Zaman - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/zaman Thu, 17 Feb 2022 07:13:21 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Zaman - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/zaman 32 32 Zaman Interglasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya https://haloedukasi.com/zaman-interglasial Thu, 17 Feb 2022 07:03:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29629 Zaman glasial terakhir kali terjadi sekitar 11.500 tahun yang lalu. Sejak saat itu, bumi berada dalam zaman interglasial yang disebut sebagai Holosen dan masih terjadi sampai sekarang. Namun, tidak ada yang tahu pasti sampai berapa lama periode interglasial saat ini akan berlangsung. Zaman interglasial ini terjadi ketika suhu bumi lebih tinggi dibanding zaman glasial. Berdasarkan […]

The post Zaman Interglasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman glasial terakhir kali terjadi sekitar 11.500 tahun yang lalu. Sejak saat itu, bumi berada dalam zaman interglasial yang disebut sebagai Holosen dan masih terjadi sampai sekarang. Namun, tidak ada yang tahu pasti sampai berapa lama periode interglasial saat ini akan berlangsung.

Zaman interglasial ini terjadi ketika suhu bumi lebih tinggi dibanding zaman glasial. Berdasarkan tingkat permukaan air laut, zaman interglasial sudah terjadi selama 11 kali sejak 800.000 tahun lalu (Past Interglacials Working Group of PAGES, 2016).

Pengertian Zaman Interglasial

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, interglasial didefinisikan sebagai fenomena geografi yang terjadi atau terbentuk di antara dua waktu glasial, yaitu ketika lapisan es hanyut dari kedua daerah kutub yang tertutup es dan terjadi perubahan iklim dengan meningginya permukaan air laut.

Dilansir dari situs Eos.org, terdapat masa di antara zaman es (periode glasial) ketika terjadi pemanasan sehingga permukaan laut meningkat dan es menjadi lebih mundur, masa itulah yang disebut dengan zaman interglasial. 

Kondisi tersebut terjadi saat jumlah radiasi matahari musim panas yang diterima oleh permukaan bumi di belahan bumi utara meningkat dan mengakibatkan peningkatan suhu serta karbon dioksida (CO2) bersamaan dengan menurunnya volume es.

Serupa dengan pengertian tersebut, situs Energy Education juga mengungkapkan bahwa zaman interglasial merupakan periode yang lebih hangat dalam zaman es (ice age) di mana bagian es mengecil dan tingkat air laut semakin tinggi.

Sementara itu, dari sudut pandang yang berbeda, menurut American Commission on Stratigraphic Nomenclature (1961), zaman interglasial diartikan sebagai episode di mana iklim global tidak sesuai dengan kondisi gletser yang sangat besar.

Ciri-Ciri Zaman Interglasial 

Berdasarkan buku ajar Sejarah 1 untuk Kelas X SMA oleh M. Habib Mustopo, berikut adalah beberapa ciri-ciri zaman interglasial, diantaranya, yaitu:

  • Terjadi peningkatan suhu bumi dari suhu yang ada pada zaman glasial.
  • Mencairnya lapisan es pada gletser di gunung serta kutub-kutub bumi.
  • Pulau-pulau yang awalnya merupakan daratan luas menjadi tenggelam.
  • Terpisahnya daratan oleh laut dan dan muncul pulau-pulau yang lebih kecil.
  • Adanya banjir besar karena volume air yang terus meningkat.
  • Manusia purba menjadi lenyap, tetapi muncul Homo Sapiens atau manusia cerdas.
  • Lempeng bumi tidak lagi bergeser.
  • Sebagai tambahan, terdapat pendapat ahli bahwa zaman interglasial bercirikan tidak adanya atau hanya sedikit sekali es di daerah bagian bumi utara di luar Greenland.

Perbedaan Zaman Interglasial dan Zaman Glasial

Perbedaan utama antara zaman interglasial dengan zaman glasial adalah perubahan tingkat permukaan air laut. Selama zaman glasial, tingkat air laut menjadi surut sekitar 100 meter karena air berevaporasi dan kemudian tersimpan di gletser serta menjadi lapisan es yang terus bertumbuh.

Akan tetapi, pada aman interglasial, tingkat permukaan air laut meningkat karena gletser dan lapisan es yang meleleh akibat peningkatan temperatur bumi. Akibatnya, volume samudra juga semakin bertambah sebab jumlah air laut bertambah.

Dampak Zaman Interglasial

Zaman glasial menimbulkan berbagai dampak. Dampak yang paling umum diketahui adalah terpisahnya daratan karena beberapa wilayahnya tertutup air dari es atau gletser yang mencair. Salah satu bukti nyatanya, yaitu terpisahnya daratan Indonesia dengan benua Asia dan Australia.

Dampak lainnya dari kondisi pada zaman interglasial adalah binatang-binatang yang sudah bermigrasi ke wilayah lain, tidak dapat kembali ke daerah asalnya dan harus menetap di daerah baru tersebut. Terlebih pada hewan yang hidupnya di darat karena tidak bisa menyebrang laut.

Selanjutnya, yaitu dampak pada manusia yang tinggal di bumi di masa-masa awal pergantian zaman glasial dan interglasial. Pada zaman glasial, terdapat manusia golongan Homo Erectus.

Manusia homo erectus dapat bertahan hidup pada masa glasial pertama dan kedua dengan berpindah-pindah tempat tinggal ke daerah yang lebih hangat atau memiliki sumber makanan.

Namun, keadaan mulai berubah ketika masa pergantian zaman glasial kedua ke zaman interglasial kedua. Suhu bumi yang terlalu hangat untuk Homo Erectus membuat mereka tidak mampu beradaptasi dengan baik. Meskipun demikian, muncullah golongan manusia yang lain, yakni Homo Neandhertalensis.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian, ciri-ciri, dampak, serta perbedaan zaman interglasial dengan zaman glasial.

Kesimpulannya, zaman interglasial merupakan interval geologis dari suhu rata-rata global yang lebih hangat sehingga memisahkan periode glasial dalam zaman es secara berturut-turut dan berlangsung selama ribuan tahun.

Beberapa ciri dari zaman interglasial, di antaranya yaitu meningkatnya suhu bumi, mencairnya lapisan es di gunung dan kutub, tenggelamnya beberapa pulau, terpisahnya daratan, dan lain-lain.

Perbedaan utama dari zaman interglasial dan zaman glasial adalah tingkat permukaan air laut, di mana pada zaman interglasial volume air laut akan meningkat sehingga permukaannya juga naik.

Terdapat dampak yang diakibatkan kondisi pada zaman interglasial. Pertama, tertutupnya beberapa daratan oleh air menyebabkan binatang-binatang yang sedang bermigrasi tidak dapat kembali ke daerah asal sehingga harus menetap di daerah yang didatanginya tadi.

Selain itu, perubahan zaman dari glasial ke interglasial juga menyebabkan punahnya golongan manusia Homo Erectus akibat ketidakmampuan beradaptasi dengan suhu pada zaman interglasial kedua yang berbeda dengan zaman glasial, tetapi muncul golongan manusia baru yakni Homo Neandhertalensis.

The post Zaman Interglasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Glasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya https://haloedukasi.com/zaman-glasial Thu, 17 Feb 2022 06:51:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29704 Siklus antara zaman glasial dan zaman interglasial sudah terjadi sejak 800.000 tahun yang lalu. Setidaknya sudah ada delapan kali periode glasial terjadi hingga saat ini di samping adanya periode interglasial. Bahkan sampai saat ini, kita masih berada pada zaman es dengan adanya es kutub utara dan kutub selatan, serta beberapa wilayah yang sangat dingin di […]

The post Zaman Glasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Siklus antara zaman glasial dan zaman interglasial sudah terjadi sejak 800.000 tahun yang lalu. Setidaknya sudah ada delapan kali periode glasial terjadi hingga saat ini di samping adanya periode interglasial.

Bahkan sampai saat ini, kita masih berada pada zaman es dengan adanya es kutub utara dan kutub selatan, serta beberapa wilayah yang sangat dingin di bumi. 

Beberapa ahli memperkirakan bumi akan kembali pada siklus glasialnya sekitar 50.000 tahun lagi. Akan tetapi, karena adanya pemanasan global yang terus terjadi, rasanya sulit untuk menghentikan periode interglasial saat ini dan perlu adanya pengurangan tingkat karbon dioksida hingga seperti masa praindustrial untuk dapat kembali ke periode glasial.

Pengertian Zaman Glasial

Secara bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, zaman berarti jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu. Sedangkan glasial diartikan sebagai gletser dan es. Maka dari itu, zaman glasial dapat didefinisikan menjadi masa di mana terdapat gletser dan es.

Menurut situs Cambridge Dictionary, zaman glasial adalah waktu di masa lalu di mana temperatur bumi sangat dingin dan gletser menutupi sebagian besar bumi.

Kemudian menurut situs Collins Dictionary, zaman glasial adalah setiap kurun waktu di mana kebanyakan permukaan bumi ditutupi oleh es karena meningkatnya jumlah gletser, seperti pada periode Karbon akhir dan selama sebagian besar zaman Pleistosen.

Dilansir dari situs Britanica, zaman glasial berdasarkan ilmu geologi merupakan episode yang dingin pada zaman es atau zaman glasial. Zaman es itu sendiri adalah masa geologis di mana sebagian besar bagian bumi ditutupi oleh gletser, jauh lebih banyak dari saat ini.

Tidak jauh berbeda dari pengertian di atas, situs Science Education Resource Center at Carleton College menyebutkan bahwa para peneliti menggunakan terminologi zaman glasial atau zaman es untuk mendeskripsikan berbagai periode geologis yang memiliki masa dingin dalam jangka waktu yang panjang serta adanya lapisan es dan gletser.

