unsur intrinsik - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/unsur-intrinsik Thu, 23 Jun 2022 02:26:35 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico unsur intrinsik - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/unsur-intrinsik 32 32 Unsur Intrinsik : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya https://haloedukasi.com/unsur-intrinsik Thu, 23 Jun 2022 02:26:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35983 Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkannya struktur suatu karya sastra. Ciri-ciri unsur intrinsik Intrinsik dalam karya memiliki ciri-ciri yang konkrit, yaitu : Pikiran Perasaan Genre sastra Gaya bahasa Gaya penceritaan Struktur karya sastra Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewwujudkannya […]

The post Unsur Intrinsik : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkannya struktur suatu karya sastra.

Ciri-ciri unsur intrinsik

Intrinsik dalam karya memiliki ciri-ciri yang konkrit, yaitu :

  • Pikiran
  • Perasaan
  • Genre sastra
  • Gaya bahasa
  • Gaya penceritaan
  • Struktur karya sastra

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewwujudkannya strutur suatu karya sastra.

1. Tema

Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Tema dibagi menjadi dua, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Sedangkan tema minor adalah tema yang tidak menonjol.

2. Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat biasa disebut dengan makna. Makna dibedakan menjadi makan niatan dan makan muatan. Makna niatan adalah makan yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Sedangkan makna muatan adalah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut.

3. Tokoh

Tokoh ialah pelaku daam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.

Tokoh berdasarkan perwatakannya dibedakan menjadi dua, yaitu :

  • Tokoh datar, ialah alah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat,
  • Tokoh bulat, ialah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan, dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.

Berdasarkan sifatnya, tokoh dibedakan menjadi :

  • Tokoh protagonis, ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat pembaca karena sifatnya yang baik.
  • Tokoh antagonis, ialah tokoh yang tidak disukai oleh pembaca atau penikmat sastra karena sifatnya yang buruk.

4. Penokohan

Penokohan atau perwatakan yaitu teknik atau cara-cara penggambaran watak tooh dan penciptaan citra tokoh oleh pengarang. Ada beberapa cara menampilkan tokoh, di antaranya :

  • Cara analitik, yaitu cara menampilkan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. jadi, pengarang menyampaikan ciri-ciri tokoh secara langsung.
  • Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian tokoh dalam suatu cerita.

5. Alur dan pengaluran

Alur disebut juga dengan istilah plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu dan utuh. Alur terdiri dari beberapa bagian, diantaranya :

  • Tahap awal (beginning)
    • Paparan (exposition) tahap pengenalan tokoh.
    • Rangsangan (inciting moment),peristiwa yang mengawali gawatan, muncul tokoh baru.
    • Gawatan (rising action)
  • Tahap tengah (Midle)
    • Tikaian (coflict), tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh.
    • Rumitan (complication), perkembangan dari gejala mula tikaian menuju ke klimaks cerita.
    • Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya.
  • Tahap akhir (end)
    • Leraian (falling action), bagian struktur alur sesudah mencapai klimaks yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah penyelesaian.
    • Selesaian (denouement), bagian akhir atau penutup cerita.

6. Latar dan pelataran

Latar atau setting merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

7. Sudut pandang

Sudut pandang ialah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu :

  • Orang pertama : sebagai orang pertama, pengarang duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita.
  • Orang ketiga : sebagai orng ketiga, pengarang terlibat dalam cerita tersebut duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

Contoh unsur intrinsik

Wirausahawan Muda

Seorang remaja bernama Rima merupakan mahasiswa yang baru lulus dari Fakultas Hukum. Sembari menunggu wisuda, Rima terbilang sangat giat dan juga rajin. Ia langsung memasukkan lamaran kerja di berbagai perusahaan dan juga kantor. Tak hanya itu, Rima juga memiliki usaha sampingan yakni berjualan jajanan pasar.

Baru satu bulan berjalan, usaha Rima terbilang lancar. Ada beberapa pesanan yang masuk dalam satu harinya, sehingga keuntungannya bisa ditabung untuk masa depan Rima. Sebagai anak rantau, tentu Rima memberikan keuntungannya juga untuk membantu orang tuanya di kampung halaman.

Selesai wisuda, Rima dihadapkan dengan masalah yakni tak kunjung mendapat pekerjaan. Padahal, Rima sejak awal memiliki cita-cita bekerja sebagai HRD di kantor yang bonafide. Ia mulai putus asa dan tak lagi memasukkan lamaran kerjanya. Rima akhirnya memutuskan pulang kampung dan menjual sebagian barang-barangnya di kosan sebagai tambahan uang saku pulang.

Saat di desa, Rima hanya membantu kedua orang tuanya bekerja sebagai pedagang di pasar. Di suatu kesempatan, Rima ditanyai oleh salah satu pelanggannya. “Permisi mbak, apa mbak tau di mana yang jual jajanan pasar? Sepertinya di desa ini tidak pernah ada yang jual jajanan pasar”.

Rima menjawab singkat, “Tidak ada yang berjualan, bu”. Sang ibu menjawab lagi, “Wah, padahal saya perlu memesan 1.000 jajanan pasar untuk acara di Balai Desa Wijaya”. Tak pikir panjang, Rima akhirnya menawarkan diri membuatkan jajanan pasar pesanan ibu tadi. Ia mendapat pesanan langsung 1.000 buah jajanan pasar.

Menyadari peluang jualan jajanan pasar di kampung halaman cukup menjanjikan, akhirnya Rima menggunakan uang tabungannya untuk membeli alat masak yang lebih lengkap. Rima juga meminta adik perempuannya untuk ikut membantunya mengolah masakan. Tak disangka, dalam waktu 6 bulan Rima sudah mendapat keuntungan besar.

Ia berpikir, mungkin tidak mendapat pekerjaan adalah jalan terbaik untuknya membuka usaha di rumah sembari membantu perekonomian keluarga dan dekat dengan keluarganya.

Unsur Intrinsik

Judul: Wirausahawan Muda

Tema: karakter

Tokoh dan penokohan:

– Rima: mahasiswa yang ulet dan juga rajin

– Ibu pembeli: sosok yang mendatangkan rezeki untuk Rima

Plot: maju

Konflik: konflik yang terjadi adalah ketika Rima putus asa tidak diterima kerja di mana-mana dan akhirnya memutuskan pulang kampung.

