wali songo - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/wali-songo Fri, 28 Apr 2023 00:17:48 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico wali songo - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/wali-songo 32 32 Sunan Bonang: Sejarah, Wilayah Dakwah dan Keilmuannya https://haloedukasi.com/sunan-bonang Fri, 28 Apr 2023 00:17:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42760 Penyebaran Agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, tidak lepas dari peran para Wali Songo. Berdasarkan catatan sejarah Islam di Indonesia, Wali Songo adalah tokoh-tokoh yang membuat Agama Islam dikenal dan kemudian banyak dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Tokoh-tokoh Islam itu disebut Wali Songo karena terdiri dari sembilan orang atau sembilan wali. Songo atau sanga […]

The post Sunan Bonang: Sejarah, Wilayah Dakwah dan Keilmuannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penyebaran Agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, tidak lepas dari peran para Wali Songo. Berdasarkan catatan sejarah Islam di Indonesia, Wali Songo adalah tokoh-tokoh yang membuat Agama Islam dikenal dan kemudian banyak dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Tokoh-tokoh Islam itu disebut Wali Songo karena terdiri dari sembilan orang atau sembilan wali. Songo atau sanga dalam Bahasa Jawa artinya sembilan.

Salah satu tokoh yang termasuk Wali Songo adalah Sunan Bonang. Di bawah ini merupakan kisah dari Sunan Bonang:

Siapa Sunan Bonang?

Sunan Bonang
Sunan Bonang

Pada abad ke-14 Masehi, Wali Songo berdakwah menyebarkan Agama Islam di Indonesia. Salah satu tokoh dari Wali Songo yaitu Sunan Bonang. Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 di Rembang dan diberi nama Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau merupakan anak keempat dari Ayahnya Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Ibunya Nyai Ageng Manila atau Dewi Condrowati.

Sunan Ampel merupakan tokoh Islam pada masa itu, merupakan pendiri Pesantren Ampeldenta. Jadi Sunan Bonang belajar Agama Islam langsung dari ayahnya, yang memang mempersiapkan dirinya untuk meneruskan dakwah penyebaran Agama Islam. Sedangkan Nyai Ageng manila adalah putri dari Arya Teja, Bupati Tuban.

Berikut ini silsila Sunan Bonang dari jalur Ayahnya:

  1. Nabi Muhammad SAW
  2. Fatimah dan Ali
  3. Husein
  4. Ali Zainal Abidin
  5. Muhammad Al-Baqir
  6. Ja’far Ash-Shadiq
  7. Ali Al-Uraidhi
  8. Muhammad An-Naqib
  9. Isa Ar-Rumi
  10. Ahmad Al-Muhajir
  11. Ubaidillah
  12. Alwi Al-Awwal
  13. Muhammad Shahibus Shaumah
  14. Alwi Ats-Tsani
  15. Ali Khali’ Qasam
  16. Muhammad Shahib Mirbath
  17. Alwi Ammil Faqih
  18. Abdul Malik
  19. Abdullah Azmatkhan
  20. Ahmad Syah Jalaluddin
  21. Jamaluddin Al-Husaini
  22. Ibrahim As-Samaraqandi
  23. Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel
  24. Raden Maulana Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang

Nasab lengkapnya sebagai berikut:

Sunan Bonang bin Raden Rahmat bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Hidup Sunan Bonang

Raden Maulana Makhdum Ibrahim lahir di Rembang pada tahun 1465 Masehi. Beliau tumbuh dan dibesarkan di kalangan keluarga ningrat yang taat beragama (agamis). Sebagai anak dari Sunan Ampel yang mendirikan dan memimpin Pesantren Ampeldenta, Raden Maulana Makhdum Ibrahim sejak kecil telah mempelajari ajaran Agama Islam sejak kecil, langsung dari ayahnya. Ayahnya memang mempersiapkan beliau untuk meneruskan syiar Islam di Nusantara.

Kecerdasan dan keuletan dalam menuntut ilmu Raden Maulana Makhdum Ibrahim telah terlihat sejak kecil. Ketika usianya telah menginjak usia remaja, beliau melanjutkan menuntut ilmu dengan berguru kepada Syekh Maulana Ishak di negeri Pasai, Aceh. Syekh Maulana Ishak adalah ayah dari Sunan Giri. Selain itu, beliau juga banyak berguru pada ulama-ulama yang lain.

