Daftar isi
Aktivitas dan atau kegiatan sehari-hari dapat menciptakan suatu kreasi unik dan memberikan manfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Aktivitas dan atau kegiatan tersebut pula dapat menimbulkan reaksi kimia di dalamnya.
Berbicara mengenai hal tersebut, reaksi-reaksi kimia sangatlah dekat dengan aktivitas dan atau kegiatan sehari-hari. Melihat air dimasukkan ke dalam freezer dan setelah beberapa menit air tersebut mengalami perubahan bentuk.
Kejadian tersebut merupakan contoh reaksi dari perubahan wujud cair ke wujud padat. Ada banyak macam perubahan wujud yang dapat ditemukan dalam aktivitas dan atau kegiatan sehari-hari. Sublimasi menjadi salah satu macamnya.
Menyebut kata sublimasi mungkin terdengar cukup asing bagi kedua indera pendengar. Kata satu ini adalah suatu hal berhubungan dengan reaksi kimia. Tidak dapat dipungkiri bahwa reaksi-reaksi kimia berhubungan erat dalam kejadian dan atau aktivitas sehari-hari makhluk hidup.
Reaksi-reaksi kimia tersebut pula bagaikan mewarnai setiap perubahan-perubahan kecil yang terjadi pada benda dan atau suatu fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena sebuah perubahan suatu benda dengan bentuk padat ke bentuk uap merupakan istilah dari sublimasi. Pada reaksi sublimasi, sebuah benda mengalami bentuk akhir berupa uap.
Dalam perjalanan akhir menuju bentuk uap tersebut, sebuah benda dalam bentuk padat tidak mengalami perubahan ke bentuk cair terlebih dahulu. Jadi, benda tersebut menjadi uap begitu saja. Sehingga tidak adanya proses pencairan di dalam benda tersebut.
Melihat dari situs Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan, sublimasi dimaknai sebagai bentuk padat berubah ke dalam bentuk uap secara langsung. Dapat ditangkap bahwa kejadian sublimasi memberikan efek menjadi uap seketika pada suatu bentuk padat tersebut.
Perubahan bentuk suatu zat satu ke arah bentuk zat lain tentunya memegang syarat di dalamnya. Syarat tersebut nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan hasil serta tujuan sesuai dengan keinginan. Dalam reaksi kimia pula tidak luput dari pandangan syarat yang menyertainya.
Reaksi kimia atau perubahan tersebut nantinya dapat terarah dengan menerapkan syarat-syarat sesuai landasan. Pada perubahan bentuk padat ke bentuk uap atau dikenal dengan sebutan sublimasi mengindahkan syarat di dalamnya. Syaratnya yaitu meliputi adanya titik didih dengan perbedaan temperatur antara satu sama lain zat.
Artinya, zat dan atau partikel satu dengan zat dan atau partikel lain saling bercampur satu sama lain. Dalam penggabungan tersebut, kedua zat dan atau partikel tersebut harus memiliki titik didih dengan temperatur tinggi.
Dengan adanya titik didih dengan temperatur tinggi, perubahan ke dalam bentuk uap pun bisa memiliki tingkat kemurnian tinggi. Jadi, dengan menerapkan perbedaan titik didih satu sama lain, suatu senyawa kimia dapat memberikan gambaran mengenai ukuran jumlah sebelum mengalami sublimasi dan sesudah mengalami sublimasi.
Pada aktivitas sublimasi tentunya membutuhkan alat dengan dukungan sesuai tujuan yang diinginkan. Alat kerjanya diantaranya yaitu sublimantor adaptor, microscale sublimer, non vacuum sublimantion, vacuum sublimator, sublimation apparatus, serta fluidized bed sublimator.
Sublimasi sebagai reaksi dari bentuk padat mengalami perubahan ke bentuk gas. Cara kerja sublimasi dilakukan dengan mengisi alat tempat terjadinya sublimasi.
Alat tersebut nantinya diisi dengan senyawa yang hendak diarahkan ke sublimasi. Setelah itu, senyawa tersebut diberikan hawa panas hingga menghasilkan uap.
Uap tersebut nantinya diarahkan ke kondensor dingin dan mengalami perubahan menjadi bentuk padat. Jika sudah cukup tidak ada perubahan terhadap senyawa tersebut, senyawa padat menuju ke vacuum sublimator agar kemurniannya dapat dilihat.
Suatu proses diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam aktivitas sublimasi, prosesnya dikategorikan menjadi dua proses. Diantaranya yaitu proses dengan cara mengandalkan alam serta proses dengan cara buatan. Dalam proses dengan mengandalkan alam, sublimasi mengalami proses dengan bantuan panas dari dalam perut bumi.
Contohnya seperti belerang. Belerang merupakan senyawa padat dengan panas. Dibantu dengan proses alami daripada gunung berapi, belerang pun dapat terbentuk.
Sublimasi buatan bersumber dari bantuan manusia dan juga alat-alat pendukung sublimasi. Sublimasi buatan biasanya diterapkan pada proses pembuatan bahan-bahan dalam bidang industri. Contohnya seperti kamper. Kamper memiliki bentuk padat dan jika didiamkan dapat mengecil berubah menjadi gas.
Contoh lainmya yaitu pada bidang percetakan. Pada prosesnya, percetakan dilakukan dengan memberikan hawa panas. Ketika panas disebarkan, objek diarahkan ke media cetak dapat menyalurkan panas tersebut sehingga dapat menampilkan gambaran dari objek dengan sempurna.
Terlihat begitu mudah sublimasi memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Ketika proses sublimasi diterapkan pada percetakan, objek yang diarahkan ke media cetak menampilakn gambaran seutuhnya. Selain itu, proses dari kegiatan sublimasi tidak membutuhkan periode panjang.
Meski demikian, pada dunia percetakan, sublimasi terpaku hanya pada bahan-bahan dengan dasar poliester. Sehingga, tidak dianjurkan untuk menggunakan media cetak dengan warna gelap.