Daftar isi
Analisis Vegetasi merupakan suatu proses dan atau teknik yang digunakan untuk dapat mengetahui secara pasti bagaimana pola dan jumlah sebaran dari tumbuhan dan atau tanaman yang ada pada suatu cakupan wilayah tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal ini nantinya dapat dilakukan dengan cara menentukan rencana kegiatan pengamatan yang akan dilakukan berdasarkan dengan proses identifikasi yang dilakukan secara simultan.
Species Area Relationship atau yang lebih kerap disebut dengan SAR merupakan suatu hubungan dari keseluruhan vegetasi baik dapat berupa tanaman dan atau tumbuhan yang saling terkait satu sama lain pada lingkungan tertentu.
Analisis terhadap keseluruhan vegetasi pada suatu area ekosistem ini ditujukan untuk dapat menghasilkan identifikasi yang komprehensif terhadap jenis-jenis vegetasi, sebaran terkait dengan tanaman dan atau tumbuhan terkait, dan juga hubungan dari masing-masing vegetasi satu sama lain.
Proses dalam aktivitas analisis pada vegetasi yang terdapat dalam suatu cakupan daerah atau wilayah, sangat terperinci untuk dapat dilakukan. Hal ini khususnya dilakukan untuk dapat menghasilkan analisis vegetasi yang sangat tepat dan akurat, secara detil dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Data yang dihasilkan oleh analisis vegetasi tersebut nantinya akan sangat berguna untuk kepentingan dalam proses pengambilan keputusan lainnya yang sangat penting untuk dapat dilakukan.
Terkait dengan proses analisis pada vegetasi tersebut, terdapat dua buah jenis atau tipe pengukuran analisis terhadap vegetasi tersebut yang dibedakan berdasarkan dampak dari analisis terkait dengan vegetasi tersebut terhadap ekosistem yang menjadi habitat dalam vegetasi tersebut dalam cakupan keseluruhan yang menaunginya.
Dua jenis proses analisis vegetasi yang dibedakan berdasarkan dampak dari analisis tersebut antara lain adalah analisis vegetasi yang bersifat destructive measures dan juga analisis vegetasi yang bersifat non destructive measures. Untuk lebih jelasnya mari kita simak penjelasan terkait masing-masing tipe dari analisis vegetasi tersebut di bawah ini.
Tipe analisis vegetasi yang pertama yakni destructive measures, yang dapat diartikan sebagai pendekatan dari analisis vegetasi yang dalam proses berjalannya sampai dengan akhir dari analisis tersebut dapat menimbulkan dampak yang sifatnya merusak.
Kerusakan yang ditimbulkan dari proses dan pendekatan analisis terkait vegetasi yang bersifat merusak ini nantinya akan sangat berdampak pada ekosistem dari vegetasi yang ada di dalamnya. Bahkan bukan tidak mungkin atau pun juga memiliki potensi kerusakan dari ekosistem dari alam tersebut memiliki dampak atau level kerusakan yang signifikan.
Oleh karena hal itu pendekatan analisis vegetasi ini sejatinya dilakukan oleh ahlinya dengan peralatan dan prosedur yang memadai untuk dapat menekan risiko terjadinya kerusakan yang besar.
Non destructive measures di satu sisi adalah kebalikan dari destructive measure yang berarti dalam proses analisis vegetasi yang ada, proses analisis ini memiliki tidak memiliki dampak yang mengakibatkan kerusakan pada ekosistem alam vegetasi yang ada di dalamnya.
Dengan dampak yang tergolong zero impact terkait dengan keberlangsungan ekosistem vegetasi yang ada di dalamnya, proses analisis pada vegetasi ini cenderung memiliki tingkat keamanan terhadap lingkungan alam yang tinggi.
Namun demikian, proses analisis vegetasi tetap harus dilakukan mengikuti prosedur dan aturan yang berlaku, serta dengan menggunakan tenaga ahli dan peralatan yang mumpuni untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan., serta meningkatkan kelancaran dalam proses analisis vegetasi.
Berbagai macam parameter yang digunakan dalam proses analisis vegetasi, sekaligus untuk menentukan hasil dari proses analisis vegetasi tersebut adalah salah satu faktor kunci yang harus diperhatikan dan dijadikan sebagai sumber data untuk peroleh hasil dari analisis yang baik dan akurat.
Berbagai macam parameter yang bisa digunakan dalam proses analisis terkait dengan vegetasi tersebut antara lain adalah kerapatan vegetasi, frekuensi vegetasi, dan juga kerindangan terkait dengan vegetasi itu sendiri.
Kerapatan vegetasi adalah suatu parameter yang menentukan seberapa rapatnya kah suatu golongan vegetasi yang ada pada setiap ukuran wilayah yang telah ditentukan sebelumnya dalam proses analisis vegetasi.
Jumlah dari parameter kerapatan vegetasi ini juga akan menjadi faktor penentu tingkat kesulitan dari proses analisis vegetasi yang ada. Hal ini dikarenakan semakin rapat suatu vegetasi pada suatu daerah tertentu maka akan membutuhkan upaya yang lebih tinggi dari para peneliti tersebut.
Frekuensi vegetasi pada analisis vegetasi mengacu pada jumlah sebaran sekumpulan tanaman dan atau tumbuhan pada suatu cakupan wilayah tertentu. Frekuensi vegetasi hampir mirip dengan kerapatan vegetasi, namun pada sisi frekuensi vegetasi cenderung berfokus terhadap kuantitas dari tanaman dan atau tumbuhan yang ada pada zona dan cakupan wilayah tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Kerindangan vegetasi adalah suatu nilai atau tingkat seberapa tertutupnya kah permukaan yang ada di bawah dari para vegetasi tersebut oleh kerindangan dari vegetasi itu sendiri. Dalam melakukan pengukuran terkait dengan parameter kerindangan vegetasi dalam proses secara keseluruhan pada analisis vegetasi, kerap dilakukan pengukuran dengan menggunakan unit dan atau satuan persentase.
Persentase ini yang akan menunjukkan seberapa tertutupnya kah permukaan yang ada di bawah vegetasi tersebut oleh kerindangan vegetasi itu sendiri secara persentase.