Ciri-Ciri Zaman Glasial

Dalam buku Sejarah 1 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Siswa SMA Kelas X karya Hermawan, dkk. (2018), disebutkan beberapa ciri dari zaman glasial, yaitu di antaranya:

  • Turunnya suhu bumi dalam kurun waktu yang sangat lama.
  • Lapisan es dan gletser menyebar di berbagai pegunungan dan mengarah ke kutub-kutub bumi.
  • Air di lautan menjadi beku sehingga terbentuk daratan es yang luas.
  • Pulau-pulau baru bermunculan karena es menyatukan daratan.
  • Perubahan garis pantai menjadi lebih menjorok ke laut karena berkurangnya volume air laut akibat air yang menjadi es.
  • Zaman glasial terakhir berhenti pada 10.000 sampai 20.000 tahun yang lalu dan berubah menjadi zaman interglasial hingga saat ini.
  • Zaman glasial terakhir terjadi antara 120.000 hingga 11.500 tahun silam (National Oceanic and Atmospheric Administration, 2021).

Perbedaan Zaman Glasial dan Zaman Interglasial

Terdapat perbedaan yang jelas antara zaman glasial dengan interglasial. Pada zaman glasial, temperatur yang sangat dingin dalam jangka waktu lama membuat terbentuk lapisan es di kutub bumi setebal tiga sampai empat kilometer dan menimbulkan lapisan es di daerah perairan pula. Akibatnya, permukaan air laut surut hingga kurang lebih 120 meter.

Sementara itu, pada zaman interglasial lapisan es serta gletser tersebut mencair dan menjadi daerah perairan sehingga permukaan air laut meningkat dan daratan yang tadinya disatukan oleh es menjadi terpisah seperti kondisi bumi saat ini.

Dampak Zaman Glasial

Pada zaman glasial, permukaan bumi sebagian besar ditutupi oleh es, termasuk wilayah-wilayah yang saat ini kita lihat sebagai lautan.

Saat itu, Laut Cina Selatan dalam kondisi kering, daerah nusantara bagian barat disatukan oleh es dengan daratan Asia Tenggara, serta pulau Papua yang terhubung dengan benua Australia.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadi migrasi baik manusia maupun hewan ke berbagai daerah termasuk di sekitar Indonesia.

Di Indonesia, dapat kita lihat sendiri adanya binatang-binatang yang memiliki kemiripan dengan binatang yang ada di daerah barat, seperti badak, harimau, dan gajah. Di sisi lain, terdapat juga binatang-binatang yang mirip dengan binatang dari daerah Australia, seperti burung cendrawasih.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah pengertian, ciri-ciri, dampak, serta perbedaan antar zaman glasial dengan zaman interglasial. Kesimpulannya, zaman glasial merupakan periode ketika temperatur bumi sangat dingin dalam kurun waktu yang lama sehingga sebagian besar wilayah bumi ditutupi oleh lapisan es dan gletser.

Terdapat berbagai ciri dari adanya zaman glasial, seperti suhu bumi menurun, banyak wilayah bumi tertutup lapisan es dan membentuk daratan yang luas, garis pantai berubah menjadi lebih menjorok ke laut, dan lain-lain.

Kondisi tersebut berbeda dengan bumi pada zaman interglasial yang suhunya lebih panas dan lapisan es yang mencair menyebabkan tingkat permukaan air laut meningkat.

Salah satu dampak dari terjadinya zaman glasial adalah migrasi manusia dan hewan ke berbagai wilayah yang masih disatukan oleh lapisan es.

Contoh yang nyata di Indonesia, yaitu adanya binatang di Indonesia bagian barat yang mirip dengan binatang di daerah barat Indonesia dan binatang di Indonesia bagian timur yang mirip dengan binatang di daerah Australia.

The post Zaman Glasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Kuarter: Pengertian, Ciri-Ciri dan Kehidupan https://haloedukasi.com/zaman-kuarter Thu, 17 Feb 2022 06:37:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29765 Pembagian zaman berdasarkan ilmu geologi merupakan topik yang menarik untuk dipelajari. Secara geologi, masa praaksara dibagi menjadi empat zaman, yakni Arkeozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum. Zaman Neozoikum yang terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu kemudian dibagi lagi ke dalam dua periode, Tersier dan Kuarter. Pada pembahasan kali ini akan berfokus pada zaman Kuarter atau […]

The post Zaman Kuarter: Pengertian, Ciri-Ciri dan Kehidupan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembagian zaman berdasarkan ilmu geologi merupakan topik yang menarik untuk dipelajari. Secara geologi, masa praaksara dibagi menjadi empat zaman, yakni Arkeozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum.

Zaman Neozoikum yang terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu kemudian dibagi lagi ke dalam dua periode, Tersier dan Kuarter.

Pada pembahasan kali ini akan berfokus pada zaman Kuarter atau disebut juga dengan zaman keempat yang berlangsung sejak 2,6 juta tahun yang lalu dan masih terjadi sampai sekarang (National Geographic).

Pengertian Zaman Kuarter

Istilah “Quaternary” atau Kuarter pertama kali digunakan dalam konteks geologi oleh J.P. Desnoyers pada tahun 1829 ketika beliau sedang membedakan strata Kuarter dan Tersier. Kemudian Von Morlot memperkenalkan istilah yang mengacu pada ice-age atau era zaman es pada tahun 1855.

Sedangkan menurut Head, Gibbard, dan Salvador (2008), zaman Kuarter adalah subdivisi kronostratigrafik pada bagian keempat yang termuda dan diusulkan oleh Arduino pada tahun 1759 walau kata “Kuarter” tidak disebutkan secara spesifik.

Menurut situs Britanica, zaman Kuarter berdasar sejarah geologis bumi merupakan bagian dari zaman Neozoikum yang dimulai pada 2.588.000 tahun yang lalu hingga saat ini dengan karakteristik beberapa periode glasial.

Ciri-Ciri Zaman Kuarter

Zaman Kuarter memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang khas berdasarkan Encyclopedia of Life Support System dan Encyclopedia of the Anthropocene, yakni sebagai berikut:

  • Iklim global yang dingin dan hangat secara bergantian dan berulang.
  • Lapisan es benua yang bergerak maju-mundur gerak maju dan mundur, terutama pada belahan bumi utara.
  • Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa terjadi setidaknya 30 kali siklus glasial dan interglasial dalam kurun waktu 2,6 juta tahun.
  • Daratan di bumi sempat menyatu karena adanya lapisan es di hampir seluruh permukaan bumi.
  • Terjadi perubahan sirkulasi arus laut yang memiliki dampak penting pada iklim global.
  • Makhluk hidup yang unik pada setiap kalanya karena perbedaan iklim dan kondisi geografis.
  • Kemunculan manusia modern yakni homo sapiens dari daerah Afrika yang menemukan api serta peralatan teknologi pada periode pleistosen akhir dan menjadi satu-satunya manusia yang dapat bertahan hidup.

Kehidupan pada Zaman Kuarter

Periode kehidupan zaman kuarter sudah terjadi pada dua setengah juta tahun yang lalu dalam sejarah bumi dan dapat disebut juga sebagai periode zaman es. Karakteristik dari Zaman Kuarter adalah siklus iklim dingin-hangat sehingga secara silih berganti bumi berada dalam masa glasial dan interglasial.

Akibat dari perubahan iklim serta kondisi lapisan es di bumi menyebabkan respons yang cukup drastis dari biota alam, sungai, danau, laut, dan sistem alam lainnya.

Dilansir dari situs National Geographic, sejak awal zaman Kuarter, ikan paus dan hiu menempati puncak rantai makanan yang diikuti dengan berang- berang, anjing laut, ikan duyung, ikan, hingga plankton.

Sementara di daratan yang dipenuhi dengan lapisan es, mamalia dengan bulu lebat dan badan besar atau disebut dengan istilah megafauna, seperti mamut, badak, rusa, dan bison hidup dengan baik. Mereka bertahan hidup dengan memakan rerumputan yang tumbuh di sekitar es serta semak-semak kecil.

Kehidupan manusia pun sudah ada pada zaman ini sehingga zaman Kuarter juga disebut dengan Age of Humans.

Manusia modern pertama, yakni homo erectus muncul di daerah Afrika di awal zaman Kuarter pada 190.000 tahun yang lalu dan karena daratan yang masih menyatu, mereka bermigrasi ke berbagai daerah, seperti Eropa dan Asia, lalu ke Australia dan Amerika.

Pembagian Zaman Kuarter

Zaman Kuarter terbagi menjadi dua, yakni kala pleistosen dan kala holosen.

Kala Pleistosen

Kala pleistosen atau diluvium kemudian dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  • Pleistosen awal 
  • Pleistosen tengah
  • Pleistosen akhir

Kala pleistosen ini memiliki beberapa ciri, di antaranya yaitu waktu terjadinya pada 2,6 juta tahun sampai 11,7 ribu tahun silam, mulai adanya makhluk hidup, serta dalam kala pleistosen terjadi siklus glasial dan interglasial secara bergantian.

Kala Holosen

Kala holosen dimulai sekitar 11.500 tahun yang lalu dan menjadi masa dimulainya periode interglasial yang terjadi hingga sekarang.

Meskipun tidak banyak perubahan iklim pada periode tersebut, tetapi secara informal kala holosen dapat dibagi berdasarkan kondisi tumbuhan, hewan, dan catatan sedimen, yaitu:

  • Zona preboreal (11.500-10.100 tahun yang lalu)
  • Zona boreal (10.100-9.000 tahun yang lalu)
  • Zona atlantik (9.000-5.700 tahun yang lalu)
  • Zona subboreal (5.700-2.500 tahun yang lalu)
  • Zona subatlantik (2.500 tahun yang lalu sampai sekarang)

Selain itu, ada juga yang membagi kala holosen menjadi:

  • Climatic optimum 
  • Medieval warm period
  • Little ice age

Kala holosen juga memiliki ciri-ciri:

  • Seperti lapisan es di bumi termasuk di kutub-kutub sebagian besar mulai mencair.
  • Terpisahnya daratan menjadi beberapa kepulauan akibat mencairnya es yang sebelumnya menyatukan daratan tersebut.
  • Perkembangan kebudayaan manusia yang terjadi dengan cepat dengan kemunculan manusia cerdas.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan terkait pengertian, ciri-ciri, kehidupan, serta pembagian zaman Kuarter.

