tari tradisional - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tari-tradisional Fri, 07 Oct 2022 09:57:18 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico tari tradisional - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tari-tradisional 32 32 Tari Manuk Dadali : Pengertian, Fungsi, dan Maknanya https://haloedukasi.com/tari-manuk-dadali Fri, 07 Oct 2022 09:53:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38982 Indonesia adalah salah satu negara kepulauan dengan jumlah provinsi lebih dari tiga puluh. Setiap provinsi pastinya memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda. Perbedaan inilah yang melahirkan beragam kreasi seni yang diciptakan masyarakatnya. Salah satunya bentuk ekspresi masyrakat terhadap gerak dan musik adalah seni tari. Salah satu provinsi di Pulau Jawa yang kaya akan tradisi […]

The post Tari Manuk Dadali : Pengertian, Fungsi, dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
tari manuk dadali

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan dengan jumlah provinsi lebih dari tiga puluh. Setiap provinsi pastinya memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda. Perbedaan inilah yang melahirkan beragam kreasi seni yang diciptakan masyarakatnya.

Salah satunya bentuk ekspresi masyrakat terhadap gerak dan musik adalah seni tari. Salah satu provinsi di Pulau Jawa yang kaya akan tradisi seni terutama seni tari adalah Jawa Barat. Tari Manuk Dadali adalah salah satu seni tari yang berasal dari Jawa Barat.

Tari ini seringkali ditampilkan dalam acara pentas kebudayaan karena sifatnya yang menghibur serta menarik. Tari Manuk Dadali sendiri merupakan tari tradisional yang telah mendapat sentuhan kreasi putra putri Indonesia untuk dikreasikan menjadi tarian yang selalu mengikuti perkembangan jaman.

Pada dasarnya Tari Manuk Dadali adalah salah satu tari tradisional yang mengandung banyak unsur dasar tari. Secara harfiah tari ini banyak sekali mengandung unsur tari tradisional asal Sunda mengingat asalanya adalah Jawa Barat.

Ciri khas dari tari ini adalah menggunakan satu pijakan gerak serta tidak memiliki ragam gerak yang paten. Untuk mengikuti tren perkembangan jaman, Tari Manuk Dadali dikembangakan dengan berbagai variasi. Namun demikian, variasi-variasi dari tarian ini tidak mengurangi ciri khas dan keunikan dari Tari Manuk Dadali.

Pengertian Tari Manuk Dadali

Tari Manuk Dadali adalah salah satu tari tradisional khas Jawa Barat yang gerak dasarnya didominasi oleh gerak dasar tari khas suku Sunda. Pada dasaranya Tari Manuk Dadali sendiri terinspirasi dari sebuah lagu daerah dengan judul yang sama dengan nama tari ini.

Hanya saja, dengan adanya Tari Manuk Dadali berkembang menjadi ragam gerak seni yang memiliki makna dan nilai tersendiri. Lagu Manuk Dadali sendiri diciptakan oleh seorang jurnalis bernama Sambas Mangundikarta yang tumbuh dan besar di daerah Bandung.

Lagu ini sangat populer ketika baru dirilis, bahkan sampai menduduki tangga lagu teratas dan disiarkan langsung oleh radio RRI Bandung. Pada saat itu menduduki tangga lagu teratas dan diputar diradio RRI Bandung merupakan puncak kesuksesan lagu paling tinggi di Indonesia. RRI Bandung sendiri dipercayai sebagai salah satu raja radio yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini Tari Manuk Dadali masih terus dilestarikan dan dikembangkan sehingga menciptakan berbagai varian Tari Manuk Dadali, salah satunya yaitu Tari Dadali Campeurik. Karena umurnya yang telah panjang tari ini juga sering dikatakan sebagai tarian perlajanan kesenian tari di Indonesia.

Dengan adanya berbagai tarian tradisional yang ada di Indonesia, Tari Manuk Dadali tetap memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini terlihat dari tata rias, tata busana, dan musik iringin yang masih mengikuti musik lagu pengiring dengan nama yang sama dengan tarinnya.

Selain dipentaskan di provinsi asalnya, saat ini Tari Manuk Dadali sudah sering dipentaskan di beberapa provinsi lain di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah.

Fungsi dan Makna Tari Manuk Dadali

Tari Manuk Dadali adalah penggambaran dari kegagahan burung garuda, rasa nasionalisme, dan persatuan NKRI. Melalui tarian ini juga tersirat bahwa bangsa Indonesia perlu mengamalkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-harinya.

  • Media pendidikan

Jika dilihat dari segi fungsi pendidikan Tari Manuk Dadali sangat tepat dijadikan salah satu wahana untuk media pembelajaran anak usia dini. Berbagai ilmu yang didapat dari tarian ini antara lain komunikasi, sosialisasi, pembiasaan mekanisasi tubuh, pembentukan tubuh, dan penanaman jiwa sosial budaya.

Hal ini disebabkan Tari Manuk Dadali memiliki gerakan tari dan lagu pengiring yang cukup mudah dihafalkan. Sehingga, sangat cocok dijadikan sebagai media pembelajaran terutama oleh anak-anak yang memasuki usia pendidikan usia dini.

Harapannya ketika anak-anak sudah mengetahui salah satu kebudayaan negaranya dan memiliki rasa cinta kepada tanah airnya sejak usia dini. Selain berfungsi sebagai media edukasi, Tari Manuk Dadali juga berfungsi sebagai hiburan.

  • Sebagai wadah sosial keagamaan

Gerak dari Tari Manuk Dadali adalah tarian dengan gerak lincah maupun riang. Hal ini tentunya akan membawa penonton yang sedang menyaksikan pertunjukkan tari ini merasa terhibur. Selanjutnya, Tari Manuk Dadali juga berfungsi sebagai wadah sosial keagamaan.

Pada praktinya, penampilan dari tari ini banyak melibatkan beberapa pihak serta ditampilkan pada momen keagamaan tertentu. Jadi, apabila ditelaah lebih dalam Tari Manuk Dadali memiliki fungsi sebagai alat pengerat hubungan sosial diantara masyrakat Sunda khususnya maupun Indonesia umumnya untuk terus melestarikan tari ini.

  • Sebagai nilai keagamaan

Serta, tari asal Sunda ini juga dijadikan sebagai sarana untuk melengkapi sekaligus menyalurkan nilai-nilai keagamaan yang ada pada tarian ini. Fungsi terakhir dari Tari Manuk Dadali adalah sebagai sarana untuk melestarikan budaya Indonesia.

Berbagai hal yang berhubung dengan tarian ini memiliki makna mendalam dalam penggambaran kebudayaan maupun rasa cinta tanah air. Dengan berkembangnya tari tradisional ditengah-tengah perang globalisasi adalah cara ampuh untuk tetap melestarikan budaya.

Ragam Gerak Tari Manuk Dadali

Ragam gerak dari Tari Manuk Dadali terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain:

  • Tarian akan diawali dengan posisi kuda-kuda sembari mengayunkan kedua lengan.
  • Kemudian dilanjutkan dengan berjalan maju-mundur jinjit, sambil mengayunkan pinggang dan kedua lengan ke kanan dan ke kiri.
  • Kemudian dilanjutkan dengan berjalan maju-mundur dengan mengubah arah putaran, kedua lengan diayunkan.
  • Gerak selanjutnya adalah melompat ke kanan dan ke kiri secara bergantian, sambil mengayunkan kedua lengan.
  • Sesudah itu, kakinya diayunkan ke bagian depan secara bergantian kemudian mata penari mengikuti arah kaki.
  • Gerakan terkahir berupa meletakkan tangan di dada, dengan posisi tangan melipat menjadi satu (gerakan sembada), sambil kakinya ditekuk dari kepala mengikuti arah tangan yang digerakkan ke depan, kiri dan kanan.

Pola Lantai Tari Manuk Dadali

Tari Manuk Dadali memiliki pola lantai yang sangat beragam, serta masing-masing dari pola lantai tersebut dapat dikategorikan, antara lain:

  • Berdasarkan Aktivitasnya

Jika ditinjau dari aktivitasnya, tarian manuk dadali terdiri dari dua gerakan, yakni gerak setempat dan gerak berpindah-pindah. Gerakan setempat adalah gerakan yang dilakukan dengan cara berpindah tempat. Gerakan berpindah-pindah tempat adalah gerakan yang dapat dilakukan berpindah-pindah dengan bergesar, meluncur, melangkah, dan melompat.

  • Berdasarkan Ragamnya

Jika ditinjau dari ragamnya tarian ini terdiri dari gerakan pokok dan gerakan sendi. Gerakan pokok dalam Tari Manuk Dadali adalah gerakan yang melibatkan berbagai otot. Sedangkan, gerakan sendir adalah gerakan yang hanya menggunakan kekuatan sendi lemah lembut.

  • Berdasarkan Jumlah Penari

Jika ditinjau dari segi jumlah penari, Tari Manuk Dadali memiliki tiga jenis gerakan yakni gerak tunggal, gerak tari berpasangan, dan gerak berkelompok. Pertama, gerakan tunggal yang biasanya dibawakan hanya oleh satu orang penari manuk dadali saja.

Saat melekukan gerak tunggal penari dapat mempraktekkan gerka manuk dadali dengan lincah dan bebas. Hal ini dikarenakan penari tidak pelru mengikuti gerak penari lainnya. Gerakan tari berpasangan biasanya dibawakan dengan menari berpasang-pasang.

Mulai dari laki-lai dengan perempuan, perempuan dengan perempuan, maupun laki-laki dengan laki-laki. Ketiga, adalah gerakan yang dapat dilakukan secara kelompok atau ramai-ramai. Akan tetapi, biasanya tari berpasangan ini dilakukan dengan orang yang dapat memadukan gerakan tari secara bersamaan dan kompak.

