12 Jenis Gaya Bahasa Perulangan dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gaya bahasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan majas terdiri atas beberapa macam jenis. Seperti gaya bahasa perbandingan, perulangan, pertautan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan mengenai salah satu jenis gaya bahasa yaitu gaya bahasa perulangan. 

Gaya bahasa perulangan merupakan gaya bahasa kiasan yang mengandung perulangan bunyi, kata atau frasa, suku kata atau pun bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi suatu tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Dewi, Eliana : 2019).

Menurut Tarigan (dalam Zakiatun, Veni Nabilah : 2020), menyebutkan ada beberapa jenis gaya bahasa perulangan. Berikut akan dijelaskan mengenai jenis gaya bahasa tersebut beserta dengan contohnya.

1. Aliterasi

Aliterasi merupakan pengulangan sebuah konsonan pada kalimat di dalam prosa dan pada baris di dalam suatu puisi. Aliterasi juga biasa digunakan menambah keindahan sebuah puisi maupun prosa sebagai pelengkap atau menekankan kata dalam puisi dan dalam prosa.

-Contoh

“Diam diikuti dia”

Takut titik lalu tumpah”. (Kusumawati, 2010)

2. Asonansi

Asonansi merupakan sebuah gaya bahasa perulangan yang mengulang vokal pada kalimatnya dalam baris pusi dan prosa. Selain itu, perulangan ini juga terjadi pada perulangan vokal yang sama. Hal ini berguna untuk mendapatkan kesan penekanan atau menyelamatkan keindahan pada prosa maupun pada puisi.

– Contoh

“Singkong rebus dan singkong bakar, belinya di pasar Keramtjati, punya hutang segera bayar, supaya tidak terbawa mati”.

3. Antanaklasis

Antanaklasis merupakan sebuah gaya bahasa perulangan dengan  mengulang kata  yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda. Artinya gaya bahasa ini memiliki persamaan kata tetapi berbeda makna.

– Contoh

“Panji bisa menaklukan seekor king kobra, meskipun ular tersebut memiliki bisa yang mematikan”.

4. Kiasmus

Kiasmus merupakan sebuah gaya bahasa perulangan yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan sebuah kalimat. Kalimat yang dimaksud bisa berkaitan dengan satu kalimat saja atau bahkan dua kalimat sekaligus.

– Contoh

“Janganlah kamu memutarbalikan yang kaya menjadi miskin dan yang miskin menjadi kaya”.

5. Epizeukis

Epizeukis merupakan sebuah gaya bahasa yang mengulang secara langsung penekanan kata yang dianggap penting dan diulang secara berurutan.

– Contoh

“Bapak ibu semua, Shela memang pantas mendapatkan beasiswa, pantas mendapatkan beasiswa, pantas mendapatkan beasiswa, karena dia memiliki kemampuan akademik yang luar biasa”.

“Kita harus bekerja, sekali lagi bekerja untuk mengejar semua ketinggalan kita”. (Kusumawati, 2010)

6. Tautotes

Tautotes merupakan gaya bahasa perulangan yang mengulang kata dalam sebuah konstruksi. Kata perulangan saling berkaitan dalam kalimat.

– Contoh

“Guru membantu orang tua, orang tua membantu guru, guru dan orang tua saling membantu dalam mengawasi siswa”.

7. Anafora

Anafora merupakan gaya bahasa perulangan yang mengulang kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.

– Contoh

“Banyak membaca akan membuat kita kaya akan ilmu. Banyak membaca selain untuk menambah wawasan ilmu dapat juga menjadi alternatif untuk menambah kosa kata baru. Banyak membaca juga menjadikan kita sebagai orang yang gemar membaca”.

Bahasa yang baku pertama-tama berperan sebagai pemersatu dalam pembentukan suatu masyarakat bahasa yang bermacam-macam dialeknya. Bahasa yang baku akan mengurangi perbedaan variasi dialek Indonesia secraa geografis yang tumbuh bawah sadar pemakai bahasa Indonesia yang bahasa pertamanya suatu bahasa Nusantara. Bahasa yang baku itu akan mengakibatkan selingan bentuk yang sekecil-kecilnya”. (Kusumawati, 2010)

8. Epistrofa

Epistrofa merupakan gaya bahasa perulangan yang mengulang kata pada akhir baris atau kalimat teratur. Atau gaya bahasa yang dapat merepetisi kata pada akhir kalimat.

– Contoh

“Semua baktiku kupersembahkan untuk Indonesia, semua usahaku kupersembahkan untuk Indonesia, jiwa dan ragaku kupersembahkan untuk Indonsesia”.

9. Simploke

Simploke merupakan gaya bahasa perulangan yang mengulang beberapa baris atau kalimat secara berturut-turut pada kata awal dan akhir (Keraf, 2016).

– Contoh

“Kalian mengatakan dia bodoh, dia diam saja, kalian mengatakan dia jelek, dia diam saja, kalian mengatakan dia miskin, dia diam saja”.

10. Mesodilopsis

Mesodilopsis merupakan gaya bahasa perulangan yang berwujud kata atau frasa yang diulang-ulang di tengah-tengah baris atau beberapa kalimat secara berurutan.

– Contoh

“Indonesia membutuhkan orang-orang tangguh, Indonesia membutuhkan orang-orang pintar, Indonesia membutuhkan orang-orang jujur”.

“Pegawai kecil jangan mencuri kerta karbon. Para pembesar jangan mencuri bensin”. (Kusumawati, 2010)

11. Epanoplesis

Epanalepsis merupakan gaya bahasa perulangan yang mengulang kata pertama dari baris, klausa, atau kalimat kemudian diulang di akhir.  Atau mengulang kata pertama menjadi kata terakhir.

– Contoh

“Shinta akan membelikan rumah untuk orang tua Shinta”.

Kita gunakan pikiran dan perasaan kita”.  (Kusumawati, 2010)

12. Anadiplosis

Anadiplosis merupakan gaya bahasa perulangan yang mengulang kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat selanjutnya. Gaya bahasa yang menghasilkan kata pertama dari kata terakhir pada kalimat melalui perulangan.

– Contoh

“Saat kasih berubah menjadi cinta, saat cinta berubah menjadi tulus, saat tulus berubah menjadi perjuangan, saat perjuangan berubah menjadi harapan”.

“Dalam laut ada tiram, dalam tiram ada mutiara”. (Kusumawati, 2010)

fbWhatsappTwitterLinkedIn