tata surya - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tata-surya Mon, 19 Feb 2024 06:51:23 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico tata surya - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tata-surya 32 32 10 Fakta Menarik Asteroid, Jarang yang Tahu https://haloedukasi.com/fakta-menarik-asteroid Mon, 19 Feb 2024 06:51:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48235 Salah satu bidang yang menarik untuk didalami dan dibahas dari seluruh hal dan topik yang ada di dunia adalah ruang angkasa dan segala isinya. Astronomi dan astrofisika adalah ilmu yang dapat menjawab segala pertanyaan dan rasa penasaran terkait hal-hal di luar angkasa yang tidak tampak senyata hal-hal di bumi. Asteroid adalah salah satu benda luar […]

The post 10 Fakta Menarik Asteroid, Jarang yang Tahu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu bidang yang menarik untuk didalami dan dibahas dari seluruh hal dan topik yang ada di dunia adalah ruang angkasa dan segala isinya. Astronomi dan astrofisika adalah ilmu yang dapat menjawab segala pertanyaan dan rasa penasaran terkait hal-hal di luar angkasa yang tidak tampak senyata hal-hal di bumi.

Asteroid adalah salah satu benda luar angkasa berbentuk batu tak beraturan yang memiliki ukuran lebih kecil dari planet dan terbang bebas di angkasa. Namun bila dibandingkan dengan meteorid, asteroid memiliki ukuran yang lebih besar; istilah lain untuk menyebut asteroid adalah planet minor atau planetoid.

Berikut sejumlah fakta menarik asteroid yang dapat diketahui khususnya oleh para penyuka benda-benda langit.

1. Ditemukan Kadar Air Tinggi pada Asteroid

Air tidak hanya menjadi bagian dari tubuh manusia dan merupakan asupan pokok bagi kelangsungan hidup manusia. Nyatanya, menurut laporan NASA terhadap sampel asteroid Bennu terdapat kadar air yang tinggi sehingga hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa pada asteroid terdapat sebuah kehidupan seperti di Bumi.

Air sendiri menjadi hal yang penting di Bumi, namun rupanya pada Asteroid Bennu yang sudah berusia 4,5 miliar tahun ditemukan air selain dari penemuan karbon. Hanya saja, belum terbukti jelas hingga kini apakah pada asteroid tersebut benar ada suatu kehidupan.

2. Terbentuk dari Sisa Tata Surya

Menurut data dari NASA, tata surya yang kita kini ketahui pembentukannya melalui proses yang panjang sebelum benar-benar sempurna dengan orbitnya. Salah satunya adalah matahari yang pembentukannya berasal dari keruntuhan sebuah nebula yang kemudian sebagian besar energinya menciptakan matahari.

Tidak hanya matahari, planet dan seluruh anggota tata surya lainnya pun memiliki proses pembentukan yang tidak segampang kita bayangkan. Dari puing-puing sisa pembentukan matahari tersebut terjadi tabrakan satu dengan lainnya yang kemudian membentuk puing kecil disebut dengan asteroid dan yang lebih besar berubah menjadi planet.

3. Sabuk Asteroid Ada di antara Planet Mars dan Jupiter

Asteroid walau bentuknya begitu mirip antara satu dengan lainnya, namanya berbeda-beda. Ditemukan dalam tata surya, asteroid memiliki bagian yang disebut sabuk dan khusus untuk sabuk Asteroid Utara, menurut laporan dari NASA letaknya ada di antara planet Mars dan Jupiter.

Walau kelihatan mirip karena berbentuk batu, pada dasarnya tampilan asteroid mudah dibedakan satu dari lainnya. Sabuk asteroid sendiri tidak terlalu panjang orbitnya dan dilaporkan bahwa terdapat 1,1-1,9 juta asteroid ada pada sabuk asteroid dengan diameter di atas 1 km atau ada pula yang lebih kecil dari itu.

4. Memiliki Satelit

Planet bukan satu-satunya benda luar angkasa yang memiliki satelit, di mana satelit ini diketahui memiliki fungsi menarik benda-benda kecil di sekitarnya supaya bisa mencegah tabrakan di pusat orbit satelit. Adanya satelit pada planet juga membuat siklus air laut lebih seimbang dan kecepatan rotasi bisa lebih terkontrol.

Namun selain planet, asteroid pun tercipta dengan satelit dan hingga kini tercatat ada sekitar 150 asteroid dengan satelit. Satelit Ida yang ditemukan tahun 1993 adalah salah satu asteroid yang dimaksud memiliki satelit sehingga telah terbukti bahwa asteroid yang ukurannya lebih kecil dari planet pun dilengkapi dengan satelit.

5. Terdapat Ukuran Asteroid yang Mencapai Ratusan Kilometer

Asteroid bila dilihat-lihat bentuknya yang menyerupai batu namun berukuran cukup besar walaupun lebih kecil daripada planet benar-benar bisa mengancam Bumi. Asteroid bukan sekadar batu luar angkasa biasa, sebab benda langit ini memiliki ukuran dengan rata-rata diameter kurang lebih 530 km.

Bila diameternya saja diukur dengan satuan kilometer, maka bisa dibayangkan seberapa besar asteroid, terutama dengan massa yang agak lebih ringan daripada Bulan. Karena ukurannya tersebut, kontak dengan Bumi bisa berpotensi mengancam keberadaan Bumi dan seisinya.

6. Sejumlah Asteroid “Ditangkap” oleh Sebuah Planet

Tidak semua asteroid berada di Sabuk Kuiper, sebab beberapa diantaranya pun ada yang terbang bebas. Karena kebebasan tersebut, sejumlah asteroid yang berada di dekat sebuah planet akhirnya “ditangkap” oleh gravitasi planet.

Tujuan “penangkapan” oleh gravitasi planet adalah menjadikan asteroid sebagai satelit, salah satu contohnya adalah keberadaan Phobos dan Deimos di planet Mars. Keduanya adalah asteroid dengan bentuk tidak beraturan dan sama sekali tidak menyerupai satelit alami.

Penemuan bahwa gravitasi planet Mars “menangkap” dua asteroid Phobos dan Deimos ini terjadi pada tahun 1877 oleh Asaph Hall, yaitu seorang ahli astronomi Amerika. Walau telah dijadikan satelit, bentuk Phobos dan Deimos tetap seperti asteroid karena menyerupai batuan luar angkasa.

7. Asteroid Berpotensi Mengancam Bumi

Dengan ukuran asteroid yang begitu besar, Bumi adalah salah satu planet yang terancam dengan keberadaan benda langit tersebut. Diperkirakan tiap tahun ada sekitar 30 asteroid yang meluncur menyerang Bumi dan hal ini bahkan sudah dibuktikan oleh NASA.

Dibandingkan dengan meteor, ukuran asteroid lebih besar sehingga bila meteor saja bisa cukup berbahaya, maka asteroid pada dasarnya bisa jauh lebih mematikan apabila sampai menabrak Bumi. Oleh sebab itu, hingga kini para ilmuwan masih melakukan pengamatan gerakan asteroid agar segala kemungkinan bahaya serangan asteroid bisa diantisipasi.

8. Asteroid Bisa Meledak

Asteroid bisa menabrak Bumi dan meledak. Dua contoh ledakan asteroid yang belum lama terjadi adalah di Jerman dan Rusia di mana dari dua kasus ini terjadi ledakan dari pecahan asteroid.

Menurut laporan pada tanggal 15 Februari 2023, asteroid liar memasuki kota Chelyabinsk, Rusia yang kemudian meledak. Sementara itu, kasus lainnya terjadi di Jerman pada tanggal 21 Januari 2024, yakni pecahan asteroid meledak dan baru ditemukan 5 hari setelah kejadian.

9. Tidak Ada Pola Gravitasi pada Sabuk Asteroid

Walau asteroid disebut sebagai planet versi ukuran kecil dan memiliki sabuk, bukan berarti sabuk yang dimaksud adalah seperti cincin pada planet. Asteroid berbeda dari planet, sebab sabuk asteroid tidak memiliki pola gravitasi yang biasanya ada pada planet.

Keberadaan sabuk asteroid sendiri sudah menjadi pembeda yang dari planet, begitu pula pola gravitasi. Apabila sampai terdapat pola gravitasi pada sabuk asteroid, jumlahnya akan banyak, posisi juga berdekatan yang akan menarik satu sama lain dan justru menjadi suatu bahaya besar.

10. Kurang Lebih Ada 1 Juta Asteroid Menghuni Tata Surya

NASA membuktikan sebuah fakta menarik asteroid lainnya, yakni bahwa ada kurang lebih 1,1-1,9 juta asteroid yang menghuni tata surya. Walau ukuran steroid dimulai dari yang kecil hingga besar, jarak satu sama lain tidak terlalu dekat dan tata surya kita yang begitu luas mampu menampung seluruh isinya (asteroid, matahari, planet, dan lainnya).

Dan jarak antara satu asteroid dengan asteroid lainnya bahkan pada umumnya adalah sekitar 965 km walaupun digambarkan bahwa banyak asteroid ada di Sabuk Kuiper sebagai lokasi tinggalnya. Ini adalah bukti bahwa tata surya memiliki luas seperti tak terhingga.

The post 10 Fakta Menarik Asteroid, Jarang yang Tahu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Fakta Menarik Seputar Bintang yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/fakta-menarik-seputar-bintang Mon, 19 Feb 2024 06:45:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48237 Ketika mempelajari tata surya, bukan hanya matahari dan bulan yang menarik perhatian, melainkan juga bintang. Bintang adalah benda langit yang muncul di malam hari yang kita ketahui sebagai teman kemunculan bulan, namun jumlahnya banyak dan tampak sangat kecil dan berkerlap-kerlip. Bintang walau bisa terlihat oleh manusia-manusia yang ada di bumi, sebenarnya jaraknya dengan bumi sangat […]

The post 11 Fakta Menarik Seputar Bintang yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika mempelajari tata surya, bukan hanya matahari dan bulan yang menarik perhatian, melainkan juga bintang. Bintang adalah benda langit yang muncul di malam hari yang kita ketahui sebagai teman kemunculan bulan, namun jumlahnya banyak dan tampak sangat kecil dan berkerlap-kerlip.

Bintang walau bisa terlihat oleh manusia-manusia yang ada di bumi, sebenarnya jaraknya dengan bumi sangat jauh. Hal ini menjadi alasan mengapa bintang tampak kecil, hanya muncul di malam hari, dan memancarkan cahaya sendiri tanpa bantuan benda langit lainnya.

Bintang juga dikenal sebagai benda kecil di langit yang terkadang banyak dan terkadang sedikit. Pemancaran cahayanya berasal dari reaksi fusi nuklir penghasil energi di intinya atau setidaknya menurut Rhorom Priyatikanto selaku peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional, pembentukan bintang terjadi dari penggumpalan dan pemanasan awan gas.

Berikut sejumlah fakta menarik seputar bintang yang menambah wawasan kita.