The post Unsur Intrinsik : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Unsur Intrinsik Karya Sastra dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/unsur-intrinsik-karya-sastra Wed, 24 Nov 2021 09:37:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28514 Unsur Intrinsik dalam karya sastra adalah hal penting saat menulis sebuah sastra. Karya sastra pada umumnya memiliki dua unsur penting, yaitu unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik merupakan unsur penting sebagai fondasi saat membuat karya sastra. Agar bisa menghasilkan karya sastra baik dan mudah dipahami pembacanya diperlukan kedua unsur tersebut. Unsur […]

The post Unsur Intrinsik Karya Sastra dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Unsur Intrinsik dalam karya sastra adalah hal penting saat menulis sebuah sastra. Karya sastra pada umumnya memiliki dua unsur penting, yaitu unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik merupakan unsur penting sebagai fondasi saat membuat karya sastra. Agar bisa menghasilkan karya sastra baik dan mudah dipahami pembacanya diperlukan kedua unsur tersebut.

Unsur intrinsik serta ekstrinsik yang tidak jelas akan membuat pembacanya mengalami kesulitan dalam memahami karya sastranya. Unsur intrinsik merupakan unsur penting yang bisa mempengaruhi serta membentuk struktur sebuah karya sastra. Berikut beberapa unsur-unsur yang terdapat didalam sebuah karya sastra:

1. Alur

Alur atau yang sering disebut juga sebagai plot merupakan sebuah rangkaian dalam suatu peristiwa dimulai dari awal hingga akhir dan saling terhubung. Alur juga membantu membentuk cerita yang satu kesatua, utuh, serta padu.

Ada 3 jenis alur dalam sebuah cerita yang sering ditemui :

  • Alur Campur
  • Alur Maju
  • Alur Mundur

Alur campuran merupakan alur yang menggabungkan alur maju serta alur mundur menjadi sebuah rangkaian peristiwanya. Pada umumnya, alur ini dipakai untuk cerita yang kompleks dan berhubungan dengan perjalanan waktu atau mengingat masa lalu serta menceritakan masa sekarang.

Alur maju merupakan alur yang memiliki cerita dimulai dari awalan hingga akhir secara beruntut. Alur ini lebih mudah dipahami, sehingga alur maju sering digunakan untuk berbagai cerita, seperti novel, cerita sejarah, cerita rakyat, cerita fantasi dan cerita fiksi.

Alur mundur merupakan alur yang menggunakan peristiwa akhir/ penutupan menjadi cerita awal. Sehingga seringkali alur ini menceritakan peristiwa utama melalui cerita masa lalu tokoh utamanya. Pada umumnya, alur ini dipakai untuk cerita yang berkaitan dengan mengingat masa lalu ataupun ingatan akan masa lampau.

Lalu untuk runtutan peristiwa di dalam suatu cerita, pada umumnya alur cerita akan mengikuti struktur berikut :

  • Tahap Awalan
  • Tahap Munculnya Konflik Muncul
  • Tahap Klimaks
  • Tahap Anti-klimaks
  • Tahap Peutupan

Tahap awalan adalah bagian untuk pengenalan tokoh-tokoh didalam cerita. Biasanya pada tahap ini, akan diceritakan latar belakang serta kontekstualisasi ceritanya. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap konflik, pada bagian ini akan di awali dengan timbulnya konflik. Akan selalu ditandai dengan munculnya masalah antar tokoh didalam cerita.

Sedangkan saat tahap klimaks, akan timbul permasalah an puncaknya sehingga para tokoh utamanya perlu menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan tahap anti klimaks, tahapan mengenai masalah yang telah sampai puncak mulai menurun serta bisa diatasi tokoh utamanya. Dibagian ini, akan mulai dijelaskan jalan penyelesaian akan masalah didalam cerita.

Tahapan terakhir merupakan tahapan penyelesaian, bagian mengenai konflik antar tokoh yang terjadi bisa diselesaikan dengan baik-baik.

2. Tema

Tema merupakan pokok masalah ataupun pokok pikiran dalam sebuah karya sastra. Pada umumnya ada dua jenis tema karya sastra yang digunakan yaitu tema minor dan mayor.

Untuk tema yang terlihat sangat menonjol merupakan tema mayor. Tema mayor seringkali mempunyai pengaruh besar dengan alur cerita dam watak/ penokohan tokoh-didalam cerita.

Lalu untuk tema yang kurang menonjol sering disebut sebagai tema minor. Jenis tema ini tidak akan terlalu mempengaruhi dan dirasakan tapi masih mempunyai dampak terhadap ceritanya.

3. Amanat

Amanat dalam unsur intrinsik menjadi salah satu bagian yang berkesan untuk para pembacanya. Karena bagian amanat mengandung sebuah pesan kehidupan yang memang ingin disampaikan penulis, dengan tujuan karyanya bisa menjadi sesuatu yang bermakna.

Amanat sering juga disebut sebagai makna didalam sebuahcerita. Pada umumnya, didalam cerita anak atau cerita rakyat mengandung amanat baik yang sengaja ditunjukan oleh penulis untuk para pembacanya.

4. Tokoh

Tokoh merupakan orang ataupun pelaku didalam sebuah cerita. Tokoh biasanya akan merujuk pada individu didalam cerita. Pada umumnya, tokoh terbagi atas beberapa menurut segi peranannya atau kepentingan tokoh dalam cerita seperti berikut :

  • Tokoh utama : merupakan tokoh yang seringkali muncul didalm cerita.
  • Tokoh tambahan : merupakan tokoh yang jarang muncul serta berperan hanya sebagai pelengkap.
  • Tokoh sampingan : merupakan tokoh yang sangat sedikit muncul didalam cerita.

Pada umumnya, tokoh-tokoh ini memiliki peranan dan sifat masing yang akan saling melengkapi dan menjadi alur cerita. Tokoh selalu berkaitan erat dengan penokohan karena akan mempertegas alur cerita.

5. Penokohan

Unsur penokohan merupakan bagian dari cara penulis menggambarkan watak tokoh dalam cerita. Berikut beberapa pembagian penokohan dalam suatu cerita :

  • Pelaku utama : merupakan pelaku utama yang memiliki peranan penting dalam cerita. Bahkan selalu muncul dalam semua kejadian didalam cerita.
  • Pelaku pembantu : merupakan pelaku dengan peran yang sifatnya membantu pelaku utama. Pelaku pembantu bisa menjadi pahlawan atau sebagai penantang pelaku utama.
  • Pelaku protagonist : merupakan pelaku dengan watak khusus seperti memiliki sifat kejujuran, baik hati, kesetiaan, dll.
  • Pelaku antagonis : merupakan pelaku dengan watak yang menantang pelaku protagonist dan memiliki sifat pembohong, penipu, cerdik, dll.
  • Pelaku tritagonis : merupakan pelaku yang sering dihadirkan sebagai tokoh ketiga dan bersifat sebagai tokoh penengah.

