waralaba - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/waralaba Mon, 29 Jan 2024 05:54:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico waralaba - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/waralaba 32 32 8 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Waralaba https://haloedukasi.com/kelebihan-dan-kekurangan-bisnis-waralaba Mon, 29 Jan 2024 05:54:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47943 Melakukan bisnis bukanlah hal yang mudah. Perlu ketekunan dan modal yang cukup besar. Namun, di balik semua itu, dunia bisnis memang menjanjikan. Dunia ini bisa menjadi sumber-sumber penghasilan yang cukup besar. Bahkan banyak orang sukses yang terlahir karena berbisnis. Memulai bisnis mengandung banyak risiko. Oleh karena itu, perlu pertimbangan dan perhatian yang lebih. Namun, dengan […]

The post 8 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Waralaba appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Melakukan bisnis bukanlah hal yang mudah. Perlu ketekunan dan modal yang cukup besar. Namun, di balik semua itu, dunia bisnis memang menjanjikan. Dunia ini bisa menjadi sumber-sumber penghasilan yang cukup besar. Bahkan banyak orang sukses yang terlahir karena berbisnis.

Memulai bisnis mengandung banyak risiko. Oleh karena itu, perlu pertimbangan dan perhatian yang lebih. Namun, dengan adanya bisnis waralaba dapat menekan risiko kegagalan. Sebab, konsep bisnis telah dipraktikkan terlebih dahulu dan terbukti berhasil. Oleh sebab itu, banyak orang yang tertarik untuk memulai bisnis waralaba.

Bisnis waralaba adalah bisnis yang memulai cara dagang dengan membeli merek dagang dari perusahaan lain (utama). Secara sederhana, bisnis waralaba ini menjual produk dari perusahaan yang telah ada. Oleh karena itu, nantinya perusahaan akan mendapatkan royalti setiap bulannya. Bisnis waralaba memilki sejumlah kelebihan dan kelemahan. Berikut ini kelebihan dan kelemahan dari bisnis waralaba.

Kelebihan Bisnis Waralaba

1. Risiko Kegagalan yang Rendah

Salah satu keuntungan menggunakan bisnis waralaba adalah risiko kegagalan yang rendah. Hal ini dikarenakan bisnis waralaba telah memiliki konsep yang baik dan perkembangan keberhasilannya cukup baik. Bahkan bisnis waralaba ini memiliki peluang sukses yang lebih besar dibandingkan bisnis yang dibuka sendiri. Bisnis yang dibuka sendiri mengandung risiko yang lebih tinggi dan belum terlihat keberhasilannya.

Saat melakukan bisnis waralaba, seseorang tidak hanya membeli merek dagang, melainkan juga konsep yang telah diterapkan. Konsep yang telah diterapkan ini telah teruji keberhasilannya. Orang-orang yang membuka bisnis waralaba akan dengan mudah memulai usaha dan peluang kegagalan yang minim. Peluang kegagalan yang minim tentu saja cocok bagi orang yang memulai bisnis.

Orang-orang ketakutan untuk membuka bisnis karena risiko kegagalan yang tinggi. Risiko kegagalan yang tinggi disebabkan pertimbangan dan konsep yang kurang matang. Berbeda dengan bisnis waralaba yang telah memiliki konsep bisnis yang matang. Oleh karena itu, bisnis waralaba sangat cocok dilakukan bagi para pemula yang terjun di dunia bisnis.

2. Mempunyai Bantuan Bisnis

Ketika seseorang memulai bisnis waralaba, maka keuntungan bukan hanya akan didapatkan oleh pemilik utama saja melainkan juga pembeli frenchise. Pemilik utama biasanya memberikan sejumlah keuntungan ketika seseorang bergabung dengan bisnis waralaba.

Mereka tidak hanya akan mendapatkan merek dagang saja, melainkan juga satu set peralatan yang akan digunakan dagang. Tentunya hal ini akan membantu para pedagang baru agar tidak repot membeli barang-barang. Selain itu, mereka juga akan pelatihan dalam memulai bisnis.

