ubur-ubur - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ubur-ubur Mon, 20 Feb 2023 04:48:26 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico ubur-ubur - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ubur-ubur 32 32 Perbedaan Cnidaria dan Ctenophora https://haloedukasi.com/perbedaan-cnidaria-dan-ctenophora Mon, 20 Feb 2023 04:48:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41613 Cnidaria dan Ctenophora dulunya termasuk dalam satu filum Coelenterata, karena sama-sama menggunakan rongga tubuh untuk bernafas ataupun memperoleh makanan. Selain itu keduanya juga tidak memiliki tulang belakang. Akan tetapi banyak ditemukan perbedaan, sehingga filum ini dipisah menjadi Cnidaria dan Ctenophora.  Ctenophora Ctenophora adalah salah satu filum animalia yang tidak memiliki tulang belakang yang hidup di […]

The post Perbedaan Cnidaria dan Ctenophora appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cnidaria dan Ctenophora dulunya termasuk dalam satu filum Coelenterata, karena sama-sama menggunakan rongga tubuh untuk bernafas ataupun memperoleh makanan. Selain itu keduanya juga tidak memiliki tulang belakang. Akan tetapi banyak ditemukan perbedaan, sehingga filum ini dipisah menjadi Cnidaria dan Ctenophora. 

Ctenophora

Ctenophora adalah salah satu filum animalia yang tidak memiliki tulang belakang yang hidup di perairan. Anggota dari filum ini memiliki bentuk yang mirip dengan ubur-ubur. Yang membedakan adalah mereka memiliki sisir dengan jumlah delapan baris.

Sisir ini terdiri dari beberapa silia yang digunakan untuk berenang. Ctenophora memiliki berbagai macam ukuran, ada yang berukuran milimeter hingga yang terbesar adalah 1,5 meter. Tubuh mereka terdiri dari jelly dengan satu lapisan sel di luar dan yang lain melapisi rongga internal.

Mayoritas ctenophora adalah predator yang memakan larva mikroskopis, krustasea, parasit hingga ctenophora lainnya. Hewan ini juga sering dibandingkan dengan laba-laba yang memiliki banyak cara untuk menangkap mangsanya. Ada yang berdiam diri, menggunakan tentakel atau bahkan berburu.

Sehingga ctenophora sangat beraneka ragam dengan spesies yang sedikit. Spesies ctenophora ada sekitar 100-200 spesies yang dibagi menjadi dua kelas, yakni Nuda dan Tentaculata. Akan tetapi anggota dari setiap kelas tersebut sangat beragam. 

Walaupun mereka tidak memiliki tulang dan juga lunak, akan tetapi fosil mereka masih bisa ditemukan. Dari fosil yang ditemukan mereka sudah ada sejak 515 juta tahun yang lalu. Posisi ctenophora dalam pohon kehidupan evolusi masih diperdebatkan, banyak pendapat  ilmu filogenetik molekuler yang menyatakan bahwa cnidaria lebih dekat dengan bilateria, dibandingkan dengan ctenophora.

Hewan ctenophora mayoritas memiliki kelamin ganda, yakni dua kelamin dalam satu individu. Organ reproduksinya berada di bawah baris sisir, lalu sel telur dan sel spermanya dikeluarkan melalui pori-pori.

Ctenophora menggunakan fertilisasi eksternal, kecuali platyctenida yang menggunakan fertilisasi internal dan menjaga telur di tubuh induk sampai menetas. Perkembangan telurnya langsung berkembang menjadi ctenophora muda yang bentuknya sama dengan ctenophora dewasa akan tetapi ukurannya lebih kecil. 

Ctenophora banyak ditemukan di perairan laut, dari laut tropi, laut kutub, pantai atau bahkan laut lepas. Sampai saat ini belum ditemukan ctenophora yang hidup di air tawar. Salah satu contoh ctenophora adalah ubur-ubur sisir.

Cnidaria

Cnidaria adalah hewan yang termasuk dalam coelenterata, yakni invertebrata yang memiliki gastrovaskuler atau rongga untuk alat pencernaan. Selain itu cnidaria dalam bahasa yunani memiliki arti sengat.

Yang mengartikan bahwa hewan ini memiliki sengat yang digunakan untuk melindungi dirinya ataupun menangkap mangsa. Hewan cnidaria hidup di perairan, baik air laut ataupun air tawar, biasanya hidup di perairan yang dangkal.

Cnidaria memiliki berbagai bentuk, ada yang berbentuk seperti tabung atau polip dan ada juga yang berbentuk payung atau mangkuk terbalik seperti medusa, dengan bergerak melayang bebas di perairan.  Hewan cnidaria memiliki karakteristik yang unik.

Yakni mereka tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi, sehingga mereka melakukan pernapasan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Selain itu sisa metabolisme juga dibuang secara difusi. Selain itu untuk bergerak secara vertikal dihasilkan dari kontraksi otot. Sedangkan pergerakan horizontal terjadi karena adanya arus laut.

Cnidaria tidak memiliki anus. Sehingga makanan yang masuk ke mulut kemudian masuk ke suatu rongga yang disebut gastrovaskuler yang dapat mencerna makanan. Lalu sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui proses difusi dan sisanya disimpan. Sedangkan sisa makanan akan dibuang kembali melalui mulut. 

Untuk berkembang biak cnidaria dapat dilakukan secara seksual dan juga aseksual. Walaupun termasuk kelompok hewan akan tetapi reproduksi cnidaria dapat berkembang biak secara aseksual dengan tunas yang berbentuk seperti polip.

Sedangkan untuk proses seksual dilakukan oleh Cnidaria yang berbentuk medusa. Reproduksi aseksual pada stadium polip dan reproduksi seksual pada tahap medusa terjadi secara bergantian membentuk suatu siklus yang disebut metagenesis.

Contoh hewan Cnidaria adalah ubur-ubur (Aurelia aurita), Karang bahar (Euplexaura), karang suling (Tubiphora musica), koral  (Coralium), mawar laut (Metridium).

Terdapat beberapa hal yang membedakan antara Ctenophora dan Cnidaria 

  • Cnidaria menggunakan alat sengat untuk memperoleh mangsa ataupun melindungi diri. Sedangkan ctenophora menggunakan sel-sel pelekat yang ada di tentakelnya. 
  • Ctenophora memiliki sisir terdiri dari beberapa silia yang digunakan untuk berenang. Sedangkan Cnidaria dapat bergerak dari kontraksi otot atau mengikuti arus air. 
  • Cnidaria dapat berkembang biak secara aseksual dengan tunas yang berbentuk seperti polip dan juga seksual dilakukan oleh cnidaria yang berbentuk medusa. Sedangkan ctenophora memiliki dua kelamin dalam satu individu, sehingga sel telur dan sperma dilepas lewat pori-pori di epidermis.
  • Ctenophora banyak ditemukan di perairan laut, tidak ada yang di air tawar. Sedangkan Cnidaria ditemukan di air laut ataupun air tawar, biasanya hidup di perairan yang dangkal. 
  • Cnidaria adalah hewan yang sangat terdiversifikasi. Sedangkan Ctenophora menunjukkan lebih sedikit perbedaan.
  • Ctenophora berenang di piring sisir. Sedangkan Cnidaria berenang secara sessile atau berenang bebas.
  • Cnidaria memiliki sistem pencernaan yang tidak lengkap. Sedangkan Ctenophora mengandung sistem pencernaan yang lengkap.
  • Ctenophora memiliki dua kelas yakni Tentaculata dan Nuda. Sedangkan Cnidaria memiliki lima kelas yakni Anthozoa, Hydrozoa, Cubozoa, Scyphozoa, dan Staurozoa.
  • Jenis hewan Cnidaria sangat beragam. Sedangkan Ctenophora tidak terlalu beragam. 

The post Perbedaan Cnidaria dan Ctenophora appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Reproduksi Coelenterata dan Perkembangbiakannya https://haloedukasi.com/sistem-reproduksi-coelenterata Mon, 17 Oct 2022 02:31:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39168 Coelenterata berasal dari bahasa Yunani yakni coelos yang berarti rongga dan enteros yang berarti usus. Maka Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang mempunyai rongga. Coelenterata juga dikenal dengan sebutan Cnidaria yang berasal dari kata Cnido yang berarti penyengat. Hal ini sesuai dengan ciri-cirinya di mana hewan ini mempunyai sel penyengat yang letaknya berada di antara […]

The post Sistem Reproduksi Coelenterata dan Perkembangbiakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani yakni coelos yang berarti rongga dan enteros yang berarti usus. Maka Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang mempunyai rongga. Coelenterata juga dikenal dengan sebutan Cnidaria yang berasal dari kata Cnido yang berarti penyengat.

Hal ini sesuai dengan ciri-cirinya di mana hewan ini mempunyai sel penyengat yang letaknya berada di antara mulut dan tentakelnya. Meski demikian, Coelenterata belum mempunyai alat pernapasan, peredaran darah, sistem eksresi dan juga susunan sel saraf. Maka dari itu, hewan ini masih tergolong filum yang primitive.

Coelenterata ini mempunyai sistem reproduksi yang terbilang unik. Berikut ini penjelasan selengkapnya tentang sistem reproduksi Coelenterata:

Tahapan Reproduksi Coelenterata

Sistem Reproduksi Coelenterata

Berikut ini tahapan reproduksi Coelenterata:

Zigot

Mula-mula, medusa dewasa akan meleburkan sel sperma yang telah matang dengan sel telur. Peleburan ini terjadi pada fase medusa. Prosesnya dimulai dengan sel sperma menuju ovarium dan membuahi ovum. Hasil pembuahan ini akan membentuk zigot.

