Geografi

3 Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalamannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mendefinisikan gempa bumi sebagai getaran maupun guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas gunung berapi, patahan yang aktif, hingga runtuhan batu-batuan.

Getaran tersebut biasanya berasal dari kerak bumi atau lempeng bumi. Tidak hanya di darat saja, gempa bumi juga bisa terjadi di dasar laut. Jika gempa tersebut terjadi di dasar laut, berpotensi mengakibatkan tsunami. Hentakan gempa bumi yang besar juga dapat mengakibatkan tanah longsor, retak, hingga robohnya bangunan.

Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia terletak pada kawasan cincin api (ring of fire) Pasifik, karena Lempeng Tektonik Dunia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia saling bertemu.

Klasifikasi Gempa Bumi

Setelah mengetahui pengertian dari gempa bumi, maka kita akan mengetahui klasifikasi gempa bumi secara umum.

Pada umumnya, gempa bumi dapat dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu : gempa bumi berdasarkan penyebabnya, gelombangnya, lokasinya, dan kedalaman gempa. Berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi, gempa bumi dapat dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu : gempa bumi tektonik, vulkanik, tumbukan, runtuhan, dan buatan.

Sementara itu, gempa bumi berdasarkan gelombangnya, terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu gelombang primer dan sekunder. Gempa bumi berdasarkan lokasinya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu laut dan darat. Pada artikel ini kita akan membahas lebih mendalam mengenai jenis gempa bumi berdasarkan kedalamannya.

Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalamannya

Berdasarkan kedalamannya gempa bumi dapat di kelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

  • Gempa Bumi Dangkal

Berdasarkan pencatatan mengenai peristiwa gempa bumi, sebagian besar gempa bumi yang terjadi adalah jenis gempa bumi dangkal. Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang memiliki hiposentrum (titik gempa) kurang dari 60 km pada permukaan bumi. Gempa bumi dangkal biasanya menyebabkan kerusakan yang besar.

Menurut USGS (United States Geological Survey) gempa bumi terjadi pada lapisan mantel bumi pada rentang kedalaman 0 hingga 700 km. Rentang kedalaman gempa dibagi ke dalam tiga zona, yaitu : gempa dangkal (0-70 km), gempa menengah (70-300 km) dan gempa dalam (300-700 km).

Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi dengan efek kerusakan yang besar dibandingkan dengan gempa bumi menengah dan gempa bumi dalam. Hal tersebut karena lokasi, kedalaman gempa, dan jarak pusat gempa yang berpengaruh terhadap besar atau kecilnya daya guncang di permukaan bumi. Gempa bumi dangkal cenderung terasa seperti ada ledakan di bawah kaki karena magnitudo gempa yang tidak terlalu tinggi dan lokasi gempa yang dekat dengan permukaan tanah.

Gempa dalam mempunyai karakteristik unik, yaitu bersumber dari aktivitas pergerakan sesar aktif di darat. Sesar aktif adalah sumber gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal eartquake). Jika sesar aktif tersebut melintang di sepanjang pemukiman pada, maka akan memakan korban jiwa serta kerugian material yang sangat besar.

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya telah terjadi 4.300 gempa bumi di Indonesia dengan besaran lebih dari 3,5 SR. Dari sekian banyaknya gempa yang sudah terjadi, sembilan diantaranya merupakan gempa dangkal dengan daya rusak yang tinggi. Contoh peristiwa gempa bumi dangkal adalah : Klangon Madiun tahun 2015, Pangalengan tahun 2016, Garut tahun 2017, Banjarnegara tahun 2018, dan Kuningan-Brebes tahun 2019.

  • Gempa Bumi Menengah

Gempa bumi yang memiliki hiposentrum dengan range antara 60-300 km di bawah permukaan bumi. Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi menengah tergolong ringan, namun getarannya terasa.

Contoh peristiwa gempa bumi menengah adalah: Gempa Selat Malang, Jawa Timur tahun 2021.

  • Gempa Bumi Dalam

Gempa bumi yang memiliki hiposentrum lebih dari 300 km dibawah permukaan bumi. Pada umumnya, gempa bumi ini tidak terlalu berbahaya.

Contoh perisitiwa gempa bumi dalam gempa bumi di Laut Jawa, Utara Indramayu tahun 2018.

Dampak Gempa Bumi

Berdasarkan letak geografis Indonesia, gempa bumi dapat terjadi dimana saja dan dapat menimbulkan kerusakan yang bersifat ringan hingga berat.

  • Dampak Fisik dan Lingkungan

Dampak fisik merupakan dampak yang akan sering terjadi ketika gempa bumi terjadi pada suatu daerah. Bangunan, jalanan, maupun tanah yang retak hingga hancur.

Dalam ranah lingkungan, gempa bumi mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem karena merusak tatanan tanah yang sudah ada, dan jika terjadi dalam laut gempa bumi mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang.

  • Dampak Sosial

Gempa bumi juga berdampak terhadap aspek sosial, seperti : kemiskinan, penyakit (diare, flu, hingga sesak nafas), dan kelaparan.

Dalam hal ini, biasanya masyarakat juga akan kesulitan mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi. Pada skala yang besar, gempa bumi dapat berpengaruh terhadap ekonomi dalam suatu daerah. Hal tersebut disebabkan rusaknya fasilitas umum dan dibutuhkan pembangunan atau perbaikan terhadap fasilitas tersebut.

  • Adanya Korban Jiwa

Gempa bumi yang terjadi didarat maupun gempa bumi yang memiliki hiposentrum di laut sehingga dapat menimbulkan tsunami tidak jarang memakan korban jiwa dalam skala yang besar pada suatu wilayah.

  • Kehilangan Harta Benda

Masyarakat yang mengalami gempa bumi mau tidak mau harus menerima kenyataan, jika barang berharga yang mereka miliki harus hilang atau rusak.

  • Terganggunya Jaringan Komunikasi

Gempa bumi yang berdampak pada kerusakan lingkungan, juga berdampak pada sinyal internet yang akan membuat kita menjadi sulit untuk berkomunikasi melalui saluran telephone.