Tokoh Filsafat - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tokoh-filsafat Sat, 31 Dec 2022 05:00:09 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Tokoh Filsafat - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tokoh-filsafat 32 32 4 Tokoh Filsafat Islam dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-islam Sat, 31 Dec 2022 04:59:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40378 Di dalam sejarah, islam memiliki tokoh-tokoh filsafat yang hidupnya dipengaruhi oleh lingkungan dan juga kebudayaan yang berbeda, juga suasana yang berbeda sehingga dapat memengaruhi setiap tokoh filsafat. Pemikiran-pemikiran tokoh filsafat tersebut, dapat memengaruhi lingkungan juga suasana terhadap jalan pikiran yang dimilikinya. Hal tersebut, berperan penting dalam keberhasilan islam sendiri yang sesuai dengan prinsip juga keadaan […]

The post 4 Tokoh Filsafat Islam dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam sejarah, islam memiliki tokoh-tokoh filsafat yang hidupnya dipengaruhi oleh lingkungan dan juga kebudayaan yang berbeda, juga suasana yang berbeda sehingga dapat memengaruhi setiap tokoh filsafat.

Pemikiran-pemikiran tokoh filsafat tersebut, dapat memengaruhi lingkungan juga suasana terhadap jalan pikiran yang dimilikinya. Hal tersebut, berperan penting dalam keberhasilan islam sendiri yang sesuai dengan prinsip juga keadaan lingkungan masyarakat.

Pemikiran-pemikiran tokoh filsafat ini dapat memengaruhi perkembangan keilmuan islam juga dunia secara universal. Berikut tokoh filsafat islam dan pemikiran yang dimilikinnya.

1. Al-Kindi

Lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 185 H di Kufah. Al-Kindi mengalami masa pemerintahan lima kalifah Bani Abbas. Al-Kindi berpindah dari Kufah menuju Basrah untuk melanjutkan studinya. Kemudian pernah menetap ke Baghdad yang merupakan jantung kehidupan intelektual pada masa itu.

Pemikiran-pemikiran dari Al-Kindi yang dituangkan yaitu :

  • Talfiq

Al-Kindi memadukan (Talfiq) filsafat dan juga agama. Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat merupakan pengetahuan yang benar. Umat islam diwajibkan untuk belajar teologi, sedangkan teologi bagian dari filsafat.

  • Jiwa

Jiwa menurut Al-Kindi merupakan sesuatu yang tidak tersusun, memiliki arti penting, mulia dan juga sempurna. Selain itu, jiwa bersifat Ilahiah, spiritual, dan terpisah juga berbeda dari tubuh.

Pendapat Al-Kindi ini, cenderung mengarah pada pemikiran Plato bukan Aristoteles. Al-Kindi berpendapat bahwa jiwa memiliki tiga daya, yaitu : daya bernafsu, daya berpikir, dan daya pemarah.

  • Moral

Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat harus memperdalam pengetahuan manusia tentang diri dan seorang filosof hukuknya wajib menempuh kehidupan yang bersusila. Sebagai seorang filsuf, Al-Kindi prihatin dengan keadaan di mana syariat kurang menjamin perkembangan kepribadian secara wajar. Oleh karena itu, dalam akhlak dan juga moral Al-Kindi mengutamakan kaedah Socrates.

2. Al-Farabi

Memiliki nama asli Abu Nashr Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Auzalagh. Al-Farabi mendapatkan nama ini berasalan dari nama kotanya yaitu kota Farah. Di mana beliau di lahirkan di kota tersebut pada tahun 257 H (870 M).

Setelah dewasa beliau meninggalkan negerinya dan pindah menunu Baghdad yang merupakan pusat dari ilmu pengetahuan juga pusat pemerintahan pada waktu itu, kemudian bertemu dengan Abu Bisyr bin Mattius.

Al-Farabi di kenal sebagai tokoh filsuf besar islam yang memiliki banyak keahlian dalam bidang ilmu keiomuan dan pemandangan ilmu filsafat sebagai bentuk utuh yang menyeluruh, dan dapat dikupas secara sempurna.

Pemikiran-pemikiran yang ditumpahkan dalam ilmu filsafat ini, yaitu :

  • Pemaduan filsafat

Ilmu filsafat ataupun pemikiran tentang filsafat sebelumnya dipadukan oleh Al-Farabi, seperti halnya pemikiran dari Aristoteles, Plato, dan juga Plotinus. Kemudian antara agama dan filsafat juga bagian dari perpaduan tersebut yang membuat Al-Farabi dijuluki sebagai filsuf sinkretisme yaitu Tokoh Filsafat yang percaya dengan kesatuan filsafat.

  • Jiwa

Pemikiran Al Farabi yang selanjutnya yaitu jiwa, yang dipengaruhi oleh tokoh-tokoh sebelumnya seperti Aristoteles, Plato, dan Plotinus. Jiwa bersifat ruhani bukan berwujud materi. Jiwa manusia disebut al-nafs al-nathiqah yang berasal dari alam ilahi.

Mengenai kekekalan jiwa, Al-Farabi membaginya menjadi jiwa Kholidaj dan jiwa Fana. Jiwa Kholidah merupakan jiwa yang mengetahui berbuat baik dan kebaikan, dan dapat melepaskan diri dari ikatan jasmani.

  • Politik

Pemikiran Al-Farabi yang tidak kalah penting dari pemikiran lainnya yaitu tentang politik. Al-Farabi memiliki karya tentang pemikiran politik dengan judul al-Siyasah al-Madiniyyah (Pemerintahan Politik) dan ara’ al-Madinah al-Fadhilah (Pendapat-pendapat tentang negara utama) dalam karya tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran Plato, bahwa negara seperti bentuk tubuh manusia yang terdiri dari kepala juga bagian yang lainnya.

3. Ibnu Sina

memiliki nama lengkap Abu Ali Al-Husien ibn Abdillah ibn Ali ibn Sina. Beliau lahir di Afsyanah. Ibnu Sina memiliki kecerdasan yang luar biasa, sehingga ketika berumur 10 Tahun beliau sudah dapat menghafal Al-Quran. Pada saat beliau menginjak umur 16 tahun,beliau telah menguasai ilmu pengetahuan, fikih, ilmu ukur, ilmu hitung, filsafat, juga ilmu kedokteran pun dipelajari oleh Ibnu Sina sendiri.

Pemikiran Ibnu Sina, meliputi :

  • Tasawuf

Tasawuf menurut Ibnu Sina yaitu, tasawuf dimulai dari akal dan dibantu oleh hati. Dengan pancaran akal juga kebersihan yati, akal dapat menerima ma’rifah dan Al-fa’al.

Mengenai bersatunya Tuhan dan manusia yang berada dalam hati manusia, Ibnu Sina tidak terima dengan pemahaman tersebut, karena manusia tidak dapat langsung dengan Tuhannya, tetapi lewat perantara terlebih dahulu untuk menjaga kesucian Tuhan.

  • Kenabian

Teori kenabian dan kemukjizatan, Ibnu Sina membagi manusia menjadi tempat kelompok : mereka yang memiliki kecakaoan teoretisnya sudah mecapai ketingkat tinggi sempurna dan tidak membutuhkan guru sebangsa manusia.

Memiliki kesempurnaan daya intuitif tetapi lemah dalam daya imajinatif. Kemudian, orang yang memiliki daya teoretisnya sempurna tetapi tidak praktis. Terakhir yaitu orang yang mengungguli sesama dengan ketajaman daya praktis yang mereka miliki.

4. Al-Ghazali

Al-Ghazali memiliki nama panjang Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. Lahir pada tahun 450 H di Tus yang merupakan kota kecil di Khurassan (Iran). Al-Ghazali pertama belajar agama yaitu di kota Tus, kemudian menuju ke Jurjan dan belajar dengan Imam Al-Juwaini yaitu di Naisabur.

Al-Ghazali menuju kota Mu’askar menemui Nidzam Al-mulk, beliau mendapatkan sebuah kehormatan sehingga tinggal di kota tersebut selama enam tahun dan diangkat sebagai guru di sekolah Nidzamah Bagdad.

Karya yang dimiliki oleh Al-Ghazali yaitu Ihya Ulumiddin yang memiliki arti menghidupkan ilmu-ilmu agama yang ditulisnya selama beberapa tahun dengan berpindah-pindah tempat.

Pikiran-pikiran yang dimiliki Al-Ghazali mengalami perkembangan selama hidupnya, sehingga sulit untuk mendeteksi kesatuan corak secara kelas yang terlihat dari sikap filosof terhadap aliran akidah pada saat masa tersebut. Al-Ghazali telah berhasil mencapai hakikat agama ya g belum dapat dicapai oleh orang-orang sebelumnya.

The post 4 Tokoh Filsafat Islam dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Tokoh Filsafat Pendidikan dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-pendidikan Thu, 29 Dec 2022 09:49:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40211 Sebuah pendidikan yang membutuhkan filsafat dikarenakan masalah pendidikan tidaklah hanya menyangkut di dalam pelaksanaan pendidikan yang dibatasi oleh sebuah pengalaman, tetapi masalah-masalahnya diartikan lebih luas, lebih dalam, dan juga lebih kompleks. Aliran aliran filsafat pendidikan : Model Psikodinamika yang disebut dengan teori Psikoanalisis dengan kata lain analytic theory. Teori ini merupakan sebuah tingkah laku manusia […]

The post 5 Tokoh Filsafat Pendidikan dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebuah pendidikan yang membutuhkan filsafat dikarenakan masalah pendidikan tidaklah hanya menyangkut di dalam pelaksanaan pendidikan yang dibatasi oleh sebuah pengalaman, tetapi masalah-masalahnya diartikan lebih luas, lebih dalam, dan juga lebih kompleks.

Aliran aliran filsafat pendidikan :

  • Aliran progresivisme – Yang dapat kita artikan manusia harus selalu maju untuk sebuah progress bertindak konstruktif, dan mempunyai inovatif, reformatif, dinamis dan selalu aktif. Sebab seorang manusia selalu mempunyai naluri selalu menginginkan sebuah perubahan dan mempunyai tujuan agar orang dapat bertindak dengan intellegen sesuai dengan tuntutan di dalam lingkungan.
  • Aliran Konstruktivisme – Suatu aliran yang mempunyai pandangan bahwa belajar adalah hasil sebuah konstruksi pendidikan terhadap pengalaman suatu pelajaran yang dipelajari. Yang berpengalaman langsung dengan peserta didik sebagai kunci utama dalam pembelajaran melainkan sedangkan pengetahuan adalah sebagai hasil dari sebuah konstruksi atau bentukan dari manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dengan interaksi dengan sebuah obyek, sebuah fenomena, pengalaman dan juga lingkungannya. Pengetahuan ini diperoleh dari hasil interpretasi dari pendidikan.
  • Aliran Humanistik – Arti yang dimaksud adalah salah suatu pendekatan ataupun aliran dari psikologi yang menitik beratkan berkehendak dalam kebebasan, pertumbuhan pribadi, dan kegembiraan, serta berkemampuan agar pulih kembali setelah melewatoi ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasi sebuah potensi manusia. Aliran humanistik di dasari dari sebuah reaksi teori psikodinamika dan behavioristik. Teori Psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) yang berupaya menjelakan hakekat dan perkembangan tingkah laku kepribadian. 

Model Psikodinamika yang disebut dengan teori Psikoanalisis dengan kata lain analytic theory. Teori ini merupakan sebuah tingkah laku manusia yang merupakan sebuah hasil tenaga yang bekerja didalam sebuah pikiran.

Pemikiran ini terlalu sering dan tanpa disadari oleh individu yang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologi dengan tanpa menyadarinya. Prilaku lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis dan naluri irasional, terutama sebuah naluri yang hendak menyerang atau naluri sexualitas yang sudah ada untuk setiap individu.

Berikut Tokoh- tokoh filsafat pendidikan dan pemikrannya.

1. Aristoteles (384 – 348 SM)

Dari logika Yunani, munculah logika Aristoteles. Beliau bertujuan agar dapat menjelaskan sebuah pengembangan pemikiran filsafat al-Farabi pada satu dasar logika aristoteles. Didasarkan pada logika aristoteles. Penelitian ini menggunakan sebuah metode untuk penelitian history dan metode sejarah. Dengan menggunakan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebuah teknik kepustakaan dan dokumentasi.

Kemudian datanya dibuat secara teknis analisis data yang kualitatif. Logika Aristoteles adalah sebuah syarat Kesatuan yang delapan untuk sebuah pembentukan hubungan kontradiksi, selain itu menolak syarat arus balik dalam sebuah proposisi di dalam hubungan kausal yang ternyata hanyalah berlaku jika suatu kebetulan dapat menggantinya melalui merumuskan tiga bentuk kepastian yang mutlak.

Diantaranya :

  • Hukum – hukum logika klasik

Misalnya bernalar dengan benar tanpa mencampur adukkan hal lainnya, agar tidak terjadi di dalam kekacauan suatu pikiran. Sesat pikir secara material yang membuat penalaran yang diakibatkan bukan berdasarkan sebuah argumen dan bukti-bukti.

Akan tetapi, hanyalah semata berdasarkan personalitas argumentasi. Contohnya bentuk penghinaan, meminta belas kasih dari seseorang, menggunakan kharisma tokoh, mengancam, dan sebagainya.

  • Hukum Identitas ( Law of Identity )

Yang dimaksud adalah sebuah hukum dengan suatu hal yang disama dengankan oleh hal itu sendiri, disimbolkan yang berbunyi huruf A adalah huruf A, tidak mungkin menjadi huruf B. Arti suatu benda yand dibicarakan dan dipikirkan secara sama tanpa mengubah atribut atribut adalah sebuah konsep dari sebuah benda dari benda tersebut akan berubah.

  • Hukum Kontradiksi (Law of Contradiction)

Bahwa dua sifat berlawanan tidaklah mungkin ada pada suatu benda atau hal pada sebuah waktu dan juga tempat yang sama. Menurut analoginya, contohnya “meja itu berwarna hijau dan tetap berwarna hijau”, tidaklah mungkin untuk mengeluarkan suara“. Contoh dari sebuah kesalahan seperti, meja itu berwarna hijau dan tidak berwarna hijau”, atau contoh lainnya, “benda itu berbentuk besar dan kecil”.

  • Hukum Jalan Tengah (Law of Ecluded Middle)

Terlihat sama, hukum jalan tengah yang merupakan dari dua sifat berlawanan yang tidak dimiliki dalam sebuah benda, jadi kesimpulanya benda hanya mempunya satu sifat. Contoh, Huruf A harus ada huruf B, atau “bukan huruf “B”.

