Sosiologi komunikasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sosiologi-komunikasi Mon, 08 Jan 2024 02:39:54 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Sosiologi komunikasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sosiologi-komunikasi 32 32 Hubungan Sosiologi dengan Komunikasi https://haloedukasi.com/hubungan-sosiologi-dengan-komunikasi Mon, 08 Jan 2024 02:39:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47349 Sosiologi mempelajari segala hal tentang perilaku manusia di dalam masyarakat, termasuk berbagai cara dan pola interaksi antar individu maupun kelompok. Artinya, sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan karena keduanya saling melengkapi. Sosiologi pun dikenal sebagai salah satu akar ilmu komunikasi di mana sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan dan komunikasi sendiri adalah […]

The post Hubungan Sosiologi dengan Komunikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi mempelajari segala hal tentang perilaku manusia di dalam masyarakat, termasuk berbagai cara dan pola interaksi antar individu maupun kelompok. Artinya, sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan karena keduanya saling melengkapi.

Sosiologi pun dikenal sebagai salah satu akar ilmu komunikasi di mana sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan dan komunikasi sendiri adalah ilmu proses interaksi. Keduanya adalah ilmu yang saling memengaruhi satu sama lain di mana hubungan sosiologi dan komunikasi kemudian menghasilkan ilmu sosiologi komunikasi.

1. Sebagai Ilmu Komunikasi

Manusia hidup tidak sekadar membutuhkan benda-benda fisik atau material untuk dapat bertahan. Manusia membutuhkan sebuah proses ekspresi emosi dan pikiran untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dan pikirkan seperti yang dikemukakan oleh Onong Uchyana (2002).

Dalam proses komunikasi memerlukan setidaknya dua orang yang berperan sebagai si penyampai pesan, ide, sudut pandang, informasi, pendapat atau emosi dan si penerima ekspresi emosi dan pikiran dari pihak pertama. Proses komunikasi tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sosial sehari-hari yang masih merupakan bagian dari sosiologi.

2. Sebagai Ilmu Sosiologi

Ilmu sosiologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Ilmu ini berfokus mengkaji dan membahas hubungan antar manusia atau kelompok di segala aspek, seperti politik, ekonomi, hukum, dan lainnya.

Ilmu sosiologi tidak sekadar mengamati dan memelajari kehidupan manusia-manusia yang hidup berdampingan dan berinteraksi di dalam masyarakat, tapi juga pengaruh timbal balik antara ekonomi dengan hukum, hukum dengan politik, politik dengan agama, dan seterusnya.

Oleh sebab itu, hubungan sosiologi dengan komunikasi dianggap berkesinambungan karena komunikasi adalah bagian dari kehidupan sosial manusia dan bentuk dari suatu interaksi. Sementara itu, kehidupan sosial membutuhkan proses komunikasi untuk keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Baik ilmu sosiologi maupun komunikasi akan sama-sama terus berkembang seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat yang selalu dinamis. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center, Hawaii, komunikasi dalam kehidupan manusia diibaratkan seperti aktivitas bernapas.

Komunikasi adalah salah satu cara agar manusia tetap hidup, sebab kebutuhan hidup manusia tidak hanya tentang sandang, pangan dan papan, tapi juga berkomunikasi dengan manusia lainnya. Penyampaian perasaan serta berbagi informasi adalah kegiatan dan kebutuhan dasar setiap manusia.

Sementara menurut Profesor Wilbur Schramm (1982), komunikasi dan masyarakat berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan dan saling bergantung untuk berkembang sebab komunikasi tidak dapat dilakukan ketika tidak ada manusia-manusia yang membentuk masyarakat.

Ketika masyarakat tidak eksis, perkembangan komunikasi akan berhenti dan tidak semaju seperti sekarang. Sedangkan masyarakat sendiri tidak dapat hidup tanpa komunikasi antara satu individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain.

The post Hubungan Sosiologi dengan Komunikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Teori Utama Sosiologi Komunikasi Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/teori-utama-sosiologi-komunikasi Fri, 05 Jan 2024 08:52:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47352 Sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan erat dan dapat saling memengaruhi dalam prakteknya di kehidupan sosial. Jika digabungkan dan menghasilkan sosiologi komunikasi, artinya setiap interaksi yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dapat memicu timbulnya perubahan pada pola hidup masyarakat. Komunikasi adalah bentuk interaksi antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat, baik itu secara langsung […]

The post 6 Teori Utama Sosiologi Komunikasi Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan erat dan dapat saling memengaruhi dalam prakteknya di kehidupan sosial. Jika digabungkan dan menghasilkan sosiologi komunikasi, artinya setiap interaksi yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dapat memicu timbulnya perubahan pada pola hidup masyarakat.