1. Tidak Hanya Berwarna Putih

Ketika melihat bintang di malam hari jika ditanya apa warnanya, pasti jawabannya adalah putih. Padahal, warna bintang tidak selalu putih, ada pula warna biru dan merah di mana warna-warna ini merupakan penentu suhu permukaan bintang tersebut.

Untuk suhu permukaan bintang yang rendah biasanya bintang memiliki warna merah, lalu di atas merah adalah bintang berwarna putih dengan suhu panas lebih tinggi. Untuk bintang berwarna biru-putih, suhu permukaan bintang artinya lebih panas, dan bintang berwarna biru menunjukkan suhu permukaan bintang yang jauh lebih panas lagi.

2. Selalu Bergerak

Setiap melihat bintang-bintang di malam hari, bintang selalu tetap berada di posisinya dan hanya terang cahayanya yang berkelap-kelip. Namun faktanya, bintang bergerak setiap saat dan tidak pernah berhenti atau berada dalam kondisi stabil dan statis.

Bumi berotasi pada sumbunya dan bumi juga yang mengelilingi matahari, bukan matahari yang mengelilingi bumi, hal ini sama dengan bintang. Hanya saja, gerakan bintang tergolong lambat dan mata manusia tidak akan mampu mengetahuinya.

3. Berbentuk Bulat, Bukan Segi Lima

Dari kecil manusia diperkenalkan dengan visual bintang berbentuk segi lima, dan begitu juga cara kita menggambar bintang di atas kertas. Namun faktanya, para peneliti berhasil menunjukkan bahwa bentuk bulat adalah bentuk asli bintang dan bukan segi lima seperti yang kita ketahui selama ini.

4. Berkelap-kelip Seperti Lampu Hias

Bintang yang kita lihat berkelap-kelip memang benar adanya dan ini merupakan sebuah fakta. Namun bukan karena seperti lampu hias yang berkelap-kelip karena aliran listrik, bintang tampak berkelap-kelip karena cahayanya melewati berbagai lapisan atmosfer bumi lalu terbiaskan oleh atmosfer karena suhu dan kepadatan atmosfer bumi tidak sama.

Pembentukan bintang terdiri atas helium, hidrogen, dan unsur lainnya yang kemudian mendukung bintang untuk bisa memancarkan cahayanya sendiri. Meskipun ada pula bintang yang sifatnya hanya memantulkan cahaya dari bintang lain, namun pancaran cahaya tersebut tidak langsung menuju bumi sehingga apa yang cahaya bintang-bintang ini lewati merupakan sebab dari kelap-kelipnya.

5. Lahir dan Mati

Fakta menarik seputar bintang yang juga belum banyak diketahui adalah bahwa seperti halnya makhluk hidup, bintang juga melalui proses kehidupan dan kematian. Walau ketika melihatnya dari bumi bintang-bintang tersebut tampak sama, rentang hidup mereka berbeda-beda.

Bintang tercipta melalui proses gravitasi sekaligus akumulasi gas serta debu di luar angkasa dan usia bintang-bintang tersebut ditentukan oleh massa dan ukurannya. Sebab bila bintang-bintang kecil berusia panjang, maka bintang-bintang besar berusia lebih pendek sehingga lebih cepat masuk ke dalam fase kematian.

6. Bintang Paling Jauh dan Paling Terang

Belum banyak orang mengetahui fakta menarik tentang adanya bintang paling jauh dan bintang paling terang. Selama ini tentu jelas diketahui bahwa bintang berjarak jauh dari bumi, namun bintang paling jauh telah teridentifikasi, dan bintang tersebut memiliki jarak 13 miliar tahun cahaya lebih dari bumi.

Dari segi pemancaran cahaya, bintang juga ada yang tidak terlalu terang dan ada pula yang paling terang. Bintang Pistol di Pusat Galaksi terdeteksi sebagai bintang yang energinya 10 juta kali lebih besar daripada energi matahari sehingga disebut sebagai bintang paling terang.

7. Konstelasi Bintang

Bintang sudah ada sejak tata surya terbentuk dan pada dasarnya pun pengamatan terhadap bintang sudah dilakukan manusia sejak ribuan tahun lalu. Jika kini kita dapat melihat gambar-gambarnya secara mudah melalui internet, zaman dulu para pengamat menggambar pola-polanya secara manual.

Konstelasi ini adalah sebutan untuk gambar dari pola-pola bintang tersebut. Konstelasi bintang memiliki fungsi utama sebagai penunjuk arah dan rasi bintang Ursa Major adalah penunjuk arah utara yang memudahkan manusia memahami arah.

Konstelasi bintang ini juga disebut dengan rasi bintang (biasanya berkaitan dengan zodiak). Rasi bintang merupakan sekelompok bintang yang berhubungan satu sama lain membuat bentuk atau konfigurasi khusus yang kini juga lebih dikenal dengan contoh-contoh seperti Capricorn, Aquarius, Pisces, dan lainnya.

8. Ada Bintang Neutron

Bintang Neutron adalah bintang paling kecil dan bahkan dikenal paling padat di alam semesta. Bintang dengan panas permukaan 18 juta derajat Celsius ini merupakan inti bintang kecil dan padat hasil ledakan supernova. Massa 1 sendok the materi bintang Neutron saja mencapai 1 miliar ton lebih karena terdapat kandungan atom serta partikel-partikel lain.

9. Ada Bintang Supernova

Bila sebelumnya membahas bintang Neutron yang merupakan hasil ledakan Supernova, maka Supernova sendiri adalah objek sementara di mana bintang yang mengalami supernova menyebabkan pancaran cahayanya super terang.

Fenomena Supernova adalah fenomena ledakan suatu bintang yang hampir mati dan oleh karena itu pancaran cahayanya sangat cemerlang dan kuat di galaksi. Ledakan tersebut dipicu oleh kematian bintang besar dan keruntuhan bintang yang cepat.

10. Mengalami Getaran dan Denyut

Bintang tidak hanya terus-menerus bergerak, tapi juga berdenyut hingga bergetar. Bintang di langit memiliki “denyut jantung” yang terbukti melalui hasil penelitian dari Harvard-Smlthsonlan Center. Menurut para ilmuwan, tingkat kecerahan bintang yang bisa berubah-ubah berkaitan dengan “denyut jantung”. Penemuan tersebut rupanya juga dapat menjadi penentu usia sebuah galaksi karena denyut yang berbeda-beda sekaligus mendukung pemahaman struktur internal bintang secara lebih mudah.

11. Teori Bintang Kembar

Adanya teori bintang kembar yang merupakan teori terbentuknya tata surya. Menurut teori ini, ada dua bintang besar dan kembar yang membentuk tata surya; terjadi ledakan pada salah satunya dan terpecah menjadi debu-debu.

Debu-debu dari ledakan satu bintang kembar besar ini yang memicu pembentukan planet-planet, lalu satu bintang kembar besar lainnya yang tidak meledak adalah mataharinya. Teori ini telah ada sejak tahun 1940 oleh RA Lyttleton dan tahun 1956 dijelaskan kembali oleh Fred Hoyle.

The post 11 Fakta Menarik Seputar Bintang yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Planet Merkurius : Pengertian, Struktur, dan Orbitnya https://haloedukasi.com/planet-merkurius Mon, 07 Aug 2023 03:44:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44828 Merkurius merupakan salah satu planet yang memiliki jarak lebih dekat dengan matahari. Ternyata planet ini memiliki ukuran yang kecil. Sangat berbanding terbalik dengan ukuran planet Jupiter yang seperti gas raksasa. Keberadaan Merkurius telah diketahui sejak zaman dahulu yakni tepatnya sejak peradaban kuno. Berbagai peradaban memberi nama kepada planet yang satu ini. Seperti masyarakat Asia yang […]

The post Planet Merkurius : Pengertian, Struktur, dan Orbitnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Merkurius merupakan salah satu planet yang memiliki jarak lebih dekat dengan matahari. Ternyata planet ini memiliki ukuran yang kecil. Sangat berbanding terbalik dengan ukuran planet Jupiter yang seperti gas raksasa. Keberadaan Merkurius telah diketahui sejak zaman dahulu yakni tepatnya sejak peradaban kuno.

Berbagai peradaban memberi nama kepada planet yang satu ini. Seperti masyarakat Asia yang memberikan nama planet ini dengan bintang air. Sementara itu, bangsa Yunani menyebutnya dengan Hermes. Nama Hermes diberikan karena planet ini memiliki pergerakan yang begitu cepat.

Jarak antara Merkurius dengan Matahari yakni sekitar 57 juta kilometer. Di mana jarak ini menyebabkan beberapa pengaruh seperti perkiraan bahwa planet ini tidak memiliki bulan. Ukurannya yang begitu kecil membuat gaya gravitasi pada planet ini begitu lemah. Selain itu, kedekatan dengan matahari membuat planet ini tidak memiliki cincin seperti pada planet Saturnus.

Jarak antara Matahari dengan Merkurius rupanya mempengaruhi orbit dari planet ini. Planet ini hanya dapat dilihat saat matahari terbenam dari ufuk barat dan dari ufuk timur sebelum matahari terbit. Planet Merkurius memiliki struktur yang berbeda dengan struktur pada planet lain. Berikut ini penjelasan mengenai struktur dan orbit pada planet Merkurius.

Pengertian Planet Merkurius

Planet Merkurius, salah satu planet dalam tata surya.

Merkurius merupakan salah satu dari 8 planet yang ada dalam tata surya. Terdapat sejumlah ahli yang memberikan pandangannya terkait dengan pengertian Merkurius. Orang-orang Romawi memberikan nama pada planet ini dengan nama dewa yang paling cepat menurut kepercayaan mereka.

Hal ini dikarenakan planet ini mengitari matahari dengan begitu cepat. Waktu mengitari matahari yang begitu cepat disebabkan oleh jarak antara matahari dengan Merkurius. Semakin dekat dengan matahari maka akan semakin cepat untuk melakukan rotasi.

Sejak 5000 tahun lalu, bangsa Simeria sudah mengenal planet ini. Planet ini kerap dihubungkan dengan dewa tulisan yakni Nabu. Selain itu, planet ini juga diberikan nama terpisah sebagai bintang pagi dan bintang malam.

Meskipun begitu, para astronot menduga bahwa pemberian nama tersebut merujuk pada planet yang sama. Merkurius merupakan planet terkecil yang terdapat dalam tata surya dan memiliki jarak yang dekat dengan matahari.

Planet ini mengalami proses revolusi yang paling singkat dibandingkan dengan planet lainnya yakni sekitar 87,79 hari. Merkurius ini termasuk ke dalam planet inferior di mana letak orbit planet ini berada di sebelah dalam dari bumi.

Hal inilah yang kemudian membuat jarak sudut planet ini dengan matahari tidak akan lebih dari 28 derajat saat diamati dari bumi. Saat diamati dari atas planet ini akan terlihat seperti bintang yang begitu terang.

