zat aditif - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/zat-aditif Tue, 01 Dec 2020 01:13:01 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico zat aditif - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/zat-aditif 32 32 3 Zat Aditif Pada Makanan yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/zat-aditif-pada-makanan Mon, 30 Nov 2020 02:23:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16054 Zat aditif adalah zat yang dengan sengaja ditambahkan atau di canpurkan pada makanan dan minuman selama proses pengolahan, penyimpanan dan pengemasan. Zat aditif pada makanan bisa di sebut juga dengan istilah bahan tambahan pangan (BTP). Zat aditif pada makanan berfungsi untuk menjaga makanan agar tetap segar dan tahan lama serta menambah cita rasa dan tampilan […]

The post 3 Zat Aditif Pada Makanan yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zat aditif adalah zat yang dengan sengaja ditambahkan atau di canpurkan pada makanan dan minuman selama proses pengolahan, penyimpanan dan pengemasan. Zat aditif pada makanan bisa di sebut juga dengan istilah bahan tambahan pangan (BTP).

Zat aditif pada makanan berfungsi untuk menjaga makanan agar tetap segar dan tahan lama serta menambah cita rasa dan tampilan makanan. zat aditif aman di konsumsi pada umumnya tetapi ada juga beberapa zat aditif yang memberikan efek samping bagi kesehatan.

menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dan organisasi pangan dan pertanian internasional (FOA), Zat Aditif dapat di golongkan menjadi 3 kategori yaitu:

1. Zat Perasa Makanan

Zat perasa makanan adalah zat yang ditambahakan ke makanan sebagai penguat aroma dan penanbah cita rasa. Zat ini banyak digunakan pada produk cemilan, sereal, kue dan soft drink.

2. Zat Enzyme Preparation

Zat ini biasanya diperoleh melalui proses ekstrasi dari tumbuhan, hewandan microorganisme seperti bakteri. Zat preparation pada umumnya digunakan dalam proses fermentasi makanan dan minuman.

3. Zat Aditif Lainnya

Zat Aditif lainnya meliputi zat pengawet,pewarna dan pemanis. Zat pengawet dapat memperlambat pembusukan yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan ragi.

Selain iti pengawet juga dapat menjaga kualitas makanan dan membantu mengendalikan kontaminasi pada makanan yang dapat menyebabkan penyakit.

The post 3 Zat Aditif Pada Makanan yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Zat Aditif Alami Dan Buatan Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/pengertian-zat-aditif Tue, 07 Jan 2020 02:51:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3024 Zat aditif secara umum adalah zat yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman yang tujuannya untuk mempercantik warna, memperkuat rasa makanan, mengatur keasaman, memperpanjang usia penyimpanan produk, meningkatkan aroma, bahkan meningkatkan kandungan gizinya. Zat aditif hanya digunakan untuk menambahkan rasa pada makanan. Secara ilmiah, zat aditif adalah zat yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada […]

The post Pengertian Zat Aditif Alami Dan Buatan Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Zat aditif secara umum adalah zat yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman yang tujuannya untuk mempercantik warna, memperkuat rasa makanan, mengatur keasaman, memperpanjang usia penyimpanan produk, meningkatkan aroma, bahkan meningkatkan kandungan gizinya. Zat aditif hanya digunakan untuk menambahkan rasa pada makanan. Secara ilmiah, zat aditif adalah zat yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada proses pengolahan makanan untuk meningkatkan mutunya.

Zat aditif termasuk pewarna, penyedap, pengawet, pengemulsi, penggumpal, pengental dan anti gumpal serta antioksidan. Banyak yang keliru menyamakan zat aditif dengan zat adiktif. Apabila zat adiktif merupakan zat yang menimbulkan kecanduan serta ketergantungan, zat aditif sama sekali tidak menimbulkan kecanduan, namun juga cukup berbahaya terutama pada zat aditif sintetis yang berkaitan dengan macam – macam wujud benda dan jenisnya materi fisika. Berikut ini adalah pengertian zat aditif alami dan buatan beserta contohnya.

