Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki banyak gunung api aktif mau tidak mau warganya harus waspada terhadap risiko erupsi. Terutama ketika tempat tinggal sebagian warga ada di area lereng gunung berapi akan sangat berbahaya.
Oleh karena risiko bahaya tersebut, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menciptakan dan memberlakukan empat status gunung api yang perlu menjadi pengetahuan masyarakat. Setiap negara yang memiliki gunung berapi memberlakukan sistem dan mempunyai status peringatan yang tidak sama.
Di Indonesia, terdapat empat tingkatan/level status gunung api, mulai dari tingkatan normal, waspada, siaga dan awas.
Sementara itu, di atas level waspada dan sebelum memasuki level awas, terdapat level siaga. Level siaga adalah status yang perlu diwaspadai karena adanya perubahan pada aktivitas gunung api secara intensif. Berikut ini adalah beberapa ciri gunung api level siaga yang masyarakat perlu ketahui.
1. Peningkatan Aktivitas Seismik
Tingkatan ketiga status aktivitas gunung api ditandai salah satunya dengan aktivitas seismik yang meningkat karena adanya tekanan dari batuan-batuan di sekitar gunung api. Tekanan tersebut timbul sebagai akibat dari naiknya magma yang berasal dari dalam perut bumi.
Gempa vulkanik dapat terjadi sebagai tanda peningkatan aktivitas seismik karena tekanan yang begitu besar dan batuan tidak lagi mampu menahannya. Pengaruh dari naiknya magma membuat permukaan gunung api dan area sekelilingnya akan mengalami retakan.
2. Perubahan Visual dan Aktivitas Kawah
Pada status siaga, pemantauan aktivitas gunung api dilakukan lebih intens karena perubahan visual dan aktivitas kawah yang nampak lebih jelas daripada saat status waspada. Aktivitas gunung api pada status siaga biasanya lebih terpantau nyata dengan perubahan warna pada area gunung yang tampak kemerahan dan dapat diikuti dengan letusan utama.
3. Erupsi Besar
Gunung api level siaga juga bercirikan aktivitas gunung yang terus meningkat setelah letusan utama terjadi. Walau tidak selalu berlanjut ke level awas, status siaga tetap berpotensi mengarah kepada kondisi yang lebih hebat.
Perubahan visual dan aktivitas kawah umumnya disusul letusan dan peluang erupsi besar. Dua minggu adalah kurun waktu untuk peluang terjadinya erupsi besar sejak perubahan status kondisi gunung api ke level siaga.