IPA

6 Teori Pembentukan Bulan Beserta Penjelasan Lengkapnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bulan adalah satelit satu-satunya yang dimiliki oleh bumi yang berada di 384.400 km. Buan diketahui terbentuk setelah 30-50 juta tahun usai proses pembentukan tata surya selesai. Namun masih ada yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan bagi para ahli yakni mengenai bagaimana bulan ini tercipta. 

Para ahli telah merumuskan berbagai teori yang paling bisa menjelaskan terciptanya bulan. Dari banyak teori tersebut inilah 6 teori yang paling umum tentang proses terbentuknya satelit bumi yakni bulan.

1. Teori Fisi

Teori Fisi atau The Fission Theory adalah sebuah hipotesis yang dirumuskan oleh putra ke 5 dari  Charles Darwin  yakni George Darwin. George Darwin mengemukakan pendapatnya ini pada abad ke 19 dalam bukunya yang berjudul needless to say, The Tides (hal.  281–284). 

Berdasarkan teori ini George mengatakan bahwa bulan dahulu adalah bagian dar bumi namun terpisah. Teori ini mengacu pada kecepatan rotasi bumi yang semakin melambat seiring berjalannya waktu. 

Menurut George Darwin, rotasi bumi berputar sangat cepat sehingga bulan terpisah dari Bumi. Teori ini muncul dari adanya kesamaan mantel bumi dengan mantel bulan yang memungkinkan terjadinya bumi melepaskan lapisan terluarnya. Selain itu George juga menggunakan situs cekungan yang ada di Samudera Pasifik sebagai tempat bulan pada awalnya. 

Meski George Darwin adalah sosok ilmuwan dengan teori-teori yang luar biasa, namun teorinya kali ini mendapat penolakan dari para ahli lainnya. Hal itu karena setelah diteliti batuan yang ada di bulan berbeda dengan batuan di bumi. Para ahli juga meragukan bahwa bumi pernah berputar secepat itu hingga melemparkan materialnya. 

2. Teori Tangkapan 

Teori Tangkapan dalam bahasa internasional disebut sebagai The Capture Theory yakni sebuah hipotesis pembentukan bulan yang dikemukakan oleh Michael Mark Woolfson pada tahun 1964. Berdasarkan dari teori ini bumi mendapatkan bulan dari proses penangkapan. Maksudnya adalah bahwa bulan pada awalnya merupakan objek luar angkasa yang berdiri sendiri dan terbentuk di tempat lain di sistem tata surya. 

Namun karena besarnya gaya gravitasi bumi maka bulan tertarik dan mendekati bumi yang kemudian menjadi satelit bumi. Teori ini didukung dengan material-material yang menyusun bulan berbeda dengan material penyusun bumi. Teori seperti ini juga terbukti pada planet Mars yang menangkap Phobos dan Deimo, Neptunus yang menangkap Triton. 

Sebagian dari ilmuwan memperkirakan bulan berasal dari Venus. Meski begitu teori ini memiliki kelemahan yaitu fakta bahwa satelit hasil tangkapan seharusnya memiliki bentuk yang tidak beraturan. Hal tersebut tidak dimiliki bulan karena bulan memiliki bentuk yang bulat sempurna. Selain itu jika bulan berasal dari tempat yang berbeda maka elemen yang dimiliki seharusnya berbeda. 

Bulan memiliki elemen yang bahkan sangat mirip dengan bumi sehingga teori ini dianggap lemah. Kelemahan lainnya dari teori ini adalah gravitasi bumi tidak cukup kuat untuk menarik bulan dari tempat lain serta benda langit lainnya yang mendekat ke bumi cenderung akan bertabrakan. 

3. Teori Kondensasi 

Teori Kondensasi adalah hipotesis pembentukan bulan yang diperkenalkan oleh seorang profesor dari Harvard yang bernama  Reginald Aldworth Daly pada tahun 1946. Berdasarkan teori ini mengatakan bahwa bumi dan bulan terbentuk pada waktu yang bersamaan dan berasal dari nebula yang sama yakni yang membentuk sistem tata surya dengan bulan yang terbentuk di sekitar bumi. 