Zat Aditif Alami

Pengertian zat aditif alami adalah zat aditif yang berasal dari alam, aman digunakan dan tidak menimbulkan efek samping dalam jumlah besar. Zat aditif alami pada umumnya tidak termasuk pada pengertian pencemaran lingkungan karena terbuat dari alam, berbeda dengan zat aditif buatan kimia. Beberapa contoh dari pengertian zat aditif alami dan buatan yaitu:

  1. Pewarna – Contoh : Anggur, stroberi, apel, bit yang menghasilkan zat warna antosianin (oranye, merah, biru). Wortel, tomat, cabe, minyak sawit, jagung, daun – daunan, ikan salmon menghasilkan karotenoid (kuning, merah, oranye). Daun suji, daun pandan yang menghasilkan klorofil (hijau). Kunyit menghasilkan kurkumin (kuning).
  2. Pemanis – Madu, gula putih dan gula merah adalah contoh pemanis alami nutritif, sementara pemanis alami non nutritif adalah Stesiovida dari tumbuhan Stevia Rebadiana yang tingkat kemanisannya sebesar 300 kali gula biasa.
  3. Penyedap – Bumbu penyedap alami contohnya cabe, laos, ketumbar, merica, jahe, kunyit, pala, cengkeh, bunga – bungaan dan lainnya.
  4. Pengawet – Contoh pengawet alami dalam makanan adalah garam, gula, kapur, cuka, dan es batu.
  5. Pengental – Contoh pengental alami adalah pati dan gelatin.
  6. Pengemulsi – Contoh pengemulsi alami adalah lesitin yang terdapat pada kuning telur.
  7. Penambah Aroma – Contoh penambah aroma alami adalah sereh, daun jeruk, minyak atsiri atau vanili.

Zat Aditif Sintetis

Zat aditif yang ditambahkan pada makanan pada awalnya dibuat dari bahan alami seperti tumbuh – tumbuhan. Pada umumnya tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi seiring kemajuan zaman maka pemakaian zat aditif alami tidak lagi mencukupi. Karena itulah diproduksi makanan yang menggunakan zat aditif buatan atau sintetis yang bahan bakunya berasal dari zat kimia yang direaksikan.

Untuk dapat membuat zat aditif sintetis, perlu diketahui apa itu ilmu kimia mari belajar kimia dasar. Mengetahui ilmu kimia dasar berguna untuk memahami sifat – sifat materi dalam kimia dasar dengan mudah. Kelebihan zat aditif sintetis bisa menyebabkan efek samping bagi kesehatan tubuh antara lain bisa menimbulkan penyakit seperti alergi bahkan hingga kanker. Contoh zat aditif sintetis yaitu:

  1. Pewarna – Zat pewarna sintetis pertama kali ditemukan pada 1856 oleh William Henry Perkins. Contoh pewarna sintetis yaitu Tartrazin yang kerap digunakan sebagai pewarna makanan seperti Tartrazin CI 19140, Sunset Yellow FCF (Jingga), Karmoisin (merah), Brilliant Blue FCF (biru).
  2. Pemanis – Sakarin (300 kali gula alami), Siklamat (30 kali gula alami), Aspartam (200 kali gula alami) dan Sorbitol. Dulsin merupakan salah satu pemanis buatan yang dilarang penggunaannya dalam peraturan Menteri Kesehatan RI no.722/Menkes/Per/IX/1998 karena dapat menimbulkan tumor dalam jumlah tertentu dan mengotori sel darah merah.
  3. Bumbu Penyedap – MSG atau vetsin adalah asam amino karbosilat yang diperlukan tubuh untuk pembentukan protein. Namun jika digunakan berlebihan akan menyebabkan penyakit. Contoh penyedap sintetis lainnya adalah asam cuka, benzaldehida, dan amil asetat.
  4. Pengawet – Contoh pengawet sintetis yaitu asam asetat, asam propinoaat, asam skorbat, natrium benzoat, senyawa sulfat, nitrat dan nitrit. Boraks adalah pengawet sintetis yang dilarang karena pada dosis 5 – 10 gram bisa menimbulkan keracunan hingga kematian pada pemakainya. Formalin juga dilarang karena bisa menyebabkan kanker paru – paru, gagal ginjal, gangguan pencernaan dan fungsi jantung.
  5. Antioksidan – Fungsinya untuk melindungi makanan mengandung lemak atau minyak dari rasa tengik yang terjadi karena terkena proses oksidasi. Contoh antioksidan antara lain Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksitoluena (BHT) yang biasanya ditambahkan agar makanan yang berlemak dan digoreng tidak cepat basi. Ada pula asam askorbat pada daging olahan, makanan bayi dan kaldu. Selain itu yang diizinkan dalam Permenkes adalah Tokoferol, Alfa Tokoferol, Gama Tokoferol, Propil Galat, Asam Eritorbat dan garam natriumnya, Butil Hidrokuinon Tersier dan masih banyak lagi.
  6. Pengikat Logam – Bahan ini adalah penstabil dalam berbagai macam makanan olahan untuk mengikat logam yang terkandung didalamnya sehingga bahan tetap stabil. Contoh yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat, serta garam etilendiamintetraasetat (EDTA).
  7. Penambah Aroma – Ditambahkan untuk memberikan aroma buah pada makanan. Contoh : Etil Butirat, Amil Valerat, Oktil Asetat, Butil Asetat, Isobutil Propionat, Benzaldehida.
  8. Pengemulsi – Digunakan untuk mempertahankan dispersi lemak dalam air dan juga sebaliknya, misalnya pada mayones untuk mengikat lemak dan air. Contoh pengemulsi buatan yaitu gliserin.