Keilmuan dari Raden Maulana Makhdum Ibrahim diakui mumpuni dalam berbagai bidang. Di antaranya penguasaan fikih  ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, juga ilmu bela diri silat. 

Setelah berhasil menguasai berbagai keilmuan, beliau mulai berdakwah diawali dari Kediri, Jawa Timur, yang saat itu masyarakatnya beragama Hindu. Lalu pindah ke Demak, Jawa Tengah, dan menjadi imam Masjid Demak atas permintaan Sultan Demak, Raden Patah. Kemudian menetap di Lasem dan mendirikan Pesantren Watu Layar.

Keterampilannya dalam bela diri membuatnya dapat mengalahkan perampok yang Raden Sahid. Sehingga Raden Sahid bertobat dan ikut berdakwah menyebarkan Agama Islam, dan kemudian menjadi salah satu anggota Wali Songo yang terkenal bernama Sunan Kalijaga.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M. Beliau dimakamkan di Tuban. Letak makamnya berada di sebelah barat Masjid Agung Tuban.

Asal Usul Nama Sunan Bonang

Sama halnya dengan Wali Songo lainnya, Raden Maulana Makhdum Ibrahim melakukan syiar Islam dengan memanfaatkan media seni dan budaya. Untuk menarik simpati masyarakat, beliau memainkan alat musik gamelan. 

Jenis gamelan yang sering dimainkannya adalah Bonang. Bonang adalah gamelan yang berupa alat musik pukul yang bentuknya bundar dan memiliki lingkaran kecil yang menonjol di tengahnya. Apabila tonjolan kecil tersebut dipukul dengan pemukul kayu, maka akan menghasilkan bunyi nada yang merdu. Karena sering memainkan alat musik gamelan Bonang ini, maka Raden Maulana Makhdum Ibrahim kemudian dikenal dengan nama Sunan Bonang.

Ketika Sunan Bonang memainkan alat musik Bonang, masyarakat akan banyak berdatangan karena tertarik untuk menonton dan mendengarkan alunan tembang yang dimainkan. Dalam memainkan gamelan Bonang tersebut, Sunan Bonang menggubah sejumlah tembang tengahan Macapat. Di antara gubahannya yaitu Kidung Bonang, dan yang lainnya dengan syair-syair memperkenalkan Agama Islam. Sehingga, banyak orang pada masa itu memeluk Agama Islam dengan sukarela.

Ada versi lain, nama Sunan Bonang digunakan sebagai julukan terhadap Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Yaitu karena beliau pernah tinggal di sebuah desa yang bernama Desa Bonang. Maka dari tempat tinggalnya tersebut, beliau dijuluki Sunan Bonan.

Wilayah Dakwah Sunan Bonang

Kiprah Sunan Bonang dalam dakwah penyebaran Agama Islam diawali dari Kediri, Jawa Timur. Beliau mendirikan mushola atau langgar di Desa Singkal yang ada di tepi Sungai Brantas. Ketika berdakwah di Kediri tersebut, dikisahkan beliau mendapatkan banyak penolakan. Akan tetapi beliau berhasil mengislamkan Adipati Kediri, Arya Wiranatapada, dan putrinya. 

Setelah dari Kediri, Sunan Bonang kemudian pergi ke Demak, Jawa Tengah. Kesultanan Demak pada saat itu dipimpin oleh Raden Patah yang merupakan pendiri dan pemimpin pertamanya. Raden Patah meminta Sunan Bonang untuk menjadi imam Masjid Demak. 

Kemudian Sunan Bonang menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Di desa tersebut Sunan Bonang mendirikan sebuah pesantren yang dikenal dengan sebutan Pesantren Watu Layar. Pesantren Watu Layar menjadi salah satu pesantren yang banyak dituju oleh para santri untuk menuntut ilmu dan berguru pada Sunan Bonang. Santrinya berasal dari berbagai daerah.

Pendidikan Sunan Bonang

Pendidikan Sunan Bonang, sebagaimana telah sedikit dijelaskan di atas, pendidikan yang ditempuh Sunan Bonang diawali belajar dari ayahnya sendiri, Sunan Ampel. Di Pesantren Ampeldenta yang dipimpin ayahnya, beliau belajar bersama santri-santri yang lain. Di antara santri yang juga berguru pada Sunan Ampel, yaitu Sunan Giri, Raden Patah, dan Raden Kusen.

