tokoh sosiologi indonesia - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tokoh-sosiologi-indonesia Mon, 17 Apr 2023 02:28:53 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico tokoh sosiologi indonesia - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tokoh-sosiologi-indonesia 32 32 8 Tokoh Sosiologi Hukum di Indonesia https://haloedukasi.com/tokoh-sosiologi-hukum Mon, 17 Apr 2023 02:28:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42458 Sosiologi hukum merupakan ilmu yang mempelajari masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan masyarakat. Ada yang menganggap bahwa sosiologi merupakan turunan dari bidang sosiologi namun ada pula yang menganggap sosiologi hukum sebagai wilayah penelitian antara ilmu hukum dan sosiologi. Sosiologi hukum biasanya digunakan untuk menerapkan hukum dan keadilan sebagai institusi fundamental dalam struktur masyarakat. Sosiologi hukum mencakup […]

The post 8 Tokoh Sosiologi Hukum di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi hukum merupakan ilmu yang mempelajari masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan masyarakat. Ada yang menganggap bahwa sosiologi merupakan turunan dari bidang sosiologi namun ada pula yang menganggap sosiologi hukum sebagai wilayah penelitian antara ilmu hukum dan sosiologi.

Sosiologi hukum biasanya digunakan untuk menerapkan hukum dan keadilan sebagai institusi fundamental dalam struktur masyarakat. Sosiologi hukum mencakup berbagai pendekatan guna mempelajari hukum yang ada di masyarakat secara empiris dan mengartikulasikan interaksi antara hukum, lembaga hukum dan lembaga non hukum serta faktor sosial.

Objek penelitian pada sosiologi hukum adalah sejarah pergerakan hukum dan keadilan maupun struktur yang ada. Banyak sekali tokoh terkenal yang serius menekuni bidang sosiologi hukum. Seperti Emile Durkheim dan Max Weber yang membuat tulisan berkaitan dengan hubungan antara hukum dan masyarakat dalam pandangan sosiologi.

Begitupun dengan di Indonesia, banyak tokoh yang fokus di bidang sosiologi hukum. Berikut ini sejumlah Tokoh sosiologi hukum di Indonesia.

1. Selo Soemardjan

Selo Soemardjan, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Selo Soemardjan merupakan bapak sosiologi Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 23 Mei 1915 di Yogyakarta. Ia pernah menempuh pendidikan menengah atas di bidang birokrat pada masa pemerintahan kolonial Belanda yang dikenal dengan nama Mosvia.

Kemudian setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di bidang sosiologi di Universitas Cornell di Amerika Serikat. Ia mendapatkan beasiswa langsung dari pemerintah Amerika untuk belajar di universitas tersebut.

Karirnya di bidang sosiologi dimulai dengan menjadi seorang dosen di Universitas Indonesia. Kemudian ia mendapatkan gelar ilmuwan utama sosiologi dari pemerintah Indonesia pada tahun 1994.

Pengaruh sosiologi Amerika yang parsonian saat itu, dibawanya ke dalam hasil riset yang berjudul “Perubahan Status sosial di Yogyakarta.” Berkat adopsi dari teori parsonian dalam risetnya ia dapat membantu pemerintah dalam agenda pembangunan.

Perspektif fungsionalisme struktural dalam melihat perubahan sosial masih mendominasi sosiologi ketika disiplin ilmu ini masuk ke Indonesia. Selo soemardjan kemudian banyak melakukan riset mengenai perubahan sosial, integrasi sosial, dan sistem pemerintahan Indonesia.

2. Soerjono Soekamto

Soejono Soekamto, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Soerjono Soekamto merupakan tokoh sosiologi hukum. Ia lahir pada tanggal 30 Januari 1942. Ia merupakan lulusan sarjana hukum. Kemudian dia melanjutkan pendidikan masternya di bidang sosiologi di Universitas California, Berkeley, Amerika. Kemudian ia melanjutkan pendudukan doktoralnya di Fakultas Hukum di Universitas Indonesia.

Karirnya dimulai menjadi seorang pengajar dan mendapatkan gelar guru besar sosiologi hukum di Universitas Indonesia pada tahun 1983. Salah satu kontribusinya bagi perkembangan sosiologi di Indonesia adalah mengenalkan sosiologi hukum sebagai sebuah sub disiplin sosiologi.