Dalam pengertian zat aditif alami dan buatan, zat aditif alami memang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping namun jumlah yang tersedia terbatas karena berasal dari alam yang harus beregenerasi lebih dulu untuk memenuhi kebutuhan akan zat alami. Karena itu banyak orang beralih pada zat sintetis yang berbahan kimia.

Keunggulan zat aditif sintetis memang tersedia dalam jumlah banyak karena dapat diproduksi dalam jumlah besar, penggunaan lebih sedikit dan lebih tahan lama, namun banyak diantaranya yang bersifat karsinogenik karena terjadi perubahan wujud zat pada komposisinya.

The post Pengertian Zat Aditif Alami Dan Buatan Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Zat Aditif Pada Makanan Dan Contohnya https://haloedukasi.com/pengertian-zat-aditif-pada-makanan Mon, 06 Jan 2020 04:47:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3026 Pada dasarnya hampir setiap orang pasti pernah menggunakan atau mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Zat aditif didefinisikan sebagai suatu bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu, rasa, aroma, warna dan daya tahan makanan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 003 tahun 2012, definisi zat aditif makanan adalah bahan – bahan yang ditambahkan ke dalam pangan […]

The post Pengertian Zat Aditif Pada Makanan Dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada dasarnya hampir setiap orang pasti pernah menggunakan atau mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Zat aditif didefinisikan sebagai suatu bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu, rasa, aroma, warna dan daya tahan makanan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 003 tahun 2012, definisi zat aditif makanan adalah bahan – bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuknya. Disebut juga sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang artinya sebagai bahan yang ditambahkan atau dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, sifat atau bentuk pangan dalam Permenkes RI no.329/Menkes/PER/XII/76.

Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa zat aditif adalah bahan yang ditambahkan pada pangan dalam pemrosesan, pengolahan, pengemasan atau penyimpanan makanan untuk meningkatkan mutu makanan. Pemakaian zat aditif di Indonesia sudah diatur oleh Departemen Kesehatan dan diawasi oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

Aturan Penggunaan Zat Aditif

Penggunaan zat aditif perlu ditetapkan oleh pihak – pihak yang memahami mengenai perubahan wujud zat pengertian contoh, memahami sifat – sifat materi kimia dasar dengan mudah dan telah paham mengenai apa itu ilu kimia mari mempelajari kimia dasar. Penggunaan zat tambahan pada makanan untuk tujuan tertentu terikat pada norma – norma yang harus ditaati seperti berikut :

  • Dapat mempertahankan nilai gizi dalam makanan.
  • Tidak mengurangi kandungan zat – zat esensial dalam makanan.
  • Mempertahankan atau memperbaiki mutu dari makanan tersebut.
  • Penampilan makanan menarik tetapi tidak mengandung unsur penipuan.

Jenis Zat Aditif Dalam Makanan

Pengertian zat aditif pada makanan dan contohnya dibedakan menjadi zat aditif alami dan sintetis. Zat aditif alami adalah yang dihasilkan dari proses alami dan bahan dari alam sementara zat aditif sintetis adalah yang dihasilkan dari proses kimia atau non alami. Beberapa jenis dari pengertian zat aditif pada makanan dan contohnya yaitu:

1. Penyedap Rasa

Bahan tambahan dalam makanan yang fungsinya menambah cita rasa dan mengembalikan cita rasa yang mungkin hilang saat proses pemasakan. Contoh penyedap rasa alami adalah bawang putih, garam dapur, cabe, dan lainnya. sedangkan contoh penyedap rasa sintetis adalah MSG  atau vetsin, nukleotida seperti guanosin monofosfat (GMP).

2. Pewarna

Pewarna bisa berasal dari alam ataupun buatan. Pewarna alami berasal dari hewan atau tumbuhan, contohnya kunyit, daun pandan, buah naga, bit, dan lainnya. Contoh pewarna sintetis adalah Brilliant Blue FCF, Karmoisin, Eritrosin, dan Ponceau 4R. Rhodamin B dan Methanyl Yellow adalah pewarna sintetis yang dilarang.

