virus - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/virus Fri, 15 Jan 2021 08:47:39 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico virus - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/virus 32 32 HIV/AIDS: Definisi, Gejala dan Pencegahan https://haloedukasi.com/hiv-aids Fri, 15 Jan 2021 08:46:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19325 Sejarah HIV/AIDS Sejarah singkat, AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) ditemukan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1981. Saat itu CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menemukan kasus penyakit pneumonia (Pneumocystis jiroveci) pada pria homoseksual serta menjumpai infeksi opurtunistik pada 26 orang pria homoseksual di New York, San Francisco, dan Los Angeles. Kemudian, pada […]

The post HIV/AIDS: Definisi, Gejala dan Pencegahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah HIV/AIDS

Sejarah singkat, AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) ditemukan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1981.

Saat itu CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menemukan kasus penyakit pneumonia (Pneumocystis jiroveci) pada pria homoseksual serta menjumpai infeksi opurtunistik pada 26 orang pria homoseksual di New York, San Francisco, dan Los Angeles.

Kemudian, pada tahun 1983 virus HIV (Human Immonudeficiency Virus) ditemukan dari pasien dengan riwayat limfadenopati. Tepat pada tahun berikutnya, secara jelas ditemukan bukti bahwa virus HIV merupakan penyebab dari AIDS.

Definisi HIV/AIDS

HIV kepanjangan dari “Human Immunodeficiency Virus’”merupakan virus yang menyerang atau menginfeksi serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Virus HIV memiliki tonjolan glikoprotein gp120 dan gp41 yang berfungsi sebagai reseptor terhadap CD4. Sementara itu, CD4 merupakan protein yang dapat ditemukan pada limfosit T yang berperan sebagai sistem imunitas tubuh.

CD4 inilah yang diinfeksi oleh virus HIV, sehingga menyebabkan imunitas tubuh menjadi melemah. Ketika sistem kekebalan tubuh diserang oleh virus HIV, selanjutnya tubuh tidak akan bisa melawan berbagai infeksi dan penyakit sebagai bentuk pertahanan diri.

Infeksi yang disebabkan oleh HIV selanjutnya akan berkembang menjadi infeksi opurtunistik yang dikenal sebagai AIDS. Infeksi opurtunistik ditandai dengan munculnya berbagai macam penyakit akibat dari melemahnya daya tahan tubuh.

Sampai saat ini, belum ditemukannya obat ataupun vaksin yang dapat menangani HIV/ AIDS secara menyeluruh. Hanya saja terdapat obat ARV (antiretoviral) untuk mengendalikan virus HIV dalam melakukan replikasi (memperbanyak) diri di tubuh penderita.

Obat ARV juga bermanfaat untuk memperpanjang usia bagi penderita untuk menjadi pribadi yang produktif.

Tipe-Tipe HIV

Di dunia ini, virus HIV diketahui terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subtipe.

Kebanyakan kasus, virus HIV-1 adalah pemicu AIDS yang tersebar di seluruh dunia. Sedangkan HIV-2 kebanyakan masih terisolasi pada binatang dan beberapa pasien di Afrika Barat.

Infeksi virus HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut sebagai ‘superinfeksi’.

Meskipun kondisi ini sangat jarang ditemukan dari penderita HIV, risiko penderita dengan superinfeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.

Gejala HIV/AIDS

Penderita HIV sudah mulai menunjukkan beberapa gejala pada 2 minggu setelah terinfeksi. Namun gejala yang ditimbulkan tidak akan sama terhadap penderita HIV lainnya.

Ada juga penderita HIV yang tidak menunjukkan gejala sama sekali pada 2 minggu pertama setelah terinfeksi. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan sistem imun masing-masing.

Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HIV hampir sama seperti penyakit flu pada umumnya. Oleh karena itu, banyak orang menganggap mereka tidak terinfeksi virus HIV walaupun melakukan kegiatan yang berisiko.

Berikut beberapa gejala-gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksi HIV, antara lain:

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Kelelahan terus menerus
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Sakit tenggorokan
  • Ruam pada kulit
  • Nyeri otot dan sendi
  • Luka pada mulut (sariawan)
  • Luka pada organ intim
  • Sering berkeringat di malam hari
  • Diare

Tahapan Perkembangan Virus

Perkembangan virus HIV di dalam tubuh terdiri dari 4 tahapan. Tahapan-tahapan ini merupakan tahapan perkembangan dari awal terinfeksi hingga menjadi suatu penyakit opurtunistik (AIDS).

Stadium 1: Periode Jendela (1-3 Bulan atau Bahkan 6 Bulan)

HIV sudah masuk ke dalam tubuh hingga terbentuknya antibodi. Pada tahap ini test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.

Pada periode jendela sangat penting untuk diperhatikan karena pada periode ini penderita sudah bisa menularkan virus kepada orang lain. Tahap ini bisa berlangsung antara 2 minggu sampai 6 bulan.

Stadium 2: HIV Positif Asimptomatik

Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh dan test HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai terbentuk. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung pada daya tahan penderita tersebut.

Stadium 3: HIV Positif dengan Gejala Penyakit >1 bulan

Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun. Mulai muncul gejala infeksi opurtunitis, misalnya pembengkakan kelenjar limfa atau diare terus-menerus. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan tubuh penderita.

Stadium 4: AIDS CD4<200

Sistem kekebalan tubuh semakin menurun dan berbagai penyakit lain (infeksi opurtunitis) timbul yang menyebabkan kondisi penderita semakin parah. Pada tahap ini, penderita harus secepatnya dibawa ke dokter dan menjalani tahap anti-retroviral virus (ARV).

Tahap Penularan HIV/AIDS

HIV akan menular jika melalui tahapan berikut ini:

  • Exit: adanya jalan keluar bagi virus dari tubuh orang yang terinfeksi, baik melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan lain sebagainya.
  • Survive: untuk dapat menularkan HIV kepada orang lain, virus tersebut harus mampu bertahan hidup.
  • Sufficient: jumlah virusnya harus cukup untuk dapat menginfeksi.
  • Enter: virus harus masuk ke tubuh melalui aliran darah.

Di samping itu, perlu diingat bahwa virus HIV tidak akan menular melalui:

  • Menyentuh dan berjabat tangan
  • Gigitan nyamuk/ serangga
  • Air mata/ air liur
  • Batuk/ Bersin
  • Berenang
  • Berbagi makanan atau alat makan
  • Kursi toilet atau tempat mandi
  • Berpelukan atau berciuman pipi
  • Berada dekat, tinggal, atau kerja dengan penderita

Deteksi Dini HIV/AIDS

Siapa yang sebaiknya melakukan tes HIV? Pertanyaan ini seharusnya ditanamkan dalam diri kita masing-masing.

Beberapa orang tidak peduli terhadap kegiatan berisiko yang telah dilakukannya. Selain itu, deteksi dini HIV/AIDS perlu dilakukan untuk mengetahui secara cepat status HIV/AIDS dalam diri kita, apakah positif atau negatif.

Berikut orang-orang yang seharusnya melakukan deteksi dini HIV/AIDS:

  1. Sering melakukan hubungan seks beresiko seperti berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan pengaman, seperti kondom.
  2. Pengguna NAPZA suntik atau sering menggunakan jarum suntik (tato atau tindik) bersama-sama.
  3. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV dan bayi yang tidak diketahui asal-usulnya (adopsi).
  4. Ibu hamil di wilayah epidemi HIV dan AIDS.
  5. Penderita TBC, diabetes atau penyakit kelamin lainnya.
  6. Pernah menerima donor darah atau organ.
  7. Warga binaan permasyarakatan seperti Napi.