Ia pernah menulis sebuah buku yang berjudul “Sosiologi Suatu Pengantar.” Buku tersebut kemudian menjadi rujukan utama bagi mata kuliah pengantar sosiologi di universitas yang ada di Indonesia. Selain itu, ia pun kerap menulis berbagai masalah-masalah hukum dengan pendekatan sosiologis.

3. Arif Budiman

Arif Budiman, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Arif Budiman adalah seorang sosiolog yang lahir pada tanggal 3 Januari 1941 di Jakarta. Ia merupakan kakak kandung dari Soe Hoek Gie dan seorang aktivis demonstran angkatan 66. Ia pernah menempuh pendidikan di College d’Europe, Belgia dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Selain itu, ia juga menempuh gelar doktornya di bidang sosiologi di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Gelar guru besarnya di bidang sosiologi didapat dari Universitas Melbourne, Australia, tempat mengajarnya dulu.

Arief merupakan sosok yang multitalenta sehingga karirnya tidak hanya sebatas pada bidang sosiologi. Ia juga aktif terlibat di bidang politik, jurnalistik dan seni. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang kiri yang menolak adanya paradigma modernisasi dan pembangunanisme.

Di bidang sosiologi, ia terkenal dengan gagasannya mengenai teori ketergantungan. Studinya mengenai pengalaman negara Amerika Latin, Chile yang beralih dari demokrasi ke sosialisme berisi analisis khas intelektual kiri.

Di bidang politik, ia dikenal sebagai sosok yang kerap memberikan kritik kepada pemerintah. Salah satu yang gencar dikritiknya adalah mengenai praktik politik dari masa orde lama hingga setelah reformasi.

4. George Junus Aditjondro

George Junus A, tokoh sosiologi hukum Indonesia

George Junus Aditjondro merupakan seorang sosiolog Indonesia yang lahir pada tanggal 27 Mei 1946. Selain dikenal sebagai seorang sosiolog, ia juga terkenal sebagai seorang aktivis dan kritikus penguasa terutama masa orde baru.

Gelar masternya diperoleh di Universitas Cornell, Amerika Serikat pada tahun 1991. Dua tahun kemudian, ia mendapatkan gelar doktoralnya di universitas yang sama.

Sebelum menjadi seorang akademisi, karirnya dimulai dengan menjadi seorang jurnalis. Ia pernah menjadi jurnalis Tempo pada tahun 1970-an. Adapun kontribusinya pada sosiologi adalah penelitiannya mengenai perilaku korup para penguasa negara.

Salah satu yang menjadi sasaran kritik pedasnya adalah politik masa orde baru dan presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena saat itu dianggap korup. Saat masa presiden Soeharto, ia pernah dicekal dan memilih keluar dari Indonesia.

Ia kemudian melanjutkan karirnya di Universitas Newcastle, Australia sebagai seorang pengajar sosiologi. Saat kembali ke Indonesia, ia pernah mengajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Adapun salah satu buku yang ditulisnya dan paling kontroversial adalah Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century. Di mana buku ini diterbitkan saat masa pemerintahan SBY. Meskipun buku ini sudah diterbitkan namun di pasaran banyak yang hilang.

5. Manasse Malo

Manasse Malo, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Manasse Malo adalah seorang sosiolog dan politikus yang lahir pada tanggal 2 Mei 1941 di Waingapu, Nusa Tenggara Timur. Ia pernah mengenyam pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.

Sedangkan gelar master dan doktoral di bidang sosiologi didapatkan dari Universitas Wincoson, Amerika Serikat. Karirnya dimulai menjadi seorang sosiolog di Universitas Indonesia. Pada tahun 1999, ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI.

Namanya sudah tidak asing lagi di kalangan aktivis politik. Sebab, ia sudah menjadi aktivis sejak mahasiswa bahkan menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. Adapun kontribusinya di bidang sosiologi adalah mengenai kebijakan desentralisasi di Indonesia.

Sejak orde baru, ia banyak diundang menjadi pembicara dengan tema politik desentralisasi. Setelah reformasi, kesempatan itu menjadi momentum bagi Manasse untuk mempraktikkan gagasannya tidak hanya di bidang akademik saja melainkan saat menjadi anggota parlemen.

6. Nasikun

Nasikun, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Nasikun merupakan seorang politikus yang masa setelah reformasi. Manasse Sumba merupakan wilayah yang diperjuangkannya untuk menjadi provinsi baru. Ia lahir pada tanggal 28 Oktober 1941 di Cilacap. Ia adalah seorang guru besar sosiologi di Universitas Gajah Mada.