3. Pemanis

Digunakan untuk menambah rasa manis pada makanan. Pemanis alami didapatkan dari tumbuhan seperti gula pasir dari sari tebu, gula jawa, gula aren, madu lebah atau madu bunga, dan kulit kayu. Contoh pemanis sintetis adalah siklamat, sakarin dan aspartam.

4. Pengawet

Digunakan untuk mengawetkan pangan agar bertahan lebih lama supaya tetap dapat dikonsumsi dalam kondisi yang baik. Pengawetan bisa dilakukan secara alami menggunakan garam dapur, gula. Bawang putih, dan cuka. Pengawetan secara kimia menggunakan natrium benzoat, asam benzoat, natrium nitrit, asam propionat, asam sorbat dan lainnya atau secara biologis dengan penambahan enzim papain dan bromelin.

5. Penambah aroma

Pengertian zat aditif pada makanan dan contohnya ini adalah berupa tambahan aroma tertentu pada makanan sehingga menggugah selera untuk dinikmati. Contoh pemberi aroma alami adalah daun jeruk, minyak atsiri, vanili, sereh. Contoh aroma sintetis adalah Etil Butirat, Amil Valerat, Oktil Asetat, Butil Asetat, Isobutil Propionat, Benzaldehida.

6. Penambah Asam

Pengertian zat aditif pada makanan dan contohnya untuk mengatur keasaman pada makanan untuk menghilangkan rasa mual ketika mengonsumsi makanan. Contoh penambah asam alami adalah jeruk nipis. Sedangkan contoh penambah asam sintetis adalah asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat dan amonium bikarbonat.

7. Antioksidan

Merupakan bahan tambahan pangan untuk menghambat, menunda atau mencegah kerusakan makanan secara oksidatif. Contoh antioksidan biasanya terbuat dari bahan kimia, yaitu Tokoferol, Alfa Tokoferol, Gama Tokoferol, Propil Galat, Asam Eritorbat dan garam natriumnya, Butil Hidrokuinon Tersier, BHT, BHA dan banyak lagi.

8. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental

Zat aditif golongan ini ditambahkan pada makanan untuk membantu pembentukan sistem dispersi homogen. Contohnya Gom Arab, bahan aditif alami yang fungsinya dapat mengemulsi minyak dan air agar menyatu. Ada pula garam alginat dan gliserin sebagai bahan aditif buatan yang fungsinya untuk membuat makanan menjadi lebih pekat dan stabil sehingga teksturnya lembut.

9. Pengeras

Zat aditif yang ditambahkan untuk membantu membuat makanan menjadi lebih keras. Contoh dari pengeras buatan adalah kalium glukonat pada buah kalengan, alumunium amonium sulfat yang digunakan untuk acar ketimun yang dibotolkan.

10. Sekuestran

Zat ini berfungsi untuk mengikat ion logam polivalen jika ditambahkan pada makanan. Contohnya adalah asam fosfat pada lemak dan minyak makanan, kalium sitrat pada es krim, dan kalsium dinatrium EDTA.

11. Antikempal

Berupa bahan tambahan yang dapat mencegah proses penggumpalan atau pengempalan pada makanan seperti serbuk, tepung dan bubuk agar lebih mudah dikemas dan dikonsumsi. Biasanya antikempal ditemukan dalam susu berupa alumunium silikat, garam meja (kalsium alumunium silikat) dan sebagainya.

12. Pemutih

Zat pemutih digunakan untuk memutihkan bahan makanan, misalnya pada proses pembuatan tepung untuk mempercepat proses pemanggangan dan pemutihan tepung sehingga meningkatkan kualitas tepung. Contoh : asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.

13. Penambah gizi

Zat yang ditambahkan pada suatu produk untuk meningkatkan nilai gizi dalam produk, dapat berupa mineral dan vitamin. Contoh : asam askorbat dalam minuman kemasan, feri fosfat, vitamin A, vitamin D dan sebagainya.

Selain pengertian zat aditif pada makanan dan contohnya yang memang diperuntukkan bagi bahan pangan, kerap kali ada oknum tidak bertanggung jawab yang juga menambahkan bahan aditif non pangan pada makanan. Beberapa bahan aditif non pangan yang dilarang penggunaannya adalah boraks, pewarna tekstil seperti rhodamin B, dan formalin yang semuanya bisa menimbulkan dampak buruk bagi tubuh dan pengertian zat pengatur dalam tubuh terutama masalah kesehatan serius bahkan hingga menimbulkan pengertian pencemaran lingkungan.

The post Pengertian Zat Aditif Pada Makanan Dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>