Pelatihan ini dimulai dari cara membuat barang dagangan, cara mengemas, melayani pembeli hingga bagaimana cara memasarkan produk. Pelatihan ini dapat menambah wawasan dan membantu para pemula bisnis untuk bisa berkembang. Ilmu berbisnis inilah hal yang mahal karena tidak semua orang mau memberikan ilmunya. Terlebih lagi jika ilmu berbisnis ini sudah dipraktekkan dan berhasil.

Pada beberapa jenis waralaba, ada juga yang memberikan pasokan bahan baku untuk produksi. Biasanya mereka menjadi penjual bahan baku. Sebab, dikhawatirkan jika menggunakan bahan baku yang tidak sama, akan mengurangi kualitas produksi. Pengurangan kualitas produksi ini akan berdampak pada pendapatan.

Selain itu, hal ini juga memudahkan para pebisnis pemula agar tidak kebingungan memilih bahan baku. Namun, terkadang pasokan bahan baku dari penjual langsung, memiliki harga yang relatif tinggi. Akibatnya, ada beberapa pebisnis yang merasa dikekang.

3. Mempunyai Kekuatan

Keuntungan selanjutnya dari bisnis waralaba adalah memiliki keuntungan dari berbagai aspek. Dengan memiliki bisnis waralaba, maka akan merasakan manfaat dari daya beli perusahaan utama. Para pebisnis waralaba tidak perlu repot untuk mengenalkan produk kepada pelanggan baru.

Sebab, orang-orang telah mengenal produk tersebut. Tentunya hal ini bermanfaat bagi para pebisnis pemula, tidak susah mencari pelanggan. Biasanya pelanggan setia perusahaan utama akan berdatangan dan membeli produk.

Salah satu kesulitan dari melakukan bisnis adalah memasarkan produk dan mencari pelanggan baru. Berbisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terkadang orang harus bersusah payah agar bisnis yang dilakukan dapat diterima. Untuk bisa mengenalkan bisnis, maka diperlukan promosi yang tepat. Promosi yang tepat inilah yang akan menarik pelanggan untuk membeli.

4. Memberi Keuntungan

Kegiatan berbisnis memiliki tujuan utama yakni untuk mendapatkan keuntungan. Begitupun dengan tujuan bisnis waralaba. Namun, untuk mendapatkan keuntungan dari berbisnis tidaklah mudah. Keuntungan didapatkan dari hasil penjualan yang telah dikurangi dengan biaya produksi. Jika biaya produksi tidak berhasil ditutupi maka pebisnis akan mengalami kerugian.

Kasus ini akan sama jika biaya produksi berhasil ditutup namun tidak ada uang lebih tetap saja pebisnis tidak mendapatkan keuntungan. Lain halnya dengan bisnis waralaba, jika mengikuti semua arahan, maka kemungkinan mendapatkan keuntungan akan tercapai.

Keuntungan yang didapatkan dari bisnis waralaba biasanya sudah ditetapkan berapa persennya oleh perusahaan utama. Perusahaan utama akan melakukan pelatihan yang bertujuan agar usaha para pebisnis waralaba ini tidak mengalami kegagalan. Mereka akan mengajarkan hal yang sama dengan apa yang telah diterapkannya pada perusahaan sehingga hal ini akan menekan kegagalan.

Risiko kegagalan bisa terhindar dan peluang mendapatkan keuntungan akan semakin besar. Namun, kembali lagi terkadang beda tangan, akan beda produksi dan keberuntungan. Bisnis waralaba bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Dengan membawa embel-embel merek, orang akan tertarik membeli produk yang ditawarkan.

Terlebih lagi jika produk yang ditawarkan ini telah populer atau dikenal banyak orang. Keuntungan akan dengan mudah didapatkan bahkan keuntungan sekalipun. Namun, dengan catatan semua proses produksi hingga pelayanan harus mengikuti prosedur.

