transaksi keuangan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/transaksi-keuangan Wed, 12 Jul 2023 00:09:55 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico transaksi keuangan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/transaksi-keuangan 32 32 Neraca Analitik: Jenis, Fungsi da Kelebihan https://haloedukasi.com/neraca-analitik Mon, 12 Jun 2023 00:26:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43760 Neraca analitik merupakan salah satu alat yang penting dalam dunia keuangan dan akuntansi. Neraca ini digunakan untuk menganalisis dan melacak semua transaksi keuangan suatu entitas bisnis dalam periode waktu tertentu. Dalam neraca analitik, setiap transaksi dicatat dengan detail yang lengkap, termasuk jumlahnya, tanggal transaksi, serta akun-akun yang terlibat. Dengan menggunakan neraca analitik, perusahaan dapat memperoleh […]

The post Neraca Analitik: Jenis, Fungsi da Kelebihan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Neraca analitik merupakan salah satu alat yang penting dalam dunia keuangan dan akuntansi. Neraca ini digunakan untuk menganalisis dan melacak semua transaksi keuangan suatu entitas bisnis dalam periode waktu tertentu. Dalam neraca analitik, setiap transaksi dicatat dengan detail yang lengkap, termasuk jumlahnya, tanggal transaksi, serta akun-akun yang terlibat.

Dengan menggunakan neraca analitik, perusahaan dapat memperoleh informasi yang sangat detail dan akurat tentang posisi keuangan mereka. Neraca ini memberikan gambaran yang jelas tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.

Selain itu, neraca analitik juga dapat membantu dalam mengidentifikasi tren keuangan, melacak perubahan dalam kategori aset dan kewajiban, serta mengungkapkan potensi masalah atau kesalahan akuntansi.

Apa Itu Neraca Analitik

Neraca Analitik

Neraca analitik adalah salah satu alat yang digunakan dalam akuntansi untuk menganalisis secara rinci dan menyeluruh transaksi keuangan suatu entitas bisnis. Neraca ini bertujuan untuk mencatat dan mengumpulkan informasi yang sangat detail mengenai setiap transaksi yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu.

Dalam neraca analitik, setiap transaksi dicatat secara terpisah dan terperinci, termasuk jumlahnya, tanggal transaksi, serta akun-akun yang terlibat. Informasi ini kemudian diorganisir dan disusun dengan sistematis dalam bentuk tabel atau lembar kerja. Dengan demikian, neraca analitik memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.

Dalam prakteknya, neraca analitik biasanya disusun oleh tim akuntan atau departemen keuangan perusahaan. Mereka akan melakukan pencatatan setiap transaksi secara detail dan menyusunnya dalam bentuk tabel atau lembar kerja yang rapi.

Data yang dikumpulkan ini kemudian digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih komprehensif, seperti laporan laba rugi dan arus kas. Penggunaan neraca analitik sangat penting bagi manajemen perusahaan, investor, dan pihak terkait lainnya.

Dengan memiliki informasi yang lengkap dan akurat mengenai posisi keuangan perusahaan, mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mengambil langkah-langkah strategis yang tepat. Selain itu, neraca analitik juga menjadi alat yang efektif dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan seiring waktu dan memperkirakan proyeksi keuangan di masa depan.

Jenis Neraca Analitik

Dalam konteks neraca analitik, terdapat dua jenis utama yang dapat dibedakan: neraca analitik analog dan neraca analitik digital. Mari kita jelaskan masing-masing jenis tersebut secara lebih rinci.

Neraca Analitik Analog

Neraca Analitik Analog

Neraca analitik analog mengacu pada metode tradisional di mana pencatatan transaksi keuangan dilakukan secara manual menggunakan alat-alat fisik, seperti buku besar, pensil, dan kertas. Dalam hal ini, setiap transaksi dicatat secara langsung dalam buku besar menggunakan teknik yang disebut sebagai sistem jurnal manual.

Dalam neraca analitik analog, akun-akun keuangan perusahaan direpresentasikan oleh kolom-kolom dalam buku besar. Setiap transaksi yang terjadi dicatat secara terperinci, termasuk tanggal transaksi, deskripsi, jumlah yang terkait dengan akun tertentu, dan saldo akhir.

