Daftar isi
Meskipun terkadang pertarungan MMA terlihat brutal dan kejam, namun nyatanya ada beberapa tindakan atau gerakan yang dilarang dan dianggap ilegal jika dilakukan oleh petarung di dalam octagon. Beberapa gerakan tersebut ilegal karena dapat menyebabkan kerusakan dan membahayakan lawan, sehingga dilarang penerapannya.
Berikut ini akan dijelaskan sebanyak 12 gerakan ilegal dalam MMA, yang apabila dilakukan akan berakibat pada dijatuhkannya berbagai sanksi pada petarung. Diantaranya:
Gerakan ini bisa kita pahami lewat analogi jam dinding, di mana angka 12 menempati posisi paling atas dan angka 6 merupakan posisi duduk yang berada paling bawah. Atau bisa juga disebut dengan serangan siku ke bawah.
Gerakan yang dilakukan oleh seorang petarung pada lawannya yang jatuh ke matras dengan menjatuhkan pukulan menggunakan salah satu sikunya. Tentu saja gerakan ini ilegal karena menyebabkan cidera serius di kepala lawan.
Mungkin gerakan piledriving di turnamen WWE bersifat sah dan bagian dari sebuah kebanggaan tersendiri bagi petarungnya. Namun, ilegal di MMA. Kerusakan serius pada kepala dan leher hingga kelumpuhan akibat “spiking” menjadi alasan mengapa piledriving dilarang di turnamen MMA.
Salah satu pliedriving yang pernah terjadi di MMA adalah ketika Bop Sapp menggiring Antonio Nogueira ke matras lalu melakukan spike. Meskipun Nogueira memenangkan pertarungan, cidera parah pada lehernya tidak terhindarkan.
Meski sepanjang sejarah turnamen MMA tidak pernah terjadi insiden pencungkilan mata secara sengaja oleh para petarung, hal ini jelas ilegal mengingat cidera serius yang akan ditimbulkan.
Namun, meskipun begitu tusukan atau serangan pada mata secara tidak sengaja sudah menjadi hal biasa, karena seringnya para petarung bertarung dengan jari yang terbuka.
Jika dirasa tusukan mata hanya sebuah kecelakaan, wasit akan memberikan kelonggaran berupa penghentian pertarungan sementara waktu guna memastikan petarung baik-baik saja.
Namun, bagi petarung yang dengan sengaja menusuk mata lawan, konsekuensi yang akan diterima berupa pengurangan nilai, bahkan diskualifikasi.
Berdasarkan alasan yang jelas, petarung MMA tidak diperbolehkan menyerang bagian pangkal paha lawannya dengan cara apapun. Meski semua petarung diharuskan memakai cawan pelindung di balik celana mereka, itu semua tidak bisa sepenuhnya mengantisipasi terjadinya kerusakan akibat tendangan maupun pukulan yang diarahkan ke bagian tersebut.
Sama seperti headbutt, serangan secara tidak sengaja pada selangkangan sering terjadi dalam pertarungan. Jika wasit melihat petarung mengalami insiden ini, mereka akan diberikan waktu hingga lima menit untuk pemulihan. Namun, disengaja atau tidak, wasit memiliki hak untuk melakukan pengurangan nilai terhadap petarung yang bersalah.
Meski terlihat sepele, namun memegang pagar pembatas octagon ilegal dalam pertarungan MMA. Karena dengan meraih pagar disekitarnya akan memberi pengaruh tidak adil bagi salah satu petarung, di mana hal tersebut menjadi cara melarikan diri dari posisi sulit, seperti menahan lawannya di-clinch.
Wasit dapat memberikan peringatan hingga pengurangan poin kepada petarung yang meletakkan tangannya di pagar atau sangkar pembatas. Namun, akhir-akhir ini, publik bertanya-tanya mengenai penerapan aturan penggunaan pagar di MMA terkait aksi Anthony Pettis yang menggunakan pagar untuk mendaratkan tendangannya yang luar biasa ke arah Ben Henderson.
Sebenarnya terkait hal ini tidak perlu dijelaskan. Aksi menggigit dalam turnamen MMA sudah jelas merupakan hal ilegal dan dilarang meski pun hal ini belum pernah terjadi selama ini. Namun, insiden petarung menggigit lawannya pernah terjadi di turnamen olahraga lain, yaitu tinju.
Meski bukan hal yang umum terjadi, menarik rambut, baik rambut di kepala maupun di wajah seperti jenggot, tidak diperbolehkan dalam olahraga, termasuk turnamen MMA.
Selain menyakitkan dan membuat rasa tidak nyaman, menarik rambut bisa menjadi cara bagi petarung untuk sepenuhnya mengubah posisi saat grappling. Namun, demikian, hal itu tentu saja bisa terjadi secara tidak sengaja ketika petarung sedang bergulat atau sedang dalam posisi clinch.
Seperti halnya berpegangan pada pagar pembatas octagon atau menarik rambut, berpegangan pada celana dan sarung tangan lawan merupakan hal ilegal dalam turnamen MMA. Karena ini merupakan aksi yang memberikan keuntungan tidak adil dan cenderung kotor.
Seperti memberikan petarung kesempatan untuk mendominasi lawannya hingga menghentikan pergerakan lawan untuk mendapatkan posisi mendominasi.
Headbutt atau menundukkan kepala merupakan salah satu gerakan ilegal MMA yang paling banyak dibicarakan oleh publik. Pasalnya, gerakan ini dulu nya dilegalkan, dan sekarang dirubah menjadi sebuah larangan karena efek yang ditimbulkan bertahan seumur hidup.
Karena seringkali headbutt berlangsung sangat cepat sehingga tidak mendapatkan perhatian dari wasit. Petarung yang sengaja melakukan sundulan akan didiskualifikasi dan dinyatakan kalah oleh wasit.
Dalam kasus headbutt yang tidak disengaja, wasit boleh melakukan pengurangan satu poin. Jika headbutt yang tidak disengaja tersebut terjadi pada dua rode pertama dari pertarungan tiga ronde, wasit akan menghentikan pertarungan dan pertarungan dianggap tidak ada.
Fish Hooking merupakan hal ilegal dalam MMA karena dianggap sebagai tindakan atau aksi yang tidak sportif.
Fish Hooking adalah oleh petarung dengan memasukkan jari mereka ke dalam lubang hidung atau mulut lawan lalu dilanjutkan dengan tindakan menarik dan/atau mencabiknya. Kabar baiknya, tindakan fish hooking sangat jarang terjadi di dalam octagon.
Rabbit punches merupakan pukulan yang diarahkan ke bagian belakang kepala atau leher. Area tubuh ini sangat rentan mengalami cidera serius bahkan hingga seumur hidup jika mengalami sebuah benturan. Sehingga ilegal dalam MMA.
Terkadang wasit sulit mengenali tindakan ini karena mirip dengan teknik-teknik yang sering digunakan para petarung MMA. Sama halnya dengan Poirier yang mengeluhkan pukulan McGregor padanya adalah sebuah gerakan ilegal, namun dianggap legal oleh wasit kala itu.
Meski tindakan menendang lawan sambil berdiri diperbolehkan dalam MMA, namun akan menjadi ilegal ketika hal tersebut dilakukan ketika lawan berada di bawah (terkapar). Hal ini akan berakibat pada pengurangan poin atau bahkan diskualifikasi terhadap petarung yang bersalah.
Hal-hal seperti ini sangat sering terjadi selama pertarungan MMA. Serangan seperti ini juga ilegal selama kedua petarung sedang dalam posisi grappling (berada di ground).