6. Latar

Latar atau yang sering juga disebut sebagai setting adalah suatu keadaan yang berpengaruh terhadap tokoh di sebuah cerita. Latar dalam sebuah karya sastra terdiri atas dua yaitu latar waktu dan latar tempat.

Latar tempat menjadi lokasi utama dimana cerita terjadi, seperti suatu kota, negara, desa, bisa juga didalam hutan, di kapal, bahkan tempat lainnya yang berkaitan dan menjadi satu kesatuan dengan cerita.

Latar waktu merupakan kapan waktunya cerita itu terjadi, latar waktu bisa berupa periodw waktu, runtutan waktu, atau indikator waktu yang lain.

Ada juga yang sering disebut latar cerita ataupun kontekstualiasasi mengenai cerita serta fenomena-disekitar yang sedang atau akan terjadi.

Biasanya bagian ini dapat ditemukan dalam prolog, hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman di awal. Sehingga pembaca paham mengapa fenomena bisa terjadi didalam kisah yang diceritakan.

7. Sudut Pandang

Sudut Pandang merupakan posisi ataupun kedudukan si pencerita saat menceritakan sebuah karya sastra. Dalam karya sastra ada enam sudut pandang seperti berikut :

  • Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal : sudut pandang ini, Penulis menjadi pelaku dan juga narator. Biasanya sudut pandang ini akan memakai kata ganti seperti “aku”, “saya”, ataupun “gue”. Pada sudut pandang ini penulis akan berperan menjadi tokoh utama dan inti dari keseluruhan cerita.
  • Sudut Pandang Orang Pertama Jamak : Sudut pandang ini sebenarnya tidak berbeda jauh dari sudut pandang orang pertama tunggal, yang membedakan adalah kata gantinya memakai “kami” ataupun “kita”.
  • Sudut Pandang Orang Kedua : Sudut pandang ini, penulis menjadi narator yang berbicara dan memakai kata ganti seperti “kamu”. Serta menjelaskan apa saja yang dilakukan oleh “kamu” atau “kau” ataupun “anda”. Disini, pembaca seolah-olah menjadi pelaku utama dan membuat pembaca merasa dekat terhadap cerita.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga Tunggal : Sudut pandang ini, penulis berada di luar cerita bahkan tidak terlibat dengan cerita serta menampilkan beragam tokoh dengan memakai namanya ataupun kata ganti seperti “dia”.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga Jamak : Sudut pandang ini penulis bercerita menurut persepsi ataupun pandangan kolektif. Sehingga penulis akan memanggil para tokohnya sebagai orang ketiga jamak seperti “mereka”.
  • Sudut Pandang Campuran : Sudut pandang ini, penulis menempatkan dirinya secara bergantian mulai dari satu tokoh hingga tokoh lainnya sehingga sudut pandangnya pun berbeda-beda dan menggubakan kata ganti seperti “aku”, “kamu”, “kami”, “mereka” ataupun “dia”

8. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah serangkaian kata yang diciptakan penulis untuk menjadikan sebuah ceritanya terlihat lebih hidup, tidak membosankan dan terkesan monoton. Seperti dengan meenambahkan beberapa majas, pemilihan istilah, ataupun lainnya.

The post Unsur Intrinsik Karya Sastra dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Unsur Intrinsik Cerpen dan Contohnya https://haloedukasi.com/unsur-intrinsik-cerpen Wed, 01 Sep 2021 06:29:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26713 Cerita pendek atau yang biasa disebut sebagai cerpen merupakan suatu bentuk karya sastra yang sering dijumpai. Cerita yang relatif singkat dibandingkan cerita pada novel. Cerpen merupakan karya sastra fiksi yang ditulis dalam bentuk prosa singkat, memiliki isi yang padat serta langsung pada inti cerita. Sebelum menulis cerpen atau membacanya, sebaiknya memahami lebih dahulu mengenai unsur […]

The post 8 Unsur Intrinsik Cerpen dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cerita pendek atau yang biasa disebut sebagai cerpen merupakan suatu bentuk karya sastra yang sering dijumpai. Cerita yang relatif singkat dibandingkan cerita pada novel.

Cerpen merupakan karya sastra fiksi yang ditulis dalam bentuk prosa singkat, memiliki isi yang padat serta langsung pada inti cerita.

Sebelum menulis cerpen atau membacanya, sebaiknya memahami lebih dahulu mengenai unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen. Unsur intrinsik yang menjadi pembangun isi cerpen antara lain :

1. Tema 

Tema merupakan pokok pikiran atau ide pokok yang digunakan dalam cerita. Tema menjadi suatu dasar dalam pembuatan yang akan dikembangkan menjadi sebuah cerita. Cerpen biasanya memiliki tema tunggal dengan alur tunggal pula, berbeda dengan novel yang memiliki banyak alur dan sub tema dalam tema besar. 

Tema biasanya tidak diungkapkan secara langsung dalam cerpen, melainkan dengan membaca secara keseluruhan cerpen barulah bisa mengerti tema dari cerpen tersebut.

Contoh tema dapat meliputi cerpen komedi  yang dalam ceritanya menimbulkan gelak tawa serta menghibur, cerpen remaja yang menceritakan kisah hidup remaja, cerpen persahabatan yang menceritakan mengenai persahabatan seseorang atau sekelompok orang, dan lainnya.

2. Alur

Alur atau plot merupakan jalannya suatu cerita. Alur juga dapat diartikan sebagai urutan cerita. Alur dalam sebuah cerita dapat berupa alur maju, mundur, dan campuran.

  • Alur Maju

Alur maju yang merupakan rangkaian suatu peristiwa dalam cerita dengan urutan maju sesuai dengan waktu kejadian dan terus bergerak maju.

Contoh alur maju yang menceritakan setiap kejadian sesuai tuntutan : “Andi berangkat ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya. Ia mengayuh sekuat tenaga agar tidak terlambat. Sesampainya di sekolah Andi belajar dengan giat serta selalu memperhatikan guru. Setelah bel pulang sekolah berbunyi Andi berkemas dan mengayuh sepeda menuju jalan pulang”.

  • Alur Mundur

Alur mundur yang merupakan rangkaian suatu peristiwa dalam cerita dengan urutan mundur dan cerita bergerak mundur atau flashback.

