tanah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tanah Wed, 01 Feb 2023 04:05:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico tanah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tanah 32 32 6 Karakteristik Tanah hunus dan Manfaatnya bagi Lingkungan https://haloedukasi.com/karakteristik-tanah-hunus Wed, 01 Feb 2023 04:04:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41147 Tanah humus adalah jenis tanah yang memiliki kandungan unsur organik  yang membuatnya sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Tanah humus sendiri terdiri dari materi organik yang telah terurai seperti daun, rumput, dan bahan-bahan lain yang ditemukan di alam liar. Tanah humus sangat penting bagi lingkungan dan pertanian karena membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan membantu menjamin kesuburan […]

The post 6 Karakteristik Tanah hunus dan Manfaatnya bagi Lingkungan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tanah humus adalah jenis tanah yang memiliki kandungan unsur organik  yang membuatnya sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman.

Tanah humus sendiri terdiri dari materi organik yang telah terurai seperti daun, rumput, dan bahan-bahan lain yang ditemukan di alam liar.

Tanah humus sangat penting bagi lingkungan dan pertanian karena membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan membantu menjamin kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman yang sehat.

Ini memberikan nutrisi dan air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Dalam artikel ini, kita akan membahas karakteristik utama dari tanah humus dan manfaat-manfaat tanah humus.

Karakteristik Tanah Humus

Berikut adalah beberapa karakteristik tanah humus yang penting:

1. Tekstur

Tekstur tanah humus ditentukan oleh proporsi pasir, lempung, dan liat yang terdapat dalam tanah. Partikel tanah yang lebih besar dan tersebar menghasilkan tekstur yang kasar, sementara partikel tanah yang lebih kecil dan rapat menghasilkan tekstur yang halus. Tanah humus dengan tekstur sedang merupakan campuran yang seimbang antara pasir, lempung, dan liat.

Tekstur tanah humus dapat diukur dengan menggunakan alat seperti penetrometer atau tes jarak antar jari. Dalam penetrometer, torsi yang diterapkan pada penetrometer dipakai untuk menentukan tekstur tanah. Dalam tes jarak antar jari, tanah dicairkan dan diambil dengan jari, kemudian dilakukan uji untuk menentukan ukuran partikel tanah dan proporsi pasir, lempung, dan liat.

2. Warna

Tanah humus memiliki warna coklat tua hingga coklat muda yang dipengaruhi oleh jenis dan sumber materi organik yang digunakan untuk membentuk humus.

3. Struktur

Struktur tanah humus sendiri terdiri dari 4 bagian, yaitu :

  • Struktur agregat: Struktur agregat menunjukkan bagaimana partikel tanah membentuk agregat atau gumpalan yang terikat bersama. Struktur agregat ini mempengaruhi drainase dan aerasi tanah.
  • Struktur kolom: Struktur kolom menunjukkan bagaimana partikel tanah membentuk kolom yang terpisah dan memiliki tingkat aerasi yang baik.
  • Struktur plat: Struktur plat menunjukkan bagaimana partikel tanah membentuk lapisan yang tipis dan memiliki drainase yang buruk.
  • Struktur blok: Struktur blok menunjukkan bagaimana partikel tanah membentuk blok besar dan memiliki tingkat aerasi dan drainase yang baik.

4. Kelembaban

Kelembaban tanah humus adalah tingkat kelembaban atau tingkat kadar air dalam tanah humus. Kelembaban tanah mempengaruhi aktivitas mikroba dan tanaman dalam tanah, serta menentukan kondisi tanah untuk pertumbuhan tanaman.

Kelembaban yang tepat membantu tanah menjaga kesuburan dan kesediaan hara bagi tanaman. faktor yang mempengaruhi kelembaban tanah humus:

  • Curah hujan: Curah hujan mempengaruhi tingkat kelembaban tanah, terutama jika curah hujan tidak seimbang sepanjang tahun.
  • Drainase: Drainase yang buruk akan membuat air tidak dapat dikeluarkan dari tanah sehingga mempengaruhi tingkat kelembaban.
  • Aktivitas tanaman: Aktivitas tanaman seperti penyiraman dan pemupukan juga mempengaruhi tingkat kelembaban tanah.
  • Kelembaban udara: Kelembaban udara juga mempengaruhi kelembaban tanah, terutama jika udara sangat lembab.
  • Sifat Kimia: Tanah humus memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang penting untuk pertumbuhan tanaman.

5. Drainase

Tanah humus memiliki drainase yang baik, sehingga memastikan bahwa air tidak menumpuk dan menimbulkan masalah bagi pertumbuhan tanaman.

6. Stabilitas

Tanah humus memiliki stabilitas yang baik, yang memastikan bahwa tanah tidak mudah terganggu oleh cuaca ekstrem atau aktivitas manusia.

Dengan memahami karakteristik tanah humus, petani dan hortikultur dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

Tanah humus memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan tanaman, seperti memastikan ketersediaan air, unsur hara, dan oksigen yang penting untuk pertumbuhan tanaman.

Sebagai alternatif, tanah humus juga dapat dibuat dengan mencampurkan berbagai bahan organik seperti serasah, pupuk, dan daun-daunan. Proses ini membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencapai kualitas yang baik, namun hasil akhir akan memberikan hasil pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

Manfaat Tanah Humus

Berikut adalah beberapa manfaat tanah humus bagi lingkungan:

  • Mengurangi Erosi: Tanah humus membantu mengurangi erosi dengan meningkatkan stabilitas tanah dan menjaga kelembaban tanah.
  • Menjaga Kesuburan Tanah: Tanah humus membantu menjaga kesuburan tanah dengan menyediakan unsur hara penting bagi pertumbuhan tanaman.
  • Menstimulasi Pertumbuhan Tanaman: Tanah humus membantu menstimulasi pertumbuhan tanaman dengan menyediakan air, nutrisi, dan oksigen yang dibutuhkan oleh tanaman.
  • Meningkatkan Struktur Tanah: Tanah humus membantu meningkatkan struktur tanah dengan menambahkan kelembaban dan memperbaiki stabilitas tanah.
  • Menjaga Keseimbangan Ekosistem: Tanah humus membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan membantu mengurangi erosi, menjaga kesuburan tanah, dan menstimulasi pertumbuhan tanaman.
  • Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Tanah humus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengikat karbondioksida dan memperbaiki kualitas tanah.

The post 6 Karakteristik Tanah hunus dan Manfaatnya bagi Lingkungan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Upaya Pencegahan Degradasi Lahan https://haloedukasi.com/upaya-pencegahan-degradasi-lahan Wed, 18 Jan 2023 07:35:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40773 Selain air yang menjadi sumber kehidupan, maka tanah pun demikian karena tanah menjadi tempat manusia berpijak. Tanah menjadi sumber daya alam yang memiliki fungsi terpenting yakni sebagai penyimpan cadangan air untuk kebutuhan makhluk hidup. Pentingnya tanah bagi kehidupan dapat kita rasakan ketika melihat pemandangan yang ada di sekitar kita. Dimana tanah menjadi media penghasil makanan […]

The post 5 Upaya Pencegahan Degradasi Lahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selain air yang menjadi sumber kehidupan, maka tanah pun demikian karena tanah menjadi tempat manusia berpijak. Tanah menjadi sumber daya alam yang memiliki fungsi terpenting yakni sebagai penyimpan cadangan air untuk kebutuhan makhluk hidup.

Pentingnya tanah bagi kehidupan dapat kita rasakan ketika melihat pemandangan yang ada di sekitar kita. Dimana tanah menjadi media penghasil makanan dan bahan pangan, jalan, hingga tempat berdirinya bangunan-bangunan megah yang ada di Bumi.

Setiap wilayah yang ada di seluruh dunia memiliki kualitas tanah yang berbeda-beda. Tanah yang baik dan subur sangat cocok menjadi lahan pertanian. Begitu pula dengan jenis tanah lainnya yang memiliki kualitas berbeda dapat digunakan sesuai dengan kandungan unsur hara di dalamnya.

Tanah di daerah tertentu atau yang biasa disebut dengan istilah lahan, sudah dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah atau pemilik tanah itu sendiri, baik dimanfaatkan untuk lahan pertanian, rumah ataupun pembangunan gedung-gedung usaha.

Namun, akhir-akhir ini pemerintah Indonesia dihadapkan dengan permasalahan kerusakan tanah atau degradasi lahan yang berdampak pada sektor perekonomian negara. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengandalkan lahan pertanian untuk menunjang kehidupannya.

Jika kualitas tanah menurun akibat kerusakan yang ditimbulkan, maka sektor pertanian akan merosot jauh. Tentu pemerintah tidak mau masyarakat mengalami kelangkaan bahan pangan, terlebih kenaikan harga bahan dan makanan akan menyulitkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Apa itu Degradasi Lahan?

Degradasi lahan merupakan proses penurunan produktivitas tanah, baik sementara maupun tetap yang menimbulkan dampak negatif. Lahan terdegradasi dalam definisi lain juga disebut dengan lahan tidak produktif, lahan kritis dan lahan tidur yang dibiarkan terlantar tanpa adanya perawatan.