Blastula

Setelah zigot terbentuk, maka zigot ini berkembang menjadi blastula yang merupakan bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami perkembangan. Sedangkan sel-sel morula akan mengalami pembelahan terus-menurus, kemudian rongga di bawah piringan germinal yang memisahkannya dengan kuning telur.

Blastula juga dapat diartikan sebagai kumpulan sel yang memiliki bentuk mirip bola dengan struktur berongga pada bagian tengah dan berisi cairan. Blastula ini dapat disebut dengan blastosis, sementara proses pembentukan blastula disebut blastulasi.

Planula

Lanjut ke tahap berikutnya, blastula akan berubah bentuk menjadi planula. Planula merupakan larva bersilia yakni larva yang memiliki bulu getar. Planula berbentuk oval kecil dengan bagian luarnya dilapisi oleh rambut-rambut kecil.

Silia atau rambut tersebut berfungsi untuk membantu planula supaya bisa berenang melewati air. Tidak hanya itu, planula juga biasanya berenang untuk mencari substrat di dasar laut untuk mengikat dirinya.

Polip

Polip adalah fase yang sangat penting dalam perkembangan secara aseksual. Pada fase ini, planula akan berubah bentuk seperti tumbuhan namun tidak bisa bergerak dengan bebas. Selain itu, polip biasanya melekat di dasar perairan. Polip umumnya memiliki bentuk silindris baik itu berkoloni atau soliter.

Medusa

Tahap terakhir dari perkembangan Coelenterata adalah medusa. Fase ini akan mengubah bentuk polip menjadi medusa muda dan medusa dewasa. Pada ubur-ubur, medusa ini seperti ubur-ubur yang hidup melayang.

Umumnya, medusa memiliki bentuk seperti lonceng atau payung. Setelah melalui medusa muda, maka Coelenterata akan tumbuh dan berubah menjadi medusa dewasa. Kemudian medusa dewasa menghasilkan sel sperma kembali untuk menghasilkan zigot baru.

Cara Perkembangbiakan Coelenterata

Sistem reproduksi Coelenterata ini dibagi ke dalam dua cara yakni aseksual (polip) dan seksual (medusa).  Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut :

Aseksual

Cara perkembangbiakan Coelenterata yang pertama adalah secara aseksual atau vegetative. Pada Cara ini dilakukan dengan membentuk kuncum di bagian kaki pada fase polip. Kuncup tersebut secara perlahan akan membesar yang nantinya membentuk sebuah tentakel.

Kemudian kuncup juga tumbuh di area kaki sampai besar hingga sang induk membuat kuncup baru. Dari sini, cara perkembangan aseksual juga sering disebut dengan polip.

Seksual

Selain aseksual, Coelenterata juga mengalami proses perkembangbiakan secara seksual atau generative. Dengan kata lain, proses ini dilakukan dengan adanya peleburan sel sperma dan sel telur yang terjadi pada tahap medusa.

Letak testis di dekat tentakel, sementara ovarium di dekat kaki. Sel sperma yang sudah matang akan dikeluarkan dan bergerak menuju ovum. Kemudian ovum yang dibuahi tersebut membentuk zigot. Awalnya, zigot tersebut tumbuh di ovarium dan berkembang menjadi larva. Larva bersilia yang disebut dengan Planula akan bergerak meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

The post Sistem Reproduksi Coelenterata dan Perkembangbiakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Reproduksi Ubur-ubur dan Cara Perkembangbiakannya https://haloedukasi.com/sistem-reproduksi-ubur-ubur Thu, 08 Sep 2022 02:52:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38367 Setiap makhluk hidup tentunya memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Seperti daur hidup Aurelia aurita yang berkembangbiak dengan cara bereproduksi melalui fase aseksual dan seksual. Aurelia aurita itu sendiri merupakan nama ilmiah dari ubur-ubur dan tergolong dalam kelompok filum Coelenterata dengan kelas Scyphozoa. Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk dan sering disebut dengan Jelly Fish. Alat […]

The post Sistem Reproduksi Ubur-ubur dan Cara Perkembangbiakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap makhluk hidup tentunya memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Seperti daur hidup Aurelia aurita yang berkembangbiak dengan cara bereproduksi melalui fase aseksual dan seksual.

Aurelia aurita itu sendiri merupakan nama ilmiah dari ubur-ubur dan tergolong dalam kelompok filum Coelenterata dengan kelas Scyphozoa. Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk dan sering disebut dengan Jelly Fish.