Contoh alur mundur : “Andi terlambat masuk sekolah dan dimarahi guru karena bangun kesiangan. Andi bangun kesiangan karena kemarin malam Andi bermain game dan lupa waktu. Siangnya, Ibu Andi sudah mengingatkan untuk tidak bermain game terlalu lama karena besok masuk sekolah. Namun, Andi tetap bermain game hingga larut malam dan membuatnya terlambat masuk sekolah”.

  • Alur Campuran

Alur campuran yang merupakan rangkaian suatu peristiwa dalam cerita dengan urutan maju dan mundur.

Contoh alur campuran : “Hari-hari berjalan seperti biasa, bangun pagi untuk memenuhi tanggung jawab sebagai pelajar. Dina selalu menjemputku, kadang dia harus menungguku lebih lama karena aku belum selesai bersiap diri. Teringat ketika beberapa hari lalu seragamku kotor terkena tumpahan kopi yang dibawa Icha saat aku sedang terburu-buru bersiap diri. Sekarang aku sudah lebih baik, terbukti aku sudah lebih siap sebelum Dina datang kemudian di ikuti oleh sapaan hangat”.

3. Tokoh 

Tokoh merupakan unsur yang paling penting, tanpa tokoh cerita tidak akan hidup dan hanya menjadi suatu narasi. Tokoh merupakan orang atau karakter yang tampil dalam cerita. Tokoh memiliki karakter yang mampu diekspresikan dengan perilaku, ucapan, dan tindakan yang ditampilkan dalam cerita. 

Jenis Tokoh dalam unsur intrinsik cerpen dibagi menjadi beberapa sesuai karakter, yaitu :

  1. Tokoh Protagonis : Tokoh yang memiliki watak baik dan biasanya menjadi tokoh utama dalam cerita.
  2. Tokoh Antagonis : Tokoh yang memiliki watak jahat dan menjadi lawan dari tokoh utama dalam cerita.
  3. Tokoh Tritagonis : Tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
  4. Tokoh Figuran : Tokoh yang membantu menghidupkan suasana dalam cerita atau tokoh sampingan.

Contoh tokoh cerpen, dalam cerpen bawang merah bawang putih yang menjadi tokoh protagonis adalah bawang putih, tokoh antagonis bawang merah serta ibunya, tokoh tritagonis nenek yang menemukan selendang bawang putih yang hanyut, serta tokoh figuran seperti orang yang lewat, atau tetangga bawang putih yang tidak memiliki peran dan hanya sebagai pembangun suasana di dalam cerita.

4. Penokohan

Penokohan memiliki arti yang lebih luas dibandingkan tokoh. Jika tokoh menyebutkan siapa tokoh dalam cerpen dan wataknya, sedangkan penokohan merupakan penggambaran dari tokoh tersebut dengan ucapan, tindakan, pandangan. 

Penokohan bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana watak seorang tokoh dalam cerpen. Dengan penggambaran fisik atau penjelasan narasi.

Contoh penokohan dalam cerpen bawang merah bawang putih yang mana bawang merah memiliki watak jahat dengan terus memperlakukan bawang putih sebagai pembantu dan berbicara kasar kepadanya. 

Lalu bawang putih memiliki hati yang lembut, selalu menolong orang, serta tidak serakah yang digambarkan melalui ucapan serta tindakan bawang putih ketika menerima perintah dari ibu tiri dan kakak tirinya.

5. Latar

Pengertian latar menurut KBBI adalah keterangan mengenai waktu, tempat, dan suasana dalam sebuah karya sastra. Latar dalam cerpen terdiri dari 3 jenis, yakni latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Latar bisa disebut juga dengan setting. Untuk mempermudah pemahaman mengenai latar, berikut adalah contoh latar berdasarkan jenisnya:

Contoh latar waktu : “Andi dan teman-teman bermain bola pada sore hari hingga matahari tenggelam.”

Contoh latar tempat : “Di sebuah rumah dekat gedung tua itu merupakan tempat tinggal Pak Kades,…”

Contoh latar suasana : “Kabar duka mengiringi kepergian nenek, aku mencoba menguatkan diri untuk mengikhlaskan kepergian nenek. Namun air mataku tidak dapat ku tahan.”

6. Sudut Pandang

Sudut pandang menjadi salah satu unsur intrinsik cerpen, maka sudut pandang mempunyai peranan yang penting. Sudut pandang merupakan cara pandang penulis dalam menyajikan suatu cerita. Sudut pandang terbagi menjadi 2 jenis, yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. 

Dalam sudut pandang orang pertama terdiri dari 2 jenis, yakni sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. 

Sudut Pandang Orang Pertama

  • Sudut pandang orang pertama pelaku utama : “ Aku sedang berdiam diri sambil memandangi selembar kertas di hadapanku, ini adalah hasil ujian yang telah dibagikan oleh guru kepadaku,…”
  • Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan : “ Zata adalah teman baikku, kemana pun aku ingin pergi Zata selalu bersedia menemaniku. Zata senang membaca buku, terutama bacaan seperti novel.”

Sedangkan dalam sudut pandang orang ketiga juga terdiri dari 2 jenis, yakni sudut pandang orang ketiga serba tahu dan sudut pandang orang ketiga pengamat.

Sudut Pandang Orang Ketiga

  • Sudut pandang orang ketiga serba tahu : “Sudah sejak masuk kuliah Fadi mulai tertarik dengan dunia agensi dan pemodelan, hingga suatu hari Fadi merasa yakin untuk bergabung dengan suatu agensi setelah mencari berbagai informasi dan prosedur pendaftaran,…”
  • Sudut pandang orang ketiga pengamat : “Ia terlihat berbeda seperti hari biasanya, hari ini nampak lebih muram. Kemarin dia sempat mengeluh sakit sekitar bagian kakinya, apa mungkin karena pekan olahraga kemarin?,…” 

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan salah satu unsur intrinsik dalam cerpen, gaya bahasa digunakan penulis untuk menjelaskan cerita lebih imajinatif dan ekspresif. Bagi pembaca, gaya bahasa dapat memberikan pesan atau perasaan emosional sesuai dengan alur cerita.

Gaya bahasa dapat juga disebut dengan majas. Majas terdiri dari beberapa macam, seperti majas hiperbola, majas personifikasi, majas retorika, dan lain-lain.

Contoh gaya bahasa dalam sebuah cerpen : “Setiap hari, petang hingga malam para petani harus berjibaku dengan panasnya terik matahari dan menumpahkan tenaga untuk berladang”

8. Amanat

Amanat menjadi salah satu unsur penting dalam sebuah cerpen, tanpa amanat cerpen menjadi tidak bernilai atau bermutu. Amanat merupakan sebuah pesan yang disampaikan dalam cerpen. Secara tersirat amanat disampaikan oleh penulis cerpen kepada para pembaca melalui substansi cerita. 