Degradasi tanah akan mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas tanah karena hilangnya unsur hara yang terkandung di dalamnya, baik dikarenakan unsur kimia, kekeringan maupun tanah yang tergenang air (terlalu basah).

Di Indonesia, lahan yang terdegradasi mencapai 48,3 juta ha atau 25,1% dari luasnya wilayah negara Indonesia sendiri. Proses degradasi lahan dimulai dengan tidak terkontrolnya konversi hutan, kesalahan pengelolaan lahan serta adanya proyek pertambangan besar-besaran tanpa disertai pengelolaan lahan yang sesuai.

Apabila degradasi lahan dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif seperti menurunnya perekonomian negara, erosi tanah hingga menjadi sumber bencana. Oleh karena itu, sebelum lahan yang terdegradasi semakin luas maka perlu adanya upaya pencegahan.

Upaya Pencegahan Degradasi Lahan

Degradasi lahan dapat diatasi dengan melakukan upaya pencegahan agar tidak semakin meluas. Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat ialah:

  • Reboisasi

Upaya pencegahan degradasi lahan yang pertama, yang bisa kamu lakukan ialah mengadakan reboisasi. Reboisasi merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kerusakan tanah. Reboisasi atau kegiatan penghijauan kembali hutan atau lahan dapat menyelamatkan tanah, lingkungan dan binatang yang tinggal di dalamnya.

Melakukan reboisasi berfungsi untuk menghidupkan kembali lahan yang terbengkalai sehingga dapat memberi kehidupan baru di lahan yang telah tergradasi.

Reboisasi tidak hanya dilakukan untuk menghidupkan kembali hutan yang gundul, melainkan juga dapat dilakukan di semua lahan yang tergradasi. Lahan yang sudah tergradasi seperti lahan kritis dapat melakukan reboisasi sebagai upaya pencegahan degradasi semakin meluas. Dengan melakukan reboisasi, tanah yang telah rusak akan kembali subur serta erosi tanah dapat terhindarkan.

  • Mengubah Lahan Menjadi Hutan

Ketika sebuah lahan luas mulai mengalami kerusakan atau degradasi, mengubahnya menjadi hutan akan menjadi cara terbaik. Terlebih jika lahan yang tergradasi tidak cocok untuk lahan pertanian maupun perkebunan, sebaiknya di ubah menjadi hutan agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

Hutan adalah paru-paru dunia, yang menghadirkan oksigen yang mana dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Dibandingkan dengan membiarkan lahan kosong dan rusak, mengubah lahan tergradasi menjadi hutan termasuk upaya pencegahan yang sangat efektif.

  • Membuat Saluran Pelepas Air

Upaya pencegahan selanjutnya ialah bisa dengan membuat saluran pelepas air tambahan. Cara ini cocok digunakan di daerah pegunungan, lereng atau dataran tinggi. Ketika musim penghujan tiba, lahan-lahan di daerah ini akan menjadi lebih basah karena terkena aliran air hujan.

Tanah yang terlalu basah atau tergenang air justru memiliki kualitas yang buruk untuk tanaman. Maka tak heran, di lahan pertanian akan ditemukan sengkedan atau terasering untuk mengatasi air yang berlebih.

Namun, penggunaan sengkedan atau terasering nyatanya masih tidak mampu mengatasi permasalahan lahan pertanian di wilayah dataran tinggi. Untuk menunjang pengelolaan lahan, pembuatan saluran pelepas air bisa menjadi pilihan terbaik.

Membuat saluran pelepas air akan mempercepat aliran air saat hujan tiba, sehingga air tidak akan menggenang terlalu lama di lahan yang paling atas. Buat saluran pelepas air dengan bentuk memanjang atau bentuk lainnya sebagai jalur aliran air tercepat.

  • Membuat Teras di Permukaan Lahan

Salah satu upaya lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan membuat teras di permukaan lahan. Pembuatan teras ini dapat mengurangi tanah yang terbawa oleh aliran air saat hujan, agar tidak terjadi erosi tanah. Meskipun cara ini cukup mudah dilakukan, tetapi dapat membantu memperbaiki degradasi tanah dengan baik.

  • Hindari Membakar Hutan saat Musim Kemarau

Membakar hutan bukan suatu hal yang dilarang, apabila melakukan prosedur yang benar. Membakar hutan memang diperbolehkan, namun hanya dilakukan pada keadaan tertentu seperti akan diadakannya reboisasi. Dalam proses membakar hutan, hindari melakukan pembakaran hutan saat musim kemarau.

Hal ini dikarenakan tanah pada musim kemarau sudah sangat kering sehingga jika ditambah dengan proses pembakaran hutan akan memperparah kondisi tanah. Oleh sebab itu, hindari membakar hutan saat musim kemarau untuk mencegah degradasi lahan semakin parah.

Dan, inilah beberapa upaya pencegahan degradasi lahan yang bisa dilakukan. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan secara bersama-sama baik dari pemerintah setempat juga masyarakat yang mendukung perubahan lebih baik. Semoga bermanfaat.

The post 5 Upaya Pencegahan Degradasi Lahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Fungsi Tanah bagi Lingkungan yang Penting Diketahui https://haloedukasi.com/fungsi-tanah-bagi-lingkungan Wed, 18 Jan 2023 02:11:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40768 Permukaan bumi di mana kita tinggal saat ini, dihuni oleh berbagai makhluk hidup baik di daratan maupun lautan. Daratan adalah tempat kita tinggal saat ini dan merupakan bagian bumi yang tidak tergenangi air. Daratan yang kita tempati terdiri dari tanah dan batuan di dalamnya. Kedudukan tanah dalam ekosistem kehidupan sangat penting. Tanah merupakan unsur penting […]

The post 7 Fungsi Tanah bagi Lingkungan yang Penting Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Permukaan bumi di mana kita tinggal saat ini, dihuni oleh berbagai makhluk hidup baik di daratan maupun lautan. Daratan adalah tempat kita tinggal saat ini dan merupakan bagian bumi yang tidak tergenangi air. Daratan yang kita tempati terdiri dari tanah dan batuan di dalamnya.

Kedudukan tanah dalam ekosistem kehidupan sangat penting. Tanah merupakan unsur penting bagi tanaman dan makhluk hidup lainnya. Dengan adanya tanah, tumbuhan bisa hidup dan memproduksi bahan makanan untuk makhluk hidup lain yakni hewan dan manusia.

Setelah tumbuhan dan organisme lainnya mati, tanah juga yang akan menguraikannya menjadi bentuk mineral yang lebih sederhana sehingga bisa dimanfaatkan lagi di masa depan. 

Tanah mempunyai peran vital bagi kelangsungan semua makhluk hidup. Tanah menjadi unsur utama bagi tanaman untuk berkembang dan tumbuh. Sebab air dan mineral yang dibutuhkan, hampir semuanya ada dalam tanah.

Untuk manusia, tanah berguna untuk tempat bergerak, bercocok tanam, membangun tempat tinggal, dan membuat bahan baku tertentu. Bagi hewan tanah adalah tempat di mana sumber makanan mereka berada.

Tanah terdiri atas berbagai jenis. Ada tanah pasir, tanah liat, tanah humus, maupun tanah gambut. Perbedaan tanah ini memiliki fungsinya masing-masing. Oleh sebab itu, tak salah jika tanah menduduki peran utama dalam lingkaran ekosistem di bumi.

Agar semakin memahami bagaimana pemanfaatan tanah, ada baiknya kita mengetahui apa saja fungsi tanah bagi lingkungan dan makhluk hidup. Berikut ini penjelasannya.

Fungsi Tanah bagi Lingkungan

Setidaknya ada enam manfaat tanah untuk lingkungan. Namun pemanfaatan tanah tentu tidak sebatas ini saja, karena masih banyak fungsi tanah lainnya yang belum bisa dibahas di sini.

  • Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman

Fungsi tanah sebagai media tanam tidak bisa disangkal lagi. Bagi tanaman, tanah menyediakan semua kebutuhan air dan mineral yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.

Di samping itu, tanah juga menjadi penyedia udara untuk pernafasan akar tanaman. Tumbuhan seperti kacang, umbi-umbian, dan polong-polongan membutuhkan bakteri yang ada di tanah untuk menyerap zat hara.

  • Tanah sebagai Tempat Hidup Organisme

Kita semua pastinya pernah menemukan hewan-hewan kecil yang hidup di dalam tanah. Selain hewan yang bisa kita lihat seperti semut dan cacing tanah, ada juga organisme kecil lainnya yang hidup di dalam tanah, yakni bakteri.

Dari sini kita bisa melihat bahwa tanah memiliki fungsi sebagai tempat hidup beragam jenis organisme kecil termasuk mikroorganisme yang sangat kecil (misalnya bakteri dan jamur).

Mikroorganisme adalah pengurai utama tanah, dan melakukan banyak pekerjaan mengolah dan mendaur ulang tanah lama, bahan mati menjadi bahan baku yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan organisme baru.

