Pendidikan: Pengertian – Sejarah dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak mungkin lepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Semenjak seorang manusia dilahirkan ke dunia, pendidikan sudah mulai diberikan kepadanya melalui interaksinya dengan keluarga terdekat.

Sebuah kutipan dari Francis Bacon yang tak asing bagi kita, Knowledge is power, cukup menggambarkan betapa peran pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia.

Karena dengan melalui pendidikanlah manusia itu berkembang dan berdaya sehingga mampu mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya.

Pengertian Pendidikan

Pengertian Secara Umum

Secara umum, pendidikan adalah segala proses pembelajaran yang diterima seorang individu dari lingkungannya yang ditujukan sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi seseorang.

Pengertian Secara Etimologi

Kata pendidikan adalah terjemahan dari education dalam Bahasa Inggris. Education sendiri diambil dari Bahasa Latin E yang berarti dari sedikit ke banyak atau dari dalam ke luar, dan Duco yang bermakna berkembang.

Jadi ditilik dari etimologinya education atau pendidikan adalah proses perkembangan kemampuan seseorang.

Pengertian Menurut KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan pengertian dari pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui Pengajaran dan Pelatihan.

Pengertian Menurut Undang-Undang

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

“Pendidikan merupakan usaha dengan sengaja dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pengertian Menurut Para Ahli

Beberapa pengertian pendidikan sebagaimana disampaikan oleh para ahli adalah:

  • John Dewey
    Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman karena kehidupan ialah pertumbuhan.
  • Ki Hajar Dewantara
    Pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
  • Purwanto (2009:19-20)
    Pendidikan ialah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dapat dibatasi dalam definisinya yang sempit dan luas. Dalam arti sempit pendidikan merupakan usaha sengaja dan terencana untuk membantu anak didik menjadi matang pribadinya. Pendidikan dalam definisi ini dilakukan oleh institusi formal sekolah.
  • Mahmud Yunus
    Pendidikan merupakan usaha-usaha yang sadar dipilih untuk mempengaruhi dan menolong anak dengan tujuan peningkatan keilmuan jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi, agar si anak hidup bahagia serta seluruh apa yang dilakukannya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
  • Tirtarahardja
    Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
  • Ihsan Fuad
    Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani).

Sejarah Pendidikan Di Indonesia

Latar belakang sejarah pendidikan di Indonesia terbagi dalam beberapa fase, yaitu:

Pada Masa Kerajaan

1. Pendidikan di indonesia pada masa kerajaan Hindu-Budha

Di masa kerajaan Mataram Kuno sudah berdiri pusat-pusat pendidikan di wilayah Jawa Tengah yang fokus dalam penerjemahan kitab-kitab buddha dan hindu ke dalam Bahasa Jawa.

Sebuah catatan sejarah dari pengembara China yang menggambarkan perkembangan pendidikan pada masa kerajaan Hindu –Buddha antara lain:

  • Fa-Hien yang saat singgah di Ye-po-ti (Jawa) menyebutkan bahwa disana telah banyak para brahmana yang tinggal dan mengajarkan pendidikan keagamaan.
  • I-Tsing,  ketika melewati Sumatera pada abad ke-7 M mendapati banyak kuil Budha dengan para cendekiawan yang mengajarkan beragam ilmu di dalamnya. Selain itu para bikhsu juga menyebarkan agama dan beberapa bahkan sampai terkenal hingga ke luar wilayah seperti Sakyakirti dan Dharmapala.

Banyak karya sastra yang sempat lahir dari era ini, antara lain:

  • Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa
  • Arjunawijaya karya Mpu Tantular
  • Bharata Yudha karya Mpu Sedah
  • Negara Kertagama karya Mpu Prapanca
  • Sotasoma karya Mpu Tantular
  • Pararaton.

2. Pendidikan di Indonesia pada masa kerajaan Islam

Pada masa kerajaan Islam, pendidikan dilakukan oleh para mubaligh yang mengajarkan tentang nilai-nilai agama kepada murid-muridnya.

Selain itu, juga diajarkan ilmu-ilmu lainnya yang berkenaan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Di era ini juga mulai muncul pesantren-pesantren yang menjadi pusat pendidikan agama bagi masyarakat. Cikal bakal pesantren sendiri ada sejak era walisanga.