Berbeda halnya ketika planet ini diamati menggunakan teleskop, ia akan terlihat seperti serangkaian fase yang terjadi pada planet Venus dan Bulan. Sayangnya, planet ini terkadang sulit untuk dilihat tidak seperti halnya pada planet Venus.

Pada permukaannya, planet Merkurius dipenuhi dengan kawah dan memiliki bentuk yang sama dengan bulan. Hal ini menandakan bahwa proses geologis pada planet ini sudah terhenti sejak miliaran tahun lalu. Hal ini dapat terlihat dari permukaannya yang tidak memiliki atmosfer.

Selain sebagai planet terkecil di antara 7 planet lainnya, Merkurius termasuk ke dalam salah satu planet terekstrim. Tanpa bantuan teleskop, kita dapat melihat planet yang satu ini. Keberadaan planet Merkurius sangat berpengaruh dalam tatanan masyarakat.

Planet ini memegang peranan dalam mitologis dan astrologi dari banyak bangsa. Orbit planet Merkurius sama dengan planet Venus yang berarti planet ini dapat dilihat saat pagi ataupun sore hari namun tidak pernah pada malam hari.

Pada awal abad ke-17, lewat teleskopnya Galileo berhasil melihat planet Merkurius. Piere Gassendi menjadi orang pertama yang berhasil perpindahan Merkurius melewati matahari pada tahun 1631. Kemudian, pada tahun 1639, Giovanni Zupi yang berhasil membuktikkan bahwa fase yang dimiliki Merkurius sama dengan Venus dan bulan.

Setiap harinya, suhu permukaan di sekitar planet Merkurius mengalami perubahan yakni sekitar 100 derajat atau setara dengan -173 derajat celcius sampai -280 derajat fahrenheit saat malam hari. Berbeda halnya ketika siang hari yang mencapai 700 K atau sekitar 427 derajat celcius sampai 800 derajat fahrenheit.

Berbeda lagi dengan suhu yang terjadi pada daerah kutub planet ini yakni sekitar 180 K atau -93 derajat celcius sampai -136 derajat fahrenheit. Tidak seperti planet lainnya, rupanya planet ini tidak memiliki satelit alami.

Sudah ada 2 wahana angkasa yang pernah mengunjungi planet ini yakni Mariner 10 pada tahun 1974-1975 dan Messenger pada tahun 2004. Sebuah asteroid pernah menghantam Merkurius yang menyebabkan planet ini memiliki kawah besar dengan lebar 960 mil.

Kawah ini kemudian disebu dengan Caloris Basin yang di mana keberadaanya dapat menampung seluruh negara bagian Texas. Ukuran Merkurius yang kecil disebabkan oleh penyusutan yang terjadi sejak zaman dulu bahkan saat ini.

Merkurius terdiri dari satu lempeng benua di atas inti besi yang mengalami pendinginan. Saat inti besi mengalami pendinginan, ia akan membeku sehingga mengurangi volume planet dan terjadilan penyusutan. Tidak hanya mengalami penyusutan, rupanya planet ini juga mengalami aktivitas tektonik seperti yang terjadi pada tahun 2016 yang menunjukkan planet ini bergemuruh.

Struktur Planet Merkurius

  • Ukuran Planet yang Kecil

Diameter yang dimiliki oleh planet Merkurius sekitar 4.879 km di khatulistiwa. Diamater ini menunjukkan bahwa Merkurius memiliki ukuran yang begitu kecil dibandingkan planet lainnya. Sementara itu, jarak antara Merkurius dengan Matahari sekitar 57 juta km dan jarak dengan bumi sekitar 92 juta km. Komponen struktur planet ini terdiri dari 70 persen logam 30 persen silikat.

  • Kepadatan

Sementara itu, planet ini memiliki kepadatan yang tidak jauh dengan kepadatan bumi yakni 5,43 gram/cm. Namun, hal ini akan berbeda jika tekanan gravitasi yang terdapat dalam Merkurius tidak dihitung.

Maka, Merkurius akan lebih padat dibandingkan dengan bumi yakni sekitar 5,3 gram/cm. Besarnya kepadatan pada planet dapat digunakan untuk mendeteksi struktur yang ada di dalamnya. Kepadatan yang tinggi disebabkan karena planet Merkurius memiliki inti yang cukup besar dan kaya akan besi.

Menurut para ahli, Merkurius memiliki inti sekitar 42 persen dari volumenya. Kemungkinan besar inti dari planet ini berbentuk cair. Inti pada planet diselimuti oleh mantel dengan tebal 600 km sedangkan kerak merkurius memiliki ketebalan sampai 100-200 km.

  • Permukaan seperti Kawah

Pada permukaannya diliputi oleh banyaknya perbukitan kurus dan beberapa di antaranya memiliki panjang sampai ratusan kilometer. Perbukitan tersebut diduga karena inti dan mantel mengalami pendinginan lalu menciut saat kerak sudah mulai membatu.

Dibandingkan dengan planet lainnya, planet ini memiliki besi yang jauh lebih banyak. Hal ini didukung oleh beberapa teori yang diajukan oleh para ahli. Teori yang paling diterima mengenai struktur Merkurius ialah pada mulanya planet ini memiliki perbandingan logam silikat sama seperti pada meteor kondrit.

Massa yang dimiliki planet ini adalah 2,25 kali dari massa yang sekarang. Namun, pada masa awal tata surya, planet ini tertabrak oleh planestimal yang ukurannya satu per enam dari massa planet.

  • Massa yang Mengalami Penyusutan

Akibat benturan tersebut membuat sebagian besar kerak dan mantel terlepas dari intinya. Hal ini sejalan dengan yang terjadi pada bulan sehingga bentuk kedua benda angkasa ini kerap disamakan. Sementara itu, teori lain menyatakan bahwa Merkurius mulanya berasal dari nebula matahari sebelum energi matahari stabil.

Pada mulanya, Merkurius memiliki massa 2,5 kali lebih besar dari massa sekarang. Namun, karena proto matahari mengambang membuat massa tersebut semakin berkurang. Suhu di sekitar Merkurius dapat mencapai 2500 sampai 3500 Kelvin bahkan dapat pula mencapai 10000 Kelvin.

Dengan suhu tersebut membuat sebagian besar permukaan Merkurius akan mengalami penguapan dan membuat atmosfer uap batu tertiup oleh angin.

  • Tidak Memiliki Atmosfer

Planet Merkurius kerap dikatakan sebagai planet yang tidak memiliki atmosfer. Hal ini dikarenakan gravitasi pada planet ini begitu sehingga tidak dapat mempertahankan atmosfer. Padahal, planet ini sebenarnya memiliki atmosfer yang sangat tipis yang mengelilinginya.

Namun, karena kedekatan jarak dengan matahari membuat gravitasi lemah dan kerap terjadi tiupan angin membuat atmosfer tidak dapat bertahan. Interaksi yang dilakukan secara berkaa dengan matahari membuat atmosfer pada Merkurius tersapu ke luar angkasa.

Saat matahari menyapu atmosfer ke luar, saat bersamaan pula ada gas yang ditambahkan pada atmosfer tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat planet ini akan terus memiliki atmosfer yang sangat tipis. Komponen pada atmosfer diketahui terdiri dari hidrogen, sodium, nitrogen, potasium, magnesium dan sebagainya.

Orbit pada Planet Merkurius

Setiap planet memiliki garis edar yang dinamakan dengan orbit. Orbit ini seperti halnya sebuah lintasan yang dilalui oleh suatu benda saat mengelilinginya. Biasanya kecepatan orbit pada suatu benda akan tetap dan tidak mudah berubah.

Bentuk orbit tergantung kepada bentuk benda tersebut, namun sebagian besar orbit berbentuk elips. Di luar angkasa, benda-benda yang berukuran kecil akan mengobit kepada benda yang berukura jauh lebih besar.

Hal ini dikarenakan adanya gaya gravitasi yang menarik benda tersebut untuk mengelilinya. Matahari merupakan benda angkasa yang berukuran besar dan menjad pusat tata surya. Oleh sebab itu, banyak benda angkasa lainnya yang mengorbit kepada matahari. Salah satunya planet.

Planet akan melakukan orbit pada matahari karena benda ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil. Waktu untuk melakukan orbit pada setiap planet tidaklah sama. Tergantung dengan jarak antara planet tersebut dengan matahari.

Semakin dekat jarak dengan matahari, maka akan semakin cepat yang waktu dibutuhkan. Sebaliknya, semakin jauh dari matahari, maka akan semakin lama karena lintasannya akan semakin panjang. Merkurius akan mengelilingi matahari selama 88 hari dengan kecepatan 180.000 km/jam.

Waktu ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan planet lainnya. Bentuk orbit Merkurius yakni elips dengan jarak 29 juta mil dari Merkurius dan 43 juta mil jaraknya dari matahari. Maka dari itu, ketika seseorang berdiri di Merkurius, jika dilihat dari bumi ia akan terlihat 3 kali lebih cepat.

Rotasi yang dilakukan oleh Merkurius tergolong unik karena planet ini terkunci pada matahari dalam putaran resonansi orbit. Artinya, Merkurius mengalami rotasi sebanyak tiga kali setiap dua kali dari periode revolusi.

Sumbu kemiringan yang dimiliki oleh planet ini juga merupakan sumbu terkecil yakni hanya 1/30 derajat. Tidak hanya itu, Merkurius memiliki eksentrisitas paling tinggi dibandingkan planet lainnya.

The post Planet Merkurius : Pengertian, Struktur, dan Orbitnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 7 Teori Pembentukan Tata Surya https://haloedukasi.com/teori-pembentukan-tata-surya Mon, 01 Aug 2022 04:16:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37648 Tata surya terdiri dari matahari dan benda benda langit lain yang letakna ada pada galaksi bima sakti. Tata surya sudah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan berasal dari awan padat gas dan juga debu antar bintang. Awan itu mengalami keruntuhan karena adanya gelombang kejut yang berasal dari bintang yang meledak didekatnya, lalu awan […]

The post Ketahui 7 Teori Pembentukan Tata Surya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tata surya terdiri dari matahari dan benda benda langit lain yang letakna ada pada galaksi bima sakti. Tata surya sudah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan berasal dari awan padat gas dan juga debu antar bintang.

Awan itu mengalami keruntuhan karena adanya gelombang kejut yang berasal dari bintang yang meledak didekatnya, lalu awan yang runtuh itu membentuk putaran kemudian banyak menarik materi ke dalamnya lama kelamaan putaran tersebut memiliki inti yang besar serta memiliki energi yang besar juga dan itulah proses terbentuknya galaksi dan membentuk susunan tata surya.

Material material yang awalnya tertarik lalu mengalami gumpalan dan bertabrakan kemudian akhirnya terbentuklah planet planet kerdil dan juga bulat, tetapi sisa sisa materi yang tidak membentuk menjadi planet justru terbentuk menjadi benda langit lain seperti asteroid dan ada juga yang membentuk komet, meteoroid dan juga bulan bulan kecil yang tidak beraturan.