  • Tanah sebagai Tempat Manusia Beraktivitas

Tanah merupakan unsur vital bagi manusia yang berperan sebagai penunjang kesehatan serta penyedia keperluan hidup. Contohnya tanah dipakai untuk bermain sepak bola dan mendirikan gedung.

Bagi petani, tanah merupakan tempat bercocok tanam dan mendapatkan penghasilan lewat pertanian. Hasil pertanian ini kemudian dijual sebagai komoditi pertanian atau dikonsumsi dan dimanfaatkan untuk keperluan sendiri.

  • Tanah sebagai Pengendali Pasokan Air

Ketika hujan turun ke tanah, akan terjadi proses penyerapan oleh pori-pori tanah. Hasil penyerapan air hujan ini membuat tanah lembab sekaligus menjadi sumber air bagi tanaman dan organisme kecil yang ada di dalamnya.

Tanah juga menyerap air hujan sehingga air tersebut tidak menggenang di permukaan. Pori-pori tanah yang berukuran kecil memungkinkan hal tersebut terjadi. Itu sebabnya saat tanah semakin banyak tertutup beton gedung, kemungkinan banjir akan meningkat.

  • Tanah sebagai Pendaur Ulang Alami

Fungsi tanah sebagai pendaur ulang adalah fungsi utama dalam sebuah ekosistem. Fungsi ini memungkinkan penguraian tumbuhan, hewan, dan organisme yang mati oleh organisme lain di dalam tanah seperti cacing, bakteri, jamur, dan serangga.

Contoh hasil daur ulang tanah yang biasa kita temui adalah pupuk kompos dan cadangan minyak bumi yang merupakan hasil dekomposisi tanah selama jutaan tahun.

  • Tanah sebagai Bahan Baku Komoditi Perdagangan

Tanah juga dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan baku dalam memenuhi kebutuhan perdagangan. Namun tidak semua jenis tanah bsia dimanfaatkan untuk hal ini.

Contohnya tanah liat yang digunakan untuk bahan baku pembuatan tembikar dan batu bata. Baik produk tembikar maupun batu bata merupakan komoditi dagang bagi manusia yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri ataupun dijual.

Selain itu tanah juga dimanfaatkan sebagai lahan untuk membangun rumah atau gedung-gedung. Dalam hal ini tanah juga diperjualbelikan untuk keperluan tersebut.

  • Tanah sebagai Penyimpanan Sumber Daya Alam

Sebagaimana yang kita ketahui, banyak sumber daya alam yang terkubur di dalam tanah. Contohnya minyak bumi, batu bara, dan gas alam.

Kedua sumber daya tersebut adalah sumber energi yang masih dimanfaatkan manusia hingga saat ini. Pemanfaatannya tidak lain sebagai bahan bakar kerndaraan bermotor dan pembangkit listrik.

Itulah penjelasan mengenai fungsi tanah bagi lingkungan dan kehidupan di bumi ini. Pentingnya peran elemen tanah ini harus kita sadari agar tidak sembarangan mengolah nya yang bisa berakibat pada kerusakan tanah itu sendiri.

The post 7 Fungsi Tanah bagi Lingkungan yang Penting Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Air Tanah  https://haloedukasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-ketersediaan-air-tanah Sat, 26 Nov 2022 03:24:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39780 Keberadaan perairan tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Mulai sebagai air minum, rumah tangga, dan di sistem irigasi. Setiap siklus kehidupan manusia bisa terganggu jika terdapat kurangnya pasokan perairan.  Adanya penampungan perairan di suatu dataran tidak jauh dari siklusnya. Perairan yang tergenang di bumi mampu mengalami penguapan karena panasnya matahari. Hasil penguapan menghasilkan awan, dimana […]

The post 5 Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Air Tanah  appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Keberadaan perairan tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Mulai sebagai air minum, rumah tangga, dan di sistem irigasi. Setiap siklus kehidupan manusia bisa terganggu jika terdapat kurangnya pasokan perairan. 

Adanya penampungan perairan di suatu dataran tidak jauh dari siklusnya. Perairan yang tergenang di bumi mampu mengalami penguapan karena panasnya matahari. Hasil penguapan menghasilkan awan, dimana selanjutnya akan mengembun menjadi partikel es.

Partikel es tersebut bisa mencair, sehingga terjadinya hujan. Daratan pada saat ini berperan dalam menyerap larutan hujan tersebut, karenanya air mampu merembes ke pori-pori tanah dan batuan. Larutan tersebut lama kelamaan akan terakumulasi di sini.

Kecukupan ketersediaannya tentunya dipengaruhi beberapa faktor seperti volume hujan dan jenis lahan penampungnya. Jika ingin tahu lebih banyak, boleh simak uraian di bawah ini ya.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Ketersediaan Air Tanah

  • Kondisi Iklim Setempat

Kondisi iklim yang cenderung memiliki curah hujan banyak, maka tanahnya mampu menampung air banyak. Sebaliknya, sebuah daerah jarang mendapatkan hujan cukup sulit ditemui cadangan perairan tanahnya.

Wilayah yang mendapatkan curah hujan tinggi juga berpotensi mampu menyuburkan lahannya untuk tanaman perkebunan, seperti tanaman kelapa sawit. Hal ini disebabkan cukupnya larutan di lahan mampu memberikan unsur hara dalam mendukung pertumbuhannya.

Selain itu, banyaknya curah hujan mampu mengencerkan kandungan mineral dari air tanah. Hal ini dapat mengurangi adanya kandungan zat, sehingga menjadi lebih bersih.

  • Kondisi Geografis 

Beberapa faktor geografis mampu menentukan banyak atau sedikitnya perairan tanah ditampung. Kemiringan lahan tinggi cenderung menyerap sedikit pasokan air tanah.

Karena, larutan cenderung mengalir dari lokasi yang tinggi hingga di bawahnya. Maka itu, daerah dengan kemiringan lahan rendah mampu menampung banyak larutan.

Daerah yang dipenuhi oleh batuan akuifer mampu menyimpan cadangan perairan bersih cukup. Hal ini dikarenakan batu akuifer memiliki kemampuan menampung persediaan air, sehingga dapat mengeluarkannya.

  • Keberadaan Vegetasi Sekitar

Jumlah tampungan air biasanya disebabkan oleh banyaknya tanaman pada suatu wilayah. Hal ini disebabkan karena tanaman mengonsumsi air sebagai unsur hara melalui akar, kemudian disebarkan ke daun hingga menguap menuju atmosfer.

Setelah menguap, larutan ini akan jatuh kembali dalam bentuk hujan, sehingga dapat diserap kembali ke dalam tanah. Maka itu, bisa ditarik kesimpulan semakin banyaknya tanaman, maka semakin juga banyaknya curah hujan. Banyak hutan tropis memiliki curah hujan cukup tinggi hingga kurang lebih 1200 mm.

Karena banyak tumpahan hujan, maka ketersediaan larutan di lahan ini semakin bertambah. Selain itu, banyaknya tanaman mampu memperpanjang cadangan perairan tanah dibandingkan dengan lahan memiliki sedikit tanaman.

  • Pencemaran Air

Pencemaran air dapat merusak kualitas air tanah.  Beberapa aktivitas yang termasuk pencemaran perairan adalah tumpukan sampah, pembuangan limbah industri, polusi minyak, limbah radioaktif dan limbah aktivitas pertanian ke sungai, danau dan laut.

Bertambahnya pencemaran akan bercampur kepada cadangan perairan lahan bersih, misalnya adanya limbah industri berupa bahan kimia diserap tanah sehingga mengkontaminasi larutan didalam daratan itu. Larutan yang sudah terkena polusi tersebut tentu sudah tidak layak konsumsi. 

  • Aktivitas Abstraksi

Abstraksi merupakan pemakaian air tanah agar menjadi cadangan persediaan. Apabila hal ini dilakukan secara berlebihan, maka berisiko mengurangi cadangan kandungan larutan tersebut di tanah. Jika ketersediaan perairan di lahan itu semakin berkurang, maka dapat berakibat permukaan daratan merendah.

Contohnya mungkin kamu sudah pernah mendengar berita tentang menurunya permukaan lahan di sekitar Jakarta Utara, sehingga wilayah tersebut terancam tenggelam oleh laut. Hal ini disebabkan karena penduduk Jakarta yang semakin bertambah secara terus melakukan abstraksi terhadap perairan tanah. 

The post 5 Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Air Tanah  appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Jenis Lapisan Tanah dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-lapisan-tanah Mon, 19 Sep 2022 04:03:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38707 Tanah merupakan lapisan atmosfer yang posisinya paling atas dan paling luar pada kerak bumi. Tanah terdiri dari beberapa kandungan, seperti mineral, bahan organik, hingga anorganik. Sebagai lapisan terluar, tanah memiliki peranan penting bagi keberlanjutan hidup tumbuhan. Tanah turut menyuplai unsur hara dan air bagi tumbuhan. Selain tumbuhan, tanah juga menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme hingga […]

The post 4 Jenis Lapisan Tanah dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tanah merupakan lapisan atmosfer yang posisinya paling atas dan paling luar pada kerak bumi. Tanah terdiri dari beberapa kandungan, seperti mineral, bahan organik, hingga anorganik. Sebagai lapisan terluar, tanah memiliki peranan penting bagi keberlanjutan hidup tumbuhan. Tanah turut menyuplai unsur hara dan air bagi tumbuhan. Selain tumbuhan, tanah juga menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme hingga hewan darat.

