vulkanis - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/vulkanis Tue, 08 Feb 2022 02:38:38 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico vulkanis - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/vulkanis 32 32 8 Tanda Gunung Api Tidak Aktif https://haloedukasi.com/tanda-gunung-api-tidak-aktif Tue, 08 Feb 2022 02:38:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31122 Gunung berapi atau gunung api banyak ditemukan di Indonesia dengan mudah. Berdasarkan keaktifannya gunung ini memiliki dua jenis yaitu gunung api aktif yakni yang masih bisa mengeluarkan lava dan gunung api mati atau tidak aktif yaitu yang sudah kehabisan lava karena sudah tidak mendapatkan magma dari perut bumi lagi. Berikut ini adalah tanda-tanda dari sebuah […]

The post 8 Tanda Gunung Api Tidak Aktif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gunung berapi atau gunung api banyak ditemukan di Indonesia dengan mudah. Berdasarkan keaktifannya gunung ini memiliki dua jenis yaitu gunung api aktif yakni yang masih bisa mengeluarkan lava dan gunung api mati atau tidak aktif yaitu yang sudah kehabisan lava karena sudah tidak mendapatkan magma dari perut bumi lagi.

Berikut ini adalah tanda-tanda dari sebuah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi atau mati. 

1. Puncak Gunung Tidak Mengeluarkan Material 

Sebuah gunung berapi aktif akan mengeluarkan material seperti asap, debu, lava ataupun magma. Namun pada gunung api yang mati sudah tidak mengeluarkan material tersebut bahan belerang pun tidak ada. 

2. Tidak Bergemuruh

Gunung api yang masih aktif maka akan melakukan aktivitasnya seperti getaran gelombang magma, batuan cair pijar dan gas keluar dari lubang kepundan. Aktivitas inilah yang akan menghasilkan suara gemuruh. gunung api yang tidak aktif tidak melakukan aktivitas vulkaniknya sehingga akan tenang dan tidak mengeluarkan suara gemuruh. 

3. Tidak Ada Letusan

Ciri yang paling menonjol dari gunung berapi adalah letusannya jika tidak terjadi letusan maka dapat dipastikan gunung tersebut sudah tidak aktif. AKtivitas letusan ini akan dicatat oleh alat yang bernama seismograf. 

Bahkan gunung berapi mati tidak menunjukkan tanda-tanda akan meletus seperti suhu yang meningkat, sumber air mengering, sering terjadi gempa tremor dan lain sebagainya. 

4. Bentuk Puncak Cenderung Tumpul

Ciri khas lain yang dimiliki oleh gunung berapi adalah puncaknya yang berbentuk kerucut. Hal ini dikarenakan batuan-batuan yang dihasilkan oleh letusan gunung. Sedangkan gunung api mati atau tidak aktif tidak ada aktivitas letusan sehingga bentuk puncaknya bukan kerucut melainkan cenderung tumpul. 

5. Tidak Ada Juru Kunci

Juru kunci atau masyarakat di Pulau Jawa menyebutnya sebagai kuncen adalah orang-orang yang dipercaya untuk menjaga suatu tempat sakral termasuk gunung. Orang-orang ini ditugaskan untuk menjaga dan merawat gunung. 

Namun tidak semua gunung berapi memiliki seorang juru kunci melainkan hanya yang aktif saja. Sedangkan yang tidak aktif tidak dijaga oleh mereka. 

6. Terdapat Pemukiman 

Gunung berapi yang aktif dapat meletus sewaktu-waktu sehingga biasanya warga membangun pemukiman minimal berapa kilometer dari puncak gunung. Namun di gunung api yang tidak aktif dapat ditemui pemukiman di lereng-lereng gunung. 

7. Menjadi Tempat Wisata

Beberapa tahun terakhir kegiatan mendaki gunung sedang digemari oleh masyarakat terutama para pecinta alam. Salah satu gunung yang menjadi tujuan para pendaki adalah gunung berapi yang tidak aktif. Hal itu dikarenakan pendaki bisa menikmati perjalanan dengan lebih aman. 

8. Bisa Meletus Lagi

Kenampakan alam di Bumi ini memang sangat unik dan terkadang tidak dapat diprediksi oleh manusia. Contohnya pada kasus gunung berapi yang tidak aktif bahkan tidak ada kegiatan erupsi bisa kembali aktif dan meletus. 

Namun peristiwa letusan gunung berapi tidak aktif membutuhkan waktu yang relatif lama. Contoh gunung api tidak aktif yang kembali aktif dan meletus adalah:

  • Gunung Toba di Indonesia pada 69.000 dan 77.000 tahun lalu dan saat ini statusnya kembali aktif. 
  • Gunung Yellowstone di Amerika Serikat pada 640.000 tahun yang lalu dan diperkirakan akan meletus 10 ribu tahun mendatang.
  • Gunung Vesuvius di Romawi Kuno yang meletus dan melenyapkan bangsa Pompeii pada tahun 79 Masehi. 
  • Gunung Fourpeaked di Alaska pada tahun 2008 setelah tertidur selama 10.000 tahun. 