Deteksi dini HIV/AIDS dilakukan secara rutin apabila sering melakukan kegiatan yang berisiko. Hal ini dilakukan untuk dengan sigap dan tepat dalam mengambil langkah ke depannya apabila terinfeksi virus HIV.

Deteksi dini HIV/AIDS dapat dilakukan dengan melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) yang dilakukan di Puskesmas atau Rumah Sakit di seluruh Indonesia.

Pencegahan HIV/AIDS

Setiap orang tidak akan ingin terinfeksi oleh virus HIV. Untuk itu, perlu adanya rasa kewaspadaan diri untuk mencegah penularan virus HIV. Diantaranya:

  • Abstinence: tidak melakukan hubungan seks bebas.
  • Be faithful: setia terhadap pasangan, tidak bergonta-ganti pasangan.
  • Condom: menggunakan kondom saat melakukan seks sebagai bentuk kewaspadaan.
  • Drug: tidak menggunakan/mengonsumsi narkoba.
  • Education: aktif mencari informasi mengenai seksualitas dan bahaya yang ditimbulkan.

The post HIV/AIDS: Definisi, Gejala dan Pencegahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Herpes: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati https://haloedukasi.com/herpes Mon, 23 Nov 2020 00:54:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15521 Banyak virus yang terdapat di sekitar kita, salah satunya adalah herpes. Herpes termasuk ke dalam jenis virus yang menyerang pada kulit manusia. Penderita herpes biasanya sembuh dengan obat dari dokter maupun obat alami. Pengertian Herpes Herpes merupakan jenis virus yang menyerang kulit dan dapat mennginfeksi pada manusia. Infeksinya ditandai dengan kulit yang melepuh, kering serta […]

The post Herpes: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Banyak virus yang terdapat di sekitar kita, salah satunya adalah herpes. Herpes termasuk ke dalam jenis virus yang menyerang pada kulit manusia. Penderita herpes biasanya sembuh dengan obat dari dokter maupun obat alami.

Pengertian Herpes

herpes

Herpes merupakan jenis virus yang menyerang kulit dan dapat mennginfeksi pada manusia. Infeksinya ditandai dengan kulit yang melepuh, kering serta luka yang keluar airnya.

Virus herpes ini dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal gender, umur dan lainnya. Virus ini dapat menular jika seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah melakukan kontak langsung dengan si penderita herpes.

Jenis Virus Herpes

  • Beta herpesvirus: Jenis herpes ini siklusnya dapat berkembang dengan panjang. Virus tersembunyi di dalam tubuh dan mengakibatkan kulit yang terinfeksi jadi membengkak.
  • Gamma herpesvirus: Virus jenis ini menyerang limfosit T atau B pada tubuh manusia.
  • Alfa herpesvirus: Jenis herpes ini siklus berkembang biaknya sangat cepat dan infeksinya tersembunyi atau tanpa gejala. Jenis herpes ini bisa kambuh kapanpun.

Penyebab Herpes

  • Faktor usia:Umumnya herpes menyerang manusia yang berusia di atas 50 tahun, karena mereka memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan menurun.
  • Stres: Pada saat kita stres atau sedang banyak pikiran tubuh akan melepaskan zat kimia, yang akan mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh pada manusia.
  • Tidak hanya pada usia yang sudah berumur saja, usia muda dan sehat pun bisa terserang oleh virus herpes ini.
  • Seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya bermasalah, biasanya bisa terserang virus ini. Misalnya pada penderita HIV/AIDS.

Gejala Herpes

Berikut beberapa gejala umum herpers:

  • Badan demam dan menggigil
  • Dada menjadi sesak
  • Nyeri pada bagian persendian
  • Nafsu makan menurun
  • Badan terasa lelah
  • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening

Umumnya gejala herpes sering muncul dalam beberapa tahapan, diantaranya:

  • Stadium primer

Stadium ini terjadi pada hari ke-2 hingga hari ke-8 setelah virus herpes terinfeksi. Gejala yang muncul pada stadium ini biasanya terdapat ruam atau lepuh pada kulit dan rasanya sakit.

  • Stadium laten

Pada stadium ini luka yang sebelumnya akan mereda. Pada fase ini, virus sedang berkembang dan melakukan penyebaran ke saraf tulang belakang yang terdapat di bawah ku;it.

  • Stadium peluruhan

Pada fase ini penderita herpes tidak mengeluhkan gejala khusus atau rasa sakit. Di dalam fase ini, virus berkembang pada ujung saraf, dan jika sudah terinfeksi akan menghasilkan cairan yang terkandung dalam air mani.

Cara Pengobatan Herpes

Luka karena virus herpes pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 2-4 minggu. Namun, hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menghilangkan virus ini dari dalam tubuh.

Pengobatan herpes memfokuskan pada mencegah penyebaran virusnya, menghilangkan luka dan lepuhan akibat dari virus ini. Untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri akibat virus herpes ini, ada tips untuk menguranginya:

  • Menggunakan pakaian yang longgar, jangan yang ketat. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi terjadinya gesekan pakaian pada luka akibat virus herpes. Apabila Anda menggunakan pakaian yang ketat akan memperkeruh keadaan si luka tersebut.
  • Kompres luka. Mengompres luka akibat herpes dapat dilakukan menggunakan air hangat atau juga air dingin.
  • Menjaga area luka agar tetap kering dan bersih. Jangan sampai terkena debu atau yang lainnya, karena dapat menyebabkan infeksi dan memperparah luka herpes tersebut.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri.
  • Jangan menggunakan obat oles antibiotik karena hal tersebut dapat memperlambat proses penyembuhan.

The post Herpes: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Perbedaan Bakteri dan Virus yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/perbedaan-bakteri-dan-virus Wed, 19 Aug 2020 01:41:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9610 Bakteri dan virus memiliki ukuran yang sama-sama kecil (mikro), ke duanya juga menjadi penyebab penyakit. Namun bakteri dan virus sangat berbeda, banyak yang beranggapan bakteri dan virus sama saja karena sama-sama menyebabkan penyakit. Berikut perbedaan bakteri dan virus secara singkat dan informatif. Perbedaan Berdasarkan Ukurannya Meskipun sama-sama memiliki ukuran yang mikroskopik, namun virus memiliki ukuran […]

The post 3 Perbedaan Bakteri dan Virus yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bakteri dan virus memiliki ukuran yang sama-sama kecil (mikro), ke duanya juga menjadi penyebab penyakit.

Namun bakteri dan virus sangat berbeda, banyak yang beranggapan bakteri dan virus sama saja karena sama-sama menyebabkan penyakit.

Berikut perbedaan bakteri dan virus secara singkat dan informatif.

Perbedaan Berdasarkan Ukurannya

Meskipun sama-sama memiliki ukuran yang mikroskopik, namun virus memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan bakteri.

Bakteri adalah mikroorganisme yang tidak memiliki membran inti sel. Sedangkan virus adalah organisme subseluler (ukurannya sangat kecil.

Ukuran virus terkecil yang pernah ditemukan sebesar 20 nm (nanomikro), sedangkan ukuran bakteri 0,7-1,3 mikron.

Perbedaan Berdasarkan Penyakit yang Disebabkan

Virus merupakan mikroorganisme patogen yang dapat menginfeksi sel mahkluk hidup dengan merusak sel yang sehat.