  • Berdasarkan Sifatnya

Jika ditinjau dari sifatnya, tari ini memiliki tigas sifat yakni gerakan lemah, gerakan tegang, gerakan lembut, dan gerakan kasar. Gerakan lemah adalah gerakan yang dilakukan tidak menggunakan otot. Gerakan tegang adalah gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot.

Gerakan lembut adalah gerakan yang dilakukan dengan mengalir begitu saja. Gerakan kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan gerakan otot yang kuat.

  • Berdasarkan Bentuknya
gerak simbolik

Jika ditinjau dari bentuknya Tari Manuk Dadali memiliki tiga jenis gerakan yaitu gerakan wantah (gerakan realistik), gerakan stilir, dan gerakan simbolik. Gerakan wantah atau nama lain dari gerakan realistik adalah sebuah gerak yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan apa yang sedang dilihatnya.

Gerakan stilir adalah gerakan yang sudah digubah dan merupakan gerak tidak wantah dengan cara diperhalus. Sedangkan, gerak simbolik adalah gerak yang hanya digunakan sebagai simbol dan gerak tidak wantah yang telah distilir.

  • Berdasarkan Arah dan Level Posisi

Jika ditinjau dari arah dan level posisinya Tari Manuk Dadali memiliki tiga gerakan. Gerakan tersebut yakni gerak tinggi, sedang, dan rendah. Secara keseluruhan gerakan-gerakan yang tercipta satu sama lain terbangun dan tampak keterpaduannya akan menghasilkan gerakan yang indah saat pementasan Tari Manuk Dadali.

Kostum Tari Manuk Dadali

kostum tari manuk dadali

Meskipun Tari Manuk Dadali belum memiliki properti khusus yang berbeda dengan tari yang lainnya, namun hal ini tidak menutupi bahwa tari ini memiliki kelebihan sebagai tari yang sangat asyik dan enak untuk dipandang. Unuk menunjukkan tarian ini, penari biasanya mengenakan beberapa kostum dan properti simpel yang tidka terlalu mewah layaknya tari tradisional lainnya.

Beberapa kostum dan properti yang dikenakan oleh para penari Tari Manuk Dadali yaitu gelang, mahkota untuk menghias kepala, baju bersayap layaknya manuk dadali, dan selendang yang warnya bisa dipilih sesuai dengan tema yang ingin diangkat saat pertunjukkan Tari Manuk Dadali.

The post Tari Manuk Dadali : Pengertian, Fungsi, dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Gandrung : Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khasnya https://haloedukasi.com/tari-gandrung Wed, 05 Oct 2022 02:27:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38979 Salah satu kesenian khas dunia yang dipercaya memiliki usia ratusan bahkan ribuan tahun adalah seni tari. Seni tari sendiri memiliki berbagai makna dan tujuan sesuai dengan perkembangan masyarakat setempat yang menciptakan tari itu sendiri. Setiap tarian pastinya akan dengan jelas menggambarkan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat daerah. Keunikan serta kepiawain penari dalam membawakan tariannya akan menjadi […]

The post Tari Gandrung : Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khasnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu kesenian khas dunia yang dipercaya memiliki usia ratusan bahkan ribuan tahun adalah seni tari. Seni tari sendiri memiliki berbagai makna dan tujuan sesuai dengan perkembangan masyarakat setempat yang menciptakan tari itu sendiri.

Setiap tarian pastinya akan dengan jelas menggambarkan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat daerah. Keunikan serta kepiawain penari dalam membawakan tariannya akan menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi para penikmat seni tari.

tari gandrung

Tari yang telah lahir beribu tahun lamanya di Indonesia tidak lepas dari adanya kepercayaan aninisme dan dinamisme nenek moyang. Salah satu kesenian tradisional yang lahir dari ujung timur Pulau Jawa tepatnya didaerah Banyuwangi adalah Tari Gandrung.

Tari Gandrung sendiri dipercaya telah memiliki usia yang sangat tua bahkan ratusan tahun lalu telah ada. Tari ini merupakan salah satu tari yang menjadi kebudayaan dari suku asli Banyuwangi yang dikenal dengan nama Suku Osing.

Tari Gandrung sendiri memiliki makna sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tari ini biasanya dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan, dimana penari tersebut memiliki sebutannya masing-masing.

Penari perempuan disebut dengan nama Penari Gandrung. Sedangkan, penair laki-lakinya disebut dengan nama Pemaju atau Paju. Sekalipun demikian, asalnya Tari Gandrung dibawakan oleh seorang penari laki-laki yang dikenal dengan sebutan penari Masrun.

Sejarah Tari Gandrung

Sejarah Gandrung konon katanya sudah mulai dikenal sejak peristiwa pembabatan Hutan Tirtagindo atau Tirta Arum yang digunakan sebagai lokasi ibu kota Blambangan. Hutan itu sengaja dibabat untuk menggantikan lokasi ibu kota sebelumnya di Ulu Pangpang.

Pemindahan ibu kota kabupaten ini sendiri diprakarsai oleh Bupati pertama Banyuwangi yang bernama Mas Alit. Mas Alit sendiri dinobatkan sebagai Bupati pada 2 Februari 1774. Berdasarkan dari cerita masyarakat Banyuwangi sendiri penari pertama dari Tari Gandrung adalah seorang laki-laki yang bernama Masran.

Masran sendiri dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai penari yang berkeliling dari desa ke desa untuk menari bersama dengan pemain musik yang memainkan kendang dan terbang. Pada saat itu Masran biasanya dikenal dengan imbalan berupa beras yang diberikan oleh masyarakay yang menikmati tariannya setelah melakukan pementasan.

Baiknya lagi Masran tidak memakan beras hasil jerih payahnya sendiri, melainkan dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu dan kesulitan secara ekonomi. Seiring dengan perkembangan jaman, Tari Gandrung saat ini akan lebih banyak dijumpai dengan pembawa tarinya adalah seorang perempuan.

Konon berdasarkan cerita masyarakat daerah Banyuwangi perubahan penari ini berkaitan dengan kisah seorang gadis kecil bernama Semi. Semi seorang gadis yang berusia sekitar sepuluh tahunan pada tahun 1895 mengidap suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Kemudian, ibunya bernama Mak Midhah pun bernazar jika anaknya sembuh akan dijadikannya seorang Seblang atau penari. Tidak lama kemudian Semi sembuh dari sakitnya dan Mak Midhah memenuhi nazarnya menjadikan Semi sebagai penari.

Sejak itulah Semi menjadi pelopor Tari Gandrung wanita. Jejak Semi diikuti oleh adik-adiknya dengan menggunakan nama panggung Gandrung. Pada mulanya penari gandrung perempuan hanya boleh dimainkan oleh penari yang masih memiliki garis keturunan penari gandrung sebelumnya.

Namun, semenjak tahun 1970-an banyak perempuan yang memiliki minat serta bakat untuk mengembangan Tari Gandrung. Disinilah Tari Gandrung memiliki kebebasan untuk dapat dimainkan oleh penari tanpa harus memiliki garis keturunan penari gandrung sebelumnya.

Hingga saat ini, Tari Gandrung memiliki tingkat kepopuleran tersendiri di bumi Banyuwangi hingga mendapat sebutan sebagai Bumi Gandrung.

Gerakan Tari Gandrung

Tari Gandrung memiliki gerakan tari tradisional yang unik yaitu perpaduan antara tari tradisional tanah Jawa dan Bali. Hal ini tentunya tidak lepas dari posisi Banyuwangi sendiri yaitu ujung timur Pulau Jawa dan berdekatan dengan Pulau Bali.

Gerakan dari Tari Gandrung secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu gerakan jejer, maju dan seblang subuh. Berikut adalah penjelasan dari tiga gerakan utama dari Tari Gandrung:

1. Jejer

jejer

Jejer merupakan gerakan pembuka pada Tari Gandrung. Saat melakukan gerakan ini biasanya penari akan melakukan gerakan berjajar atau disebur dengan jejer dengan menyanyikan lagu dan menari secara solo. Gerakan jejer sendiri tidak berlangsung begitu lama karena hanya gerakan pembuka dari Tari Gandrung.

Mulanya gerakan jejer ini tidak ada, namun semenjak tahun 1974 gerakan jejer menjadi gerakan utama pembuka Tari Gandrung. Gerakan jejer diciptakan oleh seniman Banyuwangi yang bernama Sumitro Hadi.

Dengan adanya gerakan jejer maka lengkap sudah unsur tari yang seharusnya ada pada Tari Gandrung. Setelah melakukan gerakan jejer, selanjutnya penari akan masuk ke geraka kedua yaitu maju.

2. Maju

maju

Gerakan maju adalah gerakan inti dari Tari Gandrung. Pada saat melakukan gerakan ini, penari akan memberikan selendangnya kepada para tamu. Hanya tamu-tamu tertentu saja yang diberikan selendang. Biasanya tamu pentinglah yang mendapat kesempatan untuk diberikan selendang.

Jumlah tamu yang diberikan selendang biasanya berjumlah empat orang dan biasanya membentuk bujur sangkar dengan posisi penari berada di tengah. Penari kemudian akan mendekati para tamu yang terpilih dengan gerakan yang menggoda, dna menjadi esensi tersendiri dari tarian ini yaitu menggambarkan hawa nafsu.

Pada tahap ini juga penari biasanya akan meminta penonton untuk memilih lagu yang akan dibawakan. Durasi penari membawakan gerakan kedua ini juga paling panjang. Dimana gerakan kedua ini berlangsung mulai sepanjang malam hingga menjelang subuh.

Saat melakukan gerakan maju penari biasanya juga akan menggerak-gerakkan selendannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak lupa selalu diikuti dengan melenggak-lenggokkan badan guna memikat para tamu.

Gerakan maju juga dikenal dengan nama lain sebagai gerakan ngibing. Sesaat sebelum subuh penari akan memasuki gerakan terakhir yaitu Seblang Subuh.