Contoh pada cerita rakyat Malin Kundang, amanat yang disampaikan kepada para pembaca yakni agar tidak bertindak kasar dan durhaka kepada orang tua.

The post 8 Unsur Intrinsik Cerpen dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Contoh Unsur Intrinsik Dalam Cerpen https://haloedukasi.com/contoh-unsur-intrinsik-dalam-cerpen Mon, 30 Dec 2019 08:20:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=2853 Cerpen memiliki dua unsur penting yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen. Kedua komponen tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ciri-ciri cerpen. Pada pembahasan kali ini akan dibahas secara khusus mengenai unsur intrinsik cerpen. Unsur intrinsik menurut para ahli secara umum adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari […]

The post 2 Contoh Unsur Intrinsik Dalam Cerpen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cerpen memiliki dua unsur penting yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen. Kedua komponen tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ciri-ciri cerpen.

Pada pembahasan kali ini akan dibahas secara khusus mengenai unsur intrinsik cerpen. Unsur intrinsik menurut para ahli secara umum adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari cerpen itu sendiri.

Apa Itu Unsur Instrinsik ?

Unsur intrinsik terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, macam-macam gaya bahasa dalam cerpen, sudut pandang, dan amanat.

Agar lebih memahami unsur intrinsik cerpen, mari kita simak dalam beberapa contoh unsur intrinsik pada beberapa penggalan cerpen berikut.

Penggalan cerpen “Hening di Ujung Senja”, karya Wilson Nadeak (dalam kumpulan cerpen Kompas 2007)

Ia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilakan duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa mereka berdua?

“Kita teman bermain waktu kecil. Di bawah pohon bambu. Tidak jauh dari tepi Danau Toba,” katanya memperkenalkan diri. Wau, kataku dalam hati. Itu enam puluh tahun yang lalu. Ketika itu masih anak kecil, usia empat tahun barangkali. “Ketika sekolah SD kau pernah pulang ke kampung dan kita bersama-sama satu kelas pula,” katanya melanjutkan. Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk. Belum juga dapat kutebak siapa mereka. Ia seakan-akan mengetahui siapa mereka sesungguhnya. “Wajahmu masih seperti dulu,” katanya melanjutkan. “Tidakkah engkau peduli kampung halaman?” tanyanya. “Tidakkah engkau peduli kampung halamanmu?” tanyanya membuat aku agak risih. Dulu pernah keinginan timbul di hati untuk membangun kembali rumah di atas tanah adat yang tidak pernah dijual. Pelahan-lahan timbul ingatan di dalam benakku.

“Rumah kita dahulu berhadap-hadapan, ya?” kataku. Ia mengangguk. “Kalau begitu, kau si Tunggul?”

Ya,” jawabnya dengan wajah yang mulai cerah.

Lalu ia mengatakan perlunya tanah leluhur dipertahankan. “Jangan biarkan orang lain menduduki tanahmu. Suatu saat nanti, keturunanmu akan bertanya-tanya tentang negeri leluhur mereka,” katanya dengan penuh keyakinan. “Kita sudah sama tua. Mungkin tidak lama lagi kita akan berlalu. Kalau kau perlu bantuan, aku akan menolongmu.”

“Akan kupikirkan,” kataku. “Nanti kubicarakan dengan adik dan kakak,” jawabku.

Pertemuan singkat itu berlalu dalam tahun. Pembicaraan sesama kakak-beradik tidak tiba pada kesimpulan. Masing-masing sibuk dengan urusan sendiri. Dan ketika aku berkunjung ke kampung halaman, kutemukan dia dengan beberapa kerabat dekat lainnya. Kudapati ia terbaring di tempat tidur, di ruangan sempit dua kali dua meter. Beberapa slang oksigen di hidungnya. Ia bernapas dengan bantuan oksigen. Matanya berkaca-kaca sambil mulutnya berkata, “Kudengar kau datang. Beginilah keadaanku. Sudah berbulan-bulan.” Agak sulit baginya berbicara. Dadanya tampak sesak bernapas. Aku tidak mungkin berbicara mengenai tanah itu. Kuserahkan persoalannya kepada keluarga dekat.

Pada penggalan cerpen di atas, berikut unsur instrinsik yang terkandung di dalamnya:

Tema                                     : menjalani usia tua

Tokoh dan penokohan     : Aku, memiliki sifat ramah, perhatian dengan anggota keluarga.

Alur cerita                             : mundur (ada pada kalimat “Pertemuan singkat itu berlalu dalam tahun”)

Latar                                      : Rumah tokoh utama (ada pada kalimat “Ia tiba-tiba muncul di muka pintu”)

Sudut pandang                   : orang pertama (menceritakan dengan kata “aku”)

Gaya bahasa                         : majas asosiasi pada kalimat “wajah yang mulai cerah”,  majas depersonifikasi pada kalimat “Matanya berkaca-kaca”,  majas simile pada kalimat “Dadanya tampak sesak bernapas”.

Amanat                                  : selagi muda saling menyayangi dengan anggota keluarga agar di usia tua tidak kesepian.

Penggalan cerpen “Gerhana Mata”, karya Djenar Mahesa Ayu (dalam kumpulan cerpen Kompas 2007)

Saya tahu, saya akan bisa mengulanginya lagi. Tapi dengan satu konsekuensi. Harus mengerti statusnya sebagai laki-laki beristri. Bertemu kala siang, bukan kala pagi atau malam hari. Kala siang dengan durasi waktu yang amat sempit. Bukan kala pagi atau malam hari yang terasa amat panjang dalam penantian dan rindu yang mengimpit. Membuat saya kerap merasa terjepit. Antara lelah dan lelah. Antara pasrah dan pasrah. Saya terjebak dan berputar-putar pada dua pilihan yang sama. Saya jatuh cinta.

Andai saja saya bisa mendepak cinta dan menghadirkan logika, mungkin tak akan seperti ini saya tak berdaya. Mungkin suara-suara yang kerap menghantui dengan pertanyaan dan jawaban akan lain bunyinya. Mungkin malam akan membuat saya takut. Dan dengan tubuh lain ke dalam selimut saya akan beringsut. Juga tak akan ada siang di mana saya meradang dan menggelepar atas tubuh yang menyentuh di atas seprai kusut lantas terhenti oleh dering panggilan ponsel yang membuat satu-satunya fungsi pada tubuhnya yang mempersatukan tubuh kami jadi menciut.