Penghitungan saldo dan analisis keuangan dilakukan dengan cara memeriksa dan merangkum data yang ada dalam buku besar. Kelebihan neraca analitik analog adalah bahwa prosesnya dapat menjadi lebih terperinci dan mudah dimengerti.

Selain itu, karena pencatatan dilakukan secara manual, dapat membantu dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang setiap transaksi yang terjadi. Namun, metode ini cenderung lebih lambat dan rentan terhadap kesalahan manusia dalam pencatatan dan pengolahan data.

Neraca Analitik Digital

Neraca Analitik Digital

Neraca analitik digital, di sisi lain, mengacu pada penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak akuntansi untuk mencatat dan menganalisis transaksi keuangan. Dalam metode ini, transaksi dicatat menggunakan perangkat lunak akuntansi yang memungkinkan penginputan data yang efisien dan akurat.

Dalam neraca analitik digital, perusahaan menggunakan perangkat lunak akuntansi yang menyediakan fitur-fitur seperti entri jurnal otomatis, pengecekan kesalahan, pemrosesan otomatis, dan laporan keuangan yang terkomputerisasi.

Setiap transaksi yang terjadi diinput ke dalam sistem, dan sistem secara otomatis menghitung saldo dan menghasilkan laporan keuangan yang lengkap dan akurat. Kelebihan neraca analitik digital adalah efisiensi dan kecepatan dalam pengolahan data, kemampuan untuk mengurangi kesalahan manusia, dan kemudahan akses terhadap informasi keuangan yang diperlukan.

Selain itu, sistem ini memungkinkan integrasi dengan sistem lain, seperti sistem manajemen inventaris atau sistem penjualan, untuk memberikan gambaran yang lebih holistik tentang kinerja perusahaan.

Fungsi Neraca Analitik

Neraca analitik memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama neraca analitik:

1. Pemantauan Posisi Keuangan

Fungsi utama neraca analitik adalah memberikan pemahaman yang jelas tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Dengan mencatat secara terperinci setiap transaksi yang terjadi.

Maka neraca analitik memungkinkan perusahaan untuk melihat jumlah aset yang dimiliki, kewajiban yang harus dibayarkan, dan ekuitas pemilik. Informasi ini membantu manajemen dalam membuat keputusan yang tepat terkait dengan pengelolaan keuangan perusahaan.

2. Analisis Keuangan

Neraca analitik menyediakan data yang diperlukan untuk melakukan analisis keuangan yang mendalam. Dengan melihat saldo akun secara rinci, perusahaan dapat mengidentifikasi tren keuangan, menganalisis perubahan dalam kategori aset dan kewajiban, serta mengukur kinerja keuangan perusahaan seiring waktu. Analisis ini membantu dalam mengevaluasi efisiensi operasional, kelayakan investasi, dan potensi pertumbuhan perusahaan.

3. Identifikasi Masalah dan Kesalahan

Neraca analitik juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi masalah atau kesalahan dalam pencatatan keuangan. Dengan mencatat setiap transaksi secara terperinci, perusahaan dapat dengan mudah melacak dan memeriksa konsistensi data.

Jika terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian, neraca analitik dapat membantu dalam menemukan sumber masalah dan memperbaikinya. Hal ini penting untuk menjaga integritas laporan keuangan dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.

4. Pengambilan Keputusan

Neraca analitik memberikan informasi yang diperlukan bagi manajemen, investor, dan pihak terkait lainnya untuk mengambil keputusan yang tepat. Dengan memiliki data yang lengkap dan akurat tentang posisi keuangan perusahaan, mereka dapat memahami kesehatan keuangan perusahaan, mengidentifikasi peluang atau risiko potensial, dan membuat keputusan strategis yang berdasarkan pada analisis yang komprehensif.

5. Pelaporan Keuangan

Neraca analitik merupakan sumber data yang penting untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Data yang tercatat dalam neraca analitik digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan keuangan lainnya. Laporan ini memberikan informasi yang berguna bagi para pemangku kepentingan, seperti pemilik perusahaan, investor, pemberi pinjaman, dan otoritas perpajakan.