Sedangkan bakteri yang bersifat patogen menjadi penyebab beberapa penyakit namun tidak merusak sel yang sehat.

Bakteri yang menyebabkan penyakit antara lain Salmonella enterica; menyebabkan penyakit typhus, Mycobacterium tuberculosis; menyebabkan penyait TBC.

Beberapa jenis virus antara lain virus HIV; penyebab penyakit AIDS, virus influenza; penyebab influenza, virus HPV; penyebab penyakit herpes dan virus covid-19; penyebab penyakit corona.

Perbedaan Sifat dan Manfaat Virus dan Bakteri

Virus memiliki sifat membutuhkan inang untuk bertahan hidup, sedangkan bakteri dapat hidup di mana saja baik di dalam tubuh mahkluk hidup, di tanah dan air.

Virus pasti menyebabkan penyakit, atau bersifat patogen. Sedangkan bakteri tidak semua bersifat patogen.

Justru beberapa bakteri menjadi manfaat di dunia medis, pangan dan lingkungan. Di dunia medis bakteri penicillium digunakan sebagai bahan pembuat antibiotik.

Di dalam dunia pangan, bakteri Lactobasillus adalah salah satu bakteri yang bermanfaat untuk fermentasi dan sudah digunakan sejak lama.

Sedangkan virus memang juga memberi manfaat sebagai munculnya anti virus atau vaksin. Akan tetapi manfaatnya hanya sebatas sebagai pencegahan penyakit yang diakibatkan virus itu sendiri.

The post 3 Perbedaan Bakteri dan Virus yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Daur Litik dan Daur Lisogenik: Pengertian – Tahapan dan Perbedaannya https://haloedukasi.com/daur-litik-dan-daur-lisogenik Thu, 09 Apr 2020 07:44:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3159 Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yang dimiliki oleh virus adalah kemampuannya untuk berkembang biak atau pengertian replikasi virus. Virus membutuhkan sel dan jaringan inang yang masih hidup untuk dapat memperbanyak diri. Virus berkembang biak dengan cara menyuntikkan materi genetik berupa DNA atau RNA ke dalam sel inang. Materi genetik dari virus kemudian akan diterjemahkan oleh […]

The post Daur Litik dan Daur Lisogenik: Pengertian – Tahapan dan Perbedaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yang dimiliki oleh virus adalah kemampuannya untuk berkembang biak atau pengertian replikasi virus.

Virus membutuhkan sel dan jaringan inang yang masih hidup untuk dapat memperbanyak diri.

Virus berkembang biak dengan cara menyuntikkan materi genetik berupa DNA atau RNA ke dalam sel inang.

Materi genetik dari virus kemudian akan diterjemahkan oleh sel inang untuk menghasilkan bagian-bagian tubuh virus baru.

Proses penerjemahan materi genetik hanya dapat dilakukan oleh sel-sel yang masih hidup, sedangkan sel mati tidak mampu melakukan proses tersebut.

Daur Litik

Pengertian Daur Litik

Siklus litik atau daur litik merupakan cara reproduksi virus yang utama. Siklus litik adalah proses replikasi virus yang menyebabkan hancurnya sel inang yang terinfeksi.

Lisis terjadi pada saat virus-virus baru yang utuh telah terbentuk. Virus menggunakan organ seluler dari ciri-ciri organisme hidup untuk menghasilkan komponen-komponen virus.

Virus membutuhkan waktu 10-60 menit untuk menyelesaikan semua tahapan hingga virus-virus baru yang utuh keluar dari sel inang.

Tahapan Pada Daur Litik

Tahapan siklus litik yaitu pelekatan, penetrasi, sintesis, perakitan, dan pecahnya sel inang (lisis).

Pada siklus litik, sel-sel bakteri pecah dan hancur setelah replikasi virus selesai.

Segera setelah sel dihancurkan, virus-virus baru hasil replikasi dapat mencari inang baru untuk diinfeksi.

Contoh bakteriofage yang melalui siklus litik adalah T4, yang menginfeksi E. coli yang ditemukan di saluran usus manusia.

Daur Lisogenik

Pengertian Daur Lisogenik

Pengertian dan contoh Siklus lisogenik adalah proses penyatuan materi genetik virus dengan materi genetik bakteri.

Penyatuan materi genetik tersebut dikenal dengan istilah lisogeni. Dalam siklus ini, sel bakteri tidak mengalami peristiwa litik karena virus tidak langsung memproduksi tubuh-tubuh virus baru.

Tahapan Pada Daur Lisogenik

Virus memasukkan materi genetik ke dalam sel bakteri, materi genetik tersebut kemudian akan menyatu dengan materi genetik bakteri.

Apabila bakteri membelah diri, maka materi genetik virus akan membelah sehingga mengalami penggandaan.

Tahapan siklus lisogenik adalah adsorpsi, penggabungan, pembelahan, sintesis, perakitan, dan litik.

Virus yang menginfeksi bakteri dari kingdom Monera melalui siklus lisogenik hanya akan bersifat dorman atau laten di dalam sel dan tidak menyebabkan sel inang pecah.

Virus akan menjadi aktif apabila bakteri yang terinfeksi mendapatkan paparan fisik atau kimia yang tidak menguntungkan seperti sinar UV, kondisi gizi rendah, atau bahan kimia seperti mitomycin C.

Bakteri dapat secara spontan mengekstraksi diri mereka sendiri dari sel inang dan memasuki siklus litik dalam proses yang disebut induksi

Perbedaan Siklus Litik dan Siklus Lisogenik

Secara singkat, perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik pada virus adalah sebagai berikut:

  • Lama siklus

Pada siklus litik, waktu yang dibutuhkan untuk replikasi relatif singkat, yaitu hanya 10-60 menit.

Sementara pada siklus lisogenik dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

  • Kondisi awal sel inang

Pada siklus litik, kondisi awal sel inang adalah non-virulen. Sementara pada siklus lisogenik sel inang bersifat virulen.

  • Kondisi akhir sel inang

Pada akhir siklus litik, sel inang akan pecah dan hancur. Sementara pada siklus lisogenik, sel inang dapat tetap melakukan aktivitas seluler dan berkembang biak.

  • Aktivitas virus di dalam sel inang

Pada siklus litik, virus dapat menonaktifkan kromosom sel inang dan mengambil alih organ seluler inang untuk proses replikasi.

Sementara pada siklus lisogenik, virus tidak mengambil alih sel inang, tetapi materi genetik virus bergabung dengan materi genetik inang.

The post Daur Litik dan Daur Lisogenik: Pengertian – Tahapan dan Perbedaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Kapsomer pada Virus dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/fungsi-kapsomer-pada-virus Wed, 08 Apr 2020 05:10:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3108 Kapsomer adalah subunit dari kapsid, yaitu penutup luar protein yang melindungi bahan genetik virus. Bakteriofage adalah virus yang menginfeksi bakteri dari ciri-ciri kingdom Monera. Seperti jenis virus lainnya, bakteriofage sangat bervariasi dalam bentuk dan bahan genetiknya. Bahan genetik bakteriofage dapat terdiri dari DNA atau RNA, dan dapat mengandung sedikitnya empat hingga ratusan gen. Kapsul bakteriofage […]

The post 3 Fungsi Kapsomer pada Virus dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kapsomer adalah subunit dari kapsid, yaitu penutup luar protein yang melindungi bahan genetik virus.

Bakteriofage adalah virus yang menginfeksi bakteri dari ciri-ciri kingdom Monera.

