Daftar isi
Awal kehidupan manusia memang masih menjadi misteri yang belum dipecahkan hingga saat ini. Perihal siapa manusia yang pertama kali ada di Bumi bahkan selalu menemui perbedaan pendapat terutama dari segi ilmu sains dan ilmu agama.
Beberapa agama abrahamik meyakini manusia pertama adalah Adam dan Hawa. Namun dari segi sains nenek moyang manusia adalah manusia prasejarah yang kemudian berevolusi menjadi seperti saat ini. Berdasarkan sains nenek moyang atau kerabat dekat manusia dibagi menjadi beberapa jenis dan salah satunya adalah Homo Habilis yang akan menjadi topik dalam pembahasan berikut ini.
Homo Habili adalah salah satu manusia purba yang ditemukan di sub-Sahara, Afrika. Manusia purba ini diperkirakan hidup pada masa awal Pleistocene yakni sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu. Spesies ini dianggap sebagai nenek moyang manusia Homo lainnya di dunia.
Nama genusnya yakni “Homo” merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “manusia”. Begitu juga dengan nama spesiesnya yaitu “Habilis” yang artinya “berguna” atau “terampil”. Nama ini dirasa cocok untuk disematkan karena spesies ini merupakan manusia yang pertama kali membuat peralatan dari batu untuk membantu memudahkan kehidupan mereka.
Karena itu lah manusia purba ini juga dijuluki sebagai “manusia terampil” atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai “handy man” atau “able man” yang artinya “manusia yang cakap”.
Fosil dari Homo Habilis pertama kali ditemukan di Ngarai Olduvai di Tanzania sekitar tahun 1960-1963. Penemunya adalah tim yang dipimpin oleh Louis dan Mary Leakey yang merupakan seorang Paleoanthropologist. Mereka menemukan fosil berupa gigi, rahang bawah, fragmen tengkorak dan beberapa tulang tangan ketika sedang melakukan penggalian.
Pada tahun berikutnya sebuah fosil kerangka yang diduga milik anak laki-laki ditemukan oleh Jonathan Leakey ditempat yang sama. Penemuan kerangka yang kemudian diberi nama “Johnny’s child” atau “anak Johnny” ini memberikan titik terang pasalnya para ahli masih belum menentukan apakah kerangka tersebut merupakan anggota Australopithecus atau spesies baru.
Dengan penemuan Jonathan Leakey tersebut akhirnya menjelaskan bahwa fosil tersebut berbeda dengan fosil sebelumnya yang kemudian masuk dalam genus Homo. Manusia Homo ini bahkan dikatakan lebih tua dari spesies Homo erectus yang ada di Asia.
Fosil-fosilnya menunjukkan struktur fisiknya lebih modern dari manusia purba lainnya. Tulang tangannya menunjukkan mereka adalah adalah makhluk yang terampil sehingga dapat disimpulkan bahwa Homo habilis adalah peralihan dari zaman primitif menuju ke zaman yang sedikit lebih maju. Hipotesis ini didukung dengan penemuan fosil yang terbuat dari bebatuan yang telah dimodifikasi sepanjang penggalian spesies ini.
Meski peneliti sudah berhasil mengidentifikasi spesies ini namun pencarian tidak berhenti hingga didapatkan 302 fragmen fosil gigi dan tulang di di Olduvai Gorge, Tanzania. Temuan tersebut didapatkan oleh Tim White pada tahun 1986 yang menunjukkan kerangka tersebut milik seorang wanita. Penemuan ini semakin memudahkan para untuk proporsi lengan, kaki, dan tubuh spesies ini. Sebelumnya yaitu pada tahun 1973 Kamoya Kimeu berhasil menemukan fosil tengkorak di di Koobi Fora, Turkana Timur, Kenya sehingga dapat diketahui volume otak dari H. Habilis.
Penemuan terbaru dari spesies ini terjadi pada tahun 1994 di Hadar, Ethiopia dan tahun 2000 di Ileret Kenya. Fosil tersebut berupa rahang bawah dan tulang rahang kanan yang masing-masing berusia 2,3 juta tahun dan 1,5 juta tahun.
Berbagai fosil yang ditemukan memiliki beberapa perbedaan karakteristik terutama pada temuan terbarunya. Sehingga menimbulkan perbedaan pendapat mengenai penamaan atau penggolongan mereka. Selain dari mengklasifikasi nya sebagai spesies Hom Habilis, ilmuwan lain menyarakan agar spesies ini masuk sebagai Australopithecus africanus atau Homo rudolfensis. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai genus yang berbeda yakni Kenyanthropus.
Berdasarkan identifikasi para ahli, manusia Homo Habilis memiliki kehidupan seperti berikut ini.
Berbeda dengan genus manusia purba lainnya yakni Australopithecus yang masih sangat sederhana dan hanya menggunakan kayu, Homo habilis sudah mampu menciptakan perkakas dari batu. Perkakas tersebut terdiri dari alat perajang, pengikis, serta perkakas lainnya yang diberi nama Oldowan sesuai dengan lokasi penemuannya. Artefak perkakas Homo habilis tertua dibuat sekitar 2,2 juta tahun yang lalu.
Kemungkinan membuat perkakas batu dengan cara menumbuk batu satu dengan lainnya sehingga menghasilkan pecahan yang lebih tajam. Adanya alat-alat ini menunjukkan sebuah kemajuan atau perkembangan mental manusia primitif terutama dalam hal bertahan hidup.
Homo Habilis diketahui tersebar di wilayah Afrika Timur dan Selatan terutama di daerah padang rumput. Homo habilis lebih memilih padang rumput sebagai rumah mereka karena tempatnya yang lebih sejuk dan lebih kering serta lebih mudah untuk membuat peralatan mereka.
Meski secara kebudayaan lebih maju dari Australopithecus, namun pola makan mereka cenderung sama yakni pemakan tumbuh-tumbuhan. Dari struktur gigi dari enamel mereka menunjukkan mereka juga mengkonsumsi makanan keras seperti dedaunan dan tumbuhan berkayu. Pernyataan ini mendukung hipotesis bahwa Homo habilis hidup di padang rumput sehingga lebih mudah untuk menemukan makanan mereka.
Peneliti juga memperkirakan H. habilis mengkonsumsi daging namun hanya sesekali dan bukan makanan utama mereka.
Homo habilis diketahui merupakan individu yang berjalan dengan menggunakan kedua kakinya. Adanya indikasi mereka mengkonsumsi daging memungkinkan H. habilis melakukan perburuan. Namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa spesies ini memburu binatang yang besar . Sehingga disimpulkan Homo habilis memakan daging sisa dari binatang predator lainnya dan hanya berburu binatang yang kecil seperti antelop.
Manusia purba Homo Habilis mempunyai karakteristik fisik seperti berikut.
Pada awal penemuannya, para ahli mengira bahwa Homo habilis merupakan spesies yang sama dengan Australopithecus. Namun volume otak menunjukkan mereka berasal dari spesies yang berbeda. Beberapa ahli sempat menganggap Homo habilis adalah nenek moyang langsung dari manusia.
Pendapat tersebut hanya berlaku sampai dengan tahun 1980 dan kemudian dipatahkan oleh penemuan fosil baru. Dari penemuan tersebut mengindikasikan proporsi tubuh H. habilis lebih mirip dengan kera dari pada manusia. Sejak saat itu H habilis tidak dianggap sebagai nenek moyang manusia melainkan masuk ke cabang dekat kerabat manusia.
Perdebatan hubungan Homo habilis tidak sampai disitu saja melainkan ada prediksi lainnya. Dugaan lainnya adalah spesies ini memiliki kaitan dengan Homo ergaster yang ada di Afrika Timur. Namun teori ini juga masih membutuhkan pengamatan lebih lanjut dan memerlukan lebih banyak fosil.