Pada Masa Penjajah Bangsa Barat

Di awal abad ke-16, Portugis datang ke Indonesia dengan membawa misi perdagangan dan penyebaran agama katolik.

Untuk memudahkan dalam menyebarkan nilai-nilai agama katolik, portugis mendirikan sekolah yang mengajarkan baca, tulis, dan hitung untuk masyarakat.

Misi Portugis itu kemudian dilanjutkan oleh Belanda setelah kedatangannya ke Indonesia.

Belanda mengaktifkan lagi sekolah-sekolah yang pernah didirikan portugis, serta mendirikan sekolah baru di  Ambon.

Belanda juga mengirim orang-orang Ambon ke Belanda untuk belajar menjadi guru.

Pada tahun 1617, Belanda mulai mendirikan sekolah di Jakarta dan menjanjikan lulusan sekolah ini akan menjadi pegawai Belanda.

Ketika pemerintahan kolonial yang berada dibawah pimpinan Gubernur Jenderal Van den Bosch menerapkan sistem tanam paksa, didirikan banyak sekolah baru di tiap ibukota karesidenan yang mana pelajarnya hanya boleh dari kalangan bangsawan.

Di masa pemberlakuan politik etis, sekolah-sekolah Belanda mulai menerima murid dari berbagai kalangan, sehingga kemudian sekolah Belanda berkembang menjadi Sekolah Rakjat.

Belanda mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal yang berjenjang di awal abad ke-20. Jenjang pendidikan tersebut adalah:

  • ELS (Europeesche Lagere School)
  • HIS (Hollandsch-Inlandsche School)
  • MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)
  • AMS (Algeme(e)ne Middelbare School)
  • HBS (Hogere Burger School).

Selain itu ada beberapa sekolah tinggi yang didirikan Belanda, antara lain:

  • School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), yaitu Sekolah kedokteran di Batavia.
  • Nederland-Indische Artsen School (NIAS), yaitu Sekolah kedokteran di Surabaya.
  • Rechts Hoge School, yaitu Sekolah hukum di Batavia.
  • De Technische Hoges School (THS), yaitu Sekolah teknik di Bandung.

Selain itu, pesantren sebagai pusat pendidikan  yang ada sejak era kerajaan Islam juga tetap berkembang.

Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah pribumi pertama yang dinamakan Perguruan Nasional Taman Siswa.

Pada Masa Jepang

Di era penjajahan Jepang, sistem sekolah Belanda yang didasarkan pada golongan-golongan dihapuskan.

Pada saat itu ada beberapa jenjang pendidikan yang dibuat oleh pemerintah penjajahan Jepang, yaitu:

  • Syoo-gekkoo” (sekolah rendah) lama belajarnya 6 tahun. 
  • TYUU  Gakkoo”  (sekolah menengah  pertama)  3  tahun
  •  “Kootoo gakkoo”.
  • Kyoin Yoogoi sho (Sekolah Pendidikan Guru B) lamanya 4 tahun
  • Si han Gakkoo (sekolah guru atas).

Pada Masa Kemerdekaan

Sistem pendidikan Indonesia pada masa awal kemerdekaan hanya melanjutkan apa yang telah dikembangkan pada masa pendudukan Jepang. Sistem dimaksud meliputi tiga tingkatan, yaitu:

  • Pendidikan rendah, adalah Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun.
  • Pendidikan menengah pertama yang berlangsung 3 tahun
  • Sekolah menengah tinggi berlangsung tiga tahun.

Secara lebih rinci, sistem pendidikan Indonesia dalam kurun waktu tertentu adalah sebagai berikut:

1.  Periode 1945-1950

  • Pendidikan rendah (SR) selama enam tahun
  • Pendidikan  menengah  umum  terdiri  atas  Sekolah Menengah Pertama  (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) lamanya masing-masing 3 tahun
  • Pendidikan kejuruan.

Kejuruan Tingkat Pertama terdiri atas:

  • Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP)
  • Sekolah Teknik (ST)
  • Sekolah Teknik Pertama (STP)
  • Sekolah Kepandaian Pertama (SKP)
  • Sekolah Guru B (SGB)
  • Sekolah Guru Darurat untuk kewajiban Belajar (KPKPKB). 

