Menenun adalah salah satu cara untuk membuat kain dengan cara menyilangkan dua set benang secara melintang pada benang-benang lungsi dan benang lusi. Prinsip dasar menenun sebenarnya sama dengan prinsip menganyam namun sebenarnya proses membuat selembar kain tenun ini memiliki teknik tersendiri. Teknik-teknik dasar dalam proses pembuatan kain tenun antara lain:
Teknik yang pertama adalah teknik polos atau sederhana yang disebut juga dengan teknik plain weave. Teknik ini merupakan teknik menenun yang dianggap paling sederhana dan paling mudah. Cara melakukan teknik adalah dengan cara menyilangkan kain lungsi dengan kain pakan secara naik turun dan bergantian.
Kain tenun dengan proses ini terdiri dari dua buah kain lungsi dan dua buah kain pakan. Hasil kain tenun dengan teknik ini contohnya adalah kain nainsook, organdi, blanko, voile, berkolin, kain mori, kain muslimah, dan masih banyak lagi. Karakteristik yang dimiliki oleh kain tenun teknik polos yaitu memiliki jumlah silangan yang paling banyak diantara yang teknik lainnya. Kain tenun ini juga yang paling kuat, tidak mudah bertiras, licin, serta benang tidak mudah tersangkut.
Teknik yang digunakan dalam proses menenun selanjutnya adalah teknik silang kepar yaitu dengan cara menyilangkan benang pakan di bawah benang lungsin. Kedua benang ini mempunyai titik pertemuan yang miring di tenunannya atau dengan kata lain membentuk pola diagonal. Kain tenun dengan teknik ini memerlukan tiga gun.
Pada teknik ini menggunakan rumus 2/1 dimana dua untuk lungsi menyilang di atas dua pakan, lalu menyilang di bawah benang pakan selanjutnya.
Dalam proses pembuatan kain tenun dengan teknik satin memerlukan benang setidaknya 5 gun. 5 gun ini artinya adalah 4 gun benang lungsin yang ada di atas dan 1 gun benang pakan yang ada di bawah. Namun terkadang pada teknik ini menggunakan lebih dari 5 gun. Disebut dengan satin karena terdapat pergeseran dua pakan atau lebih pada titik-titik silang di benang lungsi.
Karakteristik dari kain tenun ini kurang kuat karena benang yang digunakan kurang kokoh dan cenderung longgar. Namun hasil dari kain tenun silang satin ini lebih berkilau dibandingkan dengan teknik lainnya. Jumlah silangan yang sedikit membuat kain ini lebih halus dan juga benang-benangnya saling berhimpit satu dengan lainnya.