Work engagement - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/work-engagement Mon, 25 Apr 2022 08:38:40 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Work engagement - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/work-engagement 32 32 6 Perbedaan Work Engagement dan Employee Engagement yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/perbedaan-work-engagement-dan-employee-engagement Mon, 25 Apr 2022 08:38:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34058 Diantara faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sebuah perusahaan atau organisasi adalah adanya work engagement dan employee engagement yang dimiliki karyawan atas perusahaan atau organisasi dimana dia berada. Kedua istilah tersebut pada dasarnya adalah sama-sama terkait dengan keterikatan karyawan  akan pekerjaannya, namun ada juga sejumlah perbedaan diantara keduanya. Lantas, apakah perbedaan-perbedaan antara work engagement […]

The post 6 Perbedaan Work Engagement dan Employee Engagement yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Diantara faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sebuah perusahaan atau organisasi adalah adanya work engagement dan employee engagement yang dimiliki karyawan atas perusahaan atau organisasi dimana dia berada.

Kedua istilah tersebut pada dasarnya adalah sama-sama terkait dengan keterikatan karyawan  akan pekerjaannya, namun ada juga sejumlah perbedaan diantara keduanya.

Lantas, apakah perbedaan-perbedaan antara work engagement dan employee engagement tersebut?

1. Berdasarkan Pengertian

Bila diterjemahkan secara bahasa, work engagement diartikan dengan keterikatan kerja, sementara  employee engagement adalah keterikatan karyawan. Adapun pengertian secara istilah dari keduanya adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh sejumlah ahli, sebagai berikut:

Keterikatan Kerja (work engagement)

  • Menurut Khan (1990), keterikatan kerja merupakan pemanfaatan anggota organisasi maupun peran pekerjaannya.
  • Bakker, Schaufeli, Leiter dan Taris (2006), mendefinisikan work engagement sebagai suatu keadaan efektif-motivasional yang positif tentang kesejahteraan terkait pekerjaan yang dimiliki ditandai dengan semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan penghayatan (absorption).
  • Bekker (Putri,2014), menyatakan bahwa work engagement merupakan kesetiaan dan identifikasi seseorang dengan organisasi tempat karyawan bekerja.

Keterikatan Karyawan (employee engagement)

  • Saks (2006) mendefinisikan employee engagement sebagai  gambaran dari seberapa besar karyawan secara sungguh-sungguh meghayati peran kerjanya.
  • Robinson, dkk (Rachmawati, 2013) menyebutkan bahwa employee engagement merupakan sikap positif yang dimiliki karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja serta nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
  • Gibbons (dalam Hughes dan Rog, 2008) menyebutkan bahwa employee engagement adalah hubungan emosional dan intelektual yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaannya, organisasi, manajer, atau rekan kerja yang memberikan pengaruh untuk menambah discretionary effort dalam pekerjaannya.

2. Berdasarkan Jenis Keterikatannya

Sebagaimana telah disinggung di awal, bahwa penggunaan istilah work engagement dan employee engagement sama-sama menggambarkan engagement atau keterikatan karyawan dengan perusahaan atau pekerjaannya. Namun, ruang lingkup dari work engagement  dianggap lebih spesifik dibandingkan dengan employee engagement.

Jika work engagement atau keterikatan kerja mengacu pada hubungan antara karyawan dengan pekerjaannya, maka  employee engagement atau keterikatan karyawan lebih mengacu pada hubungan antar karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Dengan kata lain, work engagement adalah keterikatan atau sikap setia seorang karyawan akan pekerjaan yang dilakukannya. Sedangkan employee engagement adalah keterikatan atau kesetiaan seorang karyawan terhadap organisasi atau perusahaan dimana dia bekerja.

3. Sumber Motivasi

Peningkatan motivasi employee engagement dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan melalui pembetukan lingkungan kerja yang kondusif dan membangung komunikasi positif antar karyawannya.

Sementara itu, peningkatan motivasi work engagement berasal dari diri karyawan itu sendiri. Komitmen karyawan yang tinggi akan visi, misi, dan tujuan perusahaan akan mendorong setiap karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya demi tercapainya tujuan perusahaan.

4. Indikator

Pada dasarnya, baik employee engagement maupun work engagement memiliki aspek pembentuk dan karakteristik yang sama. Namun, ada sejumlah indikator yang menunjukkan perbedaan dari kedua jenis engagement ini.