Prinsip Kerja Neraca Analitik

Prinsip kerja neraca analitik melibatkan beberapa langkah penting dalam mencatat, mengolah, dan menganalisis transaksi keuangan. Berikut adalah prinsip kerja neraca analitik:

1. Pencatatan Transaksi

Prinsip pertama adalah mencatat setiap transaksi keuangan secara terperinci dan akurat. Setiap kali terjadi transaksi, baik itu pembelian, penjualan, penerimaan uang, atau pembayaran, informasi tersebut harus dicatat dengan lengkap, termasuk tanggal, deskripsi, jumlah, dan akun yang terkait. Pencatatan ini dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

2. Organisasi dan Pengelompokan Data

Setelah pencatatan dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengorganisir dan mengelompokkan data tersebut. Data transaksi dikelompokkan berdasarkan jenisnya, seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau biaya. Hal ini membantu dalam menyusun neraca analitik dengan lebih terstruktur dan mudah dipahami.

3. Perhitungan Saldo

Prinsip kerja neraca analitik melibatkan perhitungan saldo untuk setiap akun yang terdapat dalam neraca. Saldo akun dihitung dengan menjumlahkan semua transaksi yang terkait dengan akun tersebut. Misalnya, saldo aset dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua transaksi yang meningkatkan aset dan mengurangi transaksi yang mengurangi aset.

4. Pembuatan Laporan

Setelah saldo akun dihitung, langkah selanjutnya adalah menggunakan data tersebut untuk menyusun laporan keuangan yang komprehensif. Neraca analitik merupakan dasar dalam menyusun laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan keuangan lainnya.

Dalam laporan-laporan tersebut, data dari neraca analitik digunakan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan bagi manajemen, investor, dan pihak terkait lainnya.

5. Analisis dan Interpretasi

Prinsip kerja neraca analitik juga melibatkan analisis dan interpretasi terhadap data yang terdapat dalam neraca. Data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi tren, mengukur kinerja keuangan perusahaan, dan membuat perbandingan dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri. Hasil analisis ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan perencanaan keuangan yang lebih efektif.

6. Pemeliharaan dan Pemeriksaan Berkala

Prinsip kerja neraca analitik juga mencakup pemeliharaan dan pemeriksaan berkala terhadap data dan proses pencatatan. Neraca analitik harus diperbarui secara teratur dengan mencatat transaksi baru dan mengoreksi kesalahan yang ditemukan.

Selain itu, neraca analitik juga perlu diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar akuntansi yang berlaku dan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan atau ketidaksesuaian.

Kelebihan Neraca Analitik

Neraca analitik memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi alat yang sangat berguna dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa kelebihan neraca analitik:

1. Detail dan Akurat

Salah satu kelebihan utama neraca analitik adalah kemampuannya untuk memberikan informasi yang sangat detail dan akurat tentang transaksi keuangan perusahaan. Setiap transaksi dicatat secara terperinci, termasuk jumlahnya, tanggal transaksi, dan akun-akun yang terlibat. Hal ini membantu dalam pemantauan yang lebih cermat terhadap perubahan keuangan dan memastikan integritas laporan keuangan.

2. Analisis Mendalam

Neraca analitik menyediakan data yang diperlukan untuk melakukan analisis keuangan yang mendalam. Dengan memiliki informasi yang lengkap tentang setiap transaksi, perusahaan dapat menganalisis tren, mengukur kinerja keuangan.

Membuat perbandingan dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri. Analisis ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan perencanaan keuangan yang lebih efektif.

3. Identifikasi Masalah

Melalui pencatatan terperinci setiap transaksi, neraca analitik membantu dalam mengidentifikasi masalah atau kesalahan dalam pencatatan keuangan. Jika ada ketidaksesuaian atau kesalahan, neraca analitik dapat membantu dalam menemukan sumber masalah dan memperbaikinya. Hal ini penting untuk menjaga integritas laporan keuangan dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.

4. Pengambilan Keputusan yang Tepat

Neraca analitik memberikan informasi yang dibutuhkan bagi manajemen, investor, dan pihak terkait lainnya untuk mengambil keputusan yang tepat.

Dengan memiliki data yang lengkap dan akurat tentang posisi keuangan perusahaan, mereka dapat memahami kesehatan keuangan perusahaan, mengidentifikasi peluang atau risiko potensial, dan membuat keputusan strategis yang didasarkan pada analisis yang komprehensif.

