warisan budaya - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/warisan-budaya Thu, 17 Feb 2022 06:50:42 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico warisan budaya - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/warisan-budaya 32 32 Punden Berundak: Pengertian, Ciri-Ciri dan Fungsinya https://haloedukasi.com/punden-berundak Thu, 17 Feb 2022 06:47:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29708 Indonesia terkenal dengan kekayaan warisan budayanya. Salah satu warisan budaya yang dianggap sebagai bagian dari kebudayaan khas nusntara adalah punden berundak. Punden berundak tersebut merupakan bagian dari alat-alat peninggalan zaman neolitikum serta zaman megalitikum di Indonesia, selain menhir, dolmen waruga, kubur batu, dan lain sebagainya. Beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi bagian dari persebaran punden […]

The post Punden Berundak: Pengertian, Ciri-Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia terkenal dengan kekayaan warisan budayanya. Salah satu warisan budaya yang dianggap sebagai bagian dari kebudayaan khas nusntara adalah punden berundak.

Punden berundak tersebut merupakan bagian dari alat-alat peninggalan zaman neolitikum serta zaman megalitikum di Indonesia, selain menhir, dolmen waruga, kubur batu, dan lain sebagainya.

Beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi bagian dari persebaran punden berundak, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, serta Nusa Tenggara Timur.

Pengertian Punden Berundak

Menurut Pardi (2013), punden berundak secara umum adalah sarana atau media pemujaan untuk memberi penghormatan serta pemujaan pada roh leluhur yang saat ini dikenal sebagai salah satu peninggalan zaman megalitikum di Indonesia.

Sagimun (1987) dlam Pardi (2013) menyatakan bahwa kata “punden” dalam bahasa Jawa memiliki arti orang yang dimuliakan. Sementara berundak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bertingkat sehingga punden berundak dapat didefinisikan sebagai bangunan suci tempat memuja roh leluhur yang mempunyai bentuk bertingkat-tingkat.

Di sisi lain, situs Kebudayaan Kemendikbud Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali mendefinisikan punden berundak sebagai simbol sebuah gunung yang menjadi tempat suci untuk bersemayamnya roh para leluhur dan diyakini dapat memberi berkah, seperti kesuburan, kedamaian, serta kesejahteraan bagi masyarakat yang mempercayainya.

Berdasarkan tingkatannya, terdapat makna-makna tersendiri dari setiap tingkatan batu yang ada pada punden berundak. Salah satunya adalah tingkatan pertama yang melambangkan kehidupan manusia saat masih berada di dalam kandungan ibu.

Lalu, tingkatan kedua melambangkan kehidupan dunia yang dijalani manusia saat ini. Terakhir, tingkatan ketiga melambangkan tahap kehidupan manusia yang selanjutnya, yakni setelah kematian. Selain itu, beberapa punden berundak memiliki menhir di puncaknya.

Maka dari itu, ada pula yang berpendapat bahwa punden berundak mempunyai makna sebagai manifestasi tingkat perjalanan roh nenek moyang dari sebelum lahir ke dunia sampai meninggalkan dunia.

Ciri-Ciri Punden Berundak

Punden berundak tidak dibuat sekadar untuk menjadi tangga, tetapi menjadi bagian dari kebudayaan milik masyarakat zaman dahulu kala. Beberapa ciri khas dari peninggalan sejarah punden berundak di antaranya, yaitu:

  • Memiliki tingkatan-tingkatan dari yang terendah dengan bagian paling luas hingga yang tertinggi dengan bagian paling kecil.
  • Disusun menggunakan bebatuan oleh manusia.
  • Digunakan untuk acara keagamaan atau kepercayaan tertentu.
  • Setiap tingkatannya memiliki makna tersendiri.
  • Biasanya di puncak punden berundak terdapat menhir atau menjadi tempat untuk memberikan persembahan.

Fungsi Punden Berundak

Punden berundak yang dibangun pada zaman dahulu memiliki beberapa fungsi. Fungsi pertama, yaitu sebagai tempat untuk meletakkan sesajen atau persembahan lainnya yang diberikan oleh masyarakat purba dengan keyakinan animisme dan dinamisme.

