Tumbuhan lumut - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tumbuhan-lumut Fri, 17 Dec 2021 05:20:15 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Tumbuhan lumut - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/tumbuhan-lumut 32 32 Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi https://haloedukasi.com/bryophyta Fri, 17 Dec 2021 05:15:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29499 Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil. Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus. Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan […]

The post Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil.

Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus.

Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan lumut juga dikatakan sebagai tumbuhan amfibi. Lumut memiliki mekanisme reproduksi yang bergantian yaitu seksual dan aseksual. Dikenal dengan tumbuhan berspora karena salah satu cara perkembangbiakannya dengan menggunakan spora.

Tumbuhan lumut digolongkan sebagai tumbuhan pada tingkat rendah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cryptogamae. Kendati tumbuhan tingkat rendah, lumut adalah tumbuhan yang memiliki klorofil sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri.

Ciri-Ciri Bryophyta

Secara umum, ciri-ciri bryophyta adalah sebagai berikut:

  • Bersel banyak atau multiseluler.
  • Bersifat autotroph atau dapat menghasilkan makanan sendiri.
  • Mengalami pergiliran fase kehidupan atau metagenesis. Dalam metagenesis ini lumut mengalami fase gametofit dan sporofit.
  • Lumut mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak tumbuh secara membesar.
  • Sebagian besar hidup secara berkoloni atau berkelompok.
  • Tidak memiliki daun, batang dan akar sejati sehingga tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem.
  • Memiliki rhizoid berupa akar semu yang berfungsi untuk melekat pada substrat serta menyerap makanan.
  • Tidak memiliki pembuluh angkut sehingga fungsinya digantikan dengan sel-sel parenkim.
  • Hidup di habitat yang lembab dan jauh dari cahaya matahari.
  • Dinding sel tersusun dari selulosa dan tidak diperkuat oleh lignin yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.

Terdapat beberapa fakta menarik mengenai tumbuhan lumut, beberapa diantaranya sebagai berikut :

  • Keberadaan tumbuhan lumut sering disepelekan bahkan dianggap mengganggu karena beberapa faktor yang merugikan. Namun disisi lain, keberadaan lumut dapat menjadi indikator lingkungan serta menjaga agar lingkungan tidak berada pada tingkat kekurangan zat air.
  • Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan. Merupakan peralihan dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus. Hal ini dikarenakan lumut masih tergolong tanaman tingkat rendah dimana akar, batang dan daunnya belum dapat digolongkan sebagai akar, batang dan daun sejati layaknya tanaman tingkat tinggi.

Peranan Bryophyta

Ada beberapa spesies tumbuhan lumut yang memiliki suatu peranan dalam kehidupan manusia. Beberapa peranan bryophyta ialah sebagai berikut:

  • Membantu menahan erosi tanah. Lumut dapat menyerap air dengan sangat baik, sehingga kehadirannya pada tanah dapat membantu menjaga kepadatan tanah sehingga tanah tidak mudah terkikis.
  • Membantu meminimalisir bahaya banjir. Ketika hujan besar dan air tergenang, lumut yang memiliki daya serap air yang tinggi dapat membantu lingkungan dengan mengurangi bahaya yang disebabkan oleh banjir.
  • Membantu mempercepat penyerapan sumber air tanah. Kehadiran lumut dapat membantu tanah untuk menyerap air sehingga air sumur dan air tanah terjaga ketersediaannya. Ketersediaan air yang cukup akan mejauhkan kehidupan dari dampak kekeringan.
  • Membantu menyediakan oksigen. Lumut adalah tumbuhan autotroph dimana ia dapat berfotosintesis dan memproduksi makanan sendiri. Salah satu hasil fotosintesis adalah oksigen. Sehingga ketika lumut melakukan fotosintesis, hal ini juga membantu untuk memberikan oksigen tambahan pada lingkungan.
  • Dapat menjadi indikator lingkungan. Beberapa spesies lumut berperan sebagai tumbuhan perintis pada suatu wilayah tertentu karena ia tumbuh paling awal.

Klasifikasi Bryophyta

Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu sebagai berikut:

bryophyta

1. Bryopsida (Lumut Daun)

Lumut daun ini memiliki kurang lebih 10.000 spesies yang dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales dan Andreales. Lumut ini tumbuh di lingkungan yang lembab dan cukup sering untuk ditemui serta mudah dikenali karena sering ditemukan di tempat yang agak terbuka.

Lumut daun ini banyak tumbuh di habitat rawa. Dimana pertumbuhannya membentuk rumpun sehingga membuat air yang berada di bawahnya mati dan kemudian berubah menjadi tanah gambut.

2. Hepaticophyta (Lumut Hati)

Lumut ini memiliki bentuk seperti lembaran dengan banyak lekukak dan menyerupai bentuk hati. Lumut hari ini memiliki struktur akar, batang dan daun sehingga sering kali dinilai sebagai peralihan dari Thallophyta ke Cormophyta.

Lumut ini biasanya hidup pada tanah lembab yang mengandung mineral seperti lereng gunung atau di perbukitan.

3. Anthocerotophyta (Lumut Tanduk)

Lumut tanduk memiliki saprofit yang panjang dan runcing bahkan dapat tumbuh hingga tinggi 5 cm. Saprofit pada lumut ini tidak memiliki seta dan hanya terdapat sporangium.

Habitat lumut tanduk biasanya wilayah yang terbuka dan lembab seperti bukit dan lereng gunung. Lumut ini tidak dapat hidup di daerah yang bersifat asam dan kurang unsur hara seperti di tanah gambut.

Struktur Bryophyta

Berikut adalah struktur yang menjadi penyusun bryophyta:

  • Mikrogametangium atau anteridium. Merupakan alat kelamin jantan sebagai penghasil spermatozoid yang terdapat pada tumbuhan lumut.
  • Makrogametangium atau arkegonium. Merupakan alat kelamin betina yang ada pada tumbuhan lumut dan bertugas menghasilkan ovum.
  • Seta. Merupakan bagian dari tumhuhan lumut berupa tangkai yang berbentuk memanjang dan membantu menopang tumbuhan.
  • Sporogonium. Ini merupakan cikal bakal penghasil spora dimana bentuknya kecil dan berupa sebuah embrio.
  • Sporangium. Berbentuk seperti kapsul yang berfungsi sebagai tempat menampung spora. Kaliptra adalah pelindung dari sporangium.
  • Protonema. Merupakan kecambah yang dihasilkan dari spora yang bersifat haploid.
  • Rizoid. Berbentuk benang dan peranan sangat mirip dan identik dengan peranan akar yaitu memperoleh nutrisi dan air serta membantu tumbuhan lumut untuk melekat pada suatu tempat.
  • Lapisan kulit dalam tersusun dari korteks.
  • Silinder pusat terdiri dari sel parenkim sebagai sel penunjang. Parenkim berbentuk memanjang serta tidak mengandung xylem dan floem. Sel parenkim ini memiliki kegunaan untuk mengangkut garam mineral.
  • Daun bryophyta memiliki ketebalan satu lapis sel. Dimana sel daun kecil dan mengandung kloroplas. Kloroplas ini tersusun seperti jaring serta berbentuk memanjang dan sempit. Hanya ibu tulang daun yang tersusun dari lebih dari satu lapis sel.

Siklus Hidup Bryophyta

Bryophyta mengalami pergiliran keturunan dalam siklus kehidupan. Proses pergiliran keturunan ini disebut dengan metagenesis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metagenesis merupakan proses pergantian generasi dari aseksual berganti ke generasi seksual serta sebaliknya.

Pada tumbuhan lumut, metagenesis ini dijalani dengan pergiliran antara masa gametofit dan masa saprofit. Dimana masa gametofit tumbuhan lumut lebih dominan dari pada masa saprofitnya.

Pada masa saprofit diawali dengan sporofit yang menghasilkan spora yang kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Gametofit kemudian akan terbentuk dari protonema tersebut. Dimulailah masa gametofit.

Gametofit bersifat haploid yaitu memiliki satu sel kromosom. Gametofit kemudian akan menghasilkan gametangium yaitu alat reproduksi berupa anteridium dan arkegonium.