Seperti jenis virus lainnya, bakteriofage sangat bervariasi dalam bentuk dan bahan genetiknya.

Bahan genetik bakteriofage dapat terdiri dari DNA atau RNA, dan dapat mengandung sedikitnya empat hingga ratusan gen.

Kapsul bakteriofage dapat berbentuk icosahedral, filamen, atau kepala-ekor.

Struktur kepala-ekor merupakan karakteristik khusus dan hanya ditemukan pada bakteriofage dan kerabatnya.

Bakteriofage memiliki serabut ekor. Fungsi serabut ekor pada virus bakteriofage adalah untuk menempel pada membran sel inang.

1. Fungsi Kapsomer pada Virus TMV

Tobacco Mosaic Virus atau TMV adalah virus yang menginfeksi ciri-ciri kehidupan tumbuhan tembakau.

Virus ini berbentuk batang dengan panjang 300 nm dan diameter 18 nm.

Kapsul TMV terdiri dari 2130 subunit kapsomer yang identik, yang berkumpul di sekitar ssRNA virus untuk membentuk struktur heliks, dengan sentral berongga berdiameter 4 nm.

Sifat struktural dan asimetri bawaan dari virus dapat menyebabkan terjadinya modifikasi kimia atau genetika di salah satu ujung batang heliks.

TMV memiliki sistem rakitan in vitro yang dipengaruhi oleh faktor pH, kekuatan ionik, dan konsentrasi protein.

2. Fungsi Kapsomer pada Virus HIV

Bahan genetik dari HIV terdiri atas dua rantai RNA yang dikemas dalam kapsid berbentuk kerucut.

Fungsi kapsid tersebut adalah untuk melindungi RNA dan mengirimkannya ke sel-sel yang terinfeksi HIV.

Kapsid HIV dibentuk dari satu protein, yang disebut protein kapsid. Protein kapsid, juga dikenal sebagai CA atau p24, akan terlipat untuk membentuk dua domain yang dihubungkan oleh penghubung yang fleksibel. 

Fleksibilitas ini memberikan banyak metode bagi protein dalam proses perakitan.

Domain yang lebih besar berasosiasi dengan salinan protein lain untuk membentuk cincin enam, atau kadang-kadang cincin lima.

Domain yang lebih kecil kemudian menghubungkan cincin-cincin ini bersama-sama untuk membentuk struktur yang lebih besar.

3. Fungsi Kapsomer pada Virus CMV

Pengertian virus CMV atau Cytomegalovirus memiliki bahan genetik yang terlapisi, berbentuk bulat hingga pleomorfik, dan memiliki diameter 150-200 nm.

Kapsid dari CMV terdiri dari 162 kapsomer dan dikelilingi oleh tegument amorf. Kompleks glikoprotein tertanam dalam amplop lipid. 

The post 3 Fungsi Kapsomer pada Virus dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Virus: Pengertian – Struktur dan Jenis https://haloedukasi.com/virus Tue, 07 Apr 2020 07:26:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=5345 Hampir sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan kata virus dan selalu dikaitkan dengan hal-hal negatif karena sifatnya yang merugikan. Tahukah kalian bahwa virus tidak bisa digolongkan pada salah satu dari lima kingdom dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Tentunya hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab virus mempunyai sifat seperti makhluk hidup yakni dapat […]

The post Virus: Pengertian – Struktur dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hampir sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan kata virus dan selalu dikaitkan dengan hal-hal negatif karena sifatnya yang merugikan. Tahukah kalian bahwa virus tidak bisa digolongkan pada salah satu dari lima kingdom dalam sistem klasifikasi makhluk hidup.

Tentunya hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab virus mempunyai sifat seperti makhluk hidup yakni dapat berkembang biak, akan tetapi mereka juga memiliki struktur tubuh seperti benda mati yaitu bukan tersusun dari beberapa sel dan hanya dapat hidup pada organisme hidup tertentu saja.

Pengertian Virus

Virus termasuk mikroorganisme yang mempunyai ukuran sangat kecil dan dapat hidup dengan cara menginfeksikan dirinya pada sel makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan.

Istilah virus sendiri digunakan untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik, sedangkan untuk virus yang menginfeksi sel prokariotik dinamakan bakteriofag.

Kata virus berasal dari bahasa Latin, yang artinya racun atau cairan berbahaya. Sedangkan istilah “agen penyebab infeksi penyakit” pertama kali digunakan di tahun 1728, meskipun begitu istilah virus pertama kali dikemukakan oleh Dimitri Ivanovsky pada tahun 1892.

Sejarah Virus

Menurut sejarah, virus pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Adolf Meyer yang melakukan penelitian terhadap penyakit penyebab bintik-bintik kuning pada daun tembakau.

Dia melakukan percobaan sederhana yakni dengan melakukan ekstraksi pada tanaman tembakau sakit dan mengambil getah dari ekstrak tersebut untuk kemudian disemprotkan pada daun tembakau sehat.

Dari hasil percobaan menunjukan bahwa daun tembakau yang sehat berubah menjadi sakit (muncul bintik-bintik kuning di seluruh permukaan daun).

Dapat disimpulkan bahwa ada sesuatu yang telah dipindahkan dari tembakau sakit ke tembakau sehat yang menjadi agen penyakit bintik-bintik kuning tersebut.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky mencoba melanjutkan kembali percobaan Meyer dengan cara menyaring getah tanaman tembakau sakit menggunakan penyaring bakteri. Hasil saringan dioleskan pada tanaman tembakau sehat dan ternyata tanaman tersebut berubah menjadi sakit.

Hal ini menunjukan bahwa penyakit bintik kuning masih dapat berpindah pada tanaman tambakau sehat meskipun sudah disaring menggunakan penyaring bakteri. Dan dapat disimpulkan bahwa terdapat agen penyakit bukan bakteri yakni suatu organisme lain yang berukuran lebih kecil dari bakteri.

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh M. Beijerink tahun 1897, mengemukakan bahwa organisme penyerang tembakau tersebut dapat bereproduksi pada tanaman yang ditumpanginya, tidak dapat berkembang biak pada media pertumbuhan bakteri serta tidak dapat mati oleh alkohol.

Di tahun 1935, Wendell Stanley berhasil mengkristalkan organisme penyebab bintik kuning pada daun tembakau dan memberi nama TMV (Tobaco Mosaic Virus).

Ciri-Ciri Virus

  1. Virus memiliki 1 jenis asam nukleat yakni RNA atau DNA yang dilindungi oleh kapsid atau selubung protein.
  2. Mempunyai ukuran yang sangat kecil yakni sekitar 25-300 nm (1 nm sama dengan 10 pangkat -9 m) dan tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya.
  3. Bentuk virus bukanlah berbentuk sel, sehingga virus tidak mempunyai inti sel, membran plasma dan sitoplasma.
  4. Virus hanya dapat hidup dan berkembang biak pada sel hidup atau dikenal sebagai parasit intraseluler obligat. Artinya tidak dapat menggandakan diri tanpa bantuan dari sel inang.
  5. Virus adalah makhluk hidup metaorganisme yakni peralihan antara benda mati dan makhluk hidup.
  6. Tidak dapat melakukan metabolisme.
  7. Mempunyai beberapa bentuk seperti bulat, silindris, batang dan bentuk T.