Komunikasi adalah bentuk interaksi antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memahami lebih jauh, berikut ini merupakan teori-teori sosiologi komunikasi beserta contohnya yang dapat disimak.

1. Dramaturgi Theory

Teori sosiologi komunikasi ini mengumpamakan kehidupan sebagai sebagai sebuah kisah di atas panggung. Seperti halnya berbagai drama dan film yang sering ditonton, hidup kenyataannya pun seperti itu karena setiap individu, kelompok maupun masyarakat secara luas memiliki cerita atau kisahnya tersendiri.

Diibaratkan sebagai kisah di atas panggung, artinya setiap manusia memerankan tokoh yang melakukan interaksi satu sama lain. Setiap manusia yang berinteraksi memiliki tujuan hidupnya masing-masing dan panggung merupakan sebuah simbol dari dunia sosial.

Contohnya : Pegawai swalayan atau pegawai bank yang selalu melayani pelanggan dan nasabahnya sesuai dengan peraturan pekerjaan mereka. Sopan santun harus tetap dijaga disertai dengan keramahtamahan agar pengunjung merasa dihargai dan di kemudian hari akan datang lagi.

Para pegawai ini akan bersikap profesional yang cenderung formal dan kaku karena setiap perkataan dan gerakan tubuh tidak bisa seenaknya. Namun saat sudah waktunya istirahat siang atau pulang kerja, mereka akan bersikap lebih santai, terutama saat mengobrol dengan rekan kerja dan anggota keluarganya.

Lewat dari jam kerja atau setidaknya pada waktu jam istirahat, para pegawai tersebut bersikap tidak formal. Hal tersebut dianggap sebagai fase back stage atau di belakang panggung, sedangkan saat harus berhadapan dengan pelanggan atau nasabah, itu adalah fase front stage atau saat pertunjukan.

2. Interactionism Symbolic Theory

Interactionism symbolic theory atau teori interaksionisme simbolik adalah teori sosiologi komunikasi lainnya yang merujuk pada proses interaksi yang membentuk pola pikir dan kapasitas berpikir manusia. Sesuai dengan istilahnya, teori ini menunjukkan bahwa interaksi sosial membutuhkan berbagai macam simbol serta maknanya.

Melalui segala simbol dan makna dibaliknya yang harus manusia pelajari secara alami, manusia akan terus belajar dan berkembang, baik dari segi pemikiran maupun tindakan. Simbol-simbol beserta makna itulah yang membuat manusia memiliki interpretasinya masing-masing terhadap kondisi maupun situasi sosial di mana mereka berada.

Penting untuk mengenal juga tiga prinsip yang ada pada teori interaksionisme simbolik, yakni antara lain :

  • Makna (Meaning)

Interaksi antar manusia merupakan sebuah proses dalam kehidupan sosial yang menjadi jalan bagi perkembangan sebuah makna. Makna serta simbol membuat manusia dapat memaknai suatu hal secara berbeda-beda, mampu memilih tindakan yang berbeda-beda untuk menghadapi suatu masalah, maupun mengubah makna sesuai situasi yang dihadapi.

Manusia memiliki interpretasinya masing-masing tentang suatu hal, proses interpretatif ini yang kemudian membentuk makna dan memodifikasinya, menyesuaikan dengan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

  • Bahasa (Language)

Bahasa dalam teori sosiologi komunikasi ini juga dianggap sebagai sumber makna. Melalui bahasa yang sama, interaksi sosial berjalan dengan lebih baik karena memudahkan antar manusia untuk saling mengerti apa yang hendak dan sedang dimaksudkan.

Komunikasi sekalipun berbeda bahasa terkadang bukan masalah yang besar, namun bahasa yang sama adalah alat untuk membuat makna dapat berkembang dan interaksi antar individu lebih berarti. Pemahaman akan lebih mudah apabila sesama manusia menggunakan bahasa yang sama.

  • Pemikiran (Thought)

Pemikiran adalah asal dari interpretasi makna terhadap suatu simbol. Dalam setiap interaksi, manusia harus tetap terus berpikir untuk memaknai setiap hal yang dikomunikasikan bersama dengan manusia lainnya.

