tenaga endogen - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tenaga-endogen Thu, 30 Mar 2023 07:10:39 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico tenaga endogen - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tenaga-endogen 32 32 3 Jenis Tenaga Endogen dan Klasifikasi Turunannya https://haloedukasi.com/jenis-tenaga-endogen Mon, 15 Aug 2022 03:29:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37927 Bumi memiliki permukaan yang tidak rata, gunung, pegunungan, dataran tinggi serta daratan adalah sebagian contoh bentuk muka bumi. Permukaan bumi tersebut terbentuk dan seringkali mengalami perubahan akibat aktivitas geologis. Tenaga endogen dan tenaka eksogen adalah penyebab mengapa bentuk permukaan bumi tidak rata, hal ini karena ke dua tekanan geomorfik utama tersebut menyebabkan adanya pergerakan bumi […]

The post 3 Jenis Tenaga Endogen dan Klasifikasi Turunannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bumi memiliki permukaan yang tidak rata, gunung, pegunungan, dataran tinggi serta daratan adalah sebagian contoh bentuk muka bumi. Permukaan bumi tersebut terbentuk dan seringkali mengalami perubahan akibat aktivitas geologis.

Tenaga endogen dan tenaka eksogen adalah penyebab mengapa bentuk permukaan bumi tidak rata, hal ini karena ke dua tekanan geomorfik utama tersebut menyebabkan adanya pergerakan bumi yang membentuk berbagai macam bentuk permukaan bumi.

Tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi, sedangkan eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga endogen berperan besar membentuk permukaan bumi, sumber tenganya bisa berasal dari dalam perut bumi, bisa berasal dari kerak bumi, mantel bumi bahkan inti bumi.

Tenaga endogen berkaitan erat dengan aktivitas di dalam perut bumi, sumber tenaganya adalah magma yang berada di dalam bumi. Pergerakan tenaga endogen ini akan menimbulkan aktivitas vulkanisme, tektonisme serta aktivitas seisme.

Dari aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan oleh tenaga endogen tersebut maka lempeng-lempeng bumi bergerak dan pergerakan lempengan bumi inilah yang membentuk benua-benua seperti kenampakan bumi saat ini.

Tenaga endogen yang terjadi bisa memberi tekanan vertikal atau horizontal, tekanan vertikan akan membuat tonjolan ke permukaan bumi sedangkan tekanan horizontal akan membentuk lipatan-lipatan , patahan pada lapisan-lapisan litosfer yang membentuk sesar dan juga retakan.

Tenaga endogen yang terjadi paling banyak dialami oleh negara-negara yang berada di wilayah Ring of Fire, seperti Indonesia. Meskipun dikatakan sebagai tenaga yang konstruktif, artinya membangun bentuk muka bumi, namun tak jarang juga tenaga endogen juga memberikan dampak destruktif bagi kehidupan dan tempat tinggal manusia.

Apa saja jenis-jenis tenaga endogen yang dimiliki bumi, sehingga bumi memiliki bentuk muka yang bermacam-macam? Berikut pejelasannya.

Tektonisme

Jenis tenaga endogen yang pertama yaitu tektonisme, yaitu tenaga dari dalam bumi yang menimbulkan adanya perubahan bentuk serta letak pada lapisan kulit bumi.

Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) pada lapisan kulit bumi. Ada 3 jenis gerakan tektonik lempeng, yaitu:

  • Gerakan Konvergen: adalah jenis gerakan tektonik yang menimbulkan vulkanisme dan membentuk pegunungan.
  • Gerakan Divergen: menghasilkan palung atau jurang dan rekahan di tempat terjadinya divergensi.
  • Gerakan transform: gerakan yang menyebabkan gempa-gempa kecil dan sesar transform.

Tiga jenis gerakan tektonik lempeng inilah yang sangat berperan dalam pembentukan bentuk muka bumi.

Sedangkan tektonisme dikategorikan menjadi 2 macam berdasarkan luas dan waktu terjadinya, yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.