5. Pelaporan yang Komprehensif

Neraca analitik merupakan sumber data yang penting untuk menyusun laporan keuangan yang komprehensif. Data yang tercatat dalam neraca analitik digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan keuangan lainnya.

Laporan ini memberikan informasi yang berguna bagi para pemangku kepentingan, seperti pemilik perusahaan, investor, pemberi pinjaman, dan otoritas perpajakan.

6. Pemantauan Keuangan yang Efektif

Neraca analitik membantu dalam pemantauan yang lebih efektif terhadap posisi keuangan perusahaan. Dengan mencatat setiap transaksi secara terperinci, perusahaan dapat melacak perubahan dalam aset, kewajiban, dan ekuitas.

Hal ini memungkinkan manajemen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam mengelola keuangan perusahaan dengan lebih baik.

Proses Kalibrasi

Proses kalibrasi adalah suatu langkah penting dalam memastikan keakuratan dan keandalan suatu alat pengukur atau instrumen. Tujuan utama dari kalibrasi adalah untuk membandingkan bacaan alat dengan standar yang diketahui keakuratannya, sehingga dapat menentukan apakah alat tersebut memberikan hasil yang akurat atau perlu disesuaikan.

Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam proses kalibrasi:

1. Persiapan

Tahap awal dalam proses kalibrasi adalah persiapan. Ini melibatkan mempersiapkan alat yang akan dikalibrasi, termasuk memastikan bahwa alat dalam kondisi yang baik dan bersih. Selain itu, standar kalibrasi yang diperlukan juga harus disiapkan sesuai dengan kebutuhan.

2. Penentuan Standar Kalibrasi

Langkah berikutnya adalah menentukan standar kalibrasi yang akan digunakan sebagai referensi untuk membandingkan bacaan alat yang akan dikalibrasi. Standar kalibrasi ini harus memiliki akurasi yang diketahui dan terukur dengan baik. Standar kalibrasi dapat berupa alat kalibrasi yang terpisah atau dapat diakses melalui laboratorium kalibrasi yang terakreditasi.

3. Pelaksanaan Kalibrasi

Pada tahap ini, alat yang akan dikalibrasi diuji dengan menggunakan standar kalibrasi yang ditentukan. Bacaan dari alat tersebut dibandingkan dengan standar untuk menentukan perbedaan atau deviasi yang mungkin terjadi. Jika ada perbedaan signifikan antara bacaan alat dan standar, langkah-langkah koreksi atau penyesuaian harus dilakukan.

4. Koreksi atau Penyesuaian

Jika ditemukan perbedaan antara bacaan alat dan standar kalibrasi, langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi atau penyesuaian pada alat tersebut.

Ini dilakukan dengan mengatur atau mengubah parameter atau skala pada alat agar memberikan bacaan yang akurat sesuai dengan standar kalibrasi. Biasanya, langkah ini dilakukan oleh teknisi yang terlatih atau laboratorium kalibrasi yang memiliki keahlian khusus.

5. Verifikasi

Setelah koreksi atau penyesuaian dilakukan, langkah terakhir adalah melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa alat yang telah dikalibrasi memberikan hasil yang akurat. Dalam tahap ini, bacaan alat diuji kembali dengan menggunakan standar kalibrasi untuk memverifikasi bahwa alat telah memberikan hasil yang sesuai dan telah memenuhi kriteria akurasi yang ditetapkan.

6. Sertifikat Kalibrasi

Setelah proses kalibrasi selesai, sering kali dikeluarkan sertifikat kalibrasi yang berisi informasi tentang tanggal kalibrasi, standar yang digunakan, hasil kalibrasi, dan informasi lain yang relevan. Sertifikat ini penting untuk membuktikan bahwa alat telah dikalibrasi dengan benar dan dapat dipercaya dalam pengukuran atau pengujian yang dilakukan.

Cara Menggunakan Neraca Analitik

Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan neraca analitik:

1. Persiapan Neraca

Pastikan neraca analitik berada di tempat yang stabil dan datar. Pastikan pula bahwa jendela pembacaan dan skala neraca bersih dan bebas dari debu atau benda asing lainnya.

