Daftar isi
Persediaan air di planet kita yakni bumi tidak akan pernah habis. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya siklus hujan. Hujan sendiri adalah proses kondensasi uap air di atmosfer yang kemudian berubah menjadi butiran air dan terakumulasi di dalam awan sampai cukup berat untuk jatuh kembali ke bumi sebagai hujan .
Hujan diklasifikasikan menjadi berbagai macam jenis berdasarkan pada proses terbentuknya. Jenis-jenis tersebut antara lain hujan orografis, hujan frontal, hujan muson, hujan zenithal, hujan buatan, dan hujan siklonal. Namun pada pembahasan kali ini kita akan berfokus untuk mengulas tentang hujan zenithal.
Hujan zenithal adalah jenis hujan yang terjadi di daerah tropis dan subtropis dalam kurun waktu tiap tahun atau tiap pertengahan tahun. Hujan ini terjadi pada saat musim panas atau ketika matahari sedang berada di puncaknya.
Hujan zenithal hanya terjadi di wilayah ekuator oleh sebab itu hujan ini dikenal juga sebagai hujan ekuator, hujan konveksi, dan juga hujan naik tropis. Disebut demikian karena hujan ini turun di daerah yang berada di astronomis antara 23,5ᵒ garis lintang utara sampai 23,5ᵒ garis lintang selatan.
Hujan zenithal masih memiliki nama lain lagi yaitu hujan tengah hari karena hujan jenis ini pasti akan datang di siang hari. Di wilayah ekuator akan mengalami hujan jenis ini sebanyak dua kali setiap satu tahun.
Proses hujan zenithal hampir mirip dengan hujan pada umumnya. Hujan ini terjadi ketika suhu udara naik dan matahari sedang berada di puncaknya sehingga bersinar dengan teriknya. Hujan zenithal juga dipengaruhi oleh adanya pertemuan antara angin pasat timur laut dan angin pasat tenggara.
Akibatnya suhu di permukaan akan naik sehingga menyebabkan penguapan di berbagai sumber mata air yang ada di di wilayah ekuator. Proses selanjutnya uap air naik ke atas atmosfer bumi bersama dengan udara tepatnya terakumulasi di dalam awan yang berada di ekuator.
Ketika berada di atas uap ini kemudian mengalami pendinginan dan kembali menjadi uap air. Air-air ini kemudian akan turun ke permukaan bumi.
Setiap hujan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh jenis hujan lain. Ciri-ciri yang dimiliki hujan zenithal adalah sebagai berikut.
Dampak Positif dan Dampak Negatif Hujan Zenithal
Ketika hujan zenithal turun akan memberikan dua dampak yakni dampak positif dan dampak negatif.
Sebelum mengetahui dampak negatif hujan zenithal ada baiknya kita mengetahui dampak positif atau manfaat yang dihadirkan oleh hujan jenis ini.
Hujan zenithal terjadi pada saat hari sedang terik dan memiliki temperatur tinggi. Sehingga ketika hujan ini turun tentunya akan menurunkan suhu sekitar sehingga akan memberikan efek sejuk.
Sama seperti hujan pada umumnya, hujan zenithal juga bermanfaat bagi tanah dan tumbuhan agar keduanya menjadi subur.
Air bisa menyingkirkan debu dan polusi begitu juga dengan air yang dibawa oleh hujan zenithal. Dengan mengurangi polusi di tempat turunnya hujan ini maka udara akan menjadi lebih segar.
Air adalah benda yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup. Setiap waktu makhluk hidup menggunakan air sehingga jika tidak ada siklus hujan bisa menyebabkan kekurangan air. Namun dengan adanya hujan termasuk hujan zenithal membantu menjaga persediaan air di berbagai sumber mata air di bumi agar tidak habis.
Selain memberikan manfaat atau dampak positif , hujan zenithal juga memberikan dampak negatif yakni gangguan pada jaringan listrik. Hal tersebut bisa terjadi karena hujan zenithal turun bersamaan dengan petir. Selain itu hujan ini menciptakan banyak genangan karena volume air hujan yang sangat deras.