Mungkin…

Mungkin satu saat nanti ia akan mengalami gerhana mata seperti saya. Dan kami bisa tinggal dalam satu dunia yang sama. Tak bertemu hanya kala siang. Tak menunggu kala pagi dan malam. Tak ada pertanyaan mengapa hanya bertemu kala siang. Bukan kala pagi atau malam. Tak ada jawaban karena cinta membutakan saya. Diganti dengan jawaban, karena cinta telah membutakan kami berdua.

Mungkin…

Enam tahun sudah waktu bergulir. Sejak kemarin, di jari manis kanan saya telah melingkar cincin dengan namanya terukir. Dalam kegelapan malam kedua mata ini menumpahkan air. Di atas pembaringan tanpa suami yang tetap tak akan hadir.

Pada penggalan cerpen di atas, berikut unsur instrinsik yang terkandung di dalamnya:

Tema                                     : cinta buta

Tokoh dan penokohan     : Saya, memiliki mudah jatuh cinta,

Alur cerita                             : mundur (ada pada kalimat “Enam tahun sudah waktu bergulir”)

Latar                                      : di kamar, lebih tepatnya di kasur tokoh utama (ada pada kalimat “Di atas pembaringan”)

Sudut pandang                   : orang pertama (menceritakan dengan kata “saya”)

Gaya bahasa                       : majas personifikasi pada kalimat “Andai saja saya bisa mendepak cinta dan menghadirkan logika”,  “cinta membutakan saya “,cinta telah membutakan kami berdua”, dan “Mungkin suara-suara yang kerap menghantui..”, majas simile pada kalimat “mengalami gerhana mata seperti saya”, majas hiperbola “kedua mata ini menumpahkan air”.

Amanat                                  : sebaiknya jangan jatuh cinta dengan laki-laki suami orang.

Demikian contoh unsur intrinsik pada cerpen yang sering kita jumpai.

The post 2 Contoh Unsur Intrinsik Dalam Cerpen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli Sastra https://haloedukasi.com/unsur-intrinsik-menurut-para-ahli Mon, 16 Dec 2019 09:09:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1452 Berbicara tentang unsur intrinsik, kita pasti akan langsung berpikir tentang dunia sastra. Namun apakah diantara kalian sudah memahami pengertian unsur intrinsik? Berikut adalah penjelasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli. Simak penjelasan di bawah ini. Menurut ahli sastra yang bernama Robert Stanton ia membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, diantaranya fakta cerita dan sarana […]

The post 7 Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli Sastra appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berbicara tentang unsur intrinsik, kita pasti akan langsung berpikir tentang dunia sastra. Namun apakah diantara kalian sudah memahami pengertian unsur intrinsik?

Berikut adalah penjelasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli. Simak penjelasan di bawah ini.

Menurut ahli sastra yang bernama Robert Stanton ia membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, diantaranya fakta cerita dan sarana cerita.

Stanton mengatakan bahwa sarana cerita terdiri dari beberapa aspek yaitu judul, sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme dan ironi.

Biasanya unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen banyak sekali terkandung di dalamnya.

Elemen – elemen seperti karakter, alur, dan latar berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita.

Jika kesemuanya dirangkum menjadi satu kesatuan, kesatuan ini dinamakan struktur faktual atau tingkatan faktual cerita.

Struktur faktual adalah cerita yang disorot dari satu sudut pandang. Berikut beberapa unsur yang saling menunjang dengan fakta cerita, simak penjelasan di bawah ini.

1. Alur

Seperti yang kita ketahui, alur merupakan rangkaian dari peristiwa – peristiwa dalam sebuah cerita.

Terdapat tiga jenis alur jalan cerita, alur maju, alur mundur atau biasa disebut dengan flashback, atau alur campuran antara alur maju dan alur mundur.

Alur merupakan tulang punggung cerita dan juga sangat berpengaruh dalam suatu tulisan atau analisa.

  • Menurut Robert Stanton alur hendaknya memiliki bagian awal, tenga, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam – macam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan – ketegangan.
  • Menurut pakar ahli sastra lainnya yaitu bernama Soediro Satoto yang ia tuliskan di bukunya yang berjudul sorot balik atau flashback pada tahun 1996 adalah urutan tahapannya dibalik seperti halnya regresif. Teknik flashback jelas mengubah teknik pengaluran dari yang progresif ke regresif.
  • Sebagai contoh karya B. Soelarto dalam drama domba- domba revolusi, alur yang digunakan adalah alur maju. Alur maju di tandai dengan sebuah awal yang memperkenalkan masing – masing karakter lewat cerita, setelah itu dimulailah sebuah konflik dan penyelesaian, dan pada akhirnya sebuah penutup.

2. Tokoh atau sebuah karakter

Sebuah tokoh selalu ada di dalam cerita ataupun drama. Bisa jadi tokoh merupakan salah satu syarat dalam cerita.

Terdapat dua konteks dalam tokoh, konteks pertama adalah tokoh merupakan rujukan pada individu – individu yang muncul dalam cerita.

Konteks yang kedua adalah rujukan dari percampuran emosi, prinsip moral, dan berbagai kepentingan lainnya. Dan jangan lupa, setiap cerita atau karangan selalu memiliki tokoh utama.

Seperti yang kita ketahui tokoh utama merupakan pioneer dari cerita tersebut, entah menceritakan tentang permasalahan tokoh utama, tentang kehidupan tokoh utama, dan lain sebagainya.

3. Latar

Latar adalah lingkungan yang berada atau menunjang dari karangan ataupun cerita tersebut. Jika dalam drama treatrikal, latar bisa berupa sebuah dekorasi. Tidak hanya itu latar juga bisa berwujud suatu waktu.

Menurut Stanton, latar bisa memperkuat emosi pada sebuah cerita dengan istilah atmosfer. Ia mengatakan bahwa atmosfer bisa jadi merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter.

Selain itu latar juga menentukan pasang surut minta pembaca atau penonton untuk mengikuti cerita kita.

Bayangkan saja jika cerita kita mengenai perjuangan seorang single parent yang memiliki anak, ia harus berjuang mencari nafkah demi anak – anak nya yang berada di Ibukota.

Latar yang cocok sebetulnya rumah yang sederhana dan masuk di daerah perkampungan, namun jika kita salah memberi latar di sebuah perumahan elit, maka yang ada penonton atau pembaca tidak akan tertarik untuk melihatnya.