3. Seblang Subuh

seblang subuh

Gerakan terkahir yang dibawakan oleh penari Tari Gandrung adalah Seblang Subuh. Saat melakukan gerakan ini penari akan melakukan dengan pelan-pelan dan penuh penghayatan. Selain itu, penari juga akan melantunkan lagu-lagu sedih.

Dalam gerakan ini juga tersirat kesan mistis karena masih terhubung dengan ritual Seblang. Seblang sendiri adalah ritual penyucian diri bagi masyarakat suku Osing atau Banyuwangi.

Ciri Khas Tari Gandrung

Ciri khas dari Tari Gandrung sangat terlihat dari :

  • Busana

Busana penari dan musik pengiring yang mengiringi jalannya pementasan. Busana yang dikenakan oleh para penari Gandrung sangat berbeda dengan busana para penari tanah Jawa laiinya. Busana ini lebih kental diwarnai nuansa warna Bali, mengingat memang Banyuwangi adalah daratan Pulau Jawa yang terletak diujung timur dan berbatasan dengan Selat Bali serta Pulau Bali.

Busana atasannya berupa baju beludru berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen berwarna emas dan manik-manik. Pada bagian leher ada ilat-ilatan yang menutup dada dengan dihias satu buah kelat bahu serta pinggang menggunakan ikat.

Bagian kepala dari penari biasanya akan dihiasi sebuah mahkota yang disebut omprok dan terbuat dari kulit kerbau serta ditambah ornamen tokoh Antasena. Dulunya ornamen tokoh Antasena ini tidak melekat pada mahkota, melainkan terlepas seperti sayap burung.

Namun, saat tahun 1960-an ornamen Antasena mulai dilekatkan para omprok dan terus terjadi demikian hingga sekarang.

  • Tata rias

Tata rias yang dimiliki para penari Tari Gandrung juga dapat dikatakan sebagai ciri khasnya. Para penari Tari Gandrung akan memiliki tata rias secantik mungkin. Jenis riasan ini berguna untuk mempercantik diri, sehingga setelah dirias wajah penari akan tampak lebih cantik dan memukau penontonnya.

  • Alat musik

Sedangkan, alat musik yang biasanya mengiringi pertunjukkan Tari Gandrung adalah gong, kluncing, biola, kendang, dan kethuk. Hingga saat ini Tari Gandrung masih memiliki daya pikat tersendiri baik untuk turis kalangan lokal maupun interlokal.

Kekhasan serta gerak yang tercipta membuat kagum bahwa tarian yang berumur ratusan tahun ini masih terus berkembang tanpa terkikis perkembangan jaman.

The post Tari Gandrung : Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khasnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Dayak : Sejarah, Jenis, dan Maknanya https://haloedukasi.com/tari-dayak Tue, 04 Oct 2022 10:13:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38884 Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan keberagaman suku dan adat istiadat. Salah satu suku yang memiliki kenamaan di Indonesia adalah Suku Dayak. Suku Dayak merupakan salah satu suku yang terkenal tersebar mendiami di Pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan sendiri secara administratif terbagi menjadi beberapa provinsi seperti provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan […]

The post Tari Dayak : Sejarah, Jenis, dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan keberagaman suku dan adat istiadat. Salah satu suku yang memiliki kenamaan di Indonesia adalah Suku Dayak. Suku Dayak merupakan salah satu suku yang terkenal tersebar mendiami di Pulau Kalimantan.

Pulau Kalimantan sendiri secara administratif terbagi menjadi beberapa provinsi seperti provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Penyebaran Suku Dayak sendiri tidak hanya berfokus pada satu provinsi saja, melainkan merata ke seluruh provinsi di Kalimantan.

Berdasarkan beberapa catatan suku Dayak adalah suku yang besar dengan jumlah suku utamanya adalah 6 dan sub sukunya 405. Suku ini memiliki beragam budaya yang membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun interlokal.

Salah satu jenis kesenian yang berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat Dayak adalah seni tari. Seni tari dayak biasanya lebih banyak menceritakan tentang kehidupan masyarakat Dayak.

Sejarah Tari Dayak

Sejarah Tari Dayak tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kepala Suku Dayak. Setiap kepala suku dayak biasanya akan menciptakan Tari Dayak yang mana isinya seputar kehidupan rakyatnya. Sekalipun memiliki bahasa dan adat isitadat yang hampir sama para sub suku Dayak memiliki logat berbicara yang berbeda-beda.

Hal ini tentunya memberikan kesan tersendiri bagi para kepala suku dayak untuk menciptakan tarian sukunya sesuai dengan kehidupan sehari-hari termasuk gaya bahasa masyarakatnya. Suku Dayak sendiri sejak dahulu kala terkenal mendiami daerah pesisir sungai-sungai dan pantai.

Dahulu kala para kepala suku Dayak menciptakan Tari Dayak guna untuk keperluan acara-acara adat yang sering diadakan dan untuk menyambut tamu yang mendatangi daerahnya.

Jenis dan Makna Tari Dayak

Banyaknya jumlah suku dayak yang secara langsung memperkaya jumlah tari dayak itu sendiri. Berikut dijelaskan jenis dan makna dari tari dayak yang sering atau mudah dijumpai di daratan Kalimantan.

1. Tari Gantar

Tari gantar

Tari Gantar adalah salah satu tari dayak yang menggambarkan kegiatan orang sedang menumbuk padi. Para penari Tari Gantar biasanya akan membawa properti berupa alat penumbuk padi seperti lesung yang terdiri dari tongkat dan kayu.

Tongkat digunakan untuk menandai kegiatan menumbuk padi, sedangkan kayu adalah wadah dari padi yang sedang ditumbuk. Tarian ini cukup terkenal terutama saat musim panen tiba maupun digunakan untuk menunjukkan ke tamu-tamu tertentu terkait kegiatan menumbuk padi.

Tari Gantar sendiri terbagi menjadi beberapa versi yaitu Tari Gantar Rayatn, Tari Gantar Busai, dan Tari Gantar Senak atau Tari Gantar Kusak.

2. Tari Kancet Papatai atau Tari Perang

tari perang

Tari Kancet Papatai adalah tari yang menggambarkan seorang pahlawan laki-laki dari suku Dayak Kenyah yang berperang melawan musuhnya. Secara umum tarian ini menggambarkan sosok laki-laki suku Dayak yang gagah, berani, kuat, dan bijaksana.

Pada pementasan Tari Perang biasanya akan diiringi oleh musik Sak Paku dan instrumen musik bernama Ampe. Tari ini memiliki gerakan yang lincah, penuh semangat, dan penari selalu laki-laki dimana pada gerakan-gerakan tertentu biasanya akan diselingi dengan suara teriakan pembangkit semangat.

3. Tari Kancet Ledo atau Tari Gong

tari gong

Tari Kancet Ledo dapat dikatakan sebagai kebalikan dari Tari Kancet Papatai. Jika Tari Kancet Papatai menggambarkan perilaku kejantanan laki-laki suku Dayak, maka Tari Kancet Ledo lebih menggambarkan kelemah lembutan para perempuan suku Dayak.

Pada tarian ini para perempuan suku Dayak digambarkan memiliki sifat lemah lembut seperti tanaman padi yang sedang ditiup oleh angin dan meliuk-liuk lembut. Tari Gong hanya dapat dibawakan oleh perempuan, dimana pada kedua tangannya biasanya akan diberikan properti rangkaian bulu-bulu ekor Burung Enggang.

Serta dilengkapi dengan mengenakan baju adat suku Dayak Kenyah. Para penari yang membawakan Tari Gong biasanya akan berdiri di atas sebuah gong sehingga tari ini memiliki nama lain Tari Gong.

4. Tari Kancet Lasan

tari kancet lasan

Tari Kancet Lasan adalah salah satu tarian yang menjadi kebanggan suku Dayak Kenyah. Tari ini menggambarkan kehidupan Burung Enggang. Burung Enggang sendiri adalah burung yang memiliki makna tersendiri bagi kaum suku Dayak Kenyah.

Buruh ini dipercaya turun dari langit dan dianggap memiliki perilaku seperti nenek moyang suku Dayak Kenyah. Tari Kancet Lasan sendiri adalah tari tunggal yang dibawakan oleh perempuan.

Penari tidak berdiri di atas gong sebagaimana Tari Gong dan tidak mengenakan properti yang berhubungan dengan burung Enggang.

Gerakan dalam tarian ini lebih banyak gerakan merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Makna dari Tari Kancet Lasan adalah menggambarkan aktivitas burung Enggang dalam mengepakkan sayapnya dan bertengger di atas pohon.

5. Tari Leleng

Tari Leleng adalah salah satu tari khas suku Dayak yang menceritakan perjodohan. Tari ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang dipaksa kawin oleh orang tuanya dengan pemuda yang tidak dicintainya.

Utan Along sendiri melarikan diri ke hutan dan tidak pernah ditemukan semenjak kejadian tersebut. Tari ini dibawakan dengan diiringi dengan lagu leleng, sehingga disebut sebagai Tari Leleng.

6. Tari Hudoq

tari hudoq

Tari Hudoq adalah tari dayak yang berkembang disuku Dayak Bahau dan Modang. Tari ini biasanya dipertontonkan untuk upacara keagamaan.

Maksud dari tari ini adalah memperoleh kekuatan untuk mengatasi gangguan hama perusak tanaman serta mengharapkan akan kesuburan tanah sehingga dapat menghasilkan hasil panen melimpah.

Para penari Tari Hudoq biasanya mengenakan properti berupa topeng kayu menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup.

7. Tari Hudoq Kita

tari hudoq kita

Tari Hudoq dan Tari Hudoq Kita sebenarnya memiliki makna yang sama yaitu berupa ucapan rasa syukur kepada dewa atas berkah limpahan panen yang telah diberikan.