Ia mendapat gelar doktoralnya di Michigan State University, Amerika Serikat. Karirnya di bidang sosiologi dimulai menjadi seorang staff pengajar di Jurusan Sosiologi Universitas Gajah Mada pada tahun 1967. Selain itu, ia juga aktif terlibat pada berbagai organisasi yang berkomitmen pada pengembangan ilmu-ilmu sosial di Indonesia.

Ia pernah menjadi bagian dari anggota Himpunan Ilmuwan dan Peminat Ilmu-ilmu Sosial dan Ikatan Sosiologi Indonesia. Banyak sekali karya yang telah dihasilkannya salahnya yang berjudul Sistem Sosial Indonesia. Ia mengkaji struktur serta sistem sosial di Indonesia dengan pendekatan fungsionalisme dan konflik.

Dari hasil analisisnya tersebut ia berhasil mengungkap proses integrasi dan disintegrasi masyarakat Indonesia modern yang majemuk. Ia mengatakan bahwa setelah reformasi, kapitalis dan Neo liberalisme diikuti oleh fundalisme etnik dan agama akan menjadi tantangan bagi solidaritas bangsa Indonesia yang majemuk. Maka dari itu, ia dikenal sebagai tokoh sosiologi Indonesia mengenai integrasi sosial pada masyarakat majemuk.

7. Mochtar Naim

Mochtar Naim, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Mochtar Naim adalah tokoh sosiolog dan antropologi yang lahir pada tanggal 25 Desember 1932 di Jambi. Selain itu, ia juga dikenali sebagai seorang ahli kebudayaan Minangkabau. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di tiga universitas sekaligus yakni Universitas Gajah Mada, Universitas Islam Indonesia dan PTAIN.

Sementara itu, gelar masternya didapatkan dari Universitas McGill, Kanada dan gelar doktoralnya didapatkan dari Universitas Singapura. Karirnya dimulai menjadi seorang staf pengajar d Universitas Andalas kemudian Universitas Hasanudin, Makasar.

Salah satu penelitian yang membuat namanya terkenal adalah mengenai pola migrasi masyarakat Minangkabau. Dari sinilah namanya mulai dikenal sebagai sosiolog dan ahli kebudayaan Minang yang mumpuni.

Pada penelitiannya itu yang meneliti kebiasaan orang-orang Minang yang merantau dan menelurkan teori kebudayaan yang dinamakan dengan Minang-kiau, kebiasaan merantau orang Minang untuk berdagang. Pola merantau ini memiliki kemiripan dengan pola merantau orang China. Ia mengkategorikan budaya Minangkabau sebagai budaya yang memiliki ciri sentrifugal.

8. Mely Giok Tan

Mely Giok Tan, tokoh sosiologi hukum Indonesia

Mely Giok Tan adalah sosiolog generasi awal yang lahir pada tanggal 11 Juni 1930. Selain menjadi seorang sosiolog ia dikenal sebagai sinilog, ahli masalah China. Ia mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Sementara itu, gelar masternya didapatkan di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Pada tahun 1968, ia mendapatkan gelar doktoralnya di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.Pada tahun 1975-1979, ia pernah menjabat sebagai sekretaris umum Himpunan Indonesia untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Sebagai seorang ahli masalah China, ia juga banyak melakukan kajian mengenai komunitas cina di berbagai negara termasuk Indonesia. Selain itu, ia juga banyak melakukan kritik pada media yang kerap mendiskreditkan peran perempuan dalam masyarakat dan melihat perempuan sebagai objek seksual semata.

The post 8 Tokoh Sosiologi Hukum di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Tokoh Sosiologi Indonesia dan Teorinya https://haloedukasi.com/tokoh-sosiologi-indonesia-dan-teorinya Mon, 06 Feb 2023 08:14:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41183 Sosiologi merupakan cabang ilmu pengetahun sosial yang mempelajari tentang masyarakat, perilaku sosial, hubungan sosial, dan aspek budaya yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Sosiologi memiliki tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya. Tokoh sosiologi Indonesia dan juga teori yang dikemukakan, antara lain: 1. Selo Soemardjan Selo Soemardjan lahir di Yogyakarta apda tanggal 23 Mei 1915, Selo Soemardjan dikenal sebagai […]

The post 4 Tokoh Sosiologi Indonesia dan Teorinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi merupakan cabang ilmu pengetahun sosial yang mempelajari tentang masyarakat, perilaku sosial, hubungan sosial, dan aspek budaya yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Sosiologi memiliki tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya.