Gerak Epirogenetik

Tenaga tektonisme Epirogenetik merupakan gerakan yang terjadi pada lapisan kulit bumi yang gerakannya terjadi secara lambat dan dalam kurun waktu yang lama. Gerak epirogenetik terjadi di daerah yang luas. Gerak epirogenetik ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu:

  • Epirogenetik Positif

Turunnya letak daratan yang menyebabkan permukaan air laut lebih tinggi. Gerak epirogenetik positif ini terjadi di beberapa kepualuan di bagian Indonesia timur, seperti di wilayah kepulauan Maluku.

  • Epirogenetik Negatif

Gerak epirogenetik negatif adalah gerakan yang membuat naiknya daratan sehingga permukaan air lebih rendah. Gerak epirogenetik negatif ini terjadi pada pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik disebut juga sebuah proses yang membentuk pegunungan, gerak ini terjadi secara cepat dan dalam waktu yang juga singkat. Gerak orogenetik yang terjadi memberi tekanan horizontal dan vertikal akan membentuk lipatan dan patahan.

Ada 5 bentuk lipatan yaitu:

  • Lipatan Tegak

Lipatan tegak terbentuk akibat adanya tekanan atau kekuatan yang sama dan mendorong secara seimbang dari dua sisi.

  • Lipatan Miring

Lipatan miring terjadi karena adanya tekanan atau dorongan yang lebih kuat dari salah satu sisi, maka sisi yang lainnya menjadi lebih curam.

  • Overfoult

Overfoult terbentuk akibat adanya tekanan yang lebih kuat di salah satu sisi dan di sisi tersebut akan terlipat sesuai arah lipatan.

  • Recumbent Folt

Recumbent folt terbentuk karena adanya lipatan menekan sisi lain dan mengakibatkan sumbu lipat hampir berubah datar.

  • Overtrust

Overtrust terbentuk ketika ada tenaga yang menekan pada satu sisi denga sangat kuat dan membuat lipatan retak.

Patahan memiliki 2 macam bentukan, yaitu:

  • Slenk (graben)

Patahan jenis slenk mendorong bagian rentan menuju ke atas dan bagian lainnya ke bawah, patahan ini biasanya membuat lapisan bumi yang runtuh.

  • Horst

Patahan horst mendorong pada bagian tengah yang rentan ke atas dan membuat lapisan bumi timbul ke permukaan.

Vulkanisme

Vulkanisme memiliki kaitan erat dengan pergerakan magma yang ada di dalam litosfer dan mengalami aktivitas sehingga menembus hingga ke permukaan bumi.

Secara singkat vulkanisme merupakan proses magma yang keluar dari dalam perut bumi, proses keluarnya magma ini ada 2 bentuk yaitu gerakan instrusi magma dan ekstrusi magma.

Instrusi Magma

Instrusi magma adalah proses merangseknya magma ke dalam lapisan litosfer, namun magma tidak sampai ke permukaan bumi. Ada 5 instrusi magma, antara lain:

  • Batholit atau dapur magma.
  • Instrusi datar, yaitu magma yang masuk ke antara dua lapisan batuan secara mendatar dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.
  • Lakolit, yaitu magma yang menembus di antara lapisan bumi paling atas
  • Gang atau korok adalah batuan hasil dari instrusi magma yang merangsek kemudian membeku di sela-sela lipatan (korok).
  • Diatrem, yaitu lubang atau disebut juga pipa yang berada di antara dapur magma dan kepundan gunung api yang bentuknya silinder dan memanjang.

Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma hingga menembus ke permukaan bumi, ekstruksi magma ini mengeluarkan beberapa macam material dari dalam bumi, antara lain:

  • Lava, yaitu magma yang sudah menembus dan mengalir ke permukaan bumi
  • Lahar, merupakan campuran lava dengan material lain seperti pasir, kerikil serta debu dan membentuk lumpur
  • Eflata atau disebutjuga piroklastika, yaitu material padat antara lain kerikil, lapili dan debu vulkanik
  • Ekshalasi, ekshalasi adalah material gas alam bisa berupa gas belerang atau solfatar dan gas asam arang atau mofet

Seisme

Seisme, seismik atau disebut juga dengan bahasa awam yaitu gempa, merupakan getaran di permukaan bumi akibat adanya pergerakan lempeng bumi.