Perbedaan mencolok antara dua tari ini adalah pada kostum, topeng, gerakan tari, dan musik pengiringnya. Kostum penari Tari Hudoq Kita mengenakan baju lengan panjang dari kain biasa dan mengenakan kain sarung.

Sedangkan, topeng yang digunakan adalah topeng biasa dengan banyak ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua jenis topeng yang digunakan penari Tari Hudoq Kita yaitu kayu dan cadar yang terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.

8. Tari Belian Bawo

tari belian bawo

Tari Belian Bawo merupakan salah satu tarian tolak bala. Tari ini memiliki makna untuk mengusir penyakit, menolak penyakit, dan mebayar nazar serta lain sabagainya. Seiring berkembangnya jaman kini Tari Belian Bawo lebih sering dipertontonkan sebagai tari penyambutan tamu dan acara kesenian lainnya. Tari ini berasal dari suku Dayak Benuaq.

9. Tari Kuyang

Kuyang menurut mitos masyarakat Kalimantan adalah sejenis hantu. Biasanya hantu ini mendiami suatu pohon maupun benda atau bangunan-bangunan besar di suatu desa. Guna untuk mengusir Kuyang dari suatu desa biasanya warga desa akan menggelar pertunjukkan Tari Kuyang. Tari ini dipercaya dapat mengusir Kuyang dari suatu desa atau suatu tempat.

10. Tari Datun

Tari Datun adalah salah satu tari berkelompok yang dibawakan oleh gadis-gadis yang berasal dari suku Dayak Kenyah. Jumlah penari dalam satu kelompoknya tidak pasti, terkadang berjumlah 10 hingga 20 penari.

Menurut sejarahnya, tari ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung. Tari ini diciptakannya sebagai rasa syukur atas kelahiran cucunya. Seiring berkembangnya jaman tari ini berkembang keseluruh daratan yang dihuni oleh masyarakat Dayak Kenyah.

11. Tari Giring-Giring

tari giring-giring

Tari Giring-Giring adalah salah satu tari yang berasal dari suku Dayak Maanyan. Tari ini menggambarkan rasa gembira dan senang. Para penarinya akan memegang tongkat ditangan kirinya. Sembari tangan kanannya memegang bambu berisi kerikil.

Para penari akan menghentakkan tongkat tersebut ke permukaan lantai atau tanah. Perpaduan antara suara bambu yang diisi kerikil dan tongkat yang dihentakkan akan memiliki suara perpaduan yang khas.

12. Tari Kinyah Mandau

tari kinyah mandau

Tari Kinyak Mandau adalah salah satu tari perang khas suku Dayak. Tari ini melambangkan kesiapan untuk mengalahkan musuh dengan memakai senjata mandau. Bagian tubuh yang paling diincar dalam mengenakan senjata mandau adalah kepala musuh.

Tari Kinyah Mandau juga memiliki beberapa unsur teatrikal. Selain menampilkan seni tari para penari juga akan menampilkan seni bela diri dan seni perang.

13. Tari Mandau

Tari dayak

Tari Mandau dari namanya tentu salah satu tari perang khas suku Dayak. Tari ini dapat dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Tari Mandau merupakan tarian yang merefleksikan prajurit suku Dayak yang penuh dengan daya juang.

Beberapa masyarakat Kalimantan sendiri mengganggap tari ini adalah gambaran kekuatan laki-laki suku Dayak sekalipun tari ini dapat dibawakan oleh penari perempuan. Sesuai dengan namanya, properti utama dalam tari ini adalah senjata perang khas Kalimantan yang berupa mandau.

Kostum dari penarinya adalah rompi dan bagia bawahnya akan mengenakan cawat. Gerakan utama dalam tarian ini ada pola gerakan akrobatik yang sangat energik. Umumnya dalam pemantasan, penari akan diiringi oleh alat musik tradisional suku Dayak yakni gendang dan garuntung. Suara hentakan yang diciptakan dari musik pengringnya akan membakar semangat para penari.

The post Tari Dayak : Sejarah, Jenis, dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Enggang : Sejarah, Makna, dan Gerakannya https://haloedukasi.com/tari-enggang Tue, 04 Oct 2022 09:51:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38885 Tari merupakan salah satu kesenian tradisional yang telah berusia ratusan tahun di Indonesia. Luasnya Nusantara serta adanya berbagai suku yang mendiaminya membuat Indonesia kaya akan kumpulan tari tradisonal. Salah satu tari tradisional yang samapi sekarang masih ada adalah Tari Enggang. Tari Enggang atau seringkali disebut sebagai Tari Burung Enggang adalah salah satu tari tradisional yang […]

The post Tari Enggang : Sejarah, Makna, dan Gerakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
tari enggang

Tari merupakan salah satu kesenian tradisional yang telah berusia ratusan tahun di Indonesia. Luasnya Nusantara serta adanya berbagai suku yang mendiaminya membuat Indonesia kaya akan kumpulan tari tradisonal.

Salah satu tari tradisional yang samapi sekarang masih ada adalah Tari Enggang. Tari Enggang atau seringkali disebut sebagai Tari Burung Enggang adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.

Tarian ini merupakan salah satu tarian yang wajib dibawakan setiap adanya upacara adat yang digelar oleh masyarakat Dayak Kenyah. Selain itu, Tari Enggang juga dipertunjukkan saat penyambutan tamu dan upacara adat yang melibatkan leluhur nenek moyang.

Sejarah Tari Enggang

Tari Enggang adalah salah satu dari sekian banyak tarian tradisioanl yang memiliki sejarah panjang. Konon tarian ini telah ada bahkan sebelum kedatangan Belanda untuk menjajah Indonesia. Dulunya tari ini digunakan untuk upacara keagamaan dengan maksud untuk memuliakan nenek moyang masyarakat suku Dayak Kenyah.

Tari Enggang sendiri merupakan tari yang terinspirasi dari gerakan Burung Enggang. Para masyarakat Dayak Kenyah mempercayai bahwa nenek moyangnya menyerupai Burung Enggang yang turun dari langit.

Hal inilah yang menyebabkan Burung Enggang sendiri sangat dimuliakan oleh suku Dayak. Adanya tarian ini digunakan untuk menghormati para leluhur suku Dayak. Burung Enggang sendiri adalah jenis burung yang memiliki sifat suka berpindah-pindah tempat tinggal.

Hal inilah yang dijadikan gambaran oleh para suku Dayak dimana masyarakatnya dahulu sering berpindah-pindah tempat tinggal atau disebut nomaden. Tujuan dari kegiatan nomaden ini adalah untuk melindungi diri dari musuh dan bertahan hidup. Sehingga musuh akan mengalami kesulitan mendeteksi tempat tinggal masyarakat Dayak.

Makna Tari Enggang

Jika mengutip dari Pusat Data Nasional Kekayaan Intelektual Komunal Indonesia, Tari Enggang adalah tari tradisional yang tercipta dengan mengadaptasi kehidupan burung Enggang. Tari ini biasanya dibawakan oleh para perempuan suku Dayak Kenyah.

Dalam bahasa Dayak Kenyah Tari Burung Enggang sering juga disebut sebagai Tari Kancet Lasan. Tari ini sangatlah populer di Kalimantan Timur dan hingga saat ini masih sering dipertunjukkan pada acara-acara penting tertentu.

Bagi masyarakat Suku Dayak Kenyah sendiri Burung Enggang memegang peranan yang sangat penting. Banyak yang menggunakan berbagai hal yang berkaitan dengan Burung Enggang baik itu dalam upacara adat maupun tarian masyarakat Dayak.

Hal ini dapat dilihat secara langsung pada ukiran yang dihasilkan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah pada setiap permukaan benda yang dihasilkan. Tidak berhenti di situ, Burung Enggang juga dijadikan salah satu simbol yang ada pada properti menari tarian suku Dayak Kenyah.

Gerakan Tari Enggang

Dari Ensiklopedia Jakarta dapat didapatkan kutipan bahwa Tari Enggang memang hanya dikhususkan dibawakan oleh penari perempuan sebagai bentuk representasi dari Burung Enggang itu sendiri. Tarian ini menggunakan pola lantai melengkung atau lengkung.

Posisi penari saat bergerak melakukan gerakan demi gerakan dalam tarian ini adalah berbentuk melengkung. Ada tiga gerakan dasar dari Tari Enggang, yaitu:

  1. Nganjat
gerakan nganjat

Nganjat adalah gerakan utama dalam Tari Enggang. Sekilas para penari akan menampilkan gerakan layaknya Burung Enggang yang sedang mengepakkan dan menutup sayapnya. Gerakan ini lebih banyak menitik beratkan pada lemah lembutnya para penari Dayak dalam membawakan tarian.

2. Ngasai

gerakan ngasai

Ngasai adalah gerakan yang menyerupai Burung Enggang saat sedang terbang. Sebagaiman telah dijelaskan Tari Enggang adalah tari yang menampilkan details gerakan Burung Enggang, ngasai secara harfiah terbang. Gerakan ini secara langsung menggambarkan bagaimana Burung Enggang saat sedang terbang.

3. Purak Barik

gerakan purak barik

Purak barik adalah salah satu gerakan dasar perpindahan tempat oleh para penari. Pada Tari Enggang terjadi beberapa kali perpindahan tempat penari. Oleh masyarakat Dayak Kenyak gerakan ini dinamai sebagai gerakan purak barik.

Biasanya Tari Enggang dibawakan dengan para penari mengenakan kostum baju adat Dayak Kenyak yang diberi manik-manik. Properti bulu burung Enggang juga disematkan pada ikat kepala para penari yang memiliki motif burung enggang.

Bulu tersebut juga digunakan saat menari. Agar tidak mudah lepas, bulu tersebut dikaitkan pada cincin. Para penari juga dilengkapi properti anting besar dan kalung manik atau taring macan sebagai propertinya.