Tokoh sosiologi Indonesia dan juga teori yang dikemukakan, antara lain:

1. Selo Soemardjan

Selo Soemardjan lahir di Yogyakarta apda tanggal 23 Mei 1915, Selo Soemardjan dikenal sebagai bapak sosiologi Indonesia karena latar belakang keilmuan yang dimiliki. Selo Soemardjan besar di lingkungan dalem kesultanan Yogyakarta karena beliau putra dadi Raden Ngabehi Sastrodjemiko abdi dalem juru tulis Keraton Yogyakarta.

Selo Soemardjan menempuh pendidikan menengah atas untuk birokrat pada masa kolonial yang dikenal dengan Mosvia. Kemudian, Selo Soemardjan melanjutkan pendidikannya di Universitas Cornell dengan bidang studi Sosiologi dengan mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Amerika.

Selo Soemardjan menjadi seorang pengajar di Universitas Indonesia, dan pada saat itulah Selo Soemardjan membangun kariernya sebagai seorang sosiolog. Pada tahun 1994, Selo Soemardjan mendapatkan gelar sebagai ilmuwan utama sosiologi dari Pemerintah Indonesia.

Pengaruh Sosiologi Amerika yang personian pada saat itu, dibawa oleh Selo Soemardjan ke Indonesia dengan hasil riset yang telah dipublikasikan dengan judul “Perubahan Sosial di Yogyakarta”. Selo Soemardjan banyak melakukan penelitian di Indonesia yaitu mengenai bidang sosiologi.

Beliau menggali ilmu langsung dari kehidupan masyarakat agar dapat dimanfaatkan oleh kesejahteraan masyarakat. Adapun perspektif fungsionalisme struktural dalam melihat perubahan sosial mendominasi sosiologi pada awal masuknya disiplin ke Indonesia.

Selo Soemardjan lebih banyak melakukan studi tentang perubahan sosial, integrasi sosial, juga sistem pemerintahan yang berada di Indonesia. Adopsi teori fungsionalisme parsonian dalam analisisnya membantj pemerintah dalam agenda pembangunan.

Berikut ini, beberapa pemikiran Selo Soemardjan tentang sosiologi, yaitu

  • Struktur sosial merupakan keseluruhan jalinan antara unsur sosial seperti halnya norma yang menjadi aturan umum dalam sebuah masyarakat.
  • Proses sosial, merupakan pengaruh timbal balik dalam kehidupan sosial.
  • Perubahan sosial, menurut Selo Soemardjan adalah perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem Sosial masyarakat.

Selo Soemardjan wafat pada saat berumur 88 tahun tepatnya pada tanggal 11 Juni 2003 akibat komplikasi jantung dan juga stroke. Selo Soemardjan dimakamkan di pemakaman Kuncen, Yogyakarta.

2. Pudjiwati Sajogyo

Pudjiwati Sajogyo lahir pada tanggal 21 Mei 1926 di Kebumen, Jawa Barat. Pudjiwati Sajogyo dikenal sebagai ahli sosiologi pedesaan dengan latar belakang pendidikan sebagai sarjana pertanian. Pudjiwati Sajogyo berkarier sebagai seorang sosiologi pedesaan dan ekonomi pedesaan di Institut Pertanian Bogor yang sebelumnya merupakan fakultas pertanian Universitas Indonesia di Bogor.

Penelitian intensif yang dilakukan di pedesaan di Cibodas menarik perhatian Pudjiwati Sajogyo untuk mempelajari lebih lanjut mengenai struktur sosial pedesaan dan keterkaitannya dengan perubahan sosial yang terjadi. Sajogyo berhasil mengembangkan sosiologi terapan berorientasi emansipatoris tentang masyarakat pedesaan.

Kontribusi Sajogyo yang utama untuk perkembangan sosiologi di Indonesia, ialah pengenalan subdisiplin sosiologi pedesaan di berbagai institusi perguruan tinggi. Pudjiwati Sajogyo banyak mengkritik perubahan sosial yang disebabkan oleh modernisasi yang terjadi di pedesaan di pulau Jawa.