Kesimpulannya, zaman Kuarter yang menjadi bagian dari zaman Neozoikum pada pembagian waktu sejarah geologis adalah masa keempat yang dimulai pada 2,6 juta tahun lalu di mana terjadi siklus glasial dan interglasial.

Beberapa ciri dari zaman Kuarter, yaitu pergantian iklim dingin-hangat secara berulang, pergerakan lapisan es benua, terjadi paling tidak 30 kali siklus glasial-interglasial, disatukannya daratan dengan lapisan es, keunikan makhluk hidup, serta munculnya manusia modern.

Kehidupan makhluk-makhuk pada zaman Kuarter sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan geografis. Terdapat hewan laut seperti ikan paus dan hiu yang menguasai lautan, lalu ada mamalia besar yang tinggal di darat, serta kemunculan homo sapiens dari Afrika.

Pembagian zaman Kuarter menjadi dua, yakni kala pleistosen dan kala holosen terjadi karena keduanya memiliki karakteristik tersendiri.

Kala pleistosen dibagi menjadi pleistosen awal, pleistosen tengah, dan pleistosen akhir. Sedangkan kala holosen dibagi menjadi masa climatic optimum, medieval warm period, dan little ice age.

The post Zaman Kuarter: Pengertian, Ciri-Ciri dan Kehidupan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Tersier: Pengertian, Ciri-Ciri dan Pembagian https://haloedukasi.com/zaman-tersier Thu, 17 Feb 2022 06:33:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29876 Salah satu bagian dari pembagian masa berdasarkan ilmu geologi adalah zaman Neozoikum atau disebut juga dengan Kenozoikum yang terjadi setelah zaman Arkeozoikum, Paleozoikum, dan Mesozoikum. Pada zaman Neozoikum ini, terbagi menjadi dua berdasarkan penamaan tradisional, yakni zaman Tersier dan Kuarter. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai zaman Tersier. Pengertian Zaman Tersier Penggunaan terminologi zaman Tersier […]

The post Zaman Tersier: Pengertian, Ciri-Ciri dan Pembagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu bagian dari pembagian masa berdasarkan ilmu geologi adalah zaman Neozoikum atau disebut juga dengan Kenozoikum yang terjadi setelah zaman Arkeozoikum, Paleozoikum, dan Mesozoikum.

Pada zaman Neozoikum ini, terbagi menjadi dua berdasarkan penamaan tradisional, yakni zaman Tersier dan Kuarter. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai zaman Tersier.

Pengertian Zaman Tersier

Penggunaan terminologi zaman Tersier adalah aturan skala waktu geologi yang paling awal. Istilah tersebut diciptakan oleh Giovanni Arduino pada tahun 1759 terkait kondisi batuan sedimen setelah banjir besar yang terjadi pada akhir zaman Paleozoikum dan Neozoikum.

Dilansir dari situs US Geological Survey, kata “Tertiary” atau Tersier berasal dari kata “tertiarius” yang dalam bahasa Latin artinya ketiga. Hal itu dikarenakan zaman Tersier berfungsi untuk menggambarkan zaman ketiga dari empat pembagian zaman.

Kemudian zaman Tersier sendiri juga didefinisikan sebagai masa berdasarkan waktu geologis yang berada sebelum zaman Kuarter dan setelah zaman Kretaseus.

Sementara situs Britannica mendefinisikan zaman Tersier sebagai interval resmi waktu geologi terdahulu yang berlangsung sejak sekitar 66 juta tahun sampai 2,6 juta tahun silam sebagai bagian dari nama tradisional di zaman Neozoikum sebelum zaman Kuarter.

Akan tetapi, sejak akhir abad ke-20 penamaan zaman Tersier sudah berubah. International Geological Time Scale (Skala Waktu Geologis Internasional) mengganti penggunaan zaman Tersier menjadi zaman Paleogen dan Neogen, termasuk pada zaman Kuarter yang masuk pada zaman Neogen.

Pada tahun 2005, International Commission on Stratigraphy (ICS) sempat merekomendasikan untuk tetap menggunakan zaman Tersier dan Kuarter. Namun kemudian pada tahun 2008 ICS secara resmi menggunakan terminologi zaman Paleogen dan Neogen sebagai pengganti zaman Tersier.

Ciri-Ciri Zaman Tersier

Terdapat ciri-ciri dari zaman Tersier berdasarkan situs US Geological Survey, Encyclopedia of Life Support System, serta situs Fossil Facts and Finds. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Zaman Tersier dimulai setelah bumi dihantam oleh banyaknya meteorit secara tiba-tiba yang menyebabkan punahnya sekitar 75 persen spesies makhluk hidup di bumi, khususnya hewan reptil yang pada zaman Kretasius dan Mesozoikum sangat mendominasi.
  • Mulainya zaman Tersier ketika kondisi bumi sudah membaik setelah peristiwa meteorit yang menimpa bumi.
  • Hewan berjenis mamalia yang sebelumnya selama 130 juta tahun hanya dalam populasi kecil menjadi mendominasi bumi.
  • Tidak banyak hewan predator karena sebagian besar adalah herbivora.
  • Tumbuhan berbunga terus berkembang dan muncul berbagai jenis tanaman modern untuk pertama kalinya.
  • Kemunculan manusia yang terus berkembang menjadi manusia modern.
  • Terbentuknya pegunungan Himalaya dan Alpen karena perubahan kontinen.
  • Pada akhir zaman Tersier, iklim yang mendingin menyebabkan bergabungnya daratan akibat laut yang berubah menjadi lapisan es, seperti antara Asia dan Amerika Utara, Inggris dan Eropa, Asia Tenggara dan Borneo (Kalimantan).

Kehidupan pada Zaman Tersier

Peristiwa yang terjadi pada zaman Kretasius mengakibatkan dinosaurus, reptil besar, serta beberapa spesies lainnya harus punah dari bumi di satu waktu bersamaan. Akan tetapi, pada zaman Tersier, berbagai jenis makhluk hidup bermunculan kembali. 

Terjadi perkembangan binatang setelah punahnya makhluk-makhluk yang ada di zaman Kretasius. Pada zaman Tersier, mamalia menjadi hewan yang dominan, bahkan zaman Neozoikum sendiri disebut sebagai “Age of Mammals” atau zaman mamalia.

Sebagian besar kelompok mamalia muncul pada kala eosen atau pada 54 sampai 38 juta tahun yang lalu dengan berbagai jenis, jumlah, serta bentuk yang beragam. Mereka tinggal di lautan, daratan, serta di udara.

Tidak hanya mamalia, spesies makhluk hidup lainnya juga berkembang dengan baik pada zaman Tersier. Beberapa burung yang dikenal saat ini nenek moyangnya sudah ada sejak zaman tersebut dan terus menghasilkan berbagai jenis seiring perkembangannya.

Tanaman yang ada pada zaman Tersier sangat mirip dengan tanaman yang ada di masa sekarang. Selain itu, pada awal masa memiliki iklim yang cukup hangat sehingga hutan dapat tumbuh dengan lebat.

Namun, ketika iklim mulai mendingin hutan menjadi lebih terbuka dan lapangan berumput menjadi melimpah. Adanya rerumputan sangat mendukung kehidupan mamalia tersebut. 

Di sisi lain, terdapat pula tanaman berbunga yang membantu hewan berjenis serangga untuk bertahan hidup. Serangga seperti lebah dan jenis serangga lainnya pada zaman Tersier populasinya menjadi terus meningkat dengan mengkonsumsi serbuk sari dan nektar.

Pembagian Zaman Tersier

Berdasarkan situs Fossil Facts and Finds, zaman Tersier dimulai sejak 65 juta tahun yang lalu dan berlangsung selama 63 juta tahun hingga 1,8 juta tahun silam. Zaman Tersier ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu paleogen dan neogen.

Pada masa paleogen, terbagi menjadi tiga, yakni kala paleosen, eosen, dan ologisen. Kemudian pada masa neogen, terbagi menjadi dua, yakni kala miosen dan pliosen. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai kelima kala dalam zaman Tersier:

Kala Paleosen (65-54 Juta Tahun yang Lalu)

Pada masa ini letak kontinental yang terjadi, yaitu daerah Eropa bergabung dengan Amerika Utara, Australia bergabung dengan Antartika, India menjadi daratan tersendiri, serta terbentuknya Samudra Atlantik.

Sementara untuk hewannya terdapat condylartha, yakni nenek moyang dari herbivora berkuku, kemunculan primata pertama, dan hewan pengerat.

Kala Eosen (54-38 Juta Tahun yang Lalu)

Pada masa ini letak kontinental yang terjadi, yaitu daerah Eropa dan Amerika Utara terpisah. Sementara itu, muncul mamalia baru, seperti kelelawar, nenek moyang dari gajah, ikan paus, serta kuda pertama yang dinamakan eohippus.

Kala Oligosen (38-24 Juta Tahun yang Lalu)

Pada masa ini letak kontinental yang terjadi, yaitu Australia berpisah dengan Antartika, India bertabrakan dengan Asia sehingga membentuk pegunungan Himalaya, daerah Antartika ditutupi dengan gletser, dan tingkat permukaan air laut rendah. Mamalia yang muncul pada kala ini adalah anjing, kucing, babi, dan paus bergigi.

Kala Miosen (24-5 Juta Tahun yang Lalu)

Pada masa ini letak kontinental yang terjadi, yaitu Afrika mendorong ke Eropa sehingga terbentuk pegunungan Alpen dan daerah Arktik ditutupi lapisan es.

Terdapat kemunculan beberapa mamalia, seperti kuda, unta, badak, hewan seperti berang-berang, serta kera dan jenis primata lainnya.

Kala Pliosen (5-1,8 Juta Tahun yang Lalu)

Pada masa ini letak kontinental yang terjadi, yaitu Afrika menutup Laut Mediterania, Amerika Utara dan Selatan bergabung dengan Panama, serta letak geografis cenderung mirip dengan saat ini. Pada masa ini mamalia yang muncul adalah hominids atau nenek moyang dari manusia.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan dari pengertian, ciri-ciri, kehidupan, serta pembagian zaman Tersier, Kesimpulannya, zaman Tersier yang terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu adalah masa ketiga setelah zaman Kretasius dan sebelum zaman Kuarter.