Alat Reproduksi Aurelia Aurita

Ubur-ubur juga mempunyai alat kelamin yang terpisah pada setiap individu jantan dan betina. Adapun macam-macam alat reproduksi ubur-ubur sebagai berikut:

reproduksi ubur-ubur

Zigot

Zigot terbentuk akibat adanya peleburan sel telur dan sperma. Zigot ini akan dikeluarkan melalui mulut ubur-ubur betina yang nantinya berkembang menjadi larva berambut getar.

Planula

Setelah zigot terbentuk, maka akan membentuk larva berambut getar atau biasa disebut planula. Bentuknya oval kecil yang pada bagian luarnya dilapisi oleh rambut-rambut kecil (silia).

Silia ini berperan untuk membantu planula agar dapat bergerak melewati air. Selain itu, planula berenang untuk mencari substrat di dasar laut untu mengikatkan dirinya.

Skifistoma

Skifistoma adalah perkembangan berikutnya dari planula. Perkembangan ini terjadi pada saat planula memasuki fase polip. Ketika planula sudah menempel pada substratnya, maka rambut getarnya itu terlepas dan planula pun bertumbuh menjadi skifitoma. Alat ini juga biasa disebut larva planula yang menempel pada subsratnya.

Strobilla

Strobilla atau disebut pula strobilus merupakan hasil pembelahan dari skifistoma yang secara melintang sampai membentuk ruas dengan bentuk cakram. Hal ini terjadi ketika skifistoma telah mencapai ukuran maksimal yakni kurang lebih 12 mm.

Medusa

Medusa merupakan ubur-ubur yang hidupnya melayang. Semasa hidupnya, hewan ini memiliki bentuk tubuh medusa yang dominan daripada bentuk polip. Pasalnya, bentuk polip hanya dapat dijumpai ketika waktu larva.

Ruas-ruas strobilla yang telah tua dan berada di ujung strobilus akan melepaskan diri kmudian berenang bebas untuk hidup mandiri berkembang menjadi ubur-ubur. Kemudian efira itu tumbuh dan berubah menjadi ubur-ubur dewasa atau biasa disebut medusa dewasa.

Cara Perkembangbiakan Aurelia Aurita

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hewan ini dapat berkembangbiak melalui dua fase yakni fase aseksual dan fase seksual. Adapun perbedaan cara perkembangbiakannya sebagai berikut:

Fase Aseksual Ubur-ubur

Fase ini disebut juga dengan fase vegetative di mana ubur-ubur akan berkembang dengan bentuk polip. Bentuknya dapat berupa skifistoma dan strobila. Sistem reproduksi Aurelia aurita asesksual ini dilakukan dengan jalan membentuk kuncup yang tumbuh di dekat kaki.

Setelah itu, perkembangbiakannya semakin lama semakin besar dan kemudian membentuk tentakel. Meskipun demikian, tubuh anak dari hewan ini akan tetap melekat pada induknya sampai induk itu membentuk kuncup lain. Sehingga akan terbentuk koloni atau strobilla.

Beberapa waktu setelahnya, tubuh anak akan memisah dari induknya dan membentuk efira. Efira merupakan ubur-ubur muda atau medusa muda.

Fase Seksual Ubur-ubur

Jika berkembangbiak dengan bentuk medusa, maka akan mengalami fase seksual atau fase generatif. Fase ini akan melibatkan induk ubur-ubur jantan dan dan induk ubur-ubur betina ketika menjadi medusa.

Kedua induk ubur-ubur dewasa tersebut akan membentuk sel gamet yakni ovum dan sperma. Sperma itu dihasilkan oleh testis dari induk jantan yang letaknya berada di dekat tentakel. Sementara ovum dihasilkan oleh ovarium dari induk betina yang terletak di dekat kaki.

Setelah itu, sperma yang sudah matang akan dikeluarkan di dalam air dan berenang sampai mencapai ovum. Kemudian akan menghasilkan zigot yang nantinya berkembang menjadi planula. Planula tersebut akan melekat di dasar lautan agar dapat tumbuh menjadi individu yang baru (skifistoma).

Dari kedua fase di atas, maka kita dapat ringkas dari sistem reproduksi ubur-ubur (Aurelia aurita) sebagai berikut:

Medusa dewasa – zigot – planula – skifistoma – storbila – efira

Dengan penjelasan sebagai berikut:

  • Medusa dewasa atau induk jantan akan menghasilkan sperma, sedangkan medusa dewasa atau induk betina akan menghasilkan ovum (sel telur).
  • Kemudian terjadi proses fertilisasi eksternal di dalam air.
  • Sel telur akan dibuahi oleh sel sperma dan membentuk zigot.
  • Zigot yang terbentuk kemudian membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi blastula, gastrula dan akhirnya menjadi planula atau larva bersilia.
  • Planula berenang dengan bebas selama beberapa saat dan menempel pada suatu substrata tau tempat yang sesuai. Setelah menempel, maka silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi skifistoma (polip muda).
  • Polip skifistoma ini akan membentuk tunas-tunas da melakukan strobilasi. Strobilasi merupakan proses pembelahan secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira yang memiliki bentuk strobila.
  • Kemudian efira akan terlepas satu persatu dari strobila dan membentuk skifistoma yang mampu bertahan hidup sampai beberapa tahun dan akan hidup lagi sebagai polip
  • Efira ini juga akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.