Pembuahan yang terjadi antara kedua alat reproduksi jantan dan betina pada tumbuhan lumut akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid. Zigot akan menjadi cikal bakal yang mengawali masa saprofit lagi.

Zigot akan membelah dan menjadi saprofit dewasa yang akan melekat pada gametofit, seta dan kapsul yang berada di bagian ujung. Kapsul ini adalah tempat untuk menghasilkan melalui fase meiosis. Setelah spora yang dimatangkan di dalam kapsul masak, maka siklus kehidupan lumut akan berulang kembali.

Reproduksi Bryophyta

Tumbuhan lumut melakukan reproduksi atau perkembangbiakan terbagi menjadi dua acara yaitu :

  • Secara Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi aseksual dijalani tumbuhan lumut pada masa saprofit. Hal ini dilakukan dengan proses pembentukan spora yang dilakukan di dalam sporangium.

Sporangium pada tumbuhan lumut berbentuk seperti kotak atau kapsul. Di dalam kapsul inilah spora akan menjalani proses pematangan sebelum akhirnya dilepaskan sebagai spora dewasa.

  • Secara Seksual (Generatif)

Reproduksi seksual dilakukan dengan proses peleburan atau fertilisasi yang terjadi antara alat kelamin jantan dan alat kelamin betina yang dimiliki tumbuhan lumut.

Anteridium (alat kelamin jantan) dan arkegonium (alat kelamin betina) akan menghasilkan zigot diploid. Dimana kemudian zigot ini akan berkembang membentuk spora sehingga proses kehidupan dan proses reproduksi lumut akan kembali berputar.

The post Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Thallophyta: Ciri – Klasifikasi dan Manfaatnya https://haloedukasi.com/thallophyta Mon, 15 Nov 2021 06:33:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28326 Tahukah kamu apa itu Thallophyta? Secara umum Thallophyta dikenal sebagai tumbuhan talus yang mempunyai bentuk tubuh talus atau tumbuhan yang termasuk dalam kelompok belum memiliki akar, batang dan daun yang nyata, contohnya seperti Lumut. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Thallophyta ini, simak pembahasan lebih lengkap berikut ini. Apa itu Thallophyta? Tumbuhan lumut atau Bryophyta tumbuh […]

The post Thallophyta: Ciri – Klasifikasi dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tahukah kamu apa itu Thallophyta? Secara umum Thallophyta dikenal sebagai tumbuhan talus yang mempunyai bentuk tubuh talus atau tumbuhan yang termasuk dalam kelompok belum memiliki akar, batang dan daun yang nyata, contohnya seperti Lumut. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Thallophyta ini, simak pembahasan lebih lengkap berikut ini.

Apa itu Thallophyta?

Thallophyta

Tumbuhan lumut atau Bryophyta tumbuh dengan belum menampakkan ciri adanya akar sejati, dan hanya memiliki sel-sel yang menyerupai rambut untuk menggantikan fungsi akar yang belum dimiliki oleh .

Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut bernama rizoid atau akar semu yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempatnya dimana hidup. Tidak hanya itu, rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh pada tempat hidupnya.

Perlu kamu ketahui juga, jika tumbuhan yang sudah bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun maka disebut dengan tumbuhan kormus.

Ciri-ciri Thallophyta

Thallophyta adalah kelompok tumbuhan yang menyukai tempat yang lembap dan teduh, seperti tembok, kulit pohon yang hidup, genteng, dan permukaan batuan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri dari Thallophyta:

  • Perkembangbiakan Thallophyta yaitu secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dan spora sebagai alat perkembangbiakannya.
  • Thallophyta hidup dengan tiga cara yaitu autotrof atau asimilasi dengan cara fotosintesis, heterotrof serta simbiosis.
  • Thallophyta mengalami yang namanya metagenesis yaitu pergantian keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit.
  • Thallophyta tersusun dalam satu sel yang berbentuk bulat dan banyak sel yang mirip dengan tumbuhan tinggat tinggi yang sudah mengalami diferensiasi.
  • Thallophyta berwarna hijau karena adanya klorofi yang membuat tumbuhan ini mampu melakukan sintesis senyawa organik dengan bantuan sinar matahari.