Kemudian Sunan Bonang melakukan perjalanan ke Malaka dengan tujuan untuk ke tanah suci melakukan ibadah haji. Saat itu beliau pergi bersama Sunan Giri (Raden Paku). Dalam perjalanan tersebut Sunan Bonang dan Sunan Giri mampir di Pasai, Aceh. Yaitu di tempat Syekh Maulana Ishak, ayah dari Sunan Giri. Selama di Aceh, Sunan Bonang bersama Sunan Giri berguru kepada Syekh Maulana Ishak.

Sunan Bonang juga berguru pada banyak ulama lain. Sehingga membuatnya menguasai banyak hal dan berbagai macam keilmuan. 

Karya Sastra Sunan Bonang

Dalam bidang sastra, Sunan Bonang banyak menggubah suluk atau tembang tamsil. Di antaranya Suluk Wujil yang digubah dengan pengaruh kitab Al Sidiq yang merupakan karya Abu Sa’id Al Khayr. Tembang dalam Bahasa Jawa, Tamba Ati (Tombo Ati) yang berarti penyembuh jiwa / penyembuh hati, juga merupakan gubahan Sunan Bonang yang masih populer dan sering dinyanyikan hingga sekarang.

Sunan Bonang juga menulis sebuah kitab yang isinya tentang Ilmu Tasawuf. Kitab tersebut berjudul Tanbihul Ghofilin dengan ketebalan 234 halaman. Kitab ini sangat terkenal dikalangan para santri dan banyak dikaji di pesantren-pesantren.

Kemampuannya dalam bermain gamelan Jawa juga diiringi dengan menggubah dan memberi nuansa baru pada kesenian tersebut. Saat itu, gamelan Jawa sangat kental dengan estetika Hindu dikreasikan dengan penambahan instrumen Bonang dengan gubahan bernuansa dzikir. Gubahan tersebut mendorong kecintaan pada alam malakut atau kehidupan transedental, seperti pada tembang Tombo Ati.

Sedangkan dalam pementasan pewayangan, Sunan Bonang merupakan seorang dalang yang selalu dapat membius penontonnya. Beliau menggubah lakon pewayangan dengan memasukkan unsur-unsur atau tafsir-tafsir Islam. Salah satu lakon yang digubahnya yaitu perseteruan antara Pandawa dengan Kurawa.

Keilmuan Sunan Bonang

Sebagai seorang yang ulet dan gigih dalam menuntut ilmu, membuat Sunan Bonang menguasai berbagai keilmuan dengan luar biasa. Penguasaannya terhadap ilmu fikih  ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, hingga ilmu silat dengan kesaktiannya yang menakjubkan diakui dan dikagumi banyak orang. Selain itu, beliau juga dikenal sangat pandai dalam mencari dan menemukan sumber air di wilayah-wilayah yang sulit air.

Digambarkan dalam Babad Daha-Kediri, bahwa Sunan Bonang dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuannya mampu mengubah aliran Sungai Brantas. Dimana daerah yang tidak bersedia menerima dakwah Islam di sepanjang aliran sungai mengalami kekeringan, sementara sebagian wilayah lainnya mengalami banjir.

Tokoh yang selalu mengecam dakwah Sunan Bonang yaitu Buto Locaya, tampak tidak mampu dalam menghadapi kesaktian dan pengetahuan Sunan Bonang sepanjang perdebatannya. Begitu pula yang terjadi pada tokoh Nyai Pluncing, seorang bhairawi penerus ilmu hitam Calon Arang, dapat dikalahkan juga oleh Sunan Bonang.

Dalam ilmu kebathinan, Sunan Bonang mengembangkan ilmu atau dzikir yang berasal dari Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Dzikir tersebut lalu dikombinasikan dengan keseimbangan pernapasan yang kemudian disebut sebagai rahasia Alif Lam Mim yang diartikan hanya Allah SWT yang mengetahui.

Di samping itu, Sunan Bonang juga menciptakan jurus atau gerakan-gerakan fisik berdasarkan dari seni bentuk huruf Hijaiyyah (huruf Arab). Huruf Hijaiyyah berjumlah 28 diawali huruf alif dan diakhiri huruf Ya. Gerakan fisik yang diciptakan dari nama dan simbol huruf Hijaiyyah memiliki tujuan mendalam serta sarat dengan makna untuk mengajarkan murid-muridnya menghafal huruf Hijaiyah. Supaya nantinya dapat mencapai tingkat bisa membaca serta memahami isi dari kitab suci Al-Qur’an.

