Bahasa Indonesia

Fabel: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Terkadang tidak semua cerita narasi atau fiksi bercerita tentang konflik antarmanusia saja. Pasti sebagian besar dari kita tentu mengetahui cerita di mana semua tokohnya merupakan hewan. Cerita tersebut dikenal sebagai fabel dan di bawah ini penjelasan lebih lanjut apa itu fabel.

Pengertian Fabel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fabel berasal dari bahasa Inggris yakni “fable” yang berarti cerita yang menggambarkan watak ataupun budi manusia yang diperankan oleh hewan-hewan. Bisa dikatakan jika fabel menampilkan hewan sebagai tokoh utama.

Secara umum, fabel adalah salah satu jenis dongeng yang menceritakan tentang kehidupan hewan di mana hewan tersebut dapat berperilaku seperti manusia. Dengan kata lain hewan menjadi tokoh utama dalam cerita.

Tokoh tersebut diceritakan dapat berpikir, berinteraksi dan bersikap seperti manusia. Bahkan cerita fabel sering juga disebut sebagai cerita moral sebab pesan yang terdapat di dalam cerita fabel erat kaitannya dengan moral.

Fabel termasuk ke dalam cerita fiksi atau bukanlah cerita mengenai kehidupan nyata. Umumnya fabel dibuat untuk mendidik anak-anak dan bertujuan agar mereka dapat mencontoh tokoh baik serta tidak berperilaku seperti tokoh jahat.

Jenis-Jenis Fabel

Jika dilihat dari kemunculannya, fabel mempunyai 2 jenis yakni:

Fabel Klasik

Fabel klasik sudah ada sejak zaman dahulu serta tidak diketahui kapan pertama kalinya fabel dikeluarkan. Fabel klasik pada umumnya diwariskan secara lisan, turun-temurun oleh orang tua kepada anak-anaknya dan terus terjadi hingga ke generasi berikutnya.
Sedangkan ciri-ciri dari fabel klasik yakni:

  • Ceritanya pendek
  • Mempunyai tema yang sederhana
  • Syarat akan pesan moral
  • Sifat hewani di setiap tokoh masih melekat

Fabel Modern

Fabel modern adalah cerita yang muncul dalam waktu relatif belum lama dan sengaja ditulis pengarang sebagai bentuk ekspresi kesastraan. Bahkan ada pula yang menggambarkannya berdasarkan pada kondisi saat ini. Tokoh pada fabel modern lebih banyak dan lebih beragam.

Ciri-ciri dari fabel modern yakni:

  • Cerita bervariatif, dapat panjang atau pendek
  • Memiliki tema yang tidak sederhana atau cendrung rumit
  • Terkadang berupa saga atau epik
  • Karakter untuk setiap tokoh mempunyai keunikan masing-masing

Jika dilihat dari pemberian watak dan latarnya fabel dibedakan menjadi:

  • Fabel alami, menggunakan watak tokoh binatang itu sendiri. Seperti kijang yang dapat berlari dengan cepat.
  • Fabel adaptas, fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak asli di dunia nyata, serta menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar misal di rumah, sekolah, jalan.

Fabel juga dapat dibedakan berdasarkan pada kemunculan pesan, yakni:

  • Fabel dengan koda, fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di bagian akhir cerita.
  • Fabel tanpa koda, fabel tidak menjabarkan secara eksplisit pesan pengarang di bagian akhir dari cerita.

Struktur Fabel

Cerita fabel juga mempunyai struktur tersendiri yang terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

  1. Judul. Merupakan kalimat yang berada di bagian awal cerita yang berfungsi sebagai penjelas tema secara umum atau gambaran dari cerita tersebut.
  2. Orientasi. Merupakan bagian yang berisi tentang pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, serta menjadi awalan masuk untuk ke tahap berikutnya.
  3. Komplikasi. Yakni tokoh utama yang dihadapi oleh masalah. Bagian ini menjadi inti cerita fabel dan merupakan bagian yang sengaja dibuat sebab menjadi pokok masalah dari fabel.
  4. Klimaks. Bagian yang menceritakan puncak dari suatu masalah ataupun konflik.
  5. Resolusi. Kelanjutan dari komplikasi yaitu mengenai pemecahan masalah. Masalah yang sudah dibuat di bagian komplikasi harus diselesaikan atau dipecahkan di resolusi dengan cara yang kratif tentunya.
  6. Koda. Berisi mengenai perubahan yang terjadi untuk setiap tokoh fabel, serta terdapat pelajaran yang dapat diperoleh dari isi cerita tersebut.

Ciri-Ciri Fabel

Tentunya fabel memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan jenis cerita lainnya. Adapun ciri-ciri dari fabel antara lain:

  • Termasuk cerita fiksi.
  • Hampir sebagian besar tema yang diambil mengenai hubungan sosial.
  • Tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita fabel merupakan para hewan atau binatang.
  • Semua tokoh fabel yang diperankan oleh para hewan dapat berpikir, saling berkomunikasi, dan juga bertingkah seperti manusia.
  • Menggunakan sudut pandang orang ketiga.
  • Watak untuk setiap karakter hewan dalam fabel menyerupai watak manusia seperti baik, jahat, penyabar, pemarah, suka menolong, egois, cerdik dan lain sebagainya.
  • Jalan cerita pada fabel menggunakan alur maju.
  • Ciri bahasa pada fabel berurutan atau naratif. Terdapat pula dialog yang menggunakan kalimat langsung, menggunakan bahasa informal ataupun menggunakan bahasa sehari-hari.
  • Bahkan terdapat latar belakang tempat, latar belakang waktu, latar emosional dan latar waktu.
  • Terdapat amanat serta pesan berharga untuk para pembaca.

Teknik Pembuatan Fabel

Teknik pembuatan fabel tidak jauh berbeda dengan pembuatan cerita fiksi pada umumnya seperti cerpen. Dan berikut ini beberapa cara membuat teks fabel yang harus diketahui.

  • Menentukan tema cerita terlebih dahulu.
  • Untuk mempermudah penulisan, penulis dapat membuat kerangka cerita.
  • Membuat ide pokok atau gagasan.
  • Menghubungkan antar ide pokok untuk setiap bagian cerita.
  • Menyusun isi cerita fabel.
  • Baca ulang dan melakukan pengeditan tulisan jika terjadi kesalahan.

Contoh Fabel

Seekor Rubah Dan Bangau

Suatu hari terdapat seekor rubah yang sedang berjalan-jalan di sekitar hutan. Cuaca hari itu sangat cerah dan rubah berpikir untuk pergi memancing. Segera ia mempersiapkan peralatannya untuk memancing dan bergegas pergi menuju danau yang berada di tengah hutan.
Ketika ia tiba di danau tersebut, rubah bertemu dengan seekor bangau yang sedang berenang. Rubah menyapa bangau tersebut sambil mengeluarkan alat pancingnya.

“Hai bangau, apa yang sedang kau lakukan?” tanya rubah.
Bangau menjawab, “Aku sedang berenang sambil menikmati air danau yang membasahi tubuhku ini.” sambil mengepakkan sayapnya.
Rubah pun mulai melempar umpannya dan selang beberapa lama, pancingnya bergetar. Rubah segera menarik pancing dan mendapatkan ikan berukuran cukup besar. Dengan penuh suka cita, rubah berkata, “Asyik aku akan pesta malam ini. Bangau, apakah kamu mau makan malam di tempatku?” tanya rubah sambil merapihkan alat pancingnya.

Bangau menerima tawaran rubah dan datang ke rumahnya menjelang makan malam tiba.

“Tok…tok…tok…!!”, bangau mengetuk pintu rumah rubah.
Rubah segera membuka pintu rumahnya dan mempersilakan bangau untuk masuk, “Silahkan masuk!”. Rubah menuntun bangau untuk duduk di meja makan yang sudah tersedia makanan. Melihat banyak makanan di atas meja dan baunya yang mengguggah selera, bangau merasa amat lapar, “Wah, baunya sangat harum, pasti masakannya terasa enak.” Puji bangau.

Rubah memasak sup ikan dan meletakkannya ke dalam mangkuk kecil. Melihat hal tersebut bangau merasa sedih sebab ia memiliki paruh yang panjang dan tentu tidak dapat memakan sup dari mangkuk kecil tersebut.
Akhirnya, bangau hanya dapat menatap dan berdiam diri. Melihat bangau yang tidak makan, rubah bertanya, “Mengapa kamu tidak memakan sup ikan ini? kamu tidak suka?”.

“Paruhku panjang sehingga aku tidak bisa memakan sup yang berada di mangkok kecil ini.” jawab bangau.

Rubah pun sadar dan segera meminta maaf, “Maafkan aku bangau, namun aku hanya memiliki mangkok kecil ini. Tetapi kamu tidak perlu bersedih sebab aku telah menemukan jalan keluarnya.”

Rubah pun segera mengambil sebuah tempat lain dan mengisinya dengan sup hingga penuh. “Bangau ini bawa sup ikan sehingga kamu dapat menikmatinya di rumah untuk makan malammu.” Ujar rubah.

Mendengar hal tersebut bangau pun merasa senang dan berkata, “Terima kasih rubah, kamu baik sekali. Besok giliran aku yang akan mengundangmu datang ke rumahku untuk makan malam.”