Sementara Kejuruan Tingkat Menengah terdiri atas:

  • Sekolah Teknik Menengah (STM)
  • Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA)
  • Sekolah Pendidikan Masyarakat (SPM)
  • Sekolah Menengah Kehakiman Atas (SMKA)
  • Sekolah Guru A (SGA)
  • Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK)
  • Sekolah Guru Kepandaian Puteri (SGKP)
  • Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD)
  • Perguruan Tinggi. terdiri atas Universitas konservatori/Karawitan, Kursus B-1, dan ASRI. 

2. Periode 1950-1975

  • Pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar
    • Taman Kanak-Kanak (TK)
    • Sekolah Dasar (SD)
  • Pendidikan Menengah Umum
    • Sekolah Menengah Pertama (SMP)
    • Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • Pendidikan Kejuruan
    Tingkat pertama:
    • SMEP
    • SKP
    • ST
    • SGB
    • KPKPKB
  • Pendidikan kejuruan
    Tingkat Menengah
    • SMEA
    • SGA
    • SKMA
    • SGKP
    • SPMA
    • SPM
    • STM
    • SPIK
  • Pendidikan Tinggi
    • Universitas
    • Institut Teknologi
    • Institut  Pertanian
    • Institut
    • Keguruan
    • Sekolah Tinggi
    • Akademi.

3. Periode 1978 – sekarang

  • Pendidikan pra sekolah (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
  • Pendidikan dasar
  • Sekolah Menengah Umum
    • SMP (SLTP)
    • SMA (SLTA/SMU)
  • Pendidikan Menengah Kejuruan
    Tingkat Pertama
    • ST.SKKP
  • Tingkat Atas terdiri atas:
    • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  • Pendidikan Tinggi
    • Universitas
    • Institut
    • Sekolah Tinggi
    • Akademi
    • Diploma
    • Politeknik.

Aliran Pendidikan

Aliran pendidikan adalah hasil pemikiran yang membawa pengaruh atau dampak bagi pembaruan pendidikan. Aliran-aliran klasik dalam Pendidikan terdiri atas:

1. Aliran Empirisme

Yaitu aliran yang menganggap perkembangan individu tergantung pada lingkungannya saja, sedang pembawaan genetis tidak mempengaruhi.

John Locke
John Locke

Diantara teori yang terkenal berkenaan dengan aliran empirisme ini adalah teori yang dicetuskan oleh bernama John Locke (1632–1704 ), dengan nama “ Tabula Rasa “, yakni anak lahir didunia bagaikan kertas putih yang bersih.

Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.

2. Aliran Nativisme

Aliran nativisme merupakan kebalikan dari aliran empirisme. Aliran nativisme lebih menekankan pada  potensi yang sudah dimiliki seorang anak.

Aliran ini menganggap pendidikan itu tergantung pada pembawaan dari lahir, sementara faktor lingkungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

3. Aliran Naturalisme

Aliran naturalisme yang dirintis oleh J. J. Rousseau (1712- 1778) memiliki pandangan yang mirip dengan aliran Nativisme.

Menurut pandangan aliran ini, pendidikan adalah sesuatu yang tidak diperlukan.

Sebab adanya campur tangan pendidikan justru akan merusak fitrah pembawaan anak sejak lahir.

4. Aliran Konvergensi

Menurut aliran konvergensi, seorang anak lahir di dunia sudah diserati pembawaan baik maupun buruk.

Faktor lingkungan hidup dan pembawaan lahir (genetika) sama-sama memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang seorang anak, dan kedua faktor tersebut saling berpengaruh dan melengkapi satu sama lain.

5. Aliran Esensialisme

Aliran Esensialisme menekankan bahwa pendidikan adalah berdasar pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Aliran ini muncul pada zaman Renaissance.

6. Aliran Progresivisme

Aliran yang muncul pada tahun 1918 ini berpendapat bahwa pengetahuan diketahui benar pada saat ini, belum tentu benar di masa yang akan datang.

Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh kepercayaan bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri (Barnadib, 1994:28).

7. Aliran Prenelialisme

Aliran ini lahir pada abad ke-20 dan berpandangan bahwa dalam  keadaan yang tidak menentu tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.

Menurut Mohammad Noor Syam (1984) bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.

Perenialisme memandang pendidikan sebagai proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.

Tokoh-tokoh Perenialisme antara lain : Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquinas.

8. Aliran Rekontruksionisme

Aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

Aliran ini dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930. Tokoh-tokoh  dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, dan Harold Rugg.