Selain dari penjelasan tersebut dalam beberapa teori juga dijelaskan tentang terbentuknya tata surya yaitu sebagai berikut:

Teori Planetesimal

Teori Planetesimal juga menjelaskan mengenai pembentukan tata surya yang dicetuskan oleh Forest Ray Moulton dan seorang geolog bernama Thomas C. Chamberlin pada tahun 1905, mereka mengatakan bahwa tata surya ini terbentuk secara serempak.

Pada awalnya matahari dalam teori ini belum dinamakan sebagai matahari dan ada bintang lain yang letaknya berdekatan sehingga membuat materinya tertarik dan itu membentuk planet planet yang ada saat ini.

Teori planetisimal dikatakan lemah karena proses pembentukan tata surya yang dijelaskan dalam teori tersebut jarang terjadi, jadi teori ini dikatakan lemah.

Teori Kabut/Nebula

Teori kabut yang dikemukakan oleh Immanuel Kant pada 1755. Teori ini mengatakan bahwa awalnya ada kabut nebula yang memiliki kandungan gas panas lalu mengalami perputaran secara cepat dan sangat kencang lalu lama kelamaan dibagian tengahnya itu menjadi memadat dan terbentuklah bulatan yang besar dan memiliki gravitasi.

Bulatan besar itu dinamakan matahari dan bagian bagian lain yang ada disekelilingnya dan jadilah planet planet yang letaknya ada disekeliling matahari itu dipengaruhi oleh suhu yang dingin sehingga dapat membentuk planet.

Teori Pasang Surut

Teori pasang surut atau bisa disebut juga teori tidal ini dikemukakan oleh George Louis Leclerc de Buffon pada tahun 1707 sampai tahun 1788, dalam teorinya mengatakan bahwa pada saat itu ada Matahari, dan di sekitarnya ada bintang-bintang sehingga menyebabkan daya tarik menarik atau sebut saja gaya gravitasi antara keduanya sehingga terjadilah pasang.

Setelah hal itu terjadi dan lama kelamaan posisi bintang pada saat itu menjauh dari Matahari karena makin lemah gaya tarik menarik yang terjadi pada saat itu. Ada sebagian massa yang berada dekat dengan Matahari itu kembali lagi atau bisa disebut juga mengalami surut dan yang sebagiannya lagi melayang-layang lalu terbentuklah planet-planet, bintang-bintang dan benda langit lain.

Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar yang dikemukakan oleh Raymond Arthur Lyttleton pada tahun 1930 dalam teorinya mengatakan bahwa Matahari berasal dari sebuah bintang kembar yang posisi antara keduanya itu saling mengelilingi.

Pada suatu masa terjadi peristiwa bintang lain yang menabrak salah satu dari bintang kembar itu sehingga menyebabkan bintang kembar mengalami kehancuran dan membentuk bagian-bagian kecil lalu bagian bagian kecil tersebut berputar kemudian mendingin sehingga terbentuklah planet-planet dan mengelilingi satu bintang yang tidak hancur, sebut saja Matahari.

Teori Awan Deb (Proto Planet)

Teori awan debu yang dikemukakan oleh Carl Friedrich von Weizsӓcker pada tahun 1940 , mengatakan bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas dan yang di dalamnya terdiri dari debu, gas hidrogen dan juga helium.

Karena ketidakteraturan yang terjadi pada awan tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penyusutan karena adanya gaya tarik menarik dan putaran yang sangat cepat lalu terbentuklah piringan seperti sebuah cakram yang memiliki inti sehingga membentuk menjadi matahari dan bagian pinggirannya membentuk planet-planet.

Teori Big Bang

Teori Big Bang dikemukakan oleh Abbe Lemaitre pada 1920 dalam teori ini mengatakan bahwa alam semesta berasal dari kondisi yang padat dan suhu yang panas dan juga berasal dari bola raksasa yang mengandung hidrogen lalu mengalami peristiwa ledakan hingga menjadi kepingan kepingan.

Dari hasil ledakan menjadi berkeping keping itu kemudian menyebar dan berkembang ke berbagai arah dan setelah itu terjadi terbentuklah planet planet, bintang bintang dan benda langit lain dari hasil ledakan tadi yang dihasilkan.

Teori Keadaan Tetap

Teori keadaan tetap yang dikemukakan oleh Sir Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Sir Hermann pada tahun 1948. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.

Padahal faktanya alam semesta mengalami pengembangan dan dalam teori keadaan tetap yang dikemukakan oleh Sir Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Sir Hermann ini juga berpendapat bahwa terdapat galaksi baru yang ada di luar angkasa untuk menggantikan posisi galaksi lama yang sudah menjauh.

Tetapi teori ini dinyatakan lemah karena tidak adanya dukungan dari astronomi lain dan juga mengalami kegagalan karena kesamaan bintang-bintang dengan galaksi-galaksi.

The post Ketahui 7 Teori Pembentukan Tata Surya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Bintang Paling Redup di Tata Surya https://haloedukasi.com/bintang-paling-redup-di-tata-surya Fri, 08 Jul 2022 03:02:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36504 Bintang adalah salah satu objek atau benda langit yang dapat menghasilkan dan memancarkan sinarnya sendiri. Bintang di alam semesta ini jumlahnya sangat banyak. Para ilmuwan memperkirakan setidaknya ada 200 milyar triliun bintang. Kecerahan cahaya yang dihasilkan oleh bintang pun bermacam-macam. Bintang paling terang d iantaranya adalah Sirius, Betelgeuse, Canopus, Alfa Centauri, Arcturus dan masih banyak […]

The post 5 Bintang Paling Redup di Tata Surya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bintang adalah salah satu objek atau benda langit yang dapat menghasilkan dan memancarkan sinarnya sendiri. Bintang di alam semesta ini jumlahnya sangat banyak. Para ilmuwan memperkirakan setidaknya ada 200 milyar triliun bintang. Kecerahan cahaya yang dihasilkan oleh bintang pun bermacam-macam.

Bintang paling terang d iantaranya adalah Sirius, Betelgeuse, Canopus, Alfa Centauri, Arcturus dan masih banyak lagi. Namun pada pembahasan kali ini kita tidak akan mengulas tentang mereka melainkan mengenai bintang paling redup di alam semesta. 

1. Bintang Atakoraka

Bintang Atakoraka dalam dunia sains memiliki nama WASP-64 yakni bintang yang berada di batas konstelasi Canis Major namun bukan termasuk dari pada rasi ini. Jaraknya dengan Bumi yakni 1219,53 tahun cahaya dan hanya memiliki magnitudo 12,69 sehingga harus menggunakan teropong untuk melihatnya. 

Bintang ini ditemukan pada tahun 2012 lalu dan baru diberi nama pada 2019. Nama tersebut diambil dari pegunungan terbesar di Togo yakni Atacora. Para ilmuwan memperkirakan bintang ini setidaknya memiliki satu planet ekstrasolar yang mengorbit di sekitarnya.

2. Bintang Lerna 

Lerna adalah nama yang diberikan kepada objek langit yang ditemukan pada tahun 2012 di eksoplanet. Nama sains nya adalah HAT-P-42 yakni bintang yang berada di 1458 cahaya dari Bumi di rasi bintang Hydra. 

Ukuran bintang ini sangat luar biasa yakni 1,2 kali lebih besar dari matahari. Namun magnitudo semu nya hanya 12, 2 dan magnitudo absolut nya 3,9. Suhu permukaan bintang ini adalah sekitar 5700 derajat Kelvin. Para ilmuwan memprediksi usia dari bintang ini telah mencapai 5 milyar tahun. 

3. Bintang Horna 

Horna adalah bintang yang berada di batas konstelasi Triangulum. Jaraknya dari Bumi yakni 812  tahun cahaya. Ukurannya hampir setara dengan matahari hanya selisih sedikit saja. Usianya diperkirakan sudah lebih dari 10 Milyar tahun. 

Horna memiliki magnitudo semu 12,56 sementara itu magnitudo absolut nya 5,58. Bintang dengan radius 0.923 ini berwarna kuning. 

4. Bintang Marohu 

Marohu adalah nama yang diberikan untuk objek langit WASP-6 yakni bintang yang ada di dalam batas rasi bintang Aquarius. Jika dilihat dari spektral nya maka bintang ini memiliki warna kuning. Ukurannya yakni 0,87 lebih kecil dari matahari dengan suhu permukaannya sekitar 5000 sampai 6000 Kelvin. 

Ukuran magnitudo semu bintang Marohu yakni 12,40 sedangkan magnitudo absolut nya yaitu 4,96. Bintang berusia 11 Milyar tahun ini berada di 1001,33 tahun cahaya dari Bumi.

 5. Bintang Absolutno 

Bintang Absolutno adalah nama lain dari bintang XO-5 yang berada di batas rasi bintang Lynx. Jaraknya yakni berada di 910 tahun cahaya dari Bumi Maginuto bintang ini hanya berkisar 12 saja sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dari Bumi. 

Umur bintang ini diperkirakan sekitar 14 Milyar tahun dan suhu permukaannya yakni 5700 derajat Kelvin. 

The post 5 Bintang Paling Redup di Tata Surya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Planet dalam Tata Surya Berdasarkan Urutan dari Matahari https://haloedukasi.com/planet-dalam-tata-surya-berdasarkan-urutan-dari-matahari Mon, 27 Jun 2022 03:56:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36036 Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Meskipun pengetahuan tentang planet dan tata surya cukup umum, tidak ada salahnya untuk mengetahui lebih detail mengenai nama-nama planet  berdasarkan jarak dari Matahari. Syarat-syarat menurut Internasional Austonomical Union (IAU) bahwa suatu benda angkasa disebut planet, yaitu […]

The post 8 Planet dalam Tata Surya Berdasarkan Urutan dari Matahari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Meskipun pengetahuan tentang planet dan tata surya cukup umum, tidak ada salahnya untuk mengetahui lebih detail mengenai nama-nama planet  berdasarkan jarak dari Matahari.

Syarat-syarat menurut Internasional Austonomical Union (IAU) bahwa suatu benda angkasa disebut planet, yaitu :

  • Mengorbit pada bintang.
  • Memiliki massa yang cukup untuk membentuk gravitasi mandiri agar bentuknya dalam keadaan setimbang.
  • Tidak cukup kuat memulai reaksi fusi pada intinya.
  • Orbitnya tidak bertumpang tindih dengan orbit benda angkasa lain.

Berdasarkan letaknya planet di kelompokkan menjadi dua, yaitu :

  • Planet dalam dan inferior, yang garis edarnya terletak di antara garis edar Bumi dan matahari. Contoh : merkurius dan venus.
  • Planet luar dan superior, yang letaknya di luar garis edarnya Bmi mengitari. Contoh : mars, yupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Planet superior : yupiter, saturnus, uranus, dan neptunus.

