4 Kriteria Hadits Mutawatir dan Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Selain Al-Qur’an, yang menjadi sumber hukum dalam Islam lainnya adalah Al-Hadits. Hadits adalah segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah,baik itu berupa ucapan, perbuatan, maupun persetujuan.

Berdasarkan jumlah perawinya, hadits bisa dikelompokkan menjadi hadits ahad dan hadits mutawatir. Hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi. Sedangkan hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi hadits. Istilah mutawatir diambil dari kata at-Tawatur yang berarti berturut-turut atau datang secara beriringan.

Secara istilah, pengertian hadits mutawatir sebagaimana yang disampaikan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah  dalam syarh  Shahih Muslim,  adalah hadits yang dinukil dari beberapa orang rawi yang tidak mungkin bersepakat dalam kedustaan.

Hadits mutawatir termasuk jenis hadits yang harus diterima secara bulat karena tingkat kebenarannya sangat tinggi.

Sebuah hadits bisa mencapai derajat hadits mutawatir dengan beberapa kriteria tertentu sebagai berikut:

1. Diriwayatkan oleh banyak perawi

Syarat pertama suatu hadits bisa dikategorikan sebagai hadits mutawatir adalah ketika jumlah perawi hadits tersebut banyak. Adapun jumlah minimal rawi, maka masih menjadi perselisihan di kalangan ulama ahli hadits. Ada yang mengatakan minimal jumlahnya 4 dan adapula yang menyebutkan minimal jumlahnya adalah 10 rawi.

2. Para perawi hadits adalah orang-orang tsiqoh

Artinya bahwa para perawi itu adalah orang-orang yang telah dikenal memiliki reputasi terpercaya dalam meriwayatkan hadits sehingga menurut akal mustahil mereka akan bersepakat dalam kedustaan terhadap hadits yang diriwayatkannya.

3. Hadits diperoleh berdasarkan pada hal-hal yang bisa diindera.

Artinya bahwa hadits mutawatir adalah hadits yang diperoleh oleh rawi berasal dari panca inderanya sendiri

Diantara cirinya adalah hadits tersebut menggunakan kata-kata :

  •  ﺴﻤﻌﻧﺎ (kami telah mendengar)
  •  ﺮﺍﻴﻧﺎ (kami telah melihat)
  •  ﻟﻤﺴﻧﺎ (kami telah menyentuh)

4. Ada kesinambungan jumlah perawi pada masing-masing tingkatan (thabaqah).

Misalnya apabila jumlah rawi pada thabaqah pertama adalah 15 orang, maka jumlah rawi pada thabaqah berikutnya juga 15 orang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn