taksonomi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/taksonomi Tue, 26 Apr 2022 07:09:22 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico taksonomi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/taksonomi 32 32 Kingdom Protista:  Pengertian, Ciri, Klasifiasi & Contoh https://haloedukasi.com/kingdom-protista Tue, 26 Apr 2022 07:09:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34051 Pengertian Kingdom Protista Kingdom protista adalah salah satu jenis kingdom dalam taksonomi Makhlukhidup. Kingdom protista merupakan kingdom yang terdiri dari Makhluk bersel satu atau banyak sel. Selain itu, protista merupakan organisme dengan membran sel (eukariota). Kingdom protista beranggotakan organisme yang beraneka ragam. Terdapat 3 kelompok protista yakni protista yang mirip hewan, protista yang mirip tumbuhan, […]

The post Kingdom Protista:  Pengertian, Ciri, Klasifiasi & Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Kingdom Protista

Kingdom protista adalah salah satu jenis kingdom dalam taksonomi Makhlukhidup. Kingdom protista merupakan kingdom yang terdiri dari Makhluk bersel satu atau banyak sel. Selain itu, protista merupakan organisme dengan membran sel (eukariota).

Kingdom protista beranggotakan organisme yang beraneka ragam. Terdapat 3 kelompok protista yakni protista yang mirip hewan, protista yang mirip tumbuhan, dan protista yang mirip jamur. Pengelompokkan ini didasarkan pada kesamaan adanya struktur membran sel.

Anggota dari kingdom protista merupakan organisme sederhana eukariota. Di alam, kebanyakan protista bersel tunggal namun dapat juga membentuk koloni sel. Kebanyakan protista hidup di perairan, lingkungan tanah yang lembab, atau bahkan sebagai parasit.

Ciri Kingdom Protista

Kingdom protista mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Eukariotik (mempunyai membran inti sel)

Protista memiliki membran pada inti selnya. Hal ini membuat protista termasuk ke dalam golongan organisme eukariotik. Sejauh ini, protista merupakan organisme eukariotik paling sederhana namun memiliki struktur, fungsi, tingkah laku, dan ekologi yang lebih rumit dibandingkan Archaebacteria dan Eubacteria.

  • Terdiri atas sel tunggal (uniseluler) dan sel banyak (multiseluler)

Umumnya protista adalah organisme bersel tungaal (uniseluler). Akan tetapi, ada juga protista yang mempunyai sel banyak (multiseluler). Berdasarkan penelitian, protista bersel banyak di alam akan hidup berkoloni atau membentuk kelompok.

  • Hidup bebas/soliter atau berkoloni atau melakukan simbiosis dengan protista lain

Protista dapat hidup bebas di alam namun dapat juga hidup bersama organisme lain dengan melakukan simbiosis. Hubungan simbiosis ini dapat saling menguntungkan (mutualisme) dan dapat pula merugikan salah satu pihak (parasitisme).

  • Beberapa protista mempunyai alat gerak sederhana

Alat gerak pada sel ini disebut sebagai motil. Protista memiliki beberapa alat gerak sederana. Ada yang berupa bulu cambuk (flagelata), ada yang berupa bulu getar (siliata), dan ada yang berupa kaki semu (pseudopodia).

  • Terdiri atas organisme autotrof dan heterotrof

Protista yang bersifat autotrof adalah organisme yang mampu menghasilkan makanannya sendiri dari senyawa anorganik di sekitarnya dengan bantuan cahaya (fotoautotrof). Hal ini dapat tercapai sebab ada kloroplas di dalam sel protista.

Sedangkan protista yang bersifat heterotrof adalah organisme yang memperoleh makanannya dengan cara menyerap atau menelan makanannya. Mereka mengabsorbsi molekul organik di sekitarnya.

  • Terdiri dari organisme anaerob dan aerob

Protista anaerob tidak membutuhkan oksigen dalam proses pernapasannya. Organisme protista jenis ini melakukan respirasi dengan melakukan simbiosis dengan bakteri aerob. Sedangkan protista aerob membutuhkan oksigen dalam proses pernapasannya. Proses ini terjadi di dalam mitokondria sel.