Bagi manusia, tanah memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat tanah di antaranya sebagai lahan pemukiman, lahan industri, lahan pertanian, sumber energi, hingga dapat diolah menjadi bahan mentah seperti gerabah, genteng, dan bata. Intinya, tanah menjadi titik awal dari sumber kehidupan makhluk hidup di muka bumi.

Bersifat dinamis, tanah dapat mengalami perubahan karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti iklim (curah hujan dan suhu), bentuk wilayah (bentuk permukaan tanah), bahan induk, waktu, hingga organisme.

Terdapat beberapa jenis atau klasifikasi tanah. Pengelompokkan tersebut berdasarkan proses terbentuknya. Beberapa di antaranya adalah tanah humus, tanah pasir, tanah aluvial atau endapan, tanah podzolit, tanah vulkanis, tanah laterit, tanah mediteran, serta tanah organosol.

Tidak hanya itu, tanah juga memiliki beberapa lapisan yang dapat dibedakan secara kimiawi, geologi, dan biologis. Apabila tanah dipotong secara vertikal hingga ke lapisan paling dalam, maka dapat terlihat perbedaan di setiap lapisannya. Masing-masing lapisan tanah mempunyai karakteristik tersendiri.

Setiap lapisan tanah memiliki tahapan pembentukan yang berbeda. Lapisan tersebut membentuk periode hingga lapisan tanah paling atas merupakan hasil akhir dari proses pembentukannya. Sementara lapisan tanah paling dalam biasanya terdiri dari batu-batuan keras yang juga wujud awal sebelum tanah terbentuk.

Jenis Lapisan Tanah

Tanah memiliki banyak jenis yang dapat dikategorikan bergantung dengan warna, fisik, serta teksturnya. Dengan melihat tekstur tanah, maka dapat diketahui ukuran dari partikelnya, apakah tergolong liat, pasir, lempung, atau tanah dengan kandungan organik tinggi maupun rendah.

Setiap lapisan di dalam tanah juga memiliki kandungan yang berbeda-beda. Berikut penjelasan empat jenis lapisan tanah.

  1. Lapisan Tanah Atas

Lapisan tanah paling atas ini biasa disebut dengan top soil. Lapisan ini berada hingga kedalaman 30 cm pada tanah dengan kandungan organik yang masih melimpah. Selain kandungan organik, humus yang tinggi di lapisan ini sangat cocok bagi kehidupan tumbuhan dengan akar pendek.

Bagi manusia, lapisan ini dimanfaatkan untuk pertanian karena tingginya kandungan humus. Kandungan humus yang terdapat pada lapisan tanah atas tersusun dari 45 persen mineral, 5 persen bahan organik, 20-30 persen air, serta 20-30 persen udara. Humus biasanya terbentuk akibat dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati lalu membusuk pada lapisan tersebut.

Bagaimana cara mudah mengenali top soil? Pada umumnya, lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan lapisan bawahnya. Dengan kondisinya yang lebih subur dari lapisan lain, top soil memiliki warna cokelat kehitam-hitaman.

Top soil juga jauh lebih gembur serta menjadi habitat banyak mikroorganisme hidup di lapisan ini. Maka dari itu, banyak proses pelapukan daun dan aktivitas makhluk hidup lainnya pada lapisan top soil.

  1. Lapisan Tanah Tengah

Jauh lebih tebal dari top soil, lapisan tanah tengah memiliki ketebalan sekitar 50 cm hingga 1 meter. Dibanding top soil, warna pada lapisan ini jauh lebih cerah. Hal tersebut terjadi karena lapisan tengah ini terbentuk dari campuran pelapukan lapisan bawahnya dengan sisa material top soil yang terbawa air. Gabungan antara pelapukan dan material tersebut akan mengendap, sehingga lapisan ini bersifat lebih padat.

Lapisan tanah tengah biasa disebut sebagai tanah liat. Berbeda dari top soil yang dimanfaatkan untuk bertahan hidup para tumbuhan, tanah pada lapisan ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena sifatnya yang sulit menyerap air. Biasanya, tanah lapisan ini dipakai untuk bahan baku kerajinan tanah karena akan semakin kuat jika dibakar dengan api.

  1. Lapisan Tanah Bawah

Kandungan pada lapisan tanah bawah lebih berbeda dari dua lapisan di atasnya. Lapisan bawah diketahui tidak mengandung humus seperti lapisan sebelumnya. Lapisan ini mengandung banyak batuan yang melapuk dan bercampur dengan tanah endapan pada lapisan atasnya.

Kendati demikian, masih banyak pula batuan yang belum melapuk. Namun sebagian batuan sudah mengalami proses pelapukan serta memiliki warna yang sama pada batuan penyusunnya.

Berbeda dari top soil dan lapisan tanah tengah, lapisan tanah bawah cukup sulit untuk ditembus oleh akar pohon maupun tanaman lainnya. Letak lapisan tanah bawah ini sangat dalam, sehingga tanaman tidak dapat menjangkaunya.

  1. Lapisan Batuan Induk

Lapisan tanah yang terakhir adalah lapisan batuan induk. Lapisan batuan induk merupakan lapisan paling dalam. Tanah pada lapisan ini terdiri dari batuan padat dan sangat keras.

Batuan padatnya pun memiliki jenis yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Maka dari itu, produk yang dihasilkan oleh tanah pun dapat berbeda karena batuannya juga berbeda jenis.

Jenis batuan pada lapisan bawah dapat mudah pecah, serta sulit untuk dilewati oleh akar tanaman. Bahkan air pun sulit untuk menembus batuan pada lapisan terdalam ini. Selain itu, batuan pada lapisan bawah memiliki tekstur dengan warna terang putih kelabu hingga kemerahan. Lapisan batuan induk dapat mudah dilihat pada dinding jurang terjal yang berada di pegunungan.

The post 4 Jenis Lapisan Tanah dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenali 5 Faktor Penyebab Erosi https://haloedukasi.com/faktor-penyebab-erosi Mon, 19 Sep 2022 03:54:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38654 Kondisi geografis Indonesia yang bermacam-macam dapat memberi dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Jika dilihat dari dampak positif, Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna. Namun, tidak menampik fakta bahwa kondisi geografis Indonesia juga memiliki potensi terjadinya bencana alam. Salah satu bencana alam yang mungkin terjadi di Indonesia adalah erosi. Lantas, apa pengertian dari erosi? […]

The post Kenali 5 Faktor Penyebab Erosi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kondisi geografis Indonesia yang bermacam-macam dapat memberi dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Jika dilihat dari dampak positif, Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna.

Namun, tidak menampik fakta bahwa kondisi geografis Indonesia juga memiliki potensi terjadinya bencana alam. Salah satu bencana alam yang mungkin terjadi di Indonesia adalah erosi. Lantas, apa pengertian dari erosi?

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), erosi adalah perubahan bentuk tanah atau batuan karena kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat, hingga organisme hidup. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), erosi merupakan pengikisan permukaan bumi oleh beberapa tenaga seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang.

Secara garis besar, erosi atau pengikisan adalah proses hanyutnya tanah. Erosi dapat terjadi secara alami maupun perbuatan manusia. Satu contoh dari erosi yang disebabkan oleh perbuatan manusia antara lain erosi di lereng gunung berapi yang terjadi karena penebangan pohon di hutan dalam jumlah besar.

Selain penggundulan hutan, aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia juga berpengaruh pada keutuhan tanah. Bencana erosi dapat mengakibatkan beberapa hal, seperti lahan pemukiman yang terus menipis, hilangnya kandungan mineral dalam tanah, penurunan kemampuan tanah untuk menyerap air, hingga tanah menjadi tandus.

Faktor Penyebab Erosi

Erosi dapat terjadi karena faktor-faktor alami serta aktivitas manusia. Beberapa faktor alami penyebab erosi seperti topografi, iklim, kondisi tanah, dan vegetasi. Sementara faktor manusia terjadi karena kebutuhan yang terus berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasan faktor penyebab erosi.

  1. Topografi

Seperti yang diketahui, topografi adalah bentuk permukaan bumi atau kenampakan bumi secara alami maupun buatan. Relief atau kenampakan bumi berbeda-beda di setiap wilayahnya. Hal tersebut dikarenakan tinggi-rendahnya permukaan bumi, seperti permukaan laut, kemiringan, hingga bentuk lereng.

Mengapa topografi menjadi faktor penyebab erosi? Rupanya, kemiringan atau bentuk permukaan bumi yang berbeda itu memicu adanya erosi. Semakin besar kemiringan suatu lereng, maka erosi dapat terjadi dengan mudah. Lereng yang miring dapat menyebabkan energi kinetik aliran air semakin besar.