Indikator work engagement adalah:

  • Adanya kekuatan atau energi (vigor)
  • Dedikasi atau pengabdian dan  perasaan bangga terhadap pekerjaan (dedication)
  • Komitmen dan juga perasaan sulit melepaskan diri dari pekerjaan (absorption)

Sementara indikator dari employee engagement, menurut Anita J (dalam Handoyo dan Setiawan 2017:168),  adalah sebagai berikut:

  • Lingkungan kerja
  • Kepemimpinan
  • Tim dan hubungan rekan kerja
  • Pelatihan dan pengembangan karir
  • Kompensasi
  • Kebijakan organisasi
  • Kesejahteraan kerja

5. Aspek yang Mempengaruhi

Perbedaan selanjutnya adalah pada aspek yang mempengaruhi work engagement dan employee engagement.

Menurut Schaufali, Bakker dan Salanova (2006) aspek-aspek yang terdapat dalam work engagement, yaitu:

  • Vigor (Semangat)
    ciri dari adanya vigor atau semangat ini adalah nampak dari tingkat energi yang tinggi dan ketahanan mental selama kerja, ketekunan, hingga kemampuan dalam menghadapi kesulitan atas pekerjaan yang dilakukan.
  • Dedication (Dedikasi)
     Dedikasi ditunjukkan dengan adanya perasaan antusias, kebanggaan, inspirasi, dan tantangan.
  • Absorption (Penghayatan)
    Cirinya adalah dengan fokus selalu penuh konsentrasi dan serius saat melaksanakan sebuah pekerjaan.

Sementara itu, Macey dan Schneider (2008) menyebutkan bahwa employee engagement memiliki tiga aspek, yaitu:

  • Trait engagement
    Yakni pandangan positif mengenai kehidupan dan pekerjaan. Hal ini diwujudkan melalui kepribadian yang proaktif, dinamis, memiliki sifat dan afeksi yang positif, dan berhati-hati.
  • State engagement
    Yakni perasaan memiliki energi yang ditunjukkan dengan adanya kepuasan (afektif), keterlibatan, komitmen, dan pemberdayaan.
  • Behavioral engagement
    Yakni peran ekstra atau tindakan melebihi tugas yang dibebankan atau disebut perilaku peran ekstra.

Adapun t Schaufeli & Bakker (2010) menjelaskan bahwa 3 aspek dari employee engagement adalah sama dengan work engagement, yakni vigor, dedication, dan absorbtion.

6. Faktor Pendorong

Selanjutnya, yang membedakan antara work engagement dan employee engagement adalah yang menjadi faktor pendorongnya.

Menurut Demerouti (Puspita, 2012) faktor yang dapat mempengaruhi  work engagement atau keterikatan kerja antara lain:

  • Job Demands (Tuntutan Kerja)
  • Job Resources (Sumber Daya Pekerjaan)
  • Personal Resources (Sumber Daya Pribadi)

Sementara itu, faktor yang mendorong munculnya employee engagement  menurut Marciano (2010), yaitu:

  • Recognition (pengakuan)
  • Empowerment (pemberdayaan
  • Supportive feedback (umpan balik yang mendukung)
  • Partnering (kemitraan
  •  Expectations (harapan)
  •  Considerations (perhatian)
  • Trust (rasa percaya)

Sedangkan menurut  Saks (2006), faktor yang mempengaruhi employee engagement, yaitu:

  • Job Characteristics (karakteristik pekerjaan)
  • Reward and Recognition  (penghargaan dan pengakuan)
  • Perceived Organizational & Supervisor Support (dukungan organisasi dan pengawas yang dapat dirasakan)
  • Distributive & Procedural Justice (keadilan distributif dan prosedural)

The post 6 Perbedaan Work Engagement dan Employee Engagement yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Faktor yang Mempengaruhi Work Engagement Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-work-engagement Mon, 11 Apr 2022 02:19:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33409 Semua orang tentunya menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang mereka miliki. Hal ini akan membuat mereka terasa dimudahkan, karena memang sesuai dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka pelajari selama ini. Namun, tidak hanya itu saja dengan kesesuaian pengetahuan, keterampilan dan bidang pekerjaan yang didapatkan pula bisa membuat karyawan atau pekerja tersebut bekerja secara maksimal. […]

The post 2 Faktor yang Mempengaruhi Work Engagement Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Semua orang tentunya menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang mereka miliki. Hal ini akan membuat mereka terasa dimudahkan, karena memang sesuai dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka pelajari selama ini. Namun, tidak hanya itu saja dengan kesesuaian pengetahuan, keterampilan dan bidang pekerjaan yang didapatkan pula bisa membuat karyawan atau pekerja tersebut bekerja secara maksimal.