Pada hukum jalan tengah, dua sifat berbeda tak mungkin bernilai salah pada sebuah benda, salah satu sifatnya harus bernilai benar. Kedua prinsip ini digabungkan dengan sebuah kebenaran dan kesalahan yang salah satu adalah dari dua hal yang mempunyai kontradiksi yang menunjukan kesalahan kepada lainya dan satunya meliputi sebuah kesalahan menunjukan kebenaran yang lainya.

  • Hukum Cukup Alasan

Merupakan hukum bagian dari hukum identitas yang berbunyi “Jika ada terjadi sesuatu akan suatu benda, hal itu akan mendapatkan alasan cukup” serta jika ada perubahan pada benda. Contohnya, “air membeku” yang mempunyai suhu di bawah titik beku di sekitaran air.

Mempunyai ketahanan waktu lama untuk mengeraskan pola air tersebut. Karena hukum ini menyatakan benda untuk bersifat tetap dan tidak berubah, harus ada alasan mendahului untuk menyebabkan perubahan tersebut.

  • Hukum tentang sesat dalam berpikir (LOGICAL FALLACY)

Didefinisikan secara akademis adalah kerancuan berpikir diakibatkan ketidak disiplin seseorang bernalar di dalam menyusun data dan konsep, dengan sengaja maupun tidak sengaja. Umumnya seseorang yang ber-fallacy adalah orang menyimpan tendensi pribadi.

Sedangkan seseorang yang berpikir tidak benar adalah seseorang yang tidak menyadari akan kekurangan dirinya sendiri dan mempunyai rasa tanggung jawab yang kurang untuk berpendapat yang di keluarkanya atau disebut istilah paralogisme.

2. Plato (428-348 SM)

Plato adalah filosofi yunani aktif dalam mengembangkan filsafat yang mendirikan sekolah khusus academia yang mempunyai pandangan sebuah konsep ide pandangan akan terdapat suatu dunia di balik suatu alam kenyataan, sebagai hakikat dari segala yang ada.

Artinya yang diamati keseharian adalah sebuah ide sebagai sumber untuk segala yang ada, contohnya adalah suatu perbuatan kebaikan dan kejahatan. Ide merupakan suatu hal yang sangat objektif yang ada didalamnya memusatkan dan dikendalikan pada puncak ide yang digambarkan sebagai sebuah ide tentang kebaikan yang dapat di formulasikan sebagai Tuhan.

Pandangan Plato tentang ide meliputi dunia ide dan dunia inderawi yang mempunyai sebuah pandangan mengenai ide-ide yang dipengaruhi oleh sebuah pandangan Sokrates tentang definisi ide. Bukanlah ide modern, menurut Plato sebuah ide tidak diciptakan dari pemikiran manusia.

Melainkan melampaui dunia manusia jadi tidak tergantung kepada pola pikir manusia, melainkan sebuah pikiran manusia yang bergantung pada dunia ide yang mempunyai citra pokok dan perdana realitas, non material, abadi, dan tidak akan berubah.

Ide berdiri sendiri di luar pemikiran kita yang berkaitan satu dengan yang lainnya. contohnya sebuah ide tentang dua buah lukisan tidak dapat dilepaskan dari ide dua, ide dua tidak dapat terpisah dengan ide genap.

Definisi Filsafat Plato :

  • Dunia indrawi

Dunia nyata yang meliputi sebuah benda jasmani yang konkret dapat dirasakan oleh panca indra kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah sebuah refleksi atau sebuah bayangan daripada dunia ideal yang akan melakukan suatu perubahan di dalam dunia indrawi ini. Dan segala di dunia jasmani ini adalah fana, dapat di rusak, dan dapat berakhir.

  • Dunia ide

Merupakan dunia bagi rasio kita. DIumpamakan dengan dalam dunia ini tidak ada perubahan, semuanya ide bersifat abadi dan tidak dapat dirubah. Mengenai sebuah konsep pikiran, dan sebuah hasil intelektual. Contohnya saja perbuatan”kebajikan” dan “kebenaran”.

  • Ide tentang karya seni

Bukunya politea, Plato memandang negatif dengan karya seni dengan menilai karya seni adalah mimesis mimesos. Menurut beliau karya seni adalah sebuah tiruan dari realita. Sebuah realita yang ada adalah tiruan atau bisa disebut “mimesis” ,yang asli itu adalah yang terdapat dalam mempunyai sebuah ide ide yang jauh lebih unggul, lebih bertumbuh baik dan lebih indah daripada yang tiruan ini.

  • Pandangan Plato tentang Keindahan

Pemahamannya Philebus berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya pada dunia ide. Ia mempunyai Kesederhanaan merupakan ciri khas dari keindahan, baik di alam semesta maupun di dalam karya seni. Keindahan di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan yang hanya bersifat sementara dan mempunyai tingkatan yang rendah.

3. Johan Amos Comenius

Beliau merupakan seorang Filsuf yang pertama untuk memperhatikan dan selalu memberikan sebuah konsidensi terhadap akan orientasi pemikiran sebuah filsafat pendidikan adalah Johan Amos Comenius seorang pendeta. 

FIlosofinya dari Johan mempunyai pandangan bahwa manusia itu diciptakan oleh Tuhan dan untuk kepada Tuhan. Manusia diposisikan dan diciptakan dan ditempatkan untuk semua makhluk, karena beliau mempunyai kemampuannya dalam berpikir.

Dan dari percikan sebuah pemikiran Comenius mempunyai pengaruh kepada teori-teori pendidikannya. Salah satunya adalah seorang yang harus dipersiapkan kepadanya dan untuk Tuhan. Comenius mempunyai pendapat tentang prosedur di dalam bidang pendidikan, bahwa darinya pada membuat sebuah kerusakan di dalam proses alam, lebih baik kebersamaan dalam bersahabat dengan proses alam tersebut.

Menurutnya pendapatnya ini adalah yang merupakan implikasi kepada pelaksanaan sebuah pendidikan dengan keharusannya dan tidakahlah merusak alam dan meniru perkembangan alam. Artinya proses pendidikan tidaklah dilakukan dengan secara ketergesa-gesaan, melainkan dilakukannya secara berencana.

Dan juga yang bertahap dengan sesuai melalui tahapan sebuah perkembangan fisik dan psikis peserta didik. Hal tersebut awal dari pemikiran filsafat pendidikan naturalisme yang lahir pada abad 17 dan mengalami perkembangan pada abad 18.

4. Ibnu Khaldun (1332 -1406 M)

Filosofi Islam yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan merupakan kemampuan manusia untuk membuat analisis dan strategis sebagai hasil dari proses berfikir. Pendidikan merupakan transformasi nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat. 

Pendidikan juga merupakan upaya melestarikan dan mewariskan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat agar masyarakat tersebut bisa tetap berjalan. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun juga banyak sekali mencermati dan menganalogikan sebuah peristiwa sejarah yang dilalui pandangan sebuah filosofi.

Hal inilah yang akan membuat Ibnu Khaldun untuk mendapatkan sebuah panggilan bapak filsafat sejarah. Analisisnya di atas tiga buah karya sejarah Pendidikan Islam menyebutnya sebagai seorang sejarawan filsuf ialah sebagai seseorang yang menghubungkan sejarah dengan melalui filsafat.

kecemerlangan karyanya tidak diragukan, buah pemikiran dan karya-karyanya telah menjadi sumber rujukan bagi seorang ilmuwan muslim lainnya. Dengan melalui salah satu karyanya tentang sejarah, ilmu sosial, dan kebudayaan.

Kategori Isi Al-Muqaddimah:

  • Ilmu sejarah kritis merupakan sebuah reaksi kepada sejarahwan yang cenderung untuk mencampur aduk sebuah legenda atau mitos yang tidak masuk di akal melalui sebuah fakta historis dalam kerangka sejarah.
  • Sosiologi merupakan tujuan beliau dalam menginterpretasikan sebuah fenomena di dalam kemsyarakatan pada umumnya.
  • Ilmu politik yang berusaha mengkaji hukum-hukum perkembangan masyarakat dan kekuasaan negara dengan mempunyai tokoh tokoh seorang filsuf, kebesaran namanya sepanjang masa sejarahwan klasik. Beliau merupakan ahli teori di dalam sejarah dengan mempunyai pengalaman dari manusia, tidak hanya pada disaat mulainya abad pertengahan, tetapi disanalah sebuah periode yang telah membentang dari masa sejarahwan klasik dengan Machiavelli, Bodin, dan Vico.

5. Abduh Ibnu Hasan Khairullah (1849 M)

Seorang filosofi yang bertujuan sebuah pendidikan dengan akal sehat dan sebuah jiwa serta melakukan pengembangan dengan batas-batas yang membuat menjadi untuk mencapai sebuah tujuan kebahagian di dalam hidupnya di dunia akhirat. 

Proses sebuah pendidikan yang di dapat untuk pembentukan seorang kepribadian muslim untuk menjadi seimbang, pendidikannya tidak hanya untuk mengembangkan aspek Aspek kognitif yang bisa dilihat semata, tapi untuk menyeleraskan sebuah aspek afektif bermoral dan psikomotorik yang dimaksud dengan ketrampilan.

Dalam melakukan suatu pembaharuan, beliau memandang bahwa sesuatu perbaikan yang bukanlah datang dengan sebuah revolusi ataupun cara yang serupa. Perubahan akan sesuatu pembaharuan yang dilakukan secara flexibel akan satu hal.

Melaui pendidikan, pembelajaran, dan memperbaiki sebuah akhlaq itu merupakan suatu pembentukan masyarakat yang punya budaya dan cara berpikir yang bisa melakukan suatu pembaharuan di dalam agamanya.

Terciptanya rasa aman dan keteguhan dalam menjalankan sebuah agama islam yang dinilai bahwa cara ini akan membuat waktu menjadi lebih rumit. Akan tetapi memberikan sebuah dampak perubahan menjadi baik dibandingkan dengan melakukan melalui politik dan melakukan suatu perubahan secara besar-besaran untuk mewujudkan kebangkitan dan kemajuan.

Kebangkitan merupakan sebuah kehidupan kembali yang di visualisasikan di dalam sebuah bidang keilmuan agama islam dan bagaimana cara mengaplikasikannya agar mencegah akan kehilangan sebuah hal terlupakan bahkan dapat terhapus dari tubuh umat islam.

Metode perubahannya beliau membagi umat agama islam dengan 2 bagian:

  • Metode yang digunakan untuk perubahan agar sebuah agama islam untuk menjadi condong yang bertujuan menjadi sebuah ilmu agama yang berkembang dan dari semua yang berhubungan dapat dirangkum dengan sebutan al-muqallid.
  • Ilmu-ilmu dunia yang berdisiplin dengan dimiliki yang bertujuan atas kemajuan materi mengggunakan metode untuk pembaharuan serta untuk mengambil jalan tengah antara 2 kelompok untuk menyelaraskan keseimbangan antara ke 2 jalan tersebut. digunakan oleh Muhammad Abduh adalah mengambil jalan tengah antara kedua kelompok diatas.

Menyeimbangkan antara kedua jalan tersebut. Pendekatan antara dua kelompok tradisionalis dan modenis untuk menghadapi fenomena konflik dua aliran dengan menjadi pemikiran yang positif. Mengajak intelektual umat agama Islam untuk menyelidiki sains akan berkembang dan modeniti agar menjadi dunia berkembang.

6. Muhammad Iqbal (1877 – 1938M)

Filosofi yang mempunyai pandangan jika sebuah pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peradaban manusia, bahkan jika pendidikan adalah subtansi dari sebuah kondisi peradaban seorang manusia. Pendidikan idealisme adalah pendidikan yang dapat dikategorikan mampu dalam memadukan dualisme, yang dimaksud adalah aspek dunia dan aspek akhirat secara sama dan seimbang.

Dalam pandangan filsafatnya yang berjudul Lectures on Metaphysics, mengatakan bahwa dunia ini bukanlah sesuatu yang dapat untuk diketahui dan dapat dilihat melalui konsep-konsep, tetapi lebih merupakan sesuatu yang dibuat kembali.

Daya kekuatan manusia yang diutamakan adalah kemauan sehingga senantiasa dapat mengarahkan kepada sebuah tahapan kemanusiaan yang mulia dan lebih tinggi berwujud cinta, kasih dan sayang dalam hidup manusia.

Bahwa keindahan merupakan sebuah hakikat dunia, Daya kemauan dan keinginan mengarah kepada suatu perubahan realitas berubah melalui suatu evolusi yang secara terus-menerus mewujudkan di dalam bentuk-bentuk baru.

Setiap realita bersifat organis merupakan kehidupan yang berpusat pada suatu kepribadian yang kosmis yaitu Tuhan (Allah). Pusat kehidupan terdapat dalam diri manusia yaitu perorangan atau pribadi tersebut.

Secara esensial bersifat empiris dan berhasil memperoleh pendekatan sebuah motivasi yang beranggapan bahwa dunia adalah suatu fakta dan selalu menganggap penting di sebuah pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memiliki tujuan yang sama.

Ilmu pengetahuan filsafat mengutamakan pengalaman inderawi, sesuatu yang penting, namun ketika memiliki kecenderungan dan menganggap bahwa hanya ada dunia inderawi serta menolak realitas lain dalam dunia-dunia materi, sedangkan Islam mengakui adanya suatu realitas yang transendental.

Wahyu tidak dapat dicapai melalui panca indera dan rasio, karena harus berlindung pada suatu pengalaman yang memiliki ciri khusus yang dimaksud intuisi, seseorang dengan intuisi dapat menangkap dan memahami realitas mutlak intuisi sama dengan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan lain, karena hal ini berhubungan dengan masalah perasaan, tetapi tidak sampai kepada subjektivisme .

Perasaan pada dasarnya mempunyai ciri khas yang bersifat kognitif yang disebabkan oleh sebab sama objektif dengan penglihatan yang mempunyai pemahaman realitas tertinggi dan cenderung memberi batas fungsi intuisi kepada diri sendiri lebih dekat dan pengalaman biasa dan dari intuisi tentang diri sendiri yang bergerak kepada intuisi mengenai realitas mutlak.

Intuisi sebagai ego yang bersifat fokus, petunjuk langsung bersifat realitas yang sesungguhnya. Faktor pengalaman membuahkan hasil sebuah kesimpulan bahwa kodrat realitas yang sebenarnya adalah spiritual dan dapat diibaratkan sebagai sebuah ego.

Filsafat adalah pemikiran intelektual mengenai benda suatu konsep dengan segala sesuatunya mempunyai berbagai suatu keragaman pengalaman ke dalam sebuah sistem. Filsafat melihat realitas dari sebuah kejauhanan agama dalam mencari sebuah hubungan yang lebih dekat dengan realitas.