1. Merkurius

Merkurius adalah planet terdekat dari Matahari, jaraknya sekita 58 juta kilometer dari matahari. Merkurius tidak mudah dilihat dengan mata telanjang. Merkurius sering terlihat di saat fajar dan senja hari sehingga dianggap sebagai bintang pagi dan bintang malam. Merkurius memiliki diameter sekitar 4.862 km.

Permukaannya penuh kawah akibat meteroit yang berjatuhan. Meteroit adalah batu-batu yang jatuh dari langit saat asteroid meledak. Merkurius bergerak mengelilingi matahari sekali putaran dalam waktu 88 hari dan berotasi dengan periode 59 hari. Merkurius tidak memiliki satelit.

2. Venus

Venus merupakan planet terdekat kedua dari matahari dalam tata surya kita. Jaraknya dari matahari sekitar 108 juta kilometer. Permukaan planet ini diselimuti awan tebal karbon dioksida sehingga sulit dilihat.

Awan tersebut menahan energi permukaan venus sehingga energi tetap terperangkap. Hal ini menyebabkan suhu permukaan planet venus luar biasa tingginya, sekitar 480oC. Suhu ini cukup panas untuk meleburkan logam misalnya aluminium.

Ukuran venus hampir sama dengan bumi, diameternya hanya berselisih sekitar 600 km lebih kecil dari bumi. Venus mengelilingi matahari sekali putaran dalam 225 hari. Periode rotasinya 243 hari dengan arah rotasi berlawanan dengan planet-planet lain. Venus juga tidak memiliki satelit seperti Merkurius.

3. Bumi

Bumi sebenarnya bukan planet yang terbesar, namun bagi kita adalah terpenting dari seluruh planet, karena inilah tempat tinggal kita. Bumi adalah planet ketiga dalam tata surya dengan keadaan permukaan planet bumi sangat berbeda dibandingkan permukaan planet Merkurius dan venus.

Suhu dan tekanan di permukaan bumi memungkinkan air berbeda dalam wujud padat, cair, maupun gas. Bumi berdiameter sekitar 12.700 km. Rata-rata periode revolusinya 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 24 jam. Bumi memiliki satu satelit, yaitu bulan.

4. Mars

Mars merupakan planet keempat dari matahari. Mars berukuran lebih kecil dari bumi, diameternya sekitar 6.800 kilometer. Jaraknya dari matahari sekitar 228 juta kilometer, dengan periode revolusi mars 687 hari, dan berotasi dengan periode sekitar 24,6 jam.

Untuk menyelidiki permukaan planet mars, bukan manusia yang dikirim ke sana melainkan robot kecil Amerika Serikat, yaitu Viking 1 Viking 2. Dari hasil penyelidikan terdapat tanda-tanda bahwa pada masa lalu mars ada air (cairan). Mars memiliki dua satelit yaitu Photos dan Delimos.

5. Yupiter

Yupiter adalah planet kelima dalam tata surya kita dan merupakan planet terbesar. Garis tengah Yupiter 142.860 km, volumenya sekitar 1.300 kali volume bumi. Meskipun letaknya jauh, yupiter lebih mudah dilihat karena dua hal, yaitu ukurannya sangat besar dan memantulkan lebih dari 70% cahaya matahari yang diterimanya. Bandingkan dengan bulan yang hanya memantulkan sekitar 7% cahaya yang diterimanya.

Meskipun ukurannya besar, untuk berotasi hanya membutuhkan waktu yupiter rotasi 9,8 jam sekitar 2,5 kali lebih cepat dibandingkan bumi. Periode revolusinya sekitar 12 tahun. Gas berwarna merah berputar lambat mengelilingi tengah-tengah planet yupiter.

Ini membentuk ikat pinggang merah raksasa yang dapat menghasilkan badai besar di permukaan yupiter. Yupiter memiliki 16 satelit, empat di antara satelit-satelit yupiter adalah lo, eropa, ganymeda, dan calisto.

6. Saturnus

Saturnus merupakan benda langit yang sangat memesona karena cincin-cincinnya. Cincin saturnus kelihatan lebih besar dibandingkan cincin planet lain karena terdiri atas ratusan cincin-cincin kecil. Cincin kecil tersusun dari gas beku dan butiran-butiran debu.

Keindahan saturnus ini tidak begtu menonjol karena letaknya sangat jauh. Saturnus berjarak 1.428 juta kilometer dari matahari, jarak ini hampir 10 kali jarak bumi-matahari. Saturnus berdiameter sekitar 29,5 tahun, sedangkan periode rotasinya sangat cepat yaitu 10,6 jam.

Karena kerapatannya rendah dan berotasi cepat menyebabkan saturnus bentuknya pipih. Saturnus memiliki 21 satelit yang terbesar yaitu Titan.

7. Uranus

Uranus berotasi pada sumbu yang sebidang dengan bidang edarnya mengelilingi matahari. Hal ini berbeda dengan planet-planet lain. Uranis berotasi dalam waktu uranus 11 jam dan berevolusi dalam waktu sekitar 84 tahun.

Jarak uranus dari matahari sekitar 2.870 juta kilometer. Karena itu, uranus menjadu planet ke tujuh setelah saturnus dalam tata surya kita. Diameter uranus sekiat 50.100 kilometer dengan memiliki 5 satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Sebagaimana dengan saturnus, uranus juga dikelilingi cincin-cincin.

8. Neptunus

Neptunus merupakan planet kedelapan dalam tata surya kita. Jaraknya dari matahari sekitar 4.500 juta km. Untuk sekali putaran mengelilingi matahari, neptunus membutuhkan waktu 165 tahun. Periode rotasinya 16 jam.

Diameter neptunus hampir empat kali diameter bumi, yaitu sekitar 48.600 km. Neptunus memiliki delapan satelit, dua diantaranya adalah Triton dan Nereid.

The post 8 Planet dalam Tata Surya Berdasarkan Urutan dari Matahari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Lembaga Antariksa di Dunia yang Berpestasi https://haloedukasi.com/lembaga-antariksa-di-dunia Thu, 12 May 2022 02:16:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34534 Ruang angkasa hingga saat ini masih menyimpan berbagai teka-teki yang belum diketahui oleh manusia. Karena sangat luas yakni sekitar 46,5 miliar tahun cahaya yang dapat kita lihat maka memerlukan waktu yang panjang untuk mengeksplorasinya. Untuk memudahkannya maka dibentuklah lembaga-lembaga antariksa yang tersebar di seluruh penjuru dunia di berbagai negara. Dimulai sejak abad ke 20 perlombaan […]

The post 7 Lembaga Antariksa di Dunia yang Berpestasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ruang angkasa hingga saat ini masih menyimpan berbagai teka-teki yang belum diketahui oleh manusia. Karena sangat luas yakni sekitar 46,5 miliar tahun cahaya yang dapat kita lihat maka memerlukan waktu yang panjang untuk mengeksplorasinya. Untuk memudahkannya maka dibentuklah lembaga-lembaga antariksa yang tersebar di seluruh penjuru dunia di berbagai negara.

Dimulai sejak abad ke 20 perlombaan bidang antariksa semakin sengit sehingga banyak negara yang ikut mendirikan lembaga antariksa. Hingga saat ini sudah ada ratusan lembaga antariksa dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. 

1. NASA 

NASA 

NASA adalah lembaga antariksa yang paling pertama di dunia dan juga yang terbesar serta paling populer. The National Aeronautics and Space Administration adalah lembaga antariksa milik Amerika Serikat ini sudah ada sejak 29 Juli dan diresmikan pada Oktober 1958 oleh presiden Dwight D. Eisenhower. 

Proyek pertama dari NASA diberi nama”Project Mercury” yang berlangsung dalam kurun waktu 1959 sampai dengan 1963. Dalam ekspedisi ini diikuti oleh 7 astronot dengan 5 diantaranya melakukan perjalan solo. Tujuannya adalah untuk melakukan penelitian dengan menempatkan manusia di orbit Bumi.  

NASA telah banyak memberikan jasa kepada dunia khususnya di bidang antariksa. Berbagai penemuan-penemuan besar diantaranya seperti mengirimkan 3 orang pertama ke Bulan yaitu Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins dengan menggunakan pesawat Apollo II tahun 1969 dan berhasil kembali ke Bumi. Pencapaian yang lebih baru yaitu New Horizon berhasil tiba di orbit Pluto pada tahun 2015 setelah 9 tahun meluncur. 

2. Roscosmos

Roscosmos

Roscosmos sebenarnya berdiri lebih dahulu dibandingkan NASA yakni pada tahun hanya saja lembaga antariksa milik Uni Soviet ini mengalami kekurangan biaya. Sebelumnya nama lembaga ini adalah Rosaviakosmos. Namun setelah Uni Soviet pecah berganti menjadi Roscosmos dan menjadi milik Rusia. Badan antariksa ini kemudian kembali berjalan pada tahun 2005 telah pemerintah Rusia memberikan anggaran dana. 

Meski antara Rusia dan Amerika Serikat memiliki persaingan yang sengit namun saat ini antara Roscosmos dengan NASA justru menjalin kerja sama. Roscosmos bersama dengan NASA bekerja sama dalam mengembangkan International Service System atau ISS. 

3. CNSA 

CNSA 

CNSA (China National Space Administration) adalah badan antariksa nasional milik negeri panda yaitu China. Berdiri sejak 22 April 1993, CNSA tidak ikut kerja sama dalam mengembangka ISS dan justru membangun stasiun sendiri namu dengan ukuran yang lebih kecil. 

Meski demikian segudang prestasi telah dihadirkan bahkan menyaingi NASA. Pencapaian yang telah diperoleh CNSA antara lain berhasil menjadi yang pertama kali mendarat di sisi terjauh bulan dan kembali dengan membawa beberapa materialnya. Selain itu CNSA pada tahun 2003, juga berhasil melakukan penerbangan manusia ke luar angkasa secara mandiri. 

Badan antariksa yang berpusat di Beijing ini, kini sedang menggarap salah satu proyek besarnya yaitu memangun stasiun di luar angkasa. Proyek yang sudah dimulai sejak tahun 2021 tersebut diperkirakan akan rampung tahun 2022. Prestasi lainnya yakni berhasil  membawa pulang batu dari Bulan sebesar 2 kg pada tahun 2020 lalu melalui Misi Chang’e-5. 

4. JAXA

JAXA

JAXA atau Japan Aerospace Exploration Agency adalah badan antariksa milik Jepang yang sudah ada sejak 1 Oktober 2003. Badan ini merupakan gabungan dari 3 organisasi sebelumnya yaitu Japan’s Institute of Space and Astronautical Science (ISAS), the National Aerospace Laboratory of Japan (NAL), dan National Space Development Agency of Japan (NASDA).