Struktur Virus

Umumnya struktur virus tersusun atas asam nukleat dan kapsid. Sedangkan untuk asam nukleat terdiri dari DNA (Deoxyribo nuleid acid) atau RNA (Ribonucleid acid). Dan berikut penjelasan mengenai struktur tubuh pada virus:

struktur virus
  1. Kapsid, bagian dari virus yang berfungsi sebagai lapisan pembungkus DNA atau RNA. Kapsid ditemukan pada kepala virus.
  2. Kapsomer, bagian virus yang mengandung sedikit protein dan akan saling bergabung membentuk kapsid.
  3. Sel pembungkus, menjadi bagian dari virus yang berfungsi sebagai pelapis DNA atau RNA. Sel pembungkus mengandung lipid atau lipoprotein serta protein membran plasma yang berasal dari sel inang virus.
  4. Selubung dan serabut ekor, bagian dari virus yang berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada sel inang, serta memasukan materi genetik virus pada sel tubuh inang.

Berdasarkan bentuknya, virus dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yakni heliks (helical), polihedral (polyhedral), bola (enveloped), komplek (complex).

bentuk virus
bentuk virus

Jenis Virus

Jenis-jenis virus dapat dibedakan menjadi:

Virus DNA

Virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat berbentuk rantai ganda berpilin. Pada sel inang, DNA pada virus mengalami replikasi menjadi beberapa DNA yang nantinya mengalami transkripsi menjadi mRNA.

mRNA mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus. DNA dan protein virus menyusun diri untuk berubah menjadi virus baru. mRNA juga membentuk enzim lisozim untuk menghancurkan sel induk sehingga virus baru dapat keluar untuk menginfeksikan sel inang lainnya.

Virus RNA

Virus RNA yakni virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat berbentuk rantai tunggal atau ganda tidak berpilin. Pada sel inang, RNA virus mengalami transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan menghasilkan DNA.

DNA tersebut masuk ke dalam inti sel inang untuk menyisip ke dalam DNA inang. DNA virus akan merusak DNA inang dan terbentuklah mRNA yang selanjutnya mengalami translasi sehingga menghasilkan protein terselubung virus membentuk virus baru.

Klasifikasi Virus

Sedangkan untuk klasifikasi virus dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut:

Berdasarkan Organisme yang Diserang

  • Bakteriofage, virus yang menyerang sel bakteri. Contohnya T2, T4 dan T6.
  • Virus hewan yang menyerang sel-sel hewan. Contohnya Rhabdovirus penyebab rabies pada anjing dan kera, Rous Sarcoma Virus (RSV) penyebab kanker pada ayam, Polloma penyebab tumor.
  • Virus tumbuhan yang menyerang sel-sel tumbuhan. Contohnya virus tungro yang menyerang tanaman padi, Tobacco Mozaic Virus (TMV) menyebabkan bercak atau mozaik kuning pada daun tembakau, Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) pada tanaman jeruk.

Berdasarkan Susunan Asam Nukleat

  • Virus dengan DNA pita tunggal atau ssDNA. Contohnya Parvovirus yang harus melakukan infeksi bersama Adenovirus untuk dapat tumbuh.
  • Virus dengan DNA pita ganda atau dsDNA. Contohnya Adenovirus penyebab penyakit saluran pernafasan.
  • Virus dengan RNA pita tunggal atau ssRNA positif, yakni virus ssRNA bertugas sebagai mRNA pembawa pesan kode gen RNA. Contohnya yakni Picorna penyebab penyakit polio.
  • Virus dengan RNA pita tunggal atau ssRNA negatif, yakni ssRNA sebagai cetakan mRNA. Contoh RNA ini yakni Rhabdovirus penyebab rabies.

Replikasi Atau Reproduksi Pada Virus

Berbeda dengan organisme lainnya, saat berkembang biak virus membutuhkan sel inang dengan cara menginfeksikannya terlebih dahulu yang dikenal dengan istilah replikasi. Proses perkembangbiakan tersebut terdiri dari 2 jenis yakni litik dan lisogenik.

Siklus Litik

Proses replikasi yang dilakukan oleh virus dapat menyebabkan kematian pada sel inang. Virus yang hanya dapat melakukan replikasi pada siklus litik atau lisis ini disebut virus virulen. Siklus litik terbagi menjadi 5 fase antara lain:

  1. Fase adsorbsi, fase menempelnya ujung ekor virus pada dinding sel bakteri. Di saat yang sama virus mengeluarkan enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang.
  2. Fase injeksi atau penetrasi, fase masuknya DNA atau RNA virus ke dalam sel inang. Bagian kepala dan ekor virus tetap berada di luar sel inang dan akan terlepas jika injeksi DNA atau RNA telah masuk ke dalam sel induk.
  3. Fase sintesis, DNA virus yang mengandung enzim lisozim menghancurkan DNA bakteri. Kemudian terjadi replikasi dan melakukan sintesis protein hingga terbentuk bagian-bagian kapsid, seperti kepala, ekor dan serabut ekor.
  4. Fase perakitan, fase penyatuan bagian-bagian kapsit virus yang awalnya terpisah menjadi sebuah kapsit baru. Fase ini juga menjadi terbentuknya virus baru.
  5. Fase lisis, fase hancurnya sel inang atau lisis untuk kemudian melepaskan virus-virus baru yang nantinya akan menginfeksi sel inang yang lain.

Siklus Lisogenik

Siklus lisogenik yakni siklus replikasi genom virus tanpa menyebabkan kerusakan pada sel inang, akibatnya virus berintegrasi ke dalam kromosom sel inang atau bakteri. Fase atau tahapan pada siklus lisogenik antara lain:

  1. Fase adsorbsi, fase menempelnya virus pada dinding bakteri atau sel inang menggunakan bagian ekornya. Sebelum melakukan penetrasi, virus mengeluarkan enzim lisozim terlebih dahulu yang berfungsi melubangi dinding sel inang.
  2. Fase injeksi, fase masuknya RNA atau DNA virus ke dalam sel inang.
  3. Fase penggabungan, fase bergabungnya DNA virus dengan DNA bakteri, sehingga bakteri yang telah terinfeksi memiliki DNA virus.
  4. Fase pembelahan, fase di mana DNA virus yang sudah bergabung dengan DNA bakteri menjadi profage atau tidak aktif. Pada fase ini ketika DNA bakteri bereplikasi maka DNA virus juga turut bereplikasi.
  5. Fase sintesis, fase DNA virus yang sudah aktif akan menghancurkan DNA bakteri hingga akhirnya memisahkan diri. Selanjutnya DNA virus akan melakukan sintesis protein sel inang sekaligus replikasi diri.
  6. Fase perakitan, fase dirakitnya kapsid yang terbentuk dari protein sel inang menjadi kapsid virus. DNA virus yang baru masuk ke dalam kapsid akan membentuk virus baru.
  7. Fase lisis, fase terjadinya lisis pada sel setelah terbentuknya bakteri virus baru. Virus yang telah terbentuk akan menyerang sel inang atau bakteri lainnya.

Dampak Virus

Dampak Negatif Virus

Virus yang menimbulkan dampak negatif atau merugikan biasanya menjadi penyebab timbulnya suatu penyakit. Virus penyebab penyakit ini dikelompokkan menjadi tiga yakni virus penyebab penyakit manusia, virus penyebab penyakit pada tumbuhan dan virus penyebab penyakit hewan.