Ilmu atau jurus yang diciptakan oleh Sunan Bonang menekankan atau mengajak murid-muridnya untuk Sujud atau Sholat dan dzikir. Ilmu tersebut hingga saat ini masih dilestarikan oleh Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Sujud Tauhid Indonesia.

The post Sunan Bonang: Sejarah, Wilayah Dakwah dan Keilmuannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Tokoh Wali Songo Beserta Biografinya https://haloedukasi.com/tokoh-wali-songo Fri, 04 Sep 2020 03:06:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10093 Pembahasan kali ini adalah mengenai sejarah tokoh wali songo, Wali songo yang merupakan tokoh islam yang di hormati di Indonesia dan khususnya di pulau jawa dengan sejarah setiap tokoh tokoh. Lebih jelasnya, simak pembahasan berikut ini mengenai biografi tokoh wali songo. 1. Sunan Gresik Maulana malik ibrahim merupakan salah satu Sunan yang ada di dalam […]

The post 9 Tokoh Wali Songo Beserta Biografinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembahasan kali ini adalah mengenai sejarah tokoh wali songo, Wali songo yang merupakan tokoh islam yang di hormati di Indonesia dan khususnya di pulau jawa dengan sejarah setiap tokoh tokoh.

Lebih jelasnya, simak pembahasan berikut ini mengenai biografi tokoh wali songo.

1. Sunan Gresik

sunan gresik

Maulana malik ibrahim merupakan salah satu Sunan yang ada di dalam Walisongo. Beliau adalah putra dari Jamaluddin Akbar Al Husaini yang lahir pada awal abad ke 14.

Hingga kini nama ibu Sunan, masih belum diketahui. Istri beliau bernama Siti Fathimah yang merupakan keturunan dari Raja Champa Dinast Azmatkhan 1.

Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 Masehi dan dimakamkan di Kota Gresik, tepatnya di Desa Gapurosukolilo.

Maulana Malik Ibrahim memiliki karomah atau biasa dikenal dengan kemuliaan yang diberikan Allah SWT.

Karomah tersebut berupa beliau dapat menurunkan hujan lebat. Selain itu, beliau juga pernah mengajarkan muridnya untuk menaklukkan atau mencegah perampok.

Selain karomah, Sunan memiliki karya dalam bidang kesenian dan juga pendidikan.

Dalam karya seni berupa Gundul-Gundul Pacul, Tembang Suluk, dan karya seni lainnya.

Kemudian dalam bidang pendidikan beliau mendirikan Pondok Pesantren yang berada di daerah Leran, Kota Gresik.

2. Sunan Ampel

sunan ampel

Nama asli Sunan Ampel yakni Raden Rahmat. Kemudian beliau mendapat gelar karena berasal dari sebutan sunan yang berasal dari gelar kewaliannya,

Sedangkan nama Ampel atau Ampel Denta ini diambil dari tempat tinggalnya yang dekat Surabaya.

Raden Rahmat dilahirkan pada tahun 1401 Masehi, tepatnya yakni di Champa.

Menurut beberapa sejarah, banyak para ahli yang merasa kesulitan untuk menentukan Champa.

Hal ini karena memang masih belum ada pernyataan secara tertulis maupun prasasti yang menunjukkan Champa itu ada di Malaka atau kerajaan Jawa.

Saifuddin Zuhri (1979) memiliki keyakinan bahwa Champa merupakan sebuah nama lain dari Jeumpa dalam bahasa Aceh. Sehingga membuat Champa berada pada wilayah kerejaan Aceh.

3. Sunan Bonang

sunan bonang

Raden Makhdum Ibrahim merupakan anak dari pasangan Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, yang lahir pada 1465 Masehi.

Beliau adalah cucu dari Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim.

Sehingga dapat ditarik silsilah merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Beliau juga merupakan seorang kakak dari Sunan Drajad atau Raden Qosim.

Pengetahuannya tentang Agama Islam sudah tidak perlu diragukan lagi.

Hal ini karena sejak kecil, Raden Makhdum Ibrahim telah diajarkan tentang ajaran Agama Islam dengan disiplin dan juga tekun oleh Sunan Ampel yang merupakan ayah beliau.