  • Habitat umum di tempat lembab

Protista tidak hanya mampu hidup di perairan tawar namun juga di laut dengan kandungan garam. Selain di air, protista jua tinggal di lingkungan lembab daratan. Protista yang hidup di laut dapat dilihat pada fitoplankton. Sebagai fitoplankton, protista bertindak menjadi penyumbang dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan.

Klasifikasi Kingdom Protista

Protista sebenarnya tidak mempunyai banyak kesamaan. Akan tetapi, dikelompokkan bersama sebab mereka tidak sesuai bila dimasukkan ke dalam kingdom lain. Beberapa protista mampu berfotosintesis, beberapa hidup bersimbiosis mutualisme dengan protista lain.

Beberapa memiliki sel tunggal, sedangkan yang lain bersel banyak atau membentuk koloni. Ada protista yang berukuran mikroskopis, ada juga yang berukuran raksasa. Beberapa bersifat bioluminesens dan beberapa bertanggung jawab atas penyakit yang diderita pada tumbuhan dan hewan.

Protista dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan pada beberapa kategori yang berbeda termasuk cara mendapatkan makanan, kemampuan bergerak, dan reproduksinya. Contoh protista adalah ganggang, amuba, euglena, plasmodium, dan jamur lendir.

Protista yang Mampu Berfotosintesis

Protista yang mempu berfotosintesis termasuk berbagai macam ganggang, diatom, dinoflagelata, dan euglena. Organisme ini sering kali berbentuk uniseluler namun dapat membentuk koloni. Mereka juga mengandung klorofil.

Klorofil merupakan suatu pigmen yang dapat menyerap energi cahaya untuk fotosintesis. Protista yang mampu berfotosintesis dikelompokkan sebagai protista mirip tumbuhan.

Protista lain yang dikenal sebagai dinoflagelata atau ganggang api merupakan plankton yang hidup di lingkungan laut dan air tawar. Kadang kala, protista ini dapat bereproduksi sampai tingkat yang berbahaya dan menmbulkan ledakan jumlah ganggang. Beberapa ganggang api bersifat bioluminesens.

Diatom merupakan ganggang uniseluler paling berlimpah di antara jenisnya yakni fitoplankton. Diatom dikelilingi oleh lapisan cangkang silikon. Diatom melimpah di habitat perairan laut dan tawar.

Euglena yang mampu berfotosintesis mirip dengan sel tumbuhan karena mengandung kloroplas. Diperkirakan bahwa kloroplas didapatkan oleh euglena sebagai hasil hubungan endosimbiosis dengan ganggang hijau.

Protista Heterotrof

Protista heterotrof memperoleh makanan dengan cara menyerap senyawa orgnik di sekitarnya. Protista jenis ini memakan bakteri, bahan organik terurai, atau memangsa protista lain. Protista heterotrof dapat dikelompokkan berdasarkan alat geraknya. Pengelompokkan ini termasuk amuba, paramecia, sporozoa, jamur air, dan jamur lendir.

  • Protista dengan Pseudopodia

Amuba merupakan contoh protista yang bergerak dengan kaki semu. Kaki semu merupakan perpanjangan sementara dari sitoplasma. Perpanjangan lini membuat amoebadapat bergerak baik untuk menangkap dan menelan bahan organik dengan cara endositosis yang dikenal fagositosis atau sel pemakan.

Amuba tidak mempunyai bentuk tetap. Mereka bergerak dengan mengubah bentuk selnya. Amuba terdapat di lingkungan perairan dan lembab dan beberapa merupakan parasit.

  • Protista dengan Flagelata

Trypanosoma merupakan contoh dari protista heterotrof yang bergerak dengan flagela. Flagela merupakan suatu struktur tambahan yang panjang dan mirip cambuk. Flagela ini bergerak maju mundur sehingga protista dapat bergerak.