7. Ahmad Dahlan (1869 – 1923M)

Beliau mempunyai pandangan bahwa pendidikan yang bertujuan menciptakan manusia yang berbudi baik yaitu benar dalam agama dan luas dalam berpandangan dengan alam dalam ilmu-ilmu umum serta bersedia untuk berjuang untuk sebuah kemajuan bermasyarakat yang dipadukan secara selaras dan berpegang kepada sebuah Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Semangat bangsa atas jasa-jasanya dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan agama islam dan pendidikannya, maka beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:

  • Mempelopori sebuah kebangkitan umat agama Islam untuk dapat menyadari nasibnya sebagai bangsa yang terjajah dan masih harus belajar dan berbuat suatu hal.
  • Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya terus memberikan sebuah ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Dan beramal bagi banyaknya ajaran yang menuntut suatu kemajuan dan kecerdasan masyarakat serta dengan dasar beriman dan mempunyai keyakinan beragama islam.
  • Melalui organisasi muhammadiyah al dan pendidikan yang diperlukan bagi amal usaha sosial dan berpendidikannya yang sangat diperlukan bagi kebangkitan dan suatu kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran agama Islam.
  • Organisasi muhammadiyah yang dibagian perempuan telah mempelopori sebuah kebangkitan perempuan Indonesia untuk mengecap sebuah pendidikan.

The post 5 Tokoh Filsafat Pendidikan dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tokoh Filsafat Idealisme dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-idealisme Tue, 27 Dec 2022 09:14:44 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40215 Arti dari sebuah kata idealisme ditentukan lebih banyaknya oleh arti dari kata sebuah ide daripada kata ideal. Seorang idealis mengatakan bahwa sebuah kata idea lebih tepat digunakan idealism. Secara ringkasnya, bahwa realitas terdiri dari sebuah ide-ide, pikiran-pikiran, akal pikiran yang disebut mind atau jiwa yang diartikan self dan itu bukanlah sebuah benda material dan kekuatan. […]

The post Tokoh Filsafat Idealisme dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Arti dari sebuah kata idealisme ditentukan lebih banyaknya oleh arti dari kata sebuah ide daripada kata ideal. Seorang idealis mengatakan bahwa sebuah kata idea lebih tepat digunakan idealism. Secara ringkasnya, bahwa realitas terdiri dari sebuah ide-ide, pikiran-pikiran, akal pikiran yang disebut mind atau jiwa yang diartikan self dan itu bukanlah sebuah benda material dan kekuatan.

Idealisme menekankan sebuah akal pikiran merupakan hal yang lebih dahulu ( primer ) dari pada materi. Begitu juga sebaliknya, materialisme mengatakan sebaliknya. Materialisme merupakan bahwa materi itu hal yang riil atau nyata. Ada akal (mind) hanyalah sebuah fenomena yang mengikutinya.

Idealisme mengatakan bahwa akal pikiran itulah yang riil dan materi hanyalah sebuah produk sampingan. Dengan demikian, idealisme banyak mengandung pengingkaran bahwa di dunia ini pada dasarnya adalah sebuah mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai mekanisme, materi atau kekuatan saja.

Tokoh filsafat aliran idealisme dan pemikirannya

1. Plato (477 -347 S.M)

Menurut beliau, cita adalah gambaran asli yang semata-mata mempunyai sifat rohani dan jiwa yang terletak di antara sebuah gambaran asli dengan suatu bayangan di dunia yang ditangkap oleh panca indra.

Dan juga pada dasarnya sesuatu itu dapat dipikirkan oleh akal, yang berkaitan juga dengan ide-ide atau gagasan. Mengenai kebenaran yang tinggi, dengan sebuah doktrin yang dikenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa jika dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi merupakan kebaikan.

kebaikan merupakan hakekat tertinggi untuk mencari kebenaran. Tugas dan ide adalah memimpin budi seorang manusia dalam menjadikan contoh untuk berbagi pengalaman. Dan siapa saja yang telah mengetahui ide tersebut, pastinya seorang manusia akan mengetahui jalan yang pasti.

Sehingga jika menggunakannya sebagai alat agar dapat mengukur, dan untuk mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami dalam kesehariannya. Menurut Plato sebuah ide tidak diciptakan oleh sebuah pemikiran manusia.

Ide bukanlah tergantung pada sebuah pemikiran manusia, bedanya pikiran manusia yang bergantung pada ide. Ide merupakan citra pokok dan perdana dari sebuah realitas, non material, selalu abadi, dan tidak akan berubah. Sebuah ide sudah ada dan berdiri sendiri di dalam luar pemikiran kita. Ide-ide ini mempunyai saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Contohnya, ide tentang dua buah lukisan tidak akan dapat terlepas dari ide dua, sebuah ide dua itu sendiri tidak akan dapat dipisahkan dengan sebuah ide genap. Namun, pada akhirnya terdapatlah suatu puncak yang tertinggi di antara sebuah hubungan ide-ide tersebut. Puncak yang disebut ide yang indah. Ide ini melampaui segala ide yang ada.

2. Immanuel Kant (1724 -1804)

Beliau menyebutkan sebuah filsafatnya idealis transendental atau idealis kritis, yang dimana sebuah paham ini diartikan bahwa isi sebuah pengalaman langsung didapat dengan kita peroleh dan tidak dianggap sebagai miliknya sendiri dengan kata lain ruang dan waktu adalah forum intuisi kita. Jadi dengan demikian, ruang dan waktu dimaksudkan adalah sesuatu yang dapat membantu kita untuk mengembangkan intuisi kita.

Menurut Kant, sebuah pengetahuan adalah mutlak sebenarnya memanglah tidak akan ada bila seluruh ilmu pengetahuan datangnya melalui indera. Akan tetapi jika pengetahuan itu datangnya dari luar melalui akal murni, yang ternyata tidak bergantung pada pengalaman.

Dapat disimpulkan bahwa seorang filsafat idealis transendental menitik berat kepada pemahaman tentang sesuatu kepada datangnya dari akal murni dan yang tidak ketergantungan pada sebuah pengalaman.

3. Pascal (1623-1662)

filsafat Pascal antara lain :

  • Pengetahuan yang diperoleh melewati dua jalan,

Pertama yang menggunakan akal dan kedua menggunakan hati. Dan ketika akal dengan semua perangkat tidaklah dapat lagi untuk mencapai sebuah aspek maka hati lah yang akan mempunyai peran. Dari karena itu, akal dan hati saling berhubungan satu dengan yang lain. Dan apabila salah satunya tidak berfungsi dengan baik dalam memperoleh sebuah pengetahuan, nantinya juga akan mengalami kendala.

  • Manusia yang besar karena sebuah pikirannya

Ada hal yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia yaitu pikiran manusia itu sendiri. Menurut Pascal manusia merupakan makhluk yang rumit dan kaya akan sebuah variasi serta mudah berubah rubah. Matematika, pikiran dan sebuah logika tidaklah akan dapat dijadikan alat untuk mengerti manusia.

Menurutnya alat-alat tersebut bukanlah hanya dapat digunakan agar memahami sebuah hal-hal yang bersifat bebas kontradiksi, yaitu bersifat konsisten. Karena sebuah ketidakmampuan seorang filsafat dan ilmu-ilmu lainnya untuk memahami seorang manusia, maka dari itu satu-satunya jalan memahami manusia adalah melalui agama. Karena melalui agama, manusia juga akan lebih mampu menjangkau pikirannya dari diri sendiri, yaitu melalui berusaha mencari kebenaran, walaupun mempunyai sifat abstrak.

Seorang filsafat bisa lakukan apa saja, akan teteapi hasilnya tidak akan pernah sempurna. Kesempurnaan itu terletak hanya pada iman. Dikarenakan sehebat apapun manusia berfikir manusia tidaklah akan mendapatkan suatu kepuasan karena manusia mempunyai logikanya yang berkemampuan untuk melebihi dari logika itu sendiri.

Di dalam mencari Tuhan Pascal tidaklah menggunakan metafisika, karena selain bukanlah termasuk geometri tetapi juga metafisika tidaklah akan mampu. Maka dari itu solusinya ialah mengembalikan persoalannya ke dalam Tuhan di dalam jiwa. Filsafat bisa memperoleh segala hal, tetapi tidak akan bisa secara sempurna. Karena di setiap ilmu itu pasti mempunyai kekurangan, tidak terkecuali seorang filsafat.

4. J. G. Fichte (1762-1914 M)

Beliau adalah seorang filsuf jerman. Beliau belajar teologi di Jena (1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812 M, beliau menjadi rektor di Universitas Berlin. Filsafatnya disebut “Wissenschaftslehre” yang artinya ajaran ilmu pengetahuan. Secara sederhana pemikirannya: manusia melihat objek kepada benda-bendanya dengan sebuah inderanya.

Di dalam mengindrakan objek tersebut, seorang manusia selalu berusaha mengetahui apa yang akan dihadapinya. Maka dari itu berjalanlah sebuah proses intelektualnya untuk pembentukan dan mengabstraksikan sebuah objek itu menjadi sebuah pengertian seperti yang dipikirkannya.

Hal tersebut bisa dicontohkan ketika sedang melihat sebuah meja dengan mata, maka secara tidak langsung akal rasio kita bisa menangkapnya bahwa sebuah bentuk meja itu seperti yang kita lihat berbentuk bulat, persegi panjang, dan lain lain. Dengan mempunyai anggapan itulah akhirnya manusia bisa mewujudkan dalam segala bentuk yang nyata.

5. F. W. S. Schelling (1775-1854 M )

Intinya dari filsafat Schelling sesuatu yang mutlak atau rasio mutlak adalah merupakan identitas murni atau indiferensi, yang di dalam artinya tidak mengenal sebuah perbedaan antara yang subjektif dengan yang objektif.

Yang mutlak menjelmakan dirinya ke dalam 2 potensi yaitu yang nyata merupakan alam sebagai objek dan ideal merupakan gambaran alam yang subjektif dari subjek. Mutlak sebagai identitas mutlak menjadi sumber roh adalah subjek dan alam merupakan sebagai objek yang subjektif dan objektif, yang sadar dan tidaklah sadar.

Akan tetapi yang mutlak itu sendiri bukanlah sebuah roh dan bukanlah alam, bukanlah yang objektif dan bukan juga yang subjektif, sebabnya yang mutlak merupakan identitas mutlak atau indiferensi mutlak.

Yang dimaksudkan dari filsafat Schelling adalah yang pastinya dan bisa diterima oleh akal adalah sebagai identitas murni atau indiferensi yaitu antara yang subjektif dan objektif selalu sama atau tidak ada perbedaan.

Alam merupakan sebagai objek dan jiwa yang merupakan roh atau ide sebagai subjek, keduanya itu saling berkaitan. Dan dengan demikian hal yang mutlak itu tidaklah bisa dikatakan hanya alam atau jiwa saja, melainkan di antara keduanya.

6.   G. W. F. Hegel (1770-1031 M)

Intinya dari filsafat Hegel adalah sebuah konsep Geists yang dimaksudkan dengan roh atau spirit, sebuah istilah yang diilhami oleh agamanya. Beliau berusaha untuk menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak, yang mutlak itu roh atau jiwa, dalam menjelma pada sebuah alam dan dengan demikian sadarlah akan dirinya. Roh itu dalam intinya adalah ide untuk berpikir

Hegel menyatakan orang tidak akan dapat memahami setiap hal khusus tanpa dapat memahami segala hal yang lain juga, yaitu dengan totalitas. Namun para filsuf dihadapkan dengan sebuah pemecahan antara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang dapat dipisahkan dengan sebuah pengalaman ilmu pengetahuan alam, filsafat, agama, politik, dan seni, bersaing untuk mencoba untuk mengatur sebuah kebenaran yang terfragmentasi.

Sistem filsafat Hegel mengungkapkan diantara keterkaitan yang dapat memutuskan bidang-bidang pengalaman yang berlawanan, yaitu dimana yang menjadi mencapai keseluruhan dari mana ini menjadi bagian-bagiannya. Konsep Geist Hegel yang lincah di dalam jiwa dan pikirannya dapat menghubungkan moment – moment.

Di dalam sebuah eksistensi sejarah yang begitu berbeda menjadi satu dengan eksistensi masa lalu yang telah mendapatkan sebuah sifat Jiwa universal yang dapat merupakan substansi individual. Jiwa atau semangat untuk di belakang punggung kita yang dapat memaksa pada poin dimana akal atau ide menjadi suara hati. Dan melalui proses sebuah perkembangan dialektis dan perubahan yang merupakan sebuah subjek di dalam hubungannya dengan totalitas.

The post Tokoh Filsafat Idealisme dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tokoh Filsafat Abad Pertengahan Dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-abad-pertengahan Tue, 27 Dec 2022 09:04:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40214 Pandangan sejarah filsafat dikemukakan dengan sebuah peradaban yunani merupakan titik tolak peradaban manusia didunia. Selanjutnya ada sebuah warisan perabadan yunani yang jatuh ke tangan kekuaasan Romawi. Masa abad pertengahan ini dibagi menjadi dua masa patristik dan masa skolastik. Pada 2 masa pertengahan ini terdapat tokoh filsafat dengan pemikirannya. Tokoh Filsafat Abad Pertengahan masa patristik Masa Patristik bermula dari […]

The post Tokoh Filsafat Abad Pertengahan Dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pandangan sejarah filsafat dikemukakan dengan sebuah peradaban yunani merupakan titik tolak peradaban manusia didunia. Selanjutnya ada sebuah warisan perabadan yunani yang jatuh ke tangan kekuaasan Romawi. Masa abad pertengahan ini dibagi menjadi dua masa patristik dan masa skolastik. Pada 2 masa pertengahan ini terdapat tokoh filsafat dengan pemikirannya.

Tokoh Filsafat Abad Pertengahan masa patristik

Masa Patristik bermula dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya seorang pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini lalu dipilih dari sebuah golongan atas atau golongan yang ahli dalam berpikir. Dari golongan ahli berpikir ini lalu menimbulkan sikap yang bermacam macam pemikirannya, ada yang menolak dan ada juga yang menerima filsafat Yunani.

1. Yustinus Martir

Filsafatnya mengungkapkan sebagai agama Kristen bukanlah agama yang baru. Karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani yang mengambil dari kitab Yahudi yang berpandangan dan di dasarkan bahwa Kristus adalah logos. 

Bagi yang menolak untuk sebuah alasan karena mempunyai anggapan anggapan bahwa jika sudah mempunyai sumber kebenaran adalah firman Tuhan. Dan tidaklah dibenarkan apabila mencari sumber suatu kebenaran yang lainnya seperti dari filsafat Yunani. Yang bertujuan memberikan batasan terhadap sebuah ajaran Kristen agar mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani.

Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan dapat memikirkannya secara mendalam. Seorang filsuf yang dapat menerima bahwa ada hubungan di antara filsafat dengan iman Kristen yang akhirnya memunculkan sebuah gagasan bahwa filsafat sebagai preparatio evangelica.

