Daftar isi
Salah satu jenis bunga atau interest yang dikenal dalam dunia perbankan dan keuangan adalah compound interest atau yang juga dikenal dengan istilah bunga majemuk. Menurut Albert Einstein, compound interest merupakan salah satu penemuan matematika terbesar yang bahkan disebutnya sebagai keajaiban dunia ke delapan.
Konsep compound interest sendiri diduga pertama kali dikembangkan pada abad ke-17 di Italia dan dikatakan sebagai konsep bunga atas bunga yang akan membuat simpanan seseorang tumbuh pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan simple interest atau bunga sederhana.
Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai compound interest, mari kita simak pembahasan berikut ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bunga majemuk didefinisikan sebagai biaya atas penggunaan uang yang diperhitungkan dari jumlah modal pokok beserta bunga yang berhak. Definisi lain yang juga disebutkan dalam KBBI adalah bunga yang diperhitungkan atas bunga yang belum dibayar.
Secara umum, compound interest atau bunga majemuk juga bisa diartikan sebagai pembayaran bunga atas modal pokok dan bunganya, yang mana perhitungannya selalu terakumulasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, pembayaran bunga akan terus ditambahkan ke dalam pokok simpanan dan kemudian pokok yang sudah ditambahkan dengan bunga ini akan mendapat bunga lagi dan demikian seterusnya.
Beberapa faktor yang memengaruhi besarnya compound interest atau bunga majemuk adalah:
Ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk menghitung compund interest, yakni sebagai berikut:
C = P x (1 + B) x W
C = Compound Interest atau Bunga Majemuk
P = Principal atau Pokok
B = Suku Bunga (%)
W = Waktu atau jumlah periode
Rumus lainnya adalah:
C = [P (1 + i)n] – P
Atau
C = P [(1 + i)n – 1]
I = Nominal annual interest rate atau nominal tingkat bunga tahunan (%)
n = number of compounding periods atau jumlah periode
Rumus lainnya, yaitu:
M = P (1 + i)n
M = Jumlah akhir
P = Jumlah pokok tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun yang diinvestasikan
Adapun apabila bunga digandakan dalam periode kurang dari satu tahun (misal dalam hitungan bulan, triwulan, semester), maka rumus umum dapat diturunkan menjadi:
Fn = P ( 1 + i / m ) mn
Fn = jumlah pinjaman atau tabungan selama n tahun
P = jumlah sekarang
i = tingkat suku bunga per tahun
m = frekuensi penghitungan bunga setahun
1. Seseorang menyimpan uangnya di Bank sebesar Rp1.000.000. perhitungan tingkat suku bunga adalah 10% pertahun. Hitunglah besar tabungannya pada tahun kedua.
Pembahasan:
Kita bisa menghitung jumlah uang tabungan pada tahun kedua dengan menggunakan rumus:
M = P (1 + i)n
M = 1.000.000 (1 + 10%) 2
M = 1.000.000 (1,1)2
M = 1.000.000 (1,21)
M = Rp. 1.210.000
2. Seseorang menginvestasikan uang senilai Rp. 100.000.000 dengan bunga sebesar 5% per tahun dengan sistem compound interest. Hitungkan nilai investasinya dari tahun pertama hingga tahun kelima.
Pembahasan:
Tahun ke-1: Rp100.000.000 + Rp 5.000.000 = Rp105.000.000
Tahun ke-2: Rp105.000.000 + Rp 5.250.000 = Rp110.250.000
Tahun ke-3: Rp110.250.000 + Rp 5.512.500 = Rp115.762.500
Tahun ke-4: Rp115.762.500 + Rp 5.788.125 = Rp121.550.625
Tahun ke-5: Rp121.550.625 + Rp 6.077.531,25 = Rp127.628.156,25
Diantara kelebihan Compound interest yang paling utama adalah bahwa nilai akumulasi bunga semakin lama akan semakin besar, karena bunga yang diterima di satu periode akan menjadi tambahan bagi nilai pokok yang dibungakan di periode selanjutnya.
Namun, disisi lain sistem compound interest yang diterapkan pada peminjaman uang, justru akan sangat merugikan kreditur karena jumlah hutang mereka akan semakin membengkak dari yang seharusnya.
Dalam compound interest dikenal istilah aturan bilangan 72. Aturan bilangan 72 merupakan cara mudah yang digunakan untuk melakukan estimasi perkembangan dana yang diinvestasikan pada tingkat suku bunga yang berbeda. Aturan 72 juga bisa digunakan untuk membantu lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembangkan dana investasi menjadi dua kali lipat. Adapun cara untuk menghitungnya adalah dengan membagi bilangan 72 dengan bunga yang diperoleh dari investasi.
Misalnya:
Sebuah program tabungan menawarkan bunga sebesar 6% dengan sistem compound interest. Maka dengan bunga tersebut, dana akan menjadi dua kali lipat dalam waktu :
72 : 6% = 12 Tahun
Dengan mengetahui aturan 72 ini, kita bisa melakukan perencanaan tabungan keuangan dengan target yang diinginkan. Atau sebaliknya, menentukan bunga yang harus diterima atau dibayarkan untuk memenuhi target jangka waktu yang direncanakan.
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui tentang compound interest.