Misalnya saja di daerah dengan kemiringan tanah yang cukup tinggi, maka hujan yang turun di lokasi tersebut akan mudah mengikis tanahnya. Air atau hujan yang mengalir di lokasi dengan kemiringan yang tinggi akan menyebabkan erosi terjadi dengan cepat daripada lokasi dengan tanah yang datar.

  1. Iklim

Iklim menjadi tanda atau karakter cuaca yang terjadi di suatu daerah. Beberapa unsur di dalam iklim yang dapat menjadi penyebab erosi adalah curah hujan dan suhu. Intensitas hujan yang tinggi di suatu daerah akan menimbulkan erosi yang tinggi pula.

Energi kinetik akibat hujan yang jatuh ke atas tanah dapat memicu pecahnya agregat atau komponen pada tanah. Terlebih bila terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi, dalam waktu singkat pun erosi kecil dapat terjadi. Jika jumlah hujan dan intensitas yang terjadi cukup tinggi, maka erosi tanah yang terjadi juga tinggi.

Tidak hanya intensitas hujan yang tinggi saja, daerah dengan frekuensi badai serta terpaan angin yang tinggi dapat mudah mengalami erosi. Partikel-partikel tanah dengan mudah terbawa oleh angin yang intensitasnya cukup besar.

Daerah yang mudah mengalami erosi karena faktor angin seperti misalnya di pantai dan gurun pasir. Partikel tanah yang berpasir di dua lokasi tersebut akan mudah berpindah menuju tempat lain karena diterpa angin yang besar.

  1. Kondisi Tanah

Kondisi tanah termasuk faktor penyebab erosi karena tekstur serta struktur tanahnya yang berbeda. Selain itu, jumlah bahan organik serta daya serap air juga berpengaruh pada mudah atau tidaknya suatu tanah terjadi erosi.

Tanah dengan tekstur halus umumnya paling rentan terhadap erosi. Ketika arus air lewat, tanah dengan tekstur halus akan mudah rusak. Selain itu, tanah dengan kandungan organik yang rendah serta kedap air juga rentan terjadi erosi.

Namun beda halnya dengan tanah berstruktur balok atau bundar, biasanya lebih tahan terhadap erosi. Hal tersebut dikarenakan tanah jenis ini dapat menyerap air lebih banyak. Tanah berstruktur balok juga memiliki daya serap air serta kandungan organik yang tinggi. Oleh karena itu, tanah jenis ini tahan terhadap erosi.

Tidak hanya tekstur tanah saja, aktivitas tektonik juga memicu terjadinya erosi. Aktivitas tektonik yang perlahan-lahan membentuk lanskap atau bentang alam dapat menimbulkan erosi pada suatu daerah.

  1. Vegetasi

Menurut KBBI, vegetasi adalah kehidupan tumbuh-tumbuhan. Kehidupan tumbuhan ini membentuk komunitas dalam suatu ekosistem. Vegetasi dapat menjadi faktor penyebab sekaligus memperlambat erosi.

Suatu daerah yang penuh dengan pohon, semak, serta tanaman, akan sulit terjadi erosi karena memiliki pelindung atau penyangga tanah. Daerah dengan vegetasi lebat dapat ditemukan di hutan rimba atau tanah dengan rumput tebal.

Sementara itu, daerah yang tidak memiliki vegetasi akan rawan terjadi erosi. Seperti misalnya pada gurun pasir yang tidak mempunyai vegetasi lebat, maka erosi mudah terjadi di daerah tersebut.

  1. Aktivitas Manusia

Faktor penyebab erosi yang terakhir adalah aktivitas manusia. Salah satu aktivitas yang marak terjadi belakangan ini adalah penggundulan hutan. Penggundulan hutan dengan cara penebangan pohon tentu memicu terjadinya erosi. Tidak adanya vegetasi di hutan dapat membuat tanah mudah terkikis karena tidak memiliki pelindung.

Selain penggundulan hutan, aktivitas manusia lainnya yang memicu erosi adalah hilangnya lahan pertanian yang diubah menjadi pemukiman. Penggunaan pupuk yang berpengaruh pada struktur tanah juga masuk ke dalam faktor penyebab erosi. Sebab, kondisi tanah akan berubah dan rentan dengan pengikisan.

The post Kenali 5 Faktor Penyebab Erosi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Struktur Tanah: Pengertian – Jenis dan Fungsi https://haloedukasi.com/struktur-tanah Wed, 14 Sep 2022 02:04:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38592 Saat sedang berlibur ke daerah pedesaan, kita bisa menikmati hamparan padi yang indah atau perkebunan sayur di sepanjang perjalanan. Pemandangan yang tak bisa kita lihat ketika kita di kota, selain suhu udara, tanah di daerah pedesaan terutama di wilayah pegunungan dikenal subur, tak heran lokasi pertanian dan perkebunan banyak di wilayah tersebut. Tanah yang subur […]

The post Struktur Tanah: Pengertian – Jenis dan Fungsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat sedang berlibur ke daerah pedesaan, kita bisa menikmati hamparan padi yang indah atau perkebunan sayur di sepanjang perjalanan. Pemandangan yang tak bisa kita lihat ketika kita di kota, selain suhu udara, tanah di daerah pedesaan terutama di wilayah pegunungan dikenal subur, tak heran lokasi pertanian dan perkebunan banyak di wilayah tersebut.

Tanah yang subur dipengaruhi oleh beberapa faktor kandungan mineral di dalamnya, sifat kimia tanah dan sifat fisika. Sifat fisika tanah merupakan sifat-sifat pada tanah yang didapatkan dari bahan-bahan penyusunnya. Sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur, porositas serta warna tanah.

Sifat fisik tanah yang mudah dikenali seperti tanah yang gembur, padat atau sulit diolah disebut juga kondisi struktur tanah. Struktur tanah ditentukan oleh bentuk, kelas dan kekuatan kohesi.

Pengertian Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan susunan di dalam partikel tanah yang berada di paling bawah hingga yang ada di permukaan. Partikel tersebut terdiri dari debu, pasir, kerikil, batuan padat, tanah liat dan terbentuk secara alami.

Kesemua bahan organik yang ada di dalam tanah tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain, tetapi susunan partikelnya dibedakan di tiap tingkat. Kondisi ini membuat adanya perbedaan bentuk, sifat, ukuran dan komponen yang berbeda pada tiap kedalaman lapisan tanah.

Jenis Struktur Tanah

Ada beberapa struktur tanah yang dibedakan berdasarkan bentuknya, berikut penjelasannya.

  • Struktur Tanah Granular

Struktur tanah granular bentuknya adalah butiran, memiliki banyak sisi dan gumpalannya tidak memiliki pori. Tanah yang memiliki struktur tanah granular sifatnya tidak terlalu kering.

  • Struktur Tanah Remah

Struktur tanah remah memiliki struktur yang jauh berbeda dengan tanah granular. Tanah remah selain sifatnya kering juga memiliki gumpalan tanah berpori. Tanah remah biasanya ditemukan di wilayah dengan cutah hujan rendah.

  • Struktur Tanah Gumpal Bersudut

Struktur tanah gumpal bersudut ini terbentuk dari gumpalan tanah yang membulat dan nampak jelas terlihat. Ada juga struktur tanah gumpal dengan rusuk bersegi yang tajam.

  • Struktur Tanah Lempeng

Struktur tanah lempeng disebut juga Platy, memiliki sumbu vertikal tanah lebih pendek daripada sumbu horizontal, tetapi terlihat seperti lempengan tanah.

  • Struktur Tanah Tiang

Struktur tanah tiang atau columnar merupakan kebalikan tanah lempeng, struktur tanah tiang mempunyai sumbu vertikal lebih panjang daripada sumbu horizontalnya. Kenampakannya terlihat sedikit bulat.

  • Struktur Tanah Prismatik

Sumbu vertikal tanah pada tanah prismatik lebih panjang dibandingkan dengan sumbu horizontalnya dan jika dilihat bentuknya tidak membulat.

Fungsi Struktur Tanah

Struktur tanah memiliki fungsi penting bagi tumbuhan, terutama untuk pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan seperti pertanian dan perkebunan. Struktur tanah dapat memberi pengaruh aerasi, serapan, inflitrasi dan ketersediaan air.

Struktur tanah memiliki fungsi penting dalam kehidupan, tak hanya bagi tumbuhan namun juga bagi manusia.

  • Untuk Kepentingan Bercocok Tanam

Fungsi struktur tanah dapat digunakan untuk melihat kandungan organisme di dalamnya, yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah. Misalnya saja tanah yang mengandung banyak cacing di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

Struktur tanah juga dapat menentukan apakah tanah tersebut mengandung atau tercemar bahan kimia tertentu. Hal ini bermanfaat tak hanya bagi pertanian namun juga dapat mengetahui ada atau tidaknya pencemaran lingkungan yang berbahaya bagi kehidupan manusia.

  • Mempelajari Perubahan Cuaca atau Iklim

Penelitian yang dilakukan pada struktur tanah dapat membantu peneliti untuk mempelajari perubahan cuaca atau iklim di suatu wilayah.