Virus penyebab penyakit manusia:

  • Virus influenza yang menyerang saluran pernafasan atas
  • HIV menyerang limfosit T
  • Ebola menyerang sistem pertahanan tubuh
  • Hepatitis menyerang sel hati
  • Measles menyerang sel kulit
  • Polio menyerang sistem saraf pusat

Virus penyebab penyakit pada tumbuhan:

  • Tobaco Mosaic Virus menyerang tanaman tembakau
  • Geminivirus Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) menyerang tanaman tomat
  • Vascular Steak Dieback (VSD) menyerang tanaman kakao
  • Turnip Yellow Mozaic Virus (TYMV) menyebabkan daun menggulung pada tanaman kapas, tembakau dan lobak.

Virus penyebab penyakit pada hewan:

  • Rhabdovirus penyebab penyakit rabies pada anjing dan kera
  • New castle disease penyebab tetelo pada ayam
  • Rous sarcoma virus penyebab tumor pada ayam
  • Bavoni papillomavirus penyebab tumor pada sapi

Dampak Positif Virus

Tidak hanya menyebabkan penyakit, ternyata virus juga dapat menguntungkan bagi kehidupan makhluk hidup. Berikut manfaat dari virus antara lain:

  • Virus dapat melemahkan bakteri pathogen. Apabila DNA virus lisogenik masuk ke dalam DNA bakteri pathogen, maka bakteri tersebut tidak berbahaya lagi. Hal ini terjadi pada bakteri penyebab penyakit difentri dan bakteri penyebab demam scarlet yang berbahaya dapat menjadi tidak berbahaya jika di dalam DNA tersambung profag.
  • Penghasil vaksi. Vaksin merupakan pathogen atau virus yang telah dilemahkan sehingga apabila menyerang manusia, virus tersebut sudah tidak akan berbahaya lagi.
  • Bermanfaat di bidang bioteknologi. Contohnya yakni Baculovirus yang dimanfaatkan sebagai pestisida biologis untuk menyerang serangga tanaman budidaya.
  • Rekayasa genetika yakni memanipulasi informasi genetik pada terapi gen dengan cara memperbaiki informasi genetik dan menyusun basa nitrogen pada untaian DNA di dalam gen.
  • Virus dapat dimanfaatkan dalam pembuatan insulin.

Itulah tadi penjelasan mengenai virus yang perlu diketahui. Ternyata penyebab suatu penyakit tidak hanya berasal dari bakteri saja namun juga bisa berasal dari virus. Selain itu virus dapat juga memberikan manfaat atau dampak positif bagi kehidupan makhluk hidup lainnya.

The post Virus: Pengertian – Struktur dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Virus TMV https://haloedukasi.com/pengertian-virus-tmv Wed, 15 Jan 2020 03:20:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3195 Tobacco Mosaic Virus (TMV) adalah virus RNA rantai tunggal yang masuk ke dalam genus Tobamovirus. Virus ini menginfeksi berbagai tanaman, terutama tembakau dan anggota keluarga Solanaceae lainnya. Infeksi virus ini gejala pada ciri-ciri kehidupan tumbuhan seperti bintik “mosaik” dan perubahan warna pada daun. TMV adalah virus pertama yang ditemukan. Virus ini adalah patogen pertama yang […]

The post Pengertian Virus TMV appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tobacco Mosaic Virus (TMV) adalah virus RNA rantai tunggal yang masuk ke dalam genus Tobamovirus. Virus ini menginfeksi berbagai tanaman, terutama tembakau dan anggota keluarga Solanaceae lainnya. Infeksi virus ini gejala pada ciri-ciri kehidupan tumbuhan seperti bintik “mosaik” dan perubahan warna pada daun. TMV adalah virus pertama yang ditemukan. Virus ini adalah patogen pertama yang diidentifikasi sebagai virus. 

Struktur Virus TMV

Struktur Virus TMV

Tobacco Mosaic Virus memiliki bentuk seperti batang. Kapsidnya terdiri dari 2130 molekul kapsomer dan satu molekul RNA rantai tunggal. Fungsi kapsomer pada virus yaitu merakit diri sendiri menjadi struktur heliks seperti batang di sekitar RNA.

Monomer protein terdiri dari 158 asam amino yang dirangkai menjadi empat heliks utama. Virus ini memiliki panjangnya sekitar 300 nm dan diameter sekitar 18 nm. TMV adalah virus termostabil. Pada daun kering, dapat bertahan hingga 50° C selama 30 menit.

Tumbuhan Inang dan Gejala Infeksi

Seperti pengertian virus dalam biologi tumbuhan lainnya, TMV memiliki kisaran inang yang sangat luas dan memiliki gejala berbeda tergantung pada jenis dan ciri-ciri kelompok makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan terutama pada tumbuhan yang terinfeksi. TMV diketahui menginfeksi anggota dari sembilan famili tumbuhan, dan setidaknya 125 spesies individu, termasuk tembakau, tomat, lada, mentimun, dan sejumlah bunga hias.

Secara umum, daun yang terinfeksi akan menunjukkan gejala berkerut, keriting, atau memanjang. Namun, jika TMV menginfeksi ciri-ciri makhluk hidup seperti anggur dan apel, virus ini hampir tidak menunjukkan gejala. Gejala awal yang ditimbulkan oleh infeksi virus ini adalah munculnya warna hijau muda di antara urat daun muda.

Setelah itu akan muncul pola “mosaik” pada permukaan daun. Lama kelamaan, akan muncul kerutan atau keriting daun secara acak. Gejala ini berkembang dengan cepat dan terlihat lebih jelas pada daun muda. 

Infeksi virus TMV tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi jika infeksi terjadi di awal musim, tanaman akan menjadi kerdil. Daun bagian bawah akan mengalami “mosaik terbakar” terutama selama periode cuaca panas dan kering. Dalam kasus ini, akan ditemukan jaringan mati pada di daun. Hal tersebut merupakan salah satu fase infeksi virus TMV yang paling menyebabkan kerugian bagi tumbuhan.

Lingkungan 

TMV dikenal sebagai salah satu virus yang paling stabil. Virus ini memiliki rentang hidup yang sangat luas. Selama suhu di sekitarnya tetap di bawah sekitar 40 derajat Celcius, TMV dapat mempertahankan bentuk stabilnya asalkan ada inang untuk diinfeksi. Rumah kaca atau perkebunan merupakan kondisi yang paling menguntungkan bagi TMV untuk menyebar, karena populasi yang padat dan suhu yang konstan sepanjang tahun.

Virus TMV dapat menyebar melalui kontak tumbuhan inang dengan vektor atau pembawa virus, yaitu ciri-ciri organisme hidup serangga seperti kutu daun dan wereng. Kontak antar tumbuhan juga dapat menularkan virus TMV. Di dalam tumbuhan, virus menyebar melalui floem. Setelah virus menemukan tumbuhan inang, TMV akan melalui proses infeksi dan kemudian proses pengertian replikasi virus.

Penanganan

Salah satu metode pengendalian yang umum untuk TMV adalah sanitasi, seperti membuang tanaman yang terinfeksi dan mencuci tangan di antara setiap penanaman. Rotasi tanaman juga harus dilakukan untuk menghindari tanah / benih yang terinfeksi setidaknya setiap dua tahun. 

Demikian informasi mengenai pengertian virus TMV atau Tobacco Mosaic Virus. Virus ini merupakan virus yang menginfeksi tumbuhan seperti tembakau, tomat, lada, mentimun, dan masih banyak lagi.