Beliau menyebutkan dirinya sebagai pencinta kebenaran, daripada menyebut dirinya sebagai seorang filsafat pencinta kebijaksanaan untuk menentang lawannya oleh semua kegagalan di dalam hal mencintai sebuah kebenaran yang disebabkan oleh ketidaktaatan dari mereka terhadap aturan dalam berargumen.

2. Tertullianus

Bukan dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, setelah melaksanakan pertobatan, beliau membela Kristen secara fanatik. Beliau mempunyai pendapat bahwa wahyu Tuhan sudah cukup dan dapat menerima bahwa filsafat Yunani mempunyai cara untuk berpikir yang rasional dikarenakan menurutnya berpikir rasional sangatlah penting.

Beliau menolak filsafat, namun mengubah pola pikir akhirnya beliau dapat menerima filsafat. Baginya kebenaran datangnya dari agama Kristen, dan sebuah agama tidak berhubungan dengan filsafat. Dan akhirnya menerima filsafat sebagai seorang pencari kebenaran melalu jalan rasio.

Beliau merupakan seorang filsuf yang mempunyai banyak mendapatkan sebuah pengaruh dari Stoa dengan menggunakan konsep spirit, word, substance, dan lainnya. Tertulianus dengan Montanisme yang artinya adalah gerakan karismatik dan apokaliptik yang terlahir pada abad II tepatnya tahun 170.

Gerakan ini dipimpin oleh Montanus setelah dirinya dibaptis di sebuah tempat di Ardabau yang mempunyai batasan di Phrygia dan Mysia. Beliau diilhami oleh Roh Kudus dan diutus menjadi pembawa pesan untuk gereja pada kebenaran. Beliau mengungkapkan pesan eskatologis yaitu kedatangan Tuhan yang kedua sudah dekat, Yerusalem surgawi akan hadir di kota Phrygia.

3. Augustinus ( 354-430 )

Beliau mempelajari berbagai aliran filsafat Platonisme dan Skeptisisme. Menurut beliau semua orang tercemar oleh dosa dari Adam. Manusia tidak mempunyai kesanggupan untuk memperoleh sebuah pengampunan dosa karena semata-mata lewat usahanya sendiri dan bekerja dengan baik. Berkah dan restu Tuhan penting dalam pengampunan dosa.

Beliau menuliskan buku “The city of God”, yang isinya tentang sebuah pembelaan kaum Kristen tentang sebuah penuduhan kepada penduduk Roma telah dikutuk oleh Dewa, berisi tentang filosofi kesejarahan yang mempengaruhi perkembangan yang ada di Eropa.

Augustinus menandaskan bahwa sebuah kekaisaran romawi tidak berlandasakan terpenting, melainkan tumbuhnya kota surgawi, yaitu sebuah kemajuan spiritual dari seorang manusia itu sendiri.

Tokoh Filsafat Abad Pertengahan masa skolastik

Yang berarti dengan kata sifat berasal dari kata school. Artinya adalah aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Pengertian dari corak khas skolastik adalah sebuah filsafat yang mempunyai ciri semata-mata agama dan merupakan seorang filsafat nasrani karena banyak dipengaruhi ajaran gereja yang dapat memecahkan sebuah persoalan mengenai berpikir atas kejasmanian, kerohanian baik maupun buruk.

1. Peter Abaelardus (1079-1180 )

Beliau mempunyai kepribadian yang keras dan mempunyai sebuah pandangan sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli berpikir dan pejabat gereja. Beliau mempunyai konsep abstrak bahwa universal tidak mempunyai sebuah eksistensi di dalam independen namun daripada itu hanya ada sebagai nama. Beliau beragumen terhadap realisme dan mendukung nominalisme untuk independent konseptualisasi yang berperan dalam penurunan di abad pertengahan.

2. Thomas Aquinas (1225-1274)

Beliau adalah seorang dokter gereja berbangsa Italia. Ia merupakan tokoh tersebar Skolastisisme.

pemikiran St.Thomas Aquinas:

  • Thomisme– berasal dari Summa Theologica, bahwa ajaran gereja tidak bisa dipahami secara ilmiah tanpa dasar-dasar filosofis dasar utama tesis dengan percaya bahwa kebenaran adalah benar dimana pun ditemukan. Filsafat menekankan pada sebuah pengertian materi dan bentuk, potensi dan aktus, serta bakat untuk merealisasikannya.
  • Essentia dan Exentia– mengajarkan akan hakikat Tuhan, sedangkan esentia memberikan ajaran akan keberadaan Tuhan. Filsafat ini mengajarkan bahwa Tuhan adalah kesempurnaan dan keberadaannya dan tidak berkembang. Filsafat ini membedakan Tuhan dengan makhluk ciptaannya.
  • Argumen Kosmologi– teologi naturalis yang di dalam kosmologi yang berpendapat bahwa manusia dapat mengenal Allah melalui akal pikiran yang mereka miliki. Pengetahuan tentang Allah yang diperoleh melalui akal pikiran yang tidak jelas dan menyelamatkan.
  • Penciptaan– Ajaran Thomas Aquinas menekankan pada kelebihan Allah, yaitu murninya karya sebuah penciptaan Allah yang dapat menyebabkan keberadaannya dunia seisinya.
  • Etika Teologis– Mengajarkan tentang moral untuk beretika dalam mencakupkan moral yang diberlakukan untuk manusia sebagai seorang individu, yang merupakan cahaya yang diturunkan oleh Allah dari cahaya dari manusia atau diturunkan dari tabiat seorang manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di dalam lingkungan bermasyarakat.
  • Jiwa– filsafat tentang makhluk murni yang menekankan kepada hakikat dan eksistensi para malaikat, sementara pada filsafat Jiwa ditekankan adalah sebuah hakikat dan eksistensi manusia adalah makhluk yang berdiri sendiri dan tersusun atas bentuk dan materi.

3. Albertus magnus (1203 – 1280 )

Albertus Magnus merupakan seorang cendekiawan abad pertengahan. Beliau mempunyai kepandaian di universitas untuk belajar ilmu pengetahuan alam, kedokteran, dan filsafat Aristoteles. Dikatakan bahwa St Albertus mengetahui kematian St. Thomas langsung oleh Tuhan.

Beliau telah membimbing pada awal karya-karya besarnya di bidang teologi dan filosofi. Beliau telah mengungkapkan sebuah pemikiran yang mendalam sebuah tulisan, beliau mengungkapkan pemikirannya yang mendalam di dalam seluruh caranya untuk kehidupnya yang hanya bagi Tuhan.

The post Tokoh Filsafat Abad Pertengahan Dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Tokoh Filsafat Indonesia beserta Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-indonesia Mon, 05 Dec 2022 04:33:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39865 Tradisi filsafat Indonesia sebenarnya sudah ada sejak dulu saat masa kerajaan. Dulu, Mpu Prapanca merupakan tokoh kerajaan yang aktif mempraktikkan tradisi filsafat di lingkungan dahulu. Sayangnya, tradisi filsafat pada masa kerajaan belum dipatenkan sebagai sebuah kajian akademis karena keterbatasan pendidikan pada zaman itu. Saat memasukan masa perjuangan sampai masa kemerdekaan yang ditandai dengan kembalinya kedaulatan […]

The post 10 Tokoh Filsafat Indonesia beserta Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tradisi filsafat Indonesia sebenarnya sudah ada sejak dulu saat masa kerajaan. Dulu, Mpu Prapanca merupakan tokoh kerajaan yang aktif mempraktikkan tradisi filsafat di lingkungan dahulu. Sayangnya, tradisi filsafat pada masa kerajaan belum dipatenkan sebagai sebuah kajian akademis karena keterbatasan pendidikan pada zaman itu.

Saat memasukan masa perjuangan sampai masa kemerdekaan yang ditandai dengan kembalinya kedaulatan dengan wujud kebebasan, saat itu mulai bermunculan para tokoh pemikir yang memusatkan perhatian kepada pembahasan mengenai filsafat khususnya filsafat Indonesia. Adapun para tokoh yang menjadi pelopor filsafat Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Mohammad Nasroen

Muhammad Nasroen, Tokoh Filsafat Indonesia

Mohammad Nasroen merupakan salah seorang cendekiawan pelopor kajian filsafat yang ada di Indonesia. Sosok guru besar filsafat di universitas Indonesia ini lahir pada tanggal 29 Oktober 1906 di Lubuk Sikaping, Pasaman Sumatera.

Pada masa kemerdekaan Mohammad Nasroen pernah menjabat sebagai residen Sumatera Barat dan Gubernurnya Sumatera Tengah. Selain itu pada masa kabinet Sukiman Suwirjo pernah diangkat menjadi Menteri Kehakiman pada masa kepresidenan Soekarno Hatta.

Mohammad Nasroen merupakan seorang tokoh yang tertarik dengan persoalan keanekaragaman adat istiadat Minangkabau dan persoalan pemerintahan. Selain itu ia pun menulis beberapa buku yang mengulas tentang minatnya yakni dasar falsafah adat Minangkabau, asal mula Negara, masalah sekitar otonomi, sendi negara serta pelaksana otonomi daerah dan daerah otonomi tingkat terbawah.

Terdapat salah satu karya yang membuat dirinya dikenal menjadi pelopor kajian filsafat Indonesia yakni karya yang berjudul Falsafah Indonesia yang diterbitkan pada tahun 1967 oleh penerbit Bulan Bintang. Di dalam karya tersebut ia menjelaskan mengenai keberadaan filsafat Indonesia dengan filsafat barat (Yunani Kuno) dengan filsafat timur.

Dari kedua filsafat tersebut ia menemukan sebuah kesimpulan bahwa filsafat khas yang tidak barat dan tidak timur. Ia juga mengatakan bahwa filsafat Indonesia termanifestasi dari ajaran filosofis mufakat, Pancasila, pantun-pantun, hukum adat, gotong royong, ketuhanan dan kekeluargaan.

Dari buku yang berjudul Filsafat Indonesia inilah kemudian menginspirasi adanya pembahasan serta penyelidikan mengenai filsafat Indonesia yang berkelanjutan. Saat ini buku falsafah Indonesia dianggap sebagai salah satu buku yang langka di mana naskah aslinya terdapat di dalam perpustakaan republik Indonesia.

2. Soenoto

Soenoto merupakan salah seorang yang tergabung dalam kelompok pengkaji filsafat Indonesia yang lahir pada tahun 1929. Pertama kali Soenoto mengenal filsafat yakni saat masuk kampus. Ia berhasil menuntaskan pendidikan sarjana serta magister ilmu sosial dan politik di balik Universitas Gajah Mada. Setelah lulus master, Soenoto kemudian melanjutkan pendidikan doktoralnya di Vrije University yang ada di Amsterdam, Belanda dengan mengambil jurusan yang sama.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia pernah menempati posisi jabatan seperti pada tahun 1958 ia diangkat menjadi dosen tetap Universitas Gajah Mada. Kemudian ia juga pernah diangkat sebagai Dekan Fakultas Filsafat UGM, ketua survei Pengamalan Pancasila UGM dan departemen dalam negeri serta peneliti filsafat Pancasila yang ada di Departemen Pertahanan Keamanannya.

Selama perjalanan karir pendidikannya, Soenoto telah melahirkan banyak kaeya-karya yang hebat dan berhubungan dengan filsafat Indonesia. Adapun karya-karya tersebut adalah Menuju Filsafat Indonesia: Negara-negara di Jawa sebelum Proklamasi Kemerdekaan yang terbit pada tahun 1987. Kemudian ada juga buku Pemikiran tentang Kefilsafatan Indonesia yang terbit pada tahun 1983 dan buku Selayang Pandang Filsafat Indonesia yang terbit pada tahun 1981.

Berdasarkan buku-buku yang telah dilahirkannya, ia dianggap oleh sebagian besar para pemikir lainnya sebagai sosok yang telah berhasil menyempurnakan pemikiran awal mengenai filsafat Indonesia yang dirintis oleh M. Nasroen. Soenoto mengembangkan filsafat Indonesia dengan menelusuri tradisi-tradisi kefilsafatan Jawa secara mendalam dan memberikan padangan serta penjelasan mengenai tradisi filsafat yang ditemukannya.

Meskipun begitu, bagi sebagian orang lainnya bahkan dirinya sendiri ia mengakui bahwa dalam buku yang dilahirkannya masih terdapat kekurangan mengenai penjelasan filsafat Indonesia. Maka dari itu, perlu penyempurnaan dari pemikiran-pemikiran lain.

3. Drs. R Pramono

R Pramono merupakan salah seorang cendekiawan yang lahir pada tahun 1952. Ia dikenal sebagai salah seorang pelopor filsafat Indonesia. Sama seperti Soetono, R Pramono memulai perjalanan karir pendidikan filsafatnya saat masuk dunia kampus.

Ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada pada tahun 1976. Selain itu, ia berhasil menyelesaikan program magister di universitas yang sama.

Setelah menyelesaikan masa pendidikannya, ia pernah menjabat sebagai salah seorang dosen di fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Ia juga menjadi salah satu perintis jurusan Filsafat Indonesia di UGM bersama dengan Soetono pada saat itu.

R Pramono pernah menjabat sebagai sekretaris jurusan atau sekertarus jurusan di Jurusan Filsafat Indonesia. Selain aktif mengajar di kampus sebagai seorang dosen, R Pramono juga menjadi salah seorang dari peneliti Filsafat Pancasila yang ada di Departemen Pertahanan Keamanan pada tahun 1975 bersama dengan Soetono.

Sama seperti dua tokoh filsafat sebelumnya, R Pramono juga menulis sebuah buku yang berisi tentang filsafat. Terdapat salah satu karya filsafatnya yang terkenal yakni buku yang memiliki judul “Menggali Unsur-unsur Filsafat Indonesia.” Buku tersebut menceritakan tentang upaya untuk melakukan perluasan ruang lingkup kajian filsafat Indonesia yang semula berasal dari kajian tradisi kefilsafatan Jawa yang dilakukan oleh Soetono.

Kemudian untuk memperluas ruang lingkup, R Pramono menambahkan tradisi kefilsafatan Batak, Minang serta Bugis. Selain itu, ia juga telah menerbitkan beberapa karya-karya lainnya yang berhubungan dengan filsafat yakni penelitian pustaka: Beberapa Cabang Filsafat di dalam Serat Wedhatama yang diterbitkan pada tahun 1982. Ada pula bukunya yang berjudul Penelitian Pustaka: Gambaran Manusia Seutuhnya di dalam Serat Wedhatama terbitan tahun 1984.

