Seni

9 Tarian Khas Boyolali Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia merupakan negara dengan ragam yang sangat banyak. Mulai dari sumber daya alam, tanaman, budaya, adat, dan juga seni tari. Di beberapa daerah Indonesia ada banyak sekali jenis tari.

Setiap daerah memiliki tari yang berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya.

Sebagai masyarakat yang cinta akan tanah air Indonesia, kita harus bisa menjaga, menjunjung tinggi dan melestarikan tari-tari yang ada di Indonesia.

Seni tari tidak boleh tertinggal/kalah dari budaya asing yang masuk ke Indonesia. Maka dari itu kita pemuda sebagai penerus bangsa harus bisa melestarikan seni tari.

Boyolali adalah salah satu daerah Jawa Tengah yang terkenal akan keindahannya. Tidak hanya alamnya yang indah, Boyolali juga memiliki ragam jenis tari. Ada 9 jenis tari di Boyolali, mari kita bahas satu persatu.

1. Tari Turonggo Seto Boyolali

Tari tradisional ini berasal dari lereng gunung Merapi-Merbabu. Tari ini ditarikan oleh para pemuda yang bertempat tinggal diantara lereng Merapi-Merbabu.

Tari ini diciptakan pada tahun 2002, dan mencapai puncak kejayaannya pada tahun 2005 sampai dengan sekarang.

Kata Turonggo Seto sendiri berasal dari kata Turonggo yang berarti kuda, dan Seto yang berarti putih. Jadi, Turonggo Seto yaitu kuda putih.

Tari ini menceritakan mengenai kendaraan prajurit pada masa perang Diponegoro yaitu kuda putih yang digunakan untuk melawan penjajah. Penarinya sendiri ada 17 penari dan 9 penabuh.

1 orang penari sebagai panglima dan 16 lainnya sebagai prajurit dengan baju yang sama.

Tari Turonggo Seto ini biasanya sering ditarikan pada saat pentas, khitanan, pernikahan dan juga festival.

2. Tari Kusuma Bangsa

Tari ini menceritakan mengenai perjuangan Nyi Ageng Serang ketika melawan penjajah.

Walaupun ia perempuan, tetapi semangat juang mempertahankan negara nya sangat membara. Ia tidak mau negaranya jatuh ke tangan penjajah.

Tari ini ditarikan oleh 5 penari yang tangguh dan bijaksana. Properti yang digunakan dalam tari kusama bangsa ini yaitu, selendang dan cundrik.

Selendang disini berarti kemurnian hati dari Nyi Ageng Serang ketika melawan penjajah dan beliau ingin mengangkat derajat kaum wanita.

Sedangkan cundrik menggambarkan senjata kaum wanita berartikan ketangguhan.

3. Tari Topeng Ireng

Topeng Ireng berasal dari kata toto lempeng irama kenceng. Toto yang berarti menata, lempeng berarti lurus, irama berarti nada dan kenceng berarti keras.

Tari ini menggabungkan gerakan silat dengan syair lagu islam yang dikemas secara epik.

Kostum yang digunakan yaitu, hiasan kepala dengan bulu diatasnya, baju, sepatu boot yang dilengkapi dengan lonceng-lonceng kecil.

Sehingga ketika sedang menari menghasilkan suara yang khas dari sepatu boot itu.

4. Tari Bujang Ganong

Tari Bujang Ganong dikembangkan pada tahun 1980. Tari ini bercerita mengenai seorang patih muda yang cekatan, cerdik dan sakti. Tari ini merupakan bagian dari Tari Reog Ponorogo.

Penari tari Bujang Ganong ini mengenakan topeng dengan wajah raksasa, mata melotot, waja merah, memiliki tubuh kecil, pendek, rambut gimbal dan gigi tonggos.

Tari Bujang Ganong biasanya sebagai pelengkap saja, sebagai penghibut penonton guna mencairkan suasana. Biasanya tari ini sering ditunggu-tunggu oleh anak-anak.

5. Tari Jaran Kepang Boyolali

Tari Jaran Kepang Boyolali diciptakan oleh Bapak Eko, seorang dosen di ISI (Institute Seni Indonesia) Surakarta. Kuda yang digunakan oleh penari terbuat dari bambu yang dianyam, disusun secara silang (ngepang : bahasa jawa). Tari ini menceritakan mengenai prajurit kuda yang sedang berlatih perang.

Tari jarang kepang berasal dari 3 jenis kesenian, yaitu seni jathilan, tari jaranan dan tari sobrak. Tari ini memiliki gerak yang dinamis, ritmis dan agresif.

6. Tari Bedhaya Manten

Tari tradisional ini menceritakan tentang seorang anak gadis yang beranjak dewasa kemudian akan menikah.

Penari nya ada 4 penari, hal ini menggambarkan mengenai 4 arah mata angin.

Gerakannya difokuskan pada melempar sirih, membasuh kaki suami yang semua gerakan itu masih dilestarikan ketika acara pernikahan di Boyolali.

7. Tari Gotong Royong

Tari ini menggambarkan kesuburan kota Boyolali. Tarian ini dibawakan oleh sepasang penari (wanita, pria).

Tari Gotong Royong memiliki ekspresi yang gembira, semangat gotong royong dalam membangun kota Boyolali menjadi kota yang maju dan subur.

8. Tari Sri Panganti

Tari ini menceritakan mengenai seorang gadis yang sedang menanti pria idamannya.

Gerakan pada tari ini yaitu lemah lembut, lemah gemulai. Gerakannya khas dengan bersolek, dandan dan lenggak-lenggok.

9. Tari Buto Gedruk

Tarian ini menggambarkan tentang kemarahan buto yang kasar dan kejam kepada manusia, karena manusia telah merusak alam.

Penari Buto Gedruk menggunakan topeng dengan wajah buto/raksasa. Gerakannya lincah, hentakan kakinya kuat seperti raksasa.

Tari ini berlangsung sekitar 45 menit. Sebelum tari dimulai, tetuah biasanya mengajak para penari untuk melakukan sebuah ritual yang bertujuan agar penari tidak mudah lelah.