Fungsi kedua masih berkaitan dengan fungsi pertama, yakni sebagai sarana untuk memuja arwah para leluhur masyarakat zaman dahulu yang dikenal sebagai bagian dari kebudayaan zaman megalitikum atau batu besar dan berkembang juga pada zaman neolitikum atau batu baru.

Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pada saat itu, pemujaan roh leluhur tersebut bertujuan untuk mencegah datangnya bencana atau musibah pada mereka, seperti gempa bumi, wabah, atau penyakit menular.

Selain itu, pemujaan juga dilakukan agar mereka mendapat rahmat dari apa yang dipercayainya, seperti hujan atau kesuburan tanah.

Selain berfungsi sebagai bagian penting dari budaya masyarakat zaman dahulu, fungsi dari punden berundak masih bisa dirasakan oleh masyarakat saat ini. Banyak struktur bangunan yang menerapkan konsep dari punden berundak, misalnya pada pembangunan masjid-masjid serta monumen nasional.

Bentuk Punden Berundak

Seperti namanya, punden berundak memiliki bentuk yang bertingkat-tingkat. Struktur punden berundak pada umumnya terdapat tingkatan dengan tingkatan terendahnya mempunyai daerah yang luas dan terus mengecil sampai ke puncaknya.

Punden berundak itu dibuat oleh manusia dengan batu-batu yang disusun agar membentuk tingkatan-tingkatan mirip anak tangga dengan setiap tingkatnya memberikan makna tersendiri berdasarkan masyarakat yang membuatnya.

Kebanyakan punden berundak berbentuk segi empat, seperti contoh-contoh yang ada, sebagai berikut:

Punden berundak di Gunung Penanggungan, Mojokerto, Jawa Timur
Punden berundak Pugung Raharjo di Lampung
Punden berundak di Pura Mehu, Desa Selulung, Bangli, Bali
Punden berundak Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat
Candi Borobudur

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, fungs, serta bentuk dari peninggalan sejarah punden berundak.

Kesimpulannya, punden berundak dapat diartikan sebagai sarana atau tempat suci bagi masyarakat pada zaman dahulu untuk memberikan penghormatan kepada roh leluhur sekaligus memberikan pemujaan dan persembahan.

Terdapat ciri-ciri punden berundak yang membedakannya dari tangga pada umumnya, seperti mempunyai tingkatan-tingkatan dengan makna tertentu, bahan penyusunnya adalah batu-batu, masyarakat menggunakannya untuk acara keagamaan dalam kepercayaannya, dan biasanya terdapat menhir di bagian puncak.

Secara umum, fungsi punden berundak adalah menjadi sarana masyarakat yang memiliki kepercayaan animisme atau dinamisme pada zaman dahulu untuk memberi sesajen maupun persembahan lainnya sebagai bentuk pemujaan pada arwah leluhur.

Tujuannya adalah untuk melindungi mereka dari berbagai bencana atau musibah sekaligus agar mendapat rahmat, seperti hujan dan tanah yang subur.

Bentuk punden berundak pada dasarnya mirip dengan konsep tangga yang bertingkat-tingkat. Akan tetapi, punden berundak mempunyai struktur khusus yang disusun menggunakan bebatuan dengan makna-makna di balik tingkatannya.

The post Punden Berundak: Pengertian, Ciri-Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO https://haloedukasi.com/budaya-indonesia-yang-diakui-unesco Mon, 29 Nov 2021 07:24:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29169 Warisan budaya adalah bentuk peninggalan berupa benda maupun atribut yang menjadi identitas dan jati diri dari kelompok masyarakat di suatu daerah. Peninggalan tersebut terus bertahan dan dilestarikan oleh anak keturunan masyarakat tersebut dari generasi ke generasi. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki ribuan budaya dan beberapa diantaranya bahkan sudah diakui oleh dunia dan Organisasi […]

The post 10 Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Warisan budaya adalah bentuk peninggalan berupa benda maupun atribut yang menjadi identitas dan jati diri dari kelompok masyarakat di suatu daerah. Peninggalan tersebut terus bertahan dan dilestarikan oleh anak keturunan masyarakat tersebut dari generasi ke generasi.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki ribuan budaya dan beberapa diantaranya bahkan sudah diakui oleh dunia dan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), seperti berikut ini:

1. Angklung

Angklung adalah sejenis alat musik yang terbuat dari bambu dan cara bermainnya yaitu dengan digoyang-goyangkan. Alat musik dari Jawa Barat ini sudah hadir di masyarakat nusantara sejak masa Hindu-buddha.