Kelemahan Bisnis Waralaba

1. Aturan dan Pedoman yang Mengikat

Keberadaan bisnis waralaba memilki kelemahan yakni adanya aturan dan pedoman yang mengikat. Keberadaan aturan dan pedoman ini memiliki plus dan minusnya tersendiri. Dengan adanya aturan, dapat membantu pebisnis waralaba untuk memulai bisnis.

Mereka tidak akan kebingungan karena sudah ada pedoman dan aturan yang ditetapkan. Namun, di sisi lain keberadaan aturan ini membuat pebisnis sulit untuk mengembangkan inovasi pada bisnisnya. Mereka terikat dengan aturan dan pedoman yang dibuat oleh perusahaan utama.

Adanya kontrol dari pusat juga terkadang menyiksa para pebisnis waralaba. Biasanya di awal-awal aturan dan pedoman akan ditaati. Namun, semakin lama bisnis waralaba berkembang, para pebisnis akan merasa kesulitan dengan adanya kontrol tersebut. Mereka akan mengabaikan aturan dan pedoman yang telah dibuat. Padahal, tujuan dari adanya pedoman untuk menyelaraskan tampilan produk yang ditawarkan sekalipun berbeda tempat.

Akibatnya, para pelanggan akan merasa ada yang berbeda dengan produk yang dijual. Mereka akan membandingkan dengan bisnis waralaba yang sejenis atau dengan perusahaan induk. Pelanggaran aturan dan pedoman ini akan merubah ciri khas dari perusahaan dan produk yang ditawarkan. Akibatnya, pembeli dari bisnis waralaba akan semakin berkurang.

2. Adanya Modal yang Besar

Kelemahan dari mendirikan bisnis waralaba adalah modal yang dikeluarkan besar. Ketika membuka bisnis waralaba, maka perlu menyediakan modal untuk membuka usaha dan membeli peralatan. Modal yang dikeluarkan dari pendirian bisnis waralaba cenderung lebih besar dibandingkan dengan membuka bisnis sendiri.

Membuka bisnis sendiri, modal yang dikeluarkan akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Biasanya tidak akan terlalu besar mengeluarkan modal karena dimulai dari bisnis yang kecil. Berbeda halnya dengan bisnis waralaba, modal yang dikeluarkan sudah ditentukan.

Modal ini untuk membeli peralatan, merek dagang hingga pelatihan. Biasanya modal telah ditentukan dengan memberikan beberapa benefit yang akan diterima. Oleh karena itu, untuk memulai bisnis waralaba harus menyiapkan modal yang besar.

Tidak bisa memulai dari bisnis kecil seperti bisnis mandiri. Sebab, bisnis waralaba sudah memiliki aturan dan pedoman tersendiri. Namun, modal yang dikeluarkan ini akan sesuai dengan pendapatan yang diterima nantinya.

Biasanya pendapatan yang diterima telah ditentukan atau ditaksir. Modal dikeluarkan bukan hanya untuk membeli peralatan dagang saja melainkan juga untuk ilmu bisnis. Ilmu bisnis ini akan didapatkan dari pelatihan yang diadakan oleh perusahaan utama. Pelatihan ini akan menjadi bekal bagi pebisnis waralaba untuk memulai usahanya.

3. Adanya Biaya yang terus Berlanjut

Biaya yang dikeluarkan untuk membuka bisnis waralaba tidak hanya di awal pendirian saja. Ketika bisnis waralaba berjalan pun, akan ada biaya yang dikeluarkan. Hal ini dikarenakan bisnis waralaba memakai merek dagang dari perusahaan utama.

Akibatnya, para pebisnis waralaba harus membayar royalti kepada perusahaan utama. Pembayaran royalti ini akan dilakukan setiap bulannya. Bahkan tidak hanya membayar royalti, pemilik waralaba juga dapat membebankan biaya lain pada para pebisnis. Seperti adanya biaya iklan.

Biaya iklan akan menjadi biaya tambahan yang dibayarkan oleh pembeli atau pebisnis waralaba. Sebab, iklan yang dilakukan bertujuan untuk mempromosikan produk atau merek yang sama dengan pembeli waralaba. Oleh karena itu, manfaat dari iklan tersebut akan sama dirasakan baik oleh pemilik dan pembeli waralaba.

