Bahasa Indonesia

18 Jenis Konjungsi Dalam Bahasa Indonesia Berdasarkan Fungsinya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika kita ingin menulis sebuah paragraf yang padu, salah satu hal yang wajib kita perhatikan adalah penggunaan kata sambung. Kata sambung disebut juga konjungsi atau kata hubung. Apa itu konjungsi? Konjungsi adalah kata yang menghubungkan antarkata, antarfrasa, bahkan antarkalimat.

Penggunaan konjungsi yang tepat dapat membuat teks menjadi lebih mudah dibaca dan dipahami. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai 18 jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia berdasarkan fungsinya disertai dengan contoh. Simak pembahasannya berikut ini.

1. Konjungsi Disjungtif

Konjungsi disjungtif atau konjungsi pilihan adalah konjungsi yang digunakan untuk tujuan memilih salah satu dari dua atau lebih hal yang sederajat. Contohnya: atau, maupun, baik…..maupun… Perhatikan contoh kalimat berikut.

  1. Untuk memperkuat rasa makanan, kita bisa memilih menggunakan jeruk nipis atau lemon.
  2. Baik kereta maupun pesawat, keduanya saat ini sangat diminati masyarakat.
  3. Obat kimia maupun obat herbal, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
  4. Baju ini cocok digunakan untuk semua orang, laki-laki maupun perempuan.
  5. Pupuk kimia maupun pupuk kompos, keduanya memiliki kekurangan dan kelebiham masinh-masing.

2. Konjungsi Aditif

Konjungsi aditif atau konjungsi gabungan adalah konjungsi yang digunakan untuk menggabungkan dua hal yang sederajat. Contohnya: dan, serta. Perhatikan contoh kalimat berikut ini.

  1. Ibu sedang membeli sayur dan buah di pasar.
  2. Ani dan kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota.
  3. Rumah itu sedang kosong, Pak Ahmad sekeluarga serta semua pembantu mereka sedang jalan-jalan ke luar kota.
  4. Tas dan semua uangnya habis diambil oleh pencuri.
  5. Kami berlima serta kedua orang tuanya akan menjenguk dia di rumah sakit.

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat uang bertentangan. Contohnya: namun, sedangkan, sebaliknya, melainkan, tetapi, padahal. Perhatikan kalimay berikut ini.

  1. April sedang mengerjakan tugas matematika sedangkan adiknya sedang mengerjakan tigas seni budaya.
  2. Tina pandai matematika, namun kurang pintar dalam bahasa.
  3. Nenek tidak pergi ke rumah bibi, namun ke rumah kami.
  4. Dia pura-pura tegar, padahal diam-diam dia menangis.
  5. Dia pura-pura tidak tahu, padahal dialah yang paling bersalah.

4. Konjungsi Final

Konjungsi final atau konjungsi tujuan adalah konjungsi yang berfungsi untuk menjelaskan tujuan dari suatu tindakan atau suatu peristiwa. Contohnya: agar, supaya, untuk, guna. Perhatikan contoh kalimat dengan konjungsi final berikut ini.

  1. Kita harus rajin belajar agar tercapai semua cita-cita yang kita inginkan.
  2. Ibu memasak banyak menu untuk acara ulang tahun adik.
  3. Ia mengonsumsi vitamin supaya badannya fit.
  4. Dia pergi ke Jakarta guna bekerja.
  5. Rajinlah berolahraga supaya badan sehat dan bugar.

5. Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu adalah konjungsi yang menerangkan hubungan waktu antara dua peristiwa atau dua peristiwa. Contohnya: sejak, sesudah, sebelum, sampai, apabila, bila, hingga, ketika, selama, sementara, setelah, tatkala. Perhatikan contoh kalimat dengan konjungsi waktu berikut ini.

  1. Paman sudah pulang sejak dua hari yang lalu.
  2. Kami sudah tiba di rumah sebelum petang.
  3. Rencananya kami akan pergi sampai minggu depan.
  4. Dia langsung masuk kamar setelah membersihkan rumah.
  5. Kami akan segera pulang, apabila dia sudah tiba.

6. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan adalah konjungsi yang digunakan untuk membandingkan dua hal. Contohnya: selayaknya, ibarat, seakanakan, bagaikan, umpama. Perhatikan kalimat berikut ini.

  1. Dia dan adiknya itu umpama burung dalam sangkar.
  2. Mereka bagaikan pinang dibelah dua.
  3. Dia itu ibarat katak dalam tempurung.
  4. Bersikaplah selayaknya adik dan kakak.
  5. Dia bersikap seakan-akan tidak bersalah.

7. Konjungsi Konsekutif

Konjungsi konsekutif atau konjungsi akibat adalah konjungsi yang menerangkan akibat dari terjadinya suatu peristiwa atau suatu hal. Contohnya: akibatnya, sehingga.

  1. Dia malas belajar sehingga tidak naik kelas.
  2. Dia selalu tidur menjelang pagi, akibatnya dia selalu terlambat ke sekolah.
  3. Masyarakat di sekitar sungai sering membuang sampah ke sungai, akibatnya rumah mereka terkena bencana banjir.
  4. Telah terjadi bencana gunung meletus sehingga sekolah diliburkan.

8. Konjungsi Syarat

Konjungsi syarat atau konjungsi kondisional adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur yang memiliki hubungan syarat. Contohnya: jika, asalkan, bilamana, kalau, manakala.

