Daftar isi
Bali sangat erat kaitannya dengan kebudayaannya yang terus dilestarikan hingga saat ini. Salah satu kebudayaan Bali yang masih terus lestari hingga saat ini yaitu tari trunajaya. Berikut ini adalah pembahasan mengenai sejarah, makna, fungsi, hingga pola lantai tari trunajaya.
Tari Trunajaya merupakan tarian khas yang berasal dari pulau Dewata terutama dari daerah Buleleng. Tarian ini pada awalnya dipentaskan oleh seorang perempuan sebagai hiburan masyarakat. Gerakan dari tarian ini menggambarkan pemuda yang semangat oleh sebab itu gerakan tarian ini juga termasuk gerakan tarian putra keras. Seiring berjalannya waktu, tarian ini kini bisa dipentaskan oleh lebih dari satu orang.
Kemunculan tari trunajaya bersamaan dengan eksistensi tarian kekebyaran pada awal abad ke 20. Tarian kekebyaran sangat diterima oleh masyarakat Buleleng pada saat itu. Tari kekebyaran kemudian berkembang menjadi berbagai bentuk tarian lainnya misalnya tari trunajaya. Pencipta tari ini adalah ada Pan Wandres kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh I Gede Manik. Tari ini mendapatkan nama trunajaya yang berasal dari kata teruna yang memiliki makna “pemuda”.
Tarian ini merupakan tarian “bebancihan” pada saat pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat. Disebut demikian karena tarian ini dilakukan oleh seorang pria dengan kostum dan riasan menyerupai wanita. Tarian ini menggunakan alat musik gong kebyar yang mendapat banyak peminat dari kalangan pemuda sehingga tarian ini menyebar dengan sangat mudah.
Tari trunajaya merupakan tarian yang digunakan sebagai sarana hiburan atau disebut dengan tari “balih-balihan”. Tarian ini terdiri gerakan yang energik sebab menggambarkan semangat para pemuda.
Tari trunajaya dalam pagelarannya didukung oleh berbagai properti sebagai berikut ini
Sebuah tarian tidak pernah lepas dengan musik sebagai pengiring agar menciptakan sebuah keharmonisan. Pada tari trunajaya musik yang digunakan adalah gong kebyar yang dibagi ke dalam dua jenis yaitu waktu panjang dan waktu pendek.
Pola lantai yaitu penguasaan panggung oleh penari dalam pentasnya. Tari trunajaya menerapkan pola lantai garis melengkung dengan gerakan lembut, lemah gemulai, namun tetap energik. Gerakan tersebut menggambarkan semangat pemuda yang sedang dalam fase menuju dewasa dan sedang memikat hati pujaannya.
Tari trunajaya merupakan tarian khas pulau Bali khususnya dari daerah Buleleng, Bali Utara. Tarian ini terinspirasi dari musik kebyar yang pada saat itu digemari oleh pemuda Bali. Tarian ini telah melalui penyempurnaan yang dilakukan oleh I Gede Manik. Gerakan dari tari trunajaya menggambarkan seorang pemuda yang beranjak dewasa dan hendak memikat wanita pilihannya.
Tarian khas trunajaya kerpa kali dipentaskan untuk hiburan masyarakat. Penari trunajaya merupakan seorang laki-laki yang diberi riasan sehingga terlihat seperti perempuan. Properti yang digunakan penari trunajaya yaitu udeg, baju lengan panjang, kamen, sabuk, hingga gelang kana. Tari trunajaya menggunakan pola lantai garis melengkung.