  • Memperkirakan Penyerapan Air

Penyerapan air berkaitan erat dengan tempat tinggal, proses pembangunan bangunan dan sebagainya. Sistem penyerapan air di sebuah bangunan membutuhkan struktur tanah dengan kandungan air yang tinggi untuk memudahkan proses penggalian serta aliran air.

Selain itu dengan mengetahui struktur tanah juga dapat dipakai untuk mencegah bencana seperti banjir atau longsor, hal ini berkaitan erat dengan penyerapan air.

  • Menentukan Kekuatan Bangunan

Sebelum membangun sebuah bangunan, mengenali struktur tanah penting untuk memastikan kekuatan bangunan atau jalan raya. Mengetahui struktur bangunan dapat membantu untuk membuat atau menentukan formula, bahan dan perhitungan yang tepat agar pondasi stabil dan bangunan tetap kokoh.

Tekstur Tanah

Selain struktur tanah, sifat fisika tanah juga termasuk tekstur tanah, berikut jenis tekstur tanah. Tekstur tanah juga berperan penting bagi kehidupan mahkluk hidup terutama bagi tumbuhan. Berikut jenis-jenis struktur tanah.

  • Tekstur Tanah Sedang

Ciri-ciri tekstur tanah sedang yaitu memiliki 50% unsur pasir, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang cenderung kering. Semakin kering lingkungan maka jumlah pasit juga banyak serta tekstur pasirnya halus.

  • Tekstur Tanah Halus

Tekstur tanah halus memiliki kandungan tanah liat sebanyak 37,5%, tanah liat tersebut membentuk pori-pori yang kecil. Tanahnya padat dan lebih berat dibanding tekstur tanah sedang.

  • Tekstur Tanah Kasar dan Berpasir

Tanah kasar dan berpasir memiliki lebih banyak unsur pasir dibandingkan struktur tanah sedang, yaitu sebanyak 70%. Tekstur tanah ini banyak di wilayah yang memiliki curah hujan rendah atau di wilayah yang gersang.

The post Struktur Tanah: Pengertian – Jenis dan Fungsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah https://haloedukasi.com/faktor-yang-memengaruhi-pembentukan-tanah Tue, 13 Sep 2022 03:30:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38607 Tanah merupakan sebuah sumber daya berharga berupa material abiotik yang berperan penting dalam kehidupan di bumi yang dikelola dengan hati-hati dan benar karena mudah rusak yang akan mempengaruhi  lingkungan dan ketahanan pangan kita. Sebagian besar tumbuhan mendapatkan nutrisi dari tanah, di mana sebagian besar tumbuhan merupakan sumber makanan utama bagi manusia dan hewan, maka sebagian […]

The post 7 Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tanah merupakan sebuah sumber daya berharga berupa material abiotik yang berperan penting dalam kehidupan di bumi yang dikelola dengan hati-hati dan benar karena mudah rusak yang akan mempengaruhi  lingkungan dan ketahanan pangan kita.

Sebagian besar tumbuhan mendapatkan nutrisi dari tanah, di mana sebagian besar tumbuhan merupakan sumber makanan utama bagi manusia dan hewan, maka sebagian besar makhluk hidup di darat sangat bergantung pada tanah untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya.

Pembentukan tanah atau pedogenesis adalah sebuah proses evolusi tanah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik, biologi, iklim, dan geologi yang dapat terjadi melalui serangkaian perubahan bahan induk yang semuanya akan bermuara pada terbentuknya lapisan-lapisan tanah.

Lapisan ini kemudian akan dipisahkan berdasarkan komposisi dan sifat fisik lainnya karena tanah merupakan sebuah lapisan tipis material yang menutupi permukaan bumi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang terdiri dari beberapa partikel mineral, bahan organik, udara, air, dan organisme hidup yang semuanya berinteraksi perlahan namun dilakukan secara terus-menerus.

Faktor pembentukan tanah bermulai ketika bahan induk mengalami pelapukan dan berlanjut dengan jangka waktu yang memakan waktu sangat lama hingga mencapai 1000 tahun atau lebih.

Setelah bahan induk mengalami pelapukan, kemudian akan diangkut, diendapkan, dan bahan tersebut akan diubah menjadi tanah. Material bahan induk berupa batuan dasar, endapan glasial, dan endapan lepas di bawah air maupun material yang bergerak menuruni tanah miring.

Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah

  • Komposisi Bahan Induk

Faktor yang memengaruhi pembentukan tanah yang pertama ialah komposisi bahan induk, hal ini mengacu pada bahan mineral yang tidak terkonsolidasi maupun bahan organik dari mana asal tanah terbentuk, seperti sifat fisik dan kimiawi tanah yang terbawa dari bahan induknya seperti warna, tekstur, struktur, komposisi mineral, dan lain sebagainya.

Apabila tanah terbentuk dari daerah dengan batuan besar/batuan induk dari batupasir merah, maka tentunya tanah tersebut akan berwarna merah juga dan mempunyai rasa yang sama dengan bahan induknya. Laju pembentukan pada tanah juga dapat dipengaruhi oleh darimana asal tanah tersebut  mempunyai sifat yang sama dengan bahan induknya.

  • Iklim

Komponen iklim seperti suhu dan curah hujan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pengaruh iklim dan menjadi salah satu faktor terpenting yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah. Iklim berpengaruh langsung kepada suhu tanah dan keairan tanah serta berpengaruh tidak langsung pula pada vegetasi.

Kondisi hujan dan angin juga bisa menyebabkan degradasi tanah karena adanya pelindian dan erosi . Selain itu energi pancaran sinar matahari juga dapat menentukan suhu badan pembentuk tanah yang dapat menentukan laju pelapukan bahan mineral serta dekomposisi humifikasi bahan organik.

Iklim suatu daerah juga mempengaruhi proses pelapukan dan menggerakkan proses berulang pembasahan serta pembekuan yang dapat mempengaruhi proses pembentukan dan kecepatan tanah.

  • Topografi

Bentuk permukaan tanah, kemiringan, serta posisinya pada bentang alam sangat mempengaruhi jenis tanah yang akan terbentuk. Pembentukan tanah tentu juga dapat dipengaruhi oleh berbagai aliran permukaan maupun kedalaman permukaan air.

Tanah yang berada di dataran tinggi dan daerah miring biasanya akan mempunyai sistem drainase yang lebih baik. Lereng yang curam, panjang, serta mempunyai konfigurasi lereng yang bagus membuktikan jika air akan mengalir lebih cepat dan berpotensi mengikis permukaan lereng, sehingga akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk di suatu daerah.

  • Organisme

Semua organisme hidup termasuk bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan secara langsung akan mempengaruhi proses pembentukan tanah. Beberapa jenis mikro-organisme akan mengubah kondisi asam dan kimiawi tanah yang pada gilirannya akan mempengaruhi jenis proses pembentukan tanah yang berlangsung.

Hewan mikroba juga akan menguraikan bahan organik dan mengembalikan produk dekomposisinya ke tanah. Kotoran hewan, serangga, dan hewan yang mati akan menghasilkan sebuah tambahan bahan organik yang membusuk. Cacing tanah dan hewan penggali akan mencampur tanah dan mengubah karakteristik fisiknya yang membuat tanah menjadi lebih mudah ditembus udara dan air.

Kegiatan manusia dalam bercocok tanam, membajak sawah, penggunaan pupuk, irigasi, serta praktek drainase sangat mempengaruhi sifat kimia dan fisik tanah serta dalam proses pembentukannya.

  • Waktu

Waktu bukanlah faktor penentu yang sebenarnya, waktu dimasukkan menjadi faktor karena semua proses yang terjadi maju sejalan dengan waktu dan tidak ada proses yang mulai dan selesai secara seketika.

Pada tahap evolusi yang dicapai tanah tak selalu bergantung pada lama kerja berbagai faktor, karena intensitas faktor dan interaksinya mungkin akan berubah sepanjang perjalanan waktu.

Bisa jadi tanah yang belum lama terbentuk tetapi sudah memperlihatkan perkembangannya yang pesat. Tanah yang telah berhenti berubah sepanjang waktu menandakan bahwa telah mencapai keseimbangan dengan lingkungannya, jika keadaan lingkungan berubah lagi, maka proses tanah akan bekerja kembali sebagai keseimbangan baru.

  • Timbulan  

Timbulan atau relief menampilkan tampakan lahan berupa tinggi tempat, kelerengan, dan kiblat lereng yang menjadi faktor prasyarat untuk mengendalikan pengaruh faktor iklim dan organisme hidup.

Dalam kawasan curah hujan timbulan akan menciptakan keairan tapak yang berbeda di mana di tapak yang lebih tinggi dan berlereng suasana lebih kering karena letak air tanah lebih dalam dan air lebih banyak mengalir sebagai aliran perkolasi dan aliran limpas, begitu juga sebaliknya. 

  • Kedalaman Air Tanah

Terbentuknya air tanah merupakan sebuah proses yang melewati beberapa lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang mempunyai keterdapatan, penyebaran, dan pergerakan air tanah dengan penekanannya terhadap kondisi geologi suatu daerah yang mencapai kedalaman puluhan bahkan ratusan meter dibawah permukaan bumi.