The post Pengertian Virus TMV appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Virus CMV https://haloedukasi.com/pengertian-cmv Wed, 08 Jan 2020 03:48:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3083 Cytomegalovirus atau yang biasa dikenal dengan CMV merupakan genus virus dari ordo Herpesvirales dan famili Herpesviridae. CMV berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘sito’ yang berarti sel, dan ‘megalo’ yang berarti besar. Virus ini menginfeksi ciri-ciri makhluk hidup manusia dan ciri-ciri kingdom Animalia primata sebagai inang alaminya. CMV yang menginfeksi manusia adalah yang paling banyak dipelajari. […]

The post Pengertian Virus CMV appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cytomegalovirus atau yang biasa dikenal dengan CMV merupakan genus virus dari ordo Herpesvirales dan famili Herpesviridae. CMV berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘sito’ yang berarti sel, dan ‘megalo’ yang berarti besar. Virus ini menginfeksi ciri-ciri makhluk hidup manusia dan ciri-ciri kingdom Animalia primata sebagai inang alaminya. CMV yang menginfeksi manusia adalah yang paling banyak dipelajari. Delapan spesies dari genus ini merupakan virus CMV yang menginfeksi manusia, contohnya Human betaherpesvirus 5 atau HHV-5. 

Ciri-ciri organisme hidup CMV pertama kali diamati oleh ahli patologi Jerman Hugo Ribbert pada tahun 1881 ketika ia melihat sel-sel yang membesar dengan nukleus yang membesar berada dalam sel-sel tubuh bayi. Bertahun-tahun kemudian, antara tahun 1956 dan 1957, Thomas Huckle Weller bersama-sama dengan Smith dan Rowe secara terpisah mengisolasi virus, yang kemudian dikenal sebagai “cytomegalovirus“.

Struktur Cytomegalovirus diselimuti dengan icosahedral berbentuk bulat atau pleomorfik, dan geometri bulat, serta memiliki T = 16 simetri. Diameternya sekitar 150-200 nm. Genom bersifat linier dan tidak terfragmentasi. Virus ini memiliki panjang sekitar 200 kb. Virus ini memperbanyak diri di dalam inangnya atau pengertian replikasi secara mitosis dan juga secara pengertian lisogenik.

Taksonomi

Dalam Herpesviridae, CMV termasuk dalam subfamili Betaherpesvirinae, yang juga mencakup genera Muromegalovirus dan Roseolovirus. Beberapa spesies CMV telah diidentifikasi dan diklasifikasikan untuk mamalia yang berbeda. Spesies CMV yang paling banyak diteliti adalah human cytomegalovirus (HCMV), yang juga dikenal sebagai human betaherpesvirus 5 (HHV-5). 

Spesies CMV primata lainnya termasuk cytomegalovirus simpanse (CCMV) yang menginfeksi simpanse dan orangutan, dan simian cytomegalovirus (SCCMV). Ada pula Rhesus cytomegalovirus (RhCMV) yang menginfeksi kera. Selanjutnya terdapat dua virus yang ditemukan pada spesies monyet nokturnal, yaitu herpesvirus aotus 1 dan herpesvirus aotus 3.

Tikus juga memiliki virus yang sebelumnya disebut CMV yang sekarang direklasifikasi di bawah genus Muromegalovirus; genus ini mengandung cytomegalovirus tikus (MCMV) juga dikenal sebagai Murid betaherpesvirus 1 (MuHV-1) dan Murid betaherpesvirus 2 (MuHV-2).

Spesies

Terdapat 11 jenis spesies dari Cytomegalovirus, yaitu:

  • Aotine betaherpesvirus 1
  • Cebine betaherpesvirus 1
  • Cercopithecine betaherpesvirus 5
  • Human betaherpesvirus 5
  • Macacine betaherpesvirus 3
  • Macacine betaherpesvirus 8
  • Mandrilline betaherpesvirus 1
  • Panine betaherpesvirus 2
  • Papiine betaherpesvirus 3
  • Papiine betaherpesvirus 4
  • Saimiriine betaherpesvirus 4

Penularan pada Manusia

Sebagian besar orang yang terinfeksi pengertian virus dan contohnya CMV yang dinyatakan sehat, tidak akan merasa mengalami gejala apa pun. CMV merupakan virus yang menyebabkan cacar air, herpes simpleks dan mononukleosis. CMV dapat menginfeksi tubuh dan menjadi tidak aktif, namun dapat aktif kembali sewaktu-waktu. Selama aktivasi, virus dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang lainnya. Virus ini menyebar melalui cairan tubuh – termasuk darah, air seni, air liur, ASI, air mata, dan cairan kelamin. Penularan dapat terjadi melalui:

  • Menyentuh mata atau bagian dalam hidung dan mulut setelah bersentuhan dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
  • Kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.
  • ASI dari ibu yang terinfeksi.
  • Transplantasi organ atau transfusi darah.
  • Seorang ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada bayinya sebelum atau selama kelahiran.

Demikian informasi mengenai virus Cytomegalovirus. CMV merupakan virus yang menginfeksi manusia dan primata. CMV dapat menginfeksi siapapun tanpa menunjukkan gejala pada tubuh. CMV dapat menjadi masalah serius apabila menginfeksi ibu hamil atau orang dengan sistem imun rendah.

The post Pengertian Virus CMV appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Adenovirus dan Contohnya https://haloedukasi.com/pengertian-adenovirus Mon, 06 Jan 2020 08:35:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3049 Adenovirus adalah sekelompok virus yang menginfeksi ciri-ciri kelompok makhluk hidup, pada manusia menginfeksi selaput pernapasan, usus, mata, dan saluran kemih. Virus ini juga dapat menyerang ciri-ciri kingdom Animalia dan menyebabkan hepatitis pada anjing, dan beberapa penyakit pada unggas, tikus, sapi, babi, dan monyet. Meskipun infeksi dapat terjadi kapan pun sepanjang tahun, penyakit saluran pernapasan yang […]

The post Pengertian Adenovirus dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Adenovirus adalah sekelompok virus yang menginfeksi ciri-ciri kelompok makhluk hidup, pada manusia menginfeksi selaput pernapasan, usus, mata, dan saluran kemih. Virus ini juga dapat menyerang ciri-ciri kingdom Animalia dan menyebabkan hepatitis pada anjing, dan beberapa penyakit pada unggas, tikus, sapi, babi, dan monyet. Meskipun infeksi dapat terjadi kapan pun sepanjang tahun, penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adenovirus lebih sering menyerang pada akhir musim dingin dan awal musim panas. 

Gejala

Infeksi dari pengertian virus ini biasanya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Tetapi virus ini dapat menyebabkan masalah serius pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, terutama anak-anak. Adenovirus juga dapat menyebabkan epidemi keratoconjunctivitis (EKC) dan dianggap bertanggung jawab atas wabah penyakit pernapasan yang terjadi pada tahun 1997. Seperti virus influenza, adenovirus sering ditemukan pada infeksi laten pada orang yang sehat. 

Gejala penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi adenovirus adalah mulai dari sindrom flu biasa hingga radang paru-paru, croup, dan bronkitis. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rentan dapat mengalami komplikasi parah dari infeksi adenovirus. Penyakit pernapasan akut (ISPA), pertama kali ditemukan di antara rekrutan militer selama Perang Dunia II, dapat disebabkan oleh infeksi adenovirus selama kondisi crowding dan stres.