Seisme terjadi karena adanya pelepasan energi dari dalam bumi dan menciptakan gelombang seismik.

Ada 3 macam gempa, antara lain:

Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi runtuhan atau disebut juga Fall Earthquake terjadi akibat runtuhnya gua-gua atau batu-batu besar di sisi gunung. Gempa jenis ini tidak terlalu terasa dan tidak besar.

Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik atau volcanic earthquake adalah gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Biasanya gempa bumi vulkanik terjadi sebelum gunung mengalami erupsi, namun bisa juga terjadi bersamaan dengan erupsi.

Getaran gempa bumi vulkanik memiliki kekuatan getaran yang lebih besar dibandingkan gempa bumi runtuhan dan juga getarannya mencapai radius wilayah yang luas.

Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik atau Tectonic Earthquake adalah gempa bumi yang terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer. Aktivitas tektonik di dalam litosfer ini adalah proses pergeseran lapisan batu tua dan menimbulkan dislokasi.

Gempa tektonik adalah gempa yang memiliki kekuatan paling besar dibandingkan gempa jenis lain dan juga getarannya merambah ke wilayah yang sangat luas.

The post 3 Jenis Tenaga Endogen dan Klasifikasi Turunannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Proses Pembentukan Bumi: Pengertian, Proses, dan Contoh Teori https://haloedukasi.com/teori-proses-pembentukan-bumi Thu, 09 Jun 2022 00:41:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35233 Bumi merupakan planet ketiga yang paling dekat dengan matahari dalam sistem tata surya. Para ilmuwan percaya bahwa bumi tidak terbentuk begitu saja melainkan ada proses yang membuat bumi ini terbentuk. Proses pembentukan bumi ini diungkapkan oleh para ilmuwan melalui berbagai teori. Teori proses pembentukan bumi adalah teori yang menjelaskan tentang asal-usul dan proses terbentuknya bumi. […]

The post Teori Proses Pembentukan Bumi: Pengertian, Proses, dan Contoh Teori appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bumi merupakan planet ketiga yang paling dekat dengan matahari dalam sistem tata surya. Para ilmuwan percaya bahwa bumi tidak terbentuk begitu saja melainkan ada proses yang membuat bumi ini terbentuk. Proses pembentukan bumi ini diungkapkan oleh para ilmuwan melalui berbagai teori.

Teori proses pembentukan bumi adalah teori yang menjelaskan tentang asal-usul dan proses terbentuknya bumi. Berikut adalah beberapa teori proses pembentukan bumi :

1. Teori Big Bang

Teori Big Bang atau juga dikenal sebagai teori ledakan besar merupakan teori yang paling banyak dikenal oleh masyarakat. Menurut Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.

Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari gumpalan kabut raksasa terlempar keluar dari bagian besar hingga bagian besar ini berkumpul di pusat membentuk cakram raksasa. Kemudian bagian besar dari gumpalan kabut raksasa yang berkumpul di pusat itu akhirnya meledak dan membentuk galaksi serta nebula-nebula.

Galaksi yang terbentuk ini disebut sebagai Galaksi Bima Sakti. Sedangkan bagian ringan yang terlempar keluar akan mengalami kondensasi sampai membentuk planet-planet seperti planet bumi. 

2. Teori Kabut Nebula

Teori kabut nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere De Laplace. Menurut teori kabut nebula, proses terbentuknya bumi berawal dari gas bebas di luar angkasa yang berkumpul menjadi kabut nebula.

Kemudian terdapat gaya Tarik menarik antar gas yang membentuk kumpulan kabut sangat besar dan berputar semakin cepat. Pada proses perputaran tersebut ada materi kabut yang terlempar dan terpisah ini mengalami pendinginan serta penggumpalan hingga akhirnya menjadi sebuah planet yang salah satunya adalah planet bumi

3. Teori Planetesimal

Teori Planetesimal merupakan teori yang dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlain. Menurut teori planetesimal, proses terbentuknya bumi berawal dari adanya material-material kecil yang disebut planetesimal.