Pemikiran bukan hanya tentang proses interpretasi, melainkan juga tentang imajinasi yang menghasilkan suatu ide. Bahkan untuk segala sesuatu yang baru dan masih asing, manusia dapat berpikir untuk memperoleh maknanya berdasarkan pengetahuan yang sudah pernah didapat.

Contohnya : Salah satu contoh dari teori interaksionisme simbolik ini adalah seperti halnya seseorang yang mengunggah foto atau gambarnya di akun media sosial pribadi, menunjukkan dirinya dengan kue ulang tahun dan lilin angka terpasang pada kue tersebut.

Orang-orang yang melihat unggahan tersebut langsung dapat menginterpretasikan bahwa hari di mana ia mengunggah foto itu adalah hari ulang tahunnya. Orang-orang dapat berpikir bahwa ia sedang berulang tahun dan umurnya saat ini sesuai dengan lilin angka yang tersemat di atas kue.

Penggunaan simbol melalui unggahan foto di media sosial mampu menunjukkan berbagai makna diikuti dengan berbagai interpretasi dari banyak orang. Namun tanda atau simbol tersebut juga sekaligus menjadi identitas diri orang yang menunjukkan foto tersebut.

3. Diffusion of Inovation Theory

Diffusion of inovation theory atau teori difusi inovasi merupakan teori sosiologi komunikasi yang merujuk pada cara agar suatu ide baru mampu masuk ke dalam kebudayaan tertentu. Selain berinovasi dengan gagasan baru, kemunculan gagasan ini juga perlu melebur ke kelompok atau budaya yang sudah ada.

Pengembangan ide baru tidak selalu mudah dan memerlukan proses konstruksi sosial agar dapat diterima dengan baik, berikut merupakan keempat elemen dari teori sosiologi komunikasi satu ini.

  • Inovasi : Inovasi adalah ide baru beserta penerapan realisasi ide tersebut.
  • Saluran Komunikasi : Suatu inovasi dapat diadopsi oleh siapa saja dan orang-orang kemudian dapat mengetahui adanya inovasi tersebut adalah melalui proses komunikasi. Saluran komunikasi personal adalah penggunaan saluran untuk penyampaian inovasi kepada satu individu, namun saluran komunikasi massa adalah penggunaan saluran untuk penyampaian inovasi kepada masyarakat luas sekaligus.
  • Jangka Waktu : Jarak waktu dari saat penyampaian inovasi dilakukan baik kepada individu maupun ke masyarakat luas hingga akhirnya terdapat pihak yang mengadopsinya disebut dengan elemen jangka waktu.
  • Sistem Sosial : Sistem sosial juga merupakan elemen dari teori difusi inovasi karena tanpa adanya sistem sosial maka inovasi tidak memiliki target. Sistem sosial eksis karena memiliki peran sebagai penerima maupun penolak penyampaian inovasi.

Contohnya : Pemerintah dengan gagasan program BPJS Kesehatan yang penyampaian informasinya dapat diterima oleh seluruh masyarakat melalui saluran komunikasi massa. Masyarakat tidak hanya bisa mencari informasi, mendaftar, hingga membayar tagihan secara langsung.

Kini telah hadir program aplikasi yang memudahkan antrean pendaftaran hingga masalah pelunasan tagihan per bulan. Selama masyarakat dapat mengakses internet dengan mudah, maka program pemerintah satu ini maka siapa saja bisa menikmati layanan kesehatan tanpa harus membayar lebih banyak.

4. Uses and Gratifications Theory

Uses and gratifications theory atau teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan adalah salah satu teori sosiologi komunikasi yang berfokus pada pelayanan media kepada masyarakat dengan memberi kepuasan. Teori ini tidak hanya menunjukkan bagaimana memberi apa yang disukai masyarakat, tapi juga hal-hal yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan melayani dengan benar, perlu adanya pendekatan teori ini untuk pemahaman dan pencarian media massa yang mampu mengomunikasikan informasi kepada masyarakat luas.

Contohnya : Salah satu hal yang kini penggunaannya menjadi suatu kebutuhan sehari-hari sebagai media belajar maupun hiburan adalah ponsel pintar. Anak-anak dapat belajar dan bermain banyak hal menggunakan ponsel pintar yang terhubung ke jaringan internet.