R Pramono menyampaikan sebuah definisi terkait Filsafat Indonesia yang diartikan sebagai pemikiran-pemikiran yang tersimpul dalam adat istiadat serta kebudayaan daerah. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa filsafat Indonesia merupakan semua filsafat yang ditemukan dalam adat serta kebudayaan kelompok etnik atau budaya yang ada di Indonesia.

4. Prof Drs. Jakob Sumardjo

Jakob Sumardjo, Tokoh Filsafat Indonesia

Jakob Sumardjo merupakan salah seorang pelopor kajian filsafat Indonesia dan termasuk pemerhati sastra. Jakob lahir pada tanggal 26 Agustus 1939 di Klaten. Ia memulai karir di dunia filsafat nya saat aktif menulis di kolom harian kompas serta koran-koran terkenal lainnya seperti Pikiran Rakyat, Suara Pembaharuan, Suara Karya, Majalah Prisma, Horison dan Basis sejak tahun 1969.

Dengan bekal pemahaman hermeneutik yang dimilikinya, ia berhasil melakukan upaya penelusuran medan-medan makna dari kebudayaan yang memiliki bahan material seperti lukisan, alat musik, tarian hingga budaya intelektual seperti cerita, legenda rakyat, pantun, lisan, serta teks-teks kini yang secara filosofis merupakan sebuah warisan yang tinggi bagi masyarakat Indonesia.

Jakob pernah menjadi salah satu pengajar dari mata kuliah Filsafat Seni, Antropologi Seni, Sosiologi Seni dan Sejarah Teater di Institut Teknologi Bandung sejak tahun 1962. Jakob berhasil menyandang gelar Guru Besar di Institut Seni Budaya Indonesia serta masih aktif menjadi dosen di Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia atau ISBI Bandung dan dosen di Universitas Telkom.

Pemikiran-pemikirannya mengenai filsafat Indonesia, ia tuangkan ke dalam sebuah buku dengan judul Buku Menjadi Manusia terbitan tahun 2001, Buku Menjadi Sukma Indonesia, Pendataan Kesadaran Keindonesiaan di tengah Letupan Disintegrasi Sosial Kebangsaan yang diterbitkan pada tahun 2003 dan Buku Arkeologi Budaya Indonesia yang terbit pada tahun 2002.

5. Prof. Dr. Notonegoro

Prof Dr. Notonegoro, Tokoh Filsafat Indonesia

Notonegoro merupakan salah satu tokoh filsafat Indonesia. Ia lahir pada tanggal 10 Desember 1905 di Sragen, Jawa Tengah dengan nama kecil Sukamto. Ia pernah menempuh pendidikan sarjananya di Meester in de Rechshogeschool di Jakarta, Doktorandus in de indologi pada tahun 1932. Selain itu ia juga mendapatkan gelar doktor honoris causa dalam ilmu filsafat yang dianugerahkan oleh Universitas Gadjah Mada.

Pada tahun 1932, ia memulai karirnya di kantor pusat keuangan negeri Surakarta dan menjabat sebagai ketua bank pada tahun 1933. Selain itu, ia juga pernah mengajar di Particuliare Algemene Middelbare School di Jakarta. Setelah Indonesia merdeka, Notonegoro diminta menjadi anggota Kementrian kemakmuran.

Pada tahun 1949, ia membantu pendirian Universitas Gajah Mada dan menjadi dosen tamu yang mengajar masalah hukum agraria. Pada tahun 1952, ia diangkat menjadi dekan fakultas hukum.

Sama seperti ahli filsafat lainnya, Notonegoro juga ikut terlibat menyelidiki penyebab asli Pancasila. Dalam menyelidiki hal ini ia menggunakan teori kausalitas. Berdasarkan teori kausalitas, causa material Pancasila berasal dari sebuah tradisi, budaya serta agama yang dimiliki oleh Indonesia. Tradisi yang dimaksud di sini adalah kaitannya dengan sosial, ekonomi, masalah politik serta struktur negara.

Sementara itu, dari urusan budaya Indonesia melibatkan seluruh hal yang dihasilkan oleh pikiran manusia. Sedangkan causa materialis yang berasal dari agama dapat diwujudkan dari seluruh realitas Indonesia sebagai orang-orang yang bergama dan percaya pada Tuhan.

6. Prof Dr. Darmadjati Supardjar

Darmadjati Supadjar, Tokoh FIlsafat Indonesia

Darmadjati merupakan sosok cendekiawan yang berasal dari Losari, Kecamatan Grabag, Magelang. Sejak kecil ia sudah menyukai dunia pendidikan. Ia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada. Darmadjati bukan berasal dari keluarga yang berada sehingga untuk membiayai kuliahnya ia menjadi sopir angkutan umum arah ke kampusnya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia pernah menjadi seorang dosen di universitas tempatnya dulu menimba ilmu. Bahkan ia juga pernah menjabat sebagai ketua jurusan dan diberikan amanat menjadi guru besar. Prof. Darmadjati merupakan sosok yang gigih untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila agar kembali dianut oleh masyarakat. Pada tahun 1996, ia pernah berdedikasi untuk kampusnya dulu dengan melahirkan Pusat Studi Pancasila UGM.

Selain itu, ia juga menuangkan pemikirannya ke dalam berbagai buku yang ditulisnya. Adapun buku yang telah dihasilkannya adalah Filsafat Ketuhanan Menurut Alfred North Whitehead, Mawas Diri, Nawangsari, dan Sumurupa Byar-e. Sosok cendekiawan yang lahir di Losari ini kemudian tutup usia pada tanggal 17 Februari 2014 karena penyakit yang dideritanya selama ini.

7. R. P. Prof. Dr. Franz Maganis Suseno

R. P. Prof. Dr. Franz Maganis Suseno atau yang lebih dikenal dengan Romo Magnis merupakan seorang pastor gereja katolik, cendekiawan, budayawan hingga guru besar filsafat dan anggota Ordo Yesuit di Indonesia. Ia lahir pada tanggal 26 Mei 1936.

Ia pernah menempuh pendidikan filsafat di Pullach kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1961. Pada tahun 1968, ia ditugaskan untuk membangun suatu tempat pendidikan filsafat di Jakarta yang kemudian dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.

Pada tahun 1971, ia melanjutkan pendidikan doktornya di Ludwig Maximilian di Universitas Munchen. Ia kemudian dipromosi menjadi doktor dengan disertasi mengenai Karl Marx. Ia sering memberikan kuliah mengenai etika dan filsafat politik di STF Driyarka.

Selain itu, ia juga telah menulis lebih dari 700 karangan populer maupun ilmiah dan 44 buku. Buku yang ditulisnya kebanyakan dalam bahasa Indonesia. Sebagian besar bukunya membahas mengenai etika, filsafat politik, alam pikiran Jawa dan filsafat ketuhanan.

8. Tan Malaka

Tan Malaka, Tokoh Filsafat Indonesia

Tan Malaka memiliki nama lengkap Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka. Ia lahir di Nagari Pandan Gadang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Tan Malaka menggambarkan pemikiran Nietzcheu, Rousseau, dan Marx Engels sebagai tesis, antitesis dan sintesis. Kemudian ia juga menggambarkan pemikiran Hegel Hindenburg Stinnes Danton Robespierre Marat dan Bolshevik sebagai genesis, negasi, dan negasi dari negasi.

Madilog dan Gerpolek kerap dianggap sebagai karya penting dari seorang Tan Malaka. Madilog sendiri adalah istilah baru dalam cara berpikir dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan jalan dan kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta merupakan lantainya ilmu bukti.

Bagi Filsafat, idealisme yang pokok dan utama merupakan Budi atau mind, kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme sendiri menganggap alam, benda dan realita nyata objektif sekeliling sebagai sesuatu yang ada, pokok dan pertama.

Bagi Madilog yakni Materialisme, Dialektika, Logika, sesuatu yang pokok dan pertama adalah bukti. Meskipun belum dapat diterangkan secara rasional dan logika namun jika fakta sebagai landasan ilmu bukti ada secara nyata sekalipun pengetahuan secara rasional belum menjelaskannya belum lanjut.

Semua karya yang dihasilkan oleh Tan Malaka dilatarbelakangi oleh keadaan Indonesia saat itu. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang dari sejarahnya bukanlah sebuah cara berpikir teoritis. Dalam karya-karya yang telah dihasilkannya, Tan Malaka membuat sebuah benang merah kemandirian yang merupakan sikap konsisten dan jelas pada gagasan-gagasan dalam perjuangannya.

9. Rocky Gerung

Rocky Gerung, Tokoh Filsafat Indonesia

Rocky Gerung merupakan seorang filsuf, akademisi serta intelektual publik. Ia adalah salah seorang dari pendiri Setara Institute Pendidikan Demokrasi. Rocky merupakan seorang pengajar kajian filsafat dan feminisme (kaffe) yang merupakan salah satu program Jurnal Perempuan.

Selain itu ia juga menjadi penulis di Jurnal Prisma tentang HAM dan Pancasila. Sebagai seorang ilmuwan filsafat, salah satu bidang kajian yang kerap dibahasnya adalah filsafat feminisme. Ia telah banyak menuliskan feminisme di jurnal perempuan.

Rocky Gerung kerap tampil di publik untuk memberikan argumennya namun kerap mengandung kontroversi. Namun terlepas dari hal itu ia pernah mendapatkan kehormatan untuk memberikan pidato kebudayaan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Adapun pidato yang disampaikannya adalah Memelihara Republik, Mengaktifkan Akal Sehat.

10. Prof Dr. Fransisco Budi Hardiman

Prof Dr. Fransisco Budi Hardiman, Tokoh Filsafat Indonesia

Prof Dr. Fransisco Budi Hardiman merupakan sosok ahli filsafat yang lahir pada tanggal 31 Juli 1962. Melalui dua buku yang ditulisnya yakni Kritik Ideologi dan Menuju Masyarakat Komunikatif, ia memperkenalkan pemikiran kritis Jurgen Habermas ke masyarakat Indonesia. Baru setelah menerbitkan kedua karya tersebut ia berangkat ke Jerman untuk belajar filsafat dan meneliti teori diskursus yang dirumuskan oleh Habermas.

Indonesia pernah mengalami kerusuhan hal itulah yang kemudian membuat mindset Francisco berubah dari teori kritis menjadi riset kekerasan masa. Setelah tiba di tanah air ia mulai memikirkan dasar-dassr antropologi negatif dari kendala-kendala yang muncul di negara demokrasi.

Pada tahun 2005, ia berhasil menerbitkan sebuah karyanya yang berjudul memahami negativitas diskursus tentang masa, teror dan trauma. Karya tersebut merupakan sebuah pergumulan filosofis di tengah kerusuhan dan tragedi kemanusiaan yang tengah terjadi di Indonesia.

Lewat karyanya ini ia bermaksud menunjukkan bahwa manusia sangat terbuka terhadap perversi nilai-nilai dan memiliki sikap pengecut sehingga mudah diatur sebagai masa yang melakukan kekerasan.

The post 10 Tokoh Filsafat Indonesia beserta Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Tokoh Filsafat Yunani Kuno beserta Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-yunani-kuno Mon, 05 Dec 2022 04:24:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39867 Di zaman kuno, orang-orang memiliki kepercayaan yang cukup tinggi pada sihir serta mitologi untuk menafsirkan dunia yang ada di sekitar keberadaannya. Meraka menganggap dunia sekitarnya sebagian besar dipengaruhi oleh kehadiran dewa yang lebih tinggi. Saat itu para filsuf Yunani kuno membawa sebuah pendekatan baru untuk menyegarkan atas paradigma filosofis kontemporer. Mereka mulai melepaskan diri dari […]

The post 12 Tokoh Filsafat Yunani Kuno beserta Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di zaman kuno, orang-orang memiliki kepercayaan yang cukup tinggi pada sihir serta mitologi untuk menafsirkan dunia yang ada di sekitar keberadaannya. Meraka menganggap dunia sekitarnya sebagian besar dipengaruhi oleh kehadiran dewa yang lebih tinggi.

Saat itu para filsuf Yunani kuno membawa sebuah pendekatan baru untuk menyegarkan atas paradigma filosofis kontemporer. Mereka mulai melepaskan diri dari tradisi yang menjelaskan mengenai mitologis. Lalu mereka mulai melakukan penafsiran berdasarkan pada penalaran serta bukti.

Maka dari itu, mulai timbul beberapa kebangkitan dari sejumlah filsuf Yunani pada masa kuno ini. Mereka mulai mengeluarkan pendapatnya melalui karya dan gagasan mereka mengenai filsafat. Terdapat banyak tokoh filsafat Yunani kuno yang berhasil membuat sebuah karya yang fenomenal bahkan hingga detik ini. Berikut ini tokoh-tokoh filsafat Yunani kuno.

1. Socrates

Socrates, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Socrates merupakan salah seorang filsuf Yunani kuno. Ia lahir sekitar abad 470 sebelum masehi. Cara hidup karakter serta pemikiran Socrates sebagian besar dipengaruhi oleh filsafat barat. Filsuf Yunani kuno yang berasal dari Athena ini dikenal sebagai tokoh yang diakui secara luas oleh masyarakat.

Namun, ia terkenal kontroversial sehingga kerap diejek dalam drama dramawan komik. Selain itu, ia juga dianggap telah merusak moral para pemuda melalui pemikiran-pemikirannya. Socrates meninggal pada tanggal 15 Februari 399 sebelum Masehi setelah menerima hukuman mati. Ia tidak mengakui adanya dewa-dewa Yunani yang dipuja oleh negara tempatnya tinggal.

2. Plato

Plato, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Plato merupakan murid sekaligus sahabat Socrates. Ia dikenal sebagai filsuf Yunani kuno bahkan namanya terkenal hingga detik ini. Plato lahir lada tahun 428 sebelum Masehi di Athena. Dilansir dari jurnal cendekia yang memiliki judul “Mengenal Filsafat Antara Metode Praktik dan Pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles”, menyatakan bahwa pemikiran Plato yang sangat dikenal dan tidak dapat dikesampingkan dari perkembangan filsafat adalah mengenai ide. Di mana ia membagi dunia menjadi dua jenis yakni ide rasional dan ide indrawi.

Ide rasional atau dunia rasional diartikan sebagai ketika ide-ide tersebut hanya terbuka bagi rasio kita sendiri. Selain itu, Plato begit apik membangun kerangka pemikiran dengan pengaruh yang luar biasa. Ia dapat merangkum berbagai persoalan filosofis dari masa sebelumnya.

3. Pythagoras

Phytagoras, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Nama Pythagoras tentunya sudah tak asing di telinga terlebih bagi para pecinta matematika. Pythagoras merupakan salah satu rumus yang terdapat dalam matematika dan rumus ini ditemukan oleh seseorang yang bernama Pythagoras. Pythagoras merupakan ahli matematika dan filsafat ternama yang berasal dari Samos, Yunani. Dikutip dari lama Britannica, ia lahir pada tahun 570 sebelum Masehi.