Klasifikasi Thallophyta

Klasifikasi Thallophyta dibedakan menjadi tiga divisi, yaitu divisi algae atau ganggang, divisi fungi atau jamur, dan linchens atau lumut kerak.

Mari simak penjelasan mengenai klasifikasi dalam Thallophyta berikut ini:

Divisi Ganggang atau Algae

Algae

Kelompok ganggang atau Algae mencakup organisme fotosintetik yang berada pada tempat lembap atau basah, dan sistem perairan seperti air laut ataupun air tawar.

Tumbuhan ganggang ada yang memiliki tubuh yang terdiri atas satu sel dan juga ada yang terdiri dari banyak sel, serta ada yang memiliki satu sel namun berkoloni-koloni dan berbentuk benang sehingga terlihat sebagai banyak sel.

Beberapa jenis tumbuhan ganggang dapat hidup bersimbiosis dan merupakan produsen yang mampu melakukan fotosintesis sendiri karena memiliki klorofil.

Tumbuhan ganggang memiliki tubuh yang terdapat zat warna (pigmen) yaitu fikosianin yang berwarna biru, klorofil yang berwarna hijau, fikosantin yang berwarna coklat, fikoeritrin yang berwarna merah, karoten berwarna keemasan, dan juga xantofil yang berwarna kuning.

Divisi Jamur atau Fungi

Fungi

Jamur atau fungi merupakan organisme eukariotik yang masuk ke dalam kingdom fungi, yang memiliki ciri-ciri yaitu bersifat eukariotik, memiliki dinding sel yang dilindungi oleh zat kitin, multiseluler atau uniseluler, memiliki ukuran mikroskopis sampai makroskopis, bentuk tubuh yang bervariasi, termasuk organisme heterotrof karena tidak punya klorofil, dan tubuh tersusun dari hifa yang berbentuk seperti benang.

Divisi Lumut Kerak atau Lichens

Lichens

Lumut kerak hidup dengan menempel pada pepohonan atau berbatuan, tembok rumah, pagar, di atas taman dan atap rumah. Lumut kerak bereproduksi dengan cara vegetatif yaitu dengan fragmentasi atau dengan soredium. Berdasarkan bentuknya, lumut kerak dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu Krustos (seperti kerak), Folios (seperti daun) dan Fruktikos (seperti semak).

Walaupun sering dianggap pengganggu, lumut kerak ini bisa menjadi ramuan obat tradisional dan bahan pewarna.  Tidak hanya itu, lumut kerak juga bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti digunakan sebagai penambah rasa dan aroma pada masakan Jepang, pigmen yang dihasilkan bisa dibuat menjadi kertas lakmus celup indikator pH, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan menambah kandungan zat-zat yang dimilikinya, dan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran.

Manfaat Thallophyta

Setelah membahas mengenai pengertian, ciri-ciri dan klasifikasi dari Thallophyta. Pembahasan selanjutnya yaitu manfaat Thallophyta yang mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan.

Oleh karena itu, berikut ini beberapa manfaat Thallophyta yang perlu kamu ketahui:

  • Ganggang yang merupakan bagian dari thallopytha berperan sebagai penghasil utama bahan organik di dalam ekosistem perairan. Aktivitas fotosintesis yang mampu dilakukannya di dalam air, dapat dijadikan sebagai sumber oksigen yang sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar tempat Ganggang tersebut tumbuh.
  • Sebagai bahan makanan seperti Kombu yaitu jenis makanan dari Jepang terbuat dari laminaria yang merupakan salah satu dari jenis alga cokelat yang mengandung fe dan protein yang tinggi serta vitamin A dan C.
  • Untuk keperluan pakan ternak yang berasal dari bahan utamanya yaitu alga,
  • Sebagai bahan dalam pembuatan pupuk.
  • Untuk bahan obat dan anti biotik seperti pada beberapa jenis alga yang  bermanfaat dalam proses pembuatan obat-obatan maupun sebagai antibiotik.
  • Jamur yang merupakan salah satu jenis thallophyta juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol tinggi karena kandungan beta-gukan, eritadenine, dan chitosan pada jamur juga membantu menurunkan kolesterol.
  • Tidak hanya itu, jamur juga sangat sehat bagi jantung karena kandungan serat, kalium dan vitamin C berkontribusi menjaga tekanan darah dan kolesterol sehingga menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan hipertensi.