2. Nolkan Neraca

Sebelum digunakan, pastikan neraca analitik dalam keadaan nol. Untuk melakukannya, pastikan skala berada pada posisi nol atau nol terkalibrasi. Jika tidak, gunakan tombol penyetelan nol pada neraca untuk mengembalikannya ke posisi nol.

3. Persiapan Sampel

Siapkan sampel yang akan ditimbang menggunakan neraca analitik. Pastikan sampel bersih dan bebas dari kotoran atau kelembaban yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan.

4. Penimbangan

Tempatkan wadah kosong atau kertas pembungkus yang bersih dan kering di atas jendela pembacaan neraca. Pastikan wadah tersebut tidak menimbulkan getaran atau gangguan pada neraca. Baca dan catat pembacaan awal pada neraca.

5. Tambahkan Sampel

Perlahan-lahan tambahkan sampel yang akan ditimbang ke dalam wadah. Jaga agar sampel tidak tumpah atau menempel pada dinding wadah. Hentikan penambahan sampel ketika berat yang diinginkan hampir tercapai.

6. Penyelesaian Penimbangan

Setelah penambahan sampel selesai, diamkan neraca beberapa saat hingga jarum atau angka pada jendela pembacaan stabil. Catat pembacaan akhir pada neraca.

7. Menghitung Hasil

Untuk mendapatkan berat sebenarnya dari sampel, kurangi pembacaan awal dari pembacaan akhir. Hasilnya adalah berat sampel yang ditimbang menggunakan neraca analitik.

8. Membersihkan dan Menyimpan Neraca

Setelah selesai menggunakan neraca analitik, pastikan untuk membersihkannya dengan hati-hati. Gunakan sikat lembut atau kain lembut untuk membersihkan jendela pembacaan dan bagian lain dari debu atau sisa sampel. Pastikan juga untuk menutup kembali penutup atau kasing neraca secara tepat. Simpan neraca di tempat yang aman dan kering.

Dengan menggunakan neraca analitik secara tepat dan teliti, Anda dapat memperoleh hasil penimbangan yang akurat dan dapat diandalkan. Neraca analitik menjadi alat yang penting dalam pengukuran dan pengelolaan berat sampel dalam berbagai bidang, seperti laboratorium, industri, dan penelitian.

Dengan memahami cara menggunakan neraca analitik dengan benar, Anda dapat mengoptimalkan penggunaan alat ini dan mendukung kegiatan pengukuran yang akurat dan presisi.

The post Neraca Analitik: Jenis, Fungsi da Kelebihan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Transaksi Keuangan Perusahaan: Pengertian, Jenis dan Contoh https://haloedukasi.com/transaksi-keuangan-perusahaan Mon, 08 Aug 2022 03:20:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37854 Pengertian Transaksi Keuangan Transaksi keuangan atau transaksi bisnis (business transaction) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan yang melibatkan dua orang (badan) atau lebih yang dapat diukur dengan satuan uang tertentu yang dapat mempengaruhi dan menimbulkan perubahan pada kondisi keuangan atau hasil operasi perusahaan tersebut. Transaksi bisnis yang terjadi mempengaruhi tiga hal mendasar dalam keuangan […]

The post Transaksi Keuangan Perusahaan: Pengertian, Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Transaksi Keuangan

Transaksi keuangan atau transaksi bisnis (business transaction) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan yang melibatkan dua orang (badan) atau lebih yang dapat diukur dengan satuan uang tertentu yang dapat mempengaruhi dan menimbulkan perubahan pada kondisi keuangan atau hasil operasi perusahaan tersebut.

Transaksi bisnis yang terjadi mempengaruhi tiga hal mendasar dalam keuangan perusahaan, yaitu harta atau aset, hutang atau kewajiban, dan modal. Serta berpengaruh pada hasil operasional perusahaan.

Jenis-Jenis Transaksi

1. Berdasarkan Pihak yang Melakukan

Berdasarkan pihak yang melakukan transaksi/kegiatan bisnis, terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Transaksi Bisnis Eksternal

Transaksi bisnis eksternal adalah bentuk transaksi yang berkaitan dengan pihak luar perusahaan. Kegiatan transaksi ini, biasanya berkaitan dengan perputaran modal guna menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Misalnya dengan pembelian perlengkapan untuk usaha, pembelian bahan baku produksi, pembayaran tagihan listrik, sewa gedung, dll.