Pythagoras merupakan anak dari seorang pedagang yang bernama Mnesarchus. Ia kerap ikut dengan ayahnya saat berpergian. Di waktu mudanya ia kerap berpelancong ke berbagai negara seperti Mesir dan Babilonia.

Tidak seperti tokoh filsuf lainnya Pythagoras tidak menulis sebuah buku. Pemikirannya langsung disampaikan kepada murid-muridnya. Hal inilah yang kemudian membuat ia mendirikan sekolah filsafat dan agama yang ada di Crotone, Italia Selatan.

Dikutip dari lama sekolah matematika dan statistika universitas St Andrews menyebutkan bahwa terdapat 5 keyakinan yang dipegang oleh Pythagoras. Adapun prinsip atau keyakinan yang dipegangnya adalah pada tingkat yang paling dalam realitas bersifat matematis, filsafat dapat digunakan untuk pemurnian spiritual, jiwa dapat bangkit untuk bersatu dengan Ilahi, simbol-simbol tertentu memiliki mistik dan signifikansi, semua saudara ordo harus menjaga kesetiaan dan kerahasiaan ketat.

Dari keyakinan yang dipegan teguh olehnya, maka diketahui bahwa pemikiran filsafat Pythagoras selalu dikaitkan-kaitkan dengan agama. Hal ini juga dibuktikan dengan pendirian sekolah filsafat dan agama yang menunjukkan bahwa bidang filsafat yang dikaji olehnya adalah filsafat dan agama.

4. Aristoteles

Aristoteles, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Aristoteles merupakan sosok filsuf Yunani kuno yang lahir pada tahun 428 sebelum Maseh di Stgeira. Ia berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya merupakan dokter pribadi raja Makedonia. Namanya dikenal sebagai bapak logika atau yang lebih spesifik logika tradisional. Sejarah menyebutkan bahwa Aristoteles merupakan murid dari Plato yang telah mengabdi selama dua puluh tahun.

Aristoteles merupakan filsuf yang lebih berpikir secara saintifik ketika mengemukakan pendapatnya. Hal ini dapat dilihat dari pandangan filsafatnya yang lebih terarah atau sistematis dan mengedepankan metode empiris. Selain itu, Aristoteles terkenal dengan pemikiran akan logika tradisional. Pemikirannya inilah yang kemudian menjadi pengantar bagi logika modern yang ada saat ini.

5. Archimedes

Archimedes, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Archimedes merupakan sosok filsuf, matematikawan, fisikawan, astronom yang lahir pada tahun 287 SM di Sisilia Italia. Ia berhasil menemukan konsep ketakhinggaan yang kemudian menjadi bahan dasar dari kalkulus integral. Selain itu, ia juga menemukan prinsip matematis tuas yang merupakan sebuah sistem katrol yang dipresentasikan dengan menarik sebuah kapal.

Tidak hanya terkenal dengan teori matematika, Archimedes juga dikenal sebagai fisikawan yang berhasil menemukan hukum Archimedes. Hukum yang mengarahkan bahwa jika benda dicelupkan pada zat cari maka benda akan mendapatkan gaya ke atas yang besarnya sama dengan gaya yang dipindahkan.

6. Thales

Thales, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Thales merupakan sosok filsuf Yunani kuno yang dijuluki sebagai Bapak Filsafat Yunani. Selain itu, ia juga dikenal sebagai ahli matematika, astronomi, aktif terlibat dalam politik dan geometri. Thales pernah mengemukakan pendapat bahwa bumi itu berasal dari air.

Selain itu, ia juga mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan pendapat nya yang mengatakan bahwa bulan bisa bersinar karena pantulan cahaya matahari.

7. Anaximander

Anaximander, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Anaximander diperkirakan lahir pada tahun 610 sebelum Masehi. Pendapat ini disampaikan oleh penulis Yunani kuno yakni Apollodorus yang mengatakan bahwa Anaximander saat mengikuti olimpiade ke- 58 yang dilaksanakan pada tahun 547 sebelum Masehi, Anaximander berusia 63 tahun.

Anaximander telah berjasa bagi bidang astronomi dan geografi karena ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Ia diperkirakan meninggal tidak lama dari olimpiade selesai atau sekitar tahun 546 sebelum Masehi.

8. Parmenides

Parmenides, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Parmenides merupakan tokoh terkenal Yunani kuno yang menjadi pengikut Pythagoras. Ia dikenal sebagai tokoh logikawan pertama dalam sejarah filsafat bahkan ada yang menyebutnya sebagai filsuf modern pertama.

Salah satu pemikiran dari Parmenides adalah bersatu merupakan bentuk dari realisasi, sesuatu itu statis dan tidak berubah. Salah satu karya yang dikenalnya adalah puisi yang berjudul On Nature. Dari Puisi tersebut ia berusaha untuk mengungkapkan pertanyaan terbesar dari segala sesuatu.

Usahanya untuk menguraikan pertanyaan filosofis mengarah kepada pernyataan yang agak paradoks dari pada jawaban yang memuaskan. Parmanides mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada pasti selalu ada karena ketiadaan yang sewenang-wenang nya harus dari datang dari ketiadaan itu sendiri.

Pada gilirannya hal ini akan menjadi paradoks karena tidak mungkin untuk memikirkan apa yang bukan dan lagi serta tidak mungkin juga memikirkan sesuatu yang tidak dapat dipikirkan. Pendapat nya inilah yang kemudian dicoba untuk disederhanakan kemustahilan nya oleh tokoh filsuf lain.

9. Hippocrates

Hipocrates, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Hippocrates merupakan seorang filsuf yang ahli dalam bidang kedokteran. Aku juga dikenal dengan julukan Bapak Ilmu Kedokteran Modern. Hippocrates pernah mengemukakan bahwa ilmu kedokteran merupakan ilmu yang mulia. Oleh sebab itu, hanya orang-orang tertentu yang dapat menjunjung kehormatan diri dari profesi yang dapat menjadi dokter.

10. Empedokles

Empedokles, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Empedokles merupakan filsuf yang ahli dalam pluralisme. Selain sebagai seorang filsuf, ia juga dikenal sebagai seorang dokter, politikus dan penyair. Empedokles merupakan salah satu filsuf era pra Socrates.

Empedokles kerap menulis karyanya yang dituangkan ke dalam bentuk puisi. Puisi pertama yang berhasil ditulisnya diberi judul Periha Alam dan puisi keduanya bertajuk penyucian-penyucian. Berawal dari puisinya inilah ia memiliki pengaruh besar pada penyair yang kemudian termasuk orang-orang seperti Lucretius.

Salah satu pemikiran filosofis dari Empedokles adalah penegasannya terhadap teori materi empat elemen. Teori itu menyatakan bahwa semua materi pada intinya terdiri atas empat elemen utama yakni tanah, udara, air dan api.

Inilah yang menjadi salah satu teori paling awal yang telah didalilkan tentang fisika paralel. Meskipun beberapa sejarahwan melihat hal tersebut sebagai upaya yang rumit untuk meniadakan teori non dualisme Parmenides.

Empedokles menolak keberadaan ruang hampa sehingga hal ini bertentangan dengan filosofis Parmenides. Empedokles menyatakan bahwa gagasan kekuatan motif berlawanan yang terlibat dalam pembangunan dunia yakni meliputi cinta sebagai penyebab persatuan dan perselisihan sebagai penyebab perpisahan. Empedokles menjadi orang pertama yang memberikan penjelasan evolusi mengenai perkembangan spesies.

11. Zeno

Zeno, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Saat sebagian besar filsuf Yunani kuno menggunakan akal dan pengetahuan guna menafsirkan alam, maka lain halnya dengan filsuf yang satu ini. Zeno meluangkan waktunya untuk menjelaskan banyak teka-teki dan paradoks gerak serta pluralitas. Ia berusaha untuk menyimpulkan sesuatu hal kontradiktif yang ada di dunia fisik selama bertahun-tahun sebelum adanya perkembangan logika.

Zeno berusaha untuk memperluas dan mempertahankan pemikiran filosofis Parmenides yang mengalami banyak pertentangan pada saat itu. Ia mengemukakan banyak pemikiran yang paradoks yang menjadi bahan perdebatan di antara generasi filsuf selanjutnya.

Mayoritas argumen kontemporer tentang paradiksnya adalah mengenai pembagian ruang dan waktu yang terbatas atau seperti ada jarak, setengah jarak dan seterusnya. Zeno menjadi orang pertama yang menyatakan bahwa konsep ketidakterbatasan itu ada.

12. Anaxagoras

Anaxagoras, Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Tokoh filsuf yang penting di masa pra Socrates adalah Anaxagoras. Ia merupakan seorang filsuf dan ilmuwan yang memiliki pengaruh. Ia tinggal dan mengajar di Athena selama 30 tahun lamanya. Pandangan filosofis Anaxagoras berkaitan pada alam itu sendiri.

Gagasan yang diusungnya kontras dan bertabrakan dengan ideologi dan kepercayaan kontemporer. Hal inilah membuat dirinya menghadapi sebuah konsekuensi yang dapat mengancam jiwanya.

Anaxagoras dianggap menjadi tokoh pertama yang membangun filsafat di Athena secara keselurahan. Athena merupakan tempat mencapai puncaknya dan terus berdampak bagi masyarakat selama ratusan tahun yang akan datang.

Salah satu pemikiran dari Anaxagoras adalah hanya ada satu prinsip yang dapat mendorong adanya perubahan yakni nous. Nous disebut dengan roh atau juga rasio. Ia terpisah dari semua benda tetapi menjadi prinsip yang mengatur segala sesuatu. Anaxagoras mengatakan bahwa nous merupakan unsur yang paling halus dan paling murni dari segala sesuatu yang ada di bumi..

The post 12 Tokoh Filsafat Yunani Kuno beserta Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
13 Tokoh Filsafat Barat dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-barat Mon, 05 Dec 2022 04:03:45 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39863 Filsafat barat merupakan ilmu yang biasa dipelajari di universitas yang ada di Eropa dan daerah jajahan mereka. Filsafat barat muncul di Yunani sekitar abad ke 7 SM. Filsafat ini muncul saat orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar mereka serta tidak lagi menggantungkan jawaban kepada agama atas pertanyaan-pertanyaan itu. Filsafat […]

The post 13 Tokoh Filsafat Barat dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Filsafat barat merupakan ilmu yang biasa dipelajari di universitas yang ada di Eropa dan daerah jajahan mereka. Filsafat barat muncul di Yunani sekitar abad ke 7 SM. Filsafat ini muncul saat orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar mereka serta tidak lagi menggantungkan jawaban kepada agama atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Filsafat ini berkembang dari tradisi orang-orang Yunani Kuno. Namun, pada intinya tradisi falsafi Yunani sempat mengalami pemutusan rantai ketikan salinan buku milik Aristoteles telah dimusnahkan oleh pemerintahan Romawi. Saat itu pemusnahan buku Aristoteles bersama dengan eksekusi mati atas Boethius yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara.

Tokoh utama filsafat barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Frederich Nietsche dan Jean Paul Sartre. Berikut ini tokoh-tokoh filsafat barat beserta pemikirannya.

1. Thomas Aquinas

Thomas Aquinas, Tokoh Filsafat Barat

Thomas Aquinas merupakan salah satu filsuf barat yang lahir di Roccasecca, Italia. Ia terlahir dari keluarga bangsawan. Ayahnya merupakan seorang pangeran Landulf dari Aquino dan merupakan orang Kristen Katolik. Saat usianya menginjak lima tahun, Thomas diserahkan ke biara untuk menjadi seorang biarawan.

Sepuluh tahun kemudian ia pindah ke Naples dan belajar mengenai seni dan filsafat. Ketika di sana ia tertarik dengan pekerjaan gereja dan ingin pindah ke Ordo Dominikan. Namun, hal tersebut tak direstui oleh kedua orang tuanya. Namun, karena keinginan nya itu, pada tahun 1245 Thomas resmi menjadi anggota dominikan.

Sebagai anggota dominikan ia kemudian dikirim ke Universitas Paris dan belajar selama tiga tahun di sana. Di universitas inilah ia kemudian kenal dengan Albertus Magnus, sosok yang mengenalkannya pada filsafat Aristoteles. Ia kerap menemani sahabatnya itu untuk memberikan kuliah di Stadium general di Cologne, Perancis. Pada tahun 1252 ia kembali ke Paris dan memberikan kuliah Biblika dan Sentences karangan Petrus Abelardus.

Thomas Aquinos berhasil menyelaraskan pandangan filsafat Aristoteles dengan pandangan Alkitab sehingga filsafat Aristoteles tidak lagi dianggap berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.

Namanya mulai dikenal ke berbagai penjuru sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah bidang filsafat dan teologi di beberapa kota di Italia seperti Anagni, Orvieto, Roma dan Viterbo. Pada tahun 1269, Thomas kembali dipanggil ke Paris untuk membuka sebuah sekolah dominikan di Naples. Thomas Aquinas meninggal saat perjalanan ke Konsili Lyons karena tiba-tiba sakit. Ia meninggal di biara Fossanuova pada tanggal 7 Maret 1274.

Menurut Thomas dunia dan hidup manusia terbagi ke dalam dua tingkat yakni tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah hanya dapat dipahami dengan menggunakan akal. Hidup ini kurang sempurna dan dapat sempurna jika disempurnakan oleh adikodrati.

Selain itu, pandangan Thomas mengenai manusia adalah pada awalnya manusia mempunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat Tuhan. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Rahmat itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna.

2. Rene Descartes

Rene Descrates, Tokoh Filsafat Barat

Rene Descartes lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Hate. Ia dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam beberapa literatur bahasa latin yang artinya seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Salah satu karya yang dihasilkannya adalah Diacours de la methode dan Meditationes de Prima Philoshopia.

Rene Descartes dikenal juga sebagai penemu filsafat modern dan Bapak matematika modern karena ia merupakan tokoh paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Ia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan generasi selanjutnya dengan membawa mereka untuk membentuk pada rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal di Eropa pada abad ke-17 dan 18.

Dengan pemikirannya, ia berhasil membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa sebab pendapatnya yang revolusioner. Ia berpendapat bahwa semuanya tidak ada yang pasti kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Meskipun ia lebih dikenal sebagai seorang filsuf dengan karya-karya filsofinya, ia juga menjadi penciptaan sistem koordinat kartesius yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern. Ia pernah menulis sebuah buku dengan judul Rules for the Direction of the Mind.

Descrates percaya bahwa filsafat itu seharusnya berawal dari sesuatu yang sederhana menuju hal yang rumit. Menurutnya, matematika dan angka dapat memberikan kita lebih banyak kepastian dari pada bukti dari Indra kita. Tujuan pengetahuan adalah kepastian dan kepastian berasal dari intuisi dan dedikasi.