Begitu pula dengan orang dewasa yang setiap harinya melakukan pekerjaan serta memperoleh beragam informasi dari penggunaan gawai tersebut selama terdapat akses internet. Tanpa disadari, aktivitas tersebut terasa begitu alami karena telah menjadi kebutuhan dan kesukaan individu sehari-hari.

5. Hypodermic Needle Theory

Hypodermic needle theory atau teori jarum hipodermik adalah teori sosiologi komunikasi yang menunjukkan bahwa media massa memiliki kekuatan terhadap masyarakat. Teori yang juga disebut dengan istilah teori peluru ini menganggap bahwa masyarakat pada dasarnya bersifat homogen sehingga mudah menerima penyampaian informasi apapun.

Kekuatan media massa (seperti halnya televisi) terletak pada kemampuannya dalam memengaruhi individu maupun kelompok dalam masyarakat. Ketika sebuah kabar atau informasi terus-menerus disampaikan, maka kemungkinan masyarakat untuk menerimanya akan lebih besar.

Contohnya : Media massa menunjukkan iklan produk pemutih kulit yang menarik bagi sebagian besar kaum wanita. Iklan produk dibuat semenarik mungkin, khususnya dalam hal menampilkan visual yang sesuai dengan apa yang ditawarkan produk tersebut.

Melalui keunggulan yang disampaikan terus-menerus kepada masyarakat sekalipun masyarakat yang melihatnya tidak tahu secara pasti seberapa cepat efek produk dapat memutihkan kulit, mereka akan percaya dan tertarik membeli produk tersebut.

6. FIRO / Fundamental Interpersonal Relationship Orientation Theory

Teori sosiologi komunikasi satu ini menunjukkan bahwa tiap individu dalam masyarakat berorientasi kepada orang lain. Meski caranya dalam mengorientasikan bisa berbeda-beda, diri individu tersebut tetap berpotensi mengalami perubahan.

Orientasi tersebut mampu memengaruhi seseorang dalam hal perilaku maupun pola hubungan dengan pihak lain (bisa berupa sesama individu maupun dengan suatu kelompok tertentu). Berikut ini adalah tiga hal fokus dari teori ini yang berkaitan dengan kebutuhan setiap individu :

  • Inklusi, yakni ketika seseorang ingin dikenal oleh pihak lain yang berinteraksi dengannya.
  • Kontrol, yakni ketika seseorang ingin mengubah lingkungan sosialnya dan mengadakan suatu perubahan di mana seluruh kendali ada pada dirinya.
  • Afeksi, yakni ketika seseorang ingin adanya keintiman dalam suatu hubungan dan interaksi dengan pihak lain, seperti perasaan ingin disayangi atau diperhatikan.

Contohnya : Salah satu contoh nyata dari teori FIRO di sekitar kita adalah adanya pegawai baru yang ingin beradaptasi dengan baik di tempat kerjanya yang baru. Tidak sekadar ingin mengerjakan tugasnya sebaik mungkin agar rekan kerja maupun atasan dapat mengenalnya dan mengetahui kemampuannya, tapi juga agar dapat diakui keterampilannya.

Proses interaksi dapat menjadi lebih jauh ketika seorang pegawai memiliki keinginan lainnya, seperti kontrol dan afeksi sehingga ia mengawali suatu perubahan dalam lingkungan pergaulan di dalam pekerjaannya atau ia mulai menginginkan hubungan lebih akrab dan lebih dari hubungan profesional dengan teman-teman kerjanya.

The post 6 Teori Utama Sosiologi Komunikasi Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi Komunikasi: Pengertian – Sejarah dan Teorinya https://haloedukasi.com/sosiologi-komunikasi Sun, 13 Dec 2020 03:18:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16319 Berikut ini akan dijelaskan mengenai sosiologi komunikasi. Pengertian Sosiologi Komunikasi Pengertian Secara Umum Secara umum, sosiologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses komunikasi secara sosiologis. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat, sedangkan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan […]

The post Sosiologi Komunikasi: Pengertian – Sejarah dan Teorinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berikut ini akan dijelaskan mengenai sosiologi komunikasi.

Pengertian Sosiologi Komunikasi

Pengertian Secara Umum

Secara umum, sosiologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses komunikasi secara sosiologis.

Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat, sedangkan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Dengan demikian dapat disimpulkan sosiologi komunikasi adalah suatu proses kirim dan terima pesan yang dilakukan antar masyarakat.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi komunikasi merupakan suatu proses interaksi sosial dalam masyarakat yang satu sama lain memengaruhi antara terjadi pengaruh dalam positif dan negatif.