The post Sistem Reproduksi Ubur-ubur dan Cara Perkembangbiakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Metagenesis pada Tumbuhan https://haloedukasi.com/metagenesis Tue, 15 Mar 2022 13:29:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32584 Pengertian Metagenesis Metagenesis merupakan proses perkembangbiakan dan serangkaian siklus hidup yang terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Metagenesis atau dapat disebut sebagai pergiliran keturunan juga merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dengan dua cara reproduksi dalam siklus hidupnya. Dua cara reproduksi tersebut adalah fase gametofit dan fase sporofit. Pada […]

The post Metagenesis pada Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Metagenesis

Metagenesis merupakan proses perkembangbiakan dan serangkaian siklus hidup yang terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Metagenesis atau dapat disebut sebagai pergiliran keturunan juga merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dengan dua cara reproduksi dalam siklus hidupnya.

Dua cara reproduksi tersebut adalah fase gametofit dan fase sporofit. Pada fase gametofit atau generatif merupakan fase pembuahan yang memproduksi gamet atau sel kelamin untuk dapat melangsungkan reproduksi seksual. Sedangkan, pada fase sporofit atau vegetatif merupakan fase yang dapat memproduksi spora untuk dapat melakukan reproduksi aseksual.

Metagenesis adalah pergiliran keturunan, pergiliran memiliki pengertian bahwa setiap generasi memiliki keperluan yang berbeda sehingga dapat melibatkan dua fase sekaligus. Metagenesis dapat terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Contoh tumbuhan yang dapat melakukan metagenesis adalah lumut dan paku, sedangkan pada hewan yang dapat melakukan metagenesis adalah ubur-ubur.

Metagenesis Tumbuhan Paku

Pada tumbuhan paku seringkali terlihat ada bintik-bintik hitam yang berada di bagian bawah daun yang disebut sorus. Di dalam sorus memiliki sejumlah kotak spora (sporangium) yang dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indusium. 

Tumbuhan paku dapat ditemui di darat maupun di air. Tumbuhan paku yang hidup di atas permukaan air memiliki ketinggian hingga 2 cm. Sedangkan tumbuhan paku yang hidup di darat dapat mencapai ketinggian 5 meter. Bentuk tumbuhan paku dapat berupa lembaran, tanduk rusa, maupun pohon.

Tumbuhan paku dapat menghasilkan spora sehingga dalam proses perkembangbiakannya tidak dengan cara melakukan fotosintesis, melainkan metagenesis. Tujuan dari metagenesis pada tumbuhan paku adalah untuk membentuk individu baru melalui perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual.

Berikut tahapan metagenesis tumbuhan paku.

  1. Tumbuhan paku dewasa membentuk sporangium dengan metode meiosis yang memiliki kromosom haploid untuk menghasilkan spora.
  2. Sporangium mengeluarkan spora, lalu spora mengalami pembelahan mitosis atau proses pematangan.
  3. Kemudian spora tersebut membentuk organ multiseluler, yaitu protalus atau protalium yang merupakan organisme penghasil gamet pada tumbuhan paku.
  4. Selanjutnya fase gametofit melalui pembelahan mitosis, protalus atau protalium berkembang menjadi dua jenis gamet yang berbeda sehingga membentuk arkegonium yang memproduksi ovum dan anteridium yang memproduksi spermatozoid.
  5. Awal fase sporofit terjadi pembentukan zigot. Zigot akan terbentuk ketika sel sperma yang bersifat motil yang bertemu dengan sel ovum.
  6. Kemudian zigot telah terbentuk akan tumbuh berkembang menjadi tumbuhan paku dewasa.
  7. Setelah itu seluruh rangkaian fase akan terproses berulang kembali.

Metagenesis Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut dikategorikan sebagai tumbuhan autotrof sebab tumbuhan ini memiliki sel-sel plastida yang dapat memproduksi klorofil untuk fotosintesis. Tumbuhan lumut dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun. 

Tumbuhan lumut juga digolongkan ke dalam Bryophytes yang merupakan tumbuhan non vaskuler. Tumbuhan lumut dapat tumbuh dan berkembang di daratan. Secara fisik tumbuhan ini berukuran kecil, berwarna hijau, serta hidup pada bebatuan, tanah, dan pohon.

Tumbuhan lumut dapat ditemui dimana saja namun tidak di perairan seperti laut, serta tersebar di seluruh belahan dunia. Dalam bagian tubuh lumut yakni dinding sel tersusun dari kumpulan selulosa. Tumbuhan ini berkembang biak dengan metagenesis, melalui dua fase yakni fase gametofit dan fase sporofit. 