Jika iklan tersebut berhasil menarik perhatian, maka keuntungan yang dirasakan bukan hanya oleh pemilik waralaba saja. Para pembeli atau pebisnis waralaba akan turut merasakan keuntungan tersebut. Misalnya dengan adanya iklan, membuat produk yang dijual menjadi terkenal.

Ketika produk terkenal atau viral, akan semakin banyak orang yang tertarik. Dengan ketertarikan tersebut akan membuat pembeli tergerak untuk membeli produknya. Mereka bukan hanya membeli produk di perusahaan utama saja, melainkan juga di beberapa lokasi waralaba.

4. Memiliki Risiko

Sama seperti bisnis lainnya, bisnis waralaba juga memiliki risiko. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang membeli produk waralaba yang kurang dikenal oleh masyarakat. Kepopuleran produk maupun perusahaan utama akan mempengaruhi kesuksesan berjalannya bisnis waralaba.

Kepopuleran bisnis waralaba juga akan mempengaruhi dari modal yang dikeluarkan di awal. Semakin tinggi ketenaran produk atau perusahaan utama, maka akan semakin besar modal yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika produk dan perusahaan tidak begitu terkenal, modal akan dikeluarkan jauh lebih sedikit.

Oleh karena itu, harga waralaba akan sebanding dengan manfaat yang ditawarkan. Sebelum membuka bisnis waralaba, sebaiknya melihat rekam jejak dari perusahaan utama terlebih dahulu. Apakah perusahaan ini dikenal oleh banyak orang.

Apakah perusahaan ini memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Apakah perusahaan ini minim akan kegagalan. Semua itu perlu dipertimbangkan karena akan mempengaruhi kelancaran bisnis waralaba nanti.

The post 8 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Waralaba appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Waralaba: Pengertian, Jenis dan Contoh https://haloedukasi.com/waralaba Wed, 10 Nov 2021 02:08:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28323 Apakah kalian mengetahui waralaba? Waralaba atau yang dikenal dengan franchise merupakan bisnis yang akhir – akhir ini banyak digemari. Hal tersebut dikarenakan kita tidak lagi harus bersusah payah membangun branding dari awal. Oleh sebab itu, produk maupun jasa yang ditawarkan dari bisnis waralaba ini sebagian besar sudah banyak dikenal dan memiliki nama besar. Namun, alangkah […]

The post Waralaba: Pengertian, Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apakah kalian mengetahui waralaba? Waralaba atau yang dikenal dengan franchise merupakan bisnis yang akhir – akhir ini banyak digemari.

Hal tersebut dikarenakan kita tidak lagi harus bersusah payah membangun branding dari awal. Oleh sebab itu, produk maupun jasa yang ditawarkan dari bisnis waralaba ini sebagian besar sudah banyak dikenal dan memiliki nama besar.

Namun, alangkah lebih baik jika kita memahami apa itu waralaba secara lebih dalam. Yuk kita simak pembahasan berikut!

Apa Itu Waralaba?

Waralaba berasal dari kata wara yang artinya lebih dan laba yang memiliki arti keuntungan. Ketika menjalankan bisnis terdapat dua pihak yang sangat penting yakni pemiliki waralaba atau franchisor dan juga penerima waralaba atau franchisee.

Pada dasarnya waralaba atau franchise adalah hak yang didapatkan untuk memperjualkan produk, jasa, maupun layanan. Pengertian waralaba yang lain yakni merupakan hubungan kerja dengan sebuah kontrak atau perjanjian yang dilakukan oleh pemilik dan juga penerima waralaba.

Pemilik waralaba itu sendiri merupakan pihak yang memberi hak pada semua orang yang ingin memanfaatkan kekayaan intelektual yang dimiliki serta menjual dan juga menggunakan produk sekaligus ciri khas yang dipunyai oleh pemilik waralaba itu sendiri.