Proyek-proyek yang dijalankan oleh JAXA antara lain transportasi luar angkasa, penelitian, pengembangan teknologi,  peluncuran satelit ke orbit, menjelajahi asteroid hingga uji coba manusia di Bulan.

Badan yang berpusat di Tokyo ini berhasil meluncurkan roket nya yaitu H-IIA pada 26 Februari 2005 setelah percobaan pertamanya tahun 2003 gagal. Roket tersebut diluncurkan dari  Pusat Luar Angkasa Tanegashima. JAXA masih memiliki berbagai proyek lainnya seperti meluncurkan satelit Kaguya tahun 2007, satelit Kibo tahun 2008, serta satelit Hayabusa tahun 2010. JAXA bahkan memiliki peluncur orbit terkecil di dunia yang bernama roket SS-520-5. 

5. ESA

ESA

European Space Agency atau disingkat menjadi ESA merupakan sebuah lembaga di Eropa yang bertanggung jawab atas kegiatan misi penjelajahan luar angkasa. Jika umumnya sebuah lembaga antariksa dimiliki oleh satu negara, ESA merupakan gabungan dari beberapa negara Eropa diantaranya adalah Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.

ESA sudah diresmikan sejak tahun 1975 lalu dan memiliki kantor pusat di Paris Perancis. Lembaga antariksa yang anggotanya berasal dari seluruh penjuru dunia ini memiliki berbagai macam peluncur mulai dari yang bermuatan satelit kecil seperti Vega, satelit sedang yakni Soyuz, hingga satelit besar yaitu Airine. Salah satu prestasi besar ESA adalah berhasil mendaratkan transportasi luar angkasanya di permukaan komet pada 2014 lalu. 

6. ISRO 

ISRO 

Negeri Bollywood atau India juga memiliki lembaga antariksa yang tak kalah berprestasi dengan negara lainnya. Lembaga tersebut yakni Indian Space Research Organisation atau dikenal sebagai ISRO yang sudah berdiri sejak 1969 lalu dan berkantor pusat di Bengaluru. Berdirinya ISRO ini menggantikan lembaga antariksa yang berdiri pada tahun 1962 yaitu  Indian National Committee for Space Research atau INCOSPAR. 

Misi yang telah dicapai pun bukan sekedar misi biasa diantaranya adalah berhasil mengorbit Mars pada 2014 bahkan dengan biaya yang tergolong kecil dibandingkan dengan negara lainnya. Tak hanya itu, ISRO membawa India menjadi negara yang paling banyak mengirimkan satelit ke luar angkasa. Hingga tahun 2021, total satelit ISRO mencapai 104 buah. 

7. SpaceX

SpaceX

Jika pada poin sebelumnya membahas lembaga antariksa milik negara maka pada poin ini membahas lembaga antariksa swasta. Lembaga tersebut adalah SpaceX Elon Musk yang juga merupakan pendiri dari perusahaan mobil listrik Tesla. Elon Musk mendirikan SpaceX pada tanggal 6 Mei 2002 Hawthorne, California. Misi Elon musk adalah untuk menciptakan perjalanan luar angkasa yang lebih hemat sehingga lebih banyak proyek untuk menjelajahi langit. 

Meski merupakan lembaga swasta namun prestasi yang diperoleh tidak bisa dipandang sebelah mata. Prestasinya antara lain yakni berhasil meluncurkan roket berbahan bakar cair pada tahun 2008 lalu melalui roket Falcon 1. Hal tersebut adalah yang pertama di dunia khususnya di kalangan lembaga swasta. 

Tak hanya itu, SpaceX juga menjadi lembaga antariksa swasta pertama yang menjalankan misi menuju orbit matahari dengan membawa mobil Tesla tahun 2018. Bahkan pada tahun 2020, SpaceX menjadi operator konstelasi satelit komersial yang paling besar di dunia. 

The post 7 Lembaga Antariksa di Dunia yang Berpestasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Peristiwa Astronomi Paling Langka Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/peristiwa-astronomi-paling-langka Thu, 14 Apr 2022 02:32:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33712 Membahas tentang alam semesta rasanya tidak akan pernah habis sebab menyimpan begitu banyak misteri yang belum terpecahkan. Selain misterius, alam semesta juga menghadirkan berbagai macam fenomena-fenomena yang menakjubkan. Beberapa fenomena tersebut ada yang tidak dapat dinikmati setiap tahun dan tak jarang harus menunggu selama ratusan tahun.  Fenomena astronomi sendiri merupakan kejadian atau peristiwa yang berkaitan […]

The post 12 Peristiwa Astronomi Paling Langka Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Membahas tentang alam semesta rasanya tidak akan pernah habis sebab menyimpan begitu banyak misteri yang belum terpecahkan. Selain misterius, alam semesta juga menghadirkan berbagai macam fenomena-fenomena yang menakjubkan. Beberapa fenomena tersebut ada yang tidak dapat dinikmati setiap tahun dan tak jarang harus menunggu selama ratusan tahun. 

Fenomena astronomi sendiri merupakan kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan benda-benda langit. Berikut ini adalah peristiwa astronomi yang paling langka.

1. Komet Lovejoy 

Komet Lovejoy 

Komet Lovejoy adalah salah satu komet paling langka di dunia dan tidak semua orang memiliki kesempatan untuk melihat komet ini. Diketahui Lovejoy masa periodik 900 tahun dan diketahui sebelumnya muncul sekitar 11.500 tahun yang lalu. Komet ini akhirnya menampakkan diri pada 15 Maret 2007 dan diperkirakan baru akan muncul kembali paling dekat pada 8000 tahun dari sekarang. 

Komet ini diberi nama Lovejoy karena berdasarkan sang penemunya yakni Terry Lovejoy. Menurutnya komet ini adalah yang paling besar dan paling terang dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Ukuran dari Lovejoy yakni kepala 137 meter sedangkan bagian ekornya 4,5 juta kilometer. 

Komet ini bergerak mendekat ke arah matahari hingga ke titik paling dekat sehingga seolah-olah menabraknya. Meski berada dekat dengan matahari namun ternyata komet ini selamat dan tidak hancur. 

2. Hujan Meteor Leonid

 Hujan Meteor Leonid

Hujan Meteor Leonid adalah sebuah peristiwa astronomi yang terjadi akibat adanya serpihan benda langit yang berasal dari rasi bintang memasuki atmosfer Bumi. Peristiwa ini cukup langka karena hanya terjadi selama 33 tahun sekali. Saat peristiwa ini terjadi kita bisa menyaksikan ribuan meteor yang jatuh ke langit Bumi pada malam hari. 

Hujan meteor Leonid terjadi terakhir kali pada tahun 2021 tepatnya sepanjang bulan November. Dengan intensitas maksimal 11–14 meteor per jam. Sebelumnya badai meteor in terjadi pada 18 November 1833 di langit Alabama dan dapat terlihat di seluruh penjuru Amerika. Kala itu meteor leonids jatuh sebanyak 14.000 per jam. Hal itu belum seberapa dengan yang terjadi pada 17 November 1966 meteor leonids jatuh sebanyak 500.000 per jam di langit Arizona. 

3. Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari adalah salah satu peristiwa astronomi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat awam. Gerhana matahari terbagi menjadi berbagai macam yakni Jenis Gerhana Matahari Total, Cincin, dan Sebagian, serta Gerhana Bulan Total dan Penumbra. Gerhana matahari total pada umumnya terjadi setiap 18 tahun satu kali di antariksa dan akan terlihat dari permukaan Bumi. 

Menariknya gerhana matahari total ini sangat langka karena hanya bisa terlihat di tempat yang sama pada 370–400 tahun satu kali. Jadi misalkan di tempat tinggalmu mengalami gerhana matahari total saat ini maka akan terjadi lagi pada 400 tahun berikutnya. Di Indonesia dalam kurun 30 tahun telah mengalami tiga kali gerhana matahari total  3 kali di 3 wilayah berbeda yakni Juni 1983, Oktober 1995, dan Maret 2016.

4. Komet Halley

Komet Halley

Komet Halley adalah sebuah benda langit yang ditemukan oleh Edmund Halley pada tahun 1705. Komet ini merupakan komet pertama sebagai komet periodik yang diakui yakni pada tahun 1759 oleh seorang ahli astronom asal Perancis bernama Prancis Louis de Lacaille. 

Penampakan komet Halley yang berhasil tercatat dalam sejarah yakni pada 240 SM dalam catatan sejarah Tiongkok. Namun banyak yang meyakini komet ini sudah muncul jauh sebelum itu yakni sekitar 468–466 SM. Komet periodik pendek ini dapat teratur terlihat dari Bumi dengan mata telanjang setiap 75 tahun–76 tahun sekali. 

Komet dengan radius 5,5 km ini terakhir kali terlihat pada 1986 dan akan muncul kembali pada tahun 2061. Pada umumnya komet ini akan muncul bersamaan dengan hujan meteor Orionid dan meteor Eta Aquarids. 

5. Super Blood Moon

 Super Blood Moon

Sebagian dari kalian mungkin sudah tidak asing lagi dengan fenomena super blood moon atau bulan super berdarah. Pasalnya peristiwa ini telah terjadi pada 25 Mei 2021 lalu. Jika kamu melihat peristiwa ini maka kamu sangat beruntung karena untuk melihatnya lagi harus menunggu selama 195 tahun. 

Super blood moon ata gerhana matahari total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Pada saat ini cahaya matahari akan disaring oleh atmosfer Bumi kecuali sinar merah dan yang memiliki panjang gelombang lebih besar. Sinar tersebutlah yang akan dipantulkan ke Bulan sehingga menjadikannya berwarna merah seperti berdarah. Pada saat ini juga Bulan akan terlihat 30 persen lebih besar dan lebih bercahaya dari biasanya. 

6. Purnama Jupiter

Purnama Jupiter

Purnama Jupiter adalah peristiwa astronomi ketika posisi planet terbesar di tata surya kita berada di titik paling dekatnya  dengan Bumi. Kondisi ini akan mensejajarkan Jupiter-Bumi-Matahari atau ketiganya berada di satu garis lurus. Ketika peristiwa ini terjadi Jupiter akan terlihat bulat sempurna dan lebih bercahaya. 

Peristiwa ini tergolong langka karena hanya terjadi pada 11 tahun satu kali. Terakhir kali peristiwa langka ini terjadi pada Juli 2021 dan Oktober 2011. 

7. Transit Venus

 Transit Venus

Fenomena transit Venus adalah peristiwa ketika planet Venus melintas di antara Matahari dan Bumi. Ketika hal ini terjadi planet bintang kejora ini akan terlihat seperti titik hitam yang bergerak melintasi Matahari dengan kecepatan yang relatif pelan. 

Peristiwa ini menjadi fenomena yang paling langka karena akan berulang setiap 243 tahun sekali. Transit Venus pertama kali terlihat pada tahun 1639 dan berhasil diidentifikasi oleh ahli astronomi Jeremiah Horrocks. Peristiwa langka ini terakhir kali terlihat pada 5 dan 6 Juni 2012 dan diprediksi akan kembali terjadi pada Desember 2117 dan Desember 2125. Berkat adanya peristiwa ini ahli astronomi dapat memperkirakan luas dan besar tata surya. 