Menurut Pudjiwati Sajogyo, proses modernisasi yang terjadi tidak sejalan dengan agenda pembangunan yang berorientasi pada sebuah kesejahteraan

Sosial dan juga ekonomi pada masyarakat desa. Perkembangan modernisasi di jawa tidak diimbangi dengan pembangunan masyarakat di desa.

Selain itu, Pudjiwati Sajogyo dikenal sebagai inovator pusat studi wanita di Indonesia yang awalnya memprakarsai berdirinya pusat studi wanita di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1990-an. Karena seiring dengan kontribusi yang dilakukan Pudjiwati Sajogyo di Dewan Riset Nasional dan staf ahli menteri urusan peranan wanita, Pusat Studi Wanita tidak hanya didirikan di IPB saja tetapi di Perguruan tinggi lainnya di seluruh Indonesia.

3. Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto lahir di Jakarta pada tanggal 30 Januari 1942, Soerjono Soekanto akrab dikenal dengan tokoh sosiologi hukum karena dengan latar belakang pendidikan yang telah ditempuhnya yaitu sarjana hukum. Soerjono Soekanto melanjutkan studinya di tingkat master pada bidang studi sosiologi di Universitas California, Berkeley, Amerika.

Pendidikan doktornya diselesaikan di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia di Fakultas Hukum. Kariernya sebagai seorang akademisi berkembang di Universitas Indonesia yaitu sebagai Guru Besar Sosiologi Hukum yang diperoleh pada tahun 1983.

Soerjono Soekanto merupakan seseorang yang selalu berbicara terbuka. Beliau sangat prihatin karena banyak sarjana yang malas dalam bidang menulis. Beliau mengharapkan agar kebiasaan menulis digalakkan di kalangan mahasiswa.

Namun, beliau juga melihat, ada beberapa dosen muda yang berhenti menulis dhanya karena dosen seniornya tidak ingin dilangkahi. Celakanya, justru dosen senior itu pun jarang menulis. Sorjono Soekanto mengaku memegang disiplin dalam menulis, yaitu paling tidak satu halaman dalam sehari.

Kontribusi Soerjono Soekanto pada perkembangan sosiologi di Indonesia yaitu pengenalan sosiologi hukum sebagai subdisiplin sosiologi. Adapun karya yang telah diterbitkan Soerjono Soekanto yaitu berupa buku dengan judul “Sosiologi Suatu Pengantar” yang sebagai rujukan utama kuliah pengantar sosiologi di banyak Universitas di Indonesia.

Soerjono Soekanto banyak menulis perihal masalah-masalah hukum dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Adapun karya dari Soerjono Soekanto, yaitu Mengenal 7 Tokoh Sosiologi, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat.

4. Nasikun

Nasikun lahir di cilacap pada 28 Oktober 1941, merupakan seorang guru besar dari Universitas Gadjah Mada. Nasikun memperoleh gelar doktoralnya dari Michigan State University, Amerika Serikat. kariernya sebagai seorang Sosiolog dimulai sebagai staf pengajar di Jurusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada yaitu sejak tahun 1967.

Nasikun aktif diberbagai organisasi dan berkomitmen pada pengembangan ilmu-ilmu sosial di Indonesia. Nasikun juga pernah menjadi bagian dari keanggotaan Himpunan Ilmuwan dan juga Peminat Ilmu-ilmu Sosial dan Ikatan Sosiologi Indonesia.

Salah satu karya dari Nasikun yang banyak dikutip yaitu buku beliau dengan judul Sistem Sosial Indonesia. Nasikun mengkaji struktur dan sistem sosial di Indonesia dari pendekatan konflik dan fungsionalisme.

Nasikun berpendapat bahwa setelah pasca reformasi, kapitalisme dan neoliberalisme, diikuti oleh fundamnetalisme etnik dan juga agama yang akan menjadi tantangan solidaritas sosial bangsa Indonesia. Nasikun dikenal sebagai sosok tokoh sosiologi Indonesia yang selalu mengingatkan pentingnya integrasi sosial pada masyarakat majemuk.