Kepastian memerlukan keraguan sistematis. Keraguan sistematis inilah yang akan membawa kepada kejelasan dan prinsip pertama di mana semua pengetahuan penting dan murni dapat dideduksi sebagaimana dalam pengetahuan geometri.

3. Immanuel Kant

Immanuel Kant, Tokoh Filsafat Barat

Immanuel Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Konigsberg. Ia merupakan seorang filsuf asal Jerman. Salah satu karya pentingnya adalah sebuah buku yang berjudul Kritik der Reinen Vernunft yang diterbitkan pada tahun 1781.

Di dalam bukunya ia membatasi pengetahuan manusia atau dengan istilah lain apa yang dapat diketahui manusia. Ia memberikan tiga buah pertanyaan yakni apakah yang bisa kuketahui? Apakah yang harus kulakukan? Apakah yang harus kuharapkan? Pertanyaannya ini kemudian dijawab dengan Apa yang bisa diketahui manusia hanyalah persepsi panca Indra. Selain dari itu merupakan ilusi saja.

Semua yang harus dilakukan manusia harus dapat diangkat menjadi peraturan umum. Hal ini kemudian disebut dengan istilah imperatif kategoris. Sebagai contoh orang sebaiknya tidak mencuri sebab hal ini dpaat diangkat menjadi peraturan umum.

Maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. Terakhir, yang dapat diharapkan manusia ditentukan oleh adanya akal Budi. Akal Budi dapat memutuskan pengharapan manusia.

4. Plato

Plato, Tokoh Filsafat Barat

Plato dilahirkannya sekita tahun 427 sebelum masehi. Ia dikenal sebagai seorang filsuf dan matematikawan Yunani. Selain itu ia juga menjadi pendiri dari Akademi Platonik di Atena yang merupakan sekolah tinggi pertama yang ada di dunia barat.

Plato merupakan murid dari filsuf Yunani yang bernama Socrates sehingga pemikiran nya dipengaruhi oleh pemikiran sang guru yakni Socrates. Selain itu, ternyata Plato merupakan guru dari seorang filsuf Yunani terkenal yakni Aristoteles.

Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Republik atau dalam bahasa Yunani dikenal Politeia yang berarti negeri. Buku tersebut berisi mengenai penjelasan harus besar pandang Plato mengenai keadaan ideal. Selain itu, ia juga menulis hukum dan banyak dialog yang di mana Socrates menjadi pelaku utamanya.

Salah satu perumpamaan yang terkenal dari Plato adalah perumpamaan orang yang ada di gua. Plato menghembuskan nafas terakhirnya ketika menulis. Hal ini dikatakan oleh Cicero yang mengatakan bahwa Plato Scribens est mortuus.

5. Arthur Schopenhauer

Arthur Schopenhauer, Tokoh Filsafat Barat

Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf yang lahir pada tahun 1788 di Danzig, Jerman. Ia menempuh pendidikannya di tiga negara yakni erman, Perancis dan Inggris. Ia mempelajari filsafat saat berada di universitas Berlin. Pada tahun 1813 ia berhasil mendapatkan gelar doktor di Universitas Jena. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di Frankfurt bahkan hingga akhir hayatnya.

Dalam perkembangan filsafatnya, ia dipengaruhi oleh pemikiran Immanuel Kant dan Buddha. Pemikiran Immanuel kant terlihat jelas dalam pandangan Schopenhauer mengenai dunia sebagai ide dan kehendak. Immanuel Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakkan sehingga benda pada dirinya sendiri tidak dapat diketahui oleh manusia.

Misalnya apa yang manusia ketahui tentang batu bukanlah tentang batu itu sendiri melainkan argumen seseorang mengenai batu tersebut. Schopenhauer mengembangkan pemikiran dari Immanuel kang dengan menyatakan bahwa benda-benda pada dirinya sendiri itu dapat diketahui yakni kehendak.

6. Karl Heinrich Marx

Karl Heinrich Marx , Tokoh Filsafat Barat

Karl Heinrich Marx merupakan seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan. Ia lahir pada tanggal 5 Mei 1818 di London. Marx telah menuliskan banyak hal selama hidupnya. Namun, hal yang paling dikenal atas karyanya adalah mengenai sejarah terutama pada pertentangan kelas.

Ia menyatakan bahwa sejarah dari berbagai masyarakat hingga detik pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas. Pendapat nya ini ditulis dalam kalimat pembuka dari manifesto komunis.

7. Friedrich Wilhelm Nietzsche

Friedrich Wilhelm Nietzsche, Tokoh Filsafat Barat

Friedrich Wilhelm Nietzsche lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 di Rocken dekat Lutzen. Ia merupakan seorang filsuf yang berasal dari Jerman. Ia adalah sosok yang ahli dalam ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno. Ia menjadi tokoh pertama dari eksistensialisme modern yang ateistis.

8. Jean Paul Sarte

Jean Paul Sarte, Tokoh Filsafat Barat

Jean Paul Sarte merupakan seorang filsuf dan penulis yang lahir pada tanggal 21 Juni 1905 di Paris, Perancis. Sarte merupakan tokoh yang mengembangkan aliran eksistensisme. Satre menyatakan bahwa eksistensi lebih dulu ada dibandingkan dengan esensi.

Manusia tidak memiliki apa-apa ketika ia dilahirkan. Selama hidupnya itu tidak lebih dari hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Oleh karena menurutnya satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia.

Salah satu karya dari Sarte adalah sebuah buku yang berjudul Bring and Nothingness. Pada tahun 1964, Sarte diberikan sebuah hadiah Nobel Sastra, namun ia menolaknya. Pada tanggal 15 April 1980, ia meninggal dunia dan saat pemakaman nya dihadiri kurang lebih 50.000 orang.

9. Baruch De Spinoza

Baruch De Spinoza, Tokoh Filsafat Barat

Baruch De Spinoza merupakan seorang filsuf keturunan Yahudi yang melakukan imigrasi ke Belanda. Pemikiran kritisnya bermula dari tradisi filsafat Yahudi yang dirintis oleh Philo yang menggabungkan bahana Yahudi dengan Filsafat Yunani. Ciri dari pemikirannya adalah berusaha untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dengan mistik.

Spinoza percaya bahwa agama Kristen atau Yahudi dihidupkan oleh dogma yang kaku dan ritual lahiriah. Ia menjadi orang pertama yang menerapkan apa yang disebut penafsiran historis kritis atas Bibel. Salah satu pilar filsafatnya adalah melihat segara sesuatu dari berbagai aspek keabadian.

Karyanya yang paling penting adalah yang berjudul Etika yang berhasil dibuktikan secara geometris. Etika menurutnya adalah seni kehidupan dan kelakuan moral. Dia ingin membuktikan bahwa kehidupan manusia itu bergantung pada hukum alam yang umum. Spinoza menyangkal pendapat Descrats mengenai dua substansi yakni subtansi pikiran dan perluasan. Ia hanya mempercayai adanya satu substansi saja.

10. Gottfried Wilhem Leibniz

Gottfried Wilhem Leibniz merupakan seorang filsuf yang berasal dari Sachsen. Ia terkenalnkarena faham Theodicee yang menyatakan bahwa manusia hidup dalam dunia yang sebaik mungkin karena dunia diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna. Faham ini kemudian terkenal karena dikritik dalam buku Candide karangan Voltaire.

Selain menjadi seorang filsuf ia merupakan ilmuwan, matematikawan diplomat, ahli fisika, sejarawan dan doktor hukum duniawi dan gereja. Ia merupakan sosok yang rasionalis sebagai penganut rasionalistik ia sangat mengedepankan akal untuk mencari arti kehidupan.

Tujuan filsafatnya adalah menghilangkan anggapan bahwa teori dasar itu terdiri atas jumlah, kenyataan, suara atau warna. Ia begitu gigih dalam mencari arti kehidupan di dunia sehingga dengan waktu yang singkat ia berhasil dikagumi oleh orang banyak yang ada di Latin.

Leibnez berhasil menemukan metode bilangan biner yang hingga saat ini masih digunakan untuk program komputer. Ia juga menggunakan metode matematika untuk menganalisis filsafat dalam mencari makna kehidupan. Bahkan dengan metode matematika nya, ia berhasil menciptakan sistem determinan. Ia berhasil mengembangkan beberapa cara untuk mengatasi masalah linear.

11. Thomas Hobbes

Thomas Hobbes, Tokoh Filsafat Barat

Thomas Hobbes merupakan anak seorang pendeta yang lahir pada tahun 1588 di Inggris. Ia pernah belajar di Oxford namun ia merasa perguruan tinggi ini tidak bisa memberikannya manfaat. Ada salah satu buku yang membuatnya terkenal yakni Leviathan atau Commonwealth.

Buku ini menunjukkan dengan nyata kedua pengarus di atas yakni manusia dan pergaulan hidup sebagai suatu mekanisme serta manusia yang dipenuhi rasa takut dan hanya bertindak atas kepentingan diri saja. Ia juga berpendapat bahwa nilai itu bersifat subjektif.

Pemikiran Hobbes yang terkenal mengenai social contract (perjanjian bersama, perjanjian masyarakat atau kontrak sosial). Perjanjian ini mengakibatkan manusia yang bersangkutan menyerah atas segala kekuatan dan kekuasaan masing-masing kepada seseorang atau suatu majelis.

Gerombolan orang yang berjanji kemudian menjadi satu dan bernama Commonwealth atau civitas. Pihak yang memeroleh kekuasan itu mewakili mereka yang telah berjanji.

12. Martin Heidegger

Martin Heidegger, Tokoh Filsafat Barat
Marti

Martin Heidegger merupakan filsuf yang berasal dari Jerman. Ia menempuh pendidikan di Universitas Freiburg dan menjadi seorang profesor pada tahun 1928. Pemikirannya berhasil mempengaruhi banyak filsuf yang termasuk muridnya yakni Hans Jonas, Leo Strauss, Hannah Arendt, Karl Lowith dan lainnya.

Heidegger dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap eksistentialisme, dekontruksi, hermeneutika dan pasca modernisme. Ia berusaha untuk mengalihkan filsafat barat dari pertanyaan metafisis dan epistemologi menuju pertanyaan antologis yakni pertanyaan yang menyangkut makna keberadaan manusia.

13. Bertrand Russell

Betrand Russel, Tokoh Filsafat Barat

Bertrand Arthur William Russel merupakan seorang filsuf dan ahli matematika terkemuka di Britania Raya. Ia merupakan seorang agnostik dan menolak senjata nuklir serta perang Vietnam. Menurutnya realitas terdiri atas pluralitas peristiwa dalam ruang dan waktu serta hubungan logika yang membentuk peristiwa itu sendiri.

Peristiwa mental tidak dapat dibedakan dari peristiwa materi. Data indrawi yang berkaitan dengan objek yang dibentuknya sebagai fakta fisik, sekaligus berkaitan dengan pikirkan yang merasakan objek tersebut sebagai fakta mental.

Data indrawi memiliki sifat subjektif artinya data ini tidak dapat dirasakan keberadaannya. Jadi benar-benar ada objek lain selain dari diri sendiri dan dari data indrawi yang memiliki eksistensi yang tidak bergantung kepada persamaan kita terhadapnya. Objek yang dimaksud adalah objek perseptual atau logika konstruksi yang lebih dari sekedar benda fisik.

Seorang guru besar filsafat di Universitas Paris, ia menyalin kembali buku Organon buah karya dari Aristoteles dari hasil terjemahan bahasa Arab. Sebenarnya salinan ini telah dilakukan oleh filsuf-filsuf Islam pada masa dinasti Abbasiyah.

Dalam tradisi filsafat barat khususnya di Indonesia yang dulu pernah menjadi negara bekas jajahannya, dikenal adanya spesifikasi dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-tema tersebut adalah antologi, epistemologi dan aksiologi.

The post 13 Tokoh Filsafat Barat dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
15 Tokoh Filsafat Modern dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-modern Mon, 05 Dec 2022 03:52:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39862 Periodesasi perkembangan filsafat dibagi menjadi beberapa periode yakni filsafat zaman Yunani Kuno yang ditandai dengan adanya kemajuan manusia, filsafat pertengahan yang di mana alam pikiran di dominasi oleh gereja, filsafat abad modern, dan filsafat pasca modern yang merupakan perkembangan mutakhir filsafat ilmu sejak awal abad ke dua puluh hingga saat ini. Periode zaman modern merupakan […]

The post 15 Tokoh Filsafat Modern dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Periodesasi perkembangan filsafat dibagi menjadi beberapa periode yakni filsafat zaman Yunani Kuno yang ditandai dengan adanya kemajuan manusia, filsafat pertengahan yang di mana alam pikiran di dominasi oleh gereja, filsafat abad modern, dan filsafat pasca modern yang merupakan perkembangan mutakhir filsafat ilmu sejak awal abad ke dua puluh hingga saat ini.

Periode zaman modern merupakan zaman yang tepat untuk menuangkan segala pemikiran dengan bebas. Zaman modern ditandai dengan adanya perkembangan keilmuan dalam berbagai bidang ilmu yang berdampak hingga saat ini. Zaman filsafat modern didahului oleh zaman renaisans.

Filsafat modern ditandai dengan lahirnya aliran-aliran besar filsafatnya yang dimulai oleh Rasionalisme dan empirisme. Selain kedua aliran tersebut, muncul juga aliran-aliran lainnya seperti idealisme, materialisme, positivisme, Fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.

Namun, pada intinya filsafat modern hanya terdiri atas 3 aliran pokok yakni rasionalisme dengan Rene Descartes, empirisme dengan Francis Bacon, dan kriticisme dengan Immanuel Kant.

Para filsuf abad modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci melainkan dari manusia itu sendiri. Namun, tentang aspek mana yang berperan dalam manusia, terdapat banyak perbedaan dari ketiga aliran tadi.

Aliran rasionalisme mengatakan bahwa sumber pengetahuan berasal dari rasio atau akal. Sementara itu, aliran empirisme mengayakan bahwa pengalaman lah yang merupakan sumber pengetahuan baik itu dari batin maupun inderawi.

Menurutnya tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman. Kemudian muncul aliran kritisisme yang menggabung kedua pendapat dari aliran tadi. Berikut ini beberapa tokoh filsafat modern beserta aliran dan pemikirannya.

1. John Dewey

John Dewey, Tokoh Filsafat Modern

John Dewey merupakan filsuf yang beraliran filsafat pragmatisme. Ia mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Filsafat tidak boleh larut dalam pemikiran metafisis yang dianggap kurang praktis dan tidak memiliki manfaat.