Planetesimal ini mengelilingi matahari dan kemudian material-material kecil ini bergabung hingga membentuk planet-planet yang salah satunya adalah planet bumi.

4. Teori Pasang Surut Gas (Teori Tidal)

Teori Pasang surut gas atau teori tidal merupakan teori yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Menurut pasang surut gas, proses terbentuknya bumi berawal dari adanya bintang yang melintas dekat matahari hingga mengakibatkan terjadinya pasang surut gas di permukaan matahari.

Pasang surut gas di permukaan matahari ini menyebabkan beberapa material terlempar keluar dari matahari yang kemudian membentuk planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

5. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar merupakan teori yang dikemukakan oleh Raymond Arthur Lyttleton. Menurut teori bintang kembar, proses terbentuknya bumi berawal dari meledaknya bintang kembar sampai menjadi serpihan-serpihan kecil dan debu-debu.

Kemudian serpihan dan debu tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi hingga membentuk planet yang salah satunya adalah planet bumi.

6. Teori Awan Debu

Teori awan debu merupakan teori yang dikemukakan oleh Carl Friedrich Von Weizsaccker. Menurut teori awan debu, proses terbentuknya bumi berawal dari gumpalan awan dan debu yang berada diluar angkasa mengalami pemampatan (pemadatan).

Kemudian proses pemampatan (pemadatan) ini menarik partikel-partikel debu hingga membentuk gumpalan bola. Gumpalan bola tersebut akan memimpih membentuk cakram.

Cakram memiliki bentuk yang tebal di bagian tengah dan pipih dibagian tepinya. Selanjutnya bagian tengah yang tebal saling menekan sehingga menimbulkan panas dan cahaya hingga menjadi matahari.

Sedangkan bagian tepinya  berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini kemudian membeku menjadi planet serta satelit. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

7. Teori Whipple

Teori kabut nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Fred L. Whipple. Menurut teori whipple, proses terbentuknya bumi berawal dari gas dan kabut debu yang mengandung nitrogen dan berotasi seperti membentuk piringan.

Kemudian debu dan gas berotasi hingga menggumpal menjadi padat. Gumpalan padat inilah yang akhirnya saling bertabrakan dan akhirnya membentuk planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.  

8. Teori Laplace

Teori laplace merupakan teori yang dikemukakan oleh Pierre Simon Marquis. Menurut teori laplace, proses terbentuknya bumi berawal dari gumpalan gas panas yang berputar pada sumbunya kemudian terbentuklah cincin-cincin gas.

Kemudian Sebagian cincin gas tersebut terlempar keluar dan tetap berputar hingga mengalami pendinginan yang akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan bola yang diisebut sebagai planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

9. Teori Georges

Teori georges merupakan teori yang dikemukakan oleh Georges-Louis Leclecrc Menurut teori georges, proses terbentuknya bumi berawal dari terjadinya tabrakan atau tumbukan antara matahari dengan sebuah komet.

Hal ini mengakibatkan Sebagian massa bumi terlempar keluar hingga membentuk planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

Susunan Interior Bumi

Bumi memiliki susunan bagian dalam atau dikenal dengan susunan interior bumi. Namun, secara umum susunan interior bumi dibagi menjadi tiga bagian. Berikut adalah tiga bagian dari susunan interior bumi :

1. Kerak Bumi

Kerak bumi adalah lapisan paling luar dari bumi. Kerak bumi terbagi menjadi dua jenis yakni kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera adalah kerak yang terletak di bawah samudera.

Sedangkan kerak benua adalah kerak yang terletak di bawah tanah. Kerak bumi ini tersusun dari zat padat yakni batuan, pasir, tanah, abu gunung berapi, kerikil, tanah liat dan sebagainya.

2. Mantel Bumi

Mantel bumi adalah lapisan bumi yang terletak di antara kerak bumi dan inti bumi. Mantel bumi ini terdiri dari batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Mantel bumi ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Ketebalan mantel bumi ini kurang lebih sebesar 2.900 km.