Semakin kedalam maka akan ditemukan lapisan batuan yang lolos air dan tidak lolos air, karena aliran air tanah dapat mengikis batuan yang berpengaruh dalam proses pembentukan tanah.

The post 7 Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Cara Mengatasi Pencemaran Tanah https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-pencemaran-tanah Mon, 08 Aug 2022 04:45:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37763 Perubahan suhu bumi yang meningkat, lapisan es bumi mencair, rusaknya terumbu karang serta penyakit kulit, hanyalah beberapa dampak dari berbagai pencemaran lingkungan. Semua mahkluk hidup di bumi ini kualitas kehidupannya tergantung dengan kondisi air, udara dan tanah. Di Indonesia sendiri hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dan pencemaran diatur di dalam Undang-undang RI No.23 Tahun 1997 […]

The post 5 Cara Mengatasi Pencemaran Tanah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perubahan suhu bumi yang meningkat, lapisan es bumi mencair, rusaknya terumbu karang serta penyakit kulit, hanyalah beberapa dampak dari berbagai pencemaran lingkungan. Semua mahkluk hidup di bumi ini kualitas kehidupannya tergantung dengan kondisi air, udara dan tanah.

Di Indonesia sendiri hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dan pencemaran diatur di dalam Undang-undang RI No.23 Tahun 1997 tentang pengelolaan, pencemaran lingkungan merupakan masuk atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau proses alam.

Jadi pada intinya, segala pengelolaan lingkungan di Indonesia memiliki payung hukum sehingga orang tidak bisa sembarangan mendirikan industri tanpa memikirkan dampaknya bagi lingkungan. Namun, pada kenyataannya masih banyak kita temui berbagai bentuk pencemaran dan tak hanya dari industri saja, rumah tangga juga berperan dalam pencemaran lingkungan.

Jenis Pencemaran Air

Lingkungan yang tercemar tentu menimbulkan dampak buruk bagi mahkluk hidup, ada 3 jenis pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah. Berikut penjelasannya:

  • Pencemaran Udara

Bernapas adalah kebutuhan alami seluruh mahkluk hidup, itulah mengapa udara memiliki peranan penting. Udara yang mengalami pencemaran dapat berdampak buruk bagi manusia, standar pencemaran udara ditentukan oleh kadar atau jumlah karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, Ozon dan pertikel debu.

Udara merupakan satu di antara elemen penting dalam kehidupan manusia dpnan makhluk hidup lainnya di bumi. Udara sangat dibutuhkan makhluk hidup untuk bernapas. Oleh karena itu, udara yang kita hirup hendaknya memiliki kualitas yang baik.

Pencemaran udara terjadi karena masuknya polutan ke atmosfer sehingga menurunkan kualitas dan fungsi udara.

Standar pencemaran udara dapat ditentukan berdasarkan lima zat pencemar utama, yaitu karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon (O3), dan partikel debu. Pencemaran udara banyak berasal dari emisi kendaraan, industri, kebakaran, kebakaran hutan dan juga kejadian alam seperti gunung meletus.

Dampak pencemaran udara ini antara lain resiko penyakit pernapasan bagi manusia, resiko kanker, hujan asam. menipisnya lapisan bumi dan juga berisiko bagi keberlangsungan hidup satwa liar.

  • Air

Air bersih sangat dibutuhkan bagi manusia serta semua mahkluk hidup, air adalah sarana kehidupan yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Pencemaran air bisa terjadi pada air sungai, air tanah dan air laut. Pencemaran air berasal dari limbah industri, zat-zat yang mencemari air antara lain merkuri, timbal, tembaga, seng serta bahan-bahan kimia lainnya.

Pencemaran air laut bisa terjadi akibat tumpahnya minyak bumi dan limbah plastik yang saat ini mudah kita temui di lautan.

Dampak air yang tercemar ini tak mudah ternetralisir dalam waktu yang singkat, bahkan justru malah menumpuk dan dapat mencapai rantai makanan yang akhirnya juga dapat berdampak pada kesehatan manusia.

  • Tanah

Pencemaran tanah biasanya disebabkan zat kimia yang diserap oleh tanah, misalnya limbah industri yang mengandung bahan kimia, sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan atau sulit terurai oleh tanah.

Tak hanya limbah industri yang menjadi sumber pencemaran tanah, namun limbah rumah tangga juga turut berperan, seperti mengubur sampah anorganik salah satunya.

Limbah industri memiliki dampak yang sangat buruk bagi tanah, terutama industri yang melibatkan limbah logam atau memiliki kandungan radioaktif. Dampaknya sangat besar bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup, dan pencemaran tanah membutuhkan waktu yang panjang untuk memperbaiki kondisi agar tanah kembali sehat.

Dampak dari pencemaran tanah antara lain, berkurangnya unsur hara tanah, atau bahkan hilang sehingga tanah tidak dapat ditumbuhi atau layak dijadikan lahan pertanian, yang ke dua memberi dampak pada tumbuhan bahkan vegetasi dapat menurun dan dapat berdampak langsung pada keberlangsungan satwa liar.

Cara Mengatasi Pencemaran Tanah

Adanya penggunaan zat kimia pada pertanian juga menyebabkan pencemaran tanah, pemakaian yang terus menerus dapat terakumulasi dan memberi dampak buruk bagi hasil pertanian.

Mengingat pentingnya peranan tanah bagi kehidupan dan saat ini dampak pencemaran tanah dapat kita rasakan, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi pencemaran tanah.

  • Mengurangi Limbah Anorganik

Limbah anorganik atau disebut juga Waste Footprint adalah limbah atau sampah yang tidak dapat diuraikan oleh tanah, seperti plastik, sterofoam atau benda lain yang tebuat dari bahan-bahan yang sulit dan membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai.

Dengan mengurangi penggunaan plastik saja sebenarnya kita sudah cukup membantu mengatasi pencemaran tanah. Mendaur ulang plastik kemasan juga dapat menjadi solusi, tentu kebiasaan ini membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.

Sosialisasi mengurangi penggunaan plastik sudah berjalan dan beberpa wilayah di Indonesia sudah melarang pemakaian kantong plastik untuk belanja.

  • Tidak Melakukan Aktivitas Pertanian secara Berlebihan

Memanfaatkan tanah untuk pertanian memang diperbolehkan, namun melakukan aktivitas pertanian atau perkebunan berlebihan juga wajib dihindari. Melakukan penggundulan hutan untuk bercocok tanam misalnya, juga membutuhkan perhitungan agar tanah tetap sehat.

Penggunaan pupuk kimia yang menyebabkan zat hara tanah hilang juga tidak lagi disarankan untuk pertanian, karena selain mencemari tanah juga menyebabkan tanah tersebut tidak lagi dapat ditanami tanaman pengganti setelah panen.

Menggunakan pupuk organik dan pestisida yang aman bagi tumbuhan dan tanah akan lebih baik, meskipun harganya lebih tinggi, namun justru dapat menunjang sistem pertanian berkelanjutan.

  • Reboisasi

Reboisasi atau penanaman kembali dapat menjadi solusi mengurangi pencemaran tanah, mengingat banyak hutan yang dialih fungsikan menjadi lahan pertanian. Reboisasi tidak hanya membantu menyuburkan tanah, namun juga membantu menjaga kandungan air di dalam tanah.

  • Bioremediasi

Bioremediasi adalah metode mengatasi pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme yang dapat menyuburkan tanah. Mikroorganisme ini dapat membantu tanah agar memiliki Ph yang sesuai, mengurangi kontaminasi di dalam tanah dan membuat tanah kembali subur.

Namun metode ini juga memiliki hambatan, yaitu membutuhkan temperatur yang cocol dan kandungan nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme.

  • Tidak Membuang atau Mengubur Sampah di Tanah

Memisahkan sampah sesuai jenisnya, misal organik dan anorganik dan tidak mengubur sampah anorganik di dalam tanah. Sampah plastik, logam dan bahan lain yang sulit diuraikan oleh tanah sebaiknya tidak dibuang atau dikubur di dalam tanah. Datangi depo sampah yang menerima sampah anorganik agar sampah tersebut dapat didaur ulang.

The post 5 Cara Mengatasi Pencemaran Tanah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Penyebab pH Tanah Rendah dan Cara Mengatasi https://haloedukasi.com/penyebab-ph-tanah-rendah Fri, 05 Aug 2022 06:50:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37658 PH tanah adalah ukuran keasaman atau kebasaan tanah. PH juga merupakan indikator penting untuk kesehatan tanah. Hal ini dikarenakan pH tanah akan mempengaruhi hasil panen, kesehatan tanaman, ketersediaan nutrisi untuk tanaman, dan mengganggu aktivitas mikro-organisme yang berperan dalam menjaga kualitas tanah. PH tanah memiliki nilai dari 0-14 yang menyatakan tingkat keasaman maupun basa suatu tanah. […]

The post 7 Penyebab pH Tanah Rendah dan Cara Mengatasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
PH tanah adalah ukuran keasaman atau kebasaan tanah. PH juga merupakan indikator penting untuk kesehatan tanah. Hal ini dikarenakan pH tanah akan mempengaruhi hasil panen, kesehatan tanaman, ketersediaan nutrisi untuk tanaman, dan mengganggu aktivitas mikro-organisme yang berperan dalam menjaga kualitas tanah.

