Daftar isi
Pernah menyaksikan kesenian ludruk? Tahukah kamu, jika dahulu sebelum penampilan ludruk digelar, ditampilkan sebuah tari tradisional yang bernama tari remo. Apa itu tari remo dan bagaimana sejarahnya? Temukan selengkapnya di bawah ini.
Tari Remo merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jombang lebih tepatnya di desa Ceweng , Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur. Meskipun berasal dari Jombang, tari Remo juga terkenal di daerah jawa Timur lainnya seperti Surabaya, Malang, Mojokerto, Kediri, Nganjuk dan lainnya. Hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki kesamaan dalam kultur budaya.
Biasanya di daerah lain, tari ini disebut dengan nama remong atau ngremo. Tari ini biasanya digunakan untuk menyambut tamu yang datang ke daerah tersebut sebagai bentuk kehormatan. Selain itu, tarian ini juga kerap ditampilkan dalam kesenian ludruk dan acara-acara istimewa lain.
Tari Remo bukan hanya sekadar Tari biasa. Tari ini memiliki makna yang nendalam. Selain mengambil tema mengenai perjuangan melawan penjajah, penamaan Tari ini diambil dari sebuah kalimat, “Ngerem lewat agomo.” Sehingga dalam melakukan gerakan Tari ini tidak boleh dilakukan asal-asalan.
Gerakan Tari Remo juga memiliki beberapa filosofi seperti gerakan manembah yang lurus diibaratkan sebagai penghambaan kepada Allah. Gerakan kepalan tangan memiliki makna persatuan dan gerakan lima jari memiliki hubungan dengan pancasila dan sejarah perpecahan bangsa.
Awalnya, Tari Remo merupakan hasil dari ciptaan para seniman-seniman jalanan yang ada di desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Jombang. Namun, untuk siapa yang mendirikannya belum diketahui hingga saat ini. Tari ini sudah ada sejak tahun 1930 seiring dengan perkembangan kesenian ludruk.
Tari ini menceritakan mengenal seorang pangeran yang gagah dan berani. Awal perkembangannya, tarian ini kerap ditampilkan di jalanan oleh para seniman jalan. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini mulai mendapatkan tempat di masyarakat. Sehingga, tarian ini digunakan untuk menyambut tamu kehormatan dan ditampilkan pada acara tertentu terlebih pada kesenian ludruk.
Pada masa awal keberadaannya, tarian ini sering digunakan untuk mengamen di jalan. Namun, dengan berjalan nya waktu tarian ini digunakan untuk penyambutan tamu kehormatan yang datang ke daerah tersebut. Tarian ini juga sering ditampilkan pada acara-acara besar seperti acara daerah, acara nasional dan penampilan kesenian ludruk.
Gerakan Tari Remo mengandung beberapa filosofi bahwa setiap manusia memiliki gerakan yang cepat yang diibratkan dengan anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Selain itu, gerakan terdapat gerakan ngore Remo yang memiliki makna merias diri khususnya dalam merias rambut. Gerakan Tari Remo memiliki beberapa ciri khas sebagai berikut.
Tari Remo menggunakan pola lantai garis lurus. Seperti yang ditulis oleh Mira Nuri Wilandari dalam jurnal nya, penggunaan pola garis lurus dapat memudahkan para penari untuk bergerak leluasa. Sehingga, mereka tak kesulitan dalam melakukan gerakan. Namun, gerakan yang dilakukan ini tak mengurangi unsur estetik sedikitpun sehingga para penonton masih bisa menikmatinya.
Seperti yang ditulis dalam buku Mari Menari Bersama (2018), desain pola lantai dengan garis lurus pada Tari Remo dapat memberikan kesan kuat namun sederhana. Tentunya, hal ini sejalan dengan pengangkatan tema yang digunakan pada Tari Remo ini. Garis lurus pada pola lantai juga memiliki makna tersendiri yakni makna yang menghubungkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Makna lain pada pola lantai ini juga menggambarkan sikap jujur karena garis lurus kerap disandingkan dengan kejujuran.
Properti yang digunakan dalam Tari Remo adalah sama seperti properti yang digunakan pada kesenian ludruk. Hal ini dikarenakan pada awal kemunculannya, Tari ini kerap menjadi pemuka kesenian ludruk. Sehingga, banyak kesamaan mulai dari tata panggung dan lainnya. Adapun properti yang biasa digunakan adalah ikat kepala yang berwarna merah, celana hitam selutut, pakaian lengan panjang, kain batik, keris, selendang, stagen dan tentunya gelang kaki berlonceng.
Tari Remo biasanya diiringi oleh alunan gamelan dan juga lagu atau gendhing tropongan dan jula-juli. Iringan musik ini akan terdengar lebih indah karena bersamaan dengan gemirincing lonceng yang ada di kaki para penari.
Dalam sebuah pertunjukkan seni tari, mustahil rasanya tanpa adanya tata rias dan busana. Untuk tata rias pada penari Remo memiliki ciri khas yakni pada penggunaan alis yang digambar dengan tebal dan bercabang. Selain itu, diberikan pula kumis dan jambang serta pemerah pipi yang merah tebal dan menonjol. Tata rias pada penari Remo biasanya disesuaikan dengan gaya kostum yang digunakan.
Mengenai kostum pada penari Remo rupanya memiliki beberapa perbedaan. Seperti yang kita ketahui, tari Remo tak hanya diadakan di daerah Jombang. Namun, juga dimainkan di daerah-daerah yang ada di Jawa Timur. Maka dari itu, terdapat beberapa perbedaan mengenai kostum yang digunakan.
Tari ini berbeda seperti Tari nusantara lain. Sebab, Tari ini menggunakan lonceng gelang kaki pada setiap penarinya sehingga bisa membuat tarian terdengar jauh lebih indah.
Tari Remo merupakan Tari yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Awalnya Tari ini merupakan ciptaan dari para seniman jalanan yang berada di desa Ceweng, Kecamatan Diwek. Tari ini awalnya berfungsi sebagai pembuka pada pertunjukan ludruk. Namun, lambat laun mengalami perkembangan. Tari ini mulai digunakan sebagai penyambutan tamu kehormatan dan ditampilkan pada acara tertentu.
Tari ini memiliki gerakan yang lebih dominan menggunakan kaki. Hal ini dikarenakan untuk menunjukkan penggunaan lonceng gelang kaki. Selain itu, gerakan pada Tari ini menggunakan gerakan seperti kuda-kuda.