Daftar isi
Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani yang memiliki makna “menunjuk atau menunjukkan”. Deiksis digunakan untuk memberikan informasi kontekstual yang menunjukkan suatu baik itu benda, orang, tempat, maupun waktu (dilansir dalam KBBI)
Menurut Kaswanti Purwo (1984:1), deiksis adalah sesuatu yang memiliki fungsi untuk menunjuk sesuatu di luar bahasa.
Dari pendapat di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa deiksis merupakan fenomena bahasa yang berkaitan erat dengan konteks dan situasi untuk mengetahui maknanya.
Menurut Kaswanti Purwo, deiksis memiliki 5 macam, diantaranya adalah:
Dalam bahasa Yunani persona memiliki makna “topeng”. Topeng yang seringkali digunakan oleh para seniman untuk memainkan sebuah peran. Istilah “persona”, menurut Lyons dipilih karena terdapat kemiripan antara peristiwa bahasa dan permainan bahasa.
Deiksis persona mempunyai tiga fungsi khusus, yaitu:
Deiksis ini juga disebut degan deiksis orang. Deiksis persona dibagi menjadi :
Dalam deiksis persona pertama dibagi lagi ke dalam persona pertama tunggal dan persona pertama jamak.
Sama seperti halnya deiksis persona pertama, deiksis persona kedua juga mempunyai dua kategori yaitu deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona kedua jamak.
Deiksis persona ketiga, hanya terdiri dari persona ketiga tunggal, yaitu dia, beliau, ia.
Deiksis tempat digunakan untuk menunjukkan pada lokasi atau tempat ketika tuturan atau ujaran tersebut diucapkan.
Menurut Purwo (1984:37), deiksis ruang banyak menggunakan kata penunjuk misalnya dekat, jauh, kanan, kiri, depan, belakang.
Contoh kalimat:
Fungsi deiksis tempat:
Deiksis waktu adalah deiksis yang menggunakan leksem ruang dan leksem waktu sesuai dengan waktu ujaran tersebut berlangsung.
Agustina (1995:46) mengatakan deiksis waktu yaitu pengungkapan atau pemberian bentuk bentuk kepada titik atau jarak waktu suatu ujaran terjadi. Wujud deiksis waktu yaitu kemarin, besok, lusa, bulan ini, tahun lalu, dll.
Contoh kalimat:
Deiksis waktu mempunyai dua fungsi, yaitu:
Nababan (1987:42) mengungkapkan bahwa deiksis wacana menunjukkan bagian bagian tertentu dalam wacana atau yang sedang berkembang.
Deiksis wacana dibagi ke dalam dua kelompok yaitu anafora dan katafora. Disebut anafora apabila kata tersebut merujuk kepada suatu hal yang sebelumnya sudah disebutkan.
Menurut Hasanudin (2009:70), anafora adalah fungsi yang menunjuk kembali pada suatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam suatu kalimat atau wacana.
Sedangkan menurut Agustina (1995:42), katafora yaitu kata yang merujuk kepada hal yang akan disebutkan.
Wujud dari deiksis wacana antara lain ini, itu, berikut, terdahulu. Contoh kalimat:
Fungsi deiksis wacana dibagi menjadi tiga:
Deiksis sosial berkaitan dengan situasi sosial yang ada di dalam masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya jenis kelamin, usia, pekerjaan, kedudukan sosial, pendidikan, dll.
Wujud dari deiksis sosial diantaranya adalah Pak, Bu, Tuan, Nyonya, Profesor, hamba. Contoh kalimat:
Fungsi deiksis sosial dibagi menjadi dua yaitu: