tata bahasa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tata-bahasa Tue, 04 Jan 2022 08:12:05 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico tata bahasa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tata-bahasa 32 32 Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-utama Tue, 04 Jan 2022 08:11:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30134 Tentunya kita sudah tak asing dengan kalimat majemuk. Secara sederhana, kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk salah satunya adalah klausa utama. Lalu, apa itu klausa utama dan bagaimana ciri-ciri dari klausa ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini. Pengertian Klausa Utama Klausa […]

The post Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tentunya kita sudah tak asing dengan kalimat majemuk. Secara sederhana, kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk salah satunya adalah klausa utama. Lalu, apa itu klausa utama dan bagaimana ciri-ciri dari klausa ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.

Pengertian Klausa Utama

Klausa merupakan unit yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Objek, predikat yang dibarengi dengan objek ataupun lampiran dan informasi yang tidak disertai dari ketiganya ini. Klausa bukanlah kalimat sebab tidak disertai atau ditambah dengan elemen intonasi.

Klausa memiliki banyak jenis tergantung dari apa yang membaginya. Adapun klausa yang akan dibahas di sini adalah klausa utama yang memiliki pasangan dengan klausa bawahan. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa ini dapat dipahami oleh si pembaca. Sementara itu, klausa bawahan, tidak dapat berdiri sendiri dan isinya tidak dapat dipahami seperti klausa utama.

Klausa utama memiliki makna yang dapat dipahami oleh pembaca. Posisi klausa ini sebagai kalimat utama jika berada dalam kalimat yang majemuk. Sementara itu, klausa bawahan dalam kalimat majemuk hanya berfungsi sebagai pelengkap atau untuk memperpanjang kata dalam kalimat.

Klausa utama memiliki tempat yang lebih tinggi dibandingkan klausa bawahan dalam kalimat majemuk bertingkat. Meskipun begitu, kedua klausa ini dapat menempati posisi di awal maupun di akhir. Asalkan tidak mengurangi makna yang ingin disampaikan di dalamnya.

Setiap klausa paling tidak terdapat satu klausa utama. Namun, di lain situasi, terdapat klausa yang memiliki dua klausa utama. Hal ini dapat terjadi dalam kalimat majemuk. Dalam kalimat majemuk, dua klausa utama akan digabung dengan menggunakan konjungsi. Selain itu, klausa utama juga akan disandingkan dengan klausa bawahan.

Klausa utama dan klausa bawahan jelas merupakan dua hal yang berbeda. Klausa bawahan atau kerap disebut dengan subordinate clause merupakan klausa yang tidak dapat menyampaikan pemikiran secara lengkap.

Secara isi, klausa ini sama dengan klausa utama, yakni memiliki subjek dan predikat. Namun, pada klausa ini akan selalu dimulai atau diikuti dengan konjungsi bawahan atau kata ganti relatif. Klausa bawahan dinamakan pula dengan klausa tergantung sebab keberadaan klausa ini bergantung pada klausa utama.

Klausa utama dan klausa bawahan memiliki sejumlah perbedaan seperti pada klausa utama dapat mengekspresikan pemikiran secara lengkap. Sedangkan pada klausa bawahan tidak dapat mengekspresikan pemikiran yang lengkap.

Selain itu, klausa utama dapat berdiri sendiri atau artinya klausa ini tidak membutuhkan kata pelengkap namun kata pelengkap. Tanpa kata pelengkap klausa utama sudah dapat dipahami.

Kata pelengkap di sini tidak wajib ada dalam klausa utama. Namun, klausa ini dapat ditambahkan dengan kata pelengkap agar struktur kalimat semakin lengkap. Berbeda halnya dengan klausa bawahan yang sangat bergantung pada klausa utama.

Sebab, klausa ini tidak dapat mengekspresikan pemikiran lengkapnya sendiri. Maka dari itu, klausa ini dinamakan dengan klausa independen atau klausa yang tidak dapat berdiri sendiri.

Ciri-Ciri Klausa Utama

Klausa utama memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari klausa ini adalah sebagai berikut.

  1. Tidak terdapat nada akhir. Klausa utama tidak memiliki nada akhir. Namun, nada akhir tersebut dapat ditambahkan dalam klausa ini. Jika nada akhir ditambahkan maka klausa ini akan menjadi sebuah kalimat.
  2. Klausa utama merupakan bagian dari kalimat jamak. Kalimat jamak adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa utama termasuk ke dalam kalimat jamak dan akan disandingkan dengan klausa bawahan sehingga akan semakin menambah baik suatu kalimat.
  3. Klausa utama memiliki predikat. Pada klausa utama terdapat predikat yang disandingkan dengan subjek. Keberadaan predikat ini membuat klausa utama lebih mudah dipahami meskipun belum ditambahkan dengan kata pelengkap
  4. Klausa utama dapat berdiri sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa klausa ini dapat berdiri sendiri atau otonom. Artinya, klausa ini tidak memerlukan klausa bawahan atau kata pelengkap untuk membuat pembaca paham makna yang terkandung di dalamnya. Meskipun begitu, klausa ini dapat disisipkan klausa bawahan dan kata pelengkap.

Contoh Klausa Utama

  1. Kucing menggigil kedinginan ketika hujan turun dengan deras. Pada kalimat ini, yang menjadi klausa utama adalah kucing menggigil kedinginan.
  2. Adik menangis saat ayah akan pergi. (kata adik menangis merupakan klausa utama).
  3. Saat hujan, ayah pergi ke kantor. (Ayah pergi ke kantor merupakan klausa utama. Jika biasanya klausa utama akan ditulis terlebih dahulu. Maka tidak dengan contoh ini. Pada contoh ini klausa utama diletakkan di akhir dan itu boleh-boleh saja.)
  4. Dia mencintai suaminya tetapi dia berselingkuh dengan lelaki lain.
  5. Selesai makan, adik pergi ke kamar untuk mengerjakan PR.
  6. Kami tidak dapat membantu kecuali jika ada bayarannya
  7. Ketika paman sedang mengemudi, mobilnya mengalami kecelakaan beruntun.
  8. Saya kehilangan emas dua karat.
  9. Saat pagi, ayam jantan berkokok
  10. Berjanjilah jika kamu tidak akan berkhianat.
  11. Rina menyukai susu rasa coklat.
  12. Saat virus meningkat, rumah sakit kewalahan menanganinya
  13. Ketika adik lahir, ibu menghembuskan nafas terakhir.
  14. Beta adalah anak pintar, hanya saja dia pemalas
  15. Ayah sedang melamun saat ibu pulang
  16. Pak Kosim merupakan tukang bangunan.
  17. Ketika kakak terjatuh, ibu ada di kamar mandi
  18. Mobil itu menghantam bahu jalan saat hujan turun dengan deras
  19. Motor itu rusak hebat karena tertimpa pohon
  20. Pak Boni di rawat di rumah sakit saat istrinya meninggal dunia.

Itulah sejumlah contoh dari klausa utama. Klausa utama mudah untuk dipahami sebab keberadaannya yang jelas dan selalu disandingkan dengan klausa bawahan jika dalam kalimat majemuk.

Dari contoh di atas dapat kita ketahui bahwa klausa utama keberadaannya selalu setelah atau sebelum konjungsi tergantung bagaimana penempatan klausa utama tersebut.

Jika klausa utama berada di depan, maka klausa ini terletak sebelum konjungsi. Sebaliknya, jika klausa ini di belakang, maka klausa ini sesudah konjungsi. Kata yang berada atau bersanding dengan konjungsi itulah yang dinamakan dengan klausa bawahan.

Kesimpulan Pembahasan

Klausa merupakan unit yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa ini dapat dipahami oleh si pembaca.

Sementara itu, klausa bawahan, tidak dapat berdiri sendiri dan isinya tidak dapat dipahami seperti klausa utama. Setiap klausa paling tidak terdapat satu klausa utama. Namun, di lain situasi, terdapat klausa yang memiliki dua klausa utama.

Klausa utama dan klausa bawahan jelas merupakan dua hal yang berbeda. Klausa bawahan atau kerap disebut dengan subordinate clause merupakan klausa yang tidak dapat menyampaikan pemikiran secara lengkap. Secara isi, klausa ini sama dengan klausa utama, yakni memiliki subjek dan predikat.

Namun, klausa utama dapat mengekspresikan pemikiran secara lengkap. Sedangkan pada klausa bawahan tidak dapat mengekspresikan pemikiran yang lengkap. Selain itu, klausa utama dapat berdiri sendiri atau artinya klausa ini tidak membutuhkan kata pelengkap namun kata pelengkap.

Itulah pembahasan mengenai klausa utama yang ternyata berbeda dengan klausa bawahan. Kedua klausa ini akan sering kita temui pada kalimat majemuk. Sebab, biasanya keduanya akan terus disandingkan.

The post Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa Nominal: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-nominal Tue, 04 Jan 2022 07:15:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30133 Kita masih membahas mengenai jenis klausa. Namun, kali ini kita akan membahas klausa nominal. Dari namanya saja, mungkin sudah tahu bahwa klausa ini terdiri dari kata benda (nomina). Namun, untuk semakin menambah pengetahuan kita simak ulasan selengkapnya di bawah ini. Apa itu klausa nominal, bagaimana ciri-cirinya dan apa contohnya? Pengertian Klausa Nominal Sintaksis merupakan tata […]

The post Klausa Nominal: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kita masih membahas mengenai jenis klausa. Namun, kali ini kita akan membahas klausa nominal. Dari namanya saja, mungkin sudah tahu bahwa klausa ini terdiri dari kata benda (nomina).

Namun, untuk semakin menambah pengetahuan kita simak ulasan selengkapnya di bawah ini. Apa itu klausa nominal, bagaimana ciri-cirinya dan apa contohnya?

Pengertian Klausa Nominal

Sintaksis merupakan tata bahasa yang menjelaskan hubungan antar kata dalam sebuah kalimat. Tata bahasa ini bisa terdiri dari morfologi dan sintaksis.

Jika morfologi menyangkut mengenai masalah gramatikal maka lain halnya dengan sintaksis. Sintaksis ini berusan dengan tata bahasa di antara kata yang akan menjadi kalimat.

Salah satu hal yang dibahas dalam sintaksis adalah klausa. Klausa yang memiliki ragam jenisnya itu seperti salah satunya klausa nominal.

Klausa dapat diartikan sebagai kumpulan kata yang sekurangnya terdapat subjek serta predikat. Menurut Cook, klausa adalah kata yang mengandung satu predikat.

Sementara itu, menurut Tarmini klausa diartikan sebagai salah satu kontruksi yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat. Klausa nominal adalah salah satu jenis klausa yang terbagi berdasarkan unsur predikatnya.

Ada pula yang menyatakan bahwa klausa nominal adalah klausa yang di mana predikatnya termasuk ke dalam kata benda atau frasa nomina. Klausa ini dinamakan klausa nominal karena predikat yang digunakan berupa kata benda. Struktur utama pada klausa ini adalah seperti klausa lain pada umumnya yakni terdiri dari subjek dan predikat.

Ciri-Ciri Klausa Nominal

Sebagaimana jenis-jenis klausa lainnya, klausa nominal memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri bertujuan agar kita dapat dengan mudah mengetahui keberadaan dari klausa nominal. Adapun ciri-ciri dari klausa nominal adalah sebagai berikut:

  1. Klausa ini terdiri dari subjek dan predikat. Klausa nominal memiliki kesamaan dengan klausa bebas yakni sama-sama memiliki subjek dan predikat. Hanya saja yang membedakannya adalah adanya kata benda yang menjadi ciri khas dari klausa ini.
  2. Terdapat frasa nomina atau kata benda. Seperti namanya, bahwa klausa ini terdiri dari kata benda. Hal inilah yang membedakan klausa ini dengan klausa lainnya.
  3. Memerlukan konjungsi atau kata penghubung. Klausa nominal memerlukan konjungsi atau kata penghubung. Namun, keberadaan kata penghubung ini tidak selalu dan harus ada pada setiap klausa. Kata penghubung ini biasanya diletakkan di tengah bukan di depan seperti klausa terikat.

Contoh Klausa Nominal

Setelah memahami pengertian serta ciri-cirinya, kita akan membahas contoh dari klausa ini agar semakin paham dan tau mengenai contoh klausa nominal. Ada banyak contoh klausa nominal yang sering kita temukan sehari-hari.

Hanya saja, kita kurang menyadarinya. Maka, dari itu, kita akan mengulas mengenai contoh-contoh tersebut beserta penjelasannya.

  1. Staf ahli bidang ekonomi (kata staf ahli merupakan subjek, sedangkan bidang ekonomi adalah predikat.)
  2. Pak Wawan seorang guru (Pak Wawan merupakan subjek sedangkan seorang guru adalah predikat).
  3. Berita dari koran (kata berita adalah subjek sedangkan dari koran adalah predikat).
  4. Mobil baru kakak Firman (kata mobil baru adalah subjek sementara kakak Firman adalah predikat)
  5. Boneka koleksi adik (boneka adalah subjek sementara koleksi adik adalah predikat)
  6. Bapak Ridwan Kamil adalah seorang Gubernur (Bapak Ridwan Kamil merupakan subjek, sementara seorang gubernur adalah predikat)
  7. Pak Maman seorang dokter (kata Pak Maman adalah subjek sedangkan seorang dokter adalah predikat)
  8. Pak David guru bahasa Indonesia (Pak David merupakan subjek sedangkan guru bahasa Indonesia adalah predikat)
  9. Pak Bambang seorang manajer perusahaan (Pak Bambang adalah subjek sedangkan seorang manajer perusahaan adalah predikat)
  10. Bapak Jokowi Dodo Presiden Republik Indonesia ( Bapak Jokowi Dodo adalah subjek sedangkan presiden Republik Indonesia adalah predikat).
  11. Petuah orang tua (nasihat adalah subjek, orang tua adalah predikat).
  12. Kata-kata bijak motivator (kata-kata bijak merupakan subjek, motivator adalah predikat).
  13. Arman Mahasiswa Universitas Airlangga (Arman adalah subjek, mahasiswa Universitas Airlangga adalah predikat).
  14. Suara indah Inul Daratista (suara indah merupakan subjek, sedangkan Inul Daratista adalah predikat).
  15. Koperasi lumbung desa (koperasi adalah subjek, lumbung desa merupakan predikat).
  16. Dongeng Putri Salju (dongeng adalah subjek dan putri salju adalah predikat).
  17. Rumus ekonomi (rumus merupakan subjek, sementara itu ekonomi adalah predikat).
  18. Rumus fisika(rumus adalah subjek, sedangkan fisika merupakan predikat).
  19. Ayahnya dosen Universitas Pendidikan Indonesia (ayahnya adalah subjek, sedangkan dosen Universitas Pendidikan Indonesia merupakan predikat).
  20. Kakaknya mahasiswi Universitas Indonesia (kakaknya merupakan subjek, mahasiswi Universitas Indonesia adalah predikat).
  21. Kakaknya seorang direktur perusahaan (kakaknya merupakan subjek, seorang direktur perusahaan adalah predikat).
  22. Ibunya seorang asisten rumah tangga (ibunya merupakan subjek, seorang asisten rumah tangga adalah predikat).
  23. Warung makan Bu Yamin (warung makan merupakan subjek, Bu Yamin adalah predikat).
  24. Pakaian adat Sunda (pakaian adat merupakan subjek, Sunda adalah predikat).
  25. Tanaman obat darah tinggi (tanaman merupakan subjek, obat darah tinggi adalah predikat).

Itulah sejumlah contoh dari klausa nominal. Klausa yang terdiri dari subjek dan predikat sama seperti klausa bebas. Hanya saja yang membedakannya adalah pada klausa ini menggunakan frasa nomina atau kata benda.

Itulah informasi beserta penjelasan mengenai klausa nominal. Klausa nominal merupakan yang memiliki ciri khas adanya kata benda. Jangan sampai salah lagi membedakan antara klausa nominal dengan klausa lainnya.

The post Klausa Nominal: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-terikat Tue, 04 Jan 2022 07:10:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30132 Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa klausa memiliki banyak jenisnya. Setelah kita membahas klausa bebas, kini kita akan membahas kebalikan atau lawan dari klausa bebas yakni klausa terikat. Pada pembahasan klausa bebas, kita pernah menyinggung pembahasan mengenai klausa terikat. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas klausa terikat secara lengkap. Apa itu klausa terikat, bagaimana […]

The post Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa klausa memiliki banyak jenisnya. Setelah kita membahas klausa bebas, kini kita akan membahas kebalikan atau lawan dari klausa bebas yakni klausa terikat.

Pada pembahasan klausa bebas, kita pernah menyinggung pembahasan mengenai klausa terikat. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas klausa terikat secara lengkap. Apa itu klausa terikat, bagaimana cirinya, apa saja contohnya? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

Pengertian Klausa Terikat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klausa adalah kelompok kata yang minimal terdiri dari subjek dan predikat serta dapat menjadi sebuah kalimat.

Sementara itu, menurut H. Alwi menafsirkan klausa sebagai satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih serta mengandung predikat. Klausa terikat dapat diartikan sebagai klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja, bahkan klausa jenis ini bisa tidak memiliki keduanya. Klausa terikat merupakan klausa yang tidak memiliki peluang menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini tidak dapat berdiri sendiri.

Klausa terikat kerap dinamakan dengan klausa subordinatif atau klausa bawaan. Sebab, klausa jenis ini diawali dengan konjungsi subordinatif. Maka dari itu, klausa jenis ini dapat diikuti dengan kaya penghubung atau konjungsi. Tidak seperti klausa bebas yang tidak perlu diikuti kata penghubung.

Klausa terikat disebut juga dengan anak kalimat atau klausa turunan. Klausa jenis ini tidak dapat berdiri sendiri, memerlukan beberapa keterangan atau kata yang dapat menambah atau menafsirkan kata tersebut.

Ciri-Ciri Klausa Terikat

Seperti halnya klausa bebas, klausa terikat memiliki beberapa ciri yang membedakan klausa ini dengan klausa lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai pengisi salah satu dari SPOK. Seperti diketahui bahwa klausa terikat ini hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Maka dari itu, keberadaan klausa ini hanya dapat mengisi salah satu tempat yakni subjek atau predikatnya saja.
  2. Memiliki penanda berupa kata ganti tanya atau konjungsi. Kata ganti tanya dapat berupa, apa, siapa, di mana, dengan siapa dan lainnya. Sedangkan kata konjungsi dapat berupa bahwa, kalau, jika, seandainya, ketika, sewaktu, selagi, sebelumnya, sesudahnya dan lainnya. Penggunaan kata konjungsi ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.
  3. Sebagai sebuah unsur yang menerangkan dalam sebuah frasa nomina. Contohnya pemuda yang berbaju biru itu adikku.
  4. Klausa terikat terdiri dari dua jenis yakni klausa terikat atribut dan klausa terikat nominal. Contoh dari klausa atribut adalah Doni yang berwajah tampan itu sedang berjemur, Yang berwajah tampan itu Doni, orang yang berwajah tampan itu Doni. Sedangkan contoh klausa nominal adalah diawali dengan kata Yang contoh Yang berwajah tampan itu Dian. Diawali dengan kata ganti tanya seperti Yanti dapat merasakan apa yang dirasakan ibunya. Diawali dengan konjungsi seperti Dani tahu bahwa Dina mencintainya.

Contoh Klausa Terikat

  1. Agar kita sadar (agar merupakan konjungsi, dan kita sadar adalah klaisa terikat.)
  2. Ketika Ayah tidur (ketika adalah konjungsi sementara ayah tidur adalah klausa terikat)
  3. Dekat kantor kecamatan (dekat adalah konjungsi sedangkan kantor kecamatan adalah klausa terikat)
  4. Dari pasar Ciputat (dari merupakan konjungsi sedangkan pasar Ciputat adalah klausa terikat)
  5. Sejak tahun 2015 (sejak adalah konjungsi sedangkan tahun 2015 adalah klausa terikat)
  6. Kedapatan mencuri uang (kedapatan adalah konjungsi sementara mencuri uang adalah klausa terikat)
  7. Ketika karyawan pulang (ketika merupakan konjungsi sedangkan karyawan pulang adalah klausa terikat)
  8. Sebelum pukul 7 pagi (sebelum adalah konjungsi sedangkan pukul 8 malam adalah klausa terikat)
  9. Saat kakak pergi (saat adalah konjungsi sedangkan kakak pergi merupakan klausa terikat)
  10. Selesai makan siang (selesai adalah konjungsi dan makan siang adalah klausa terikat)

Itulah terkait contoh-contoh mengenai klausa terikat. Sudah sangat jelas sekali bagaimana klausa terikat selalu didahului dengan konjungsi. Dari sini juga terlihat bahwa klausa terikat ini belum bisa membuat atau membentuk sebuah kalimat.

Perbedaan Klausa Terikat dan Klausa Bebas

Klausa bebas dengan klausa terikat merupakan jenis dari klausa berdasarkan strukturnya. Kedua klausa ini memiliki beberapa perbedaan yang terlihat. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Klausa bebas merupakan klausa yang terdiri dari subjek dan predikat. Sementara itu, klausa terikat adalah klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Bahkan klausa ini bisa tidak memiliki keduanya.
  2. Klausa bebas memiliki potensi sebagai kalimat karena terdiri dari subjek dan predikat. Jika ingin menjadikannya kalimat, maka tinggal menambahkan keterangan atau objek. Berbeda halnya dengan klausa terikat. Pada klausa terikat tidak memiliki peluang atau potensi menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini hanya terdiri dari salah satu subjek atau predikat saja. Sehingga, tidak memungkinkan menjadi kalimat yang utuh.
  3. Pada klausa bebas tidak memerlukan adanya konjungsi. Sementara pada klausa terikat, memerlukan atau harus diawali dengan konjungsi subordinatif. Hal ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.

Itulah sejumlah perbedaan antara klausa bebas dan klausa terikat. Intinya, jika klausa bebas tidak memerlukan aturan khusus lain seperti penggunaan konjungsi atau lainnya. Atau dapat dikatakan klausa ini bersifat bebas.

Sementara itu, klausa terikat seperti namanya klausa ini memiliki beberapa aturan yang mengikat. Seperti tidak dapat berdiri sendiri dan harus diawali dengan konjungsi subordinatif.

The post Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa Bebas: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-bebas Tue, 04 Jan 2022 07:03:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30130 Saat membahas mengenai tata bahasa indonesia memang tak akan ada habisnya. Salah satu pokok bahasan yang ada dalam tata bahasa adalah klausa. Klausa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia. Jika kita ingin menulis, maka kalian akan memerlukan yang namanya klausa. Di dalam tata bahasa, klausa memiliki banyak jenisnya. Salah satu jenis dari klausa adalah klausa […]

The post Klausa Bebas: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat membahas mengenai tata bahasa indonesia memang tak akan ada habisnya. Salah satu pokok bahasan yang ada dalam tata bahasa adalah klausa.

Klausa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia. Jika kita ingin menulis, maka kalian akan memerlukan yang namanya klausa.

Di dalam tata bahasa, klausa memiliki banyak jenisnya. Salah satu jenis dari klausa adalah klausa bebas. Apa itu klausa bebas dan bagaimana ciri beserta contohnya? Mari kita bahas selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Klausa Bebas

Sebelum membahas mengenai klausa bebas, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu klausa. Klausa merupakan gabungan kata yang terdiri atas subjek dan juga prediket.

Klausa tidak berdiri sendiri melainkan akan ditemani dengan pelengkap agar kalimat yang dibuat semakin memiliki makna. Biasanya klausa ini dilengkapi dengan objek, pelengkap dan keterangan. Klausa belum bisa dikatakan sebuah kalimat jika tidak ditambah hal-hal pelengkap tadi.

Banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian klausa. Salah satunya adalah Rusmaji yang menyatakan bahwa klausa adalah unsur kalimat sebab sebagian besar terdiri dari dua unsur klausa.

Sedangkan Ramlan mengatakan bahwa unsur inti dari klausa adalah Subjek (S) dan Predikat (P). Namun, keberadaan Subjek pada klausa kerap kali ditiadakan.

Sementara itu, Arifin menafsirkan klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata dengan minimal terdiri atas subjek dan juga predikat. Dari klausa atau gabungan kata inilah yang kemudian akan melahirkan sebuah kalimat.

Setelah memahami klausa, maka kita akan membahas mengenai klausa bebas. Klausa bebas merupakan jenis klausa yang pembagiannya berdasarkan pada struktur.

Klausa bebas merupakan klausa yang memiliki unsur yang lengkap sehingga memiliki peluang menjadi kalimat utama yakni kalimat yang memiliki subjek dan predikat.

Klausa bebas tidak memerlukan konjungsi atau dalam kata lain klausa ini dapat berdiri sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klausa bebas adalah jenis klausa yang memiliki peluang untuk menjadi kalimat utama. Makanya, klausa ini sering juga dinamakan dengan klausa utama atau induk kalimat.

Ciri-Ciri Klausa Bebas

Untuk membedakan antara klausa bebas dengan jenis klausa lain, kita dapat melihat ciri-ciri yang ada pada klausa ini. Klausa bebas paling tidak memiliki dua ciri utama. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

  • Terdapat subjek dan predikat

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa klausa bebas ini terdiri dari subjek dan predikat. Hal inilah yang kemudian membuat klausa bebas berpotensi menjadi kalimat utama.

  • Tidak terdapat konjungsi atau kata penghubung

Konjungsi atau kata penghubung memiliki fungsi untuk menghubungkan antar kata. Namun, dalam klausa bebas, konjungsi ini tidak diperlukan. Atau dalam kata lain, klausa ini dapat berdiri sendiri.

Selain dua ciri utama di atas, klausa bebas biasanya diikuti dengan kata kerja atau verba. Namun, bukan hanya diikuti kata kerja, klausa bebas juga sering diikuti dengan adjektiva atau maupun adverbia. Contohnya seperti Panji marah sekali, Adikku masih kecil, Dia keras kepala dan contoh-contoh lainnya.

Contoh Klausa Bebas

Setelah mengetahui apa itu klausa bebas dan ciri-cirinya, agar semakin paham kita akan membahas contohnya. Contoh-contoh klausa bebas sejatinya kerap kita temui dalam teks atau bacaan.

Hanya saja kita tidak menyadari hal tersebut. Ciri dari keberadaan klausa bebas tadi adalah terdiri dari subjek dan predikat.

Maka dari itu, jika menemukan kedua ciri tersebut dapat dikatakan bahwa hal tersebut adalah contoh klausa bebas. Adapun contoh-contoh klausa bebas yang dapat menjadi bahan referensi adalah sebagai berikut:

  1. Aku ingin bebas
  2. Dia menangis
  3. Ayah marah sekali
  4. Amira sangat pintar
  5. Adik tertawa
  6. Kakak menyapu
  7. Adikku masih kecil
  8. Kakakku gagah berani
  9. Andi berteriak
  10. Ayu tersenyum
  11. Kami menyapa
  12. Anna memanggilku
  13. Anak-anak harus menghormati orang tua
  14. Harimau itu menggigit
  15. Kakek lari pagi
  16. Diana menyiram bunha
  17. Jeffri melompati pagar
  18. Jalanan sunyi senyap
  19. Burung-burung berkicau
  20. Kami menyanyi

Itulah beberapa contoh klausa bebas. Agar lebih paham, kita akan mengupas salah satu contohnya. Misalnya Ibu menyapu. Kata ibu di sini adalah sebagai subjek, sementara menyapu adalah sebagai predikat.

Tanpa memerlukan kata penghubung atau konjungsi kita sudah dapat memahami makna dari kata tersebut. Contoh kedua adalah Kami menyanyi.

Kami sebagai subjek sedangkan menyanyi sebagai predikat. Dua kata tersebut merupakan gabungan yang terdiri dari subjek dan predikat. Keduanya boleh ditambahkan pelengkap, atau keterangan waktu, tempat dan lainnya.

Perbedaan Klausa Bebas dan Klausa Terikat

Klausa bebas dengan klausa terikat merupakan jenis dari klausa berdasarkan strukturnya. Kedua klausa ini memiliki beberapa perbedaan yang terlihat. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Klausa bebas merupakan klausa yang terdiri dari subjek dan predikat. Sementara itu, klausa terikat adalah klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Bahkan klausa ini bisa tidak memiliki keduanya.
  2. Klausa bebas memiliki potensi sebagai kalimat karena terdiri dari subjek dan predikat. Jika ingin menjadikannya kalimat, maka tinggal menambahkan keterangan atau objek. Berbeda halnya dengan klausa terikat. Pada klausa terikat tidak memiliki peluang atau potensi menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini hanya terdiri dari salah satu subjek atau predikat saja. Sehingga, tidak memungkinkan menjadi kalimat yang utuh.
  3. Pada klausa bebas tidak memerlukan adanya konjungsi. Sementara pada klausa terikat, memerlukan atau harus diawali dengan konjungsi subordinatif. Hal ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.

Itulah sejumlah perbedaan antara klausa bebas dan klausa terikat. Intinya, jika klausa bebas tidak memerlukan aturan khusus lain seperti penggunaan konjungsi atau lainnya. Atau dapat dikatakan klausa ini bersifat bebas.

Sementara itu, klausa terikat seperti namanya klausa ini memiliki beberapa aturan yang mengikat. Seperti tidak dapat berdiri sendiri dan harus diawali dengan konjungsi subordinatif.

Itulah informasi mengenai klausa bebas. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama sebagai upaya perbaikan dalam menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terlebih bahasa Indonesia ini merupakan bahasa Nasional dan bahasa persatuan. Maka, sudah selayaknya kita mempelajari dengan benar.

The post Klausa Bebas: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tata Bahasa: Fungsi, Ciri-Ciri dan Jenis https://haloedukasi.com/tata-bahasa Wed, 15 Dec 2021 09:15:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29428 Berbicara mengenai bahasa, tentunya tak akan lepas dari tata bahasa. Tata bahasa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainnya. Lalu, apa saja tata bahasa tersebut dan bagaimana jenis-jenis dari tata bahasa? Pengertian dan Fungsi Tata Bahasa Tata bahasa merupakan salah satu cabang ilmu yang mengatur pemakaian bahasa, dan merupakan salah satu cabang […]

The post Tata Bahasa: Fungsi, Ciri-Ciri dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berbicara mengenai bahasa, tentunya tak akan lepas dari tata bahasa. Tata bahasa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainnya. Lalu, apa saja tata bahasa tersebut dan bagaimana jenis-jenis dari tata bahasa?

Pengertian dan Fungsi Tata Bahasa

Tata bahasa merupakan salah satu cabang ilmu yang mengatur pemakaian bahasa, dan merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik. Tata bahasa memiliki sifat normatif atau tata bahasa yang ada umumnya biasa dipakai atau berkembang di masyarakat.

Tata bahasa memiliki fungsi sebagai pengatur atau acuan dalam berbahasa. Di dalam tata bahasa ini memuat berbagai prinsip dan aturan mulai dari pembuatan kata, kalimat, bunyi serta bentuk kata.

Setiap bahasa tentunya memiliki aturan tersendiri dan setiap aturan itu harus ditaati agar bahasa dapat tersusun dengan baik dan benar. Sehingga, tak menyalahi aturan yang telah ditetapkan.

Tata bahasa berperan penting dalam penyusunan kata maupun kalimat. Di dalam bahasa Indonesia, tata bahasa termuat dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Sementara itu, dalam bahasa Inggris, istilah tata bahasa kerap kita kenal dengan sebutan grammar. Grammar inilah yang menjadi langkah awal dalam menguasai bahasa Inggris. Demikian pula dengan bahasa Indonesia, di mana terlebih dahulu harus memahami tata bahasa yang ada.

Ciri-Ciri Tata Bahasa

Tata bahasa memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut ini.

  1. Saat membentuk kata harus melihat afikasi atau pengimbuhan dan reduplikasi atau pengulangan.
  2. Media-media baik dari tingkat lesikal maupun gramatikal dapat dijadikan untuk menyebutkan anti.
  3. Satuan sintaksis memiliki sifat senyawa.
  4. Hubungan antara tingkat gramatikal serta lesikal perlu mendapatkan perhatian.
  5. Tata bahasa memiliki sifat normatif atau dengan kata lain tata bahasa ini disusun atas gejala bahasa yang biasa dipakai di masyarakat.

Bidang Tata Bahasa

Di dalam tata bahasa Indonesia setidaknya terdapat 4 bidang tata bahasa modern. Adapun keempat bidang tersebut adalah sebagai berikut.

Fonologi

Istilah fonologi berasa dari bahasa Yunani yakni phone yang memiliki arti bunyi dan logo yang berarti ilmu. Maka, fonologi adalah suatu bagian dari ilmu bahasa yang menganalisis mengenai bunyi bahasa.

Fonologi dibedakan menjadi dua yakni fonetik dan fonemik. Fonetik adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bunyi yang berasal atau diolah oleh manusia.

Sedangkan fonemik adalah bagian dari fonologi yang mempelajari bunyi ujaran berdasarkan fungsinya sebagai pembeda arti.

Morfologi

Istilah morfologi biasanya untuk menjelaskan mengenai bentuk. Dalam hal ini morfologi merupakan bagian dari bidang tata bahasa yang mempelajari pembentukan kata atau morfem dalam bahasa.

Morfem sendiri merupakan suatu ujaran yang mengandung makna gramatikal atau lesikal yang ikut serta dalam membentuk kata atau bagian dari kaya.

Morfem dibedakan menjadi dua yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat merupakan morfem yang tidak berdiri sendiri dan selalu berkaitan dengan morfem bebas dalam proses membentuk kata.

Sementara itu, morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki satu fungsi pada kalimat.

Sintaksis

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani yakni syn yang memiliki arti bersama dan taxis yang berarti pengaturan. Sintaksis sendiri merupakan ilmu yang memuat prinsip dan peraturan dalam membuat kalimat.

Selain itu, sintaks ini bisa digunakan untuk merujuk langsung struktur kalimat dalam bahasa apapun. Bahkan, istilah sintaks ini kerap digunakan untuk mengatur bahasa pemrograman komputer.

Semantik

Semantik berasal dari kata semantikos yang memiliki arti memberikan tanda. Semantik merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari makna yang termuat dalam bahasa, kode atau representasi lainnya.

Jenis-Jenis Tata Bahasa

Jenis tata bahasa berdasarkan cara penyusunannya dibedakan menjadi dua yakni sebagai berikut:

  1. Tata Bahasa Deskriptif

Tata bahasa ini disusun atas pencatatan deskripsi pada struktur bahasa. Biasanya tata bahasa ini meliputi lingkungan masa tertentu atau sinkronis.

  1. Tata Bahasa Historis-Komparatif

Tata bahasa ini merupakan tata bahasa mengenai perkembangan struktur bahasa dari segi historis atau zaman ke zaman. Tata bahasa ini juga membandingkan struktur bahasa suatu zaman dengan bahasa lain.

Tidak hanya dua jenis tata bahasa di atas, terdapat pula beberapa jenis tata bahasa lainnya seperti tata bahasa tradisional, generatif, struktural dan lainnya.

  1. Tata Bahasa Tradisional

Tata bahasa tradisional merupakan istilah yang digubahkan untuk merangkum sikap serta metode yang dijumpai pada studi gramatikal sebelum adanya ilmu linguistik. Analisis pada tata bahasa ini berdasarkan pada kaidah bahasa lain seperti Yunani, Latin serta Romawi.

  1. Tata Bahasa Generatif

Tata bahasa ini merupakan struktur pikiran manusia. Tujuan dari adanya tata bahasa ini adalah untuk membentuk model lengkap bahasa yang disebut dengan i-language.

  1. Tata Bahasa Struktural

Tata bahasa ini analisisnya berdasarkan karakteristik bahasa yang ada bukan pada kaidah bahasa lain. Kajian pada tata bahasa struktural ini bersifat deskriptif.

Pengkajiannya tidak berdasarkan nosi atau arti melainkan pada struktur atau perilakunya pada struktur seperti fona dalam fonem, fonem dalam silabel, silabel dalam leksem.

Aspek-Aspek Tata Bahasa

Di bawah ini, hal-hal yang termasuk ke dalam aspek-aspek tata bahasa sebagai berikut.

  1. Dilihat dari Dasar Pemeriannya

Dasar pemerian tata bahasa deskriptif merupakan data empiris yang didapatkan dari seorang penutur bahasa.

  1. Dilihat dari Tujuan

Tujuan dari penulisan tata bahasa pendidikan yakni untuk menciptakan alat bantu belajar dalam berbahasa sehingga dapat memudahkan proses penguasaan bahasa.

  1. Dilihat dari Pengorganisasian

Tata bahasa pendidikan diorganisasikan berdasarkan pada prinsip tata bahasa. Sementara itu, tata bahasa deskriftip diorganisasikan berdasarkan pada teori bahasa atau linguistik.

  1. Dilihat dari Ruang Lingkup Pemakaian

Dalam ruang lingkupnya,tata bahasa deskriptif memiliki sifat universal atau dalam artian isi dan formatnya tidak ditentukan oleh para pemakainya melainkan oleh kaidah linguistik.

  1. Dilihat dari Gaya Penyajian

Gaya penyajian pada tata bahasa pendidikan biasanya berkaitan dengan pernyataan. Sementara itu, gaya penyajian pada tata bahasa deskriptif adalah berupa uraian yang sistematis dalam menjawab pertanyaan.

Contoh Tata Bahasa

Berikut ini contoh tata bahasa dalam kalimat. Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua yakni sebagai berikut:

  • Kalimat Langsung

Kalimat ini biasanya digunakan untuk menirukan ucapan orang lain. Pada kalimat ini harus diberi 2 tanda petik (“…”). Contoh Rian bertanya, “Bu, adik sudah datang?”

  • Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung merupakan kalimat hasil perubahan dari kalimat tak langsung. Pada kalimat ini tak menggunakan tanda petik. Contoh, Aisyah berpesan bahwa dia tidak akan pulang malam ini.

The post Tata Bahasa: Fungsi, Ciri-Ciri dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cara Menulis Kalimat Sederhana Dalam Bahasa Korea https://haloedukasi.com/cara-menulis-kalimat-sederhana-dalam-bahasa-korea Tue, 05 Jan 2021 06:25:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=18105 Maraknya K-Drama serta K-Pop di Indonesia membuat bahasa Korea semakin banyak diminati. Mempelajari bahasa Korea dapat membantu Anda lebih mudah memahami lirik lagu atau dialog pada drama. Berikut ini cara menulis kalimat sederhana dalam bahasa Korea: Partikel Sebelum memulai menulis kalimat, sebaiknya mengenal partikel dalam bahasa Korea. Sebagian besar kata dalam bahasa Korea mengandung partikel. […]

The post Cara Menulis Kalimat Sederhana Dalam Bahasa Korea appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Maraknya K-Drama serta K-Pop di Indonesia membuat bahasa Korea semakin banyak diminati. Mempelajari bahasa Korea dapat membantu Anda lebih mudah memahami lirik lagu atau dialog pada drama.

Berikut ini cara menulis kalimat sederhana dalam bahasa Korea:

Partikel

Sebelum memulai menulis kalimat, sebaiknya mengenal partikel dalam bahasa Korea. Sebagian besar kata dalam bahasa Korea mengandung partikel.

Partikel ini digunakan untuk menunjukkan kedudukan suatu kata dalam kalimat. Apakah kata tersebut menjadi subjek, objek atau keterangan.

Partikel sendiri tidak memiliki arti khusus, hanya berfungsi untuk mendukung kata tersebut.

Subjek

Subjek biasanya ditempatkan di awal kalimat dan memiliki partikel 는 atau 은. Partikel ini diletakkan setelah kata untuk menunjukkan kedudukan kata di dalam kalimat adalah sebagai subjek.

Partikel 는 digunakan untuk kosakata yang suku katanya berakhiran huruf vokal.

Contoh:

  • 저 : 저는 joneun (saya)
  • 나 : 나는 naneun (aku)

저 (saya) dan 나 (aku) adalah kosakata yang suku katanya berakhiran huruf vokal sehingga harus menambahkan partikel 는 di belakang kata agar disebut sebagai subjek.

Partikel 은 digunakan untuk kosakata yang suku katanya berakhiran huruf konsonan.

Contoh:

  • 집 : 집은 jibeun (rumah)
  • 책 : 책은 chaekeun (buku)

집 (rumah) dan 책 (buku) merupakan kosakata yang suku katanya di akhir oleh huruf konsonan sehingga harus ditambahkan partikel 은 di belakang kata agar dapat disebut sebagai subjek.

Objek

Objek biasanya ditempatkan setelah keterangan dan sebelum predikat dalam bahasa Korea. Objek memiliki partikel 를 dan 을 dibelakang kata agar dapat disebut objek.

Partikel 를 digunakan apabila kosakata memiliki suku kata berakhiran huruf vokal.

Contoh:

  • 너 : 너를 neoreul (kamu)
  • 저 : 저를 joreul (saya)

너 (kamu) dan 저 (saya) merupakan kosakata yang suku katanya berakhiran huruf vokal sehingga harus menggunakan partikel 를 di belakang kata agar dapat disebut sebagai objek.

Partikel 을 digunakan apabila kosakata memiliki suku kata berakhiran huruf konsonan.

Contoh:

  • 펜 : 펜을 peneul (pulpen)
  • 집 : 집을 jibeul (rumah)

펜 (pulpen) dan 집 (rumah) merupakan kosakata yang suku katanya diakhiri dengan huruf konsonan sehingga harus menggunakan partikel 을 di belakang kata agar dapat disebut sebagai objek.

Keterangan Tempat

Keterangan tempat umumnya diletakkan setelah subjek dan sebelum objek. Keterangan tempat memiliki partikel 에 dan 에서 di belakang katanya untuk menunjukkan kata tersebut berkedudukan sebagai keterangan tempat.

Partikel 에 umumnya digunakan apabila dalam kalimat tersebut subyek tidak melakukan kegiatan di tempat tersebut dengan anggota tubuh atau pasif. Misalnya: tiba, tinggal, pergi, dan masih banyak lagi.

Sedangkan partikel 에서 umumnya digunakan apabila subyek dalam kalimat melakukan kegiatan di tempat tersebut atau aktif. Misalnya: belajar, makan, mendengarkan, bekerja dan masih banyak lagi.

Contoh:

  • 나는 독일에 살아요 naneun dokil-e sarayo (saya tinggal di Jerman)

Pada kalimat ini, 나는 (saya) selaku subjek tidak melakukan kegiatan atau pasif sehingga pada kosakata 독일 (Jerman) harus menambahkan partikel 에 di belakang katanya agar kedudukannya menjadi keterangan tempat.

  • 선생님은 교실에서 가르쳐요 seonsaengnimeun gyosil-eso kareuchyoyo (guru mengajar di kelas)

Pada kalimat ini, 선생님은 (guru) selaku subjek melakukan kegiatan atau aktif sehingga pada kosakata 교실 perlu ditambahkan partikel 에서 di belakang katanya agar kedudukannya menjadi keterangan tempat.

Predikat

Predikat dalam bahasa Korea umumnya diletakkan di akhir kalimat. Predikat juga memiliki partikel yang beragam sesuai dengan tense seperti bahasa Inggris.

Perubahan tense ini menjadikan predikat memiliki banyak sekali penambahan dan perubahan kata serta partikel.

Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai partikel simple present tense atau kejadian masa kini untuk predikat. Untuk kalimat simple present tense harus menggunakan partikel 습니다 atau ㅂ니다 di belakang katanya.

Partikel 습니다 digunakan untuk kosakata yang huruf terakhirnya berbentuk konsonan setelah menghilangkan kata 다 dari kosakata tersebut. Karena kata 다 dalam kosakata adalah sebagai penanda bentuk dasar yang harus dihilangkan apabila ingin menggunakan kosakata tersebut menjadi sebuah kalimat.

Contoh: ilkda (membaca) : 읽습니다 ilkseumnida (sedang membaca)

Pada kosakata 읽다 (membaca) setelah dihilangkan kata 다 memiliki akhiran huruf konsonan. Oleh karena itu harus ditambahkan partikel 습니다 menjadi 읽습니다 untuk menunjukkan keadaan masa kini yaitu sedang membaca.

Partikel ㅂ니다 digunakan untuk kosakata yang huruf terakhir berbentuk huruf vokal setelah dihilangkan kata 다 dari kosakata tersebut.

Contoh: 배우다 baeuda (mempelajari) : 배웁니다 baeumnida (sedang mempelajari)

Pada kosakata 배우다 (mempelajari) setelah dihilangkan kata 다 memiliki akhiran huruf vokal. Oleh karena itu harus ditambahkan partikel ㅂ니다 menjadi 배웁니다 untuk menunjukkan keadaan masa kini yaitu sedang mempelajari.

Pola Kalimat

Bahasa Korea memiliki pola penulisan kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memakai pola S-P-O-K sedangkan bahasa Korea memakai pola S-K-O-P yaitu Subjek – Keterangan – Objek – Predikat.

Sehingga apabila ingin menulis kalimat sederhana dalam bahasa Korea harus memperhatikan pola dan kedudukan kata dalam kalimat agar tidak terjadi kesalahan.

Setelah mempelajari partikel serta pola kalimat dalam bahasa Korea, Anda dapat menulis kalimat sederhana untuk keadaan masa kini.

Contoh: 저는 교실에서 책을 읽습니다 joneun gosil-eso chaekeul ilkseumnida (saya sedang membaca buku di kelas)

저 (saya) berkedudukan sebagai subjek dan berakhiran huruf vokal oleh karena itu ditambahkan partikel 는 menjadi 저는.

Kemudian tambahkan keterangan tempat, pada kalimat ini menggunakan 교실 (kelas). Pada kalimat ini subyek melakukan kegiatan atau aktif sehingga harus menambahkan partikel 에서 menjadi 교실에서.

Selanjutnya masukan objek, pada kalimat ini adalah 책 (buku) dan berakhiran huruf konsonan sehingga harus ditambahkan partikel 을 menjadi 책을.

Terakhir masukan predikat yaitu 읽다 (membaca) lalu hilangkan kata 다 sehingga koksata berakhiran dengan huruf konsonan. Dan harus ditambahkan partikel 습니다 sehingga menunjukkan kejadian masa kini menjadi 읽습니다 (sedang membaca).

The post Cara Menulis Kalimat Sederhana Dalam Bahasa Korea appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batchim [받침] dalam Bahasa Korea https://haloedukasi.com/batchim-dalam-bahasa-korea Tue, 29 Dec 2020 08:47:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=17950 Apa itu batchim? Orang-orang yang tak tahu bahasa Korea pastilah merasa asing dengan kata ‘batchim’. Namun sebenarnya bachim adalah kata yang merujuk pada konsonan terakhir dari sebuah suku kata. Contoh: 경찰 [Gyeong-chal] artinya polisi. Pada kata ini batchim-nya adalah ㄹ[-l] dan ㅇ[-ng]. 선생님 [Seon-saeng-nim] artinya bapak/ibu guru. Pada kata ini batchim-nya adalah ㄴ[-n] dan ㅇ[-ng] […]

The post Batchim [받침] dalam Bahasa Korea appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu batchim? Orang-orang yang tak tahu bahasa Korea pastilah merasa asing dengan kata ‘batchim’. Namun sebenarnya bachim adalah kata yang merujuk pada konsonan terakhir dari sebuah suku kata.

Contoh:

  • 경찰 [Gyeong-chal] artinya polisi. Pada kata ini batchim-nya adalah [-l] dan [-ng].
  • 선생님 [Seon-saeng-nim] artinya bapak/ibu guru. Pada kata ini batchim-nya adalah [-n] dan [-ng] dan [m].
  • 작업자 [Cak-eop-ja] artinya pegawai. Pada kata ini batchim-nya adalah [-k] dan [-p].

Tak sampai disitu saja, ada beberapa konsonan yang akan berubah pelafalannya bila berada di akhir kosakata dan/atau ketika konsonan itu bertemu dengan konsonan lainnya.

Berikut adalah huruf-huruf tersebut:

  1. Huruf ㄱ[g/k], ㄲ[kk], dan ㅋ[kh] akan dibaca ‘k’ ketika berada di akhir suku kata. Namun huruf ㄱ akan dibaca ‘g’ bukannya ‘k’ saat diapit huruf vokal. Contoh:
    • 학생 [Hak-saeng] dibaca, gak udah gue tinggi.
    • 먹어요 dibaca [meog-eo-yo] bukan dibaca [meok-eo-yeo] karena huruf ㄱ berada di antara huruf vokal.
  2. Huruf ㄷ[d/t], ㅌ[th], ㅅ[s], ㅆ[ss], ㅈ[c/j], ㅊ[ch], dan ㅎ[h] akan dibaca ‘t’ ketika berada di akhir suku kata. Akan tetapi, huruf ㄷ akan dibaca ‘d’ dan huruf ㅈ akan dibaca ‘j’ bila didahului huruf vokal dan diikuti huruf vokal pula. Contoh:
    • 할 수있다 [hal-su-iss-ta] namun dibaca [hal-su-it-ta].
    • 믿어요 dibaca [mid-eo-yo] bukan [mit-eo-yo] karena ketentuan yang sudah dijelaskan di atas.
    • 맞아요 dibaca [maj-a-yo] alih-alih [mat-a-yo] apalagi [mac-a-yo]. Alasannya sudah dijelaskan di atas.
  3. Huruf ㄹ[r/l] akan dibaca ‘l’ bila berada di akhir suku kata. Namun akan dibaca ‘r’ bila diapit huruf vokal. Contoh:
    • 달라 dibaca [dal-la].
    • 알아요 alih-alih dibaca [al-a-yo], kata itu dibaca [ar-a-yo]. Karena huruf ㄹ diawali huruf vokal dan diikuti huruf vokal.
  4. Huruf ㅂ[b/p] dan ㅍ[ph] akan dibaca ‘p’ bila bila berada di akhir suku kata. Namun huruf ㅂ akan dibaca ‘b’ jika berada antara dua huruf vokal. Contoh:
    • 갑자기 dibaca [gap-ja-gi].
    • 잡아요 alih-alih dilafalkan [jap-a-yo], kata itu dilafalkan menjadi [jab-a-yo], karena syarat yang sudah disebutkan di atas.
  5. Batchim[k/g], ㄷ[d/t], ㅂ[b/p] akan dibaca [ng], [n], [m] ketika bertemu bunyi nasal ㄴ[n] dan ㅁ[m]. Contoh:
    • 먹는다 [Meokneun-da] akan dibaca [meong-neun-da].
    • 백만 [Baekman] akan dibaca  [baeng-man].
  6. Konsonan ganda ㄳ[ks], ㄵ[nj], ㄶ[nh], ㄼ[lb], ㄽ[ls], ㄾ[lth], ㅀ[lh], dan ㅄ[bs] saat menjadi batchim maka hanya konsonan pertama saja yang dilafalkan, sementara yang kedua dihilangkan. Contoh:
    • 많다 [Manh-ta], dibaca menjadi [manta].
    • 없다 [eops-ta], dibaca  [eopta]
  7. Konsonan ganda ㄺ[rk], ㄻ[rm], ㄼ[rp], ㄿ[rph], saat menjadi batchim maka yang dibaca hanya konsonan kedua, berbanding terbalik dengan poin nomor ‘6’. Contoh:
    • 젊다 [Jeolm-da], tetapi dibaca [Jeolmda]
    • 밟다 [Balr-da], akan tetapi dibaca.

The post Batchim [받침] dalam Bahasa Korea appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Masu, Masen, Mashita, dan Masen deshita dalam Tata Bahasa Jepang https://haloedukasi.com/masu-masen-mashita-dan-masen-deshita Mon, 26 Oct 2020 07:51:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12757 Bentuk kata kerja dalam tata bahasa Jepang terbagi menjadi 4 macam, yaitu positif, negatif, positif lampau, dan negatif lampau. Kata kerja positif dalam bahasa Jepang tidak lampau digunakan akhiran masu「ます」, kata kerja negatif tidak lampau digunakan akhiran masen「ません」, kata kerja positif lampau digunakan akhiran mashita「ました」, dan kata kerja negatif lampau digunakan akhiran masen deshita「ませんでした」。 Bentuk […]

The post Masu, Masen, Mashita, dan Masen deshita dalam Tata Bahasa Jepang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bentuk kata kerja dalam tata bahasa Jepang terbagi menjadi 4 macam, yaitu positif, negatif, positif lampau, dan negatif lampau. Kata kerja positif dalam bahasa Jepang tidak lampau digunakan akhiran masu「ます」, kata kerja negatif tidak lampau digunakan akhiran masen「ません」, kata kerja positif lampau digunakan akhiran mashita「ました」, dan kata kerja negatif lampau digunakan akhiran masen deshita「ませんでした」。

Bentuk kata kerja akhiran masu「ます」, masen「ません」, mashita「ました」, dan masen deshita「ませんでした」merupakan kata kerja yang menunjukkan bentuk kesopanan dan rasa hormat si pembicara kepada lawan bicara, serta berfungsi sebagai predikat.

Struktur predikat dalam kalimat bahasa Jepang biasanya diletakkan di akhir kalimat karena struktur kalimat bahasa Jepang bukan Subjek (S) + predikat (P) + Objek (O) + Keterangan (K), melainkan Subjek (S) + Objek (O) + Keterangan (K) + predikat (P) atau sebaliknya yaitu, subjek (S) + objek (O) + predikat (P).

Perlu diingat bahwa dalam membuat kalimat dalam bahasa Jepang, subjek terkadang tidak disebutkan atau di tulis karena biasanya pembicara dan lawan bicara sudah paham siapa subjek yang dimaksud, kecuali jika membicarakan orang ketiga atau seseorang yang tidak ada di antara pembicara dan lawan bicara berada. Selain itu, posisi objek dan keterangan adalah fleksibel, bisa diletakkan di mana saja sebelum atau sesudah subjek dan sebelum predikat.

Kata Kerja Akhiran Masu 「ます」
Masu「ます」digunakan dalam kalimat yang menggunakan kata kerja positif tidak lampau. Masu「ます」dipakai bila sebuah kalimat menyatakan kegiatan atau sebuah perbuatan kebiasaan yang sering dilakukan berulang-ulang, kenyataan, dan menyatakan hal yang akan dilakukan.
Rumus penggunaan kalimatnya adalah Kata Kerja + ます

Contoh penggunaan :

  • 明日働(あすはたら)きます

Romaji : Ashita hatarakimasu.
Arti : Pagi hari saya bekerja

  • 毎週(まいしゅう)の土曜日(どようび)泳(およ)ぎます

Romaji : Maishuu no doyoubi oyogimasu.
Arti : Setiap hari Sabtu saya berenang.

  • あさってバリへ行(い)きます

Romaji : Asatte bari e ikimasu.
Arti : Lusa saya pergi ke Bali.

Kata Kerja Akhiran Masen「ません」
Masen「ません」digunakan dalam kalimat yang menggunakan kata kerja negatif tidak lampau. Masen「ません」dipakai bila sebuah kalimat menyatakan kegiatan atau sebuah perbuatan yang tidak dilakukan dan tidak akan dilakukan.
Rumus penggunaan kalimatnya adalah Kata Kerja + Masen「ません」

Contoh penggunaan :

  • 今日日本語(きょうにほんご)を勉強(べんきょう)しません

Romaji : Kyou nihongo wo benkyoushimasen.
Arti : Hari ini saya tidak belajar bahasa Jepang.

  • 明日(あした)パーティーへ来(き)ません

Romaji : Ashita paatii e kimasen.
Arti : Besok saya tidak pergi ke pesta.

  • 酒(さけ)を飲(の)みません

Romaji : Sake wo nomimasen.
Arti : Saya tidak minum sake.

Kata Kerja Akhiran Mashita「ました」
Mashita「ました」digunakan dalam kalimat yang menggunakan kata kerja positif lampau. Mashita「ました」dipakai bila sebuah kalimat menyatakan kegiatan atau sebuah perbuatan yang telah dilakukan.
Rumus penggunaan kalimatnya adalah Kata Kerja + ました

Contoh penggunaan :

  • 昨日(きのう)スーパーでパン(ぱん)を買(か)いました

Romaji : Kinou suupaa de pan wo kaimashita.
Arti : Kemarin, saya membeli roti di supermarket.

  • 先週帰国(せんしゅうきこく)しました

Romaji : Senshuu kikokushimashita.
Arti : Saya pulang ke negara asal saya minggu lalu.

  • おとといディス二ーランドで遊(あそ)びました

Romaji : Ototoi Disuniirando de asobimashita.
Arti : Saya bermain di Disneyland dua hari yang lalu.

Kata Kerja Akhiran Masen Deshita「ませんでした」
Masen Deshita「ませんでした」digunakan dalam kalimat yang menggunakan kata kerja negatif lampau.

Masen Deshita「ませんでした」dipakai bila sebuah kalimat menyatakan kegiatan atau sebuah perbuatan yang tidak dilakukan sebelumnya.
Rumus penggunaan kalimatnya adalah Kata Kerja + Masen Deshita「ませんでした」

Contoh penggunaan :

  • 昨日(きのう)の晩(ばん)テレビ(てれび)を見(み)ませんでした

Romaji : Kinou no ban terebi wo mimasen deshita.
Arti : Saya tidak menonton televisi tadi malam.

  • 去年(きょねん)アメリカへ行(い)きませんでした

Romaji : Kyonen Amerika e ikimasen deshita.
Arti : Tahun lalu, saya tidak pergi ke Amerika.

  • けさは新聞(しんぶん)を読(よ)みませんでした

Romaji : Kesa wa shinbun wo yomimasen deshita.
Arti : Tadi pagi saya tidak membaca koran.

TAMBAHAN

Apabila ingin menyatakan bahwa tidak melakukan aktivitas atau kegiatan apapun, pola kalimatnya berubah menjadi kata tanya disusul dengan[へ]も yang kemudian diikuti dengan kata kerja bentuk negatif. Walaupun menggunakan kata tanya, kalimat itu bukanlah kalimat tanya lagi, melainkan menunjukkan kalimat negatif mutlak.

Selain itu, partikel [へ]yang digunakan sebelum も orang Jepang biasanya tidak pakai, tapi ada juga yang pakai. Jadi, mau pakai atau tidak, tidak masalah karena tidak akan merubah arti dari kalimat tersebut.

Contoh penggunaan :

  • どこ[へ]も 行きません。

Romaji : Doko (e) mo ikimasen.
Arti : Saya tidak pergi kemana-mana.

  • 昨日どこ[へ]も 行きませんでした。

Romaji : Kinou doko (e) mo ikimasen deshita.
Arti : Saya tidak pergi kemana-mana kemarin.

  • けさ、何も食べませんでした。

Romaji : Kesa, nani mo tabemasen deshita.
Arti : Tadi pagi saya tidak makan apa-apa.

  • 誰も知りませんでした。

Romaji : Dare mo shirimasen deshita.
Arti : Tidak ada yang tahu.

  • 誰もいません。

Romaji : Dare mo imasen.
Arti : Tidak ada siapa-siapa.

The post Masu, Masen, Mashita, dan Masen deshita dalam Tata Bahasa Jepang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tata Bahasa Jepang Kono, Sono dan Ano https://haloedukasi.com/tata-bahasa-jepang-kono-sono-dan-ano Sun, 18 Oct 2020 17:15:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=11715 Kono「この」, sono「その」, dan ano 「あの」adalah kata tunjuk yang digunakan untuk menerangkan kata benda. Fungsi Kono, sono, dan ano selalu diikuti oleh kata benda yang ditunjuk dan selalu terletak di depan kata benda. Kono 「この」:  ini Digunakan untuk menunjuk suatu benda yang ada di dekat si pembicara. Pola kalimatnya, yaitu :  この + Kata Benda Sono「その」: […]

The post Tata Bahasa Jepang Kono, Sono dan Ano appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kono「この」, sono「その」, dan ano 「あの」adalah kata tunjuk yang digunakan untuk menerangkan kata benda.

Fungsi

Kono, sono, dan ano selalu diikuti oleh kata benda yang ditunjuk dan selalu terletak di depan kata benda.

  • Kono 「この」:  ini

Digunakan untuk menunjuk suatu benda yang ada di dekat si pembicara.

Pola kalimatnya, yaitu :  この + Kata Benda

  • Sono「その」:   itu

Digunakan untuk menunjuk suatu benda yang ada di dekat lawan bicara (orang yang diajak berbicara)

Pola kalimatnya, yaitu :  その + Kata Benda

  • Ano「あの」  :   itu (di sana)

Digunakan untuk menunjuk suatu benda yang terletak jauh dari keduanya, baik si pembicara maupun lawan bicara.

Pola kalimatnya, yaitu :  あの + Kata Benda

Contoh Penggunaan

  • この傘(かさ)は私(わたし)のです。
    Arti : Payung ini punya saya.
  • このパソコンは便利(べんり)です。
    Arti : Laptop ini praktis.
  • その車(くるま)は田中(たなか)さんのです。
    Arti : Mobil itu milik Tanaka.
  • そのかばんはあなたのですか。
    …いいえ、違(ちが)います。ミラーさんのです。
    Arti : Apa tas itu milik kamu?
    …Bukan, bukan milik saya. Milik Mr. Miller.
  • あのカメラはだれのですか。
    …わたしのです。
    Arti : Kamera itu punya siapa?
    …Punya saya.
  • あの方(かた)はどなたですか。
    Arti : Siapa orang itu?
  • このかばんはだれのですか。
    Arti : Tas ini milik/punya siapa?
  • そのかぎはカリナさんのですか。
    Arti: Apakah kunci itu milik/punya Karina?
  • あの車は山田さんのです。
    Arti : Mobil itu milik/punya Yamada.
  • この本(ほん)は私(わたし)のです。
    Arti: Buku ini punya saya.
  • あの / その傘(かさ)はあなたのですか。
    Payung itu punya anda?

Catatan: Bedanya kono「この」, sono「その」, dan ano「あの」dengan sore「それ」, kore「これ」, are「あれ」adalah kore, sore, dan are tidak pernah diikuti kata benda karena sudah mewakili atau mencakup (kata benda) itu sendiri.

Contoh :

私のめがねはどこにあるかな。
これです。
Arti :  Kacamataku ada dimana ya.
Ini (kacamatamu).

The post Tata Bahasa Jepang Kono, Sono dan Ano appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>