Tari Enggang sendiri dipertontonkan dengan diiringi musik tradisional suku Dayak. Alat musik yang digunakan untuk menciptakan musiknya juga masih alat musik tradisional seperti sampe, gendang, dan gong.

Perkembangan Tari Enggang sendiri saat ini masih menjadi tarian wajib di Kalimantan Timur, baik itu dalam upacara adat Suku Dayak maupun ditampilkan dalam setiap acara kebudayan-kebudayaan Indonesia.

Kendati Tari Enggang yang sering dipertunjukkan saat ini adalah Tari Enggang kreasi baru, namun makna dan filosofi yang terkandung didalamnya masih dijaga sama seperti Tari Enggang dahulu kala. Tari Enggang sendiri saat ini masih menjadi tarian yang kaya akan bahasa budaya dan berfungsi mempererat tari persaudaraan antar suku bangsa yang ada di Indonesia.

The post Tari Enggang : Sejarah, Makna, dan Gerakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Endel: Sejarah, Makna, dan Peranannya https://haloedukasi.com/tari-endel Tue, 04 Oct 2022 09:45:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38887 Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan suku dan budaya. Budaya yang tidak dapat terhitung dengan jari salah satunya adanya budaya tari. Seni tari sendiri telah masuk ke Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu Tari tradisional yang memiliki usia muda adalah Tari Endel. Tari Endel merupakan salah satu jenis tarian tradisional asal […]

The post Tari Endel: Sejarah, Makna, dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari endel

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan suku dan budaya. Budaya yang tidak dapat terhitung dengan jari salah satunya adanya budaya tari. Seni tari sendiri telah masuk ke Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu.

Salah satu Tari tradisional yang memiliki usia muda adalah Tari Endel. Tari Endel merupakan salah satu jenis tarian tradisional asal Jawa Tengah. Nama lain dari Tari Endal adalah Tari Topeng Endel. Penggunaan kata topeng disebabkan para penari Tari Endel selalu mengenakan topeng saat mementaskan tari ini.

Tarian yang berasal dari pesisir pantai utara pulau Jawa tepatnya Kota Tegal adalah tarian yang semula berasal dari Desa Slarang Lor, Kecamatan Dukuhwaru.

Sejarah Tari Endel

Pada mulanya Tari Endel adalh tari yang biasanya dibawakan oleh para barangan atau seniman keliling untuk mencari uang. Pada saat itu Tari Endel memang masih belum diakui. Setelah tari itu dianggap sebagai suatu pertunjukkan tarian yang menarik, barulah Tari Endel tidak lagi dibawakan oleh para barangan di pertunjukkan keliling.

Masa ini Tari Endel barulah dipertunjukkan hanya pada acara-acara tertentu saja. Tari Endel sendiri dikategorikan masuk dalam tarian pergaulan. Dimana untuk tari pergaulan penonton biasanya tidak diperbolehkan untuk ikut menari.

itu, penari Tari Endel bisanya adalah kaum perempuan. Dimana sifat dari penarinya adalah menghibur kaum laki-laki. Pencipta Tari Endel adalah Ibu Darem. Ibu Darem adalah penduduk dari Desa Slarang Lor, Kecamatan Dukuhwaru.

Hingga saat ini, Tari Endel sendiri telah diturunkan hingga tiga genarasi. Setelah Ibu Darem tidak mampu untuk menari lagi, Tari Endel diturunkan kepada Ibu Warni yang merupakan putri dari Ibu Darem pada tahun 1970-an.

Saat ini, tapak tilas Tari Endel diturunkan kepada Ibu Sawitri. Ibu Sawitri adalah putri dari Ibu Warni. Sekalipun usia Ibu Sawitri tidak lagi belia, namun Ibu Sawitri mampu membawakan Tari Endel dengan baik. Bahkan Ibu Sawitri dinobatkan sebagai sang maestro tari oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pusat.

Makna Tari Endel

Makna Tari Endel bisa ditelisik dari para penarinya yang hanya didominasi kaum perempuan. Tari ini memang hanya boleh dibawakan oleh kaum perempuan. Hal itu disebakan Tari Endel mengisahkan bagaimana perilaku dan kehidupan para perempuan di Kota Tegal. Pencipta Tari Endel sendiri terinspirasi menciptakan setiap gerakannya dari mengamati kehidupan kaum perempuan di Kota Tegal.

Pada awal penari memasuki panggung, penari belum mengenakan topeng. Hal ini bermakna bahwa penari masih menjadi dirinya sendiri. Sesaat sebelum tarian dimulai barulah para penari memakai topeng sesuai dengan karakter yang akan dibawakan.

Dengan gerakan menantang, energik, dan terkesan berani atau erotis adalah gambaran dimana perempuan tinggal didaerah yang panas ditambah dengan perilaku masyarakatnya yang keras. Dakhir pertunjukkan, topeng akan dibuka menandai bahwa penari telah kembali menjadi dirinya sendiri.

Tari Topeng Endel sendiri seringkali dikira memiliki kemiripan dengan tarian Sunda. Topenglah yang menjadi pembeda Tari Topeng Endel dengan tarian Sunda. Konon, sebagian masyarakat mengartikan Tari Endel sebagai tarian yang menjelaskan karakter umum masyarakat Tegal. Masyarakat yang sebenarnya memiliki sifat halus namun gaya bicaranya keras dan cepat.

Peranan Tari Endel

Tari Endel sendiri memiliki peranan sangat penting untuk membawakan cerita kehidupan masyarakat Tegal ke khalayak umum. Tari yang memiliki peranan sebagai tari pergaulan ini saat ini telah menjelma sebagai salah satu tarian penting di Kota Tegal.

Semenjak Ibu Sawitri dinobatkan sebagai maestro Tari Endel, pertunjukkan tarian ini merupana suatu pertunjukkan yang ekslusif. Dimana Tari Endel hanya dipertontonkan saat acara-acara tertentu dan untuk penyambutan tamu penting.

Aksesoris topeng yang selalu dikenakan penarinya juga menceritakan keceriaan, kecantikan, kemulusan kulit para perempuan asal Tegal. Selaras dengen properti topeng yang dikenakan, musik pengiringnya juga dimainkan dengan lincah dan diiringi gending lancaran ombak banyu laras slendro manyura yang mengentak-ngentak.

Saat inipun di Kota Tegal telah dibuka sanggar menari Tari Endel bagi siapa saja yang ingin secara intensif mempelajari gerakan Tari Topeng Endel.

The post Tari Endel: Sejarah, Makna, dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Ebeg : Sejarah, Makna, dan Gerakannya https://haloedukasi.com/tari-ebeg Fri, 30 Sep 2022 02:18:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38886 Ensiklopedia seni tari di Indonesia tidak banyak bercerita tentang kapan seni tari telah masuk ke Indonesia. Seni tari sendiri dipercaya telah ada sejak masyarakat Nusantara mengenal kepercayaan aninisme dan dinamisme. Salah satu tari tradisional yang memiliki usia lebih dari 10 abad adalah Tari Ebeg. Tari Ebeng adalah satu satu jenis tari tradisional yang berasal dari […]

The post Tari Ebeg : Sejarah, Makna, dan Gerakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
tari ebeg

Ensiklopedia seni tari di Indonesia tidak banyak bercerita tentang kapan seni tari telah masuk ke Indonesia. Seni tari sendiri dipercaya telah ada sejak masyarakat Nusantara mengenal kepercayaan aninisme dan dinamisme.

Salah satu tari tradisional yang memiliki usia lebih dari 10 abad adalah Tari Ebeg. Tari Ebeng adalah satu satu jenis tari tradisional yang berasal dari daerah provinsi Jawa Tengah tepatnya adalah Banyumas. Tari Ebeng sendiri lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Tari Kuda Lumping.

Tarian ini khas dengan properti kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk yang menyerupai rambut. Pada sebagian masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah mneyebut Tari Ebeng dengan nama lain Tari Jathilan atau Jaran Kepang. Secara umum tarian ini mempertunjukkan kegagahan para penari Tari Ebeg.

Sejarah Tari Ebeg

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa Tari Ebeng dipercaya telah ada sejak abad ke 9, dimana pada saat itu masyarakat masih memiliki kepercayaan yang kuat akan aninisme dan dinamisme. Salah satu hal yang menguatkan bahwa tarian ini berasal dari abad 9 adalah adanya gerakan dalam bentuk-bentuk in trance (seperti kesurupan) atau wuru.

Bentuk-bentuk gerakan inilah yang menguatkan bahwa Tari Ebeg memang telah memiliki usian ribuan tahun. Selain itu, Tari Ebeg diyakini sepenuhnya memang berasal dari daerah Banyumas mengingat tidak adanya unsur-unsur budaya lain yang masuk dalam gerakan tariannya.

Berbeda dengan kesenian lainnya contohnya wayang dimana masih dimasuki adanya unsur budaya Hindu India didalamnya. Dalam Tari Ebeg tidak ditemukan adanya penceritaan tokoh tertentu maupun agama tertentu. Bahkan dalam musik pengiring Tari Ebeg juga tidak ditemukan adanya unsur perpaduan dengan budaya lainnya.

Musik pengiring tari ini adalah musik yang berunsur bahasa Banyumasan atau yang disebut dengan Ngapak lengkap dengan logat khasnya. Beberapa contoh lagu Banyumasan yang sering dijadikan sebagai musik pengiring Tari Ebeg adalah Sekar Gadung, Eling-Eling, Ricik-Ricik Banyumasan, Tole-Tole, Waru Doyong, dan lain-lain.

Banyak sekali masyarakat Banyumas yang mengaitkan bahwa Tari Ebeg ini adalah tarian yang menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah yang dibantu oleh Sunan Kalijaga. Adapula yang mengatakan bahwa Tari Ebeg adalah tarian yang menceritakan pelatihan Perang Prajurit Mataram yang dikoordinasi oleh Sultan Hamengkubuwoni I guna menghadang Belanda.