Trypanosoma merupakan parasit yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Beberapa spesies trypanosoma menimbulkan penyakit tidur Afrika yang ditularkan ke manusia melalui gigitan lalat.

  • Protista dengan Silia

Paramecia merupakan contoh protista yang bergerak dengan silia. Silia merupakan struktur pendek seperti benang yang berupa tonjolan yang memanjang dari tubuh sel. Silia bergerak dengan cara melengkung.

Gerakan ini membuat protista Paramecia mampu bergerak dan juga menarik makanan (bakteri, ganggang, dan sebagainya) ke dalam mulut Paramecia. Sebagian paramecia hidup dengan melakukan hubungan simbiosis mutualisme dengan ganggang hijau atau bakteri tertentu.

  • Protista dengan Gerakan Terbatas

Jamur lendir dan jamur air merupakan contoh dari protista dengan gerakan terbatas. Protista ini mirip jamur dalam hal menguraikan bahan organik dan mendaur ulang zat hara kembali ke lingkungan. Protista jenis ini hidup di tanah lembab dan berada di antara daun atau kayu busuk.

Ada 2 jenis jamur lendir yakni plasmodial dan seluler. Jamur lendir plasmodial tampak seperti sel besar yang terbentuk oleh penggabungan beberapa sel individual. Gumpalan besar sitoplasma ini dengan banyak inti di dalamnya mirip seperti lendir yang bergerak dengan lambat seperti amuba.

Di bawah kondisi lingkungan yang keras, jamur lendir plasmodial menghasilkan batang reproduktif yang disebut sporangia dan mengandung spora. Ketika dilepaskan ke lingkungan, spora ini akan berkecambah menghasilkan jamur lendir plasmodial lebih banyak.

Jamur lendir seluler menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya sebagai organisme bersel tunggal. Mereka juga mampu bergerak seperti amuba. Ketika berada di bawah kondisi mengancam, sel ini bersatu membentuk kelompok besar sel individual yang mirip dengan resrespo. Sel ini menghasilkan batang atau tubuh buah yang menghasilkan spora.

Jamur air hidup di lingkuangan air dan tanah lembab. Mereka memakan bahan terurai, dan beberapa adalah parasit yang menumpang pada tanaman, hewan, ganggang, dan jamur. Salah satu spesies yakni Oomycota phylum tampak seperti badan dengan filamen struktur pertumbuhan seperti untaian benang.

Hal ini mirip dengan jamur. Akan tetapi, tidak seperti jamur, oomycota memiliki dinding sel tersusun atas selulosa alih-alih kitin. Oomycota juga dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.

  • Protista yang Tidak Dapat Bergerak

Sporozoa merupakan contoh dari protista yang tidak memiliki kemampuan bergerak. Protista jenis ini adalah parasit dan makan dari inangnya. Mereka bereproduksi dengan menghasilkan spora. Sporozoa mengalami pergantian keturunan dalam daur hidup mereka.

Sporozoa mengalami pergantian fase reproduksi antara aseksual dan seksual. Sporozoa disebarkan ke manusia oleh serangga atau hewan pembawa penyakit lainnya.

Toxoplasmosis adaah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa Toxoplasma gondii. Toxoplasma disebarkan ke manusia melalui hewan atau ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Sporozoa lain yang dikenal sebagai plasmodium menyebabkan malaria pada manusia. Protista ini disebarkan ke mamalia melalui gigitan serangga, umumnya oleh nyamuk dan menginfeksi sel darah merah.