PH tanah memiliki nilai dari 0-14 yang menyatakan tingkat keasaman maupun basa suatu tanah. Sebagian besar tanah memiliki nilai pH antara 3,5 dan 10. Jika tanah diuji memiliki rentang nilai pH 0-6,5 menunjukkan kondisi tanah berada pada tingkat keasaman dengan kandungan ion hidrogen tinggi (H+). Sebaliknya, pada tanah basa dengan rentang nilai 7,5-14 menunjukkan konsentrasi hidrogen yang rendah (H-).

Penyebab pH Tanah Rendah

Sebagian besar tanah memiliki nilai pH antara 3,5 dan 10. Dalam beberapa kondisi, pH tanah menurun mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman buruk, bahan kimia didalam tanah serta nutrisi yang terkandung didalamnya akan ikut berkurang.

Ada beberapa penyebab pH tanah menurun, di antaranya:

  • Curah Hujan Tinggi atau Pencucian

Curah hujan yang berlebihan merupakan salah satu penyebab pH tanah turun. Apabila curah hujan turun lebih lama dengan intensitas tinggi dalam satu tahun, dapat disimpulkan bahwa tanah secara alami akan bersifat asam.

Curah hujan tinggi akan membuat tanah bergerak dengan cepat serta membawa unsur hara yang terdapat dalam tanah. Unsur hara makro dan mikro seperti nitrogen, tembaga, kalsium dan magnesium yang terbawa air hujan ini akan bergerak dari lapisan menuju lapisan tanah pada kedalaman tertentu sehingga mengakibatkan tanah ber-pH rendah. Proses ini umum disebut dengan pencucian unsur hara.

Umumnya, tanah berpasir sering kali menjadi yang pertama berubah asam karena air merembes dengan cepat, dan tanah berpasir hanya memiliki sedikit penyangga (reservoir basa) serta kandungan bahan organik yang rendah. Oleh karena itu, curah hujan atau pencucian ini berpengaruh pada penurunan pH tanah.

  • Drainase Buruk

Dalam beberapa kondisi tertentu, tata kelola drainase yang buruk memiliki kemungkinan besar yang berdampak pada penurunan pH tanah. Hal ini dikarenakan air yang ada dalam area tersebut tidak dapat mengalir sehingga tergenang begitu saja dalam waktu yang cukup lama.

Jika air sudah tergenang, maka tak mungkin sifat tanah berubah menjadi masam. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan drainase air untuk menjaga tanah tetap subur dalam pH normal.

  • Pembusukan Bahan Organik

Tanah menjadi tempat bertumbuhnya tanaman-tanaman yang ada. Tanaman ini menjadi sumber bahan organik yang banyak mempengaruhi kualitas tanah. Bahan-bahan organik yang membusuk ini akan menghasilkan H+ yang bertanggung jawab atas keasaman.

Pembusukan bahan organik akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) kemudian bereaksi dengan air di dalam tanah untuk membentuk asam lemah yang disebut asam karbonat. Dekomposisi bahan organik ini juga akan mengeluarkan kalsium (Ca) yang menjadi senyawa penting dalam tanah.

Meski demikian, pengaruh pembusukan bahan organik terhadap pH tanah menurun sangat kecil, sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun bagi pembusukan bahan organik untuk membuat tanah bersifat asam.

  • Produksi Tanaman

Meskipun memproduksi tanaman seperti sayur-mayur dan buah-buahan dapat memberikan dampak positif bagi tanah, namun tak sepenuhnya demikian. Terkadang produksi tanaman juga bisa menghilangkan kandungan asli dari tanah.

Saat memproduksi tanaman, unsur hara mikro dan makro tanah akan terangkat oleh tanaman. Begitu musim panen tiba, saat tanaman ditarik dari tanah maka beberapa unsur hara yang ada di dalamnya juga ikut menghilang.

Dalam artian, unsur hara tanah seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P) ini dibutuhkan oleh tanaman dan diserapnya melalui akar. Oleh sebab itu, memproduksi  tanaman dapat berdampak pada kemasaman tanah atau penurunan pH.

  • Pemberian Pupuk Kimia

Pemberian pupuk pada tanaman juga menyebabkan tanah berubah masam. Perlu Anda ketahui, tidak semua pupuk dapat meningkatkan kesuburan tanah namun beberapa jenis pupuk justru dapat membuat tanah berkurang kandungan nutrisinya.

Salah satu contoh pupuk penyebab pH tanah turun ialah pupuk yang menggunakan amonium sebagai sumber nitrogen. Pupuk ini tergolong pupuk modern yang biasa digunakan oleh petani untuk menyuburkan tanaman.

Penggunaan amonium sebagai pengganti nitrogen akan menyebabkan penurunan pH karena oksidasi amonium yang menghasilkan ion nitrat dan ion hidrogen. Selain jenis pupuk amonium, pupuk bahan kimia seperti pupuk mono kalsium fosfat juga dapat meningkatkan kadar keasaman pada tanah.

Penggunaan senyawa ini dalam komponen pupuk dapat berubah menjadi asam fosfat saat terhidrolisis dalam air. Jika asam fosfat terlarut dalam tanah maka ia akan menjadi ion Hidrogen (H+) yang menyebabkan pH tanah turun dan berubah masam.

  • Kurangnya Unsur Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)

Anda mungkin sudah mengetahui bahwa tanah mengandung senyawa penting yang berguna untuk menjaga kualitas tanah dan menunjang pertumbuhan tanaman. Senyawa-senyawa ini disebut dengan unsur hara yang meliputi unsur hara makro dan mikro.

Kalsium dan magnesium termasuk unsur hara makro yang berperan penting untuk memberikan cadangan nutrisi bagi tanaman. Saat tanah kekurangan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), akan mempengaruhi kualitas tanah dan menyebabkan tanah ber-pH rendah.

  • Unsur Logam Berlebihan

Selain kurangnya unsur kalsium dan magnesium, tanah juga bisa berubah masam saat mengandung unsur logam berat yang berlebihan.

Kandungan unsur logam berat seperti tembaga (Cu), aluminum (Al) dan besi (Fe) yang terdapat di dalam tanah berpotensi menyebabkan pH turun sehingga tanah bersifat asam.

Jenis tanah-tanah yang mengandung unsur logam berlebihan biasanya ditemukan di kawasan pertambangan. Maka tak heran, di daerah tersebut jarang terlihat tanaman hijau yang tumbuh.

Cara Mengatasi pH Tanah Turun

Setelah mengetahui penyebab yang ada, kamu dapat mengatasi permasalahan pH turun sesuai dengan penyebab yang muncul.

  • Gunakan Pupuk sesuai Kebutuhan

Menggunakan pupuk memang baik untuk pertumbuhan tanaman. Terkadang, unsur hara pada tanah terlalu berada di lapisan bawah sehingga akar tanaman tak mampu menyerapnya dengan baik. Jika hal ini terjadi, Anda perlu menambahkan pupuk untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman.

Akan tetapi, Anda harus memberikan pupuk sesuai kebutuhan agar tidak berlebihan yang malah memperburuk kualitas tanah.

Pemberian pupuk juga akan membuat tanah yang mulanya asam perlahan menjadi netral kembali. Perlu diingat kembali, pemberian pupuk ini sebaiknya menggunakan pupuk organik tanpa bahan kimia yang tercampur di dalamnya.

  • Tambahkan Mikroorganisme Pengurai

Meski pemberian pupuk cukup efektif untuk meningkatkan pH tanah, Anda juga dapat mempercepat pengembalian pH normal dengan menambahkan mikroorganisme pengurai.

Pemberian mikroorganisme pengurai ini memiliki peran penting untuk tanah Anda karena dapat membantu mempercepat dekomposisi bahan organik dengan baik.

Selain itu, menambahkan mikroorganisme ke dalam tanah juga akan mempercepat pelepasan karbon dioksida dan nitrogen ke dalam tanah. Kedua senyawa ini merupakan unsur penting yang dapat menyuburkan tanah.

  • Memperbaiki Drainase

Jika penyebab yang paling mungkin pH tanah turun ialah drainase yang buruk, berarti cara yang harus Anda lakukan untuk mengatasinya dengan memperbaiki drainase.

Memperbaiki drainase dapat mengurangi kemungkinan tanah berubah masam karena tidak ada air yang tergenang di atasnya. Hal ini juga akan memberikan dampak positif terhadap tanaman yang ada di sekitarnya.

Dan itulah penyebab serta cara mengatasi pH tanah turun yang akan membantumu mengelola tanah dengan baik untuk pertumbuhan tanaman yang sehat. Semoga bermanfaat.

The post 7 Penyebab pH Tanah Rendah dan Cara Mengatasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>