8. Konjungsi Planet 

Konjungsi Planet 

Fenomena konjungsi planet adalah peristiwa ketika beberapa planet di sistem tata surya berada di garis sejajar yakni satu garis lurus. Peristiwa ini biasanya melibatkan dua sampai tiga planet sekaligus dan terjadi setiap 4 tahun sekali. 

Namun pada tahun 2000 terjadi sebuah fenomena yang langka dimana tidak ada hanya dua planet saja yang sejajar namun ada Bulan, Mars, Merkurius, Venus, Jupiter dan Saturnus. Diketahui rangkaian seperti ini terjadi setiap 40 tahun sekali yang artinya baru bisa dilihat pada 2040 mendatang. Peristiwa serupa juga terjadi pada tahun 2011 yakni antara Jupiter, Merkurius dan Venus. 

9. Micro Moon 

Micro Moon

Pada saat tertentu bulan akan terlihat lebih besar dari biasanya yang dikenal dengan istilah supermoon. Di waktu lain Bulan juga akan terlihat lebih kecil yakni 12,3 persen dari biasanya yang dikenal sebagai micro moon.  Dalam dunia astronomi peristiwa micro moon memiliki nama resmi sebagai Bulan purnama apogean yakni ketika Bulan berada di titik apogea yang merupakan titik terjauhnya. 

Fenomena micro moon terakhir terjadi pada 13 September 2019 dan peristiwa seperti ini akan terulang kembali pada 500 tahun yang akan datang. 

10. Blood Moon Tetrad

 Blood Moon Tetrad

Blood Moon adalah fenomena ketika satelit satu-satunya Bumi yaitu Bulan terlihat memiliki warna merah karena pembiasan cahaya matahari di atmosfer Bumi. Sementara itu blood moon tetrad adalah serangkaian fenomena bulan berdarah sebanyak 4 kali dan terjadi dalam satu tahun. 

Terakhir kali peristiwa ini terjadi pada kurun waktu 2014 hingga 2015 dan ini merupakan yang ke 7 kalinya selama sejarah penanggalan Masehi sehingga dapat dikategorikan sebagai peristiwa astronomi yang sangat langka. Para ahli mengatakan kemungkinan kembalinya super blood tetrad ini terjadi pada tahun 2033. 

11. Hujan Meteor Perseids dan Delta Aquarids

 Hujan Meteor Perseids dan Delta Aquarids

Hujan meteor umum terjadi di ruang angkasa namun tidak semuanya dapat terlihat dari Bumi. Salah satu fenomena hujan meteor yang terlihat dari Bumi adalah Hujan Meteor Perseids dan Delta Aquarids. Hujan meteor ini berasal dari serpihan partikel komet dan bit dari asteroid yang rusak kemudian bertemu dengan Bumi. Serpihan ini kemudian hancur karena melewati lapisan atmosfer Bumi.

Pada bulan Agustus tahun 2021 hujan ini terjadi pada masa Perseid yang berasal dari komet Swift-Tuttle. Berdasarkan keterangan para ahli fenomena langka ini akan terjadi lagi pada tahun 2136. 

12. Komet Neowise

Komet Neowise

Komet Halley adalah yang paling terkenal karena kelangkaannya namun sebenarnya adanya yang lebih langka yaitu komet Neowise. Komet ini muncul di langit Bumi yakni dalam kurun waktu 6.800 tahun. Tak hanya langka komet ini juga unik karena memiliki ekor yang terlihat seperti terbelah. 

Terbelahnya ekor Neowise dikarenakan komet ini memiliki dua tipe ekor yaitu gas dan debu. Komet ini terlihat di abad ke 21 dengan puncaknya terjadi pada 23 Juli 2020 lalu. 

The post 12 Peristiwa Astronomi Paling Langka Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Peristiwa yang Akan Terjadi Jika Bulan Menghilang, Apa Saja…? https://haloedukasi.com/peristiwa-yang-akan-terjadi-jika-bulan-menghilang Mon, 28 Mar 2022 04:10:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32988 Bulan adalah satu-satunya objek langit yang menjadi satelit alami bagi Bumi. Meski ukurannya tidak begitu besar namun keberadaan Bulan sangat mempengaruhi kehidupan di Bumi. berdasarkan pengamatan para ahli, setiap tahunnya Bulan bergerak menjauh 3 cm dari Bumi. Bahkan berpotensi akan lepas dari perderanannaya. Lalu bagaimana jika hal tersebut benar-benar terjadi? Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa yang […]

The post 10 Peristiwa yang Akan Terjadi Jika Bulan Menghilang, Apa Saja…? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bulan adalah satu-satunya objek langit yang menjadi satelit alami bagi Bumi. Meski ukurannya tidak begitu besar namun keberadaan Bulan sangat mempengaruhi kehidupan di Bumi. berdasarkan pengamatan para ahli, setiap tahunnya Bulan bergerak menjauh 3 cm dari Bumi. Bahkan berpotensi akan lepas dari perderanannaya. Lalu bagaimana jika hal tersebut benar-benar terjadi? Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi jika bumi kehilangan bulannya. 

1. Pasang Surut yang Melambat

Sama seperti Bumi, Bulan juga memiliki gaya tarik atau dikenal dengan nama gravitasi. Posisi Bulan yang dekat dengan Bumi menyebabkan gaya gravitasinya mempengaruhi kehidupan di Bumi terutama bagi lautan. 

Karena adanya gravitasi tersebutlah air laut di Bumi mengalami pasang surut. Meski berdasarkan penelitian tanpa bulan air laut masih bisa mengalami pasang surut karena masih ada gaya gravitasi Matahari. Namun hal itu tidak akan sebaik apabila ada Bulan sehingga dapat disimpulkan jika Bulan menghilang maka pasang surut akan melambat. 

Melambatnya pasang surut air laut akan menyebabkan kepunahan beberapa binatang-binatang air yang mengandalkannya seperti kepiting, rumput laut, bintang laut dan binatang laut. Selanjutnya akan terjadi kepunahan massal di daratan karena tanpa adanya ekosistem ini. 

Tak hanya itu pasang surut membantu iklim Bumi lebih stabil karena adanya dorongan air yang lebih hangat tersebar ke seluruh penjuru lautan. 

2. Tidak ada Perkembangan Kehidupan

Adanya Bulan bermanfaat untuk menstabilkan poros Bumi yang kemudian bekerja sama dengan pergerakan benua. Keduanya lah yang memungkinkan adanya kehidupan di Bumi yang lebih kompleks seperti mamalia hingga manusia. Berdasarkan para ahli asal usul kehidupan yakni berasal dari lautan dimana molekul saling bergabung dan menyatu menjadi unsur pembangun kehidupan yang utama yaitu asam nukleat. 

3. Kekacauan pada Musim dan Cuaca

Hal lain yang akan terjadi apabila Bulan menghilang adalah musim di Bumi menjadi tidak teratur bahkan kacau. Hal ini dikarenakan sebenarnya sumbu Bumi berada pada kemiringan tertentu yang dapat berubah secara cepat. Dimana hal ini menyebabkan Kutub Utara dan Kutub Selatan akan terus menghadap matahari sedangkan selama 24 jam sedangkan bagian Bumi lainnya mengalami kegelapan total. 

Hal ini menyebabkan lautan di Bumi akan memiliki suhu yang cukup tinggi yakni sekitar 47 derajat celcius. Sedangkan wilayah yang gelap seperti di Khatulistiwa akan tertutup es. 

Namun karena adanya Bulan maka kemiringan sumbu Bumi dapat terjaga sehingga musim menjadi teratur. Bulan memiliki fase-fasenya sendiri yang ternyata mempengaruhi terhadap curah hujan di Bumi. Ketika Bulan berada dekat dengan suatu daerah maka di sana akan mendapatkan curah hujan yang rendah. Namun sebaliknya semakin jauh posisi Bulan maka hujan akan turun semakin deras dan sering. 

Tak hanya itu Bulan juga menjaga rotasi Bumi tetap terjaga sehingga kecepatan angin dapat diminimalisir. Sebab tanpa adanya Bulan maka kecepatan angin di Bumi akan sangat tinggi yakni mencapai 160 kilometer per jam. Angin berkekuatan badai ini akan datang setiap hari dan menghempaskan apa saja . 

4. Merusak Kehidupan Hewan 

Hewan ternyata juga akan mendapatkan dampak jika Bulan tidak ada di Bumi terutama pada spesies nokturnal. Sebab tanpa adanya Bulan maka Bumi pada malam hari akan gelap sepenuhnya. Tidak adanya cahaya sedikitpun akan menghalangi binatang nokturnal untuk menemukan mangsanya. 

Hal tersebut tentunya akan berakibat kepada keseimbangan ekosistem alam dimana binatang predator perlahan-lahan punah sedangkan hewan mangsa akan semakin pesat. Bukan hanya soal makanan ternyata bulan juga berperan terhadap reproduksi beberapa binatang seperti kerang dan kepiting. Mereka akan menunggu bulan purnama untuk bertelur. 

5. Bumi Tidak Memiliki Medan Magnet

Bumi memiliki medan magnet karena adanya pasang surut yang dipengaruhi oleh bulan. Medan magnet atau magnetosfer ini sangat mempengaruhi kehidupan di Bumi. Berkat adanya medan magnet yang menyelimuti Bumi ini menjaga planet kita dari serangan badai Matahari serta radiasi kosmik dan matahari.

Jika badai dan radiasi tersebut maka perairan di Bumi akan menguap seluruhnya yang tentunya akan memusnahkan seluruh makhluk hidup. Bahkan yang lebih mengerikannya lagi badai Matahari mampu menelan atmosfer Bumi sepenuhnya. 

6. Waktu Menjadi Lama

Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya bahwa Bulan mempengaruhi rotasi Bumi yang artinya berkaitan dengan waktu satu hari di planet ketiga tata surya ini. Bumi pernah berotasi hanya dalam waktu 10 jam dalam sehari. Hal tersebut terjadi lantaran kala itu jarak Bumi dengan Bulan sangat dekat. 

Namun Bulan terus bergerak menjauhi Bumi hingga waktunya pun semakin melambat. Berdasarkan pengamatan para ahli jika Bumi kehilangan satelit alami satu-satunya ini makan satu hari akan menjadi 25 Jam. 

7. Berkurangnya Gelomang Air Laut

Gravitasi Bulan tidak hanya menyebabkan pasang surut namun juga gelombang air laut. Semakin dekat jarak Bumi maka air laut akan menghasilkan gelombang air laut yang semakin tinggi. Dengan begitu dapat dikatakan jika Bumi tidak memiliki Bulan makagelombang air laut atau ombak akan berkurang yang artinya laut akan menjadi sangat tenang. 