Hal tersebut berdasarkan pada ukuran bumi dan bulan yang sebanding. Namun sama hanya dengan teori lain, beberapa ilmuwan menentang teori ini karena jika memang bulan dan bumi tercipta dari asal yang sama dan di tempat yang berdekatan maka seharusnya bulan dan bumi memiliki sifat yang sama. Selain itu seharusnya bulan menjadi sebuah planet bukan menjadi satelit.  

4. Teori Planetesimal 

Teori Planetesimal dikenal juga sebagai  The Colliding Planetesimals Theory yakni sebuah teori pembentukan bulan yang dikemukakan oleh ahli astronomi Viktor Safronov. Berdasarkan teori ini bulan terbentuk sekitar 3,8 miliar  tahun yang lalu ketika benda-benda langit di alam semesta ini masih berwujud gas, debu, dan batuan. Peristiwa ini berlangsung setelah periode akhir ledakan besar.

Diketahui planetesimal mengeluarkan seluruh isinya ke orbit eksentrik dan kemudian terdorong oleh benda-benda langit yang besar dan memiliki gravitasi yang kuat. Beberapa benda langit yang diduga berasal dari teori ini adalah bulan, phobos dan deimos. Karena letak bulan yang berada dekat dengan bumi maka keberadaannya tertahan dan tidak bisa menjauh yang kemudian terus mengorbit bumi sebagai satelitnya. 

Sayangnya teori ini masih memerlukan bukti yang lebih untuk menguatkannya. 

5. The Co-Formation Theory 

Berdasarkan teori ini bulan terbentuk secara bersamaan dengan bumi melalui sisa-sisa materi pembentukan bumi. Teori ini dicetuskan oleh ilmuwan dari Institut Texas yakni Robin Canup pada tahun 2012 lalu. Menurutnya karena adanya sebuah gaya gravitasi maka benda-benda langit akan saling berbagi materialnya termasuk bumi dan bulan. 

Lebih lanjut Canup mengatakan bahwa Bumi dan bulan terbentuk akibat dari benturan benda langit yang memiliki ukuran lima kali lebih besar dari pada Mars. Benturan terjadi selama dua kali dengan objek yang berbeda kemudian membentuk Bum. Serpihan pembentuk Bumi kemudian bergabung dan menyatu menjadi bulan. Hal ini dapat terlihat dari komposisi antara Bumi dan Bulan yang serupa. 

Namun teori ini juga masih memiliki kelemahan yakni penjelasan mengapa Bulan lebih padat daripada Bumi karena jika memang terbentuk dari sisa material bumi maka seharusnya memiliki tingkat kepadatan yang sama. 

6. Teori Tabrakan Besar

Teori Tabrakan Besar umum dikenal sebagai The Giant Impact Theory yang merupakan hipotesis pembentukan bulan yang dikenalkan oleh Ahli geokimia Inggris Alex N. Halliday pada tahun 2000. Teori ini menjadi rumusan yang paling diterima di kalangan para ilmuwan. Menurut teori ini Bulan terbentuk ketika sebuah benda langit menabrak Bumi pada 4,5 milyar tahun yang lalu. 

Sebuah benda langit seukuran planet Mars yang diberi nama Theia menghantam bumi muda. Menurut teori ini bumi selama masa pembentukannya telah berbenturan dengan objek lainnya sebanyak lusinan kali. Benturan-benturan ini menghasilkan serpihan-serpihan bumi yang kemudian membentuk Bulan

Teori ini yang paling masuk akal karena orbit bulan yang memiliki orientasi serupa dengan rotasi bumi. Teori ini juga sesuai dengan proses pembentukan tata surya serta rasio antara batu Bulan dengan batu Bumi yang hasilnya stabil. Artinya Bulan dan Bumi memiliki asal-usul yang hampir serupa. 

Teori ini kemudian disempurnakan pada tahun 2017 oleh Nature Geoscience yang menyatakan bahwa beberapa benda langit yang memiliki ukuran serupa Bulan hingga Mars menghantam Bumi. Tumbukkan tersebut menghasilkan cakram yang kemudian membentuk bulan-bulan kecil. Bulan-bulan kecil ini kemudian menjauh dari Bumi dan bergabung menjadi satu membentuk Bulan yang dapat kita lihat seperti hari ini.