  • Transaksi Bisnis Internal

Transaksi bisnis internal adalah bentuk transaksi yang berkaitan dengan pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri atau pihak yang menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Kegiatan transaksi ini, biasanya berkaitan dengan bentuk kegiatan guna menjalankan operasional perusahaan.

Misalnya dengan penggunaan alat mesin, penggunaan perlengkapan perusahaan, pembayaran gaji pegawai, dll.

2. Berdasarkan Sumber Transaksi

Berdasarkan sumber transaksi/kegiatan bisnis, terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Transaksi Usaha

Transaksi usaha adalah bentuk transaksi yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau operasional perusahaan.

Misalnya transaksi yang berkaitan dengan pendapatan perusahaan dari operasional, pendapatan yang belum diterima atau piutang dan pendapatan yang diterima di awal/ di muka, penjualan barang, pembelian bahan baku produksi, dll.

  • Transaksi Modal

Transaksi modal adalah bentuk transaksi berkaitan dengan modal perusahaan, pemilik perusahaan, atau penanam saham dari investor.

Misalnya penanaman modal/investasi dari investor, penyerahan modal dari owner, pembayaran gaji pegawai, pembayaran tagihan listrik, dll.

3. Berdasarkan Penukaran Uang

Berdasarkan penukaran uang, terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Transaksi  Tunai

Transaksi tunai merupakan jenis transaksi dengan uang tunai yang diterima atau dibayarkan secara langsung ketika proses transaksi terjadi.

Transaksi ini tidak hanya menggunakan uang kertas, namun dapat juga dilakukan melalui kartu kredit, kartu debit, maupun e-wallet seperti gopay, dana, dll.

  • Transaksi Non-tunai

Transaksi non-tunai merupakan jenis transaksi yang tidak berkaitan dengan apakah uang tunai telah dibayarkan atau akan dibayarkan di masa depan.

Misalnya ketika suatu perusahaan melakukan pengadaan atau pembelian alat mesin untuk kebutuhan operasional perusahaan, kemudian ditemui ada adalat yang rusak. Maka, untuk pengembaliannya tidak memerlukan uang tunai, sehingga dapat dikatakan sebagai transaksi non-tunai.

  • Transaksi Kredit

Transaksi kredit merupakan jenis transaksi dengan uang tunai yang tidak langsung berpindah tangan ketika proses transaksi terjadi.

Sehingga uang tunai dibayarkan dikemudian hari sesuai dengan kesepakatan.

Contoh Transaksi Keuangan Perusahaan

Berikut beberapa contoh transaksi keuangan dari suatu perusahaan:

  • Pembelian bahan baku produksi
  • Pengadaan alat mesin operasional perusahaan
  • Pembayaran gaji pegawai
  • Pembayaran tagihan listrik
  • Pembayaran uang sewa gedung
  • Penanaman modal dari investor
  • Penyerahan modal dari owner
  • Pembelian aset tetap perusahaan seperti bagunan, tanah, dll
  • Penawaran aset kepada pihak ketiga
  • Pembagian dividen kepada investor

Pentingnya Menyimpan Bukti Transaksi Keuangan Perusahaan

Pada setiap proses transaksi, perlu adanya bukti transaksi guna keperluan pencatatan keuangan perusahaan. Untuk itu menyimpan bukti transaksi keuangan sangat penting. Berikut beberapa kegunaan menyimpan bukti transaksi keuangan:

  • Menjadi media yang berisikan data informasi keuangan
  • Sebagai acuan dan dasar pencatatan keuangan perusahaan oleh akuntan
  • Menghindari duplikasi pada pengumpulan data keuangan
  • Meminimalisir adanya kesalahan pencatatan keuangan perusahaan
  • Menghindari penyelewengan kekayaan perusahaan
  • Sebagai media untuk memastikan keabsahan dan keaslian transaksi
  • Mengetahui pihak yang dapat bertanggungjawab atas transaksi tersebut
  • Sebagai dokumen peninjauan kembali pada transaksi apabila di kemudian hari terdapat permasalahan

Macam-Macam Bukti Transaksi Perusahaan

Bukti transaksi merupakan bukti tertulis atau bukti autentik untuk setiap kegiatan transaksi yang terjadi pada perusahaan. Pada setiap perusahaan yang menjalankan aktivitas bisnis, membutuhkan suatu dokumen asli yang menjadi alat untuk merekam seluruh transaksi yang terjadi.