Dalam kata lain hasil pekerjaan yang dikerjakan bisa dibilang sangat maksimal, peningkatan dari kinerja setiap masanya selalu meningkat tajam dan yang paling penting adalah karyawan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya tersebut. Dedikasi yang tertanam dalam diri pekerja tersebut timbul karena kesenangan ataupun rasa bangga yang muncul terhadap bidang kerja yang sedang digeluti tersebut.

Hal itulah yang seringkali disebut dengan work engagement, yang mana secara umum bisa diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan dari individu pekerja untuk senatiasa menjalankan pekerjaannya tersebut dengan maksimal sebagai bentuk dedikasinya dalam bekerja.

Hal itu tidak hanya bisa dilihat dari peningkatan kerja yang senantiasa ada setiap waktunya, tapi juga semangat dari setiap pekerja untuk selalu ingin belajar dan mengenal banyak hal baru. Lalu apa sih sebenarnya, faktor yang mempengaruhi work engagement ini?

Berikut merupakan pemaparan mengenai faktor yang mempengaruhi work engagement yang perlu diketahui.

1. Job Resource (Sumber Daya Pekerjaan)

Faktor pertama yang bisa mempengaruhi work engagement adalah work resource. Yang mana seperti yang kita tahu bahwa sumber daya dari sebuah pekerjaan terdiri atas beberapa aspek, seperti aspek sosial, aspek fisik, psikologis dan lain sebagainya. Untuk bisa meningkatkan kinerja dari sebuah perusahaan, tentunya semua aspek tersebut harus bisa berjalan dengan beriringan dan berkembang bersamaan tanpa adanya timpang dalam satu sisinya saja.

Oleh karenanya, untuk bisa mencapai tujuan dari perusahaan tersebut yang lebih tepatnya untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan, dan memaksimalkan potensi perusahaan yang sudah ada sebisa mungkin perusahaan akan menstimulasi atau memberikan dorongan untuk setiap pekerjanya bisa melakukan pekerjaannya semaksimal mungkin.

Lebih tepatnya sih mendedikasikan keterampilan dan keahlian yang dimiliki untuk bisa membangun dan mengembangkan perusahaan secara bersama sama. Bisa dibilang tujuan dan motivasi dari perusahaan itulah yang berpengaruh pada segi psikologi bagi para pekerjanya, para pekerja menjadi lebih  bersemangat dalam mengemban tanggung jawabnya.

Dalam kata lain, dorongan yang ada lebih menciptakan komitmen kerja yang tinggi. Job resource sendiri memiliki tiga tingkatan atau tiga level jika bisa dibilang.

Seperti level organisasi yang lebih berkaitan dengan kesesusaian fasilitas fisik yang telah disediakan, level interpersonal yang lebih condong pada kebutuhan komunikasi dan hubungan antar sesame rekan kerja, dan level tugas yang mengacu pada keikutsertaan atau partisipasi dari pekerja dalam pengambilan keputusan.

2. Personal Resource (Sumber Daya Pribadi)

Selain yang dipengaruhi oleh perusahaan, adapun beberapa faktor yang dipengaruhi oleh faktor internal yang sumbernya berasal dari dalam diri itu sendiri, yaitu personal resource. Hal tersebut tentunya sesuai dengan namanya, yaitu personal. Yang mana semua sikap serta tindakan positif yang berkaitan dengan peningkatan kinerja dari setiap pekerja itu nyatanya tidak hanya berasal dari dorongan yang asalnya dari luar.

Melainkan bisa bersumber dari motivasi diri sendiri yang mungkin bisa berasal dari hasil evaluasi diri yang berkaitan dengan tingkat pengendalian dan peningkatan kualitas diri dalm melaksanakan pekerjaan. Karena bisa dibilang, semakin tinggi tingkat personal resource dari seseorang hal itu akan berpengaruh terhadap timbulnya sisi positif dalam diri seseorang. Hal ini lebih ditekankan pada motivasi yang berasal dari diri sendiri.

The post 2 Faktor yang Mempengaruhi Work Engagement Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>