Beberapa ciri dari zaman tersebut, yakni dimulai setelah peristiwa meteor yang membuat sebagian besar makhluk hidup punah, dominasi mamalia, serta adanya pegunungan Himalaya dan Alpen.

Pada zaman Tersier banyak mamalia yang berkembang hingga munculnya berbagai spesies baru. Tanaman berbunga yang sudah ada pada zaman sebelumnya juga terus bertambah jenisnya.

Selain itu, pada zaman ini juga muncul nenek moyang dari manusia. Berbagai perubahan yang terjadi membagi zaman Tersier menjadi lima kala, yakni paleosen, eosen, ologisen, miosen, dan pliosen.

The post Zaman Tersier: Pengertian, Ciri-Ciri dan Pembagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kala Holosen: Pengertian, Ciri-Ciri dan Kehidupan https://haloedukasi.com/kala-holosen Thu, 17 Feb 2022 06:20:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29929 Pada awal tahun 1800-an, penamaan dalam waktu geologi sudah mulai digunakan dengan membagi masa dalam empat periode geologi, yakni zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, lalu yang terakhir Neozoikum. Dalam zaman Neozoikum, berdasarkan penamaan lama terbagi lagi ke dalam dua periode, yakni zaman Tersier dan Kuarter. Setelah itu, karena ada perbedaan kondisi bumi, zaman Kuarter lalu menjadi […]

The post Kala Holosen: Pengertian, Ciri-Ciri dan Kehidupan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada awal tahun 1800-an, penamaan dalam waktu geologi sudah mulai digunakan dengan membagi masa dalam empat periode geologi, yakni zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, lalu yang terakhir Neozoikum.

Dalam zaman Neozoikum, berdasarkan penamaan lama terbagi lagi ke dalam dua periode, yakni zaman Tersier dan Kuarter. Setelah itu, karena ada perbedaan kondisi bumi, zaman Kuarter lalu menjadi dua bagian, kala Holosen dan Pleistosen.

Sebelum kala Pleistosen dimulai, terdapat kala Holosen yang dimulai sejak sekitar 11.700 tahun yang lalu dengan tanda utama sebagai dimulainya kondisi bumi yang lebih hangat serta perkembangan pengetahuan manusia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kala Holosen.

Pengertian Kala Holosen

Menurut situs Geology Page, kata Holosen berasal dari bahasa Yunani, yakni ὅλος yang terdiri atas “holos” (keseluruhan) dan καινός atau dibaca kainos (baru) sehingga jika digabung memiliki arti sepenuhnya baru.

Penggunaan terminologi “Holocene” atau Holosen mulai diajukan sejak tahun 1867 dan secara formal disampaikan pada International Geological Congress di Bologna, Italia pada tahun 1885 yang kemudian secara resmi didukung oleh U.S. Commission on Stratigraphic Nomenclature pada 1969.

Dilansir dari situs Britannica, kala Holosen merupakan masa termuda dari dua masa yang ada pada zaman Kuarter dan menjadi interval terakhir dari waktu geologi yang terjadi sejak sekitar 11.700 tahun lalu  berdasarkan sejarah bumi.

Sedangkan berdasarkan sumber lainnya, kala Holosen disebut juga dengan Age of Man karena meskipun perkembangan spesies manusia sudah dimulai jauh sebelumnya, tetapi pada masa ini manusia memiliki dampak yang sangat besar pada bumi.

Ciri-Ciri Kala Holosen

Terdapat beberapa karakteristik khusus dari kala Holosen yang membedakannya dengan kala Pleistosen, di antaranya, yaitu:

  • Kala Holosen dimulai sejak sekitar 11.700 tahun BP (before present) hingga saat ini.
  • Temperatur bumi cenderung terus menghangat walaupun sempat terjadi periode glasial.
  • Lapisan es dan gletser mencair pada masa ini sehingga tingkat permukaan air laut meningkat hingga sekitar 35 meter.
  • Terjadi zaman es kecil dimulai sejak abad ke atau ke sampai abad ke di mana terdapat periode bumi menjadi dingin secara signifikan meski tidak terjadi di seluruh bagian bumi.
  • Hewan dan tumbuhan tidak banyak berevolusi.
  • Sekitar 75 persen hewan berukuran besar yang beratnya lebih dari 40 kilogram punah.
  • Kecerdasan manusia meningkat dengan kemampuan bercocok tanam, mengembangbiakan hewan, serta membuat peralatan untuk bertahan hidup.

Kehidupan pada Kala Holosen

Iklim yang ada pada kala Holosen sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup pada masa ini. Awal kala Holosen ditandai dengan berakhirnya zaman Paleolitikum ketika temperatur bumi mulai menghambat kembali setelah zaman es sehingga gletser mencair menjadi air laut.

Selama ratusan tahun selanjutnya, bumi mengalami periode dingin dan hangat dan dingin secara bergantian. Lalu sekitar tahun 1100 sampai 1300 M kondisi bumi terus menghangat signifikan dan dikenal sebagai periode hangat abad pertengahan.

Setelah itu, antara tahun 1550 dan 1850, bumi mengalami periode yang disebut zaman es kecil dengan temperatur yang rendah dan paling rendah setelah kala Holosen dimulai.

Akibatnya, sulit untuk bercocok tanam, bahkan beberapa wilayah di Eropa tidak dapat melakukannya sama sekali dan menyebabkan kelaparan serta kematian. Namun kemudian kondisi bumi kembali hangat sampai saat ini.

Pada kehidupan binatang dan tanaman pada kala Holosen, tidak dapat banyak perubahan karena waktu 12.000 tahun bukanlah periode yang begitu yang panjang dibandingkan zaman-zaman lain dalam sejarah bumi.

Akan tetapi, kondisi bumi yang terus menghangat menyebabkan sedikit perubahan pada hewan mamalia besar yang hidup dengan baik sejak zaman Kuarter. Mamut, badak berbulu, harimau bertaring besar, serta kungkang besar lambat laun menjadi punah karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.

Sedangkan pada kehidupan manusia, terdapat dampak besar dari kondisi bumi di kala Holosen ini. Manusia khususnya spesies homo sapiens dapat belajar tentang cara bercocok tanam dan memelihara binatang domestik untuk dikembangbiakan atau untuk diambil manfaatnya menjadi makanan.

Dengan pengetahuan tersebut, manusia dapat bertahan hidup dengan baik karena selain banyaknya sumber daya yang bisa dimanfaatkan, manusia juga tahu bagaimana cara memanfaatkannya. 

Hal tersebut juga mempengaruhi bagaimana manusia tinggal, seperti ada yang mulai menetap semipermanen di dalam gua. Selain itu, terdapat pula penemuan beberapa alat perkakas yang dapat membantu manusia untuk bertahan hidup.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, serta kehidupan pada kala Holosen. Kesimpulannya, kala Holosen merupakan salah satu masa dalam pembagian waktu geologi yang menunjukkan bagian dari zaman Kuarter sejak 11.700 tahun lalu dan dapat disebut juga dengan Age of Man.

Ciri-ciri kala Holosen beberapa di antaranya, seperti suhu bumi lebih hangat, lapisan es sebagian besar mencair dan menyebabkan naiknya permukaan air laut, terdapat periode glasial yang disebut zaman es kecil, tidak ada perubahan evolusi yang signifikan pada hewan dan tumbuhan, hewan besar kebanyakan punah, serta meningkatnya kecerdasan manusia.

Kehidupan pada kala Holosen dipengaruhi oleh kondisi iklim saat itu, tepatnya temperatur bumi yang cenderung menghangat menyebabkan beberapa hewan besar yang tidak mampu beradaptasi menjadi punah. Namun adanya periode glasial juga menyebabkan manusia sempat kelaparan dan banyak yang meninggal karena tidak dapat bercocok tanam.

The post Kala Holosen: Pengertian, Ciri-Ciri dan Kehidupan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Sejarah: Pengertian, Ciri-Ciri dan Pembagiannya https://haloedukasi.com/zaman-sejarah Tue, 21 Dec 2021 10:19:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29766 Perkembangan hidup manusia telah melalui dua fase yaitu zaman prasejarah dan zaman sejarah. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai zaman sejarah mulai dari pengertian, ciri-ciri hingga perbedaannya dengan zaman prasejarah. Pengertian Zaman Sejarah Zaman sejarah merupakan periode di mana manusia sudah mengenal tulisan. Dengan kata lain, zaman sejarah sering disebut dengan zaman atau […]

The post Zaman Sejarah: Pengertian, Ciri-Ciri dan Pembagiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangan hidup manusia telah melalui dua fase yaitu zaman prasejarah dan zaman sejarah. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai zaman sejarah mulai dari pengertian, ciri-ciri hingga perbedaannya dengan zaman prasejarah.

Pengertian Zaman Sejarah

Zaman sejarah merupakan periode di mana manusia sudah mengenal tulisan. Dengan kata lain, zaman sejarah sering disebut dengan zaman atau masa aksara. Sehingga mereka mampu mencatat semua aktivitas, agama atau kepercayaan, ilmu pengetahuan, sosial dan juga budaya.

Oleh karena itu, peristiwa yang terjadi di zaman ini menjadi lebih mudah untuk dipelajari. Hal itu dikarenakan telah terdapat banyak peninggalan tertulis yang dapat menjadi bukti adanya peristiwa yang terjadi di masa tersebut.

Selain itu, kebudayaan manusia pada zaman ini juga telah berkembang cukup pesat sehingga bisa ditemukan peninggalan berupa prasasti-prasasti tertentu yang mempunyai huruf atau tulisan tertentu yang bisa diterjemahkan. Salah satu sistem penulisan tertua yang sudah ditemukan di dunia bernama tulisan cuneiform.