3. Inti Bumi

Inti bumi adalah bagian bumi paling dalam yang memiliki suhu sangat panas. Inti bumi terbagi menjadi dua yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar ini memiliki tebal sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang mempunyai suhu mencapai 2.200 oC.

Sedangkan inti dalam ini memiliki diameter sebesar 2.700 km dan terdiri atas nikel dan besi cair yang mempunyai suhu mencapai 4.500 oC.

Proses Pembentukan Muka Bumi

Secara umum bentuk permukaan bumi itu tidak rata bahkan cenderung memiliki bentuk permukaan yang tinggi (terjal) dan rendah (landai).

Proses pembentukan muka bumi ini secara alami dipengaruhi oleh tenaga endogen dan tenaga eksogen. Berikut dibawah ini adalah penjelasannya dari kedua proses tersebut :

a. Tenaga Endogen

Istilah Endogen berasal dari kata endos yang berarti dalam dan genos yang berarti asal. Sehingga tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya perubahan pada bentuk muka bumi. Tenaga endogen dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk atau letak lempeng bumi.

Berdasarkan pada luas dan gerak terjadinya, tektonisme dapat dibagi menjadi dua yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik. Hasil pembentukan muka bumi dari tektonisme dapat berupa bentuk patahan dan lipatan.

2. Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas gunung api seperti magma yang keluar ke permukaan bumi. Magma merupakan batuan cair panas yang berada di dalam perut bumi.

Berdasarkan pada tempat terjadinya, vulkanisme dapat dibagi menjadi tiga jenis yakni vulkanisme zona divergen, vulkanisme zona konvergen, dan vulkanisme zona tengah. Hasil pembentukan muka bumi dari vulkanisme dapat berupa kawah dan kaldera.

3. Seisme (Gempa Bumi)

Seisme atau gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi ini dapat merambat sampai ke permukaan bumi. Berdasarkan faktor penyebabnya gempa bumi dapat dibagi menjadi tiga yaitu gempa bumi runtuhan, gempa bumi vulkanik dan gempa bumi tektonik.

b. Tenaga Eksogen

Istilah Endogen berasal dari kata eksos yang berarti luar dan genos yang berarti asal. Sehingga tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan adanya perubahan pada bentuk muka bumi. Terdapat empat jenis tenaga eksogen yaitu :

1. Pelapukan

Pelapukan adalah proses penghancuran batuan menjadi tanah yang terjadi secara alami. Proses pelapukan ini terbagi menjadi tiga jenis yakni pelapukan kimia, pelapukan fisika, dan pelapukan biologi. Pelapukan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaaan struktur batuan, keadaan topografi, cuaca, iklim dan keadaan vegetasi.

2. Pengikisan (Erosi)

Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan partikel batuan yang terjadi secara alami dari satu tempat ke tempat lain dengan melalui perantara seperti angin, air, atau es.

Erosi dapat terbagi menjadi empat kelompok yaitu ablasi, korasi (deflasi), abrasi dan eksarasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dan memicu terjadinya erosi yakni iklim, tanah, topografi, manusia dan vegetasi penutup tanah.

3. Pengendapan (Sendimentasi)

Sendimentasi adalah proses pengendapan material batuan yang terbawa oleh air, angin atau gletser. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama-kelamaan akan berubah menjadi batuan sedimen.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan antara lain yakni temperatur (suhu), pH larutan, konsentrasi pengendapan, waktu dan kecepatan.

4. Pergerakan Batuan atau Tanah (Masswasting)

Pergerakan batu atau tanah (Masswasting) adalah proses perpindahan batuan dan tanah dalam jumlah besar karena terpengaruh gravitasi.

Pergerakan batu atau tanah (Masswasting) ini biasanya terjadi di daerah lereng pegunungan. Terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya pergerakan batu atau tanah antara lain yakni geologi, jenis tanah, gaya gravitasi dan kemiringan lereng.

Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan

Gejala geografi adalah peristiwa yang menjadi tanda terjadinya sesuatu di permukaan bumi. Berikut adalah beberapa jenis gejala geografis dalam kehidupan :

  • Gejala geografis yang terjadi pada litosfer antara lain, yaitu patahan, gempa bumi, lipatan, pergerakan lempeng tektonik dan gunung berapi.
  • Gejala geografis yang terjadi pada hidrosfer antara lain, yaitu mencairnya es di kutub, hujan asam, banjir, pasang surut air di pantai dan tsunami.
  • Gejala geografis yang terjadi pada atmosfer antara lain, yaitu angin, petir, hujan, cuaca, iklim, perubahan musim dan awan.
  • Gejala geografis yang terjadi pada biosfer antara lain, yaitu keragaman flora dan fauna dan migrasi penduduk.
  • Gejala geografis yang terjadi pada pedosfer antara lain, yaitu erosi, pembentukan tanah, longsor dan sendimentasi.

The post Teori Proses Pembentukan Bumi: Pengertian, Proses, dan Contoh Teori appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tenaga Endogen: Pengertian – Macam dan Dampaknya https://haloedukasi.com/tenaga-endogen Fri, 20 Mar 2020 02:45:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4599 Selain mengetahui tenaga eksogen, perlu diketahui terlebih dahulu makna tenaga endogen. Berikut pembahasannya Pengertian Tenaga Endogen Keragaman bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga pembentuk muka bumi yang disebut dengan tenaga geologi. Salah satu tenaga geologi yang membentuk permukaan bumi adalah tenaga endogen. Tenaga endogen adalah pembentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen […]

The post Tenaga Endogen: Pengertian – Macam dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selain mengetahui tenaga eksogen, perlu diketahui terlebih dahulu makna tenaga endogen. Berikut pembahasannya

Pengertian Tenaga Endogen

Keragaman bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga pembentuk muka bumi yang disebut dengan tenaga geologi.

Salah satu tenaga geologi yang membentuk permukaan bumi adalah tenaga endogen.

Tenaga endogen adalah pembentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi.

Tenaga endogen memiliki sifat membangun karena mampu membentuk suatu lipatan dan patahan pada kerak bumi sehingga bermunculan bukit dan pegunungan.

Tenaga ini mampu menggerakkan kerak bumi, baik kerak benua maupun kerak samudera.

Tenaga endogen disebabkan dari sebuah energi panas dari mantel dan kerak bumi yang berasal dari pembusukan dan disintegrasi unsur radioaktif serta diferensiasi gravitasi dalam mantel.

Macam-macam Tenaga Endogen

1. Tektonisme

Ciri dari tektonisme adalah adanya pergerakan pada lapisan kerak bumi yang menyebabkan terjadinya patahan dan lipatan.

Tenaga tektonik menyebabkan perubahan pada bentuk kulit bumi. Salah satu contohnya adalah terbentuknya lembah.

Tenaga tektonik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Gerak epirogenetik atau pergeseran kulit bumi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Gerakan ini menyebabkan naik turunnya daratan. Epirogenetik positif menyebabkan turunnya daratan sedangkan epirogenetik negatif menyebabkan naiknya daratan.
  • Gerak orogenetik menyebabkan terbentuknya relief muka bumi, seperti gunung dan pegunungan. Gerakan ini menyebabkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi yang dihasilkan dari tekanan pada kulit bumi secara vertikal atau horizontal. Dislokasi ini mengakibatkan lipatan pada kulit bumi membentuk relief berupa pegunungan. Dislokasi juga menyebabkan retakan atau patahan, seperti tanah turun (graben), tanah naik (horst), dan tanah bungkuk (fleksur).

2. Vulkanisme

Peristiwa ini berhubungan dengan gunung berapi, yaitu naiknya magma dari dalam perut bumi.

Penyebab adanya aktivitas ini adalah tingginya suhu dan banyaknya jumlah gas yang terkandung.

Terdapat dua jenis aktivitas vulkanisme, daintaranya:

  • Intrusi magma adalah peristiwa naiknya dan penyusupan magma di sekitar lapisan batuan yang tidak mencapai permukaan. Batuan beku yang terbentuk dari adanya aktivitas ini adalah batolit, still, apolisa, gang, dan lakolit.
  • Ekstrusi magma merupakan aktivitas magma yang keluar menuju permukaan bumi. Aktivitas ini terjadi karena adanya tekanan yang kuat dari dalam bumi. Peristiwa ini selalu berhubungan dengan peristiwa meletusnya gunung berapi.