Untuk riyadhoh atau berlatih menjadi seorang Walisongo, beliau harus melakukan perjalanan jauh ketika masih berusia muda.

Ketika usia Raden Makhdum Ibrahim menginjak remaja, beliau melakukan penyeberangan ke Pasai, Aceh.

Perjalanan ini untuk mendapatkan ajaran Agama Islam dari Syekh Maulana Ishak dengan ditemani oleh Sunan Giri atau Raden Paku.

4. Sunan Drajat

sunan drajat

nama asli Sunan Drajat yaitu Raden Qosim. Beliau lahir sekitar tahun 1470 M, dan merupakan putra dari Sunan Ampel bersama Nyai Ageng Manila atau Dewi Condrowati.

Sunan Drajat merupakan anak kedua dari lima bersaudara, bersama dengan Sunan Bonang, Siti Muntisiyah (istri dari Sunan Giri), Nyai Ageng Maloka (istri dari Raden Patah), dan istri dari Sunan Kalijaga.

5. Sunan Kudus

sunan kudus

Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan lahir pada tanggal 9 September 1400 M / 808 H diPalestina. Anak dari Raden Usman Hajji atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Ngudung, seorang panglima perang Kesultanan Demak Bintoro.

Ayahnya merupakan putra dari Sultan di Palestina yang bernama Sayyid Fadhal Ali Murtazha (Raja Pandita atau Raden Santri).

Kemudian berhijrah sampai ke Pulau Jawa dan tiba di Kesultanan Islam Demak lalu diangkat menjadi panglima perang.

Sunan Kudus belajar agama dengan ayahnya sendiri dan kepada Kyai Telingsing serta Sunan Ampel.

6. Sunan Giri

sunan giri

Sunan Giri memiliki nama lain yaitu Raden Paku, Sultan Abdul Faqih, Joko Samudra, Prabu Satmata, dan Raden Ainul Yaqin. Beliau merupakan putra dari pasangan Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu.

Ibu dari sang Sunan merupakan putri penguasa wilayah Blambangan pada masa akhir Majapahit yang bernama Prabu Menak Sembuyu.

Sang ibu juga dikenal sebagai seorang mubaligh Islam yang berasal dari Asia Tengah.

Saat beliau dilahirkan, terjadi wabah penyakit yang berbahaya sehingga Prabu Menak Sembuyu meminta putrinya yaitu Dewi Sekardadu untuk membuang bayinya ke Selat Bali.

Hingga akhirnya, bayi tersebut ditemukan oleh para pelaut dan dibawa ke kota Gresik.

7. Sunan Kalijaga

sunan kalijaga

Nama aslinya adalah Joko Said yang dilahirkan sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban.

Arya Wilatikta ini adalah keturunan dari pemberontak legendaris Majapahit, Ronggolawe.

Riwayat masyhur mengatakan bahwa Adipati Arya Wilatikta sudah memeluk Islam sejak sebelum lahirnya Joko Said.

Namun sebagai Muslim, ia dikenal kejam dan sangat taklid kepada pemerintahan pusat Majapahit yang menganut Agama Hindu. Ia menetapkan pajak tinggi kepada rakyat.

Joko Said muda yang tidak setuju pada segala kebijakan Ayahnya sebagai Adipati sering membangkang pada kebijakan-kebijakan ayahnya.

8. Sunan Muria

sunan muria

Raden Umar Said atau yang lebih terkenal dengan nama Sunan Muria. Beliau merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan menjadi anggota wali songo termuda dari pada yang lainnya.

Adapun asal usul nama Sunan Muria karena beliau tumbuh dan bermukim di bukit Puncak Colo, Gunung Muria, sebelah utara Kota Kudus.

Sebagai putra dari Sunan Kalijaga, wajar jika beliau dekat dengan ilmu agama Islam.

Beliau memanfaatkan pengetahuannya tentang kesenian sebagai sarana dakwah yang efektif.

Jiwa seni Sunan Muria inilah yang membuatnya mahir bermain gamelan, wayang, hingga menciptakan lagu yang diselipi nilai-nilai Islam.

9. Sunan Gunung Jati

sunan gunung jati

Sunan gunung jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam Syekh Husain Jamaluddin Akbar, Beliau dilahirkan pada Tahun 1448 Masehi.

Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja.

Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon.

Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten.

The post 9 Tokoh Wali Songo Beserta Biografinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>