Tulisan cuneiform ini ditemukan di wilayah Mesopotamia. Ada dugaan bahwa tulisan tersebut memang sudah ada sejak tahun 3200 sebelum masehi dan dibuat oleh manusia-manusia yang tinggal di wilayah fertile crescent tersebut.

Dengan dibentuknya sistem penulisan tersebut, akhirnya kebudayaan manusia di seluruh dunia secara perlahan mulai beranjak dari zaman prasejarah (praaksara) ke zaman sejarah (aksara).

Adapun contoh dari kebudayaan zaman sejarah seperti kerajaan-kerajaan kuno yang ada di Indonesia. Selain itu, contoh lainnya yakni peradaban mesir kuno yang telah mengenal adanya hieroglif serta peradaban di Sumeria yang telah mengenal angka.

Perbedaan Zaman Sejarah dan Zaman Prasejarah

Dari pembahasan di atas, dapat kita temukan beberapa perbedaan dari zaman sejarah dan zaman prasejarah yaitu:

  • Zaman prasejarah adalah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. Sedangkan zaman sejarah adalah zaman manusia sudah mengenal tulisan.
  • Perkembangan sistem kemasyarakatan di zaman sejarah lebih maju dibandingkan zaman prasejarah.
  • Pada zaman sejarah, manusia sudah mulai hidup menetap. Sedangkan pada zaman prasejarah, manusia masih hidup secara berpindah-pindah atau nomaden.
  • Peninggalan pada zaman prasejarah berupa batu dan logam, sedangkan pada zaman sejarah sudah berupa tulisan yakni prasasti dan alkitab.

Ciri-Ciri Zaman Sejarah

Zaman sejarah dan prasejarah memang sangat erat kaitannya. Beberapa teori dan bukti yang ditemukan bahwa penjelasan mengenai zaman prasejarah ini cukup banyak jika dibandingkan dengan zaman sejarah.

Meskipun demikian, ada beberapa ciri-ciri atau karakteristik yang ada di dalam zaman sejarah yang merupakan unsur pembeda dari zaman prasejarah. Selain itu, ciri-ciri ini juga menjadi hubungan erat dengan cara hidup dan kebudayaan yang sudah dihasilkan oleh manusia di zaman tersebut.

Berikut ini beberapa ciri khas dari zaman sejarah antara lain:

  • Telah mengenal tulisan

Mengenal tulisan merupakan ciri mendasar dari zaman sejarah di mana manusia telah mengenal adanya tulisan dan budaya tertulis lainnya. Namun tulisan yang diciptakan kala itu tidak sekompleks saat ini. Tulisan yang dihasilkan hanya berupa simbol-simbol tertentu di mana melambangkan suatu kegiatan maupun perasaan dari penulisnya.

Meskipun demikian, hal ini tentunya sangat penting dan dapat membantu manusia untuk bertukar ilmu dan berkomunikasi. Tidak hanya itu, tulisan tersebut dapat membantu para arkeolog dalam menentukan apa yang sebetulnya terjadi di zaman sejarah ini.

  • Memiliki sistem sosial yang beragam dan unik

Di zaman sejarah, telah ditandai pula dengan adanya perkembangan sistem sosial kemasyarakatan yang semakin beragam. Sistem sosial tersebut tentunya berkaitan dengan pekerjaan dan pembagian tugas kepada setiap individu dalam suatu kelompok.

Jika dibandingkan dengan zaman prasejarah, sistem sosial di masa ini manusia sudah mengenal adanya kasta, kelompok masyarakat dengan tugas-tugas tertentu dan juga pembagian tugas yang lebih sulit.

Selain itu, profesi manusia juga bervasiasi mulai dari petani, nelayan sampai ahli besi. Hal tersebut terjadi karena manusia telah mulai hidup menetap serta melakukan sistem perekonomian subsisten.

  • Telah muncul sistem kepercayaan

Untuk perihal kepercayaan, di zaman sejarah lebih kompleks daripada zaman prasejarah. Ketika itu, manusia telah mengenal adanya kepercayaan animisme, dinamisme dan juga beberapa kepercayaan lainnya seperti penyembah leluhur atau fenomena alam.

Tidak hanya itu, terdapat pula agama teis kuno yaitu Hindu, Zoroastrianisme dan agama abrahamik lainnya.

  • Memiliki hasil kebudayaan yang beragam

Jika zaman prasejarah memiliki hasil kebudayaan yang relatif sederhana, di zaman sejarah ini manusia sudah menghasilkan kebudayaan yang beragam.

Keberagaman kebudayaan itu dapat dilihat dengan adanya bangunan, seni pertunjukan sampai peralatan yang dipakai untuk membantu aktivitas manusia di kehidupan sehari-harinya.

Pembagian Zaman Sejarah

Adapun pembagian zaman sejarah di Indonesia sebagai berikut:

Zaman Sejarah Awal

Tulisan pertama kali digunakan oleh bangsa Sumeria yakni sekitar tahun 3000 SM. Sebagai bangsa yang merintis adanya peradaban Mesopotamia, bangsa Sumeria saat itu berkomunikasi memakai lempengan tanah liat yang ditulisi berupa pahatan gambar di mana menyimbolkan kata atau disebut simbol piktograf.

Namun tulisan bangsa Sumeria kala itu masih belum menggunakan abjad alphabet layaknya saat ini, melainkan hanya sebuah tulisan Paku atau cunei form yang terdiri dari 350 tanda gambar. Huruf Paku tersebut yang akhirnya dikembangkan oleh bangsa Romawi menjadi huruf latin.

Setelah itu, bangsa Mesir kuno mulai menggunakan aksara yang dikenal dengan nama hieroglif. Selama berabad-abad setelahnya, penulisan kembali mengalami revolusi menjadi sebuah bahasa tertulis dari budaya masing-masing wilayah di seluruh belahan dunia.

Zaman Kerajaan hingga Kemerdekaan

Setelah manusia di beberapa belahan dunia telah mengenal adanya tulisan pertama kali, kemudian zaman ini mulai memasuki Indonesia. Zaman sejarah atau zaman aksara ini dimulai saat pemerintahan Kerajaan Kutai Kediri yakni sekitar abad ke-4 Masehi.

Oleh karena itu, Indonesia baru dikatakan memasuki zaman sejarah saat Kerajaan Kutai itu berdiri. Adapun salah satu bukti tertulisnya berupa prasasti Yupa yang dapat ditemukan di Muara Kaman, Kalimantan Timur.

Setelah Kerajaan Kediri, dilanjut pula kerajaan-kerajaan lain seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Singasari, hingga kerajaan islam seperti Kerajaan Perlak, Kerajaan Demak dan sebagainya. Dari sejarah yang amat panjang tersebut telah menghasilkan bukti peninggalan berupa kitab, adapun beberapa di antaranya:

  • Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada masa Kerajaan Majapahit.
  • Kitab Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit.
  • Kitab Pararaton yakni peninggalan Majapahit namun penulis tidak diketahui.
  • Kitab Arjunawijaya ditulis oleh Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit.
  • Kitab Bharatayudha ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada masa Kerajaan Kediri.
  • Kitab Sang Hyang Kamahayanikan Mantranaya pada masa Kerajaan Mataram Kuno namun penulis tidak diketahui.

Setelah itu, Indonesia mengalami penjajahan oleh Pemerintahan Hindia-Belanda dan Jepang. Hingga akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945. Adapun salah satu bukti tertulisnya adalah naskah proklamasi.

The post Zaman Sejarah: Pengertian, Ciri-Ciri dan Pembagiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Perunggu: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan https://haloedukasi.com/zaman-perunggu Tue, 14 Dec 2021 09:36:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29308 Sebagaimana kita ketahui bahwa zaman logam terbagi menjadi tiga zaman, salah satunya adalah zaman perunggu. Jika diurutkan, zaman ini terletak di antara zaman tembaga dan zaman besi. Pengertian Zaman Perunggu Zaman perunggu adalah masa di mana manusia telah mengenal teknik untuk mengolah bijih perunggu dengan cara dilebur dan dicetak sehingga dapat diubah menjadi alat-alat perkakas. […]

The post Zaman Perunggu: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebagaimana kita ketahui bahwa zaman logam terbagi menjadi tiga zaman, salah satunya adalah zaman perunggu. Jika diurutkan, zaman ini terletak di antara zaman tembaga dan zaman besi.

Pengertian Zaman Perunggu

Zaman perunggu adalah masa di mana manusia telah mengenal teknik untuk mengolah bijih perunggu dengan cara dilebur dan dicetak sehingga dapat diubah menjadi alat-alat perkakas. Dengan kata lain, zaman perunggu merupakan bagian dari sistem tiga zaman bagi masyarakat pra aksara.

Zaman ini terjadi setelah adanya zaman neolitikum yang dialami oleh beberapa wilayah di dunia. Namun di sebagian besar wilayah Afrika subsahara, zaman neolitikum tersebut langsung diikuti oleh zaman besi. Zaman perunggu diperkirakan telah terjadi sekitar 2.800 tahun sebelum masehi.

Hal itu dimulai dengan adanya percampuran antara bahan tembaga dengan timah yang dibuat menjadi bahan perunggu. Dari sinilah peradaban manusia mulai muncul bersamaan dengan kemunculan divisi sosial dalam lingkungan masyarakat.

Mulai dari kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai kemampuan khusus serta berfokus terhadap pengolahan bahan logam. Kelompok tersebut yang nantinya akan menjadi cikal bakal pengrajin logam. Selain itu, keberadaan kelompok ini adalah hasil dari kehidupan yang telah berubah menjadi sender menetap.

Ciri-Ciri Zaman Perunggu

Sama seperti halnya zaman besi, zaman perunggu juga memiliki ciri-ciri atau karekteristik khas yang menjadi pembeda dengan zaman lainnya. Adapun ciri-ciri yang ada di dalam zaman perunggu sebagai berikut:

  • Terjadi setelah zaman neolitikum

Zaman neolitikum itu sendiri adalah zaman batu muda yang seluruhnya ditanamkan oleh unsur kebudayaan yang baik dan juga telah memiliki beberapa ciri yang melekat, salah satunya adalah alat-alat yang terbuat dari batu. Oleh karena itu, zaman perunggu sangat erat kaitannya dengan zaman neolitikum.

