan […]

The post 8 Pengertian Hubungan Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hubungan sosial seringkali dikaitkan dengan interaksi sosial dalam ilmu sosiologi, karena keduanya memang terkait secara erat dalam konsep dan prakteknya.

Interaksi sosial bisa disebut sebagai bentuk paling dasar dari suatu hubungan sosial dan tidak ada hubungan sosial yang terjalin tanpa adanya interaksi sosial.

Hubungan sosial dalam pengertian umum bisa digambarkan sebagai suatu hubungan yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.

Di dalam masyarakat terdapat banyak jejaring sosial antar satu individu dengan lainnya yang saling berinteraksi dan menghasilkan pengaruh antara satu orang ke yang lainnya sebagai contoh interaksi antara individu dan individu dan interaksi sosial antar individu dengan kelompok.

Hubungan sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat pada umumnya kemudian akan membentuk struktur sosial yang dapat dilihat pada karakteristik masyarakat di suatu wilayah tersebut serta contoh kontak sosial positif dan negatif.

Bentuk Hubungan Sosial

Jenis atau bentuk hubungan sosial yang biasa terdapat di dalam masyarakat selain contoh hubungan sosiologi dengan pendidikan yaitu:

  • Asosiatif

Hubungan sosial berdasarkan kontak dan komunikasi sosial yang mengarahkan kepada integrasi sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.

Merupakan hubungan sosial yang positif dalam segi interaksi antar pelaku untuk menciptakan suatu kerjasama dan saling membutuhkan dengan memperhatikan nilai dan norma sosial.

Contohnya ketika terjadi perselisihan atau konflik dalam masyarakat seperti usaha – usaha separatisme di Aceh melalui Gerakan Aceh Merdeka bisa diselesaikan melalui diplomasi, kompromi dan perundingan yang memakan waktu lama.

Namun pada akhirnya membuahkan hasil untuk memberlakukan Aceh sebagai daerah istimewa yang menerapkan syariat Islam.

  • Disosiatif

Hubungan sosial disosiatif adalah kebalikan dari asosiatif, dimana terdapat hubungan sosial yang mengakibatkan permusuhan atau perpecahan antar individu atau kelompok dan biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Contohnya proses impeachment yang dilakukan oleh parlemen Amerika Serikat terhadap Presiden Clinton dan Presiden Trump.

Definisi Ahli Tentang Hubungan Sosial

Proses hubungan sosial bisa terjalin melalui beberapa pola yaitu antar individu yang berdasarkan hubungan sosial secara pribadi, individu dengan kelompok yang biasanya dilakukan dalam masyarakat, dan kelompok dengan kelompok.

Pengertian hubungan sosial menurut para ahli sosiologi dapat disimak melalui beberapa definisi berikut ini yaitu:

1. Gillin dan Gillin

Pengertian hubungan sosial menurut para ahli dari Gillin dan Gillin yaitu berupa hubungan timbal balik dalam masyarakat yang sifatnya dinamis dan bukan statis memiliki pola tertentu berupa kesempatan untuk hidup bersama dalam masyarakat.

Hubungan sosial bersifat dinamis dan menyangkut hubungan antar orang perorangan atau antar kelompok manusia.

2. Astrid S. Susanto

Hubungan sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan secara tetap dan memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Hasil dari hubungan sosial sangat ditentukan oleh nilai, arti dan interpretasi yang diberikan oleh pihak – pihak yang terlibat.

3. Bonner

Pengertian hubungan sosial menurut Bonner yaitu suatu hubungan antar dua individu atau lebih yang dapat saling mempengaruhi, mengubah atau dapat memperbaiki perilaku individu yang lain dan sebaliknya.

4. Kimball Young dan Raymond W. Mack

Hubungan sosial adalah hubungan yang dinamis dan menyangkut hubungan antar indvidu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok dengan kelompok lainnya.

5. Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, pengertian hubungan sosial merupakan dasar dari proses sosial yang terjadi karena hubungan – hubungan sosial yang dinamis dan mencakup hubungan antar individu, antar kelompok atau antar individu dengan kelompok.

6. Maryati dan Suryati

Pengertian hubungan sosial menurut para ahli berikut ini adalah bahwa hubungan sosial merupakan kontak atau hubungan timbal balik dan interstimulasi serta respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

7. Murdiyatmoko dan Handayani

Diartikan bahwa hubungan sosial merupakan hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses yang saling mempengaruhi sehingga menghasilkan hubungan tetap dan memungkinkan pembentukan struktur sosial pada akhirnya.

8. Charles P. Loomis

Menurut Loomis, seorang sosiolog dari Amerika Serikat bahwa ciri – ciri hubungan sosial yaitu:

  • Pelaku dalam hubungan sosial berjumlah dua orang atau lebih
  • Ada komunikasi antar pelaku menggunakan simbol – simbol.
  • Ada dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan.
  • Ada tujuan yang akan dicapai sebagai hasil dari hubungan sosial tersebut.

Faktor Dalam Hubungan Sosial

Beberapa faktor yang menjadi dasar dari proses hubungan sosial dalam masyarakat antara lain yaitu:

Berdasarkan pengertian hubungan sosial menurut para ahli, bisa disimpulkan bahwa suatu hubungan yang terjadi di masyarakat pada dasarnya adalah suatu hal yang alami dan naluriah.

Hubungan yang terjalin antara anggota masyarakat bisa memberikan dampak yang positif dan negatif dalam contoh kontak sosial primer, tercipta karena adanya kontak sosial dan komunikasi yang menjadi syarat terbentuknya hubungan sosial.

Jika anggota masyarakat melakukan pemberian informasi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain, maka hubungan sosial bisa dilakukan secara stabil.

Namun jika hubungan sosial terjalin melalui penyimpangan sosial maka bisa terjadi dinamika kelompok sosial seperti konflik, peperangan dan lainnya sebagai contoh kontak sosial negatif.

The post 8 Pengertian Hubungan Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>