9. Aliran Pragmatisme

Aliran ini mengajarkan bahwa kebenaran adalah apa saja yang terbukti benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokoh tokoh Pragmatisme: Tokohnya, William James.

Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan menurut Horton dan Hunt, adalah sebagai berikut:

  • Menanamkan keterampilan yang perlu 
  • Mengembangkan bakat individu
  • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk bekerja mencari nafkah
  • Melestarikan kebudayaan.

Menurut David Popenoe, pendidikan memiliki empat macam fungsi, yakni :

  • Mengajarkan corak kepribadian.
  • Transmisi kebudayaan.
  • Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  • Menjamin integrasi sosial.

Fungsi yang lainnya dari proses pendidikan adalah sebagai berikut.

  • Membantu tugas orang tua dalam pengawasan dan pengendalian anak.
  • Sebagai saluran mobilitas social
  • Pendidikan bisa menunda pernikahan dan memperpanjang masa remaja.

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termaktub dalam UU Nomor 2 tahun 1989 adalah:

”Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Tujuan pendidikan adalah:

  • Mencerdaskan Kehidupan
    Pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan manusia melalui pengajaran ilmu pengetahuan, keahlian, dan teknologi.
  • Membangun Potensi diri
    Pendidikan sebagai sarana untuk menggali dan membangun potensi yang ada dalam diri individu.
  • Meningkatkan Kualitas Bangsa
    Melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia Indonesia akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan juga kualitas bangsa dan negara.

Manfaat Pendidikan

Beberapa manfaat dari pendidikan adalah:

  • Mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Melatih keahlian dan keterampilan siswa
  • Menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan memiliki keahlian dalam berbagai bidang.
  • Memberikan gelar pendidikan untuk mendapatkan karir yang bagus dalam pekerjaan.
  • Memberi pengalaman baru yang positif dan bermanfaat
  • Sarana sosialisasi dan komunikasi sosial serta membangun relasi.
  • Untuk membentuk karakter bangsa yang bermartabat dan juga berbudi pekerti luhur.

Komponen Pendidikan

Menurut PH Coombs (1968) ada 12 komponen pendidikan yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, yaitu:

  • Tujuan dan prioritas
  • Peserta didik
  • Manajemen
  • Struktur dan jadwal waktu
  • Isi atau materi
  • Dosen dan pelaksana
  • Alat dan sumber belajar
  • Fasilitas
  • Teknologi
  • Pengawasan mutu
  • Penelitian
  • Biaya pendidikan.

Dalam pelaksanaan pendidikan, komponen-komponen diatas harus dipenuhi seluruhnya.

Ketiadaan satu komponen saja bisa menyebabkan proses pendidikan akan mengalami hambatan atau ketidaklancaran.

Jenis-jenis Pendidikan

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang dari mulai anak usia dini hingga remaja dan dewasa.

Penyelenggaraan pendidikan ini biasanya berpusat pada satu tempat tertentu dan dilakukan dengan jam atau jadwal yang pasti.

Contoh pendidikan formal diantaranya:

  • TK
  • SD
  • SMP
  • SMA
  • Universitas, dan lainnya.

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah sistem pendidikan yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang, akan tetapi dilakukan diluar jalur pendidikan formal.

Pendidikan non formal diberikan sebagai support bagi pendidikan formal, serta untuk menambah pengetahuan, kemampuan dan keahlian seseorang diluar apa yang telah didapatkannya di jalur pendidikan formal.

3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal yakni jenis pendidikan yang berasal dari keluarga dan atau lingkungan yang diberikan secara bebas, tidak terstruktur dan tidak memiliki jenjang, dan peserta didiknya bisa belajar secara mandiri.

Lembaga Pendidikan Di Indonesia

1. Penyelenggara pendidikan formal di Indonesia

  • Taman Kanak-kanak (TK)
  • Raudatul Athfal (RA)
  • Sekolah Dasar (SD)
  • Madrasah Ibtidaiyah (MI)
  • Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  • Madrasah Tsanawiyah (MTs)
  • Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • Madrasah Aliyah (MA)
  • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  • Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
  • Perguruan Tinggi
  • Akademi
  • Politeknik
  • Sekolah Tinggi
  • Institut
  • Universitas.