Oleh sebab itu, filsafat harus berpijak pada pengalaman dengan mengolahnya secara kritis. Menurut John Dewey di dunia ini tidak ada yang sempurna. Satu-satunya cara yang dapat dipercaya untuk mengatur pengalaman dan mengetahui artinya adalah dengan metode induktif. Metode ini tidak hanya berlaku pada ilmu fisika saja melainkan berlaku juga bagi persoalan-persoalan sosial dan moral.

2. Soren Kierkegaard

Soren Kierkegaard, Tokoh Filsafat Modern

Soren Kierkegaard merupakan filsuf yang beraliran eksistensialisme. Ia mengatakan bahwa filsafat bukan suatu sistem melainkan eksistensi individual. Ia mengkritik Hegel karena terlalu meremehkan eksistensi yang nyata dengan mengutamakan idea secara umum. Kemudian ia mengenalkan eksistensi dengan memandang manusia sebagai aku secara individual.

Selain mengkritik Hegel, ia juga mengkritik agama Kristian. Ia mengatakan bahwa gereja Lutheran yang merupakan gereja Kristen Remi di Denmark dianggap telah menyimpang dari inzil kritus. Ia mengatakan bahwa kebenaran itu tidak ada dalam sistem yang umum melainkan berada dalam eksistensi individu yang nyata karena eksistensi manusia penuh dengan dosa. Hanya iman kepada Tuhan yang dapat menghapus dosa-dosa tersebut.

3. Gabriel Marcel

Gabriel Marce;, Tokoh Filsafat Modern

Gabriel Marcel merupakan filsuf yang beraliran sama dengan Soren yakni aliran eksistensialisme. Ia mengatakan bahwa manusia tidak hidup sendirian melainkan bersama dengan orang lain. Manusia memiliki kebebasan yang bersifat otonom.

Pada saat itu ia selalu berada dalam situasi yang ditentukan oleh jasmaninya. Dari luar ia dapat menguasai jasmaninya namun dari dalam ia justru yang dikuasai oleh jasmaninya.

Di dalam pertemuan dengan manusia lain, manusia bisa saja memiliki dua macam sifat. Kesetiaan yang menciptakan ini pada akhirnya berdasarkan atas partisipasi manusia kepada Tuhan. Perjuangan manusia yang sebenarnya terjadi ada di daerah perbatasan atau antara tidak berada.

Oleh sebab itu, manusia akan menjadi gelisah, takut dan putus asa kepada kematian. Padahal, sebenarnya kemenangan kepada kematian hanya semu sebab hanya cinta kasih dan kesetiaan yang memberikan harapan untuk mengatasi kematian.

4. William James

William James, Tokoh Filsafat Modern

William James merupakan tokoh filsafat aliran pragmatisme. Ia mengatakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, berlaku umum tetap dan berdiri sendiri yang lepas dari akal yang mengenal. Sebab, pengalaman kit terus berjalan dan segala yang dianggap benar dalam perkembangan pengalaman senantiasa berubah karena di dalam praktiknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman selanjutnya. Menurutnya, dunia tidak dapat diterangkan pada satu asas saja.

5. Francis Bacon

Francis Bacon, Tokoh Filsafat Modern

Francis Bacon merupakan tokoh yang merupakan aliran empirisme. Ia mengatakan bahwa pengetahuan yang diterima orang itu berasal dari persentuhan indrawi dan dunia fakta. Pengetahuan merupakan sumber pengetahuan sejati.

Pengetahuan ini harus dicapai dengan jalan induksi dan kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Ilmu yang benar adalah yang telah terakumulasi antara pikiran, kenyataan yang diperkuat oleh sentuhan indrawi.

6. David Hume

David Hume, Tokoh Filsafat Modern

Merupakan tokoh filsafat yang beraliran empirisme. Hume merupakan filsuf besar yang pertama dari zaman modern yang membuat filosof naturalis. Filosof ini sebagian besar mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia yang merupakan miniatur dari kesadaran suci.

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Edward Craig yang dimasukan ke dalam doktrin image of God. Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas yang di mana kekuatan berisi seritikasu Tuhan. Keraguan Hume berawal dari penolakannya atas ideal di dalam.

7. John Locke

John Locke, Tokoh Filsafat Modern

John Locke merupakan filsuf yang beraliran empirisme. Ia kerap disebut dengan tokoh yang memberikan titik terang dalam perkembangan psikologi. Teori yang sangat penting dari John Locke adalah tentang gejala kejiwaan. Jiwa itu pada saat awal seseorang dilahirkan masih bersih seperti sebuah Tabula rasa.

Sebagai seorang empiris, pengetahuan mengenai dunia akan didapatkan melalui apa yang dikatakan oleh indera. John Locke setuju dengan pendapatan Aristoteles yakni tidak ada sesuatu dalam pikiran kecuali yang sebelumnya telah diserap oleh indera.

Menurutnya, semua pikiran dan gagasan berasal dari sesuatu yang didapatkan dari indera. Dengan cara ini muncul apa yang kemudian disebut gagasan-gagasan indra yang sederhana.

8. George Barkeley

George Barkeley, Tokoh Filsafat Modern

George Barkeley merupakan tokoh empiris yang paling konsisten. Ia menyatakan bahwa benda-bedna duniawi itu seperti yang kita lihat tetapi mereka itu bukan benda-benda. Berkeley juga merasa bahwa filsafat dan ilmu pengetahuan yang mutakhir merupakan ancaman bagi cara hidup Kristen.

Berkeley menanyakan perihal dunia material adalah realitas dan dia memecahkan nya dengan menggunakan logika empirisme. Menurutnya apa yang ada hanyalah dapat kita lihat tetapi kita tidak dapat melihat materialnya.

Berkeley mempercayai adanya ruh. Ia beranggapan bahwa gagasan mempunyai penyebab di luar kesadaran kita tetapi penyebab tersebut tidak bersifat bersifat material melainkan spritual. Segala sesuatu yang disebabkan oleh ruh itu Than yang merupakan penyebab dari segala sesuatu yang membentuk segala sesuatu.

9. Immanuel Kant

Immanuel Kant, Tokoh Filsafat Modern

Immanuel Kant merupakan tokoh filsafat dengan aliran idealisme theis. Pemikirannya berhasil menghentikan Sofisme modern untuk mendudukkan kembali akal dan iman pada tempatnya. Pada kerangka inilah ia mendapatkan tempat yang cukup tinggi di dalam sejarah filsafat. Situasi pemikiran yang dihadapi Kant jauh lebih kritis dibandingkan situasi pemikiran Socrates meskipun memiliki kesamaan esensi.

Situasi Kant benar-benar sudah mencapai titik kritis. Kritis artinya menentukan, menentukan eksistensi manusia dan kemanusiaan. Oleh sebab itulah, argumen yang disampaikan oleh Kant jauh lebih rumit dibandingkan argumen yang diajukan oleh Socrates pada tahun 2000 an.

Argumen yang diajukannya kemudian dimuat dalam sebuah buku yang berjudul Critique of Pure Reason dan Critique of Practical Reason. Sebenernya masih ada satu buku Critique lagi namun buku tersebut tidak sehebat buku Critique yang pertama dan kedua.

Sebelum Immanuel Kant tertarik pada metafisika, ia lebih dulu menyukai hal-hal yang berbau pengetahuan. Ia pernah menulis tentang planet, gempa, api, bumi, gunung, etnologi, angin dan ratus subjek lainnya yang tidak ada kaitannya dengan metafisika. Salah satu bukunya yang berjudul Theory of Heavena memiliki kemiripan dengan hipotesis nebula dari laplace.

Menurutnya semua planet sudah atau akan dihuni yang barang kali di huni oleh species yang lebih cerdasr dibandingkan penghuni bumi kita ini dan planet yang jauh dari matahari memiliki masa berkembang yang lebih panjang. Selain, terdapat bukunya yang berjudul Antropology menerangkan mengenai perkiraan keberasalan manusia dari hewan.

10. Pascal

Pascal, Tokoh Filsafat Modern

Menurut Filsafat Pascal, manusia dapat melakukan apa saja tetapi hasilnya tidak sempurna. Sebab kesempurnaan itu ada pada iman, sehebat apapun manusia berpikir ia tidak akan mendapatkan kepuasan karena memang manusia memiliki logika yang kemampuannya melebihi logika yang dipunyainya sendiri.

Berkaitan dengan usaha mencari Tuhan, Pascal tidak menggunakan argumen metafisika sebab tidak termasuk ke dalam bidang geometri dan tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap keimanan seseorang. Pascal meniadakan metafisika dengan mengembalikan persoalan ketuhanan kepada jiwa.

Terdapat 4 kesimpulan yang berkaitan dengan filsafat Pascal yakni pengetahuan diperoleh melalui dua jalan yaitu akal atau reason dan hati. Hati memiliki logika tersendiri. Unsur terpenting dalam manusia kontradiksi, satu-satunya jalan memahami manusia ialah jalan agama, pengetahuan rasional tidak dapat menyingkap manusia, pengetahuan rasional hanya mampu menangkap objek yang bebas dari kontradiksi.

Terakhir, Tuhan tidak dapat dipahami melalui argumen metafisika sebab Tuhan hanya dapat dipahami melalui hati.

11. G.W.F. Hegel

G.W.F Hegel, Tokoh Filsafat Modern

G.W.F. Hegel merupakan tokoh filsuf yang beraliran idealisme. Idealisme di Jerman mencapai puncaknya pada masa Hegel. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit) yang merupakan suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak.

Yang mutlak itu roh atau jiwa yang menjelma pada alam sehingga sadarlah ia akan dirinya. Roh pada intinya adalah idea yang artinya berfikir. Dalam sejarah kemanusiaan, sadarlah roh ini akan dirinya. Demikian pula kemanusiaan yang merupakan bagian dari udara mutlak yakni tuhan sendiri.

Idea yang berfikir sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Gerak ini menimbulkan tesis yang dengan sedirinya menimbulkan gerak yang bertentangan, antisintesis. Yang menjadi aksioma dari pemikiran Hegel adalah apa yang masuk akal itu sungguh nyata dan apa yang nyata itu masuk akal.

12. J.G Fichte

J.G. Fichte, Tokoh Filsafat Modern

J.G Fichte merupakan tokoh penganut aliran idealisme. Ia berpendapat bahwa manusia memandang objek benda-benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek, manusia berusaha untuk mengetahui yang dihadapinya maka akan berjalan sebuah proses intelektual untuk membentuk dan mengabstraksikan objek menjadi pengertian seperti yang dipikirkannya.

J.G Fichte menganjurkan supaya kita memenuhi tugas dan hanya demi tugas. Tugas lah yang kemudian menjadi pendorong moral. Sedangkan isi moral hukum ialah berbuatlah menurut kata hati.

Bagi seorang Idealis, hukum moral merupakan setiap tindakan harus berupa langkah menuju kesempurnaan spiritual. Hal itu hanya saat dicapai dalam masyarakat yang anggotanya adalah pribadi yang bebas merealisasikan diri mereka dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkatan yang lebih tinggi, keimanan dan harapan manusia muncul dalam kasih Tuhan.

13. F.W.U Schelling

F.W.U Schelling, Tokoh Filsafat Modern

F.W.U Schelling merupakan tokoh filsuf aliran idealisme. Pemikirannya merupakan mata rantai dari pemikiran Fichte dan Hegel. Ia menggambarkan jalan yang dilalui intelek dalam proses mengetahui semacam epistemologi.

Menurut Reese, filsafat Schelling berkembang melalui beberapa tahap yakni idealisme subjek yang mengikuti pemikiran Fichte, filsafat alam (menerapkan prinsip atraksi dan repulsi dalam berbagai problem filsafat dan sains), idealisme transandental, filsafat identitas dan filsafat positif.

Secara singkat, pemikiran Schelling mengatakan bahwa yang mutlak adalah sebagai identitas murni dalam artian tidak mengenal pembedaan antara subjektif dan objektif. Yang mutlak akan menjelmakan diri dalam dua potensi yakni yang nyata (alam sebagai objek) dan ideal (gambaran alam yang subjektif dari subjek). Yang mutlak sebagai indentitas mutlak menjadi sumber roh (subjek) dan alam (objek) yang subjektif dan objektif, yang sadar dan tidak sadar.

14. Edmund Husserl

Edmund Husserl, Tokoh Filsafat Modern

Edmun Gustav Husserl merupakan seorang filsuf Jerman yang terkenal sebagai Bapak Fenomenologi. Karyanya meninggalkan orientasi yang murni positivis dalam dunia sains dan filsafat. Ia mengutamakan pengalaman subjek sebagai sumber dari semua pengen kita mengenai fenomena objektif.

Fenomenologi menghendaki ilmu pengetahuan secara sadar mengarahkan untuk memperhatikan contoh tertentu tanpa prasangka teoritis melalui pengalaman yang berbeda dan bukan melalui koleksi data yang besar untuk suatu teori umum di luar substansi yang sesungguhnya.

Melalui Fenomenologi Husserl hakikatnya adalah kritikus yang interpreter dengan menguraikan suatu fenomena yang dihadapi. Ilmu pengetahuan bagi Husserl sendiri dapat mengatakan pada pengalaman baru yang eksklusif secara subyektif transendental.

15. Rene Descartes

Rene Descrates, Tokoh Filsafat Modern

Rene Descartes lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Hate. Ia dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam beberapa literatur bahasa latin yang artinya seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Salah satu karya yang dihasilkannya adalah Diacours de la methode dan Meditationes de Prima Philoshopia.

Rene Descartes dikenal juga sebagai penemu filsafat modern dan Bapak matematika modern karena ia merupakan tokoh paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Ia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan generasi selanjutnya dengan membawa mereka untuk membentuk pada rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal di Eropa pada abad ke-17 dan 18.

Dengan pemikirannya, ia berhasil membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa sebab pendapatnya yang revolusioner.

Ia berpendapat bahwa semuanya tidak ada yang pasti kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Meskipun ia lebih dikenal sebagai seorang filsuf dengan karya-karya filsofinya, ia juga menjadi penciptaan sistem koordinat kartesius yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern. Ia pernah menulis sebuah buku dengan judul Rules for the Direction of the Mind.

Descrates percaya bahwa filsafat itu seharusnya berawal dari sesuatu yang sederhana menuju hal yang rumit. Menurutnya, matematika dan angka dapat memberikan kita lebih banyak kepastian dari pada bukti dari Indra kita. Tujuan pengetahuan adalah kepastian dan kepastian berasal dari intuisi dan dedikasi.

Kepastian memerlukan keraguan sistematis. Keraguan sistematis inilah yang akan membawa kepada kejelasan dan prinsip pertama di mana semua pengetahuan penting dan murni dapat dideduksi sebagaimana dalam pengetahuan geometri.

The post 15 Tokoh Filsafat Modern dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>