Berikut tahapan metagenesis pada tumbuhan lumut.

  1. Tumbuhan lumut menghasilkan spora mengalami pembelahan sel mitosis kemudian tumbuh dan berkembang dengan memperbesar diri. 
  2. Setelah itu lumut membentuk protonema haploid yang dapat disebut gametofit muda.
  3. Kemudian protonema akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut dewasa akan membentuk organ seksual, yaitu arkegonium dan anteridium yang bersifat haploid.
  4. Pada arkegonium dengan metode mitosis akan membentuk sel telur dan anteridium membentuk spermatozoid. Sel telur dan sel spermatozoid yang dihasilkan akan tetap bersifat haploid.
  5. Selanjutnya spermatozoid mengalami pergerakan menuju sel telur, kemudian mengalami proses pembuahan sehingga terbentuk zigot yang diploid.
  6. Lalu zigot membentuk embrio yang berkembang menjadi sporofit.
  7. Kemudian sporofit akan memproduksi kembali spora dengan sporangium. 
  8. Sporangium yang diploid memproduksi spora dengan metode meiosis sehingga dihasilkan spora yang haploid.
  9. Kemudian spora kemudian berkembang kembali menjadi protonema yang baru, dan serangkaian proses berulang kembali.

Metagenesis Hewan Ubur-Ubur

Hewan yang dapat melakukan metagenesis adalah ubur-ubur, hal tersebut disebabkan oleh ubur-ubur mengalami dua pergiliran keturunan, yaitu fase polip dapat bertahan di dasar air dan fase medusa dapat berenang dengan bebas.

Ubur-ubur yang memiliki nama lain scyphozoa memiliki jarum penyengat sebagai bentuk perlindungan diri jika merasa ada lingkungan yang berbahaya yang mengancam hidupnya atau melawan musuh dan predator. Sehingga ubur-ubur tergolong dalam filum Cnidaria.

Ubur ubur memiliki bentuk mirip mangkuk terbalik, tidak punya kepala dan mulut serta alat reproduksinya terletak di lubang yang sama yang disebut oral, sebaliknya disebut aboral. Ubur-ubur bernafas dengan difusi oksigen dari air menggunakan membran yang ada pada bagian tubuh, sehingga tidak memiliki alat pernapasan insang seperti hewan air lainnya.

Ubur-ubur memiliki alat perlindungan diri dari predator dan dapat digunakan untuk memburu mangsa yang disebut dengan nematocysts. Ubur-ubur mengalami metagenesis dalam siklus perkembangbiakannya. Spermatozoid keluar dari lubang mulut medusa jantan dan masuk ke dalam usus medusa betina untuk proses pembuahan.

Berikut tahapan metagenesis pada ubur-ubur.

  • Ubur-ubur akan menyatukan sel telur dan sperma dalam proses pembuahan untuk membentuk zigot.
  • Hasil pembuahan tersebut yaitu zigot yang akan tumbuh menjadi blastula kemudian berubah menjadi larva bersilia disebut planula.
  • Lalu fertilisasi eksternal akan membentuk planula larva kemudian menetap di substrat dalam bentuk polypoid dikenal sebagai scyphistoma.
  • Planula tumbuh menjadi polip, selanjutnya polip bereproduksi secara aseksual dengan membentuk medusa.
  • Medusa yang telah dewasa akan memproduksi sel telur dan sel sperma.
  • Kemudian siklus hidup ubur-ubur kembali berulang dalam pembuahan.

Itulah beberapa tahapan metagenesis yang terjadi pada tumbuhan paku, tumbuhan lumut, dan ubur-ubur.

The post Metagenesis pada Tumbuhan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Spesies Ubur-ubur Beserta Gambarnya https://haloedukasi.com/spesies-ubur-ubur Mon, 22 Mar 2021 02:53:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22938 Ubur-ubur adalah jenis binatang invertebrata atau tak bertulang belakang. Binatang ini ternyata sudah ada sejak dahulu kala lho bahkan sebelum dinosaurus hadir di Bumi. Untuk mengenal mereka lebih dekat mari mengetahui spesies ubur-ubur di bawah ini. 1. Ubur-ubur Emas Ubur-ubur emas dalam bahasa internasional dengan nama golden jellyfish. Ubur-ubur dengan nama ilmiah Mastigias papua etpisoni […]

The post 11 Spesies Ubur-ubur Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ubur-ubur adalah jenis binatang invertebrata atau tak bertulang belakang. Binatang ini ternyata sudah ada sejak dahulu kala lho bahkan sebelum dinosaurus hadir di Bumi. Untuk mengenal mereka lebih dekat mari mengetahui spesies ubur-ubur di bawah ini.