  • Kemampuan manusia dalam mengolah perunggu

Pada zaman ini, manusia telah melakukan berbagai teknik dalam proses pembuatan alat-alat perkakas dari bahan perunggu.

Teknik pengolahan tersebut berasal dari manusia deutro melayu yang datang dari wilayah Song Hong, Vietnam. Sehingga menjadikan mereka mengenal teknik peleburan maupun penempaan.

Hal itu tentunya akan membuat manusia lebih memahami suatu hal yang baru serta meningkatnya kemampuan mereka yang jauh lebih tinggi lagi dibandingkan sebelumnya.

  • Tinggal menetap

Manusia pada saat sebelum zaman perunggu, mereka hidup selalu berpindah-pindah tempat. Jika bahan kebutuhan di tempat mereka singgah tersebut telah habis, mereka akan berpindah tempat yang disebut dengan nomaden.

Di zaman ini, manusia sudah dapat tinggal secara menetap di satu tempat. Hal tersebut tentunya telah menggambarkan rasa nyaman dan rasa aman bagi manusia di mana sedikit demi sedikit mulai terbentuk.

  • Peradaban Sumeria, Mesopotamia

Zaman perunggu ini dimulai karena manusia sudah banyak menggunakan perunggu. Salah satu daerah yang pertama kali membuat perunggu yaitu Sumeria di Mesopotamia. Mesopotamia ini juga merupakan tempat kota yang pertama kali dibangun untuk tempat tinggal mereka.

Di sinilah peradaban zaman perunggu dimulai. Adapun daerah di Mesopotamia yang mengalami zaman perunggu yaitu dataran subur di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat yang merupakan lahan pertanian bangsa Sumer.

Kemudian pada 2.500 sebelum masehi, penggunaan perunggu ini mulai menyebar ke wilayah Eropa. Selain itu, zaman perunggu ini juga dialami oleh Cina sekitar tahun 1.600 sebelum masehi.

Kehidupan pada Zaman Perunggu

Adapun kehidupan manusia yang terjadi di zaman perunggu dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Kepercayaan yang dianut oleh manusia pada zaman prasejarah khususnya zaman perunggu ini hampir sama dengan zaman besi yakni menganut animisme dan dinamisme. Animisme adalah sistem kepercayaan yang meyakini roh-roh halus. Sementara dinamisme adalah sistem kepercayaan yang meyakini benda-benda memiliki kekuatan gaib.
  • Manusia sudah mengenal adanya sistem pembagian kerja. Dengan kata lain, mereka di zaman ini dapat bekerja untuk menghasilkan uang. Bahkan lebih dari itu, mereka telah mengenal adanya sistem pembagian kerja yang baik seperti apa. Hal ini tentunya akan mengantarkan kehidupan manusia dengan mempunyai peradaban yang semakin baik.
  • Dengan adanya sistem kekayaan, tentunya sudah membuat manusia di zaman perunggu dapat melakukan pekerjaan (sistem pembagian kerja). Hal itu dikarenakan mereka menganggap bahwa dengan bekerja, mereka bisa mendapatkan penghasilan dan membuatnya menjadi kaya.
  • Manusia memiliki kehidupan ekonomi yang semakin modern. Di zaman ini, manusia sudah mulai menggunakan tenaga hewan seperti kerbau atau kuda untuk dijadikan sebagai alat transportasinya di mana dapat memudahkan dalam melakukan perdagangan. Bahkan telah muncul beragam jenis perdagangan seperti garam, dan gelas serta kerajinan perunggu yang cukup beragam.
  • Sudah mulai muncul status sosial dalam lingkungan masyarakat. Misal, bagi seseorang yang dapat menghasilkan kerajinan dari bahan perunggu dengan jumlah yang lebih banyak dari pada lainnya, maka dia akan mempunyai derajat yang tinggi di lingkungan masyarakat.
  • Kehidupan di zaman perunggu juga muncul adanya tradisi atau ritual pemakaman yang terbagi menjadi tiga fase yakni fase perunggu antik, fase perunggu sedang dan fase perunggu akhir.

Peninggalan Zaman Perunggu

Adapun peninggalan-peninggalan yang ada di dalam zaman perunggu sebagai berikut:

  • Kapak Corong

Disebut dengan kapak corong karena bentuknya yang mirip dengan corong. Bahkan kapak ini sering disebut dengan kapak sepatu. Kegunaannya adalah alat upacara kepercayaan seperti pemujaan dan sebagainya. kapak ini dapat kita temukan di daerah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Papua dan Sulawesi Tengah.

  • Nekara

Nekara merupakan alat perunggu yang digunakan untuk memohon penurunan hujan dan juga pengobar semangat ketika ingin melakukan peperangan dengan musuh, serta upacara lainnya. Bentuknya mirip dengan gendering yang dapat kita temukan di daerah Pulau Bali.

  • Bejana Perunggu

Bejana perunggu memiliki bentuk menyerupai gitar spanyol. Sekilas, mirip juga dengan periuk, namun bejana ini bentuknya lebih pipih dan langsing.

Bahkan desain yang digunakan oleh hampir seluruh bejana masih relatif sama. Bejana perunggu dapat kita temukan di daerah Madiun dan Sumatera.

  • Moko

Moko memiliki bentuk hampir sama dengan nekara, namun lebih kecil. Moko sering digunakan sebagai benda pusaka yang dimiliki oleh kepala suku. Bahkan moko juga sering dimanfaatkan sebagai mas kawin untuk menikah. Moko ini dapat kita temukan di Pulau Alor, Pulau Flores tepatnya berada di Manggarai.

  • Arca Perunggu

Arca perunggu ini memiliki dua bentuk yaitu hewan dan manusia. Ukurannya juga beragam ada yang besar layaknya manusia dan ada juga yang kecil dengan cincin di atas arcanya. Peninggalan yang satu ini dapat ditemukan di wilayah Palembang, Limbangan dan Bangkinang.

  • Candrasa

Candrasa adalah peninggalan sejenis kepak yang mempunyai bentuk mirip seperti senjata. Akan tetapi benda ini tidak digunakan sebagai alat pertanian atau alat peperangan karena tidak cukup kuat dan kokoh. Candrasa ini bisa dapat kita temukan di daerah Bandung.

The post Zaman Perunggu: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Tembaga: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan https://haloedukasi.com/zaman-tembaga Tue, 14 Dec 2021 09:26:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29309 Zaman prasejarah atau praaksara merupakan perode di mana manusia masih belum mengenal adanya tulisan sebagai bahasa komunikasi manusia. Zaman prasejarah ini terdiri dari zaman batu dan zaman logam. Terdapat tiga zaman yang mengisi zaman logam yakni zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi. Nah, pada kali ini kita akan membahas mengenai zaman tembaga. Pengertian Zaman […]

The post Zaman Tembaga: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman prasejarah atau praaksara merupakan perode di mana manusia masih belum mengenal adanya tulisan sebagai bahasa komunikasi manusia. Zaman prasejarah ini terdiri dari zaman batu dan zaman logam.

Terdapat tiga zaman yang mengisi zaman logam yakni zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi. Nah, pada kali ini kita akan membahas mengenai zaman tembaga.

Pengertian Zaman Tembaga

Zaman tembaga adalah zaman di mana permulaan manusia mengenal logam. Dengan kata lain, manusia di zaman ini menggunakan tembaga sebagai bahan dasar untuk membuat segala peralatan. Sehingga tembaga merupakan logam pertama yang ditemukan serta diolah oleh manusia.

Sejatinya, zaman tembaga sudah dimulai sejak tahun 3500-2300 sebelum masehi. Mereka menggunakan tembaga tersebut sebagai alat pertanian, konstruksi hingga pendukung kegiatan sehari-harinya. Meskipun demikian, mereka juga masih menggunakan batu walaupun logam tembaga lebih menarik.

Zaman tembaga yang panjangnya hingga 1000 tahun disebut dengan periode Kholotik di mana berlangsung mulai 4500 SM hingga 3500 SM yakni tumpeng tindih dengan zaman perunggu awal. Kata Khalkolithik itu sendiri diambil dari dua kata Yunani yakni chalco berarti tembaga dan lithos berarti batu.

Selain itu, zaman tembaga juga disebut dengan Eneolitik atau Aeneolitik yang merupakan periode arkeologis yang biasanya para peneliti menganggap sebagai bagian dari neolitik yang jangkauannya lebih luas.

Jika berbicara tembaga, memiliki nama kimia Cuprum (Cu) yakni logam pertama yang dikerjakan oleh manusia terbilang di dalam skala yang relatif besar sebagian. Hal itu dikarenakan telah ditemukan dalam beberapa batang logam murni berukuran besar dan dalam kondisi masih alami di banyak lokasi yang berbeda di seluruh dunia.

Namun zaman tembaga ini tidak menjelajah ke Indonesia, sehingga Indonesia hanya dapat mengalami zaman perunggu dan zaman besi saja.

Ciri-Ciri Zaman Tembaga

Adapun ciri-ciri khas dari zaman tembaga sebagai berikut:

  • Ditemukannya tembikar yang dicat dengan polikrom

Adapun bentuk keramik yang ditemukan pada zaman tembaga atau khalkolithik yaitu tembikar fenestrasi yang merupakan pot dengan bukaan memotong dinding. Tembikar ini sudah digunakan untuk membakar dupa. Selain tembikar, terdapat pula guci penyimpanan besar dan guci penyajian dengan cerat.

  • Bermata pencaharian sebagai peternak dan petani

Pada zaman tembaga ini, manusia telah mendapatkan makanannya sendiri dengan memelihara hewan domestik seperti sapi, kambing, domba dan babi.

Hal itu didapatkan dengan cara berburu dan memancing. Selain itu, mereka juga menanam tanaman berupa jelai, gandum serta kacang-kacangan.