Bisa jadi memang dahulunya tari ini sempat dikreasikan dengan berbagai aksi heroik dalam mengusir penjajah, mnegingat usianya yang memang sangat tua.

Makna Tari Ebeg

Makna dari Tari Ebeg adalah tarian yang mempertunjukkan kegagahan prajurit perang sedang menunggangi kuda. Kuda yang ditunggangi biasanya berupa properti anyaman bambu atau bahan lainnya yang dibentuk dan dipotong menyerupai kuda.

Agar terlihat cantik dan menarik, kuda ditambahkan hiasan dengan adanya rambut buatan. Rambut buatan sendiri biasanya terbuat dari tali yang dikepang dan diberi warna dengan cat serta kain yang beraneka ragam.

Tarian Ebeg umumnya bukan sekedar mementaskan tentara berkuda, tetapi juga dilengkapi dengan adanya penampilan persembahan atraksi seperti kesurupan, kesaktian, serta kemampuan ajaib lainnya. Apabila diamati lebih dalam tempo dalam Tari Kuda Lumping ini menggambarkan semangat kepahlawanan dan segi kemiliteran pada masa dahulu yaitu pasukan kavaleri (khusus) berkuda.

Gerakan Tari Ebeg

Gerakan pada Tari Ebeg secara keseluruhan adalah gerakan kepiawaian pasukan berkudan dalam menghadapi musuhnya. Adapun gerakan-gerakan yang menjadi ciri khas dalam Tari Ebeg dan menjadikannya sebagai tari dengan daya tersendiri yaitu :

gerakan kesurupan makan beling

Salah satu gerakan khas dari Tari Ebeng adalah adanya adegan kesurupan pada penarinya. Sebelum memulai tarian biasanya akan ada sesajen yang dipersembahkan untuk arwah maupun penguasa makhluk halus disekitar lokasi pagelaran.

Hal ini ditujukan agar arwah tersebut merasuki salah satu tubuh penari Tari Ebeng dan disebut sebagai kesurupan atau dalam bahasa Banyumas penari biasanya dikatakan mendem. Pada kondisi inilah penari akan melakukan gerakan-gerakan yang membahayakan namun tidak melukai dirinya sedikitpun.

Salah satu gerakan tidak lazim yang biasanya dilakukan penari pada kondisi ini adalah memakan beling (pecahan kaca), bunga-bunga sesaji, mengupas kelapa dengan gigi, memakan padi dari tangkainya, memakan dhedek (katul), bara api, kuning telur, dan lain-lain.

Keadaan mendem ini bertujuan untuk meyakinkan penonton bahwa penari adalah sosok Satria yang kuat. Pada akhir pertunjukkan penari yang mengalami kesurupan biasanya akan disembuhkan oleh ketua Tari Ebeg yang mana biasanya adalah tetuah adat setempat atau disebut dengan istilah Penimbul.

Pada pertunjukkan Tari Ebeng biasanya tidak hanya penari saja yang kesurupan, penonton pun bisa saja mengalami kesurupan. Saat penonton mengalami kesurupan biasanya pertunjukkan Tari Ebeg akan memperlihatkan atraksi-atraksi brutal lainnya.

Namun, dengan inilah acara pertunjukkan Tari Ebeg akan semakin meriah. Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini tidak semua penari yang membawakan Tari Ebeg benar-benar mengalami kesurupan, adapula penari yang hanya pura-pura mengalami kesurupan.

Busana tari ebeg

Busana yang digunakan oleh para penari Tari Ebeng biasanya adalah baju atau kaos, rompi, celana panji (celana sebatas lutut), stagen, dan timang. Sedangkan, untuk tata rias ada penari yang membawakan dalam tata rias yang natural adapula yang mengenakan tata rias berlebihan terutama untuk tutup kepala.

Pada penari yang mengenakan riasan natural tutup kepala adalah blankon dan dilengkapi dengan kaca mata hitam. Namun, pada penari yang ingin terlihat memukau akan mengenakan tutup kepala berupa mahkota wayang.

Adapula penari yang memakai topeng hitam atau biasa disebut dengan Bejer (Tembem atau Doyok) dan yang memakai topi putih disebut sebagai Panthul atau Bancak. Bejer dan Panthul sendiri memiliki tugas sebagai pelawak, penari, dan penyanyi untuk menghibur pasukan berkuda saat sedang beristirahat.

Pertunjukkan Tari Ebeg sendiri biasanya lebih sering dibawakan pada sore atau malam hari. Hal ini untuk memperkuat kesan yang ingin dibawakan dalam Tari Ebeg sendiri. Musik yang digunakan dalam mengiringi tarian ini tidak lepas dari musik tradisional Banyumas yaitu musik calung Banyumasan atau gamelan Banyumasan.

Nayaga atau pengiring biasanya sudah menyatu dengan penarinya. Pada awal pertunjukkan biasanya Tari Ebeg diiringi dengan alat musik yang disebut Bendhe. Kemudian, peralatan musik tradisional yang mengiringinya seperti kendang, saron, kenong, gong, dan terompet.

Tari Ebeg adalah satu dari beberapa tari yang sekalipun memiliki usia lebih dari 9 abad tetap dapat dinikmati masyarakat hingga kini. Hal ini tentunya tidak lepas dari masyrakat yang terus mengembangkannya dan mengkreasikan tari tradisional satu ini. Dengan demikian, tari ini tidak terkikis oleh waktu dan dapat dinikmati oleh generasi ke generasi.

The post Tari Ebeg : Sejarah, Makna, dan Gerakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajiannya dan Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-tari-berdasarkan-bentuk-penyajiannya-2 Thu, 29 Sep 2022 07:12:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38883 Tari merupakan salah satu cabang seni yang menitik beratkan pada seni ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang indah dan memiliki musik iringan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tari merupakan seni yang memiliki gerak-gerak berirama. Dapat disimpulkan bahwa tari merupakan salah satu kesenian yang mempertunjukkan gerak tertentu sesuai dengan irama musik pengiringnya. Dengan adanya […]

The post Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajiannya dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari merupakan salah satu cabang seni yang menitik beratkan pada seni ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang indah dan memiliki musik iringan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tari merupakan seni yang memiliki gerak-gerak berirama.

Dapat disimpulkan bahwa tari merupakan salah satu kesenian yang mempertunjukkan gerak tertentu sesuai dengan irama musik pengiringnya. Dengan adanya ekpresi penjiwaan yang dibawakan oleh seorang penari akan memiliki daya tarik tersendiri bagi penonton yang menikmatinya.

Seni tari sendiri telah memilki usia ratusan tahun dan biasanya dipertunjukkan saat acara-acara tertentu seperti pagelaran adat, persembahan, peringatan, dan atau penyambutan tamu penting yang sedang berkunjung ke daerah tertentu.

Jenis tari di Indonesia berdasarkan bentuk penyajiannya dibedakan menjadi beberapa macam. Biasanya macam-macam jenisnya masih memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Berikut adalah jenis tari berdasarkan bentuk penyajianya dan contohnya.

1. Tari Tunggal

tari gatotkaca

Tari tunggal adalah tari yang dibawakan oleh satu orang penari baik laki-laki maupun perempuan. Pada bentuk tari tunggal pola gerakan yang dibawakan biasanya adalah fokus pada suatu objek tertentu. Objek yang dimaksud dapat berupa bintang, hewan, manusia, maupun penokohan dari suatu cerita (penggambaran seorang tokoh pada suatu cerita tertentu).

Pembawaan tari tunggal membuat penari dapat bebas berekspresi tanpa harus berpikir untuk menyamakan gerakan dengan penari lainnya. Seklaipun demikian, penari tari tunggal harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Selain itu, penari juga dituntut untuk bisa mengisi ruang pentas yang disediakan untuk menari agar tidak terlihat sepi atau kosong. Contoh tari tunggal yaitu Tari Gatotkaca, Tari Topeng Kelana, dan Tari Panji. Sekalipun tarian ini memiliki keunggulan yang berbeda dengan jenis penyajian tari lainnya.

Namun, tari tunnggal banyak yang menilai memiliki tingkat kerumitan gerakan paling tinggi jika dibandingan dengan bentuk penyajian tarian lainnya.

2. Tari Berpasangan/ Duet

tari payung

Tari berpasangan atau duet adalah tari yang dibawakan oleh dua orang. Dimana dalam membawakan tari perpasangan/ duet gerakan penari tidak selalu sama. Akan tetapi, gerakan dalam tari berpasangan ini biasanya saling memiliki keterpautan atau keterpaduan antara dua gerak penarinya.

Tari berpasangan atau duet dapat dilakukan dengan pasangan sama lawan jenis maupun beda lawan jenis. Persiapan dalam membawakan tari berpasangan tidak jauh beda dengan persiapan dalam membawakan tari tunggal.

Bagain terpenting dalam persiapan untuk membawakan tari ini adalah sering berlatih dengan pasangan atau duet penari. Hal ini diharapakan dengan seringnya berlatih maka akan terbentuk gerak yang harmonis atau keserasian dalam menari. Contoh tari berpasangan atau duet yaitu Tari Payung, Tari Bambangan Cakil, Tari Legong, dan Tari Yosim.

3. Tari Kelompok

tari serimpi

Tari kelompok adalah adalah tari yang dibawakan oleh beberapa orang penari. Tari ini hampir memiliki kesamaan dengan tari berpasangan atau duet, namun jumlah penarinya lebih banyak. Dalam tari kelompok biasanya terdapat beberapa gerakan penari yang sama dan ada pula yang tidak sama.

Saat penari menampilkan gerakan yang tidak sama biasanya gerakan tersebut tetap menciptakan keterpaduan antar gerak penarinya. Sisi estetika ruang sangat diperhatikan oleh para penari tari kelompok.

Sekalipun disajikan dengan banyak penari ruang dalam pentas tari tidak boleh terlihat terlalu sesak maupun terlalu kosong. Hal ini akan menyebabkab ketertarikan dan daya nyaman tersendi bagi penikmat tari yang sedang menonton pertunjukkan tari.

Tari kelompok sendiri masih dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tari kelompok tanpa dialog dan tari kelompok dengan dialog. Tari kelompok tanpa dialog contohnya adalah tari bedhaya dan tari serimpi. Sedangkan, tari kelompok dengan dialog contohnya adalah wayang orang dan Tari Lengendriyan.

Tari kelompok merupakan tarian yang memiliki gerakan paling mudah jika dibandingkan dengan bentuk penyajian tari lainnya. Sekalipun mudah, kekompakkan adalah kunci utama yang harus dijaga oleh para penari untuk menyajikan tarian ini ke penonton.

4. Tari Massal

Tari Gombyong

Tari massa adalah tarian yang dilakukan dengan jumlah penari yang cukup banyak. Gerakan dalam tari massal selalu sama antara penari satu dengan penari yang lainnya. Pada tari ini tidak ditemukan adanya jalinan gerakan yang memiliki satu keterpaduan.

Pada tari massal busana atau kostum yang dikenakan oleh para penarinya biasanya juga sama. Hanya pada tari massal tertentu terjadi perbedaan busana akibat adanya pembagian pola gerak tertentu pada tarian yang akan dibawakan. Contoh dari tari massal adalah Tari Gombyong, Tari Golek, Tari Jaranan, dan lainnya.

The post Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajiannya dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Cokek : Sejarah dan Maknanya https://haloedukasi.com/tari-cokek Thu, 29 Sep 2022 02:59:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37985 Tari Cokek merupakan salah satu kesenian tari khas suku Betawi. Betawi sendiri merupakan suatu masyarakat yang berkembang dari adanya berbagai akulturasi budaya dan adat istiadat di dalamnya. Masyarakat ini muncul dengan adanya ibukota negara Indonesia yang berada di Jakarta dan tentunya menjadi pusat lokasi dari orang berbagai penjuru kota. Dengan banyaknya masyarakat yang berasal dari […]

The post Tari Cokek : Sejarah dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Cokek

Tari Cokek merupakan salah satu kesenian tari khas suku Betawi. Betawi sendiri merupakan suatu masyarakat yang berkembang dari adanya berbagai akulturasi budaya dan adat istiadat di dalamnya.

Masyarakat ini muncul dengan adanya ibukota negara Indonesia yang berada di Jakarta dan tentunya menjadi pusat lokasi dari orang berbagai penjuru kota.

Dengan banyaknya masyarakat yang berasal dari berbagai kota terbentuklah masyarakat Betawi. Sifat campur aduk dari dialek Betawi merupakan cerminan dari budaya masyarakat Betawi secara umum.

Sejarah Tari Cokek

Kesenian dalam masyarakat Betawi memiliki jumlah yang sangat banyak. Hal ini disebabkan perkawinan kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat Betawi. Salah satu seni tari tradisional yang merupakan hasil perkawinan adat dan akulturasi budaya adalah Tari Cokek.

Tari Cokek sendiri merupakan salah satu tari tradisional yang berkembang sejak abad ke 19. Tari ini merupakan akulturasi budaya antara Cina, Banten, dan Betawi. Tarian ini lahir dilingkungan masyarakat Betawi-Tionghoa di pinggiran ibukota Jakarta, yaitu di Teluk Naga, Tangerang.

Pada beberapa buku sejarah tradisi masyrakat Betawi juga menuliskan bahwa Tari Cokek adalah seni tari yang berasal dari Betawi yang menjadi tarian khas Tangerang dan diwarnai dengan etnik Tionghoa.

Tari Cokek juga mendapatkan penilaian dari masyarakat merupakan salah satu tari tradisioanl unggulan masyarakat Betawi. Tari ini dapat menyebar dengan luas dan cepat serta digemari oleh masyarakat Betawi kota hingga pinggiran.

Tari Cokek juga sering dipertunjukkan pada acara seperti sunatan maupun pernikahan. Bahkan dengan mudahnya masyarakat Betawi dapat menyaksikan tarian ini pada setiap mayarakat Betawi yang sedang memiliki hajat.

Para penari biasanya menunjukkan kepiawaian dalam menari dengan diiringi dengan musik pengiring Gambang Kromong.

Perpaduan antara gerak penari dan musik pengiringnya sangat selaras sehingga penonton dapat merasakan keikutsertaan dalam pertunjukkan Tari Cokek. Nama Cokek sendiri berasal dari bahasa Hokian yaitu chiou-kek yang berarti menyanyikan lagu. Dalam Bahasa Mandarin Cokek dibaca sebagai Chang ge.

Makna Tari Cokek

Tari Cokek memiliki sisi kemisteriusan terkait siapa penciptanya dan siapa yang memperkenalkan pertama kali ke masyarakat Betawi. Tidak ada satu sumber pun yang menyebutkan atau menjelaskan terkait pencipta Tari Cokek.

Perpaduan gerak penari pada bagian mata yang tajam dan ekpresi kegenitan yang bawakan oleh penari perempuan memiliki makna untuk bertujuan memikat para tamu lelaki untuk ikut melakukan ngibing berpasangan di panggung atau pelataran rumah warga. Daya tarik inilah yang menjadikan Tari Cokek sebagai tari tradisional yang sifatnya pergaulan.

Pada jaman penjajahan masyarakat Betawi lebih akrab menyebut tari ini adalah Tari Ngibing Cokek. Pada saat itu selama ngibing penari akan diberikan tuak agar bersemangat. Pada awal tahun 1970-an Tari Cokek hanya dipertunjukkan untuk melayani tamu hajatan Cina.

Jauh bahkan sebelum perang dunia II meletus, musik Gambang Kromong dan Tari Cokek dimiliki oleh cukong-cukong golongan peranakan Tionghoa guna melayani para tuan tanah dalam kelas menengah ke atas.

Para penari Cokek biasanya memiliki induk yang bekerja untuk memerintahkan para penari untuk melayani tamu berkebangsaan Cina. Penari Cokek di sini biasanya melakukan gerakan erotis seperti beradu bokong, sehingga penari Cokek lebih sering disebut sebagai wanita penghibur atau caboh dalam bahasa Betawi.

Karena hal ini Tari Cokek dulunya mendapat kecaman dari masyarakat Betawi karena mengandung nilai moral yang dianggap kurang baik. Sekalipun demikian, beberapa gerakan Tari Cokek memiliki makna khusus positif tersendiri.

Contohnya adalah gerakan tangan ke atas yang bermaknakan meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, ada gerakan yang menunjuk ke arah mata dimana memiliki arti menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak baik atau negatif.

Gerakan terakhir yang memiliki makna yaitu gerakan menunjuk kening. Gerakan menunjuk kening berartikan manusia harus menggunakan akalnya dalam berpikir hal-hal yang positif.

Seiring dengan perkembangan jaman Tari Cokek juga mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dan globalisasi saat ini. Tari Cokek yang berkembang di masyarakat Betawi saat ini jauh berbeda dengan yang dahulu.

Tari ini mengalami perubahan baik itu gerakan, kostum, maupun riasan yang dikenakan oleh penarinya. Kabar yang terbaru Tari Cokek merupakan salah satu tari tradisional yang nasibnya sudah diujung tanduk.

Hal ini disebabkan semakin berkurangnya jumlah penari Cokek yang disebabkan berkurannya kesejahteraan para penari yang diperoleh.

The post Tari Cokek : Sejarah dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Caci : Sejarah, Makna Tari, dan Gerakan https://haloedukasi.com/tari-caci Fri, 23 Sep 2022 02:39:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37986 Tari Caci merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Pada dasarnya tari ini merupakan tari uji ketangkasan bela diri yang dibalut dalam bentuk kesenian tari dan menjadi salah satu nilai budaya tersendiri di daerah Nusa Tenggara Timur. Tari Caci sendiri mulanya hanya dibawakan oleh masyarakat Manggarai, namun seiring dengan […]

The post Tari Caci : Sejarah, Makna Tari, dan Gerakan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Tari Caci merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Pada dasarnya tari ini merupakan tari uji ketangkasan bela diri yang dibalut dalam bentuk kesenian tari dan menjadi salah satu nilai budaya tersendiri di daerah Nusa Tenggara Timur.

Tari Caci sendiri mulanya hanya dibawakan oleh masyarakat Manggarai, namun seiring dengan perkembangan jaman tarian ini dibawakan oleh hampir seluruh masyarakat Flores.

Sejarah Tari Caci

Tari Caci sendiri merupakan seni tari yang khas dari suku Manggarai. Tari ini biasanya dibawakan oleh sepasang pemuda dengan membawa properti cambuk dan perisai. Penari yang membawa cambuk memiliki posisi sebagai penyerang. Sedangkan, penari lainnya bertahan dengan menggunakan perisai.

Pada mulanya tari ini merupakan suatu tarian untuk membutikan siapa yang benar dan siapa yang salah. Tari ini juga merupakan Seiring dengan berkembangnya jaman, tari ini akhirnya berubah fungsinya untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah (hang woja).

Pada saat ini Tari Caci berkembang menjadi salah satu tarian tradisional yang saat ini sering dimainkan oleh masyarakat Manggarai bahkan oleh masyarakat Flores secara keseluruhan. Salah satu kegiatan yang saat ini sering menggelar pertunjukkan Tari Caci hingga saat ini adalah pesta rakyat pergantian tahun atau ketika para petani ingin membuka lahan garapan.

Selain itu, Tari Caci juga sering dipertontonkan sebagai suguhan spesial bagi para tamu undangan pemerintah maupun para turis yang melakukan kunjungan ke desa-desa asal Flores.