Kesimpulan Pembahasan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Thallophyta adalah tumbuhan yang termasuk dalam kelompok belum memiliki akar, batang dan daun yang nyata, contohnya seperti Lumut, Ganggang, dan Jamur. Reproduksi Thallophyta dengan cara vegetatif dan generatif dimana spora sebagai alat perkembangbiakannya.

Thallophyta merupakan tumbuhan yang menyukai tempat lembap dan teduh seperti tembok, kulit pohon yang hidup, genteng, dan permukaan batuan.

Ada tiga klasifikasi dalam Thallophyta yaitu ganggang (algae), jamur (fungi) dan lumut kerak (Lichens). Masing-masing memiliki manfaat tersendiri dalam kehidupan seperti ganggang yang berperan sebagai penghasil utama bahan organik di dalam ekosistem perairan.

The post Thallophyta: Ciri – Klasifikasi dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut https://haloedukasi.com/perkembangbiakan-tumbuhan-lumut Tue, 24 Nov 2020 07:07:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15746 Di dalam kerajaan tumbuhan atau kingdom plantae terdapat suatu klasifikasi tumbuhan tersendiri untuk menggolongkan suatu jenis tumbuhan tertentu. Salah satu klasifikasi tumbuhan tersebut digolongkan dalam sebuah divisi bernama divisi bryophyta. Divisi bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan suatu tumbuhan yang sangat mudah dijumpai terutama pada tempat-tempat dengan tingkat kelembaban tinggi. Tumbuhan lumut biasanya menempel pada suatu […]

The post Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam kerajaan tumbuhan atau kingdom plantae terdapat suatu klasifikasi tumbuhan tersendiri untuk menggolongkan suatu jenis tumbuhan tertentu. Salah satu klasifikasi tumbuhan tersebut digolongkan dalam sebuah divisi bernama divisi bryophyta.

Divisi bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan suatu tumbuhan yang sangat mudah dijumpai terutama pada tempat-tempat dengan tingkat kelembaban tinggi. Tumbuhan lumut biasanya menempel pada suatu permukaan seperti tembok, tanah, batuan lapuk, hingga kulit pohon.

Bentuk lumut beraneka macam, mulai dari lembaran hingga mirip seperti tumbuhan namun berukuran kecil. Bagian tubuh lumut yang menyerupai akar dikenal dengan sebutan rizoid, berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral, serta alat pelekat bagi tumbuhan lumut untuk dapat melekat pada suatu media.

Tumbuhan lumut dianggap sebagai tumbuhan pioner atau perintis karena dianggap sebagai tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan rusak seperti kebakaran hutan.

Tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab dan banyak air bukan tanpa sebab. Ternyata air dibutuhkan guna melakukan proses reproduksi atau pembuahan, sebab jika tidak ada air maka sel kelamin jantan tidak akan bisa membuahi sel kelamin betina.

Lalu bagaimana proses perkembangbiakan tumbuhan lumut? Mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Organ Reproduksi Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut dapat melakukan perkembangbiakan secara aseksual dan seksual, akan tetapi sebagian besar lumut melakukan perkembangbiakan secara seksual atau generatif. Sebelum mengetahui bagaimana cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, terlebih dahulu diketahui organ reporduksi dari tumbuhan lumut.

Pada tumbuhan lumut dikenal istilah gametofit yakni bentuk tumbuhan lumut yang berwarna hijau, berbentuk lembaran, serta terdapat alat kelamin yang dapat menghasilkan gamet.

Pada tumbuhan lumut alat kelamin jantan akan menghasilkan sel jantan yang disebut sebagai anteridium dengan menghasilkan sperma berflagela, sedangkan alat kelamin betina yang menghasilkan sel betina disebut dengan nama arkegonium dan menghasilkan sel telur (ovum).

Untuk lumut yang mempunyai dua alat kelamin atau anteridium dan arkegonium dalam satu rumah, tumbuhan lumut tersebut disebut sebagai berumah satu (monesis) atau homotalus. Sedangkan bagi tumbuhan lumut yang hanya mempunyai satu alat kelamin disebut sebagai berumah dua (diesis) atau heterotalus.

Proses Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut

Perkembangbiakan Seksual

Perkembangbiakan lumut diawali ketika anteridium atau alat kelamin jantan dalam kondisi matang dan siap menglepaskan anterozoid atau sel sperma. Sel ini memiliki ekor seperti benang dan bergerak ke arah arkegonium secara kimiawi untuk melakukan pembuahan membentuk zigot.

Pembentukan zigot memasuki fase kedua dari siklus hidup lumut. Zigot terus mengalami perkembangan dan berubah menjadi sporofit atau tanaman spora bersifat haploid (n). Ketika masak (umur 3 – 6 bulan) akan terbentuk bagian panjang bernama seta.

Sporofit mulai tumbuh dengan melakukan pembelahan sel keluar dari bagian atas arkegonium atau alat kelamin betina. Di saat yang sama sporofit masih mengandalkan gametofit betina, meskipun sporofit dapat menghasilkan makanan sendiri oleh fotosintesis di tahap awal pertumbuhan.

Tanaman spora atau sporofit tersusun atas tiga struktur, yakni:

  1. Kepala kapsul, berbentuk mirip pod di bagian ujung atas, tempat spora diproduksi.
  2. Seta, merupakan tangkai tegak panjang.
  3. Kaki, berfungsi sebagai penambat tubuh ke gametofit dan mentransfer air dan nutrisi dari gametofit.

Satu buah kepala kapsul dapat berisi lebih dari satu juta spora, tergantung dari jenis spesies lumut. Sebagian besar lumut ditutupi oleh operculum mirip seperti penutup yang akan jatuh jika spora telah matang.

Terdapat pula tudung selaput atau calyptra yang juga akan terbuang saat dewasa, dan berfungsi untuk melindungi operculum. Ada pula struktur kecil mirip gigi di sekitar mulut kapsul, tersusun dari satu atau dua baris gigi yang berfungsi mengontrol pelepasan spora.

Struktur kecil ini disebut sebagai peristome dan akan menutup saat lingkungan terlalu basah untuk mencegah spora keluar. Jika kondisi kering, peristome akan terbuka dan akan melepaskan spora serta meningkatkan peluang spora untuk terdispersi agak jauh dari induk.

Apabila spora jatuh pada lingkungan lembab, maka spora akan bertunas menjadi protonema filamen yang bercabang seperti benang. Tunas tersebut akan tumbuh menjadi gametofit jantan ataupun gametofit betina, dan kemudian melakukan siklus hidup berikutnya.

Perkembangbiakan Aseksual

Selain bereproduksi secara seksual, tumbuhan lumut juga dapat berkembangbiak secara aseksual atau vegetatif. Cara ini dapat dilakukan dengan sejumlah metode yang berbeda-beda.

Salah satu metode yang dilakukan yakni saat batang rumpun besar dari tumbuhan lumut mati, maka tumbuhan lumut akan menghasilkan rumpun baru menjadi tanaman individu.

Metode lainnya yakni jika terjadi pemotongan pada bagian batang atau satu daun tumbuhan lumut secara tidak sengaja, maka potongan-potongan bagian tersebut dapat melakukan regenerasi membentuk tanaman baru.

Pada spesies tertentu, tumbuhan lumut dapat menghasilkan struktur khusus yang disebut sebagai badan induk. Struktur khusus ini dapat berasal dari bagian mana saja tergantung spesies dan nantinya dapat digunakan untuk memperbanyak keturunan atau sebagai bentuk perkembangbiakan secara aseksual.

The post Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>