Bila positif, proses tersebut akan berlangsung baik, jika negatif akan menimbulkan dinamika kelompok sosial dalam masyarakat.

Menurut Mc Quail, sosiologi komunikasi merupakan adanya hubungan interaksi sosial dalam masyarakat yang cakupannya luas, seperti halnya menggunakan media masa.

Hubungan tersebut berlangsung dalam jangka waktu tertentu sehingga menjadi sangat berpengaruh dalam masyarakat.

Sejarah Sosiologi Komunikasi

Perkembangan sosiologi komunikasi diawali dengan pengkajian ilmu mengenai pers atau jurnalistik pada tahun 1884. Pengkajian mengenai surat disebut jugs dengan nama zaitungskunde dan mulai dikaji di Universitas Bazel di Swiss.

Sekitar beberapa tahun kemudian, Universitas Lepzig di Jerman juga mempelajari ilmu mengenai pers ini. Ilmu mengenai surat kabar ini makin berkembang hingga pada tahun 1925 diakui sebagai salah satu disiplin ilmu.

Ilmu ini juga membawa pengaruh besar terhadap opini dan tingkah laku masyarakat. Di Amerika, ilmu jurnalistik mulai dipelajari dan berkembang sejak tahun 1870.

Ilmu jurnalistik makin berkembang pesat hingga pada tahun 1950 dan menunjukkan arah bagi lahirnya ilmu komunikasi massa. Sedangkan di Indonesia ilmu komunikasi berawal dari perkembangan ilmu publisistik yang dimulai tahun 1950.

Ilmu komunikasi disahkan pada tahun 1982. Auguste Comte dengan gagasan social dynamic, Durkheim dengan kesadaran kolektif, dan interaksi sosial oleh Marx, teori komunikasi dan tindakan komunikatif oleh Habermas merupakan gagasan-gaagsan disatukan dan melahirkan perspektif sosiologi komunikasi.

Teori Sosiologi Komunikasi

Sosiologi komunikasi memiliki delapan teori, diantaranya yaitu teori evolusi sosial, teori konflik, teori struktural fungsional, teori interaksionisme simbolik, teori pertukaran, teori aksi, teori perilaku, teori dramaturgis.

Teori Evolusi Sosial

Teori evolusi sosial merupakan teori mengenai proses komunikasi sebagai bentuk interaksi antar manusia yang mengalami perkembangan.

Teori Konflik

Teori konflik merupakan teori yang mempelajari bahwa kepentingan diekspresikan melalui komunikasi.

Teori Struktural Fungsional

Teori struktural fungsional merupakan teori ini menjelaskan mengenai proses komunikasi adalah bagian dari sistem dan struktur sosial.

Teori Interaksionisme Simbolik

Teori interaksionisme simbolik merupakan teori ini membahas komunikasi sebagai bagian dari perilaku sosial yang mengandung makna sosial.

Teori Pertukaran

Teori pertukaran merupakan teori ini menggambarkan mengenai komunikasi sebagai proses interaksi yang dibentuk oleh pertukaran antar sesama manusia dengan lingkungan.

Teori Aksi

Teori aksi merupakan teori ini memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk menyampaikan pendapat dan gagasannya.

Teori Perilaku

Teori perilaku merupakan teori ini mengenai komunikasi sebagai proses sosial yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan emosional masing-masing individu sesuai situasi dan keadaannya.

Teori Dramaturgis

Teori dramaturgis merupakan teori ini mengenai gejala sosial yang ditentukan oleh tempat, waktu, dan individu itu sendiri.

Manfaat Sosiologi Komunikasi

Mempelajari dan mengtahui lebih dalam sosiologi komunikasi dapat memberikan manfaat untuk kita ketika sedang berkomunikasi antar sesama manusia.

Dengan sosiologi komunikasi, kita dapat melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dan bertindak  dan berkomunikasi sesuai dengan norma dan tatanan yang berlaku di masyarakat.

Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

Ruang lingkup sosiologi komunikasi diantaranya yaitu struktur (hubungan interaksi sosial), pusat perhatian (topik pembicaraan), perilaku masyarakat, efektifitas komunikasi massa (media massa), dan efek-efek sosial (dampak dari komunikasi).

The post Sosiologi Komunikasi: Pengertian – Sejarah dan Teorinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>