Manfaat Kingdom Protista

Protista mempunyai beberapa manfaat dalam kehidupan manusia seperti:

  • Protista bertindak sebagai bagian dasar dari rantai makanan
  • Protista adalah organisme simbiosis
  • Beberapa jenis protista menghasilkan oksigen oleh karena itu dapat digunakan dalam produksi bahan bakar
  • Protista adalah sumber makanan primer bagi banyak hewan
  • Pada beberapa kasus, protista dipanen oleh manusia untuk bahan makanan dan keperluan industri lainnya
  • Fitoplankton merupakan satu-satunya sumber makanan bagi paus
  • Rumput laut adalah ganggang dan dipertimbangkan sebagai protista mirip tumbuhan
  • Zooplankton dimakan oleh berbagai Makhluklaut termasuk udang dan larva kepiting

Dampak Kingdom Protista

Protista selain bermanfaat juga memiliki dampak buruk pada kehidupan. Berikut ini beberapa dampak adanya kingdom protista:

  • Penyakit diare

Salah satu spesies amuba yakni Entamoeba histolytica dapat menimbulkan penyakit dalam sistem pencernaan manusia. Protista ini menimbulkan kerusakan pada jaringan usus dan diare.

  • Penyakit disentri

Selain E. histolytica, spesies amoeba lain juga menyebabkan penyakit disentri pada manusia. Protista itu adalah Entamoeba hartmani. Efek dari infeksi protista ini tidak lebih parah dibandingkan E. histolytica.

  • Memperparah radang gusi

Entamoeba gingivalis terdapat di dalam rongga mulut manusia. Protista ini hidup di sela-sela gigi, leher gigi, tenggorokan atau tonsil. Meskipun protista spesies ini tidak bersifat patogenik namun dapat memperparah radang gusi yang terjadi.

  • Penyakit tidur

Penyakit tidur pada manusia atau yang mempunyai nama lain trypanosomiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh protista. Pelakunya adalah Trypanosoma gambiense. Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor perantara dari penyakit ini adalah lalat tse-tse atau Glossina tachionides.

  • Penyakit surrah

Trypanosoma evansi merupakan penyebab penyakit surra yang menjangkiti ternak sapi, kuda, dan kerbau. Penyakit ini banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.

  • Penyakit Kala Azar

Spesies lain dari protista yakni Leishmaania donovani juga menimbulkan penyakit. Protista ini menimbulkan kala azar pada manusia. Gejalanya berupa demam berkepanjangan, hati dan linfa membesar, dan tukak pada usus.

The post Kingdom Protista:  Pengertian, Ciri, Klasifiasi & Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Taksonomi: Pengertian – Tujuan dan Tingkatannya https://haloedukasi.com/taksonomi Wed, 15 Sep 2021 15:18:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26963 Taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang penamaan, penyusunan, penggolongan, dan penggambaran organisme ke dalam kelompok dan tingkatan. Pengertian Taksonomi Istilah ini berasal dari bahasa Yunani taxis (“pengaturan”) dan nomos (“hukum”). Oleh karena itu, taksonomi adalah metodologi dan prinsip-prinsip botani dan zoologi sistematis dan mengatur pengaturan jenis tumbuhan dan hewan dalam hierarki kelompok superior […]

The post Taksonomi: Pengertian – Tujuan dan Tingkatannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang penamaan, penyusunan, penggolongan, dan penggambaran organisme ke dalam kelompok dan tingkatan.

Pengertian Taksonomi

Istilah ini berasal dari bahasa Yunani taxis (“pengaturan”) dan nomos (“hukum”). Oleh karena itu, taksonomi adalah metodologi dan prinsip-prinsip botani dan zoologi sistematis dan mengatur pengaturan jenis tumbuhan dan hewan dalam hierarki kelompok superior dan subordinat.

Di antara para ahli biologi, sistem tata nama binomial Linnaean, yang dibuat oleh naturalis Swedia Carolus Linnaeus pada tahun 1750-an, diterima secara internasional.

Sejarah Taksonomi

Orang yang tinggal dekat dengan alam biasanya memiliki pengetahuan kerja yang sangat baik tentang unsur-unsur fauna dan flora lokal yang penting bagi mereka dan juga sering mengenali banyak kelompok makhluk hidup yang lebih besar (misalnya, ikan, burung, dan mamalia ). Pengetahuan mereka, bagaimanapun, adalah sesuai dengan kebutuhan, dan orang-orang seperti itu jarang menggeneralisasi.