The post 4 Tokoh Sosiologi Indonesia dan Teorinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Tokoh Sosiologi Indonesia dan Peranannya https://haloedukasi.com/tokoh-sosiologi-indonesia Fri, 03 Feb 2023 06:36:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41181 Sosiologi merupakan sebuah cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat. Ilmu sosiologi berkembang di Indonesia sudah sejak zaman dahulu. Namun, sosiologi pada masa itu belum dipelajari sebagai ilmu pengetahuan sendiri hanya saja para tokoh bangsa Indonesia memasukkan unsur-unsur sosial ke dalam setiap hal yang diajarkannya. Pada masa Sri Paduka Mangkunegoro IV tahun 1853-1881, sudah mulai […]

The post 7 Tokoh Sosiologi Indonesia dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi merupakan sebuah cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat. Ilmu sosiologi berkembang di Indonesia sudah sejak zaman dahulu. Namun, sosiologi pada masa itu belum dipelajari sebagai ilmu pengetahuan sendiri hanya saja para tokoh bangsa Indonesia memasukkan unsur-unsur sosial ke dalam setiap hal yang diajarkannya.

Pada masa Sri Paduka Mangkunegoro IV tahun 1853-1881, sudah mulai mengajarkan unsur tata hubungan manusia yang terdapat dalam ilmu sosiologi pada berbagai golongan yang berbeda dalam ajarannya yang dikenal dengan Wulang Reh.

Selanjutnya, pada masa pasca kemerdekaan salah satu tokoh pendidikan nasional yaitu Ki Hajar Dewantara juga menerapkan konsep-konsep penting dalam sosiologi seperti kepemimpinan dan kekeluargaan dalam proses pendidikan di Taman Siswa yang didirikannya.

Selain itu, pada karya yang ditulis oleh orang-orang Belanda seperti Snouck Hurgonje dan Vollenhaven sekitar abad ke-19 yang menggunakan unsur sosiologis sebagai kerangka berpikir untuk memahami masyarakat Indonesia.

Dari sejarah singkat perkembangan sosiologi di Indonesia ini terlihat bahwa sosiologi di Indonesia pada masa sebelum Perang Dunia II masih dianggap sebagai ilmu pembantu untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain, ilmu sosiologi belum berdiri sendiri seperti ilu pengetahuan yang penting dipelajari dan belum mengetahui peran dan fungsi ilmu sosiologi.

Perkembangan sosiologi tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang memperkenalkannya hingga menjadi bagian ilmu sendiri yang penting untuk dikaji. Berikut tokoh-tokoh sosiologi di Indonesia:

Selo Sumardjan

Selo Sumardjan adalah seorang tokoh terkenal yang dianggap sebagai Bapak Sosiologi Indonesia. Lahir di Yogyakarta pada 23 Mei 1915, dengan latar belakang keilmuan pendidikan menengah atas untuk birokrat yang dikenal dengan nama Mosvia.

Selo Sumardjan kemudian melanjutkan studi sosiologi dengan beasiswa di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Kariernya sebagai sosiolog dibangun selama ia menjadi salah satu pengajar di Universitas Indonesia. Pengaruh Sosiologi Amerika yang Parosnian pada saat itu dibawa oleh Selo Sumardjan ke Indonesia melalui risetnya yang berjudul, “Perubahan Sosial di Yogyakarta”.

Selo Sumardjan menggunakan perspektif fungsionalisme struktural dalam mengamati perubahan sosial, proses integrasi sosial dan sistem pemerintah Indonesia. Dengan kontribusi ilmu sosiologi yang dibawanya, Selo Sumardjan mampu membatu pemerintah dalam program pembangunan negara.

Pudjiwati Sayogjo

Terkenal sebagai ahli sosiologi pedesaan di Indonesia, Pudjiwati Sayogjo lahir di Kebumen pada 21 Mei 1926. Gelar sarjana pertanian, membuatnya fokus berkarier sebagai pakar sosiologi pedesaan dan ekonomi pedesaan di Institut Pertanian Bogor.

Sayogjo tertarik dengan sosiologi ketika melakukan fokus penelitian di pedesaan Cibodas terkait struktur sosial pedesaan dan perubahan sosial.

Sayogjo memberikan kontribusi besar terhadap keilmuan sosiologi di Indonesia, di mana beliau melakukan pengenalan subsidi soisologi pedesaan di berbagai institusi dan perguruan tinggi serta menguraikan kritiknya terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh modernisasi yang banyak terjadi di pedesaan.