Sedangkan penerima waralaba merupakan orang atau badan usaha yang mendapatkan hak penggunaan kekayaan intelektual yang ia daptkan dari pemilik atau pemberi waralaba.

Jenis – Jenis Waralaba

Waralaba dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan negara asal dan produk yang ditawarkannya.

1. Jenis Waralaba Menurut Negara Asalnya

Dua jenis waralaba berdasarkan negara asalnya antara lain :

  • Waralaba Dalam Negeri

Waralaba jenis ini berasal dari dalam negeri dan bisa dikatakan sebagai pilihan investasi yang menjanjikan. Banyak sekali pengusaha – pengusaha sukses yang memulai bisnisnya dengan menjalankan waralaba dalam negeri.

  • Waralaba Luar Negeri

Walaba luar negeri berasal dari luar negeri dan biasaya lebih terkenal dibandingkan dengan waralaba dalam negeri. Waralaba luar negeri banyak dijumpai dan mudah ditemukan di berbagai negara di dunia misalnya KFC, Mc. Donalds, dan lain – lain.

2. Jenis Waralaba Menurut Produk yang Ditawarkan

Waralaba dibagi menjadi tiga jenis menurut produk yang ditawarkannya, antara lain :

  • Waralaba Produk

Waralaba jenis ini adalah waralaba yang menawarkan produk misalnya makanan maupun minuman, selain itu adapun yang menawarkan barang, seperti Chatime, Miniso, dan lain – lain.

  • Waralaba Jasa

Waralaba Jasa merupakan waralaba yang menawarkan jasa misalnya tempat kursus atau bimbingan belajar, agen perjalanan, hingga tempat laundry seperti Panorama Destination, Kumon, The Clean Bar Laundry.

  • Waralaba Gabungan

Waralaba gabungan merupakan jenis waralaba yang menggabungkan penawaran jasa dan produk sekaligus.

Elemen Waralaba

  • Pemilik Bisnis dan Usaha / Pemberi Waralaba (Franchisor)

Franchisor merupakan pemilik brand atau merk dari suatu usaha dan akan melakukan penjualan pada pihak – pihak lain baik suatu badan usaha maupun perseorangan.

  • Pembeli Usaha / Penerima Waralaba (Franchisee)

Franchisee adalah pihak dan memberli waralaba sekaligus menerima hak dalam berbisnis yang diberikan oleh franchisor, penerima waralaba ini bisa badan usaha dan juga perseorangan.

  • Merek

Elemen selanjutnya adalah merek yang menjadi kunci penting dalam menjalankan bisnis atau usaha waralaba karena menyangkut citra dan juga reputasi perusahaan. Oleh karena itu.

Merek berperan penting dalam sebuah usaha, pasalnya konsumen akan selalu mengingat dan menggunakannya sebagai pembanding dengan merek lainnya. Yang mana merek yang sudah populer di kalangan konsumen akan membuat mitra lebih mudah dalam melakukan promosi.

  • Sistem Bisnis

Untuk mencapai tujuan merek menjadi dikenal oleh banyak orang dan populer, pastinya memerlukan sebuah sistem yang tepat dalam berbisnis.

Sistem bisnis yang tepat akan membangun kualitas dan citra dari suatu produk, yang mana nantinya akan terus berkembang, terutama jika bisnis yang dijalankan sesuai dengan SOP.

  • Perjanjian Waralaba

Perjanjian waralaba bertujuan dalam mencapai kesepakatan bersama yang berkaitan dengan biaya, perizinan, hingga pemanfaatan dari merek itu sendiri. Berbeda dengan usaha yang dikelola sendiri dan tidak perlu perjanjian, waralaba sangat membutuhkan sebuah perjanjian dalam berbisnis.

Kelebihan Waralaba

Beberapa kelebihan dari usaha waralaba ini antara lain :

  • Memerlukan waktu yang lebih cepat dalam proses membuka usaha.
  • Sistem bisnis dan strategi yang digunakan telah teruji.
  • Memiliki merek yang sudah dikenal oleh kalangan masyarakat.
  • Manajemen bisnis dan finansial dipermudah dan terbangun dengan baik.
  • Kerja sama dengan rekanan bisnis tentunya pasti lebih solid.
  • Mendapatkan dukungan yang kuat dari franchisor.
  • Sekalipun ada resiko kegagalan, namun skalanya kecil.