Makna Tari Caci

Tari Caci berasal dari kata ca yang berarti satu dan ci berarti uji. Makna kata Caci adalah sebuah ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah dengan cara bertarung dan merupakan suatu bentuk ritual penting yang dilakukan oleh suku Manggarai.

Selain itu, pertunjukkan Tari Caci juga dijadikan sebagai ajang untuk berkumpul bersama keluarga besar oleh masyarakat suku Manggarai. Berdasarkan adat Tari Caci memiliki tiga jenis, yaitu Randang Uma, Caci Lontong Golo, dan Caci Randang Weri.

Tari Caci Randang Uma adalah Tari Caci yang memiliki makna untuk mensyukuri hasil panen. Tari Caci Lontong Golo adalah Tari Caci yang bermaknakan wujud syukur terhadap kesehatan yang telah diberikan. Tari Caci Randang Weri adalah Tari Caci yang bermaknakan peresmian suatu perkampungan yang baru buka di daerah Flores.

Selain untuk acara seperti itu Tari Caci juga digunakan untuk acara pesta maupun peristiwa yang bersifat kebahagiaan.

Gerakan Tari Caci

Pada pertunjukkan Tari Caci biasanya akan dibuka dengan tarian Danding atau Tandak Manggarai. Sebelum saling beradu, setiap pemain terlabih dahulu melakukan gerakan pemanasan otot. Saat melakukan gerakan pemanasan, masing-masing penari menggerakkan badannya mirip gerakan kuda.

Sambil bernyanyi lagu daerah para penari menantang lawannya. Setalah gerakan pemanasan telah selesai dilakukan mulainya penari yang membawa pecut akan menyerang lawannya. Begitu pula penari yang berposisi sebagai penahan menggunakan tameng akan menahan sabetan pecut yang mengenai tubuhnya.

Di sela-sela para penari menari, tetua adat baik laki-laki dan perempuan juga akan ikut menari (danding) dan bernyanyi (mbata) dengan penuh suka cita sambil berjalan teratur membentuk suatu lingkaran.

Pada saat penari melakukan pertunjukkan Tari Caci ada beberapa peraturan terkait gerakan tari yang harus dipatuhi oleh seluruh penari. Peraturan tersebut diantaranya :

  • Pemain yang memegang pecut hanya boleh memukul tubuh lawan dari bagian pinggang ke atas. Sedangkan, pada bagian pinggang ke bawah akan ditandai oleh kain yang menjuntai dan tidak boleh dikenai pecut.
  • Seluruh kulit tubuh seperti bagian dada, punggung, dan lengan dapat dijadikan sebagai sasaran cambuk oleh penari yang membawa pecut.
  • Pemain akan dinyatakan kalah apabila bagian ujung pecut yang terbuat dari kulit kerbau tipis mengenai bagain mata.
  • Pemain harus bersikap sportif. Kedua pemain saling berganti peran, seorang pemain hanya boleh melakukan sekali pecut.

Sekalipun dalam tarian ini para penari akan beradu ketangkasan dengan memecut, akan tetapi kalah dan menang bukanlah tujuan utamanya. Tujuan utama melakukan Tari Caci adalah meningkatkan rasa persatuan, persaudaraan dan persahabatan. Karena pada dasarnya Tari Caci adalah salah satu tari tradisional yang membawakan rasa suka cita.

The post Tari Caci : Sejarah, Makna Tari, dan Gerakan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari Cangget : Pengertian, Macam, dan Gerakannya https://haloedukasi.com/tari-cangget Tue, 20 Sep 2022 03:03:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37983 Tari merupakan salah satu kesenian yang mentitik beratkan pada gerak badan berirama yang dilakukan pada tempat dan waktu tertentu guna keperluan tertentu seperti pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Kemunculan tari sendiri diprediksi telah berusia lebih dari 500 tahun lalu. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai tarian adat sesuai dengan keanekaragaman adat yang berlalu di […]

The post Tari Cangget : Pengertian, Macam, dan Gerakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tari merupakan salah satu kesenian yang mentitik beratkan pada gerak badan berirama yang dilakukan pada tempat dan waktu tertentu guna keperluan tertentu seperti pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran.

Kemunculan tari sendiri diprediksi telah berusia lebih dari 500 tahun lalu. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai tarian adat sesuai dengan keanekaragaman adat yang berlalu di suatu daerah. Tari Cangget merupakan salah satu tarian khas nusantara yang telah berumur ratusan tahun dan berasal dari daerah Lampung.

Tari ini mulai dikenap oleh masyarakat luas semenjak masa penjajahan Jepang di Indonesia. Hingga saat ini Tari Cangget masih sering dipertontonkan pada kegiatan-kegiatan khusus di Lampung.

tari cangget

Pengertian Tari Cangget

Tari Cangget adalah salah satu tarian khas Lampung yang beasal dari masyarakat beradat papadun. Tarian ini biasanya disajikan dalam upacara adat atau begawi yang diselenggarakan pada pesta perkawinan pada masyarakat Lampung Papadun.

Dahulu kala tari ini hanya dibawakan oleh penari perempuan. Secara luas Tari Cangget bermaknakan begawi. Bahkan bagi masyarakat Lampung Papadun begawi dan cangget adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Tari ini sempat bermaknakan perkenalan antara pemuda pemudi Lampung Papadun dalam mencari jodoh. Namun, seiring dengan perkembangan jaman tarian ini mulai dilupakan. Bahkan saat ini Tari Cangget sendiri hanya dipertontonkan pada acara-acara penting saja seperti pernikahan, penyambutan tamu, ataupun acara adat lainnya.

Macam Tari Cangget

Tari Cangget memiliki banyak macam sesuai dengan fungsi yang dibawakannya. Berikut adalah macam-macam Tari Cangget beserta fungsi tariannya.

  • Cangget Nyamuk Temui, tari ini merupakan Tari Cangget yang dibawakan oleh pemuda dan pemudi dam upacara agung untuk menyambut tamu yang hadir ke daerahnya.
  • Cangget Bakha, tari yang satu ini biasanya dibawakan oleh pemuda dan pemudi saat bulan purnama seusai panen (Upacara Panen Raya)
  • Cangget Penganggik, tarian ini biasanya dibawakan oleh pemuda pemudi saat menyambut salah satu anggota masyarakat yang memasuki usia dari anak-anak ke dewasa. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang tersebut usai melakukan Upacara Busepei (kikir gigi).
  • Cangget Pilangan, tari ini merupakan tarian untuk seorang gadis yang akan mengakhiri masa lajangnya dengan menikah. Karena setelah menikah bagi seorang perempuan Lampung Papadun akan dilarang untuk menari, jadi ini merupakan tarian terakhir yang dia bawakan sebelum menikah.
  • Cangget Agung, tari ini merupakan tarian pada malam utama suatu acara upacara adat atau gawi adat, biasanya pada acara Begawi Cakak Pepadun atau dikenal saat adanya kenaikan takhta penyeimbang.

Gerakan Tari Cangget

Gerakan pada Tari Cangget merupakan gerakan yang memiliki pola bebas. Tidak ada suatu pola khusus yang harus dibawakan oleh para penari Tari Cangget, sehingga pada setiap pementasan Tari Cangget bisa jadi gerakan yang disajikan berbeda-beda.

keneuy

Namun, secara garis besar gerak Tari Cangget terdiri dari gerak kenuy ngelayang, tutup malu, ukel kilat mundur, dan ngecum. Kenuy dalam bahasa Lampung berarti burung elang, sedangkan ngelayang adalah gerakan saat burung elang terbang tanpa mengepakkan sayapnya.

ngleyang

Pada pola gerak ini penari akan mengembangkan tangan dan digerakkan ke depan ke belakang. Burung elang sendiri bagi masyarakat Lampung memiliki makna binatang yang dikagumi karena bermaknakan dunia di atas (surga).

Musik Pengiring Tari Cangget

Sebagai tarian tradisional Tari Cangget memiliki musik pengiring khas daerah Lampung yang disebut sebagai tala balak. Pada instrumen musik tala balak memiliki 5 jenis instrumen yaitu, gelittak satu buah, kelittang dua belas buah, rujih dua buah, canang (petuk) satu buah, tala balak dua buah, dan tala lunik satu buah.

Musik yang dimainkan instrumen tala balak dikenal dengan sebutan tabuhan. Tabuhan yang dibawakan untuk mengiringi Tari Cangget juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Tabuh Takhi
  • Tabuh Mirul Bekekes
  • Tabuh Gupek

Busana Tari Cangget

Busana yang digunakan penari Tari Cangget tidak lepas jauh dari busana tradisional masyarakat Lampung, seperti

  • Kain tipis
  • Kebaya warna putih
  • Siger
  • Gelang burung
  • Gelang ruwi
  • Gelang kano
  • Kalung papan jajar
  • Bulu seretai
  • Tanggai
  • Peneken
  • Anting-anting
  • Kaos kaki warna putih

Properti Tari Cangget

Para penari Tari Cangget dalam mementaskan tariannya tidak lepas dari properti tari seperti berikut

  • Talam bekukut, adalah nampan berbentuk bulat yang terbuat dari kuningan atau perunggu dengan tumpuan kaki di bawahnya. Secara harfifah talam berikut berikut memiliki arti talam berkaki. Talam bekukut biasanya digunakan oleh calon mempelai wanita lalu digunakan oleh penari wanita menari di atasnya.
  • Tombak dan geris, properti ini digunakan saat gerakan tari Igel/Igol.
  • Jepana (tandu), adalah properti yang dipakai untuk menjemput tamu agung dan penyeimbang.
  • Payung adat putih, merupakan properti yang dianggap menyimbolkan kesucian dan kuning melambangkan keagungan.

The post Tari Cangget : Pengertian, Macam, dan Gerakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>