Adenovirus memiliki ukuran 90-100 nm. Virus ini memiliki materi genetik berupa DNA rantai ganda. Adenovirus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup beradaptasi yang tinggi terhadap kondisi kimia dan fisik yang merugikan sehingga memungkinkan virus ini untuk bertahan lama di luar tubuh. Adenovirus adalah salah satu virus non-enveloped terbesar yang diketahui. Virus ini dapat dibawa melalui endosome. Virion juga memiliki serat unik yang terkait dengan setiap dasar penton kapsid yang membantu virus untuk menempel pada sel inang melalui reseptor pada permukaan sel inang.

Virus ini sangat mudah untuk menular dan dapat menyebar ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Tetesan yang mengandung virus terbang ke udara dan menginfeksi ciri-ciri organisme hidup lain. Adenovirus juga dapat menular melalui sentuhan dari seseorang yang terinfeksi virus ini. Anak-anak mudah terinfeksi virus ini karena mereka lebih sering menyentuh mulut, hidung, dan mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa virus ini dapat menyebar melalui air.

Antibiotik tidak akan membantu menyembuhkan infeksi adenovirus karena antibiotik hanya membunuh bakteri yang berasal dari kingdom Monera. Makhluk hidup dapat sembuh dari infeksi ini dalam beberapa hari. Beberapa infeksi, seperti konjungtivitis atau radang paru-paru, dapat bertahan selama seminggu atau lebih.

Adenovirus terdiri atas beberapa genus, yaitu:

  • Genus Atadenovirus; tipe spesies: Ovine atadenovirus D
  • Genus Aviadenovirus; tipe spesies: Fowl aviadenovirus A
  • Genus Ichtadenovirus; tipe spesies: Sturgeon ichtadenovirus A
  • Genus Mastadenovirus (termasuk semua adenovirus yang menginfeksi manusia); tipe spesies: Human mastadenovirus C
  • Genus Siadenovirus; tipe spesies: Frog siadenovirus A

Klasifikasi Adenoviridae sangat kompleks. Pada manusia, ada 57 jenis adenovirus (HAdV-1 hingga 57) yang masuk ke dalam tujuh spesies (Human adenovirus A hingga G). Berikut adalah contoh penyakit beserta jenis dari adenovirus yang menginfeksi: 

  • penyakit pernapasan (terutama spesies HAdV-B dan C)
  • konjungtivitis (HAdV-B dan D)
  • gastroenteritis (HAdV-F tipe 40, 41, HAdV-G tipe 52)
  • obesitas atau adipogenesis (HAdV-A tipe 31, HAdV-C tipe 5, HAdV-D tipe 9, 36, 37)

Demikian informasi mengenai pengertian adenovirus beserta contohnya. Adenovirus adalah sekelompok virus yang pada manusia menginfeksi selaput pernapasan, usus, mata, dan saluran kemih. Virus ini paling sering menyerang anak-anak. Selain itu, virus ini juga menginfeksi hewan seperti unggas, tikus, sapi, dan babi.

The post Pengertian Adenovirus dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Replikasi Virus https://haloedukasi.com/pengertian-replikasi-virus Thu, 02 Jan 2020 08:00:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=2963 Virus tidak bisa berkembang biak sendiri tanpa bantuan ciri-ciri kelompok makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan. Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang berarti virus tidak dapat berkembang biak tanpa adanya sel inang yang masih hidup dan memiliki ciri-ciri makhluk hidup. Virus tidak memiliki enzim untuk melakukan metabolisme dan […]

The post Pengertian Replikasi Virus appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Virus tidak bisa berkembang biak sendiri tanpa bantuan ciri-ciri kelompok makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan. Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang berarti virus tidak dapat berkembang biak tanpa adanya sel inang yang masih hidup dan memiliki ciri-ciri makhluk hidup.

Virus tidak memiliki enzim untuk melakukan metabolisme dan tidak memiliki ribosom atau perlengkapan selular untuk membuat protein sendiri. Oleh karena itu, virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket yang berisi sekumpulan gen yang berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Inang dari virus dapat berupa sel manusia, sel ciri-ciri kingdom animalia, sel ciri-ciri kehidupan tumbuhan, dan sel ciri-ciri kingdom monera.

Virus memiliki salah satu dari asam nukleat DNA atau RNA. Asam nukleat tersebut merupakan materi genetik yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein atau kombinasi ketiganya. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis sel inang tertentu. Proses replikasi virus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Berikut penjelasannya:

  1. Siklus litik

Siklus litik merupakan bentuk replikasi virus yang puncaknya ditandai dengan matinya sel inang. Siklus litik terdiri dari 5 fase, yaitu:

  • Adsorpsi: menempelnya ujung ekor virus pada dinding sel inang. Setelah berhasil menempel pada sel inang, kemudian virus mengeluarkan enzim penghancur berupa lisozim untuk membentuk lubang pada dinding sel inang.
  • Penetrasi: virus tersebut kemudian menginjeksikan DNA ke dalam sel inang. Hanya DNA virus yang masuk ke dalam sel inang. Bagian virus lain seperti kepala dan ekor tetap tertinggal di luar sel dan selanjutnya akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.
  • Sintesis: DNA virus yang telah diinjeksikan ke sel inang akan menghancurkan DNA sel inang dan kemudian DNA virus mengambil alih peran DNA sel inang. DNA virus akan mereplikasi diri berulang-ulang dengan cara menggandakan diri dalam jumlah yang banyak. Pada tahap ini terbentuk komponen virus seperti kepala, ekor, dan serabut ekor virus.
  • Perakitan: bagian-bagian kapsid yang awalnya terpisah selanjutnya dirakit menjadi kapsid virus baru kemudian DNA virus masuk ke dalamnya. Terbentuklah tubuh virus yang utuh.
  • Litik: sel inang mati dan dinding sel inang pecah, kemudian virus-virus hasil dari replikasi pun keluar dan siap menginfeksi sel inang yang lain.
  1. Siklus lisogenik

Pada pengertian dan contoh siklus lisogenik, sel inang tidak segera mengalami litik atau pecah. Asam nukleat virus yang menginfeksi akan melakukan replikasi di dalam sel inang, dari satu generasi ke generasi yang lain. Siklus lisogenik terdiri dari 6 fase, yaitu:

  • Adsorpsi: sama seperti siklus litik, awal mula replikasi virus ditandai dengan ujung ekor virus yang menempel pada dinding sel inang. Setelah itu, virus akan menggunakan enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang. 
  • Penggabungan: DNA dari sel inang terlepas, lalu DNA dari virus menggabungkan diri pada antara rantai DNA inang yang lepas. Terbentuklah DNA baru yang sudah disisipi oleh DNA virus.
  • Pembelahan: saat DNA bakteri melakukan replikasi, maka DNA virus yang tidak aktif atau disebut profage juga ikut melakukan replikasi. Jumlah profage DNA virus akan mengikuti jumlah sel inangnya.
  • Sintesis: apabila ada zat kimia tertentu atau radiasi tinggi, maka DNA virus akan menjadi aktif kemudian dapat menghancurkan DNA sel inang dan akan memisahkan diri. Selanjutnya, virus membentuk kapsid baru dan melakukan replikasi.
  • Perakitan: Kapsid baru virus terbentuk dan DNA hasil replikasi masuk ke dalam kapsid tersebut untuk membentuk virus-virus baru.
  • Litik: setelah terbentuk virus baru, sel inang akan litik atau pecah. Virus-virus baru akan keluar dari sel inang dan siap untuk menyerang sel inang baru.

Demikian informasi mengenai replikasi atau perkembangbiakan virus. Proses replikasi virus dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.

The post Pengertian Replikasi Virus appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>