Angklung menjadi alat yang digunakan dalam upacara sakral seperti ritual penggantian genta oleh pemuka agama Hindu. Bahkan angklung digunakan prajurit kerajaan Majapahit pada saat perang Bubat 1357. 

Pada tahun 2010 alat musik yang terdiri dari dua sampai empat tabung ini diresmikan oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Angklung masuk ke dalam kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity atau warisan budaya tak benda. 

2. Pencak Silat

Indonesia memiliki seni bela diri yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Pencak silat atau silat ini diresmikan sebagai warisan budaya Indonesia tak benda pada 14 Desember 2019 di Kolombia dalam sidang Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage.

Pencak silat sebenarnya dapat ditemukan di berbagai negara di Asia seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Singapura. Namun di setiap daerahnya memiliki ciri khas, gerakan dan nama yang berbeda. 

Di Indonesia sendiri pencak silat bermula di wilayah Sumatera Barat dan Jawa Barat kemudian menyebar ke berbagai penjuru negeri. UNESCO menilai pencak silat memiliki unsur tradisi seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, ritual dan festival; kerajinan tradisional; pengetahuan dan praktik sosial serta kearifan lokal. 

3. Tari Kecak

Tari Kecak adalah salah satu bentuk kesenian tradisional dari pulau Bali yang sudah ada sejak tahun 1930. Pencipta dari seni tari adat ini adalah seorang seniman Bali dan pelukis dari Jerman yakni Wayan Limbak dan  Walter Spies.

Gerakan yang terkandung dalam tari kecak tidak semata-mata mementingkan nilai estetis saja tetapi juga mengandung pesan moral. Tari yang dilakukan dengan duduk melingkar ini mengandung unsur cerita Rama dan Shinta yang mengajarkan kita untuk percaya dan yakin pada Tuhan serta setia dan tidak serakah. 

Pada tahun 2015 tari kecak bersama dengan 8 tarian adat Bali yang lainnya diresmikan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia. Alasannya adalah ke 9 tari Bali ini memiliki nilai sejarah, fungsi, ciri khas, serta gaya tarian mereka yang unik dan berbeda. 

4. Tari Saman 

Tak hanya kesenian dari Bali saja yang telah diakui oleh UNESCO melainkan juga dengan tari Saman yang datang dari Aceh khususnya dari suku Gayo.

Pemerintah mengajukan tari Saman sebagai warisan budaya tak Benda Indonesia sejak Maret 2010 dan berhasil diterima pada 24 November 2011. Tarian adat tanah rencong ini sudah dikembangkan oleh seorang ulama besar bernama Syekh Saman pada abad ke-14. 

Pada mulanya tarian ini adalah tarian biasa yang digunakan untuk hiburan saja namun berkembang menjadi dipentaskan dalam berbagai acara termasuk upacara adat.

Keunikan dari tari Saman adalah dilakukan oleh banyak orang dan mengandalkan gerakan menepuk bahu dan dada sebagai irama tarian. Tarian ini harus dilakukan dengan penuh konsentrasi karena memerlukan ketepatan waktu yang tinggi. 

5. Keris

Keris adalah salah satu senjata tajam yang hampir ada di setiap wilayah Indonesia. Senjata adat ini sudah ada sejak zaman kerajaan bahkan kerap digunakan para prajurit dan raja untuk berperang.

Tak hanya merupakan senjata adat yang digunakan untuk pertahanan diri, keris juga dianggap memiliki kekuatan spiritual yang dapat melindungi pemiliknya. 