2. Penyelenggara pendidikan non formal di Indonesia

  • Kelompok bermain (KB)
  • Taman penitipan anak (TPA)
  • Lembaga kursus
  • Sanggar
  • Lembaga pelatihan
  • Kelompok belajar
  • Pusat kegiatan belajar masyarakat
  • Majelis taklim.

Sistem Pendidikan Di Indonesia

Beberapa sistem pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah negara Indonesia adalah :

1. Sistem Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada nilai

Sistem pendidikan yang berorientasi nilai ini telah disampaikan sejak jenjang sekolah usia dini melalui pelajaran budi pekerti.

Di jenjang SD dan setelahnya pelajaran tentang nilai-nilai diwujudkan melalui mata pelajaran agama dan juga pendidikan kewarganegaraan.

2. Sistem pendidikan terbuka

Disini artinya bahwa sistem pendidikan Indonesia memungkinkan adanya persaingan yang terbuka dan sehat.

Dengan demikian setiap siswa dituntut untuk memiliki daya kreatifitas dan usaha untuk belajar dan memahami apa yang didapatkannya selama proses pendidikan agar tidak kalah saing dengan yang lainnya.

3. Sistem pendidikan beragam

Sistem pendidikan di Indonesia memiliki banyak jalur baik formal, non formal, maupun informal.

Selain itu, materi pendidikannya juga sangat beragam yang disesuaikan dengan jenjang pendidikannya.

4. Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu

Sistem pendidikan di indonesia dilaksanakan dengan perhitungan waktu yang sekiranya tidak membebani murid dan di sesuaikan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya.

5. Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman

Sistem pendidikan di Indonesia memakai kurikulum yang terus dikembangkan dan direvisi sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Dengan demikian hasil dari pendidikan diharapkan bisa menghasilkan anak didik yang bisa atau mampu menjawab tantangan zaman.

Masalah Pendidikan di Indonesia Dan Solusinya

Ada tiga hal mendasar yang menjadi pokok permasalah pendidikan di Indonesia, yaitu :

1. Pemerataan Pendidikan

Masalah pemerataan pendidikan sangat erat kaitannya dengan kondisi geografis Indonesia dan masalah pembangunan yang masih belum merata ke semua wilayah Indonesia.

Hal ini menyebabkan ketimpangan akses pendidikan dan Ilmu pengetahuan serta teknologi antara mereka yang ada di kota besar dengan mereka yang ada di pelosok desa, serta antara yang ada di Pulau Jawa dengan yang ada di Pulau-Pulau yang jauh.

Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pemerataan pendidikan:

  • Melakukan pemerataan pembangunan, termasuk pembangunan fasilitas pendidikan dan yang menunjangnya ke berbagai wilayah Indonesia
  • Merekrut tenaga-tenaga pengajar yang handal yang mau ditempatkan di wilayah-wilayah yang masih tertinggal pendidikannya.

2. Biaya pendidikan

Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya pendidikan yang makin waktu makin meningkat adalah salah satu problematika tersendiri dalam dunia pendidikan.

Keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang maju dan unggul kerap kali terbentur dengan keterbatasan biaya.

Besarnya biaya pendidikan, terutama pendidikan tinggi seperti kuliah, membuat banyak siswa harus menghentikan jenjang pendidikannya di tingkat menengah saja.

Solusi untuk masalah ini adalah dengan memberikan beasiswa atau keringanan biaya sekolah oleh pemerintah kepada para siswa, agar mereka bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas tanpa terbebani dengan biaya yang besar

3. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan disini kaitannya adalah dalam pelaksanaannya, bagaimana pendidikan itu diberikan dan apa output yang dihasilkan.

Banyaknya kasus joki ujian, contek mencontek, kecurangan saat ujian, dan yang semisal itu menunjukkan masih rendahnya kualitas pendidikan yang ada.

Untuk itu, perlu dilakukan kajian dan evaluasi menyeluruh agar kualitas pendidikan bisa dibenahi sehingga bisa mencetak generasi yang berkualitas secara mental, moril, dan akal.

Cara Meningkatkan Mutu Pendidikan

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah:

  • Perubahan kurikulum belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang
  • Peningkatan mutu dan standar kompetensi guru atau pengajar
  • Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
  • Pemberian Bantuan Khusus Murid (BKM)
  • Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
  • Pemerataan pendidikan di daerah-daerah yang masih tertinggal
  • Perbaikan sistem pemerintahan dan birokrasi serta pemberantasan terhadap korupsi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn