Bahasa Arab

Dhamir Mutakallim: Pengertian dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam bahasa Indonesia dhamir bisa diartikan sebagai kata ganti. Dhomir sendiri bermakna setiap isim yang digunakan untuk menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang baik yang sifatnya tunggal, dobel, maupun jamak.

Ada banyak jenis dhamir dalam bahasa Arab yang penggunaannya berbeda-beda tergantung dengan jumlah dan jenis dari seseorang atau sesuatu yang dirujuk. Setelah membahas dhamir mukhatab, kali ini akan dibahas salah satu jenis Dhamir yaitu dhamir mutakallim.

Pengertian Dhamir Mutakallim

Mutakallim (متكلِّم) merupakan isim fail dari kata Takallama (تكلََم) yang maknanya berbicara. Dari sini maka dhamir mutakallim adalah dhomir yang merujuk pada orang yang berbicara, yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kata ganti orang pertama.

Dhamir Mutakallim terbagi menjadi 2 macam saja dan berlaku sama untuk mudzakkar & muannats menurut jumlah dan jenisnya, yaitu:

Sayaأَنَا
(Anaa)
Mufrad
(tunggal)
Kamiنَحْنُ
(Nahnu)
Jama’
(jamak / lebih dari satu)

Contoh Penggunaan dhamir mutakallim dalam Kalimat

1. أَنَا مُدَرِّسٌ 

(ana mudarrisun) = Saya/aku seorang guru laki-laki.

2. أَنَا مُدَرِّسَةٌ

(ana mudarrisatun) = Saya/aku seorang guru perempuan.

3. نَحْنُ مُدَرِّسَانِ، نَحْنُ مُدَرِّسُوْنَ

(nahnu mudarrisaani, nahnu mudarrisuuna) = Kita/kami dua orang guru laki-laki, Kami guru laki-laki jamak.

4. نَحْنُ مُدَرِّسَتَانِ، نَحْنُ مُدَرِّسَاتٌ

(nahnu mudarrisataani, nahnu mudarrisaatun) = Kami dua orang guru perempuan, kamu guru perempuan jamak.

Contoh Penggunaan dhamir mutakalli dalam Al-Qur’an adalah:

1. مِثْلُكُمْ بَشَرٌ أَنَا إِنَّمَا  قُلْ

 “Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,..” (QS al-Kahfi:
110)

2.     ٱلْغَٰلِبِينَ نَحْنُ كُنَّا إِن لَأَجْرًا لَنَا إِنَّ قَالُوٓا۟ فِرْعَوْنَ  ٱلسَّحَرَةُ  وَجَآءَ

“Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: “(Apakah) sesungguhnya kami
akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?” (Al-A’raf 7: 113)