Bahasa Indonesia

4 Cara Menganalisa Berita yang Benar

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Membaca berita yang ada, tanpa disadari merupakan sebuah kebutuhan bagi seluruh golongan masyarakat. Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam membaca sebuah berita, kita mendapat banyak informasi yang bermanfaat.

Terutama oleh para pelaku pasar, walaupun memang tidak selalu dikhususkan untuk mencari momentum beli dan jual, membaca menjadi penting untuk memperluas wawasan dan mencari data pendukung analisis. Misalnya saat menganalisa grafik saham dan menemukan saham yang terlihat tak pernah keluar dari trend turunnya selama berbulan-bulan.

Terbersit rasa ingin tahu apa yang sedang terjadi di emiten saham ini. Lalu bergegas kita mencari tahu lewat media online. Nah, oleh karena itu dibutuhkan analisa dalam membaca berita. Bagaimana cara menganalisa suatu berita? Berikut langkah-langkahnya.

1. Content Analysis

Penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Tiga sifat Content Analysis deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi.

Dalam praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan. Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang berbeda.

Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai kecenderungan isi komunikasi. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal dalam situasi-situasi yang berbeda.

Studi tentang pengaruh situasi terhadap isi komunikasi. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda.

Dalam menganalisa konten, mempelajari tentang hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering disebut kontingensi (contingency). Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antar komunikator.

2. Analisis Framing

Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di media. Satu model analisis alternatif untuk mengungkapkan rahasia di balik perbedaan, bahkan pertentangan media dalam mengungkapkan fakta.

Membongkar bagaimana realitas dibingkai oleh media, sehingga dapat diketahui siapa mengendalikan siapa, mana lawan mana kawan, mana patron mana klien, siapa diuntungkan siapa dirugikan, siapa membentuk dan siapa dibentuk, dan seterusnya. Mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita.

Cara pandang atau perspektif ini pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan hendak dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut. Dua dimensi besar , yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu.

3. Analisis Wacana

Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para peneliti. Beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan analisis isi : Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan dalam analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam analisis isi.

Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan analisis wacana justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent (tersembunyi). Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how).

Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi, sedangkan analisis isi kuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.

4. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)

Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.