1. Ubur-ubur Emas

Ubur-ubur Emas

Ubur-ubur emas dalam bahasa internasional dengan nama golden jellyfish. Ubur-ubur dengan nama ilmiah Mastigias papua etpisoni ini memiliki bentuk tubuh seperti kubah dengan warna emas atau putih kecoklatan.  Begitu juga dengan tentakelnya. Ubur-ubur ini merupakan ubur-ubur yang menghuni danau air asin. Ubur-ubur ini tidak pernah kembali lagi ke lautan sehingga mereka pun sudah beradaptasi di sana.

Salah satu bentuk adaptasinya adalah dengan menghilangkan sengatannya. Sehingga kamu bisa bermain-main dengan mereka tanpa perlu khawatir terluka. Ubur-ubur emas ini bisa dijumpai di Danau Misool Raja Ampat, Papua Barat, Danau Kakaban, Kalimantan Timur dan Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah.

2. Ubur-ubur Bulan

Ubur-ubur Bulan

Ubur-ubur bulan memiliki nama lain yaitu Common Jellyfish. Ubur-ubur ini memiliki warna yang cantik serta mencolok yaitu hampir tembus pandang. Ukuran tubuh ubur-ubur bulan yaitu berkisar antara 25 cm hingga 40 cm. Ubur-ubur ini masih memiliki sengatan namun sangat kecil.

Ubur-ubur tercantik ini sebenarnya memiliki usia yang pendek yaitu mereka akan mati ketika melewati masa reproduksi selama berbulan-bulan. Namun ubur-ubur memiliki keistimewaan yaitu mampu meregenerasi bagian tubuhnya yang hilang.

3. Ubur-ubur Terbalik

Ubur-ubur Terbalik

Ubur-ubur yang memiliki nama latin Cassiopea andromeda memiliki medusa yang biasa berada di bawah tubuh mereka sebab itu lah ubur-ubur ini diberi nama ubur-ubur terbalik. Warna tubuh merek bermacam-macam mulai dari putih, biru, hijau, hingga cokelat. Habitat mereka yaitu di perairan yang bersuhu hangat. Mereka tak hanya dapat dijumpai di lautan tetapi juga di rawa-rawa dangkal, lumpur, bahkan di kanal Florida, Karibia, serta Mikronesia.

Di Indonesia sendiri ubur-ubur ini dapat ditemukan di Danau Kakaban, Kalimantan Timur. Ubur-ubur ini memiliki kebiasaan unik yaitu berbaring dengan bagian bawahnya berada di atas. Mereka berbaring terbalik  di dasar perairan yang dangkal untuk menyerap sinar matahari. Untuk memenuhi kebutuhan makannya, ubur-ubur ini bersimbiosis mutualisme dengan alga yang menempel di tentakel mereka. Ubur-ubur terbalik termasuk ke dalam jenis ubur-ubur dengan sengatan ringan.

4. Ubur-ubur Sea Nettle

Ubur-ubur Sea Nettle

Sea nettle adalah ubur-ubur yang dapat ditemukan di pantai timur Amerika Serikat. Bentuk dari ubur-ubur bernama latin Chrysaora fuscescens adalah memiliki tentakel yang panjang namun tipis. Jumlah tentakel yang dimiliki ubur-ubur ini adalah 24 dan memanjang hingga mencapai ukuran 6 kaki. Meski memiliki tentakel tipis namun jangan remehkan sengatan mereka sebab bisa menimbulkan rasa sakit yang cukup parah. Beruntungnya ubur-ubur jenis ini jarang menyerang manusia.

5. Ubur-ubur Surai Singa

Ubur-ubur Surai Singa

Ubur-ubur surai singa lebih dikenal sebagai lion’s mane dalam bahasa Inggris. Disebut sebagai surai singa karena tentakel mereka mirip seperti rambut singa. Ubur-ubur ini dikenal sebagai ubur-ubur paling besar diantara jenisnya. Ukuran diameternya mampu mencapai 7 inci dan tentakelnya berukuran 100 kaki. Selain itu ubur-ubur ini juga dikenal sebagai ubur-ubur tertua sebab sudah ada sejak 650 tahun silam.

Ubur-ubur ini dapat ditemukan di Pasifik Utara dan Samudra Atlantik, hingga Samudra Arktik. Ubur-ubur yang berenang secara kelompok ini memiliki sengatan yang hebat sekaligus racun yang dapat menyebabkan alergi.

6. Ubur-ubur Kristal

Ubur-ubur Kristal

Ubur-ubur yang memiliki nama latin Aequorea Victoria sering dianggap sebagai ubur-ubur paling cantik. Dinamakan kristal karena tubuh ubur-ubur ini memiliki warna bening transparan layaknya sebuah kristal. Menurut hasil penelitian warna transparan tersebut didapatkan dari dari protein GFP yang ada di dalam tubuh mereka.