Namun, beberapa terobosan paling awal ke dalam klasifikasi formal, tetapi terbatas, dilakukan oleh orang Cina kuno dan Mesir kuno. Di Cina katalog 365 spesies tanaman obat menjadi dasar studi hidrologi kemudian.

Meskipun Katalog tersebut diberikan untuk kaisar Cina mitos Shennong yang hidup sekitar 2700 SM, katalog tersebut kemungkinan ditulis sekitar awal milenium pertama. Demikian pula, papirus medis Mesir kuno yang berasal dari tahun 1700 hingga 1600 SM memberikan deskripsi tentang berbagai tanaman obat, bersama dengan petunjuk tentang bagaimana mereka dapat digunakan untuk mengobati penyakit dan cedera.

Generalisasi besar pertama dalam klasifikasi Barat adalah Aristoteles, yang sebenarnya menemukan ilmu logika, yang selama 2.000 tahun klasifikasi adalah bagiannya. Orang Yunani memiliki kontak konstan dengan laut dan kehidupan laut, dan Aristoteles tampaknya telah mempelajarinya secara intensif selama dia tinggal di pulau Lesbos.

Dalam tulisannya, dia menggambarkan sejumlah besar kelompok alami, dan, meskipun dia mengurutkannya dari yang sederhana hingga yang kompleks, urutannya bukanlah urutan evolusi. Dia jauh di depan waktunya, bagaimanapun, dalam memisahkan hewan invertebrata ke dalam kelompok yang berbeda dan menyadari bahwa paus, dan lumba – lumba memiliki karakter mamalia dan bukan ikan.

Metode Aristotelian mendominasi klasifikasi sampai abad ke-19. Skemanya, pada dasarnya, adalah bahwa klasifikasi makhluk hidup berdasarkan sifatnya – yaitu, apa sebenarnya, jika dibandingkan dengan kemiripan yang dangkal – memerlukan pemeriksaan banyak spesimen, membuang karakter variabel (karena mereka harus kebetulan, bukan esensial), dan pembentukan karakter konstan.

Ini kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan definisi yang menyatakan esensi makhluk hidup yang membuatnya seperti itu dan dengan demikian tidak dapat diubah; intinya, tentu saja, tidak berubah.

Model untuk prosedur ini harus dilihat dalam matematika , terutama geometri , yang mempesona orang-orang Yunani. Matematika bagi mereka adalah tipe dan contoh pengetahuan yang sempurna, karena deduksinya dari aksioma yang pasti dan definisi yang sempurna, terlepas dari apakah sosok geometris yang sempurna pernah bisa ditarik. Tetapi prosedur Aristotelian yang diterapkan pada makhluk hidup bukanlah dengan deduksi dari aksioma yang dinyatakan dan diketahui; melainkan dengan induksi dari contoh-contoh yang diamati dan dengan demikian tidak mengarah pada esensi yang tidak dapat diubah tetapi pada definisi leksikal. Meskipun selama berabad-abad ia menyediakan prosedur untuk mencoba mendefinisikan makhluk hidup dengan analisis yang cermat, ia mengabaikan variasi makhluk hidup.

Hal ini menarik bahwa sedikit orang yang memahami Charles Darwin ‘s Origin of Species pada pertengahan abad ke-19 adalah empiris yang tidak percaya pada esensi dari setiap form.

Aristoteles dan muridnya di bidang botani, Theophrastus , tidak memiliki penerus penting selama 1.400 tahun. Pada sekitar abad ke-12 M , karya botani yang diperlukan untuk pengobatan mulai memuat ilustrasi tanaman yang akurat, dan beberapa mulai menyusun tanaman serupa bersama-sama.

Ensiklopedis juga mulai menyatukan kebijaksanaan klasik dan beberapa pengamatan kontemporer. Berbunga pertama dari Renaissance di biologi diproduksi, pada tahun 1543, Andreas Vesalius ‘s risalah pada manusia anatomi dan, pada tahun 1545, universitas pertama botanic garden, didirikan di Padua, Italia.