3. Gempa bumi.

Peristiwa gempa bumi dapat disebut juga seisme. Peristiwa ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam bumi dan merambat sampai ke permukaan bumi.

Berdasarkan sebab terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Gempa Tektonik. Gempa ini disebabkan karena adanya gerak orogenetik. Gempa jenis ini tergolong dalam kategori gempa dengan bahaya besar karena dapat menyebabkan retakan dan pergeseran tanah. Kekuatan gempa tektonik biasanya diukur berdasarkan kedalaman pusat gempa dan jaraknya dengan daratan.
  • Gempa Vulkanis. Gempa jenis ini dihasilkan dari efek getaran saat terjadi letusan gunung api atau aktivitas magma. Gempa akan berlangsung setiap saat ketika gunung berapi akan meletus bahkan hingga sudah meletus. Getaran yang dihasilkan dari gempa ini cukup kuat, bahkan hampir sama dengan gempa tektonik
  • Gempa Runtuhan biasa disebut juga dengan gempa guguran. Gempa ini terjadi karena adanya massa batuan yang runtuh sehingga menimbulkan getaran. Getaran dari gempa bumi jenis ini tidak sekuat gempa tektonik maupun gempa vulkanis. Gempa jenis ini biasa terjadi di daerah bertanah kapur dan daerah pertambangan yang memiliki terowongan.

Dampak Tenaga Endogen

1. Dampak Positif

Berikut adalah beberapa dampak positif yang dihasilkan dari adanya tenaga endogen, diantaranya:

  • Suburnya Tanah. Aktivitas vulkanisme yang berhubungan dengan meletusnya gunung berapi dapat membuat tanah menjadi subur sehingga dapat ditanami berbagai macam tumbuhan dan bahan pangan.
  • Pembentukan Logam. Aktivitas vulkanisme yang terjadi juga dapat membentuk logam-logam yang dapat dimanfaatkan menjadi baja, besi, timah, dan sebagainya. Bahan tersebut dapat bermanfaat dalam bidang pembangunan.
  • Sumber Tambang. Sisa dari letusan gunung berapi mengeluarkan pasir serta material seperti bongkahan batu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambang. Contohnya seperti batuan granit dan batuan fosfat sebagai bahan industri.
  • Adanya Minyak Bumi. aktivitas tektonik juga dapat menghasilkan sumber tambang, khususnya kantong minyak dan gas alam di lipatan-lipatan dan sesar-sesar batuan pada kondisi tertentu.
  • Munculnya Muka Bumi Baru. Peristiwa patahan dan lipatan memunculkan beragam bentuk muka bumi baru seperti terbentuknya sungai baru, danau yang berbentuk unik, serta daratan baru yang terbentuk.
  • Terjadi Hujan Orografis. Terbentuknya gunung baru yang lebih tinggi dapat mendatangkan hujan orografis yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Hujan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk aktivitas sehari-hari, seperti mencuci pakaian, mencuci peralatan rumah tangga, hingga diolah agar dapat dikonsumsi.

2. Dampak Negatif

Selain dampak positif yang telah disebutkan sebelumnya, tenaga endogen menyebabkan beberapa dampak negatif, diantaranya:

  • Mengeluarkan Gas Beracun. Aktivitas vulkanisme yang terjadi dapat mengeluarkan efek gas beracun.
  • Bencana Alam. Aktivitas yang terjadi dari adanya tenaga endogen dapat menimbulkan bencana alam seperti tsunami yang dihasilkan oleh gempa berkekuatan >6 SR, tanah longsor, kebakaran, dll.
  • Kerusakan Daerah. Aliran lava dan lahar dapat merusak daerah yang dilaluinya. Begitu pula dengan gempa dari aktivitas tektonik dapat merusak daerah terjadinya gempa seperti bangunan yang roboh dan jembatan ambruk.

The post Tenaga Endogen: Pengertian – Macam dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>