Ketika dewasa ukuran tubuh ubur-ubur kristal mampu mencapai 15 cm dengan jumlah tentakel 150 buah. Tubuh ubur-ubur yang berhabitat asli di pantai barat Amerika utara ini mampu mengeluarkan cahaya berwarna biru dan hijau. Hal tersebut karena ubur-ubur ini memiliki bioluminesen yaitu suatu kemampuan untuk menghasilkan cahaya sendiri. Cahaya tersebut adalah hasil dari reaksi kimia antara air laut dengan protein ubur-ubur.

7. Ubur-ubur Kotak Australia

Ubur-ubur Kotak Australia

Ubur-ubur ini merupakan salah satu jenis ubur-ubur transparan yang indah. Namun dibalik keindahannya ubur-ubur diketahui sebagai ubur-ubur paling berbahaya sebab memiliki racun yang dapat membunuh manusia hanya dalam waktu singkat. Berdasarkan hasil penelitian racun tersebut berada di ujung tentakelnya.

Ubur-ubur yang selamat dari kepunahan 600 juta tahun yang lalu ini memiliki jumlah mata yang sangat banyak yaitu 24 buah mata. Dengan jumlah mata demikian membantu mereka dalam menangkap mangsanya dalam kondisi gelap sekalipun.

8. Ubur-ubur Cannonball

Ubur-ubur Cannonball

Ubur-ubur dengan nama ilmiah Stomolophus meleagris adalah ubur-ubur yang mendiami Samudera Atlantik bagian barat-tengah dan Samudera Pasifik bagian timur-tengah serta barat laut. Ubur-ubur ini identik dengan bentuk tubuhnya yang membulat mirip sayuran kubis dengan warna belang-belang coklat kehitaman. Ukuran tubuhnya tidak terlalu besar yaitu hanya 25 inci dengan berat 22,8 ons. Ubur-ubur yang memiliki 16 tentakel ini bisa mengeluarkan racun ketika terancam namun racun tersebut bersifat lemah dan tidak berbahaya.

9. Ubur-ubur Irukandji

Ubur-ubur Irukandji

Ukuran ubur-ubur irukandji sangat lah kecil yaitu hanya 0,2 inci serta warnanya transparan. Oleh sebab itu keberadaan ubur-ubur ini kadang tidak disadari. Ubur-ubur irukandji meski kecil namun mereka merupakan jenis ubur-ubur dengan racun mematikan. Bahkan diketahui kekuatan racun mereka 100 kali lebih kuat dari kobra. Racunnya tidak hanya terdapat di tentakel tetapi juga di lonceng mereka. Ubur-ubur ini awalnya hanya ditemukan di perairan Australia namun baru-baru ini peneliti menemukan mereka di laut Jepang, Florida, dan Kepulauan Inggris.

10. Ubur-ubur Kapal Perang Portugis

Ubur-ubur Kapal Perang Portugis

Mungkin ketika mendengar nama binatang ini kamu akan memikirkan sebuah transportasi laut, jika demikian maka kamu salah. “Kapal Perang Portugis” adalah nama yang diberikan untuk salah satu jenis ubur-ubur karena bentuknya yang mirip dengan kapal perang Portugis yang tengah berlayar. Ubur-ubur ini sering disebut juga sebagai ubur-ubur pai. Panjang tubuh mereka tidaklah terlalu besar yaitu berkisar antara 7 cm hingga 30 cm namun panjang tentakel mereka mampu mencapai ukuran lebih dari 20 m.

Ubur-ubur ini termasuk ke dalam ubur-ubur beracun yang cukup berbahaya. Sengatannya mampu meninggalkan bekas dan rasanya seperti tercambuk. Efek dari sengatan ubur-ubur kapal perang portugis bervariasi mulai dari 1 jam hingga berhari-hari.

11. Ubur-ubur Nomura

Ubur-ubur Nomura

Ubur-ubur nomura dianggap sangat istimewa karena memiliki bentuk yang cantik serta ukuran yang raksasa yaitu mencapai 6 meter dengan berat 200 kg. Dengan ukuran tersebut ubur-ubur ini diberi gelar sebagai ubur-ubur terbesar di dunia. Bentuk tubuh bagian atas ubur-ubur nomura berbentuk tudung dengan warna kelabu. Tentakelnya berada di sekitar mulut mereka dengan  bentuk seperti rambut tipis berwarna merah muda kecoklatan.

Ubur-ubur raksasa ini merupakan ubur-ubur beracun yang terdapat pada tentakelnya. Racun tersebut membantu mereka untuk melumpuhkan binatang lain untuk kemudian di mangsa. Ubur-ubur ini mendapatkan namanya dari seorang peneliti yang mengabdikan dirinya untuk mempelajari mereka yaitu Kanichi Nomura.

The post 11 Spesies Ubur-ubur Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>