Setelah waktu tersebut, pekerjaan di botani dan zoologi berkembang. John Ray merangkum pada akhir abad ke-17 pengetahuan sistematis yang tersedia, dengan klasifikasi yang berguna.

Dia membedakan tumbuhan monokotil dari yang dicotyledonous pada tahun 1703, mengakui afinitas sejati paus, dan memberikan definisi yang dapat diterapkan dari konsep spesies, yang telah menjadi unit dasar klasifikasi biologis. Dia melunakkan logika klasifikasi Aristotelian dengan pengamatan empiris.

Ahli Taksonomi yang berbeda bekerja pada klasifikasi:

Andrea Caesalpino (1519-1603 M)Membagi tanaman menjadi 15 kelompok
John Ray (1627-1705 M)Karya yang diterbitkan tentang klasifikasi tumbuhan
Augustus Rivinus (1652-1723 M)Menambahkan taksa Pesanan
Tournefort (1656-1708 M)Taksa Kelas yang diperkenalkan
Linnaeus (1707-1778 M)Mengelompokkan spesies berdasarkan ciri fisik

Tujuan Taksonomi

Taksonomi melibatkan mempelajari organisme hidup seperti hewan, tumbuhan, mikroorganisme, dan manusia untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang berbeda untuk dipelajari lebih lanjut dan mengidentifikasi. Misalnya, manusia dan paus adalah dua organisme yang tidak berhubungan dari perspektif yang berbeda; namun, keduanya dianggap mamalia dan terkait secara taksonomi.

Manfaat Taksonomi

Taksonomi memberikan manfaat bagi manusia, seperti:

  • Taksonomi memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terutama ilmu biologi. Taksonomi memudahkan kita mempelajari makhluk hidup yang beragam dengan membuat suatu pengelompokkan yang sistematis sehingga dapat diketahui hubungan kekerabatan antar spesies.
  • Taksonomi dapat menggambarkan keanekaragaman ciri dan sifat suatu organisme sehingga memberikan peluang kepada manusia untuk dapat memanfaatkan potensi dan manfaat dari suatu organisme tersebut.
  • Membuka kesempatan kepada manusia untuk mengeksplore sumber daya yang ada di dunia sehingga kemungkinan dapat menemukan spesies-spesies baru dan dapat memberikan penamaan pada spesies tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi kepunahan.

Tingkatan Taksonomi

Tingkatan, seperti yang disebutkan sebelumnya dalam klasifikasi biologis, juga disebut sebagai peringkat taksonomi . Setiap peringkat mengarah ke peringkat taksonomi lainnya baik dalam arah ke atas atau ke bawah. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas peringkat taksonomi dalam klasifikasi biologi atau ilmiah, membangun hierarki taksonomi.

Kesimpulan Pembahasan

  • Taksonomi melibatkan tujuh jenis proses yang berbeda: deskripsi, penamaan, pengenalan, perbandingan, dan klasifikasi taksa, variasi genetik, mengidentifikasi spesimen, dan mendefinisikan taksa dalam ekosistem. (Enghoff & Seberg, 2006).
  • Taksonomi adalah praktik membuat kelompok organisme (individu) menjadi spesies dan mengatur spesies tersebut menjadi kelompok yang lebih besar dan memberi nama pada kelompok tersebut, untuk menghasilkan klasifikasi. (Judd et al., 2007)
  • Taksonomi adalah bidang ilmu, termasuk satuan-satuan sistematika yang melingkupi identifikasi, deskripsi, klasifikasi, dan nomenklatur (Simpson, 2010).
  • Taksonomi adalah analisis karakteristik individu untuk mengklasifikasikannya. (Lawrence, 2005).
  • Taksonomi adalah studi tentang klasifikasi makhluk hidup dan pembentukan spesies mereka dan sebaliknya (Walker, 1988).
  • Taksonomi dalam biologi adalah pengaturan organisme (hidup) ke dalam klasifikasi. (Kirk, dkk. 2008).

The post Taksonomi: Pengertian – Tujuan dan Tingkatannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>