The post 8 Tanda Gunung Api Tidak Aktif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuknya https://haloedukasi.com/jenis-gunung-api-berdasarkan-bentuknya Sun, 08 Nov 2020 07:29:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13964 Gunung api ada banyak sekali jenisnya. Berikut beberapa jenis gunung api berdasarkan bentuknya: 1. Tipe Maar Gunung api maar merupakan gunung api yang memiliki kawah menyerupai mangkuk di bagian puncaknya. Lebar kawah pada gunung ini relatif lebih besar jika dibandingkan dengan tinggi dinding kawahnya. Gunung api dengan tipe ini juga memiliki lereng yang landai. Selain […]

The post 5 Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gunung api ada banyak sekali jenisnya. Berikut beberapa jenis gunung api berdasarkan bentuknya:

1. Tipe Maar

Gunung api maar merupakan gunung api yang memiliki kawah menyerupai mangkuk di bagian puncaknya. Lebar kawah pada gunung ini relatif lebih besar jika dibandingkan dengan tinggi dinding kawahnya.

Gunung api dengan tipe ini juga memiliki lereng yang landai. Selain itu, gunung api maar juga memiliki dapur magma yang dangkal dengan tekanan yang tinggi.

Kata maar sendiri berarti danau tektonik yang terjal. Danau ini terbentuk karena sifat erupsi yang eksplosif atau letusan yang kuat. Letusan ini hanya terjadi satu kali dan setelahnya tidak ada aktivitas vulkanik sama sekali. Bahan-bahan yang keluar dari letusan tersebut berupa material padat atau eflata.

Akibat dari letusan yang kuat tersebut, sebuah lubang yang berbentuk corong atau mangkuk besar terbentuk di bagian puncaknya. Lubang terebut memiliki dinding/tebing yang berombak.

Jika dasar dan dinding maar (kawah) yang terbentuk tidak bisa ditembus oleh air, maka maar tersebut membentuk danau yang disebut danau maar. Selain itu, ada juga maar yang kering karena pada dasarnya tanah tidak bisa menahan air.

Contoh gunung api maar yang berada di Indonesia di antaranya adalah Gunung Dieng, Gunung Gamalama, dan Gunung Lamongan.

2. Tipe Perisai (Shield)

Gunung api ini terbentuk karena adanya magma yang keluar dengan cepat dan dan alirannya menyebar ke sekitaran area gunung api. Letusan yang dihasilkan gunung api ini hanya letusan efusif saja.

Gunung api tipe perisai bukan terbentuk dari adanya letusan, tetapi cenderung karena adanya aliran lava basal yang tipis dan basah serta tekanan yang lemah.

Gunung api ini tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga bentuknya akan berlereng landai. Gunung api ini juga memiliki dapur magma yang dangkal.

Contoh gunung api perisai antara lain gunung api yang banyak ditemui di Hawai, Amerika Serikat, yaitu Gunung Mauna Loa, Gunung Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.

3. Tipe Kerucut Berlapis (Strato)

Gunung api ini memiliki bentuk kerucut. Gunung api ini berbentuk kerucut karena terdapat tumpukan berlapis bahan-bahan piroklastika yang dikeluarkan saat terjadi erupsi magma.

Selain itu, erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif juga menyebabkan terbentuknya batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya.

Badan dari gunung api ini terdiri dari lapisan-lapisan lava yang bercampur dengan hasil-hasil vulkanis lainnya seperti debu, pasir, kerikil, dan bom.

Campuran tersebut memungkinkan terbentuknya endapan yang berlapis-lapis pada lereng gunung sehingga gunung api menjadi semakin tinggi menjulang keatas.

Tipe gunung api ini banyak dijumpai di Indonesia. Contoh gunung api dengan tipe ini yaitu Gunung Merapi dan Gunung Tangkuban Perahu.

4. Tipe Kaldera (Caldera)

Kaldera adalah suatu kawasan dengan bentuk bulat yang membentang rendah di tanah. Secara morfologi berbentuk seperti kawah dengan lebar lebih dari 2 km.

Kaldera ini terbentuk akibat letusan yang sangat besar (eksplosif) sehingga membuat tanah amblas dan bagian atasnya seperti “terpancung”. Kaldera terdiri atas:

  • kaldera letusan: terjadi akibat letusan eksplosif yang melontarkan sebagian besar tubuhnya.
  • kaldera runtuhan: terjadi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma yang menyebabkan runtuhnya sebagian tubuh gunung api.
  • kaldera resurgent: terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunung api yang diikuti dengan runtuhnya blok pada bagian tengah.
  • kaldera erosi: terjadi akibat erosi yang terjadi secara terus-menerus pada dinding kawah yang melebar menjadi kaldera.

5. Tipe Kubah (Dome)

Tipe ini disebut juga sebagai “kubah-sumbat (plug-dome)”. Gunung api tipe ini terbentuk dari lava kental yang mengandung asam dan keluar pada saat terjadinya letusan.

Lava yang mengadung asam mengisi lubang kawah yang terdapat di puncak gunung. Lava tersebut dapat mengeras dan menutupi lubang pada dinding gunung. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya ledakan.

Gunung api tipe kubah ini pada umumnya memiliki bagian atau sisi yang curam yang berbentuk cembung. Gunung api ini juga memiliki akumulasi vikositas yang tinggi.

Contoh gunung api dengan tipe kubah yaitu Puncak Lassen di Sierra Nevada dan Gunung Pelee di Martinique.

The post 5 Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>