  1. Aku akan pulang, asalkan dia pergi dari rumah itu.
  2. Jika dia ikut, aku juga ikut.
  3. Jika hari ini cerah dan tidak hujan, saya akan datang.
  4. Kau boleh pergi, asalkan tugasmu sudah kau kerjakan.
  5. Kami akan pergi kalau hari ini tidak hujan.
  6. Pendaftaran akan ditutup manakala sudah memenuhi kuota.

9. Konjungsi Tak Bersyarat

Kata sambung tak bersyarat adalah konjungsi yang menerangkan suatu hal terjadi bukan karena hal lainnya. Contohnya: walaupun, sekalipun, meskipun.

  1. Walaupun kakinya sakit, dia tetap tidak mau dibantu berjalan.
  2. Dia tetap ingin pergi, meskipun ibu tidak mengizinkannya.
  3. Sekalipun basah kuyup, dia tetap tidak ingin berteduh.
  4. Dia tidak akan datang, sekalipun kami sudah memberitahunya bahwa kami datang.
  5. Tas dan bajunya basah, meskipun dia membawa payung .

10. Konjungsi Intensifikasi

Konjungsi intensifikasi atau konjungsi penegas adalah konjungsi yang menegaskan yang telah disebutkan sebelumnya. Contohnya: bahkan, apalagi

  1. Adik sangat menyukai buah-buahan, apalagi buah rambutan.
  2. Tangisannya tidak berhenti, bahkan semakin kencang.
  3. Ibu menyukai berbagai jenis bunga, apalagi bunga mawar.
  4. Rumahnya sangat besar, bahkan halamannya juga sangat luas.

11. Konjungsi Konsesif

Konjungsi konsesif atau konjungsi pembenaran adalah konjungsi yang membenarkan induk kalimat dan menolak yang dijelaskan anak kalimat. Contohnya: kendatipun, sungguhpun, sekalipun.

  1. Kendatipun banyak yang tidak hadir, acara ini tetap dilaksanakan.
  2. Kendatipun hujan deras, kami tetap akan datang.
  3. Sekalipun kami memberinya uang, dia tidak akan membocorkan rahasia itu.

12. Konjungsi Situasi

Konjungsi situasi adalah konjungsi yang menerangkan suatu perbuatan yang terjadi pada waktu tertentu. Contohnya: sedangkan, padahal, sambil. Perhatikan contoh kalimat berikut.

  1. Dia sibuk bermain telepon seluler, padahal kami sedang mengerjakan tugas kelompok.
  2. Hari ini kami harus mengumpulkan tugas kelompok, sedangkan bagiannya belum dikerjakan.
  3. Dia izin pulang, padahal tugas kami belum selesai.

13. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan adalah yang menerangkan pembatasan mengenai suatu hal. Contohnya: kecuali, selain.

  1. Tidak ada yang mau berteman dengannya, kecuali anak perempuan itu.
  2. Tidak ada yang peduli padanya, kecuali neneknya.
  3. Tidak ada yang boleh masuk ke ruangan ini, kecuali petugas kebersihan.
  4. Selain karyawan, yang lain tidak diizinkan masuk.

14. Konjungsi Penanda

Konjungsi penanda adalah konjungsi yang menandai suatu hal. Contonhnya: misalnya, contohnya.

  1. Konjungsi adalah kata hubung, contohnya kata dan, atau, serta.
  2. Banjir bisa terjadi karena ulah manusia, misalnya membuang sampah ke sungai dan membiarkan selokan kotor dan tersumbat.
  3. Ada banyak cara untuk memperbanyak tumbuhan, misalnya dengan stek dan cangkok.

15. Konjungsi Urutan

Konjungsi urutan adalah konjungsi yang menandai urutan dalam kalimat. Contohnya: lalu, kemudian, lantas.

  1. Setelah lelah bekerja, lantas dia tertidur pulas di kamarnya.
  2. Setelah anya mendidih kemudian kita masukkan mie dan sayur-sayuran yang sudah dipotong.
  3. Kami membeli beberapa pakaian, lalu membeli sayur dan buah-buahan.

16. Konjungsi Kausal

Konjungsi kausal adalah konjungsi yang menunjukkan sebab terjadinya suatu hal. Misalnya: karena, sebab.

  1. Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.
  2. Dia belum boleh berteriak dan bernyanyi sebab dia baru saja operasi amandel.
  3. Adiknya menangis karena jatuh dari sepeda.
  4. Pohon itu tumbang karena angin kencang.

17. Konjungsi Penjelas

Konjungsi penjelas atau konjungsi penetap adalah konjungsi yang menerangkan isi atau uraian bagian penjelasan kalimat yang di depannya. Contohnya: bahwa. Perhatikan contoh kalimat dengan konjungsi bahwa berikut ini.

  1. Kami mengira bahwa dia belum pulang dari rumah sakit.
  2. Dia mengatakan bahwa kakaknya akan menikah bulan depan.
  3. Bu guru mengatakan bahwa besok kami harus membawa jeruk nipis untuk praktik.

18. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Contohnya: baik…maupun…., jangankan…., …pun

  1. Baik pesawat maupun kereta keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
  2. Jangankan berkunjung, menelpon pun tidak pernah.
  3. Baik motor maupun mobil keduanya memerlukan bahan bakar untuk berjalan.