  • Gaya tempat tinggal

Tempat tinggal atau rumah yang dibangun ketika itu terbuat dari batu atau bata lumpur. Salah satu pola rumahnya yaitu bangunan berantai serta deretan rumah yang berbentuk persegi panjang saling terhubung antara satu dan lainnya dengan dinding penyokong yang berukuran pendek di bagian ujungnya.

  • Gaya pemakaman

Gaya pemakaman di zaman ini dapat dikatakan sangat beragam dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Mulai dari penguburan tunggal sampai penguburan dengan bentuk guci dan osarium di atas tanah yang berbentuk kotak atau makam batu.

Kehidupan pada Zaman Tembaga

Kehidupan manusia pada zaman tembaga ini bervariasi. Zaman ini sangat fenomenal di sekitar Mediterania Timur. Akan tetapi di Indonesia masih belum ada pengaruh. Zaman tembaga ini telah dimulai oleh beberapa benua.

Di Eropa, telah ditemukan situs arkeologi tembaga di Serbia. Situs ini mempunyai bukti sebagai tempat pembuatan alat tembaga yang tertua sejak 7000 tahun yang lalu. Adapun salah satu contoh alat tembaga yang ditemukan di Kota Prokuplje berupa kapak tembaga.

Dari beberapa penemuan bukti tersebut kemudian tersebar di Eropa hingga ke Asia. Kapak tempurnya memang berbahan dasar dari tembaga, namun memiliki model yang masih tetap seperti kapak di zaman batu.

Di Asia juga sudah ditemukan beberapa bukti penggunaan tembaga. Di Bhiranna tepatnya wilayah Indus sebagai peradaban awal tembaga dengan ditemukannya gelang dan mata panah. Selain itu, penduduk di Pakistan juga telah menggunakan tembaga sekitar tahun 7000-3300 SM.

Salah satu contohnya yakni tembikar dan alat pengiris yang ada di provinsi Balochistan. Sementara di Asia Timur, telah ditemukan bukti sejarah yang terbuat dari tembaga di sekitar wilayah Jiangzhai dan Hongshan. 

Dan di wilayah Timur Tengah juga ditemukan adanya pertambangan tembaga yang aktif sekitar tahun 7000 – 5000 SM tepatnya berada di Lembah Valley.

Di Amerika, seribu tahun sebelum kedatangan oleh bangsa Eropa, penduduk asli telah menggunakan beberapa alat dari perpaduan tembaga. Misalnya di wilayah Michigan dan Wisconin ditemukan beberapa alat, senjata dan ornamen yang terbuat dari tembaga. Sejarah zaman tembaga di benua Amerika ini tidak seramai seperti sejarahnya di Asia.

Peninggalan Zaman Tembaga

Adapun beberapa peninggalan yang telah ditemukan di zaman tembaga sebagai berikut:

  • Kapak Tembaga

Salah satu contoh peninggalan yang ditemukan adalah kapak tembaga atau dikenal dengan Copper Axes. Kapak tembaga Italia yang berusia 5300 sudah dilengkapi dengan bilah yang dibawa oleh pemburu Neolitik Manusia Es Otzi atau dikenal Otzi the Iceman yang ditemukan di Swiss.

Sementara kepala kapak tembaga kuno yang ditemukan di Swiss itu menerangkan bagaimana zaman tembaga di seluruh Eropa.

  • Pisau Kapak

Kini, banyak para ilmuan sudah menemukan pisau kapak tembaga yang memiliki usia 5300 tahun di mana dibuat di wilayah yang sama serta ditemukan di daerah kaki utara Pegunungan Alpen.

Untuk di Indonesia itu sendiri, alat peninggalan-peninggalan dari zaman tembaga akan sulit bahkan tidak terdapat pada museum sejarah.

Mungkin ada beberapa diantaranya yang menunjukkan tentang bukti kehidupan di zaman tembaga, namun bukan wujud barangnya melainkan hanya tampilan dokumentasi atau berupa hasil rekaman yang telah didapatkan sebelumnya. Mulai dari dokumentasi proses penggalian tembaga, sejarah singkat tentang penemuannya, sampai foto-foto dari peninggalan tembaga tersebut.

The post Zaman Tembaga: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Besi: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan https://haloedukasi.com/zaman-besi Tue, 14 Dec 2021 08:55:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29306 Sebelum terjadi era modern dan serba teknologi saat ini, tentunya manusia mengalami perkembangan yang sangat panjang mulai dari bagaimana terbentuknya manusia hingga mampu bertahan hidup sampai sekarang. Adapun salah satu zaman yang pernah mengisi kehidupan manusia di masa lampau adalah zaman besi. Pengertian Zaman Besi Zaman besi merupakan zaman pra aksara atau prasejarah saat besi […]

The post Zaman Besi: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebelum terjadi era modern dan serba teknologi saat ini, tentunya manusia mengalami perkembangan yang sangat panjang mulai dari bagaimana terbentuknya manusia hingga mampu bertahan hidup sampai sekarang. Adapun salah satu zaman yang pernah mengisi kehidupan manusia di masa lampau adalah zaman besi.

Pengertian Zaman Besi

Zaman besi merupakan zaman pra aksara atau prasejarah saat besi mulai menggantikan perunggu sebagai logam utamanya. Dengan arti lain, zaman besi merupakan masa utama terakhir dalam tiga zaman logam di mana zaman ini telah didahului oleh zaman tembaga dan perunggu.

Dalam ilmu arkeologi, zaman besi yaitu tahap perkembangan budaya manusia yang memfokuskan pada penggunaan besi terhadap pembuatan alat maupun senjata. Pada zaman inilah manusia sudah bisa mengolah bijih-bijih besi kemudian mencetaknya menjadi alat perkakas besi.

Selain itu, zaman besi juga menjadi zaman yang lebih modern karena pengolahan besi dapat dikatakan jauh lebih sulit dari pada perunggu. Besi juga memiliki daya tahan yang lebih lama serta kuat dan keras. Sehingga besi tersebut akan sangat menguntungkan apabila digunakan sebagai bahan dasar senjata.

Ciri-Ciri Zaman Besi

Secara umum, berikut ciri-ciri khas dari zaman besi diantaranya yaitu:

  • Hanya beberapa wilayah saja yang mengalami zaman besi

Salah satu hal yang unik di zaman besi adalah zaman ini tidak dialami oleh semua wilayah. Hal itu dikarenakan masyarakat lebih sering menggunakan alat perunggu dan di sinilah zaman besi dianggap sebagai zaman perunggu.

Sementara wilayah-wilayah yang mengalami zaman ini dapat dilihat dari beberapa bukti ditemukannya alat besi meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak.

  • Kemajuan teknik pembuatan alat

Teknik pembuatan untuk alat-alat seperti perkakas juga sudah sangat maju di zaman besi. Manusia mampu membuat alat yang lebih canggih dengan beragam fungsi. Tidak hanya itu, alat yang dibuat tersebut juga cenderung lebih keras, kuat serta memiliki daya tahan yang lama.

  • Hampir seluruhnya menggunakan besi

Penggunaan besi di zaman ini lebih dominan, namun beberapa masyarakat juga masih ada yang mempertahankan alat berbahan perunggu. Hal itu tentunya karena besi tahan lama dan memiliki kualitas produksi yang lebih tinggi.

  • Alat-alat yang dihasilkan memiliki nilai fungsi sangat tinggi

Dengan kata lain, alat besi dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Salah satunya adalah digunakan dalam bidang pertanian.

Alat ini dapat memudahkan setiap manusia untuk menyelesaikan beragam pekerjaan seperti mencangkul, melubangi tanah, dan banyak lagi.

Kehidupan pada Zaman Besi

Adapun kehidupan manusia di zaman besi sebagai berikut:

  • Memiliki pemimpin dan kelompok sosial

Jika zaman sebelumnya mereka berprinsip dengan hidup dalam kelompok kecil dan yang terpenting kebutuhannya terpenuhi, di zaman besi manusia mulai hidup secara berkelompok dengan jumlah yang besar.

Bahkan mereka sudah memilih pimpinan yang disebut dengan Primus Interpares. Dengan begitu, terdapat juga pembagian kerja dalam lingkungan masyarakat.

  • Pola hidup menetap (non nomaden)

Di zaman ini, manusia sudah mulai tinggal secara menetap di suatu kawasan. Manusia telah mampu membangun rumah-rumah untuk tempat tinggalnya bahkan mereka juga mengenal pertanian dan peternakan.

  • Bertahan hidup dengan bercocok tanam

Manusia sudah mulai mengubah corak kehidupannya di mana semula berburu dan mengumpulkan makanan, kemudian mereka bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut dengan food producing.

  • Sistem kepercayaan

Karena zaman besi ini termasuk kedalam zaman logam dan juga zaman pra aksara, sehingga sistem kepercayaan saat itu ada dua yakni kepercayaan terhadap roh atau dikenal dengan animism.

Selain animisme, terdapat pula kepercayaan dinamisme yang merupakan kepercayaan kepada benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib.

Peninggalan Zaman Besi

Berikut ini beberapa contoh peninggalan di zaman besi yang perlu diketahui:

Pedang

Pedang adalah alat besi yang dipercaya mampu memudahkan banyak orang. Pedang pertama kali digunakan oleh orang-orang yang berasal dari Yunani, Proto-Celtic, Het dan juga Mycea.

Bahkan beberapa pendapat lain mengemukakan bahwa pedang ini dibuat karena ada alasan yang mendasar. Alasan tersebut adalah karena pada zaman besi ini pasokan besi atau bahan besi sangat melimpah. Sehingga mereka mulailah mengembangkan dan mengolah bahan besi tersebut.

Dalam pemikiran mereka saat itu adalah membuat senjata yang terbuat dari bijih besi. Karena pengetahuan dalam teknik pembuatan dan pengolahan besi tentunya berpengaruh terhadap perkembangannya di mana hidup di zaman ini jauh lebih baik.

Mata Panah

Mata panah yang dibuat pada zaman besi berfungsi sebagai alat untuk kegiatan berburu. Pada awalnya, panah ini dibuat dengan teknik mengasah tulang dan kayu supaya hasil maupun bentuk panah terlihat sempurna.

Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan logam itu sendiri, maka mereka membuat mata panah yang dibentuk menjadi jauh lebih baik dan berdaya tahan lama jika dibandingkan dengan teknik sebelumnya.

Mata Sabit

Mata sabit merupakan alat besi yang masih ada keterkaitan dengan mata panah. Disebut dengan mata sabit, karena benda peninggalan ini mempunyai bentuk seperti sebuah mata pisau.

Namun perbedaannya adalah pada mata sabit ukuranm matanya lebih besar dan memang ditujukan untuk tanaman. Sementara pada mata pisau digunakan untuk memotong bahan rempah-rempah atau sebagainya.

Hingga kini, mata sabit ini masih sering digunakan oleh masyarakat untuk membantu dan memudahkan kegiatan mereka dalam bidang pertanian.

Mata Pisau

Mata pisau merupakan alat besi yang memiliki nilai fungsi dan kualitas yang sangat tinggi. Hal itu dikarenakan peninggalan yang satu ini memiliki beragam kegunaan atau manfaat.

Adapun salah satu manfaat dari mata pisau yakni melindungi diri dari segala serangan binatang buas. Apalagi saat mereka melakukan perjalanan yang jauh, tentunya alat ini sangat penting.

Perhiasan

Selain peninggalan tajam yang digunakan dalam kegiatan berburu dan bertani, bahan besi tersebut juga diolah ke dalam bentuk lain yakni perhiasan. Bahkan perhiasan tersebut sudah ditemukan di zaman besi itu sendiri seperti gelang, kalung, cincin.

Beberapa perhiasan tersebut juga telah dipadukan dengan mutiara. Sehingga memiliki bentuk yang sudah cukup baik dan cantik

The post Zaman Besi: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zaman Logam: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan https://haloedukasi.com/zaman-logam Tue, 14 Dec 2021 08:49:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29305 Berdasarkan penemuan benda arkeologi, para pakar sejarah telah membagi zaman pra aksara menjadi dua periode yakni zaman batu dan zaman logam. Pengertian Zaman Logam Zaman logam merupakan perkembangan hidup manusia di masa pra-aksara. Zaman logam ini berawal sekitar 4.000 tahun yang lalu. Ketika itu, manusia sudah mampu membuat alat gangsa dan besi. Dengan kata lain, […]

The post Zaman Logam: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berdasarkan penemuan benda arkeologi, para pakar sejarah telah membagi zaman pra aksara menjadi dua periode yakni zaman batu dan zaman logam.

Pengertian Zaman Logam

Zaman logam merupakan perkembangan hidup manusia di masa pra-aksara. Zaman logam ini berawal sekitar 4.000 tahun yang lalu. Ketika itu, manusia sudah mampu membuat alat gangsa dan besi. Dengan kata lain, di zaman logam ini manusia bisa membuat alat-alat yang berasal dari logam.

Di samping itu, manusia juga sudah mengenal teknik pembuatan alat dari logam mulai dari melebur logam, mencetak logam hingga menjadi alat yang utuh. Sehingga manusia yang hidup di zaman ini dapat dibilang sudah mampu mengembangkan teknologi yang cukup tinggi.

Hal itu dikarenakan pengolahan logam ini tidak dapat dipecah maupun dipahat dengan mudah layaknya batu. Selain itu, zaman logam ini juga sering disebut dengan masa perundagian karena di lingkungan masyarakatnya timbul golongan-golongan undagi yang memiliki keterampilan di bidangnya masing-masing.

Ciri-Ciri Zaman Logam

Untuk mengenal lebih dalam mengenai peradaban masyarakat di zaman ini, berikut ciri-ciri zaman logam:

  • Manusia sebagai pengrajin logam

Seperti namanya, manusia yang hidup di zaman ini telah berkembang menjadi pengrajin logam. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya peninggalan-peninggalan yang ditemukan pada zaman logam.

  • Sistem barter

Sistem barter merupakan istilah yang digunakan dalam perdagangan. Dengan kata lain, sistem barter yaitu adanya pertukaran barang satu dengan barang lain yang sudah dianggap seimbang berdasarkan kesepakatan antara dua pihak yang melakukannya. Contoh barang yang pernah digunakan saat itu seperti nekara perunggu, rempah-rempah, kayu, timah dan sebagainya.

  • Majunya bidang pertanian

Jika dibandingkan dengan zaman batu, pertanian di zaman logam ini dapat dikatakan sudah maju. Hal itu dapat dibuktikan oleh adanya pemakaian sistem sawah sebagai sektor utama karena dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem ladang.

  • Terdapat tradisi penguburan mayat

Di zaman logam, untuk menguburkan mayat memiliki dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Budaya secara langsung dilakukan dengan mayat tersebut dimasukkan ke dalam sebuah peti, kemudian dikuburkan atau bahkan tanpa memakai peti.

Sementara budaya tidak langsung terdapat dua tahap yakni mayat dimasukkan ke dalam peti kayu berbentuk perahu lalu dikuburkan. Kemudian setelah mayat menjadi rangka, maka rangka atau tulang itu diambil lalu dikuburkan lagi ke dalam kuburan batu atau disebut dengan tempayan.

Pembagian Zaman Logam

Menurut sejarah, zaman logam ini terbagi menjadi 3 zaman yakni zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Adapun penjelasan mengenai ketiga zaman tersebut yaitu:

Zaman Tembaga

Pada zaman ini, manusia sudah mulai menggunakan tembaga sebagai bahan dasar untuk membuat alat-alat yang akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun alat-alat berbahan dasar dari tembaga tersebut tidak tersebar secara luas yakni hanya di beberapa bagian dunia saja.

Adapun negara yang pernah mengalami zaman tembaga seperti Malaysia, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Di Indonesia sendiri tidak mengalami zaman tembaga karena tidak adanya bukti peninggalan sejarah logam berbahan dasar tembaga ini di nusantara.

Zaman Perunggu

Zaman perunggu sering disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina. Di zaman ini, untuk menghasilkan alat logam yang lebih kuat dan kuat, manusia purba melakukannya dengan cara mencampurkan tembaga dan timah dengan perbandingan 3:10.

Adapun salah satu daerah yang pertama kali membuat alat perunggu yaitu Sumeria di Mesopotamia. Indonesia telah mengalami zaman perunggu, karena peninggalan-peninggalan di zaman ini dapat kita temukan di beberapa daerah nusantara.

Hasil-hasil dari pembuatan perunggu tersebut digunakan oleh masyarakat sebagai perkakas, walaupun tempat dan waktu pengenalannya tidak bersamaan.

Zaman Besi

Zaman besi adalah zaman atau periode kejayaan manusia di mana ketika itu mereka sudah mampu membuat beragam peralatan yang terbuat dari besi dengan cara melebur dari bijihnya. Setelah itu, hasil leburan dituang ke dalam cetakan untuk membuat alat-alat logam yang diinginkan.

Dengan kata lain, alat logam dari besi telah dinilai lebih sempurna dibandingkan tembaga maupun perunggu. Hal itu dikarenakan besi merupakan logam yang sangat keras serta mempunyai titik lebur yang sangat tinggi.

Di Indonesia, peninggalan-peninggalan pada zaman besi ini dapat kita temukan di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, Bogor, Besuki dan juga Punung, Jawa Timur.

Kehidupan pada Zaman Logam

Adapun kehidupan manusia pada zaman logam perundagian sebagai berikut:

  • Aspek sosial kemasyarakatan

Pada zaman logam ini telah timbul sistem sosial yang lebih kompleks. Hal tersebut tentunya memicu pula munculnya beberapa desa besar yakni gabungan dari kelompok kecil untuk membentuk kehidupan yang sejahtera.

  • Corak kehidupan

Corak kehidupan masyarakat pra aksara khususnya zaman logam telah mengalami perkembangan mulai dari masa berburu dan mengumpulkan makanan serta bercocok tanam.

Mereka biasanya akan berpindah tempat saat persediaan binatang buruan dan makanan telah habis. Kemudian kehidupannya mulai berkembang di mana mereka mulai bercocok tanam untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.

  • Pola kehidupan

Perkembangan masyarakat di zaman logam telah dimulai dengan sistem nomaden, semi nomaden hingga menetap. Sistem nomaden di mana mereka selalu berpindah tempat sesuai dengan alam mereka dan masih mengumpulkan bahan makanan dan berburu.

Sistem semi nomaden, mereka masih berpindah-pindah tempat namun sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara dan sudah mengetahui cara mengolah bahan makanan (bercocok tanam). Sedangkan sistem menetap, mereka menetap di suatu tempat dengan membangun tempat tinggal walaupun hanya sementara waktu.

Peninggalan Zaman Logam

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, peninggalan-peninggalan zaman logam ini dapat kita temukan di beberapa daerah di Indonesia. Namun hanya ada peninggalan zaman perunggu dan zaman besi saja.

Adapun peninggalan zaman logam di masa perunggu diantaranya yaitu:

  • Kapak Corong, digunakan sebagai alat perkakas. Kapak ini dapat ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi serta Kepulauan Selayar dan Irian.
  • Nekara, semacam berumbung yang berhasil ditemukan daerah Sumatera, Bali, Sumbawa, Selayar, Leti, Roti dan Kepulauan Kei.
  • Arca perunggu yang ditemukan di daerah Bangkinang, Lumajang, Palembang dan Limbangan.
  • Bejana perunggu semacam periuk yang ditemukan di tepi Danau Kerinci dan Madura.
  • Perhiasan semacam anting, kalung, cincin, dan manik-manik.

Sedangkan peninggalan di zaman besi telah ditemukan di daerah Gunung Kidul, Bogor, Besuki serta Punung, Jawa Timur. Adapun beberapa diantaranya sebagai berikut:

  • Mata kapak bertungkai kayu
  • Mata pisau
  • Mata sabit
  • Mata pedang
  • Cangkul

The post Zaman Logam: Pengertian, Ciri-Ciri dan Peninggalan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>