4. Tema

Tema memiliki peranan yang penting juga dalam sebuah cerita, karena tema merupakan makna dari cerita tersebut.

Semisal jika kita melihat suatu drama para pribumi sedang mengusir para penjajah, maka kita sudah pasti tahu bahwa tema dari drama tersebut adalah perjuangan.

5. Sarana Cerita

Sarana cerita merupakan metode dari pengarang untuk menyusun sebuah cerita tersebut. Menurut Stanton, metode sarana cerita ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi.

6. Judul

Tentunya sebuah cerita ataupun sebuah tontonan selalu memiliki judul, karena dengan judul, penonton dapat mengetahui setidaknya tema dari cerita tersebut seperti apa. Ide pokok bacaan biasanya juga sangat kental atau berhubungan dengan judul.

7. Sudut Pandang

Robert Stanton dalam bukunya membagi sudut pandang menjadi empat tipe utama. Berikut penjelasannya :

  • Pertama, pada “orang pertama-utama‟ sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri.
  • Kedua, pada „orang pertama-sampingan‟ cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan).
  • Ketiga, pada ‟orang ketiga-terbatas‟ pengarang mengacu pada semua karakter dan emosinya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu karakter saja.
  • Keempat, pada ‟orang ketiga-tidak terbatas‟ pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Sudut pandang merupakan salah satu Ciri – ciri cerpen yang kuat.

Sekian pembahasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli, sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.

The post 7 Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli Sastra appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Contoh Novel Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya https://haloedukasi.com/contoh-unsur-intrinsik Thu, 12 Dec 2019 09:49:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1799 Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang tokoh dengan tokoh di sekelilingnya dan menonjolkan watak setiap tokoh tersebut. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa terpenting yang dialami oleh tokoh, yang kelak mengubah hidupnya. Oleh sebab itu, novel biasanya memiliki kisah yang lebih kompleks daripada cerpen. Selain itu, novel berbeda dengan cerpen […]

The post Contoh Novel Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang tokoh dengan tokoh di sekelilingnya dan menonjolkan watak setiap tokoh tersebut.

Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa terpenting yang dialami oleh tokoh, yang kelak mengubah hidupnya. Oleh sebab itu, novel biasanya memiliki kisah yang lebih kompleks daripada cerpen.

Selain itu, novel berbeda dengan cerpen karena penulisannya yang lebih panjang dan lebih rumit, minimal lebih dari 10 ribu kata. Selain itu terdapat unsur-unsur novel baik unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen ataupun dalam novel.

Namun pada pembahasan kali ini, kita hanya khusus membahas mengenai unsur intrinsik pada novel saja. Semua karya sastra pada umumnya memiliki unsur intrinsik di dalam karyanya tersebut.

Contoh Novel Singkat

Selain penulis novel, unsur ini penting pula diketahui oleh para pembaca novel.

Di bawah ini merupakan contoh dari unsur intrinsik dalam novel, yaitu sebagai berikut :

Pada 70 tahun yang lalu siluman tuyul berkepala sembilan yang bernama Thuyul menyerang desa Penari. Desa Penari merupakan sebuah desa terpencil yang terletak di negara Wakanda, akibat amukan siluman tuyul berkepala sembilan tersebut kekacauan besar terjadi dan banyak korban yang berjatuhan. Akhirnya ada seseorang yang dapat menghentikan amukan Thuyul dan menyegelnya ke dalam tubuh anak bayi yang bernama Syaiful, orang yang berhasil menyegelnya dikenal sebagai Dukun atau Tetua Desa bernama Mugeni, dia adalah ayah Syaiful sendiri. Dukun menyegel Thuyul kedalam anaknya sendiri karena memiliki maksud tertentu. Karena begitu besarnya kekuatan Thuyul maka untuk menyegelnya dibutuhkan pengorbanan dan Dukun atau Tetua Desa mengorbankan dirinya sendiri.

Lalu setelah 70 tahun berlalu, Syaiful tumbuh menjadi anak remaja yang selalu membuat onar di desa Penari, dia melakukan hal tersebut karena ingin mendapatkan perhatian dari para penduduk desa. Para penduduk menjauhinya karena mereka tahu bahwa di dalam tubuh Syaiful terdapat siluman tuyul berkepala sembilan yang dulu sudah menghancurkan desa. Meski penduduk desa penari menjauhi Syaiful, dia tidak patah semangat, dia selalu ceria, selalu bekerja keras, dan pantang menyerah untuk mewujudkan cita-citanya yaitu menjadi seorang Dukun atau Tetua Desa seperti ayahnya, lalu mulailah perjalannya untuk mencapai cita-citanya tersebut. 

Unsur Instrinsik

Dari cerita di atas maka dapat di ambil contoh unsur intrisik, seperti:

  • Tema : Syaiful yang ingin menjadi Dukun atau Tetua Desa (Dukun atau Tetua Desa itu seperti pemimpin di desa dan paling berpengaruh).
  • Amanat : Rela berkorban, Jangan pernah menyerah untuk mencapai tujuan.
  • Alur : Campuran, karena ceritanya maju mundur menceritakan masa depan dan masa lalu.
  • Penokohan : Thuyul pemarah dan perusak. Mugeni dia bijaksana, dan rela berkorban. Syaiful hiperaktif, ceria, dan pantang menyerah.
  • Latar : Tempat di desa Penari
  • Sudut pandang : Sudut pandang orang ke tiga.

Novel dibangun atas dasar unsur-unsur penting di dalamnya. Salah satu unsur itu saling terkait antara satu dengan yang lainnya, demi membangun cerita yang menarik dalam novel.

Bahkan, ada yang mengatakan bahwa kedua unsur inilah yang menentukan kualitas dari suatu novel yang dihasilkan.

Unsur intrinsik novel merupakan unsur utama yang membangun suatu novel atau dapat dikatakan bahwa unsur intrinsik ini dapat kita jumpai dengan mudah dalam novel tersebut.

Secara umum, ada 7 komponen yang merupakan bagian dari unsur intrinsik yakni

  • Tema,
  • Tokoh dan penokohan,
  • Alur,
  • Latar,
  • Sudut pandang,
  • Gaya bahasa, dan
  • Amanat.

Bagi para penulis, pengetahuan mengenai unsur intrinsik novel dapat membantu dirinya dalam penulisan novel sesuai dengan tema atau gagasan yang ditulis dibuat.

Sementara itu, bagi pembaca, pemahaman tentang unsur intrinsik dapat membantu para pembaca novel untuk memahami novel yang sedang dibacanya itu.