Diketahui keris pertama kali berkembang di Pulau Jawa pada abad ke-10 lalu dibawa oleh mereka yang bermigrasi ke wilayah lainnya di Nusantara. Keris memiliki nilai sejarah dan filosofi yang tinggi sehingga resmi menambah daftar warisan budaya tak benda Indonesia berdasarkan keputusan UNESCO pada tahu 2005. 

6. Wayang Kulit

Wayang Kulit adalah salah satu bentuk seni pertunjukkan tradisional dari Indonesia lebih tepatnya dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Pertunjukkan wayang diperkirakan sudah ada sejak sebelum abad ke-9 yaitu pada masa pengaruh Hindu-Buddha.

Ketika Islam mulai masuk ke nusantara bentuk pertunjukkan wayang berubah dengan hanya menggunakan kulit karena dalam ajaran islam dilarang menciptakan suatu benda yang menyerupai manusia. Oleh sebab itulah Raden Patah yaitu Raja dari Demak mengubah wayang golek menjadi wayang purwa. 

Pertunjukkan seni wayang digunakan untuk menyebarkan berbagai agama mulai dari agama Hindu, Budha hingga Islam. Pada tanggal 7 November 2003 UNESCO resmi menetapkan seni teater wayang kulit warisan budaya tak benda Indonesia.

Kesenian ini masuk ke dalam daftar Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity yaitu seni kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. 

7. Tari Reog Ponorogo

Sesuai dengan namanya kesenian adat ini berasal dari daerah Ponorogo Jawa Timur. Tari yang dilakukan berkelompok ini mengandung berbagai macam cerita mulai dari perjuangan hingga kisah kasih yang terangkum dalam kitab Babad Ponorogo jilid I-VIII tahun 1984.

Seni tari yang sudah terkenal hingga mancanegara ini pertama kali muncul pada abad ke 19. Penciptanya Ki Ageng Kutu yakni seorang abdi kerajaan Majapahit yang memerintah pada masa itu. 

Melalui Kementerian Kehakiman seni tari Reog Ponorogo sudah mendapatkan hak patennya sejak tahun 1997. Kendati demikian perjuangan pemerintah RI agar tari adat ini diakui telah dilakukan sejak tahun 2010 namun baru ada tanggapan pada tahun 2017. 

8. Candi Borobudur

Kompleks candi Budha terbesar di dunia sudah menjadi salah satu ikon Indonesia yang mendunia. Bangunan ini mulai berdiri sejak masa Kerajaan Mataram Kuno tepatnya abad ke-8 pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.

Menurut penilaian UNESCO Candi Borobudur layak menjadi situs warisan dunia dikarenakan memenuhi tiga syarat utama yakni:

  • Representasi maha karya seni arsitek Indonesia di masa lampau yang berpengaruh pada arsitektural generasi selanjutnya
  • Bentuk candi yaitu piramida tanpa atap dengan kubah stupa
  • Candi yang membentuk bunga suci kaum Buddha yakni bunga teratai.

UNESCO meresmikan Candi Borobudur sebagai World Heritage pada tahun 1991 sekaligus bagian dari 7 keajaiban dunia. 

9. Batik

Kain tradisional Indonesia yang sudah dikenal di seluruh mancanegara bahkan diakui oleh UNESCO. Batik adalah kain tradisional yang berkembang di wilayah Jawa sejak zaman Mataram Kuno. Kain yang memiliki nilai estetik dan filosofi tinggi ini menyebar hingga ke berbagai wilayah di Nusantara.

Batik resmi masuk ke dalam daftar Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi  pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Sejak saat itu pula hari tersebut ditetapkan sebagai hari batik nasional. 

10. Noken

Noken adalah warisan budaya nonbendawi dari Indonesia yang berasal dari Papua Barat. Kerajinan tangan berupa tas anyaman ini terbuat dari kulit kayu dan bahan alam lainnya. Tas berbentuk serupa dengan kantong ini memiliki cara pemakaian yang unik yakni ditaruh di bagian kepala.

Karena keunikan inilah pemerintah mengajukan noken kepada UNESCO sebagai warisan budaya dan diresmikan pada 4 Desember 2012. Alasan lainnya adalah karena noken berpengaruh pada ekonomi rakyat Papua karena membuka peluang usaha. 

The post 10 Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>