Mely Giok Tan

Mely Giok Tan merupakan salah satu tokoh sosiolog Indonesia generasi awal yang lahir pada tanggal 11 Juni 1930, di Jakarta. Mely terkenal sebagai ahli sinologi, yakni pakar ilmu pengetahuan dan kebudayaan Cina.

Pendidikan sarjananya didapatkan dar Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, kemudian gelar master di Universitas Cornell, Amerika Serikat dan gelar doktor diperolehnya saat studi di Universitas California, Aemerika Serikat.

Kontribusi yang diberikan oleh Mely kepada perkembangan sosiologi di Indonesia adalah kajiannya tentang komunitas Cina. Selain mengkaji tentang persoalan Cina, Mely juga memberikan perhatiannya dengan mengkritik media yang mendiskriminasi perempuan dalam masyarakat dan memandang perempuan hanya sebagai objek seksual. Dengan kontribusinya ini, terlihat bahwa Mely termasuk tokoh sosiologi Indonesia yang memiliki tujuan emansipatoris.

Mochtar Naim

Dikenal sebagai sosiolog dan antropolog Indonesia, Mochtar Naim lahir di Jambi 25 Desember 1932 yang membuatnya juga menjadi ahli kebudayaan Minang. Pendidikan sarjana diperoleh di tiga Universitas berbeda yang ada di Yogyakarta.

Kemudian, melanjutkan studinya di Universitas untuk mendapatkan McGill, Kanada dan gelar doktoral di Universitas Singapura.

Mochtar Naim dikenal sebagai tokoh yang dikenal dengan ahli budaya sekaligus sosiolog, dengan studinya tentang “Pola Migrasi Masyarakat Minangkabau”. Dengan kontribusi studi perubahan sosial ini, menjadikan Mochtar Naim termasuk ke dalam tokoh sosiologi Indonesia.

Arif Budiman

Arif Budiman lahir di Jakarta pada 3 Januari 1941. Terkenal sebagai seorang aktivis demonstran, Arif Budiman memiliki latar pendidikan yang beragam yakni di College d’Europe Belgia, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, hingga mendapatkan gelar doktor di bidang sosiologi di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Arif juga memperoleh gelar guru besar bidang sosiologi dari Universitas Melbourne, Australia, saat menjadi pengajar.

Kontribusinya terhadap sosiologi Indonesia adalah gagasannya tentang teori ketergantungan. Selain ahli di bidang sosiologi, Arif juga mendalami berbagai keilmuan lainnya seperti politik, jurnalistik dan seni.

Soerjono Soekanto

Tokoh sosiologi Indonesia selanjutnya adalah Soerjono Soekanto. Lahir di Jakarta pada 30 Januari 1942, Soerjono Soekanto dikenal sebagai pakar sosiologi hukum. Memiliki latar pendidikan sebagai sarjana hukum, namun memutuskan untuk melanjutkan studi master di bidang sosiologi di Universitas California, Amerika Serikat dan pendidikan doktor diperolehnya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.

Karier Soerjono Soekanton dimulai saat menjadi akademisi di Universitas Indonesia hingga mendapatkan gelar guru besar Sosiologi Hukum pada tahun 1983.

Kontribusi di bidang sosiologi yang diberikan Soerjono Soekanto ialah Pengenalan Sosiologi Hukum sebagai subdisiplin sosiologi serta karya-karyanya tentang masalah hukum yang menggunakan pendekatan sosilogis.

George Junus Aditjondro

George Junus Aditjondro merupakan sosiolog Indonesia yang lahir di Pekalongan pada 27 Mei 1946, yang sekaligus terkenal sebagai aktivis dan kritikus penguasa rezim Orde Baru. Aditjondro mendapatkan gelar masternya pada tahun 1991 di Universitas Cornell, Amerika Serikat dan gelar doktor diperolehnya dua tahun setelahnya.

Aditjondro dikenal sebagai sosiolog karena studi dan kritiknya terhadap rezim dan penguasa orde baru, hingga pernah dicekal pada masa rezim Soeharto yang membuatnya harus kelluar dari Indonesia dan pergi ke Australia. Saat di Australia inilah, Aditjondro menjadi pengajar sosiologi di Universitas Newcastle, Australia.

Dan inilah beberapa tokoh sosilogi Indonesia, yang membawa ilmu sosiologi menjadi ilmu pengetahuan yang berkembang dan dikaji lebih dalam oleh masyarakat Indonesia.

The post 7 Tokoh Sosiologi Indonesia dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>