Bukti transaksi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Bukti Internal

Bukti internal adalah bukti pencatatan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. bukti ini dibuat oleh perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri dan tidak berkaitan dengan pihak luar perusahaan.

Contoh: memo yang dibuat oleh manajer bagian pembukuan berkaitan dengan penyusutan aset tetap, pemakaian perlengkapan, penggunaan bahan baku, dan pengambilan barang.

2. Bukti Eksternal

Bukti eksternal adalah bukti pencatatan transaksi yang terjadi antar perusahaan dengan pihak lain di luar perusahaan. Bukti ini biasanya didapatkan ketika terjadi pembelian barang, penerimaan piutang, pembayaran utang dan lain sebagainya.

Contoh: faktur, nota, cek, kwitansi, bukti pengeluaran kas, bukti penerimaan kas, bukti penjualan, dan bukti pembelian.

Metode Pencatatan Transaksi Bisnis

Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal umum dalam perusahaan dagang terdapat dua metode, yaitu:

1. Metode Fisik atau Periodik (Periodic System)

Berdasarkan metode ini, akun persediaan barang dagangan tidak boleh didebit untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan, dan tidak boleh dikredit untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan.

Transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun pembelian, sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun penjualan, sehingga pergerakan barang dagangan sepanjang periode akuntansi tidak dicatat.

Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang menjual dagangan dengan harga relative murah, tetapi sering melakukan penjualan.

Pada akhir periode, perusahaan harus menghitung persediaan yang masih tersisa secara fisik untuk menentukan jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa.

2. Metode Perpetual atau Terus-Menerus (Perpetual System)

Metode ini umumnya digunakan perusahaan yang menjual dagangan dengan harga relatif mahal, dan tidak sering terjadi.

Berdasarkan metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga beli (harga perolehan), sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya, sehingga pergerakan barang dagangan selalu dicatat, baik yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual.

Langkah-Langkah Pencatatan Keuangan Bisnis

  • Pengumpulan dan Menyiapkan Bukti Transaksi

Bukti-bukti transaksi perlu disimpan sebagai alat pertanggungjawaban proses transaksi yang telah terjadi di perusahaan. Dalam menyiapkan bukti transaksi, perlu disusun secara urut dan terperinci supaya mudah dalam pengidentifikasian.

  • Identifikasi Keaslian Bukti Transaksi Keuangan

Proses identifikasi dilakukan suapaya tidak terjadi pemalsuan bukti transaksi, karena bukti transaksi yang dapat dicatat hanya bukti transaksi yang asli saja. Cara yang dapat dilakukan untuk mengecek keaslian bukti transaksi bisa dilakukan dengan melakukan pengecekan silang antar pihak. Dapat juga dilakukan dengan mengecek melalui informasi perusahaan, tanda tangan, atau stempel sebagai bukti keaslian.

  • Pencatatan Bukti Transaksi pada Jurnal

Proses yang selanjutnya dapat dilakukan adalah melakukan pencatatan bukti-bukti transaksi pada jurnal harian.

Dalam pembagiannya, jurnal terdiri dari dua jenis yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.

Jurnal umum merupakan jurnal yang mencatat seluruh transaksi ke dalam sebuah kesatuan berdasarkan pada urutan waktu. Sedangkan jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan secara spesifik.

  • Melakukan Posting Transaksi ke Buku Besar

Setelah itu, yang dapat dilakukan adalah memposting transaksi ke buku besar. Posting transaksi dilakukan dengan memindahkan tanggal transaksi, jumlah debit dan kredit, nomor kode akun, dan nomor halaman jurnal, pada lajur di buku besar sesuai ketentuan yang ada.

  • Membuat Neraca Keuangan

Neraca keuangan berguna untuk mengetahui apakah jumlah saldo sisi aktiva (debit) sama dengan saldo sisi pasiva (kredit). Jika neraca keuangan belum seimbang, artinya ada transaksi yang belum dicatat atau ada kesalahan dalam menghitung.

The post Transaksi Keuangan Perusahaan: Pengertian, Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>