The post Contoh Novel Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerpen https://haloedukasi.com/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-dalam-cerpen Mon, 25 Nov 2019 03:44:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=867 Dalam berbagai karya sastra cerpen memang tergolong cukup populer karena karya ini termasuk ringan dan dapat dibaca oleh semua kalangan usia. Selain itu cerpen juga biasanya ditulis tidak terlalu panjang dan memiliki berbagai macam genre. Pengertian Cerpen Pengertian cerpen sendiri yaitu cerita pendek yang ditulis dengan menggunakan suatu tema tertentu dan bertujuan untuk menghibur pembacanya. […]

The post Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerpen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam berbagai karya sastra cerpen memang tergolong cukup populer karena karya ini termasuk ringan dan dapat dibaca oleh semua kalangan usia. Selain itu cerpen juga biasanya ditulis tidak terlalu panjang dan memiliki berbagai macam genre.

Pengertian Cerpen

Pengertian cerpen sendiri yaitu cerita pendek yang ditulis dengan menggunakan suatu tema tertentu dan bertujuan untuk menghibur pembacanya.

Bagi teman – teman yang suka membuat cerpen pasti sudah tidak asing dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen.

Namun bagaimana dengan yang belum tahu? Kedua unsur ini terbilang cukup penting dalam membangun sebuah cerpen agar lebih hidup.

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur – unsur yang menjadi latar atau membangun suatu cerita. Unsur intrinsik terdiri dari beberapa hal, diantaranya yaitu :

1. Tema

Tema adalah dasar atau pokok yang dibahas di dalam sebuah cerpen. Tema memang tidak dapat ditemui secara tertulis dalam suatu cerpen, tetapi akan tersirat setelah disimpulkan dan dibaca secara keseluruhan.

2. Tokoh

Tokoh atau biasa dikenal dengan penokohan merupakan sifat atau karakter yang diberikan penulis pada setiap tokoh di dalam cerpen. Penokohan ini dapat dilihat dari tingkah laku, ucapan, pandangan tokoh terhadap sesuatu dan perasaan tokoh yang diceritakan dalam cerpen. Tokoh dibagi kedalam 3 jenis diantaranya yaitu :

  • Tokoh protagonis. Tokoh yang memiliki sifat – sifat positif dan baik seperti baik hati, sabar, penolong, penyayang dan lain lain.
  • Tokoh Antagonis. Tokoh ini memiliki karakter – karakter negatif di dalam dirinya seperti pemarah, arogan, egois, sombong, iri dengki dan lain sebagainya.
  • Tokoh Tritagonis. Biasanya tokoh ini dimiliki oleh peran pendukung, karna memang tujuannya sebagai penghubung antara tokoh protagonis dengan antagonis.

3. Alur/Plot

Alur atau plot merupakan kronologi atau urutan waktu dari  cerpen yang ditulis. Alur atau plot ini biasanya diawali dengan mengenalkan tokoh, menjelaskan dimana cerita berlangsung, lalu muncul konflik di dalam cerita dan terakhir yaitu penyelesaian konflik.

Namun alur atau plot ini sendiri juga tidak terbatas pada hal tersebut, karna dapat dimodifikasi sedemikian rupa terantung penulis. Adapun alur yang ssering kali ditemui yaitu :

  • Alur Progresif. Disini pengarang menulis ceritanya secara runtut dan berurutan. Dari awal pengenalan tokoh, terjadi konflik lalu penyelesaian konflik dan penutup.
  • Alur regresif. Di dalam alur regresif disampaikan akhir atau penyelesaian dari suartu cerita lalu pengarang kembali lagi menceritakan awal mula sebab terjadinya akhir cerit atersebut.
  • Alur gabungan. Sesuai dengan namanya alur gabungan merupakan perpaduan antara alur progresif dengan alur regresif. Disini pengarang biasanya menceritakan secara berurutan namun diselingi dengan alur mundur dalam variasi ceritanya.

4. Setting/Latar

Setting atau latar terdiri dari keterangan tempat, waktu dan suasana dalam suatu cerpen. Keterangan tempat sendiri merupakan tempat berlangsungnya kejadian yang dialami tokoh dalam cerpen.

Sedangkan latar waktu berupa kapan peristiwa itu terjadi dan latar suasana merupakan perasaan yang dirasakan tokoh dalam cerpen.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan gaya pengarang dalam menggambarkan suatu cerita. Dari sudut pandang ini pengarang mampu membawa pembaca menjadi tokoh utama maupun sebagai tokoh pengamat dalam suatu cerpen. Sudut pandang juga terbagi menjadi 3 kategori, diantaranya yaitu :

  • Sudut pandang orang pertama. Disini penulis menggambarkan dirinya sebagai pemeran utama dalam sebuah cerita dengan menggunakan kata aku, saya, kami dan kita.
  • Sudut pandang orang kedua. Disini pengarang seperti sedang menceritakan sendiri kisah yang dibuat, disini biasanya menggunakan kata kamu dan kalian.
  • Sudut pandang orang ketiga. Disini pengarang seperti menceritakan tentang suatu tokoh dan sangat mengetahui tentang tokogh tersbut. Biasanya menggunakan kata dia, mereka, si A, dan lain sebagainya.

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa ini merupakan cara pengarang dalam merangkai kalimat atau menggunakan kalimat untuk membuat suatu cerpen. Dalam penggunaannya gaya bahasa biasanya lekat kaitannya dengan majas.

7. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita yang ditulis. Amanat ini biasanya tersirat di dalam cerita sehingga untuk mengetahuinya pembaca perlu memahami isi ccerita terlebih dahulu.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang terdapat diluar cerita namun keberadaannya juga mempengaruhi cerita yang dibuat penulis. Beberapa unsur yang mempengaruhi cerpen diantaranya yaitu :

1. Latar belakang Cerita

Latar belakang cerita merupakan dasar atau tujuan pembuatan suatu cerita yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

2. Latar belakang penulis

Selain latar belakang cerita, latar belakang penulis juga berperan penting dalam pembuatan suatu cerpen. Adapun hal tersebut biasanya berupa biografi, aliran sastra, dan kondisi psikologis yang dialami penulis.

3. Situasi atau keadaan masyarakat

Situasi yang ada di masyarakat juga turut mempengaruhi cerita karna biasanya ide cerita dikembangkan dari konflik atau peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat.

Hal ini dapat berupa politik, adat istiadat, kepercayaan, kondisi perekonomian, kebudayaan dan sosialisasi yang terjadi di masyarakat.

Nah, itu tadi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat di dalam cerpen.

The post Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerpen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>