Kekurangan Waralaba

Di balik kelebihan waralaba, pastinya bisnis ini juga memiliki beberapa kekurangan sehingga dapat dipertimbangkan kembali. Beberapa kekurangan bisnis waralaba adalah sebagai berikut :

  • Terdapat sejumlah fee atau biaya yang harus dibayarkan pada franchise, atau biasa disebut dengan franchise fee.
  • Berkewajiban membayar sejumlah biaya royalti atau potongan keuntungan.
  • Wajib mematuh aturan – aturan yang telah dibuat dan ditentukan oleh franchisor.
  • Para pembeli franchise tidak mempunyai banyak kendali dalam menjalankan bisnis waralaba.
  • Pembeli franchise terikat dengan para supplier yang dipilih oleh franchisor dan tidak bisa menentukannya sendiri.

Contoh – Contoh Waralaba

Setelah mengetahui apa itu waralaba, kita perlu mengerti juga apa saja contoh waralaba terutama yang ada di Indonesia dan sering kita jumpai. Beberapa contoh waralaba antara lain :

  • Indomart, Aflfamart, Giant
  • Apotek K24, Viva Generik
  • Starbuck, J.Co
  • KFC, Mc. Donalds, Burger King, Pizza Hut

The post Waralaba: Pengertian, Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Perbedaan Waralaba Keagenan dan Distributor dalam Berbagai Aspek https://haloedukasi.com/perbedaan-waralaba-keagenan-dan-distributor Fri, 23 Jul 2021 03:21:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25875 Waralaba atau dalam Bahasa Internasional disebut franchise ialah suatu sistem penyebaran barang atau jasa pada konsumen, dimana pemilik merk (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan  (franchisee) untuk melaksanakan bisnis dengan merk, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu dan area tertentu.  Franchise menghasilkan laba (keuntungan) lebih/istimewa. Dalam bentuk yang […]

The post 2 Perbedaan Waralaba Keagenan dan Distributor dalam Berbagai Aspek appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Waralaba atau dalam Bahasa Internasional disebut franchise ialah suatu sistem penyebaran barang atau jasa pada konsumen, dimana pemilik merk (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan  (franchisee) untuk melaksanakan bisnis dengan merk, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu dan area tertentu. 

Franchise menghasilkan laba (keuntungan) lebih/istimewa. Dalam bentuk yang sederhana, waralaba produk dan merk dagang seringkali mengambil bentuk keagenan, distributor atau lisensi penjualan. Berikut dibahas mengenai perbedaan antara waralaba yang didapat melalui jalur keagenan dan jalur distributor.

1. Berdasarkan Pengertian

Keagenan dan distributor sama sama merupakan pedagang perantara. Keagenan adalah pelaku usaha distribusi yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya (prinsipal) berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran barang atau jasa.

Sedangkan distributor adalah pelaku usaha distribusi yang bertindak atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai. Sehingga pebedaan mendasar dari keduanya ialah atas nama siapa barang tersebut dipasarkan.

2. Berdasarkan Sistem Pembagian Waralaba

Prinsipal adalah pemilik merk yang mengijinkan seseorang atau badan usaha lain melakukan perdagangan atas namanya. Prinsipal masih memiliki tanggung jawab atas sistem yang dilakukan oleh keagenan baik sistem kerja atau pembagian waralaba. Pembagian waralaba pada sistem keagenan biasanya disebut dengan komisi. Pada waralaba keagenan, pihak franchisor biasanya akan mendapat royalty diawal dari pihak franchisee yang menggunakan merknya.

Sedangkan pada distributor hal ini tidak berlaku, sehingga distributor akan mendapat laba dari margin harga beli dan harga jual.

The post 2 Perbedaan Waralaba Keagenan dan Distributor dalam Berbagai Aspek appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>