8. Tidak ada yang Melindungi Bumi

Bulan juga berperan dalam menghalau objek-objek luar angkasa yang berpotensi menabrak Bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila tidak ada Bulan maka kehidupan di Bumi akan sulit untuk berkembang atau bisa jadi tidak ada kehidupan sama sekali. 

Berdasarkan penelitian pada tahun 2013 menyatakan bahwa NASA menemukan sebanyak 300 asteroid menghantam Bulan. Artinya jika saja Bulan tidak ada maka asteroid-asteroid tersebut akan jatuh ke Bumi. 

Studi terbaru yakni pada tahun 2018 telah ditemukan bahwa di titik Lagrange yakni titik keseimbangan sempurna yang ada diantara gaya tarik Bumi dan Bulan terdapat awan debu yang sangat besar.  Ukurannya mencapai 9 kali lipat dari ukuran Bumi dan terus bergerak mengorbit planet ini. Namun benda tersebut tetap berada di tempatnya karena objek yang ada di titik Lagrange tidak akan bergerak. Sehingga apabila Bulan menghilang maka benda tersebut akan jatuh memusnahkan Bumi. 

10. Perubahan Poros Bumi

Pembahasan sebelumnya sudah sedikit membahas tentang Bulan yang membuat poros Bumi menjadi stabil. Artinya ada atau tidaknya Bulan berpengaruh terhadap kemiringan poros Bumi. Jika Bulan tidak ada maka kemiringan poros Bumi akan berubah sekitar 10 hingga 45º. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap iklim dan cuaca yang pada akhirnya berdampak dengan kehidupan kita. 

Sebenarnya jika Bulan tidak ada maka kemiringan poros Bumi akan dijaga oleh Jupiter. Namun beberapa ahli mengatakan bahwa Jupiter juga akan berpotensi menyebabkan kemiringan 10º yang tetap mendapatkan bahaya. 

The post 10 Peristiwa yang Akan Terjadi Jika Bulan Menghilang, Apa Saja…? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Teori Pembentukan Bulan Beserta Penjelasan Lengkapnya https://haloedukasi.com/teori-pembentukan-bulan Tue, 15 Mar 2022 04:06:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32440 Bulan adalah satelit satu-satunya yang dimiliki oleh bumi yang berada di 384.400 km. Buan diketahui terbentuk setelah 30-50 juta tahun usai proses pembentukan tata surya selesai. Namun masih ada yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan bagi para ahli yakni mengenai bagaimana bulan ini tercipta.  Para ahli telah merumuskan berbagai teori yang paling bisa menjelaskan […]

The post 6 Teori Pembentukan Bulan Beserta Penjelasan Lengkapnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Bulan adalah satelit satu-satunya yang dimiliki oleh bumi yang berada di 384.400 km. Buan diketahui terbentuk setelah 30-50 juta tahun usai proses pembentukan tata surya selesai. Namun masih ada yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan bagi para ahli yakni mengenai bagaimana bulan ini tercipta. 

Para ahli telah merumuskan berbagai teori yang paling bisa menjelaskan terciptanya bulan. Dari banyak teori tersebut inilah 6 teori yang paling umum tentang proses terbentuknya satelit bumi yakni bulan.

1. Teori Fisi

Teori Fisi atau The Fission Theory adalah sebuah hipotesis yang dirumuskan oleh putra ke 5 dari  Charles Darwin  yakni George Darwin. George Darwin mengemukakan pendapatnya ini pada abad ke 19 dalam bukunya yang berjudul needless to say, The Tides (hal.  281–284). 

Berdasarkan teori ini George mengatakan bahwa bulan dahulu adalah bagian dar bumi namun terpisah. Teori ini mengacu pada kecepatan rotasi bumi yang semakin melambat seiring berjalannya waktu. 

Menurut George Darwin, rotasi bumi berputar sangat cepat sehingga bulan terpisah dari Bumi. Teori ini muncul dari adanya kesamaan mantel bumi dengan mantel bulan yang memungkinkan terjadinya bumi melepaskan lapisan terluarnya. Selain itu George juga menggunakan situs cekungan yang ada di Samudera Pasifik sebagai tempat bulan pada awalnya. 

Meski George Darwin adalah sosok ilmuwan dengan teori-teori yang luar biasa, namun teorinya kali ini mendapat penolakan dari para ahli lainnya. Hal itu karena setelah diteliti batuan yang ada di bulan berbeda dengan batuan di bumi. Para ahli juga meragukan bahwa bumi pernah berputar secepat itu hingga melemparkan materialnya. 

2. Teori Tangkapan 

Teori Tangkapan dalam bahasa internasional disebut sebagai The Capture Theory yakni sebuah hipotesis pembentukan bulan yang dikemukakan oleh Michael Mark Woolfson pada tahun 1964. Berdasarkan dari teori ini bumi mendapatkan bulan dari proses penangkapan. Maksudnya adalah bahwa bulan pada awalnya merupakan objek luar angkasa yang berdiri sendiri dan terbentuk di tempat lain di sistem tata surya. 

Namun karena besarnya gaya gravitasi bumi maka bulan tertarik dan mendekati bumi yang kemudian menjadi satelit bumi. Teori ini didukung dengan material-material yang menyusun bulan berbeda dengan material penyusun bumi. Teori seperti ini juga terbukti pada planet Mars yang menangkap Phobos dan Deimo, Neptunus yang menangkap Triton. 

Sebagian dari ilmuwan memperkirakan bulan berasal dari Venus. Meski begitu teori ini memiliki kelemahan yaitu fakta bahwa satelit hasil tangkapan seharusnya memiliki bentuk yang tidak beraturan. Hal tersebut tidak dimiliki bulan karena bulan memiliki bentuk yang bulat sempurna. Selain itu jika bulan berasal dari tempat yang berbeda maka elemen yang dimiliki seharusnya berbeda. 

Bulan memiliki elemen yang bahkan sangat mirip dengan bumi sehingga teori ini dianggap lemah. Kelemahan lainnya dari teori ini adalah gravitasi bumi tidak cukup kuat untuk menarik bulan dari tempat lain serta benda langit lainnya yang mendekat ke bumi cenderung akan bertabrakan. 

3. Teori Kondensasi 

Teori Kondensasi adalah hipotesis pembentukan bulan yang diperkenalkan oleh seorang profesor dari Harvard yang bernama  Reginald Aldworth Daly pada tahun 1946. Berdasarkan teori ini mengatakan bahwa bumi dan bulan terbentuk pada waktu yang bersamaan dan berasal dari nebula yang sama yakni yang membentuk sistem tata surya dengan bulan yang terbentuk di sekitar bumi. 

Hal tersebut berdasarkan pada ukuran bumi dan bulan yang sebanding. Namun sama hanya dengan teori lain, beberapa ilmuwan menentang teori ini karena jika memang bulan dan bumi tercipta dari asal yang sama dan di tempat yang berdekatan maka seharusnya bulan dan bumi memiliki sifat yang sama. Selain itu seharusnya bulan menjadi sebuah planet bukan menjadi satelit.  

4. Teori Planetesimal 

Teori Planetesimal dikenal juga sebagai  The Colliding Planetesimals Theory yakni sebuah teori pembentukan bulan yang dikemukakan oleh ahli astronomi Viktor Safronov. Berdasarkan teori ini bulan terbentuk sekitar 3,8 miliar  tahun yang lalu ketika benda-benda langit di alam semesta ini masih berwujud gas, debu, dan batuan. Peristiwa ini berlangsung setelah periode akhir ledakan besar.

Diketahui planetesimal mengeluarkan seluruh isinya ke orbit eksentrik dan kemudian terdorong oleh benda-benda langit yang besar dan memiliki gravitasi yang kuat. Beberapa benda langit yang diduga berasal dari teori ini adalah bulan, phobos dan deimos. Karena letak bulan yang berada dekat dengan bumi maka keberadaannya tertahan dan tidak bisa menjauh yang kemudian terus mengorbit bumi sebagai satelitnya. 

Sayangnya teori ini masih memerlukan bukti yang lebih untuk menguatkannya. 

5. The Co-Formation Theory 

Berdasarkan teori ini bulan terbentuk secara bersamaan dengan bumi melalui sisa-sisa materi pembentukan bumi. Teori ini dicetuskan oleh ilmuwan dari Institut Texas yakni Robin Canup pada tahun 2012 lalu. Menurutnya karena adanya sebuah gaya gravitasi maka benda-benda langit akan saling berbagi materialnya termasuk bumi dan bulan. 

Lebih lanjut Canup mengatakan bahwa Bumi dan bulan terbentuk akibat dari benturan benda langit yang memiliki ukuran lima kali lebih besar dari pada Mars. Benturan terjadi selama dua kali dengan objek yang berbeda kemudian membentuk Bum. Serpihan pembentuk Bumi kemudian bergabung dan menyatu menjadi bulan. Hal ini dapat terlihat dari komposisi antara Bumi dan Bulan yang serupa. 

Namun teori ini juga masih memiliki kelemahan yakni penjelasan mengapa Bulan lebih padat daripada Bumi karena jika memang terbentuk dari sisa material bumi maka seharusnya memiliki tingkat kepadatan yang sama. 

6. Teori Tabrakan Besar

Teori Tabrakan Besar umum dikenal sebagai The Giant Impact Theory yang merupakan hipotesis pembentukan bulan yang dikenalkan oleh Ahli geokimia Inggris Alex N. Halliday pada tahun 2000. Teori ini menjadi rumusan yang paling diterima di kalangan para ilmuwan. Menurut teori ini Bulan terbentuk ketika sebuah benda langit menabrak Bumi pada 4,5 milyar tahun yang lalu. 

Sebuah benda langit seukuran planet Mars yang diberi nama Theia menghantam bumi muda. Menurut teori ini bumi selama masa pembentukannya telah berbenturan dengan objek lainnya sebanyak lusinan kali. Benturan-benturan ini menghasilkan serpihan-serpihan bumi yang kemudian membentuk Bulan

Teori ini yang paling masuk akal karena orbit bulan yang memiliki orientasi serupa dengan rotasi bumi. Teori ini juga sesuai dengan proses pembentukan tata surya serta rasio antara batu Bulan dengan batu Bumi yang hasilnya stabil. Artinya Bulan dan Bumi memiliki asal-usul yang hampir serupa. 

Teori ini kemudian disempurnakan pada tahun 2017 oleh Nature Geoscience yang menyatakan bahwa beberapa benda langit yang memiliki ukuran serupa Bulan hingga Mars menghantam Bumi. Tumbukkan tersebut menghasilkan cakram yang kemudian membentuk bulan-bulan kecil. Bulan-bulan kecil ini kemudian menjauh dari Bumi dan bergabung menjadi satu membentuk Bulan yang dapat kita lihat seperti hari ini. 

The post 6 Teori Pembentukan Bulan Beserta Penjelasan Lengkapnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>